BAB IV. HASIL PENELITIANN DAN PEMBAHASAN
C. Data Penelitian
Berdasarkan hasil penelitian, peneliti memperoleh data yaitu kuesioner sikap
dan keyakinan siswa terhadap pelajaran fisika dengan test CLASS. Dengan
menggunakan kuesioner sikap dan keyakinan peneliti ingin mengetahui sikap dan
keyakinan, siswa terhadap pelajaran fisika dengan menggunakan metode
eksperimen-diskusi untuk kelas eksperimen dan metode ceramah untuk kelas
kontrol. Jumlah sampel yang diteliti ada 56 siswa yang terdiri dari dua kelas yaitu
kelas XI IPA 1 dengan jumlah 28 siswa dan kelas XI IPA 2 dengan 28 siswa. Hasil
kuesioner sikap dan keyakinan siswa kelas kontrol (XI IPA 1) dalam bentuk skor
dapat dilihat pada lampiran 9 untuk data pre-test dan lampiran 10 untuk data skor
kuesioner post-test. Sedangkan untuk kelas eksperimen (XI IPA 2) dalam bentuk
skor dapat dilihat pada lampiran 11 untuk data pre-test dan lampiran 12 untuk data
Tabel 4.1 Tabel Kriteria Sikap dan Keyakinan Pre-Test dan Post-Test Siswa Kelas Kontrol
No Absen Siswa Pre-Test Post-Test Skor Total Kriteria Sikap Skor Total Kriteria Sikap
1 166 Positif 170 Sangat Positif 2 167 Positif 164 Positif 3 158 Positif 165 Positif 4 174 Sangat Positif 172 Sangat Positif 5 160 Positif 171 Sangat Positif 6 174 Sangat Positif 165 Positif 7 154 Positif 187 Sangat Positif 8 156 Positif 162 Positif 9 195 Sangat Positif 176 Sangat Positif 10 171 Sangat Positif 166 Positif 11 176 Sangat Positif 168 Positif 12 158 Positif 160 Positif 13 162 Positif 164 Positif 14 160 Positif 176 Sangat Positif 15 153 Positif 154 Positif 16 172 Sangat Positif 178 Sangat Positif 17 176 Sangat Positif 177 Sangat Positif 18 146 Positif 188 Sangat Positif 19 146 Positif 155 Positif 20 105 Positif 155 Positif 21 176 Sangat Positif 159 Positif 22 150 Positif 155 Positif 23 140 Positif 144 Positif 24 161 Positif 191 Sangat Positif 25 147 Positif 152 Positif 26 156 Positif 187 Sangat Positif 27 146 Positif 174 Sangat Positif 28 149 Positif 180 Sangat Positif
Pada tabel 4.2 dituliskan skor dan kriteria sikap dan keyakinan setiap siswa
pada kelas eksperimen.
Tabel 4.2 skor dan kategori sikap dan keyakinan siswa pre-test dan post-test kelas eksperimen
No Absen Siswa Pre-Test Post-Test Skor Total Kriteria Sikap Skor Total Kriteria Sikap
1 143 positif 183 Sangat positif 2 158 positif 162 Positif 3 144 positif 148 Positif 4 173 sangat positif 182 Sangat positif 5 176 sangat positif 178 Sangat positif 6 152 positif 161 Positif 7 157 positif 165 Positif 8 145 positif 162 Positif 9 180 sangat positif 180 Sangat positif 10 168 positif 176 Sangat positif 11 176 sangat positif 177 Sangat positif 12 157 positif 173 Sangat positif 13 161 positif 166 Positif 14 154 positif 178 Sangat positif 15 159 positif 177 Sangat positif 16 172 sangat positif 172 Sangat positif 17 157 positif 161 Positif 18 173 sangat positif 173 Sangat positif 19 161 positif 161 Positif 20 168 positif 174 Sangat positif 21 165 positif 172 Sangat positif 22 175 sangat positif 175 Sangat positif 23 153 positif 158 Positif 24 155 positif 156 Positif 25 192 sangat positif 191 Sangat positif 26 162 positif 165 Positif 27 168 positif 171 Sangat positif 28 171 sangat positif 174 Sangat positif
D. Analisis Data
1. Data pre-test kelas kontrol dan kelas eksperimen
Data jumlah skor pre-test kelas kontrol dan kelas eksperimen dapat
dianalisis untuk mengetahui apakah sama atau sungguh berbeda dengan uji T
untuk 2 grup yang independen.
Berikut ini data dan hasil SPSS data pre-test kelas kontrol dan kelas
Tabel 4.3 Data Analisis Pre-Test Kelompok Independen
untuk Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen
No Absen Siswa
Jumlah Skor Pre-test Kelas Kontrol
Jumlah Skor Pre-test Kelas Eksperimen 1 166 143 2 167 158 3 158 144 4 174 173 5 160 176 6 174 152 7 154 157 8 156 145 9 195 180 10 171 168 11 176 176 12 158 157 13 162 161 14 160 154 15 153 159 16 172 172 17 176 157 18 146 173 19 146 161 20 122 168 21 176 165 22 150 175 23 140 153 24 161 155 25 147 192 26 156 162 27 146 168 28 149 171 Rerata 159,68 163,39
Hasil uji T pre-test kelas kontrol dan kelas eksperimen dengan
menggunakan bantuan SPSS ditampilkan sebagai berikut:
Group Statistics
Kelas N Mean Std. Deviation Std. Error Mean
Skor XI IPA 1 28 159.68 14.509 2.742
XI IPA 2 28 163.39 11.612 2.194
Independent Samples Test Levene's Test
for Equality of
Variances t-test for Equality of Means
F Sig. T Df Sig. (2- tailed) Mean Difference Std. Error Difference 95% Confidence Interval of the Difference Lower Upper
Skor Equal variances
assumed .531 .469 -1.058 54 .295 -3.714 3.512 -10.755 3.327
Equal variances
not assumed -1.058 51.526 .295 -3.714 3.512 -10.763 3.335
Hasil analisis data SPSS dapat dilihat bahwa: T = -1.058, p = 0.295, dengan
level signifikan α = 0.05, 0leh karena p = 0.295 > 0.05 maka hasil tidak
signifikan. Ini berarti tidak ada perbedaan yang signifikan dalam hal sikap dan
Proses pembelajaran dengan menggunakan metode eksperimen-diskusi dan
metode ceramah menghasilkan nilai sikap dan keyakinan yang sama.
2. Data Pre-Test dan Post-Test Kelas Kontrol
Untuk menguji kuesioner sikap dan keyakinan pre-test dan post-test kelas
kontrol dengan menggunakan uji T kelompok dependen.
Hasil uji T pre-test dan post-test kelas kontrol dengan menggunakan
bantuan SPSS adalah sebagai berikut:
Paired Samples Statistics
Mean N Std. Deviation Std. Error Mean
Pair 1 Pretest 159.07 28 16.380 3.095
Posttest 168.39 28 12.072 2.281
Paired Samples Correlations
N Correlation Sig.
Pair 1 Pretest & Posttest 28 .295 .128
Paired Samples Test Paired Differences T df Sig. (2- tailed) Mean Std. Deviation Std. Error Mean 95% Confidence Interval of the Difference Lower Upper Pair 1 Pretest - Posttest -9.321 17.246 3.259 -16.009 -2.634 -2.860 27 .008
Hasil analisa data dari SPSS dapat dilihat bahwa: T = -2.860, p = 0.008,
dengan level signifikan α = 0.05, mean pre-test 159,07 dan mean post-test = 168,39.
Oleh karena p = 0.008 > α = 0.05 maka hasil tidak signifikan. Dari hasil
analisis data SPSS di atas dapat dikatakan bahwa tidak ada perbedaan yang
signifikan antara pre-test dan post-test pada kelas kontrol. Walaupun mean
post-test > mean pre-test, hasil kuesioner sikap dan keyakinan siswa terhadap
pembelajaran fisika (post-test) tidak ada perubahan yang besar dari hasil
kuesioner sikap dan keyakinan siswa terhadap pembelajaran fisika (pre-test)
untuk kelas kontrol yang mengunakan model pembelajaran dengan metode
ceramah.
3. Data Pre-Test dan Post Test Kelas Eksperimen
Untuk menguji kuesioner sikap dan keyakinan pre-test dan post-test kelas
eksperimen dengan menggunakan uji T kelompok dependen.
Hasil uji T pre-test dan post-test kelas eksperimen dengan menggunakan
bantuan SPSS adaah sebagai berikut:
Paired Samples Statistics
Mean N Std. Deviation Std. Error Mean
Pair 1 Pretest 163.39 28 11.612 2.194
Paired Samples Correlations
N Correlation Sig.
Pair 1 Pretest & posttest 28 .655 .000
Paired Samples Test Paired Differences t df Sig. (2- tailed) Mean Std. Deviation Std. Error Mean 95% Confidence Interval of the Difference Lower Upper Pair 1 Pretest - posttest -7.000 8.986 1.698 -10.484 -3.516 -4.122 27 .000
Hasil analisa data dari SPSS dapat dilihat bahwa: T = -4.122, p = 0.000,
dengan level signifikan α = 0.05, mean pre-test 163,39 dan mean post-test = 170,39.
Oleh karena p = 0.000 < α = 0.05 maka hasil signifikan. Dari hasil analisis data SPSS di atas dapat dikatakan bahwa ada perbedaan antara pre-test dan
post-test pada kelas eksperimen. Karena mean post-test > mean pre-test,
maka hasil kuesioner sikap dan keyakinan siswa terhadap pembelajaran fisika
(post-test) lebih baik dari hasil kuesioner sikap dan keyakinan siswa terhadap
pembelajaran fisika (pre-test) untuk kelas eksperimen yang mengunakan model
4. Data Post-Test Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen
Data jumlah skor post-test kelas kontrol dan kelas eksperimen dapat
dianalisis untuk mengetahui apakah sama atau berbeda dengan menggunakan
uji T untuk 2 grup yang independen.
Tabel 4.4 Data Analisis Post-Test Kelompok Independen Untuk Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen
No Absen Siswa
Jumlah Skor Post-test Kelas Kontrol
Jumlah Skor Post-test Kelas Eksperimen 1 170 183 2 164 162 3 165 148 4 172 182 5 171 178 6 165 161 7 187 165 8 162 162 9 176 180 10 166 176 11 168 177 12 160 173 13 164 166 14 176 178 15 154 177 16 178 172 17 177 161 18 188 173 19 155 161 20 155 174 21 159 172 22 155 175 23 144 158 24 191 156 25 152 191 26 187 165 27 174 171 28 180 174 Rerata 168,39 170,39
Hasil uji T pre-test kelas kontrol dan kelas eksperimen dengan
menggunakan bantuan SPSS ditampilkan sebagai berikut:
Group Statistics
Kelas N Mean Std. Deviation Std. Error Mean
Skor XI IPA 1 28 168.39 12.072 2.281
XI IPA 2 28 170.39 9.539 1.803
Independent Samples Test Levene's Test
for Equality of
Variances t-test for Equality of Means
F Sig. T df Sig. (2- tailed) Mean Difference Std. Error Difference 95% Confidence Interval of the Difference Lower Upper
Skor Equal variances
assumed 1.600 .211 -.688 54 .494 -2.000 2.908 -7.829 3.829
Equal variances
not assumed -.688 51.259 .495 -2.000 2.908 -7.837 3.837
Hasil analisis data SPSS dapat dilihat bahwa: T = -0.688, p = 0.494, dengan
level signifikan α = 0.05, 0leh karena p = 0.494 > 0.05 maka hasil tidak signifikan. Ini berarti tidak ada perbedaan yang signifikan dalam hal sikap dan
Proses pembelajaran dengan menggunakan metode eksperimen-diskusi dan
metode ceramah menghasilkan nilai sikap dan keyakinan yang sama.
5. Klasifikasi Data Skor Kuesioner Pre-Test dan Post-Test Kelas Kontrol
Berdasarkan hasil kuesioner pre-test dan post-test siswa kelas XI IPA 1,
dapat dikategorikan sikap dan keyakinan siswa terhadap pembelajaran fisika
seperti pada tabel 4.5 dan 4.6 di bawah ini:
Tabel 4.5 Kriteria Klasifikasi Pre-Test Kuesioner Sikap Dan Keyakinan Siswa Kelas Kontrol (XI IPA 1)
Interval Klasifikasi Kelas Kontrol
Jumlah Siswa Prosentase % 169 – 210 Sangat Positif 8 28,57 %
127 – 168 Positif 20 71,43 % 85 – 126 Netral 0 -
43 – 84 Negatif 0 - 0 – 42 Sangat Negatif 0 -
Tabel 4.6 Kriteria Klasifikasi Post-Test Kuesioner Sikap Dan Keyakinan Siswa Kelas Kontrol (XI IPA 1)
Interval Klasifikasi Kelas Kontrol
Jumlah Siswa Prosentase % 169 – 210 Sangat Positif 13 46,43 %
127 – 168 Positif 15 53,57 % 85 – 126 Netral 0 -
43 – 84 Negatif 0 - 0 – 42 Sangat Negatif 0 -
Hasil yang diperoleh untuk kuesioner pre-test dan post-test memiliki skor
yang berbeda.
6. Klasifikasi Data Skor Kuesioner Pre-Test dan Post-Test Kelas
Eksperimen
Berdasarkan hasil kuesiner sikap dan keyakinan pre-test dan post-test siswa
kelas XI IPA 2, dapat dikategorikan sikap seperti tabel 4.7 dan 4.8 di bawah ini:
Tabel 4.5 Kriteria Klasifikasi Pre-Test Kuesioner Sikap Dan Keyakinan Siswa Kelas Eksperimen (XI IPA 2)
Interval Klasifikasi Kelas Kontrol
Jumlah Siswa Prosentase % 169 – 210 Sangat Positif 9 32,14 %
127 – 168 Positif 19 67,86 % 85 – 126 Netral 0 -
43 – 84 Negatif 0 - 0 – 42 Sangat Negatif 0 -
Tabel 4.6 Kriteria Klasifikasi Post-Test Kuesioner Sikap Dan Keyakinan Siswa Kelas Eksperimen (XI IPA 2)
Interval Klasifikasi Kelas Kontrol
Jumlah Siswa Prosentase % 169 – 210 Sangat Positif 17 60,71 %
127 – 168 Positif 11 39,29 % 85 – 126 Netral 0 -
43 – 84 Negatif 0 - 0 – 42 Sangat Negatif 0 -
Hasil yang diperoleh untuk kuesioner pre-test dan post-test memiliki skor
yang berbeda, hasil pre-test kelas eksperimen 32,14% siswa termasuk dalam
klasifikasi sangat positif dan 67,86% siswa termasuk dalam klasifikasi positif.
Hasil ini diperoleh sebelum pelajaran fisika mengenai gaya gesek diberikan
kepada seluruh siswa kelas XI IPA 2. Setelah pelajaran diberikan kepada
semua siswa di kelas XI IPA 2 maka diperoleh hasil dengan prosentase 60,71%
siswa termasuk dalam klasifikasi sangat positif dan juga dengan hasil yang
sama 39,29% siswa termasuk dalam klasifikasi positif. Berdasarkan hasil
tersebut dapat disimpulkan bahwa kelas XI IPA 2 yang diberi treatmen model
pembelajaran dengan metode eksperimen-diskusi bersikap positif terhadap
pelajaran fisika.
E. Pembahasan
Penelitian ini ingin mengetahui apakah motode eksperimen-diskusi
berpengaruh pada sikap dan keyakinan siswa terhadap pembelajaran fisika
dengan materi gaya gesek yang diterapkan pada kelas XI IPA 2 sebagai kelas
eksperimen. Sikap dan keyakinan siswa terhadap pembelajaran fisika ini diukur
dengan menggunakan kuesioner CLASS (Colorado Learning Attitudes About Science Survey) yang terdiri dari 42 item pernyataan untuk mengetahui sikap dan keyakinan siswa. Dari hasil kuesioner diperoleh skor yang menunjukkan
hasil kriteria sikap siswa. Kriteria sikap siswa tersebut terdiri dari 5 kriteria
dilakukan terhadap 2 kelas yaitu kelas kontrol (XI IPA 1) dan kelas eksperimen
(XI IPA 2) dilakukan pre-test dan post-test pada kedua kelas tersebut. Dari hasil
analisis pada kelas kontrol diperoleh untuk pre-test menunjukkan bahwa 8
siswa dengan prosentase 28,57% sikap sangat positif siswa dan 20 siswa
dengan prosentase 71,43% sikap positif siswa terhadap pembelajaran fisika.
Untuk hasil post-test menunjukkan bahwa 13 siswa dengan prosentase 46,43%
sikap sangat positif siswa dan 15 siswa dengan prosentase 53,57% sikap
positif siswa terhadap pembelajaran fisika yang diberi treatmen dengan metode
ceramah. Sedangkan untuk hasil analisis pada kelas eksperimen diperoleh untuk
pre-test menunjukkan bahwa 9 siswa dengan prosentase 32,14% sikap sangat
positif siswa dan 19 siswa dengan prosentase 67,86% sikap positif siswa
terhadap pembelajaran fisika. Untuk hasil post-test menunjukkan bahwa 17
siswa dengan prosentase 60,71% sikap sangat positif siswa dan 11 siswa
dengan prosentase 39,29% sikap positif siswa terhadap pembelajaran fisika
yang diberi treatmen dengan metode eksperiemen-diskusi. Dari hasil pre-test
dan post-test yang dilakukan pada kelas kontrol dan kelas eksperimen yang
menggunkan metode pembelajaran yang berbeda tidak ditemukan sikap netral,
negatif dan sangat negatif siswa terhadap pelajaran fisika.
Hasil analisis untuk pre-test dan post-test pada kelas kontrol yang
dilakukan dengan menggunakan analisis SPSS menunjukaan bahwa hasil
kuesioner tidak signifikan hal tersebut berarti dapat dikatakan bahwa pada kelas
dengan metode pembelajaran menggunakan metode ceramah menghasilkan
nilai yang sama atau tidak ada perubahan sikap.
Hasil analisis untuk pre-test dan post-test pada kelas eksperimen yang
dilakukan dengan menggunakan analisis SPSS menunjukaan bahwa hasil
kuesioner signifikan hal tersebut berarti dapat dikatakan bahwa pada kelas
eksperimen sebelum dan sesudah proses pembelajaran fisika yang diberi
treatmen dengan model pembelajaran menggunakan metode eksperimen-
diskusi menghasilkan adanya perubahan sikap dan keyakinan siswa dari positif
menjadi sangat positif pada siswa.
Hasil analisis untuk post-test pada kelas kontrol dan kelas eksperimen yang
dilakukan dengan menggunakan analisis SPSS menunjukkan bahwa diperoleh
hasil kuesioner yang tidak signifikan hal tersebut berarti dapat dikatakan bahwa
pada kelas kontrol yang menggunakan metode ceramah dan kelas eksperimen
yang menggunakan metode eksperimen-diskusi setelah dilakukan pembelajaran
fisika tidak ada perbedaan atau dengan kata lain tidak ada perbedaan pengaruh
metode eksperimen-diskusi pada sikap dan keyakinan siswa antara kelas
kontrol dengan kelas eksperimen. Hasil analisis yang tidak signifikan ini
merupakan hasil yang berbeda dengan harapan peneliti untuk kelas kontrol dan
62
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan maka dapat diambil
kesimpulan sebagai berikut:
1. Berdasarkan hasil kuesioner sikap dan keyakinan siswa terhadap
pembelajaran fisika di kelas XI IPA 2 (kelas eksperimen) diperoleh hasil
pre-test sikap sangat positif dengan prosentase 32,14% dan sikap positif
dengan prosentase 67,86% sebelum dilaksanakan pembelajaran dan
setelah dilaksanakan pembelajaran dengan menggunakan metode
eksperimen-diskusi diperoleh hasil post-test sikap sangat positif dengan
prosentase 60,71% dan sikap positif dengan prosentase 39,29%.
2. Berdasarkan hasil Uji T dependen dengan level signifikan 5% atau α =
0.05 diperoleh p = 0.000 < α = 0.05 maka H1 diterima yang berarti metode
eksperimen-diskusi yang diterapkan di kelas XI IPA 2 berpengaruh pada
sikap dan keyakinan siswa terhadap pembelajaran fisika.
3. Sekalipun metode eksperimen-diskusi berpengaruh pada kelas XI IPA 2
namun dari hasil analisis post-test kelas kontrol dan kelas eksperimen
menyatakan tidak ada perbedaan pengaruh antara kelas kontrol dengan
B. Saran
1. Bagi guru dan calon guru
Menciptakan suasana dan proses pembelajaran di kelas yang menyenangkan
dengan menggunakan berbagai metode pembelajaran yang bervariasi dan
dapat menarik siswa untuk mempelajari fisika. Sehingga siswa memiliki
sikap yang sangat positif terhadap pembelajaran fisika.
2. Pada penelitian berikutnya
Penggunaan instrument penelitian, pada penelitian ini hanya menggunakan
instrument kuesioner, sebaiknya perlu ditambah lagi instrument lainnya
seperti wawancara dan observasi sehingga hasil yang diperoleh lebih
maksimal. Serta sebelum melakukan penelitian instrumen yang akan
digunakan sebaiknya diujicobakan terlebih dahulu sehingga sungguh dapat
64
DAFTAR PUSTAKA
Adam WK, et al. 2004. The Design and Validation of the Colorado Learning Attitudes about Science Survey.DalamPhysics Education Research Conference, vol 790.
Adam WK, et al. 2006. New Instrument For Measuring Students Beliefs About Physics And Learning Physics: The Colorado Learning Attitudes About Science Survey. DalamPhys. Rev. ST Phys. Educ. Res. 2.
Azwar, Saifuddin. 2003. Sikap Manusia, Teori dan Pengukurannya. Yogyakarta :Pustaka Pelajar.
Bell Gredler, E. Margaret. 2000. Belajar dan pembelajaran. Bandung: FKIP UNLA. Budi, Kartika. 2001. Berbagai Srategi Untuk Melibatkan Siswa Secara Aktif Dalam
Proses Pembelajaran Fisika Di SMU, Effektifitasnya, Dan Sikap Mereka Pada Srategi Tersebut. Widya Dharma, April, Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma.
Dayakisni, Tri dan Haduniah. 2003. Psikologi Sosial. Malang : UMM Press.
Gusti P.Y, Theresia. 2008. Korelasi Antara Sikap Terhadap IPA Fisika dengan Nilai Final IPA Fisika dan Nilai Final IPA Fisika 2 Mahasiswa Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD) Semester IV dan VI Universita sSanata Dharma Tahun Ajaran 2011/2012. Skripsi. Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.
Hasan, Iqbal. 2006. Analisis Data Penelitian dengan Statistik. Jakarta:Bumi Aksara.
Marušić. Mirko, Sliško. Josip, Effect of Two Different Types of Physics Learning on the Result of CLASS Test, Phys. Rev. ST Phys. Educ. Res. 8, 010107(2012). Nugraha P, Mareta. 2004. Pengaruh Metode Eksperimen Sederhana dalam
Pembelajaran Kalor terhadap Sikapdan Prestasi Siswa Kelas VII SMP Negeri 1 Cawas Klaten. Skripsi. Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.
Prayitno.2009. Dasar Teori dan Praksis Belajar Mengajar. Jakarta :Grasindo. Roestiyah.N.K. 2001.Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: RinekaCipta.
Sarwono. 2000. Teori-Teori Psikologi Sosial. Jakarta : Raja Grafindo Persada. Sudjana, Nana. 2001. Penelitian dan Penilaian Pendidikan. Bandung: Sinar Baru. Sudrajat, Akhmad. 2008. Pengertian pendekatan, Strategi, Metode, Teknik, Taktik
dan model pembelajaran.
Tersedia: http://akhmadsudrajat.wordpress.com/2008/12/pendekatan-strategi-
motode-tenik-dan-model-pembelajaran. Di akses pada tanggal 28 September
2014.
Sugiono. 2010. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R & D. Bandung : Alfabeta.
Sulamah.2003. Meningkatkan Keterampilan Proses Melalui Penggunaan Model Eksperimen Pada Siswa. Nyaliyan. Semarang.
Suparno, Paul. 2000. Teori Perkembangan Kognitif Piaget. Yogyakarta :Kanisius. Suparno, Paul. 2007. Motode Penelitian Pendidikan Fisika. Yogyakarta: Universitas
Suparno, Paul. 2010. Metodologi Pembelajaran Fisika. Yogyakarta: Unversitas Sanata Dharma.
Suryosubroto. 2009. Proses Belajar Mengajar di Sekolah. Jakarta: PT RinekaCipta. Suyono dan Hariyanto. (2011). Belajar dan Pembelajaran. Bandung: PT.
RemajaRosdakarya.
Uzer Usman dan Lilis Setiawati. 1993. Upaya Optimalisasi Belajar Mengajar. PT. Remaja Rosdakarya, Bandung.
Walgito, Bimo. 1990. Pengantar Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru.
Eidi Revisi. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
67