• Tidak ada hasil yang ditemukan

A. Jumlah penduduk miskin dan persebaran penduduk

2.4.1 Data perkembangan PDRB dan Potensi Ekonomi

2.4.1.1 Data perkembangan PDRB

Produk Domestik Regional Bruto Berdasarkan penghitungan PDRB atas dasar harga konstan 2010, laju pertumbuhan ekonomi Kabupaten Polewali Mandar tahun 2015 sebesar 7,44 persen. Seluruh sektor ekonomi PDRB pada tahun 2015 mencatat pertumbuhan positif, Laju pertumbuhan tertinggi dihasilkan oleh lapangan usaha administrasi pemerintahan, pertahanan, dan jaminan sosial wajib sebesar 10,81 persen, Sedangkan laju pertumbuhan terendah dihasilkan oleh lapangan usaha pengadaan listrik dan gas sebesar 4,66 persen.

Pada tahun 2015, sektor pertanian tetap yang memberikan kontribusi terbesar terhadap pembentukan PDRB Kabupaten Polewali Mandar, Sumbangan sektor pertanian sebesar 39,97 persen, kemudian diikuti oleh sektor perdagangan besar dan eceran; reparasi mobil dan sepeda motor sebesar 15,60 persen, Sektor berikutnya yang kontribusinya relatif cukup besar adalah sektor konstruksi dengan andil sebesar 7,83 persen, Sektor dengan penyumbang terkecil adalah sektor jasa perusahaan yaitu hanya sebesar 0,1 persen.

Bab. 2. Profil Kabupaten II - 44 PDRB Per Kapita

PDRB per kapita diperoleh dari penghitungan PDRB. Indikator ini biasa digunakan untuk mengukur tingkat kemakmuran penduduk di suatu daerah. PDRB per kapita atas dasar harga berlaku diperoleh dengan membagi PDRB atas dasar harga berlaku dengan jumlah penduduk pertengahan tahun. Pada tahun 2015, PDRB per kapita atas dasar harga berlaku mencapai 21,49 juta rupiah. Hal ini berarti telah terjadi peningkatan PDRB per kapita atas dasar harga berlaku Kabupaten Polewali Mandar sebesar 9,69 persen.

Gambar

PDRB Kabupaten Polewali Mandar Atas Dasar Harga Berlaku (miliar rupiah) , 2012–2015

Bab. 2. Profil Kabupaten II - 45 Gambar

PDRB Perkapita Kabupaten Polewali Mandar Atas Dasar Harga Berlaku (juta rupiah), 2012–2015

Sumber Data: Polewali Mandar dalam Angka 2016

Tabel

Produk Domestik Regional Bruto dan Produk Domestik Regional Bruto Per Kapita Atas Dasar Harga Konstan 2010 di

Kabupaten Polewali Mandar, 2012–2015

Bab. 2. Profil Kabupaten II - 46 2.4.1.2 Potensi Ekonomi

a. Tanaman Pangan

Kabupaten Polewali Mandar dalam bidang tanaman pangan berprospek cerah. Hal pengembangan agribisnis sekaligus peningkatan pendapatan dan taraf hidup petani untuk dapat menyangga ketahanan pangan nasional. Selain padi sebagai Komoditas unggulan, daerah ini juga berupaya unggul secara nasional di bidang palawija, antara lain jagung, kedelai dan ubi kayu. Selain itu kacang hijau, kacang tanah dan ubi jalar juga digalakkan. Adapun di bidang hortikultira, Polewali Mandar juga mengandalkan durian, manggis, mangga, langsat, dan rambutan. Luas lahan sawah di Kab. Polewali Mandar pada tahun 2015 seluas 17.631 hektar. Menurut jenis pengairannya, luas lahan sawah terdiri dari lahan sawah irigasi teknis 15.179 hektar (86,09 persen), lahan sawah irigasi setengah teknis 0 hektar (0 persen), irigasi sederhana 125 hektar (0,71 persen), dan lahan sawah tadah hujan 2.313 hektar (13,12 persen). Lahan sawah irigasi teknis terluas terdapat di Kec. Wonomulyo (3.188 hektar), diikuti oleh Kec. Campalagian (2.467 hektar), dan Kec. Mapili (2.321hektar). Produksi padi sawah pada tahun 2015 sebesar 205.153,27 ton. Dibandingkan dengan produksi tahun 2014, terjadi penurunan sebesar 21.633,73 ton (9,54 persen). Penurunan produksi terkait dengan penurunan produktivitas padi sawah menjadi 6,47 ton/hektar. Produksi padi ladang pada tahun 2015 sebesar 8.369 ton. Dibandingkan dengan produksi

Bab. 2. Profil Kabupaten II - 47

tahun 2014, terjadi penurunan sebanyak 4.702 ton (38,49 persen). Kenaikan produksi terkait dengan kenaikan produktivitas padi ladang

Tabel

Luas Tanam, Luas Panen, Produksi dan Produktivitas Padi Sawah di Kabupaten Polewali

Mandar, 2015

Bab. 2. Profil Kabupaten II - 48

Gambar

Produksi Padi di Kabupaten Polewali Mandar, 2008-2015

Sumber Data : Polewali Mandar dalam Angka 2016

b. Perkebunan

Sebagai sumber daya pengembangan, sub sektor perkebunan memiliki peran yang sangat besar dalam berbagai aspek: ekonomi, ekologi dan sosial. Pada aspek ekonomi, sektor perkebunan dapat meningkatkan pendapatan masyarakat dan daerah yang berimplikasi pada aspek sosial (social security). Adapun pada aspek ekologi, sektor ini berperan besar dalam menjamin keseimbangan lingkungan hidup yang juga berdampak pada aspek sosial pembangunan (social change).

Dengan kondisi wilayah yang cukup luas yang terletak di areal strategis merupakan potensi ekonomi terutama disektor perkebunan. Untuk menunjang ini, diperlukan jangkauan pemasaran yang luas dan tepat. Sampai saat ini, hasil bumi seperti kakao, kopi, kelapa, cengkeh, kemiri dan jambu mente

Bab. 2. Profil Kabupaten II - 49

masih sangat diandalkan sebagai komoditas unggulan di Polewali Mandar.

Perkembangan luas tanaman dan produksi perkebunan rakyat tahun 2011-2015 dapat dilihat pada Tabel 5.4.3 dan Tabel 5.4.5. Pada tahun 2015, luas tanaman kelapa hibrida, kopi arabika, lada, kapuk, sagu, dan enau meningkat dibandingkan tahun 2014. Sebaliknya, luas tanaman kelapa dalam, kopi robusta, cengkeh, kakao, jambu mente, kemiri, dan vanili mengalami penurunan jika dibandingkan luas tanaman tahun 2014. Produksi kelapa dalam, kelapa hibrida, kopi robusta, kopi arabika, cengkeh, kakao, jambu mente, lada, kemiri, dan vanili pada tahun 2015 mengalami penurunan jika dibandingkan produksi pada tahun 2014. Sedangkan tanaman perkebunan yang mengalami peningkatan produksi pada tahun 2015 adalah kapuk, sagu, dan enau.

Bab. 2. Profil Kabupaten II - 50 Tabel

Luas Areal Tanaman Perkebunan Rakyat Menurut Jenis Tanaman di Kabupaten Polewali Mandar (hektar), 2011–2015

Sumber Data: Polewali Mandar dalam Angka 2016

c. Kehutanan

Dalam bidang kehutanan, Polewali Mandar termaksud sukses melalui program partisipasi dan peran aktif masyarakat, tanpa mengesampingkan pentingnya menjaga hutan, masyarakat dan pemerintah bersama-sama secara sinergis memanfaatkan hasil hutan dan mengembangkannya untuk kesejahteraan bersama. Untuk itu, berbagai upaya digalakkan, antara lain dengan

Bab. 2. Profil Kabupaten II - 51

penguasaan pengetahuaan dan ternologi, pengelolaan hutan secara profesional di Polewali Mandar yang menghasilkan komoditas andalan seperti rotan, pinus, damar dan kayu terus digalakkan.

Data dinas kehutanan Polewali Mandar (2015) menunjukkan bahwa luas kawasan hutan di daerah ini seluas 95.543.73 ha yang terdiri dari 71.744.87 ha hutan lindung, 23.064.96 ha hutan produksi dan 733.90 ha merupakan Hutan Konservasi. Dari hutan tersebut, kayu dan rotan yang dihasilkan pada tahun 2015 masing-masing mencapai 808,094 kubik dan 330 Ton.

Bab. 2. Profil Kabupaten II - 52 Tabel

Luas Kawasan Hutan Menurut Kecamatan dan Fungsi Hutan di Kabupaten Polewali Mandar (hektar), 2015

Bab. 2. Profil Kabupaten II - 53 Tabel

Produksi Kayu Bulat dan Rotan di Kabupaten Polewali

Mandar, 2010–2015

Sumber Data: Polewali Mandar dalam Angka 2016 d. Perikanan

Selain kawasan daratan dan pegunungan, Kabupaten polewali Mandar juga merupakan daerah yang berada di kawasan maritim. Dengan garis pantai sepanjang sekitar 89,07 kilometer dan luas perairan 86.921 km2, masyarakat pesisir Polewali Mandar telah menciptakan kebudayaan bahari yang sangat khas. Salah satu upaya pemanfaatan perairan Mandar adalah aktivitas para nelayan dalam menangkap ikan atau membudidayakan potensi laut lainnya.

Selain hasil tangkapan nelayan Mandar (ikan tuna, cakalang, tongkol), ikan juga dibudidayakan dengan sistem pertambakan (bandeng dan udang). Dengan demikian, potensi perikanan Kabupaten Polewali Mandar (laut maupun tambak) sangat besar.

Bab. 2. Profil Kabupaten II - 54

Data dari dinas terkait di Polewali Mandar menunjukkan bahwa pada tahun 2015 tercatat 36.796 ton yang terdiri dari 24.197,5 ton produksi perikanan laut dan 12.598,5 ton perikanan budidaya. Jumlah kapal/perahu yang digunakan pada perikanan tangkap mencapai 2.296 kapal/perahu yang terdiri atas 346 perahu tanpa motor, 1.163 perahu motor tempel, and 787 perahu motor. Sedangkan total areal budidaya di Kabupaten Polewali Mandar mencapai 6.805,67 hektar, terdiri atas 1.480,20 perikanan laut, 5.123,32 hektar tambak, 130,65 hektar kolam, dan 71 hektar sawah.

Pada tahun 2015 jumlah rumah tangga perikanan tangkap tercatat sebesar 2.584 rumah tangga dan rumah tangga perikanan budidaya

Bab. 2. Profil Kabupaten II - 55 Tabel

Produksi Perikanan Komoditi Andalan di Kabupaten Polewali Mandar (ton), 2011–2015

Sumber Data: Polewali Mandar dalam Angka 2016 e. Industri

Pada tahun 2015 kontribusi sektor industri pengolahan terhadap angka Produk Domestik Bruto atas Harga Konstan 2010 dan atas Harga Berlaku masing-masing sebesar 6,60 persen dan 6,12 persen yang menempati posisi ke-5 terbesar. Jika dibandingkan tahun 2014,terjadi peningkatan masing-masing sebesar 9,21 persen dan 9,24 persen. Banyaknya usaha industri kecil di Kabupaten Polewali Mandar tahun 2015 mencapai 6.098 industri. Jumlah usaha industri kecil

Bab. 2. Profil Kabupaten II - 56

mengalami kenaikan 1,04 persen. Tenaga kerja yang terlibat pada industri kecil mencapai 13.818 orang. Industri pertenunan kain sutera

merupakan industri yang paling banyak menyerap tenaga kerja, yaitu sekitar 51,08 persen dari total tenaga kerja di industri kecil. Nilai produksi perusahaan industri kecil mencapai 227,05 miliar rupiah (lihat Tabel 6.1.2). Nilai produksi terbesar dihasilkan dari industri penggilingan gabah, yaitu sekitar 34,76 persen dari nilai produksi industri kecil

Gambar

Jumlah Perusahaan dan Tenaga Kerja pada Industri Kecil Menurut Jenis Industri di Kabupaten Polewali Mandar,2010-2015

Sumber Data: Polewali Mandar dalam Angka 2016

f. Pertambangan dan Energi

Komoditi pertambangan andalan Kabupaten Polewali Mandar

terdiri dari tambang galian golongan C, yaitu tembaga, biji besi,

Bab. 2. Profil Kabupaten II - 57

Tabel

Nama Perusahaan, Jenis Izin dan Lokasi Tambang di Kabupaten Polewali Mandar, 2015

Sumber Data: Polewali Mandar dalam Angka 2016

g. Pariwisata

Pada sektor pariwisata, Polewali Mandar juga memiliki potensi yang besar dibandingkan daerah lainnya di Sulawesi Barat. Di antara potensi itu adalah wisata bahari, wisata alam, wisata budaya dan kerajinan yang tersebar di beberapa kecamatan. Adapun objek wisata wisata tersebut adalah:

Bab. 2. Profil Kabupaten II - 58 1) Wisata Bahari

Wisata bahari ini terdiri dari pulau Sappoang, Pulau Gusung Toraya di Kecamatan Binuang dan Pantai Palippis di Kecamatan Balanipa. Pulau-pulau itu semakin diperindah dengan lopi sandeq atau aktivitas nelayan Mandar yang terkenal sebagai pelaut ulung.

Lopi Sandeq

Salah satu warisan kebudayaan bahari Mandar adalah lopi sandeq. Bentuknya yang mungil menjadikan perahu ini lincah di samudera. Lopi sandeq terdiri dari anasir perahu, antara lain tambera, sobal, guling, pallayarang, palatto, tadiq, petaq dan sebagainya. Oleh nelayan, perahu ini kerap digunakan sebagai alat transportasi antar pulau, mencari ikan atau motangnga (berburu telur ikan terbang). Bahkan untuk memeriahkan perayaan Hari Kemerdekaan RI, setiap tahun diadakan Sandeq Race yang diikuti berbagai kalangan di Sulawesi hingga mancanegara. Tak terhitung jumlah peneliti yang tertarik dan telah melakukan riset tentang sandeq dan tradisi bahari Mandar.

Pantai Bahari

Letaknya tepat berada di Kota Polewali, Ibu kota Kabupaten Polewali Mandar. Dahulu Pelabuhan Bahari sangat ramai kapal pelayaran antar pulau untuk mengangkut hasil bumi dari Polewali Mandar, seperti kopra dan beras. Pada malam hari pantai Bahari sangat ramai dikunjungi oleh wisatawan domestik yang terutama yang berasal dari beberapa Kabupaten/Kota yang ada di sekitarnya, antara lain dari Kabupaten Majene, Kabupaten

Bab. 2. Profil Kabupaten II - 59

Pinrang dan Kota Parepare. Di tempat ini pengunjung disuguhi dengan wisata kuliner dengan berbagai pilihan.

Dokumen terkait