Bab. 2. Profil Kabupaten II - 1
BAB II
PROFIL KABUPATEN POLEWALI MANDAR
2.1. WILAYAH ADMINISTRASI
2.1.1. Administrasi wilayah
Kabupaten Polewali Mandar terletak di Sulawesi Barat
dengan luas wilayah sebesar 2.022,30 km2. Secara
administratif, Kabupaten Polewali Mandar terbagi ke dalam
16 kecamatan. Kecamatan yang paling luas wilayahnya adalah
Tubbi Taramanu dengan luas 356,95 km2 atau 17,65 persen
dari luas wilayah Kabupaten Polewali Mandar. Sementara
kecamatan dengan luas wilayah terkecil adalah Kecamatan
Tinambung dengan luas 21,34 km2 atau 1,06 persen.
Kecamatan Matangnga merupakan kecamatan terjauh yang
berjarak 70,3 km antar pusat kecamatan dari ibukota
kabupaten. Nama sungai yang mengalir di Kabupaten
Polewali Mandar dapat dilihat pada Tabel 1.1.5.
Sedangkan, nama gunung yang berada di Kabupaten Polewali
Mandar
Kabupaten Polewali Mandar terletak ± 195 km sebelah
selatan Mamuju, Ibukota Provinsi Sulawesi Barat atau ± 250
km sebelah utara Kota Makassar, Ibukota Provinsi Sulawesi
Bab. 2. Profil Kabupaten II - 2
– –
Kabupaten ini dibatasi
Sebelah Utara : Kabupaten Mamasa
Sebelah Timur : Kabupaten Pinrang
Sebelah Selatan : Selat Makassar
Sebelah Barat : Kabupaten Majene
Selama tahun 2015 di Kabupaten Polewali Mandar
tercatat sebanyak 133 hari hujan dengan curah hujan
sebesar 1.409,3 mm. Jumlah hari hujan terbanyak terjadi
pada bulan April dan November dengan jumlah hari hujan
18 hari dan curah hujan tertinggi pada bulan April
sebanyak 264,8 mm. Sebaliknya, jumlah hari hujan terendah
terjadi pada bulan Juli dan September dengan jumlah hari
hujan 2 hari dan curah hujan terendah terjadi pada bulan
Bab. 2. Profil Kabupaten II - 3
Gambar 2. 1.
Peta Administrasi Kabupaten Polewali Mandar
Bab. 2. Profil Kabupaten II - 4 Secara administratif, Kabupaten Polewali Mandar
terbagi ke dalam 16 (enam belas) kecamatan yang terdiri atas
144 desa dan 23 kelurahan dengan luas wilayah 2.022,30 Km2.
Kecamatan Tubbi Taramanu merupakan kecamatan yang
terluas dengan luas wilayah 356,95 Km2 atau 17,65 persen
dari seluruh luas wilayah Kabupaten Polewali Mandar.
Sementara kecamatan dengan luas wilayah terkecil adalah
Kecamatan Tinambung dengan luas 21,34 Km2 atau hanya
Bab. 2. Profil Kabupaten II - 5
Tabel 2.1
Luas Wilayah Menurut Kecamatan di Kabupaten Polewali Mandar,2015
Bab. 2. Profil Kabupaten II - 6
Tabel 2.2
Letak Geografis dan Ketinggian dari Permukaan Laut Menurut Kecamatan di Kabupaten Polewali Mandar, 2015
Bab. 2. Profil Kabupaten II - 7 2.1.2. Topografi
Dari sisi topografi, sebagian besar atau >41 persen dari luas
Kabupaten Polewali Mandar memiliki topografi berbukit, >39
persen dari luas kabupaten memiliki topografi bergunung, dan
sisanya sekitar 20 persen dari luas kabupaten memiliki
topografi datar, dengan kelas lereng dominan antara 5-15
persen dan 15-40 persen (>70% dari luas kabupaten). Dengan
kondisi topografi seperti ini, maka perencanaan pembangunan di Kabupaten Polewali Mandar harus dilakukan dengan ekstra
hati-hati agar sumberdaya alam yang tersedia dapat
dimanfaatkan secara optimal dan berkelanjutan. Untuk lebih
jelasnya, dapat dilihat pada tabel di bawah ini:
Tabel 2.3
Bab. 2. Profil Kabupaten II - 8
Tabel 2.4
Letak Geografis dan Ketinggian dari Permukaan Laut Menurut Kecamatan di Kabupaten Polewali Mandar, 2015
Sumber Data : Polewali Mandar dalam Angka 2016
2.1.3. Geohidrologi
Kabupaten Polewali Mandar mempunyai beberapa sungai
yang mermupakan sumber air. Sungai – sungai ini selanjutnya
dapat menjangkau pengembangan berbagai keperluan.
Sungai mempunyai multifungsi yang sangat vital diantaranya
Bab. 2. Profil Kabupaten II - 9
pusat listrik tenaga air serta sebagai sarana rekreasi air.
Wilayah Sungai Kalukku Karama yang merupakan wilayah
sungai lintas provinsi dengan Daerah Aliran Sungai (DAS).
Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel di bawah ini:
Tabel 2.5
DAS (Daerah Aliran Sungai) Kabupaten Polewali Mandar
No DAS Wilayah Kecamatan Luas (Ha)
1 MANDAR Alu, Balanipa, Limboro, Luyo, Tinambung, Tubbi
taramanu
48.034,74
2 MALOSSO Alu, Bulo, Campalagian, Limboro, Luyo, Mapilli,
Matangnga, Tapango, Tubbi Taramanu, Wonomulyo
99.299,51
3 MATAKALI Anreapi, Binuang, Bulo, Mapilli, Matakali,
Matangnga, Polewali, Tapango, Wonomulyo
42.755,63
4 BINUANG Anreapi, Binuang, Polewali 10.409,08
5 SILOPO Binuang 3.014,35
6 TIMBO Balanipa, Campalagian, Limboro, Tinambung 5.583,39
Jumlah 209.415,60
Sumber Data: Peta Digital, 2010
2.1.4. Geologi
Berdasarkan peta geologi, Sulawesi skala 1:250.000 lembar
Bab. 2. Profil Kabupaten II - 10
granit, granodiorit, diorite, sienit dan dijumpai gabro
berumur pliosen; (Tmpv) BATUAN GUNUNGAPI WAILIMBONG
berupa lava bersusunan basal sampai andesit, breksi
andesit-piroksin, breksi andesittrakit berumur mio-pliosen;
(Tmm) FORMASI MANDAR berupa batupasir, batulanau, dan
serpih berumur miosen akhir; (Tmpm) FORMASI MAPI berupa
batupasir tufaan, batulanau, batulempung, dan batugamping
berumur miosen tengan-pliosen; (Tmav) BATUAN
GUNUNGAPI ADANG berupa tuf, lava dan breksi gunungapi
berumur miosen; dan (Kls) FORMASI LATIMOJONG berupa
serpih, filit, rijang, armer, dan kuarsit berumur kapur akhir.
Gerakan-gerakan sesar banyak terdapat di sebelah barat
dengan arah yang bervariasi tapi umumnya berarah
Baratlaut – Tenggara. Sesar ini sebagian besar berada pada
Formasi Mandar. Berdasarkan hasil pengamatan di lapangan
bahan induk tanah dapat dibedakan ke dalam 4 macam,
yaitu bahan aluvium, aluvio-marin, batuan sedimen, dan
bahan volkan. Bahan aluvium terdiri dari liat, pasir, dan
kerikil/batu. Batuan sedimen terutama batupasir, batulanau,
dan serpih. Sedang bahan volkan yaitu tuf, breksi, batuan
andesit-basal banyak dijumpai di perbukitan sebelah Utara
Bab. 2. Profil Kabupaten II - 11
Gambar 2.2
Peta Geologi Kabupaten Polewali Mandar
Bab. 2. Profil Kabupaten II - 12 2.1.5. Klimatologi
Data curah hujan sementara di Kabupaten Polewali
Mandar diambil dari stasiun Balai Benih Lantora No. 442
C. Rerata curah hujan tahunan sekitar 1.902 mm engan
kisaran antara 1.422–3.306 mm dan jumlah rerata curah hujan
bulanan berkisar dari 57-226 mm. Distribusi curah hujan
bulanan tersebut menunjukkan bahwa daerah Kabupaten
Polewali Mandar mempunyai musim kemarau sekitar 2
bulan (Agustus-September), musim hujan atau bulan basah
terjadi pada Nopember-Januari dan Maret-April, sedangkan
kondisi hujan agak kurang terjadi pada bulan Pebruari, Mei,
Juni, Juli, Oktober dan Nopember. Distribusi curah hujan
bulanan tersebut menunjukkan bahwa wilayah Kabupaten
Polewali Mandar tergolong beriklim basah dengan curah hujan
yang relatif tinggi.
menunjukkan sebagian besar wilayah Kabupaten Polewali
Mandar memiliki curah hujan yang cukup tinggi.
Wilayah Kabupaten Polewali Mandar dialiri oleh 2 sungai
besar, yaitu Sungai Mandar dan Sungai Maloso, serta
beberapa sungai kecil yang bermuara ke dua sungai
Bab. 2. Profil Kabupaten II - 13
bendung untuk keperluan irigasi pertanian di Kecamatan
Luyo,Mapili, Wonomulyo, Campalagian dan Matakali.
Table 2.6.
Jumlah curah hujan menurut bulan di kab. Polewali mandar (mm), 2011-2015
Bab. 2. Profil Kabupaten II - 14 2.1.6. Kondisi Sosial dan Ekonomi
a) Kondisi Sosial 1. Pendidikan
Salah satu faktor utama keberhasilan pembangunan di
suatu daerah adalah tersedianya cukup sumber daya
Madrasah Aliyah, yang bersumber dari Dinas Pendidikan,
Pemuda dan Olahraga Kabupaten Polewali Mandar dan
Kementerian Agama Kab. Polewali Mandar. Pada tahun
2015 di tingkat SD, terjadi peningkatan jumlah lulusan
dibanding tahun 2014 sebesar 23,55 persen. Lain halnya
dengan tingkat SMP, lulusan tingkat SMP dan SMA
mengalami penurunan masing-masing sebesar 0.07
persen dan 1,57 persen. Sebaliknya jika dibandingkan
tahun 2014 jumlah lulusan SMK mengalami penurunan
Bab. 2. Profil Kabupaten II - 15
Gambar 2.4.
Jumlah Lulusan SD, SMP, SMA dan SMK di Kabupaten Polewali Mandar, 2012-2015
Sumber Data : Polewali Mandar dalam Angka 2016
Tabel 2.7.
Angka partisipasi sekolah di kabupaten polewali mandar 2011-2015
Bab. 2. Profil Kabupaten II - 16
2. Kesehatan
Pembangunan bidang kesehatan meliputi seluruh siklus
atau tahapan kehidupan manusia. Bila pembangunan
kesehatan berhasil dengan baik maka terjadi
peningkatan kesejahteraan. Ketersediaan sarana
kesehatan akan sangat menunjang peningkatan kualitas
kesehatan masyarakat. Pada tahun 2015terdapat 1 rumah
sakit, 0 rumah sakit bersalin, 20 puskesmas, 54 pustu,
108 poskesdes, dan 611 posyandu di Kab. Polewali
Mandar. Sedangkan perkembangan jumlah tenaga
kesehatan dapat dilihat pada Tabel 4.2.5 Salah satu upaya
untuk menekan laju pertumbuhan penduduk adalah
melalui program Keluarga Berencana (KB). Pada tahun
Bab. 2. Profil Kabupaten II - 17
Tabel.2.8
Jumlah Fasilitas Kesehatan Menurut Kecamatan di Kabupaten Polewali Mandar, 2015
Bab. 2. Profil Kabupaten II - 18 Lanjutan..
Bab. 2. Profil Kabupaten II - 19
Tabel.2.9
Jumlah Kunjungan Puskesmas Menurut Kecamatan di Kabupaten Polewali Mandar, 2011–2015
Sumber Data: Polewali Mandar dalam Angka 2016
3. Agama
Pada tahun 2015, jumlah tempat peribadatan seperti
masjid, langgar, gereja Protestan dan gereja Katholik di
Kab. Polewali Mandar masing-masing sebanyak 829,
105, 47, dan 10 buah. Jumlah penduduk menurut
agama yang dianut dapat dilihat pada Tabel 4.3.1.
Bab. 2. Profil Kabupaten II - 20
dapat dilihat pada tabel 4.3.4. Pada tahun 2015
tercatat sebanyak 3.117 peristiwa nikah, 485peristiwa
talaq dan cerai. Selama perode 2012-2015 jumlah jamaah
haji yang diberangkatkan ke Tanah Suci menurun. Pada
tahun 2012 jamaah haji yang diberangkatkan ke Tanah
Suci sebanyak 502 orang, kemudian pada tahun 2013
sebanyak 403 orang, tahun 2014 menurun menjadi 397
orang, dan pada tahun 2015 stabil dengan jumlah 398.
Pada taDitinjau menurut kecamatan, jumlah jamaah haji
paling banyak berasal dari Kecamatan Polewali yaitu
sekitar 139 orang atau 34,92 persen. Jika dilihat
menurut umur, sebesar 59,05 persen jamaah yang
diberangkatkan ke Tanah Suci berada pada kelompok
Bab. 2. Profil Kabupaten II - 21
Tabel.2.10
Jumlah Penduduk Menurut Kecamatan dan Agama di Kabupaten Polewali Mandar, 2015
Bab. 2. Profil Kabupaten II - 22
usaha pengadaan listrik dan gas sebesar 4,66 persen.
Pada tahun 2015, sektor pertanian tetap yang
memberikan kontribusi terbesar terhadap
pembentukan PDRB Kabupaten Polewali Mandar,
Sumbangan sektor pertanian sebesar 39,97 persen,
kemudian diikuti oleh sektor perdagangan besar dan
eceran; reparasi mobil dan sepeda motor sebesar
15,60 persen, Sektor berikutnya yang kontribusinya
relatif cukup besar adalah
sektor konstruksi dengan andil sebesar 7,83 persen,
Sektor dengan penyumbang terkecil adalah sektor jasa
perusahaan yaitu hanya sebesar 0,1 persen.
PDRB Per Kapita
PDRB per kapita diperoleh dari penghitungan PDRB.
Indikator ini biasa digunakan untuk mengukur tingkat
Bab. 2. Profil Kabupaten II - 23
kapita atas dasar harga berlaku diperoleh dengan
membagi PDRB atas dasar harga berlaku dengan
jumlah penduduk pertengahan tahun. Pada tahun 2015,
PDRB per kapita atas dasar harga berlaku mencapai
21,49
juta rupiah. Hal ini berarti telah terjadi peningkatan
PDRB per kapita atas dasar harga berlaku Kabupaten
Bab. 2. Profil Kabupaten II - 24 2.2. POTENSI WILAYAH KABUPATEN POLEWALI MANDAR
a. Kawasan Pertanian Tanaman Pangan di Kabupaten Polewali Mandar merupakan salah satu daerah penghasil
tanaman pangan di Provinsi Sulawesi Barat yang tersebar di
beberapa kecamatan. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat
pada tabel di bawah ini :
Tabel 2.6
Luas Lahan Pertanian dan Lahan Bukan Pertanian Menurut Kecamatan di Kabupaten Polewali Mandar (hektar), 2015
Bab. 2. Profil Kabupaten II - 25 b.Kawasan Pertanian Hortikultura, yang tersebar di
Kecamatan: Binuang, Anreapi, Matakali, Tapango,
Matangnga, Wonomulyo, Polewali, Campalagian dan Tubbi
Taramanu. Perkembancgan produksi pertanian Holtikultura
di Kabupaten Polewali Mandar dapat dilihat pada tabel di
bawah ini :
Tabel 2.7
Produksi Buah – Buahan (Ton) Kabupaten Polewali Mandar, 2008-2012
Sumber Data: BPS, Polewali Mandar Dalam Angka, 2013
Bab. 2. Profil Kabupaten II - 26 c. Kawasan Perkebunan, yang mencakup tiga kawasan, yaitu: (1) kawasan
perkebunan kakao tersebar di Kecamatan Tapango, Polewali, Balanipa,
Alu, Anreapi, Wonomulyo, Binuang, Matangnga, Limboro, Campalagian,
Bulo dan Mapilli; (2) kawasan perkebunan kelapa tersebar di Kecamatan
Tapango, Polewali, Balanipa, Alu, Anreapi, Wonomulyo, Binuang,
Matangnga, Tinambung, Tubbi Taramanu, Matakali, Limboro,
Campalagian, Bulo dan Mapilli; dan (3) kawasan perkebunan kopi
robusta tersebar di Kecamatan Binuang, Anreapi, Tapango, Bulo, Alu,
Limboro, Tubbi Taramanu dan Matangnga.
Pembangunan pada sektor perkebunan ini menempuh strategi
pemberdayaan di hulu dan memperkuat di hilir guna menciptakan nilai
tambah dan daya saing serta melibatkan partisipasi masyarakat
perkebunan guna penerapan organisasi modern berdasarkan Ilmu
Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK). Kriteria lahan yang dibutuhkan bagi
pengembangan tanaman perkebunan sangat beragam sesuai dengan
jenis komoditinya, pada dasarnya berbagai jenis tanaman perkebunan
dapat tumbuh dengan baik pada ketinggian antara 0-2500 meter diatas
permukaan laut. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel di bawah ini
Bab. 2. Profil Kabupaten II - 27
Tabel 2.8
Kriteria Kesesuaian Lahan Untuk Perkebunan
No Kriteria Sesuai Sesuai Bersyarat Tidak Sesuai
1 Jenis Tanah Litosol, Andosol,
Podsolik
4 Tekstur Tanah Berliat, Berdebu,
halus
Tanpa Genangan Antara 24 Bulan >4 Bulan
Sumber Data: RTRW Kabupaten Polewali Mandar, 2012-2032
d.Kawasan Peternakan, yang terbagi atas tiga kawasan budidaya, yaitu: (1) kawasan budidaya ternak besar tersebar di Kecamatan Binuang,
Matakali, Anreapi, Wonomulyo, Mapilli, Tapango, Bulo, Campalagian,
Tubbi Taramanu dan Matangnga; (2) kawasan budidaya ternak kecil
tersebar di Kecamatan Luyo, Campalagian, Balanipa, Tinambung,
Limboro, Alu dan Tubbi Taramanu; dan (3) kawasan budidaya ternak
unggas tersebar di Kecamatan Binuang, Matakali, Wonomulyo,
Campalagian, Tinambung dan Limboro.
Kesesuaian lahan untuk peternakan hanya mengacu pada kelas
kesesuaian lahan untuk padang pengembalaan (pasture), hal ini
disebabkan komoditas peternakan tidak menghendaki persyaratan
tanah dan iklim yang spesifik. Kabupaten Polewali Mandar memiliki
potensi pengembangan ternak besar maupun ternak kecil dan unggas
khusus untuk ternak besar pemasarannya melalui perdagangan antar
Bab. 2. Profil Kabupaten II - 28
jelasnya dapat dilihat pada tabel di bawah ini :
Tabel 2.9
Jumlah Ternak Yang Keluar dari Kabupaten Polewali Mandar (ekor), 2008-2012
Sumber Data: BPS, Polewali Mandar Dalam Angka, 2013
e. Kawasan Perikanan, yang terdiri atas tiga kawasan yaitu: kawasan perikanan tangkap, kawasan budidaya perikanan dan kawasan
pengolahan dan pemasaran hasil perikanan. Potensi kelautan
Kabupaten Polewali Mandar tersebar di 8 kecamatan dan 27
Desa/Kelurahan dengan panjang garis pantai 89,07 km yang
membentang dari Desa Paku Kecamatan Binuang hingga Desa
Tandung Kecamatan Tinambung yang di dalamnya terdapat 7 buah
pulau. Kabupaten Polewali Mandar juga memiliki beberapa komoditi
Bab. 2. Profil Kabupaten II - 29 Tabel 2.10
Produksi Perikanan Tangkap Komoditi Andalan
Kabupaten Polewali Mandar, 2008 – 2012
NO.
Sumber Data: Dinas Kelautan dan Perikanan Kab. Polewali Mandar, 2013
Tabel 2.11
Produksi Perikanan Budidaya dan Rumput Laut Kabupaten Polewali Mandar, 2008 - 2012
No Jenis Budidaya 2008 2009 2010 2011 2012
8.069,22 9.505.63 8.170,00 8.178,00 8.180,50
Produksi Udang (Ton) 795,20 723,25 795,58 798,50 805,25
Bab. 2. Profil Kabupaten II - 30 Guna mendukung asksesibiltas produksi perikanan khususnya tambak
diperlukan jalan tambak dengan rasio perbandingan setiap 40 Ha
tambak membutuhkan 1 km jalan tambak sedangkan dalam rangka
meningkatkan produktifitas diperlukan saluran irigasi tambak yang
memadai dengan perbandingan setiap 20 Ha tambak membutuhkan 1
km saluran irigasi tersier. Untuk lebih jelasnya, dapat dilihat pada tabel
di bawah ini:
Tabel 2.12
Infrastruktur (Jalan, Jembatan dan Irigasi) Tambak Kabupaten Polewali Mandar tahun 2008 - 2012
No. Infrastruktur
Sumber Data: Dinas Kelautan dan Perikanan Kab Polewali Mandar, 2013
Berdasarkan data Dinas Kelautan dan Perikanan Tahun 2013, bahwa
tahun 2008- 2012 panjang jalan tambak yang terbangun adalah 22,2
km yang artinya dalam rangka meningkatkan aksesibilitas produksi
perikanan masih diperlukan sekitar 105,88 km jalan tambak, dan
saluran irigasi tersier tambak yang telah terbangun adalah 86,25 km
yang artinya jika ingin meningkatkan produktifitas tambak diperlukan
169,92 km saluran irigasi tersier.
f. Kawasan Pertambangan terbagi atas tiga kawasan, yaitu: kawasan
pertambangan mineral dan batubara, kawasan pertambangan gas dan
minyak bumi, dan kawasan pertambangan panas bumi. Komoditi
Bab. 2. Profil Kabupaten II - 31
tambang tembaga, biji besi, granit dan sienit, mika, lempung, pasir
kuarsa dan zeloit. Lahan pertambangan ini pada umumnya memiliki
luas 5000 Ha dan tersebar di beberapa kecamatan. Untuk lebih
jelasnya, dapat dilihat pada tabel di bawah ini:
Tabel 2.13
Nama Perusahaan, Jenis Izin dan Lokasi Tambang Kabupaten Polewali Mandar, 2012
No Perusahaan Jenis Izin Bahan
Tambang Lokasi Tambang
1 PT. Isco Iron Operasi
Produksi
Biji Besi DMP Desa Tapango dan Desa Riso, Kec.
Tapango
2 PT. Hendrix
International Mineral
IUP/ Eksplorasi
Biji Besi DMP Desa Pasiang, Kec. Matakali, dan
Desa Papandangan, Kecamatan
Biji Besi DMP Desa Tapango, dan Riso, Kec.
Tapango dan Desa
Bijih Besi DMP Desa Indomakkombong, Kec.
Matakali dan Desa Tapango, Kec.
Bijih Besi DMP Desa Tapango Barat, Kec. Tapango,
Desa Tapua Kec. Matangnga dan Desa Andau Kec. Mapilli
Sumber Data: BPS, Polewali Mandar Dalam Angka, 2013
g.Kawasan Industri terbagi atas tiga kawasan, yaitu: kawasan industri pengolahan hasil pertanian, kawasan industri pengolahan hasil
peternakan, dan kawasan industri pengolahan hasil perikanan. Kawasan
industri tersebar di semua kecamatan namun paling banyak terdapat
di Kecamatan Polewali dan Wonomulyo yang pada umumnya
merupakan Industri Kecil Menengah (IKM). Untuk lebih jelasnya, dapat
Bab. 2. Profil Kabupaten II - 32
Tabel 2.14
Jumlah Perusahaan, Tenaga Kerja Industri Kecil dan Nilai Produksi Kabupaten Polewali Mandar, 2012
3 Ind. Pembuatan Virgin Coconut Oil (VCO)
13 Ind. Makanan lainnya (wajek, madu, kerupuk, Nata De Coco dan Garam Beriodium)
Bab. 2. Profil Kabupaten II - 33 h.Kawasan Pariwisata adalaha kawasan yang secara teknis dapat
digunakan untuk kegiatan pariwisata serta tidak mengganggu
kelestarian budaya, keindahan alam, dan lilngkungan hidup. Kawasan
Pariwisata initerbagi atas dua kawasan, yaitu: kawasan wisata budaya da
bn kawasan wisata alam.
Kawasan Pariwisata Budaya terdiri dari :
1) Pariwisata Budaya Tradisional Mandar di Kecamatan : Tinambung,
Limboro, Balanipa, Alu, Campalagian, Luyo, dan Tubbi Taramanu.
2) Pariwisata Budaya Tradisional Jawa di Kecamatan Wonomulyo.
Kawasan Pariwisata Alam terdiri dari :
3) Wisata Pantai Pulau Pasir Putih di Kecamatan Binuang, Pantai
Bahari di Kecamatan Polewali, Pantai Labuang di Kecamatan
Campalagian, Pantai Palippis di Kecamatan Balanipa, Tanjung
Mampie di Kecamatan Wonomulyo.
4) Wisata Bawah laut (penyelaman/snorkeling) di sebelah Utara
Pulau Pasir Putih Kecamatan Binuang, perairan Pantai Labuang di
Kecamatan Campalagian, Perairan Palippis di Kecamatan Balanipa.
5)
Wisata Air Terjun di Kecamatan Tapango, Binuang dan Anreapi.2.3. DEMOGRAFI DAN URBANISASI (Lengkapi)
2.3.1. Jumlah penduduk dan KK keseluruhan
Data penduduk tahun 2015 yang disajikan pada Tabel 3.1.4
adalah angka estimasi penduduk yang dihitung berdasarkan
proyeksi penduduk. Jumlah penduduk Kab. Polewali Mandar pada
tahun 2015 adalah 422.793 jiwa yang terdiri atas 206.963
Bab. 2. Profil Kabupaten II - 34
diperkirakan terdapat sekitar 94.281 rumah tangga dengan
rata-rata banyaknya anggota rumah tangga sekitar 4,5 orang.
Gambar 2.1
Piramida Penduduk di Kabupaten Polewali Mandar, 2015
Bab. 2. Profil Kabupaten II - 35
Tabel.2.15
Jumlah Penduduk dan Laju Pertumbuhan Penduduk di Kabupaten Polewali Mandar, 2006–2015
Bab. 2. Profil Kabupaten II - 36
Tabel 2.16
Jumlah Penduduk Menurut Kecamatan di Kabupaten Polewali Mandar, 2011-2015
Sumber Data: Polewali Mandar dalam Angka 2016
A. Jumlah penduduk miskin dan persebaran penduduk
Penduduk miskin adalah penduduk yang memiliki rata-rata pengeluaran
per kapita per bulan di bawah garis kemiskinan. Garis Kemiskinan
Makanan (GKM) merupakan nilai pengeluaran kebutuhan minimum
makanan yang yang disetarakan dengan 2.100 kkalori per kapita per
Bab. 2. Profil Kabupaten II - 37
minimun untuk perumahan, sandang, pendidikan, kesehatan, dan
kebutuhan dasar lainnya
Tabel.2.17
Banyaknya Keluarga Menurut Kecamatan dan Klasifikasi Keluarga di Kabupaten Polewali Mandar, 2015
Bab. 2. Profil Kabupaten II - 38
Tabel.2.18
Garis Kemiskinan, Jumlah, dan Persentase Penduduk Miskin di Kabupaten Polewali Mandar, 2007 –2014
Sumber Data: Polewali Mandar dalam Angka 2016
Pada 2015, kepadatan penduduk Kab. Polewali Mandar mencapai 206
penduduk per km2. Kecamatan dengan tingkat kepadatan penduduk
tertinggi adalah Kecamatan Polewali dengan kepadatan penduduk
2.262 penduduk per km2. Rasio jenis kelamin penduduk Kab. Polewali
Mandar di bawah 100. Ini berarti jumlah penduduk perempuan di Kab.
Polewali Mandar lebih banyak dari pada jumlah penduduk laki-laki.
Bab. 2. Profil Kabupaten II - 39
100. Kecamatan yang rasio jenis kelaminnya di atas 100 adalah Kec.
Tapango, Kec. Matakali, Kec. Bulo, Kec. Anreapi, dan Kec. Matangnga.
Tabel.2.19
Luas Wilayah dan Jumlah Penduduk Menurut Kecamatan di Kabupaten Polewali Mandar, 2015
Bab. 2. Profil Kabupaten II - 40 B. Proyeksi pertumbuhan penduduk lima tahun ke depan
Penduduk sebagai modal dasar pembangunan adalah titik sentral
dalam mewujudkan pembangunan berkelanjutan. Jumlah penduduk yang
besar dengan kualitas rendah, serta laju pertumbuhan penduduk yang
cepat, akan memperlambat tercapainya tujuan pembangunan. Sebaliknya,
keberhasilan dalam mengendalikan laju pertumbuhan penduduk dan
meningkatkan kualitas penduduk akan mendorong pembangunan
disemua aspek dan mempercepat terwujudnya masyarakat yang sejahtera.
Proyeksi Penduduk sebagai Informasi Perencanaan Pembangunan
di masa mendatang di Kabupaten Polewali Mandar, merupakan penelitian,
menganalisis data kependudukan atau menganalisis data sekunder hasil
Sensus Penduduk tahun 2015 dan para meter kependudukan. Dengan
diketahuinya proyeksi penduduk di masa mendatang, hasil tersebut dapat
sebagai informasi dalam penyusunan perencanaan di masa mendatang.
Tabel.2.20
Proyeksi Penduduk Kabupaten Polewali Mandar, 2015 -2019
Sumber Data: BPS Polewali Mandar 2016 No Kab/Kota
Tahun
2015 2016 2017 2018 2019
Bab. 2. Profil Kabupaten II - 41
Gambar. 2.3
Proyeksi Penduduk Kabupaten Polewali Mandar, 2015 -2019
Bab. 2. Profil Kabupaten II - 42 C. Jumlah penduduk perkotaan dan proyeksi urbanisasi
Urbanisasi dipengaruhi oleh tiga faktor, yaitu pertumbuhan penduduk
daerah perkotaan, migrasi dari daerah perdesaan ke daerah perkotaan,
dan reklasifikasi desa perdesaan menjadi desa perkotaan. Proyeksi
penduduk daerah perkotaan pada proyeksi ini tidak dilakukan dengan
membuat asumsi untuk ketiga faktor tersebut, tetapi berdasarkan
perbedaan laju pertumbuhan penduduk daerah perkotaan dan daerah
perdesaan (Urban Rural Growth Difference/URGD). Namun begitu, dengan
membuat asumsi URGD untuk masa yang akan datang, berarti proyeksi ini
secara tidak langsung juga sudah mempertimbangkan ketiga faktor
Bab. 2. Profil Kabupaten II - 43 2.4. ISU STRATEGIS SOSIAL EKONOMI DAN LINGKUNGAN
BERDASARKAN RPJMD dan RTRW KABUPATEN/KOTA
2.4.1 Data perkembangan PDRB dan Potensi Ekonomi
2.4.1.1 Data perkembangan PDRB
Produk Domestik Regional Bruto Berdasarkan penghitungan
PDRB atas dasar harga konstan 2010, laju pertumbuhan ekonomi
Kabupaten Polewali Mandar tahun 2015 sebesar 7,44 persen.
Seluruh sektor ekonomi PDRB pada tahun 2015 mencatat
pertumbuhan positif, Laju pertumbuhan tertinggi dihasilkan oleh
lapangan usaha administrasi pemerintahan, pertahanan, dan
Sektor berikutnya yang kontribusinya relatif cukup besar adalah
sektor konstruksi dengan andil sebesar 7,83 persen, Sektor dengan
penyumbang terkecil adalah sektor jasa perusahaan yaitu hanya
Bab. 2. Profil Kabupaten II - 44 PDRB Per Kapita
PDRB per kapita diperoleh dari penghitungan PDRB. Indikator ini
biasa digunakan untuk mengukur tingkat kemakmuran penduduk
di suatu daerah. PDRB per kapita atas dasar harga berlaku diperoleh
dengan membagi PDRB atas dasar harga berlaku dengan jumlah
penduduk pertengahan tahun. Pada tahun 2015, PDRB per kapita
atas dasar harga berlaku mencapai 21,49 juta rupiah. Hal ini
berarti telah terjadi peningkatan PDRB per kapita atas dasar
harga berlaku Kabupaten Polewali Mandar sebesar 9,69 persen.
Gambar
PDRB Kabupaten Polewali Mandar Atas Dasar Harga Berlaku (miliar rupiah) , 2012–2015
Bab. 2. Profil Kabupaten II - 45 Gambar
PDRB Perkapita Kabupaten Polewali Mandar Atas Dasar Harga Berlaku (juta rupiah), 2012–2015
Sumber Data: Polewali Mandar dalam Angka 2016
Tabel
Produk Domestik Regional Bruto dan Produk Domestik Regional Bruto Per Kapita Atas Dasar Harga Konstan 2010 di
Kabupaten Polewali Mandar, 2012–2015
Bab. 2. Profil Kabupaten II - 46 2.4.1.2 Potensi Ekonomi
a. Tanaman Pangan
Kabupaten Polewali Mandar dalam bidang tanaman pangan
berprospek cerah. Hal pengembangan agribisnis sekaligus
peningkatan pendapatan dan taraf hidup petani untuk dapat
menyangga ketahanan pangan nasional. Selain padi sebagai
Komoditas unggulan, daerah ini juga berupaya unggul secara
nasional di bidang palawija, antara lain jagung, kedelai dan ubi
kayu. Selain itu kacang hijau, kacang tanah dan ubi jalar juga
digalakkan. Adapun di bidang hortikultira, Polewali Mandar juga
mengandalkan durian, manggis, mangga, langsat, dan rambutan.
Luas lahan sawah di Kab. Polewali Mandar pada tahun 2015
seluas 17.631 hektar. Menurut jenis pengairannya, luas lahan
sawah terdiri dari lahan sawah irigasi teknis 15.179 hektar (86,09
persen), lahan sawah irigasi setengah teknis 0 hektar (0
sebesar 205.153,27 ton. Dibandingkan dengan produksi tahun
2014, terjadi penurunan sebesar 21.633,73 ton (9,54 persen).
Penurunan produksi terkait dengan penurunan produktivitas
padi sawah menjadi 6,47 ton/hektar. Produksi padi ladang pada
Bab. 2. Profil Kabupaten II - 47
tahun 2014, terjadi penurunan sebanyak 4.702 ton (38,49
persen). Kenaikan produksi terkait dengan kenaikan
produktivitas padi ladang
Tabel
Luas Tanam, Luas Panen, Produksi dan Produktivitas Padi Sawah di Kabupaten Polewali
Mandar, 2015
Bab. 2. Profil Kabupaten II - 48
Gambar
Produksi Padi di Kabupaten Polewali Mandar, 2008-2015
Sumber Data : Polewali Mandar dalam Angka 2016
b. Perkebunan
Sebagai sumber daya pengembangan, sub sektor perkebunan
memiliki peran yang sangat besar dalam berbagai aspek:
ekonomi, ekologi dan sosial. Pada aspek ekonomi, sektor
perkebunan dapat meningkatkan pendapatan masyarakat dan
daerah yang berimplikasi pada aspek sosial (social security).
Adapun pada aspek ekologi, sektor ini berperan besar dalam
menjamin keseimbangan lingkungan hidup yang juga berdampak
pada aspek sosial pembangunan (social change).
Dengan kondisi wilayah yang cukup luas yang terletak di areal
strategis merupakan potensi ekonomi terutama disektor
perkebunan. Untuk menunjang ini, diperlukan jangkauan
pemasaran yang luas dan tepat. Sampai saat ini, hasil bumi
Bab. 2. Profil Kabupaten II - 49
masih sangat diandalkan sebagai komoditas unggulan di Polewali
Mandar.
Perkembangan luas tanaman dan produksi perkebunan rakyat
tahun 2011-2015 dapat dilihat pada Tabel 5.4.3 dan Tabel
5.4.5. Pada tahun 2015, luas tanaman kelapa hibrida, kopi
arabika, lada, kapuk, sagu, dan enau meningkat dibandingkan
tahun 2014. Sebaliknya, luas tanaman kelapa dalam, kopi
robusta, cengkeh, kakao, jambu mente, kemiri, dan vanili
mengalami penurunan jika dibandingkan luas tanaman tahun
2014. Produksi kelapa dalam, kelapa hibrida, kopi robusta,
kopi arabika, cengkeh, kakao, jambu mente, lada, kemiri, dan
vanili pada tahun 2015 mengalami penurunan jika
dibandingkan produksi pada tahun 2014. Sedangkan tanaman
perkebunan yang mengalami peningkatan produksi pada
Bab. 2. Profil Kabupaten II - 50 Tabel
Luas Areal Tanaman Perkebunan Rakyat Menurut Jenis Tanaman di Kabupaten Polewali Mandar (hektar), 2011–2015
Sumber Data: Polewali Mandar dalam Angka 2016
c. Kehutanan
Dalam bidang kehutanan, Polewali Mandar termaksud sukses
melalui program partisipasi dan peran aktif masyarakat, tanpa
mengesampingkan pentingnya menjaga hutan, masyarakat dan
pemerintah bersama-sama secara sinergis memanfaatkan hasil
hutan dan mengembangkannya untuk kesejahteraan bersama.
Untuk itu, berbagai upaya digalakkan, antara lain dengan
Bab. 2. Profil Kabupaten II - 51
penguasaan pengetahuaan dan ternologi, pengelolaan hutan
secara profesional di Polewali Mandar yang menghasilkan
komoditas andalan seperti rotan, pinus, damar dan kayu terus
digalakkan.
Data dinas kehutanan Polewali Mandar (2015) menunjukkan
bahwa luas kawasan hutan di daerah ini seluas 95.543.73 ha yang
terdiri dari 71.744.87 ha hutan lindung, 23.064.96 ha hutan
produksi dan 733.90 ha merupakan Hutan Konservasi. Dari hutan
tersebut, kayu dan rotan yang dihasilkan pada tahun 2015
Bab. 2. Profil Kabupaten II - 52 Tabel
Luas Kawasan Hutan Menurut Kecamatan dan Fungsi Hutan di Kabupaten Polewali Mandar (hektar), 2015
Bab. 2. Profil Kabupaten II - 53 Tabel
Produksi Kayu Bulat dan Rotan di Kabupaten Polewali
Mandar, 2010–2015
Sumber Data: Polewali Mandar dalam Angka 2016
d. Perikanan
Selain kawasan daratan dan pegunungan, Kabupaten polewali
Mandar juga merupakan daerah yang berada di kawasan maritim.
Dengan garis pantai sepanjang sekitar 89,07 kilometer dan luas
perairan 86.921 km2, masyarakat pesisir Polewali Mandar telah
menciptakan kebudayaan bahari yang sangat khas. Salah satu
upaya pemanfaatan perairan Mandar adalah aktivitas para
nelayan dalam menangkap ikan atau membudidayakan potensi
laut lainnya.
Selain hasil tangkapan nelayan Mandar (ikan tuna, cakalang,
tongkol), ikan juga dibudidayakan dengan sistem pertambakan
(bandeng dan udang). Dengan demikian, potensi perikanan
Bab. 2. Profil Kabupaten II - 54
Data dari dinas terkait di Polewali Mandar menunjukkan bahwa
pada tahun 2015 tercatat 36.796 ton yang terdiri dari 24.197,5 ton
produksi perikanan laut dan 12.598,5 ton perikanan budidaya.
Jumlah kapal/perahu yang digunakan pada perikanan tangkap
mencapai 2.296 kapal/perahu yang terdiri atas 346 perahu
tanpa motor, 1.163 perahu motor tempel, and 787 perahu
motor. Sedangkan total areal budidaya di Kabupaten Polewali
Mandar mencapai 6.805,67 hektar, terdiri atas 1.480,20
perikanan laut, 5.123,32 hektar tambak, 130,65 hektar kolam,
dan 71 hektar sawah.
Pada tahun 2015 jumlah rumah tangga perikanan tangkap
tercatat sebesar 2.584 rumah tangga dan rumah tangga
perikanan budidaya
Bab. 2. Profil Kabupaten II - 55 Tabel
Produksi Perikanan Komoditi Andalan di Kabupaten Polewali Mandar (ton), 2011–2015
Sumber Data: Polewali Mandar dalam Angka 2016
e. Industri
Pada tahun 2015 kontribusi sektor industri pengolahan
terhadap angka Produk Domestik Bruto atas Harga Konstan
2010 dan atas Harga Berlaku masing-masing sebesar 6,60
persen dan 6,12 persen yang menempati posisi ke-5 terbesar.
Jika dibandingkan tahun 2014,terjadi peningkatan
masing-masing sebesar 9,21 persen dan 9,24 persen. Banyaknya usaha
industri kecil di Kabupaten Polewali Mandar tahun 2015
Bab. 2. Profil Kabupaten II - 56
mengalami kenaikan 1,04 persen. Tenaga kerja yang terlibat
pada industri kecil mencapai 13.818 orang. Industri
pertenunan kain sutera
merupakan industri yang paling banyak menyerap tenaga
kerja, yaitu sekitar 51,08 persen dari total tenaga kerja di
industri kecil. Nilai produksi perusahaan industri kecil
mencapai 227,05 miliar rupiah (lihat Tabel 6.1.2). Nilai
produksi terbesar dihasilkan dari industri penggilingan gabah,
yaitu sekitar 34,76 persen dari nilai produksi industri kecil
Gambar
Jumlah Perusahaan dan Tenaga Kerja pada Industri Kecil Menurut Jenis Industri di Kabupaten Polewali Mandar,2010-2015
Sumber Data: Polewali Mandar dalam Angka 2016
f. Pertambangan dan Energi
Komoditi pertambangan andalan Kabupaten Polewali Mandar
terdiri dari tambang galian golongan C, yaitu tembaga, biji besi,
Bab. 2. Profil Kabupaten II - 57
Tabel
Nama Perusahaan, Jenis Izin dan Lokasi Tambang di Kabupaten Polewali Mandar, 2015
Sumber Data: Polewali Mandar dalam Angka 2016
g. Pariwisata
Pada sektor pariwisata, Polewali Mandar juga memiliki potensi
yang besar dibandingkan daerah lainnya di Sulawesi Barat. Di
antara potensi itu adalah wisata bahari, wisata alam, wisata
budaya dan kerajinan yang tersebar di beberapa kecamatan.
Bab. 2. Profil Kabupaten II - 58 1) Wisata Bahari
Wisata bahari ini terdiri dari pulau Sappoang, Pulau Gusung
Toraya di Kecamatan Binuang dan Pantai Palippis di
Kecamatan Balanipa. Pulau-pulau itu semakin diperindah
dengan lopi sandeq atau aktivitas nelayan Mandar yang
terkenal sebagai pelaut ulung.
Lopi Sandeq
Salah satu warisan kebudayaan bahari Mandar adalah lopi
sandeq. Bentuknya yang mungil menjadikan perahu ini
lincah di samudera. Lopi sandeq terdiri dari anasir perahu,
antara lain tambera, sobal, guling, pallayarang, palatto,
tadiq, petaq dan sebagainya. Oleh nelayan, perahu ini
kerap digunakan sebagai alat transportasi antar pulau,
mencari ikan atau motangnga (berburu telur ikan terbang).
Bahkan untuk memeriahkan perayaan Hari Kemerdekaan
RI, setiap tahun diadakan Sandeq Race yang diikuti
berbagai kalangan di Sulawesi hingga mancanegara. Tak
terhitung jumlah peneliti yang tertarik dan telah
melakukan riset tentang sandeq dan tradisi bahari Mandar.
Pantai Bahari
Letaknya tepat berada di Kota Polewali, Ibu kota
Kabupaten Polewali Mandar. Dahulu Pelabuhan Bahari
sangat ramai kapal pelayaran antar pulau untuk
mengangkut hasil bumi dari Polewali Mandar, seperti
kopra dan beras. Pada malam hari pantai Bahari sangat
ramai dikunjungi oleh wisatawan domestik yang terutama
yang berasal dari beberapa Kabupaten/Kota yang ada di
Bab. 2. Profil Kabupaten II - 59
Pinrang dan Kota Parepare. Di tempat ini pengunjung
disuguhi dengan wisata kuliner dengan berbagai pilihan.
2) Wisata Alam
Wisata alam ini terdiri dari air terjun Indo Ranoang,
permandian Limbong di Kecamatan Anreapi, permandian Biru
di Kecamatan Binuang dan objek tirta bendungan pengairan
Sekka-Sekka di Kecamatan Mapilli yg perbatasan dengan
kecamatan Luyo.
Air Terjun Indo Ranoang & Limbong
Air terjun Indo Ranoang dan permandian Limbong berada
di lokasi yang sama. Indo Ranoang merupakan sumber air
yang tak pernah kering bagi permandian Limbong,
sekaligus hulu sungai yang sama walau berada di tempat
yang berbeda.
Air Terjun Limbong Miala dan Limbong Kamandan
Permandian alam ini terletak di Desa Kurrak kecamatan
Tapango. Karena didukung alamnya yang asri dan sejuk
permandian alam ini sangat menarik untuk dikunjungi
terutama bagi mereka yang ingin menikmati hawa
pegunungan. Jarak tempuh dari kota Polewali sekitar satu
setengah jam melalui Wonomulyo, Pelitakan Tapango, Riso
dan Kalimbua. Jarak tempuh yang terbilang dekat dari kota
Polewali karena jalan menuju permandian telah dirintis
oleh Pemerintah Daerah yang dapat dilalui kendaraan roda
dua dan roda empat.
Limbong Lebok ( Biru )
Permandian alam ini terletak di Kanang, Desa Batetangnga
Bab. 2. Profil Kabupaten II - 60
menit dari pusat kota Polewali yang berjarak 11 Km dari
lokasi ini,permandian ini merupakan permandian yang
cukup terkenal akan buah-buahannya seperti Langsat,
durian, dan Rambutan.
Sekka-sekka
Objek wisata Bendungan Sekka-Sekka merupakan objek
wisata yang sangat indah dengan pemandangan yang asri
dan cuaca yang sejuk. Objek ini mempunyai fungsi ganda
di mana selain sebagai objek wisata sekaligus difungsikan
pula sebagai sarana air bersih di Kabupaten Polewali
Mandar.
Burung Mandar
Objek lain yang juga menarik adalah burung Mandar yang
dibanggakan oleh masyarakat Mandar. Burung ini
mempunyai deskripsi sebagai berikut:
Bentuknya ramping, tubuh dan badannya lunak
seperti Ralina Pasciata, warna bulu kecoklatan;
Kepala bagian atas hitam;
Muka samping sampai rahang bawah berwarna putih;
Leher bawah dan perut berwarna kelabu;
Di sisi tubuh dan di bawah sayap terdapat garis-garis
hitam melintang tegak;
Sayap yang berukuran sedang dan tidak terlalu besar,
menjadikan burung ini tidak termasuk spesies
penerbang ulung;
Selaput pelangi mata kecoklatan, paruh panjang
runcing dan kehitaman;
Bab. 2. Profil Kabupaten II - 61
Kuku jari panjang;
Suaranya terdengar seperti suara orang mendengkur.
Cara Hidup:
Sendiri-sendiri atau berpasangan;
Makanannya berupa tumbuhan, serangga dan
hewan air;
Habitatnya berkembang-biak dihutan dan
rawa-rawa.
3) Wisata Seni Budaya
Sebagai salah satu pilar kebudayaan Mandar,
kesenian mandar yang merupakan unsur kebudayaan
yang biasa diselengarakan dalam kegiatan
perkawinan (mappakaweng) atau khataman
Al-Qur’an (mappatammaq). Kesenian itu antara lain Tari
Pattuqduq, Pakkacaping (menggunakan kecapi),
Parrawana (menggunakan rebana/tambur), Orkes
Toriolo (kelompok kesenian atau band),
Passayang-sayang (sastra lisan/berbalas syair), Kalindaqdaq
(syair lisan/tertulis berisi petuah) dan Saeyang
pattuqduq (kuda menari mengikuti irama).
Kesenian yang paling dinantikan adalah saeyang
pattuqduq. Saeyang pattuqduq oleh masyarakat
Mandar diselenggarakan dalam rangkaian kegiatan
khataman Al-Qur’an (mappatammaq), khitanan
(massunnaq), maulid Nabi (mamunuq), perkawinan
(tokaweng) atau memeriahkan acara syukuran.
Saeyang pattuqduq ditunggangi oleh gadis-gadis
Bab. 2. Profil Kabupaten II - 62
sambil berkeliling kampung. Sementara itu
sekelompok orang saling berbalas pantun dalam
bahasa Mandar di depan kuda menari tersebut.
h. Hasil Kerajinan
Pada aspek kerajinan (handycraft) Polewali Mandar sesungguhnya
sangat potensial, sehingga sangat perlu untuk dikembangkan. Di
antara kerajinan yang dapat diandalkan adalah sarung sutera
Mandar (lipaq saqbe), anyaman, sulaman dan cindera mata
kerang-kerangan.
Sutera Mandar ditenun tanpa menggunakan mesin. Hingga
sekarang kerajinan tradisional ini digalakkan dibeberapa
kecamatan pesisir pantai. Sutera Mandar sangat cocok dijadikan
sebagai cindera mata bagi yang mengunjungi Polewali Mandar.
Selain awet sarung ini juga tidak luntur.
i. Makanan Khas
Salah satu kekhasan suatu daerah adalah makanan. Alam dan
iklim turut membentuk terciptanya berbagai macam dan jenis
makanan, sehingga di mana-mana kita sering menemukan variasi
makanan dari bahan yang sama.
Khusus di Polewali Mandar, sebagaimana juga diwilayah Mandar
lainnya, golla kambu, loka anjoroi atau bau peapi adalah sedikit di
antara sekian jenis makanan tradisional yang masyhur dan
menjadi ikon Polewali Mandar di bidang makanan.
Dari tiga jenis makanan tersebut, baru golla kambu yang dikelola
dan dikembangkan, baik pada cita rasa maupun kemasan.
Makanan khas ini terbuat dari gula aren yang dicampur beras
ketan dan diberi parutan kelapa. Dengan rasanya yang manis,
Bab. 2. Profil Kabupaten II - 63
Dengan kekhasan itulah, golla kambu dikemas dan dijajakan di
pasar-pasar atau dideretan kios golla kambu di depan Kantor
Kecamatan Campalagian. Ditempat ini, kendaraan roda empat
atau roda dua yang melintas biasanya singgah untuk
menyempatkan membeli oleh-oleh golla kambu.
Adapun loka anjoroi (pisang yang disantan) dan bau peapi (ikan
yang dimasak dengan bumbu-bumbu ala Mandar) dapat
dinikmati hangat-hangat saat rekreasi atau suasana santai.
2.4.2 Data pendapatan per kapita dan proporsi penduduk miskin
a) Pendapatan per kapita
Pada tahun 2014, realisasi penerimaan Pemerintah Daerah
Kabupaten Polewali Mandar tercatat sebesar 952,871 juta rupiah,
yang terdiri atas pendapatan asli daerah sebesar 96,599 juta
Pemerintah Kabupaten Polewali Mandar. Pendapatan Asli Daerah
Kab, Polewali Mandar pada tahun 2014 meningkat 209,60
persen jika dibandingkan tahun 2013. Realisasi pengeluaran
Kabupaten Polewali Mandar pada tahun 2014 adalah 898.085 juta
Bab. 2. Profil Kabupaten II - 64 Harga-Harga
Harga eceran beberapa jenis barang yang disajikan pada tabel
10.3.1- 0.3.7 diolah dari hasil survei bulanan Badan Pusat
Statistik Kabupaten Polewali Mandar di beberapa pasar di
kecamatan. Selama kurun waktu 2011-2015, Nampak bahwa
harga rata-rata 9 bahan pokok di Kabupaten Polewali Mandar
berfluktuasi dan cenderung terus mengalami peningkatan.
Gambar
Distribusi Persentase Realisasi Penerimaan Pemerintah Daerah Menurut Jenis Penerimaan di Kabupaten Polewali
Mandar, 2013-2014
Bab. 2. Profil Kabupaten II - 65 Tabel.
Realisasi Penerimaan Pemerintah Daerah Menurut Jenis Penerimaan di Kabupaten Polewali Mandar (ribu rupiah),
2013–2014
Bab. 2. Profil Kabupaten II - 66 Tabel.
Realisasi Pengeluaran Pemerintah Daerah Menurut Jenis Pengeluaran di Kabupaten Polewali Mandar (ribu rupiah),
2013–2014
Bab. 2. Profil Kabupaten II - 67
b) Proporsi penduduk miskin (sdh ada datanya)
Kemiskinan
Penduduk miskin adalah penduduk yang
memiliki rata-rata pengeluaran per kapita per
bulan di bawah garis kemiskinan.
Garis Kemiskinan Makanan (GKM) merupakan
nilai pengeluaran kebutuhan minimum makanan
yang yang disetarakan dengan 2.100 kkalori
per kapita per hari. Garis kemiskinan Non
-Makanan (GKNM) adalah kebutuhan minimun
untuk perumahan, sandang, pendidikan,
kesehatan, dan kebutuhan dasar lainnya
Tabel
Bab. 2. Profil Kabupaten II - 69 Tabel
Bab. 2. Profil Kabupaten II - 70 2.4.3 Data kondisi lingkungan strategis (misal: topografi, geologi,
klimatologi dll)
Secara administratif pemerintahan Kabupaten Polewali Mandar
terdiri dari 16 kecamatan, dengan 144 desa dan 23 kelurahan,
dengan total luas wilayah 2.022,30 km2. Dari segi luas,
kecamatan dengan luas areal terbesar adalah Kecamatan Tubbi
Taramanu yang mencapai 357,0 km2 atau 17,7 persen dari luas
total Kabupaten Polewali Mandar, kemudian disusul Kecamatan
Mappili yang luasnya mencapai 321,5 km2 atau 15,9 persen dari
total luas wilayah Kabupaten Polewali Mandar. Sebaliknya,
kecamatan dengan luas wilayah terkecil adalah Kecamatan
Tinambung dan Polewali, dengan luas wilayah masing-masing
hanya 21,3 km2 dan 26,3 km2atau setara dengan 1,1 persen dan
1,3 persen dari total luas wilayah Kabupaten Polewali Mandar.
Dengan posisi geografis tersebut, maka terbentuk iklim
Kabupaten Polewali Mandar yang sangat mendukung
pengembangan berbagai komoditas pertanian bernilai ekonomi
Bab. 2. Profil Kabupaten II - 71
luas kabupaten, dan elevasi 400 – 600 m dpl luasnya sekitar 31.967
ha atau setara 15,4 persen dari luas total Kabupaten Polewali
Mandar. Sedangkan wilayah Kabupaten Polewali Mandar yang
berada pada elevasi > 600 m dpl luasnya sekitar 36.400 ha atau
17,5 persen dari luas total kabupaten.
Untuk kemiringan lereng, yang dominan di Kabupaten Polewali
Mandar adalah kelas 40 – 60 persen (bergunung), yang
menempati areal sekitar 56.249 ha atau sekitar 27,1 persen dari
luas total areal kabupaten, selanjutnya kelas kemiringan lereng
>60 persen dengan luas areal 39.181 ha atau 18,9 persen dari
luas kabupaten, dan kelas 15 - 25 persen luasnya sekitar 34.736 ha
atau setara 16,7 persen dari luas kabupaten. Wilayah kabupaten
Polewali Mandar yang berada pada kondisi topografi yang relatif
datar (kelas 0-2%) luasnya hanya sekitar 30.811 ha atau 14,8 persen
dari luas kabupaten. Terkait dengan potensi ekonomi lahan, maka
lahan dengan kemiringan lereng rendah (kurang dari 25%) memiliki
potensi ekonomi tinggi, dimana Kabupaten Polewali Mandar
memiliki luas areal lebih dari 65.500 ha (31,5% dari luas
kabupaten) dengan kemiringan lereng seperti itu.
Selain iklim dan kondisi biofisik lahan, di Kabupaten Polewali
Mandar, juga terdapat banyak sungai–sungai kecil yang langsung
bermuara di Selat Makassar, sehingga terdapat banyak sub-sub
daerah aliran sungai (DAS). Akan tetapi, secara umum bisa
dikatakan bahwa di Kabupaten Polewali Mandar terdapat dua
buah DAS besar, yaitu DAS Base-Base dengan luas 9.069 ha dan
DAS Mapilli dengan luas 198.443 ha.
DAS Base-Base arealnya mencakup tiga wilayah kecamatan,
Bab. 2. Profil Kabupaten II - 72
Binuang 7.132 ha, dan Kecamatan Matakali seluas 100 ha. DAS
Base-base mencakup 4,4 persen dari luas wilayah Kabupaten
Polewali Mandar. Untuk DAS Mapilli cakupan arealnya meliputi
seluruh kecamatan atau 95,6 persen dari luas wilayah Kabupaten
Polewali Mandar. Kecamatan yang arealnya masuk wilayah DAS
Mapilli dengan proporsi terbesar adalah kecamatan
Tubbitaramanu dengan luas mencapai 40.575 ha.
2.4.4 Data risiko bencana alam
Sesuai dengan posisi geografis, topografi wilayah, dan kondisi alam, Kabupaten Polewali Mandar cukup rentan terhadap bencana alam.
Wilayah rawan bencana alam di Kabupaten Kabupaten Polewali
Mandar, antara lain :
a. Bencana tanah longsor meliputi wilayah Kecamatan Alu, Tubbi
Taramanu, Balanipa, Mapilli, Anreapi, Bulo, Tapango, Matangnga
dan Binuang.
b. Abrasi dan erosi pantai tersebar di wilayah pesisir meliputi
Kecamatan Tinambung, Balanipa, Campalagian, Mapilli,
Wonomulyo, Matakali, Polewali dan Binuang
c. Kawasan gelombang pasang dan banjir tersebar di wilayah
pesisir meliputi Kecamatan Tinambung, Balanipa, Campalagian,
Mapilli, Wonomulyo, Matakali, Polewali dan Binuang.
d. Kawasan rawan banjir meliputi wilayah Kecamatan Tinambung,
Limboro, Campalagian, Luyo, Mapilli, Wonomulyo, Tapango,
Matakali, Binuang dan Polewali.
e. Kawasan rawan gempa bumi berdasarkan riwayat kegempaan
terutama di wilayah Kecamatan Wonomulyo, Mapilli, Luyo,
Campalagian, Balanipa, Tinambung, Limboro, Alu dan Tubbi
Bab. 2. Profil Kabupaten II - 73 f. Kawasan rawan gerakan tanah adalah kawasan yang sering
terjadi gerakan tanah pada kawasan perbukitan terjal tersebar di
Kecamatan Alu, Tubbi Taramanu, Bulo, Anreapi, dan Matangnga.
g. Kawasan rawan tsunami adalah kawasan pantai yang berada
pada zona kerawanan tinggi dengan daerah topografi yang
landai dengan ketinggian <10 meter di atas permukaan laut
terutama di bagian pesisir Kecamatan Tinambung, Balanipa,
Campalagian, Mapilli, Wonomulyo, Matakali, Polewali dan
Binuang.
h. Kawasan rawan intrusi air laut meliputi wilayah pesisir
Kecamatan Tinambung, Balanipa, Campalagian, Mapilli,
Wonomulyo, Matakali, Polewali dan Binuang.
Bencana Alam yang sering terjadi di Kabupaten Polewali Mandar serta
titik evakuasi pada saat terjadi bencana. Untuk lebih jelasnya, dapat
Bab. 2. Profil Kabupaten II - 74 Tabel 2.15
Jumlah Bencana Alam Menurut Jenis Bencana (dalam KK) Kabupaten Polewali Mandar, 2008-2012
Sumber Data: RPJMD Kab. Polewali Mandar tahun 2014-2019
Tabel 2.16
Titik Evakuasi Kabupaten Polewali Mandar, 2012
N
Kecamatan Titik Evaluasi MDPL
Bab. 2. Profil Kabupaten II - 75 Sumber Data : RPJMD Kab. Polewali Mandar tahun 2014-2019
- Puskesmas & MTS Prama Tutallu 58
- Kantor Desa & Pustu
Todang-- Puskesmas & MTS Prama Tutallu 58
5 Limboro
- Masjid Nurul Bashar Tandung 30
- SDN 059 Inpres Limboro 31
- SMPN 4 Tinambung 29
- MA DDI Tinambung 32
Bab. 2. Profil Kabupaten II - 76 .4.1 Isu-isu strategis terkait pembangunan infrastruktur