• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II PROFIL KABUPATEN POLEWALI MANDAR - DOCRPIJM 1478169578Bab 2 Profil Kabupaten Kota

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "BAB II PROFIL KABUPATEN POLEWALI MANDAR - DOCRPIJM 1478169578Bab 2 Profil Kabupaten Kota"

Copied!
76
0
0

Teks penuh

(1)

Bab. 2. Profil Kabupaten II - 1

BAB II

PROFIL KABUPATEN POLEWALI MANDAR

2.1. WILAYAH ADMINISTRASI

2.1.1. Administrasi wilayah

Kabupaten Polewali Mandar terletak di Sulawesi Barat

dengan luas wilayah sebesar 2.022,30 km2. Secara

administratif, Kabupaten Polewali Mandar terbagi ke dalam

16 kecamatan. Kecamatan yang paling luas wilayahnya adalah

Tubbi Taramanu dengan luas 356,95 km2 atau 17,65 persen

dari luas wilayah Kabupaten Polewali Mandar. Sementara

kecamatan dengan luas wilayah terkecil adalah Kecamatan

Tinambung dengan luas 21,34 km2 atau 1,06 persen.

Kecamatan Matangnga merupakan kecamatan terjauh yang

berjarak 70,3 km antar pusat kecamatan dari ibukota

kabupaten. Nama sungai yang mengalir di Kabupaten

Polewali Mandar dapat dilihat pada Tabel 1.1.5.

Sedangkan, nama gunung yang berada di Kabupaten Polewali

Mandar

Kabupaten Polewali Mandar terletak ± 195 km sebelah

selatan Mamuju, Ibukota Provinsi Sulawesi Barat atau ± 250

km sebelah utara Kota Makassar, Ibukota Provinsi Sulawesi

(2)

Bab. 2. Profil Kabupaten II - 2

– –

Kabupaten ini dibatasi

Sebelah Utara : Kabupaten Mamasa

Sebelah Timur : Kabupaten Pinrang

Sebelah Selatan : Selat Makassar

Sebelah Barat : Kabupaten Majene

Selama tahun 2015 di Kabupaten Polewali Mandar

tercatat sebanyak 133 hari hujan dengan curah hujan

sebesar 1.409,3 mm. Jumlah hari hujan terbanyak terjadi

pada bulan April dan November dengan jumlah hari hujan

18 hari dan curah hujan tertinggi pada bulan April

sebanyak 264,8 mm. Sebaliknya, jumlah hari hujan terendah

terjadi pada bulan Juli dan September dengan jumlah hari

hujan 2 hari dan curah hujan terendah terjadi pada bulan

(3)

Bab. 2. Profil Kabupaten II - 3

Gambar 2. 1.

Peta Administrasi Kabupaten Polewali Mandar

(4)

Bab. 2. Profil Kabupaten II - 4 Secara administratif, Kabupaten Polewali Mandar

terbagi ke dalam 16 (enam belas) kecamatan yang terdiri atas

144 desa dan 23 kelurahan dengan luas wilayah 2.022,30 Km2.

Kecamatan Tubbi Taramanu merupakan kecamatan yang

terluas dengan luas wilayah 356,95 Km2 atau 17,65 persen

dari seluruh luas wilayah Kabupaten Polewali Mandar.

Sementara kecamatan dengan luas wilayah terkecil adalah

Kecamatan Tinambung dengan luas 21,34 Km2 atau hanya

(5)

Bab. 2. Profil Kabupaten II - 5

Tabel 2.1

Luas Wilayah Menurut Kecamatan di Kabupaten Polewali Mandar,2015

(6)

Bab. 2. Profil Kabupaten II - 6

Tabel 2.2

Letak Geografis dan Ketinggian dari Permukaan Laut Menurut Kecamatan di Kabupaten Polewali Mandar, 2015

(7)

Bab. 2. Profil Kabupaten II - 7 2.1.2. Topografi

Dari sisi topografi, sebagian besar atau >41 persen dari luas

Kabupaten Polewali Mandar memiliki topografi berbukit, >39

persen dari luas kabupaten memiliki topografi bergunung, dan

sisanya sekitar 20 persen dari luas kabupaten memiliki

topografi datar, dengan kelas lereng dominan antara 5-15

persen dan 15-40 persen (>70% dari luas kabupaten). Dengan

kondisi topografi seperti ini, maka perencanaan pembangunan di Kabupaten Polewali Mandar harus dilakukan dengan ekstra

hati-hati agar sumberdaya alam yang tersedia dapat

dimanfaatkan secara optimal dan berkelanjutan. Untuk lebih

jelasnya, dapat dilihat pada tabel di bawah ini:

Tabel 2.3

(8)

Bab. 2. Profil Kabupaten II - 8

Tabel 2.4

Letak Geografis dan Ketinggian dari Permukaan Laut Menurut Kecamatan di Kabupaten Polewali Mandar, 2015

Sumber Data : Polewali Mandar dalam Angka 2016

2.1.3. Geohidrologi

Kabupaten Polewali Mandar mempunyai beberapa sungai

yang mermupakan sumber air. Sungai – sungai ini selanjutnya

dapat menjangkau pengembangan berbagai keperluan.

Sungai mempunyai multifungsi yang sangat vital diantaranya

(9)

Bab. 2. Profil Kabupaten II - 9

pusat listrik tenaga air serta sebagai sarana rekreasi air.

Wilayah Sungai Kalukku Karama yang merupakan wilayah

sungai lintas provinsi dengan Daerah Aliran Sungai (DAS).

Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel di bawah ini:

Tabel 2.5

DAS (Daerah Aliran Sungai) Kabupaten Polewali Mandar

No DAS Wilayah Kecamatan Luas (Ha)

1 MANDAR Alu, Balanipa, Limboro, Luyo, Tinambung, Tubbi

taramanu

48.034,74

2 MALOSSO Alu, Bulo, Campalagian, Limboro, Luyo, Mapilli,

Matangnga, Tapango, Tubbi Taramanu, Wonomulyo

99.299,51

3 MATAKALI Anreapi, Binuang, Bulo, Mapilli, Matakali,

Matangnga, Polewali, Tapango, Wonomulyo

42.755,63

4 BINUANG Anreapi, Binuang, Polewali 10.409,08

5 SILOPO Binuang 3.014,35

6 TIMBO Balanipa, Campalagian, Limboro, Tinambung 5.583,39

Jumlah 209.415,60

Sumber Data: Peta Digital, 2010

2.1.4. Geologi

Berdasarkan peta geologi, Sulawesi skala 1:250.000 lembar

(10)

Bab. 2. Profil Kabupaten II - 10

granit, granodiorit, diorite, sienit dan dijumpai gabro

berumur pliosen; (Tmpv) BATUAN GUNUNGAPI WAILIMBONG

berupa lava bersusunan basal sampai andesit, breksi

andesit-piroksin, breksi andesittrakit berumur mio-pliosen;

(Tmm) FORMASI MANDAR berupa batupasir, batulanau, dan

serpih berumur miosen akhir; (Tmpm) FORMASI MAPI berupa

batupasir tufaan, batulanau, batulempung, dan batugamping

berumur miosen tengan-pliosen; (Tmav) BATUAN

GUNUNGAPI ADANG berupa tuf, lava dan breksi gunungapi

berumur miosen; dan (Kls) FORMASI LATIMOJONG berupa

serpih, filit, rijang, armer, dan kuarsit berumur kapur akhir.

Gerakan-gerakan sesar banyak terdapat di sebelah barat

dengan arah yang bervariasi tapi umumnya berarah

Baratlaut – Tenggara. Sesar ini sebagian besar berada pada

Formasi Mandar. Berdasarkan hasil pengamatan di lapangan

bahan induk tanah dapat dibedakan ke dalam 4 macam,

yaitu bahan aluvium, aluvio-marin, batuan sedimen, dan

bahan volkan. Bahan aluvium terdiri dari liat, pasir, dan

kerikil/batu. Batuan sedimen terutama batupasir, batulanau,

dan serpih. Sedang bahan volkan yaitu tuf, breksi, batuan

andesit-basal banyak dijumpai di perbukitan sebelah Utara

(11)

Bab. 2. Profil Kabupaten II - 11

Gambar 2.2

Peta Geologi Kabupaten Polewali Mandar

(12)

Bab. 2. Profil Kabupaten II - 12 2.1.5. Klimatologi

Data curah hujan sementara di Kabupaten Polewali

Mandar diambil dari stasiun Balai Benih Lantora No. 442

C. Rerata curah hujan tahunan sekitar 1.902 mm engan

kisaran antara 1.422–3.306 mm dan jumlah rerata curah hujan

bulanan berkisar dari 57-226 mm. Distribusi curah hujan

bulanan tersebut menunjukkan bahwa daerah Kabupaten

Polewali Mandar mempunyai musim kemarau sekitar 2

bulan (Agustus-September), musim hujan atau bulan basah

terjadi pada Nopember-Januari dan Maret-April, sedangkan

kondisi hujan agak kurang terjadi pada bulan Pebruari, Mei,

Juni, Juli, Oktober dan Nopember. Distribusi curah hujan

bulanan tersebut menunjukkan bahwa wilayah Kabupaten

Polewali Mandar tergolong beriklim basah dengan curah hujan

yang relatif tinggi.

menunjukkan sebagian besar wilayah Kabupaten Polewali

Mandar memiliki curah hujan yang cukup tinggi.

Wilayah Kabupaten Polewali Mandar dialiri oleh 2 sungai

besar, yaitu Sungai Mandar dan Sungai Maloso, serta

beberapa sungai kecil yang bermuara ke dua sungai

(13)

Bab. 2. Profil Kabupaten II - 13

bendung untuk keperluan irigasi pertanian di Kecamatan

Luyo,Mapili, Wonomulyo, Campalagian dan Matakali.

Table 2.6.

Jumlah curah hujan menurut bulan di kab. Polewali mandar (mm), 2011-2015

(14)

Bab. 2. Profil Kabupaten II - 14 2.1.6. Kondisi Sosial dan Ekonomi

a) Kondisi Sosial 1. Pendidikan

Salah satu faktor utama keberhasilan pembangunan di

suatu daerah adalah tersedianya cukup sumber daya

Madrasah Aliyah, yang bersumber dari Dinas Pendidikan,

Pemuda dan Olahraga Kabupaten Polewali Mandar dan

Kementerian Agama Kab. Polewali Mandar. Pada tahun

2015 di tingkat SD, terjadi peningkatan jumlah lulusan

dibanding tahun 2014 sebesar 23,55 persen. Lain halnya

dengan tingkat SMP, lulusan tingkat SMP dan SMA

mengalami penurunan masing-masing sebesar 0.07

persen dan 1,57 persen. Sebaliknya jika dibandingkan

tahun 2014 jumlah lulusan SMK mengalami penurunan

(15)

Bab. 2. Profil Kabupaten II - 15

Gambar 2.4.

Jumlah Lulusan SD, SMP, SMA dan SMK di Kabupaten Polewali Mandar, 2012-2015

Sumber Data : Polewali Mandar dalam Angka 2016

Tabel 2.7.

Angka partisipasi sekolah di kabupaten polewali mandar 2011-2015

(16)

Bab. 2. Profil Kabupaten II - 16

2. Kesehatan

Pembangunan bidang kesehatan meliputi seluruh siklus

atau tahapan kehidupan manusia. Bila pembangunan

kesehatan berhasil dengan baik maka terjadi

peningkatan kesejahteraan. Ketersediaan sarana

kesehatan akan sangat menunjang peningkatan kualitas

kesehatan masyarakat. Pada tahun 2015terdapat 1 rumah

sakit, 0 rumah sakit bersalin, 20 puskesmas, 54 pustu,

108 poskesdes, dan 611 posyandu di Kab. Polewali

Mandar. Sedangkan perkembangan jumlah tenaga

kesehatan dapat dilihat pada Tabel 4.2.5 Salah satu upaya

untuk menekan laju pertumbuhan penduduk adalah

melalui program Keluarga Berencana (KB). Pada tahun

(17)

Bab. 2. Profil Kabupaten II - 17

Tabel.2.8

Jumlah Fasilitas Kesehatan Menurut Kecamatan di Kabupaten Polewali Mandar, 2015

(18)

Bab. 2. Profil Kabupaten II - 18 Lanjutan..

(19)

Bab. 2. Profil Kabupaten II - 19

Tabel.2.9

Jumlah Kunjungan Puskesmas Menurut Kecamatan di Kabupaten Polewali Mandar, 2011–2015

Sumber Data: Polewali Mandar dalam Angka 2016

3. Agama

Pada tahun 2015, jumlah tempat peribadatan seperti

masjid, langgar, gereja Protestan dan gereja Katholik di

Kab. Polewali Mandar masing-masing sebanyak 829,

105, 47, dan 10 buah. Jumlah penduduk menurut

agama yang dianut dapat dilihat pada Tabel 4.3.1.

(20)

Bab. 2. Profil Kabupaten II - 20

dapat dilihat pada tabel 4.3.4. Pada tahun 2015

tercatat sebanyak 3.117 peristiwa nikah, 485peristiwa

talaq dan cerai. Selama perode 2012-2015 jumlah jamaah

haji yang diberangkatkan ke Tanah Suci menurun. Pada

tahun 2012 jamaah haji yang diberangkatkan ke Tanah

Suci sebanyak 502 orang, kemudian pada tahun 2013

sebanyak 403 orang, tahun 2014 menurun menjadi 397

orang, dan pada tahun 2015 stabil dengan jumlah 398.

Pada taDitinjau menurut kecamatan, jumlah jamaah haji

paling banyak berasal dari Kecamatan Polewali yaitu

sekitar 139 orang atau 34,92 persen. Jika dilihat

menurut umur, sebesar 59,05 persen jamaah yang

diberangkatkan ke Tanah Suci berada pada kelompok

(21)

Bab. 2. Profil Kabupaten II - 21

Tabel.2.10

Jumlah Penduduk Menurut Kecamatan dan Agama di Kabupaten Polewali Mandar, 2015

(22)

Bab. 2. Profil Kabupaten II - 22

usaha pengadaan listrik dan gas sebesar 4,66 persen.

Pada tahun 2015, sektor pertanian tetap yang

memberikan kontribusi terbesar terhadap

pembentukan PDRB Kabupaten Polewali Mandar,

Sumbangan sektor pertanian sebesar 39,97 persen,

kemudian diikuti oleh sektor perdagangan besar dan

eceran; reparasi mobil dan sepeda motor sebesar

15,60 persen, Sektor berikutnya yang kontribusinya

relatif cukup besar adalah

sektor konstruksi dengan andil sebesar 7,83 persen,

Sektor dengan penyumbang terkecil adalah sektor jasa

perusahaan yaitu hanya sebesar 0,1 persen.

PDRB Per Kapita

PDRB per kapita diperoleh dari penghitungan PDRB.

Indikator ini biasa digunakan untuk mengukur tingkat

(23)

Bab. 2. Profil Kabupaten II - 23

kapita atas dasar harga berlaku diperoleh dengan

membagi PDRB atas dasar harga berlaku dengan

jumlah penduduk pertengahan tahun. Pada tahun 2015,

PDRB per kapita atas dasar harga berlaku mencapai

21,49

juta rupiah. Hal ini berarti telah terjadi peningkatan

PDRB per kapita atas dasar harga berlaku Kabupaten

(24)

Bab. 2. Profil Kabupaten II - 24 2.2. POTENSI WILAYAH KABUPATEN POLEWALI MANDAR

a. Kawasan Pertanian Tanaman Pangan di Kabupaten Polewali Mandar merupakan salah satu daerah penghasil

tanaman pangan di Provinsi Sulawesi Barat yang tersebar di

beberapa kecamatan. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat

pada tabel di bawah ini :

Tabel 2.6

Luas Lahan Pertanian dan Lahan Bukan Pertanian Menurut Kecamatan di Kabupaten Polewali Mandar (hektar), 2015

(25)

Bab. 2. Profil Kabupaten II - 25 b.Kawasan Pertanian Hortikultura, yang tersebar di

Kecamatan: Binuang, Anreapi, Matakali, Tapango,

Matangnga, Wonomulyo, Polewali, Campalagian dan Tubbi

Taramanu. Perkembancgan produksi pertanian Holtikultura

di Kabupaten Polewali Mandar dapat dilihat pada tabel di

bawah ini :

Tabel 2.7

Produksi Buah – Buahan (Ton) Kabupaten Polewali Mandar, 2008-2012

Sumber Data: BPS, Polewali Mandar Dalam Angka, 2013

(26)

Bab. 2. Profil Kabupaten II - 26 c. Kawasan Perkebunan, yang mencakup tiga kawasan, yaitu: (1) kawasan

perkebunan kakao tersebar di Kecamatan Tapango, Polewali, Balanipa,

Alu, Anreapi, Wonomulyo, Binuang, Matangnga, Limboro, Campalagian,

Bulo dan Mapilli; (2) kawasan perkebunan kelapa tersebar di Kecamatan

Tapango, Polewali, Balanipa, Alu, Anreapi, Wonomulyo, Binuang,

Matangnga, Tinambung, Tubbi Taramanu, Matakali, Limboro,

Campalagian, Bulo dan Mapilli; dan (3) kawasan perkebunan kopi

robusta tersebar di Kecamatan Binuang, Anreapi, Tapango, Bulo, Alu,

Limboro, Tubbi Taramanu dan Matangnga.

Pembangunan pada sektor perkebunan ini menempuh strategi

pemberdayaan di hulu dan memperkuat di hilir guna menciptakan nilai

tambah dan daya saing serta melibatkan partisipasi masyarakat

perkebunan guna penerapan organisasi modern berdasarkan Ilmu

Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK). Kriteria lahan yang dibutuhkan bagi

pengembangan tanaman perkebunan sangat beragam sesuai dengan

jenis komoditinya, pada dasarnya berbagai jenis tanaman perkebunan

dapat tumbuh dengan baik pada ketinggian antara 0-2500 meter diatas

permukaan laut. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel di bawah ini

(27)

Bab. 2. Profil Kabupaten II - 27

Tabel 2.8

Kriteria Kesesuaian Lahan Untuk Perkebunan

No Kriteria Sesuai Sesuai Bersyarat Tidak Sesuai

1 Jenis Tanah Litosol, Andosol,

Podsolik

4 Tekstur Tanah Berliat, Berdebu,

halus

Tanpa Genangan Antara 24 Bulan >4 Bulan

Sumber Data: RTRW Kabupaten Polewali Mandar, 2012-2032

d.Kawasan Peternakan, yang terbagi atas tiga kawasan budidaya, yaitu: (1) kawasan budidaya ternak besar tersebar di Kecamatan Binuang,

Matakali, Anreapi, Wonomulyo, Mapilli, Tapango, Bulo, Campalagian,

Tubbi Taramanu dan Matangnga; (2) kawasan budidaya ternak kecil

tersebar di Kecamatan Luyo, Campalagian, Balanipa, Tinambung,

Limboro, Alu dan Tubbi Taramanu; dan (3) kawasan budidaya ternak

unggas tersebar di Kecamatan Binuang, Matakali, Wonomulyo,

Campalagian, Tinambung dan Limboro.

Kesesuaian lahan untuk peternakan hanya mengacu pada kelas

kesesuaian lahan untuk padang pengembalaan (pasture), hal ini

disebabkan komoditas peternakan tidak menghendaki persyaratan

tanah dan iklim yang spesifik. Kabupaten Polewali Mandar memiliki

potensi pengembangan ternak besar maupun ternak kecil dan unggas

khusus untuk ternak besar pemasarannya melalui perdagangan antar

(28)

Bab. 2. Profil Kabupaten II - 28

jelasnya dapat dilihat pada tabel di bawah ini :

Tabel 2.9

Jumlah Ternak Yang Keluar dari Kabupaten Polewali Mandar (ekor), 2008-2012

Sumber Data: BPS, Polewali Mandar Dalam Angka, 2013

e. Kawasan Perikanan, yang terdiri atas tiga kawasan yaitu: kawasan perikanan tangkap, kawasan budidaya perikanan dan kawasan

pengolahan dan pemasaran hasil perikanan. Potensi kelautan

Kabupaten Polewali Mandar tersebar di 8 kecamatan dan 27

Desa/Kelurahan dengan panjang garis pantai 89,07 km yang

membentang dari Desa Paku Kecamatan Binuang hingga Desa

Tandung Kecamatan Tinambung yang di dalamnya terdapat 7 buah

pulau. Kabupaten Polewali Mandar juga memiliki beberapa komoditi

(29)

Bab. 2. Profil Kabupaten II - 29 Tabel 2.10

Produksi Perikanan Tangkap Komoditi Andalan

Kabupaten Polewali Mandar, 2008 – 2012

NO.

Sumber Data: Dinas Kelautan dan Perikanan Kab. Polewali Mandar, 2013

Tabel 2.11

Produksi Perikanan Budidaya dan Rumput Laut Kabupaten Polewali Mandar, 2008 - 2012

No Jenis Budidaya 2008 2009 2010 2011 2012

8.069,22 9.505.63 8.170,00 8.178,00 8.180,50

Produksi Udang (Ton) 795,20 723,25 795,58 798,50 805,25

(30)

Bab. 2. Profil Kabupaten II - 30 Guna mendukung asksesibiltas produksi perikanan khususnya tambak

diperlukan jalan tambak dengan rasio perbandingan setiap 40 Ha

tambak membutuhkan 1 km jalan tambak sedangkan dalam rangka

meningkatkan produktifitas diperlukan saluran irigasi tambak yang

memadai dengan perbandingan setiap 20 Ha tambak membutuhkan 1

km saluran irigasi tersier. Untuk lebih jelasnya, dapat dilihat pada tabel

di bawah ini:

Tabel 2.12

Infrastruktur (Jalan, Jembatan dan Irigasi) Tambak Kabupaten Polewali Mandar tahun 2008 - 2012

No. Infrastruktur

Sumber Data: Dinas Kelautan dan Perikanan Kab Polewali Mandar, 2013

Berdasarkan data Dinas Kelautan dan Perikanan Tahun 2013, bahwa

tahun 2008- 2012 panjang jalan tambak yang terbangun adalah 22,2

km yang artinya dalam rangka meningkatkan aksesibilitas produksi

perikanan masih diperlukan sekitar 105,88 km jalan tambak, dan

saluran irigasi tersier tambak yang telah terbangun adalah 86,25 km

yang artinya jika ingin meningkatkan produktifitas tambak diperlukan

169,92 km saluran irigasi tersier.

f. Kawasan Pertambangan terbagi atas tiga kawasan, yaitu: kawasan

pertambangan mineral dan batubara, kawasan pertambangan gas dan

minyak bumi, dan kawasan pertambangan panas bumi. Komoditi

(31)

Bab. 2. Profil Kabupaten II - 31

tambang tembaga, biji besi, granit dan sienit, mika, lempung, pasir

kuarsa dan zeloit. Lahan pertambangan ini pada umumnya memiliki

luas 5000 Ha dan tersebar di beberapa kecamatan. Untuk lebih

jelasnya, dapat dilihat pada tabel di bawah ini:

Tabel 2.13

Nama Perusahaan, Jenis Izin dan Lokasi Tambang Kabupaten Polewali Mandar, 2012

No Perusahaan Jenis Izin Bahan

Tambang Lokasi Tambang

1 PT. Isco Iron Operasi

Produksi

Biji Besi DMP Desa Tapango dan Desa Riso, Kec.

Tapango

2 PT. Hendrix

International Mineral

IUP/ Eksplorasi

Biji Besi DMP Desa Pasiang, Kec. Matakali, dan

Desa Papandangan, Kecamatan

Biji Besi DMP Desa Tapango, dan Riso, Kec.

Tapango dan Desa

Bijih Besi DMP Desa Indomakkombong, Kec.

Matakali dan Desa Tapango, Kec.

Bijih Besi DMP Desa Tapango Barat, Kec. Tapango,

Desa Tapua Kec. Matangnga dan Desa Andau Kec. Mapilli

Sumber Data: BPS, Polewali Mandar Dalam Angka, 2013

g.Kawasan Industri terbagi atas tiga kawasan, yaitu: kawasan industri pengolahan hasil pertanian, kawasan industri pengolahan hasil

peternakan, dan kawasan industri pengolahan hasil perikanan. Kawasan

industri tersebar di semua kecamatan namun paling banyak terdapat

di Kecamatan Polewali dan Wonomulyo yang pada umumnya

merupakan Industri Kecil Menengah (IKM). Untuk lebih jelasnya, dapat

(32)

Bab. 2. Profil Kabupaten II - 32

Tabel 2.14

Jumlah Perusahaan, Tenaga Kerja Industri Kecil dan Nilai Produksi Kabupaten Polewali Mandar, 2012

3 Ind. Pembuatan Virgin Coconut Oil (VCO)

13 Ind. Makanan lainnya (wajek, madu, kerupuk, Nata De Coco dan Garam Beriodium)

(33)

Bab. 2. Profil Kabupaten II - 33 h.Kawasan Pariwisata adalaha kawasan yang secara teknis dapat

digunakan untuk kegiatan pariwisata serta tidak mengganggu

kelestarian budaya, keindahan alam, dan lilngkungan hidup. Kawasan

Pariwisata initerbagi atas dua kawasan, yaitu: kawasan wisata budaya da

bn kawasan wisata alam.

Kawasan Pariwisata Budaya terdiri dari :

1) Pariwisata Budaya Tradisional Mandar di Kecamatan : Tinambung,

Limboro, Balanipa, Alu, Campalagian, Luyo, dan Tubbi Taramanu.

2) Pariwisata Budaya Tradisional Jawa di Kecamatan Wonomulyo.

Kawasan Pariwisata Alam terdiri dari :

3) Wisata Pantai Pulau Pasir Putih di Kecamatan Binuang, Pantai

Bahari di Kecamatan Polewali, Pantai Labuang di Kecamatan

Campalagian, Pantai Palippis di Kecamatan Balanipa, Tanjung

Mampie di Kecamatan Wonomulyo.

4) Wisata Bawah laut (penyelaman/snorkeling) di sebelah Utara

Pulau Pasir Putih Kecamatan Binuang, perairan Pantai Labuang di

Kecamatan Campalagian, Perairan Palippis di Kecamatan Balanipa.

5)

Wisata Air Terjun di Kecamatan Tapango, Binuang dan Anreapi.

2.3. DEMOGRAFI DAN URBANISASI (Lengkapi)

2.3.1. Jumlah penduduk dan KK keseluruhan

Data penduduk tahun 2015 yang disajikan pada Tabel 3.1.4

adalah angka estimasi penduduk yang dihitung berdasarkan

proyeksi penduduk. Jumlah penduduk Kab. Polewali Mandar pada

tahun 2015 adalah 422.793 jiwa yang terdiri atas 206.963

(34)

Bab. 2. Profil Kabupaten II - 34

diperkirakan terdapat sekitar 94.281 rumah tangga dengan

rata-rata banyaknya anggota rumah tangga sekitar 4,5 orang.

Gambar 2.1

Piramida Penduduk di Kabupaten Polewali Mandar, 2015

(35)

Bab. 2. Profil Kabupaten II - 35

Tabel.2.15

Jumlah Penduduk dan Laju Pertumbuhan Penduduk di Kabupaten Polewali Mandar, 2006–2015

(36)

Bab. 2. Profil Kabupaten II - 36

Tabel 2.16

Jumlah Penduduk Menurut Kecamatan di Kabupaten Polewali Mandar, 2011-2015

Sumber Data: Polewali Mandar dalam Angka 2016

A. Jumlah penduduk miskin dan persebaran penduduk

Penduduk miskin adalah penduduk yang memiliki rata-rata pengeluaran

per kapita per bulan di bawah garis kemiskinan. Garis Kemiskinan

Makanan (GKM) merupakan nilai pengeluaran kebutuhan minimum

makanan yang yang disetarakan dengan 2.100 kkalori per kapita per

(37)

Bab. 2. Profil Kabupaten II - 37

minimun untuk perumahan, sandang, pendidikan, kesehatan, dan

kebutuhan dasar lainnya

Tabel.2.17

Banyaknya Keluarga Menurut Kecamatan dan Klasifikasi Keluarga di Kabupaten Polewali Mandar, 2015

(38)

Bab. 2. Profil Kabupaten II - 38

Tabel.2.18

Garis Kemiskinan, Jumlah, dan Persentase Penduduk Miskin di Kabupaten Polewali Mandar, 2007 –2014

Sumber Data: Polewali Mandar dalam Angka 2016

Pada 2015, kepadatan penduduk Kab. Polewali Mandar mencapai 206

penduduk per km2. Kecamatan dengan tingkat kepadatan penduduk

tertinggi adalah Kecamatan Polewali dengan kepadatan penduduk

2.262 penduduk per km2. Rasio jenis kelamin penduduk Kab. Polewali

Mandar di bawah 100. Ini berarti jumlah penduduk perempuan di Kab.

Polewali Mandar lebih banyak dari pada jumlah penduduk laki-laki.

(39)

Bab. 2. Profil Kabupaten II - 39

100. Kecamatan yang rasio jenis kelaminnya di atas 100 adalah Kec.

Tapango, Kec. Matakali, Kec. Bulo, Kec. Anreapi, dan Kec. Matangnga.

Tabel.2.19

Luas Wilayah dan Jumlah Penduduk Menurut Kecamatan di Kabupaten Polewali Mandar, 2015

(40)

Bab. 2. Profil Kabupaten II - 40 B. Proyeksi pertumbuhan penduduk lima tahun ke depan

Penduduk sebagai modal dasar pembangunan adalah titik sentral

dalam mewujudkan pembangunan berkelanjutan. Jumlah penduduk yang

besar dengan kualitas rendah, serta laju pertumbuhan penduduk yang

cepat, akan memperlambat tercapainya tujuan pembangunan. Sebaliknya,

keberhasilan dalam mengendalikan laju pertumbuhan penduduk dan

meningkatkan kualitas penduduk akan mendorong pembangunan

disemua aspek dan mempercepat terwujudnya masyarakat yang sejahtera.

Proyeksi Penduduk sebagai Informasi Perencanaan Pembangunan

di masa mendatang di Kabupaten Polewali Mandar, merupakan penelitian,

menganalisis data kependudukan atau menganalisis data sekunder hasil

Sensus Penduduk tahun 2015 dan para meter kependudukan. Dengan

diketahuinya proyeksi penduduk di masa mendatang, hasil tersebut dapat

sebagai informasi dalam penyusunan perencanaan di masa mendatang.

Tabel.2.20

Proyeksi Penduduk Kabupaten Polewali Mandar, 2015 -2019

Sumber Data: BPS Polewali Mandar 2016 No Kab/Kota

Tahun

2015 2016 2017 2018 2019

(41)

Bab. 2. Profil Kabupaten II - 41

Gambar. 2.3

Proyeksi Penduduk Kabupaten Polewali Mandar, 2015 -2019

(42)

Bab. 2. Profil Kabupaten II - 42 C. Jumlah penduduk perkotaan dan proyeksi urbanisasi

Urbanisasi dipengaruhi oleh tiga faktor, yaitu pertumbuhan penduduk

daerah perkotaan, migrasi dari daerah perdesaan ke daerah perkotaan,

dan reklasifikasi desa perdesaan menjadi desa perkotaan. Proyeksi

penduduk daerah perkotaan pada proyeksi ini tidak dilakukan dengan

membuat asumsi untuk ketiga faktor tersebut, tetapi berdasarkan

perbedaan laju pertumbuhan penduduk daerah perkotaan dan daerah

perdesaan (Urban Rural Growth Difference/URGD). Namun begitu, dengan

membuat asumsi URGD untuk masa yang akan datang, berarti proyeksi ini

secara tidak langsung juga sudah mempertimbangkan ketiga faktor

(43)

Bab. 2. Profil Kabupaten II - 43 2.4. ISU STRATEGIS SOSIAL EKONOMI DAN LINGKUNGAN

BERDASARKAN RPJMD dan RTRW KABUPATEN/KOTA

2.4.1 Data perkembangan PDRB dan Potensi Ekonomi

2.4.1.1 Data perkembangan PDRB

Produk Domestik Regional Bruto Berdasarkan penghitungan

PDRB atas dasar harga konstan 2010, laju pertumbuhan ekonomi

Kabupaten Polewali Mandar tahun 2015 sebesar 7,44 persen.

Seluruh sektor ekonomi PDRB pada tahun 2015 mencatat

pertumbuhan positif, Laju pertumbuhan tertinggi dihasilkan oleh

lapangan usaha administrasi pemerintahan, pertahanan, dan

Sektor berikutnya yang kontribusinya relatif cukup besar adalah

sektor konstruksi dengan andil sebesar 7,83 persen, Sektor dengan

penyumbang terkecil adalah sektor jasa perusahaan yaitu hanya

(44)

Bab. 2. Profil Kabupaten II - 44 PDRB Per Kapita

PDRB per kapita diperoleh dari penghitungan PDRB. Indikator ini

biasa digunakan untuk mengukur tingkat kemakmuran penduduk

di suatu daerah. PDRB per kapita atas dasar harga berlaku diperoleh

dengan membagi PDRB atas dasar harga berlaku dengan jumlah

penduduk pertengahan tahun. Pada tahun 2015, PDRB per kapita

atas dasar harga berlaku mencapai 21,49 juta rupiah. Hal ini

berarti telah terjadi peningkatan PDRB per kapita atas dasar

harga berlaku Kabupaten Polewali Mandar sebesar 9,69 persen.

Gambar

PDRB Kabupaten Polewali Mandar Atas Dasar Harga Berlaku (miliar rupiah) , 2012–2015

(45)

Bab. 2. Profil Kabupaten II - 45 Gambar

PDRB Perkapita Kabupaten Polewali Mandar Atas Dasar Harga Berlaku (juta rupiah), 2012–2015

Sumber Data: Polewali Mandar dalam Angka 2016

Tabel

Produk Domestik Regional Bruto dan Produk Domestik Regional Bruto Per Kapita Atas Dasar Harga Konstan 2010 di

Kabupaten Polewali Mandar, 2012–2015

(46)

Bab. 2. Profil Kabupaten II - 46 2.4.1.2 Potensi Ekonomi

a. Tanaman Pangan

Kabupaten Polewali Mandar dalam bidang tanaman pangan

berprospek cerah. Hal pengembangan agribisnis sekaligus

peningkatan pendapatan dan taraf hidup petani untuk dapat

menyangga ketahanan pangan nasional. Selain padi sebagai

Komoditas unggulan, daerah ini juga berupaya unggul secara

nasional di bidang palawija, antara lain jagung, kedelai dan ubi

kayu. Selain itu kacang hijau, kacang tanah dan ubi jalar juga

digalakkan. Adapun di bidang hortikultira, Polewali Mandar juga

mengandalkan durian, manggis, mangga, langsat, dan rambutan.

Luas lahan sawah di Kab. Polewali Mandar pada tahun 2015

seluas 17.631 hektar. Menurut jenis pengairannya, luas lahan

sawah terdiri dari lahan sawah irigasi teknis 15.179 hektar (86,09

persen), lahan sawah irigasi setengah teknis 0 hektar (0

sebesar 205.153,27 ton. Dibandingkan dengan produksi tahun

2014, terjadi penurunan sebesar 21.633,73 ton (9,54 persen).

Penurunan produksi terkait dengan penurunan produktivitas

padi sawah menjadi 6,47 ton/hektar. Produksi padi ladang pada

(47)

Bab. 2. Profil Kabupaten II - 47

tahun 2014, terjadi penurunan sebanyak 4.702 ton (38,49

persen). Kenaikan produksi terkait dengan kenaikan

produktivitas padi ladang

Tabel

Luas Tanam, Luas Panen, Produksi dan Produktivitas Padi Sawah di Kabupaten Polewali

Mandar, 2015

(48)

Bab. 2. Profil Kabupaten II - 48

Gambar

Produksi Padi di Kabupaten Polewali Mandar, 2008-2015

Sumber Data : Polewali Mandar dalam Angka 2016

b. Perkebunan

Sebagai sumber daya pengembangan, sub sektor perkebunan

memiliki peran yang sangat besar dalam berbagai aspek:

ekonomi, ekologi dan sosial. Pada aspek ekonomi, sektor

perkebunan dapat meningkatkan pendapatan masyarakat dan

daerah yang berimplikasi pada aspek sosial (social security).

Adapun pada aspek ekologi, sektor ini berperan besar dalam

menjamin keseimbangan lingkungan hidup yang juga berdampak

pada aspek sosial pembangunan (social change).

Dengan kondisi wilayah yang cukup luas yang terletak di areal

strategis merupakan potensi ekonomi terutama disektor

perkebunan. Untuk menunjang ini, diperlukan jangkauan

pemasaran yang luas dan tepat. Sampai saat ini, hasil bumi

(49)

Bab. 2. Profil Kabupaten II - 49

masih sangat diandalkan sebagai komoditas unggulan di Polewali

Mandar.

Perkembangan luas tanaman dan produksi perkebunan rakyat

tahun 2011-2015 dapat dilihat pada Tabel 5.4.3 dan Tabel

5.4.5. Pada tahun 2015, luas tanaman kelapa hibrida, kopi

arabika, lada, kapuk, sagu, dan enau meningkat dibandingkan

tahun 2014. Sebaliknya, luas tanaman kelapa dalam, kopi

robusta, cengkeh, kakao, jambu mente, kemiri, dan vanili

mengalami penurunan jika dibandingkan luas tanaman tahun

2014. Produksi kelapa dalam, kelapa hibrida, kopi robusta,

kopi arabika, cengkeh, kakao, jambu mente, lada, kemiri, dan

vanili pada tahun 2015 mengalami penurunan jika

dibandingkan produksi pada tahun 2014. Sedangkan tanaman

perkebunan yang mengalami peningkatan produksi pada

(50)

Bab. 2. Profil Kabupaten II - 50 Tabel

Luas Areal Tanaman Perkebunan Rakyat Menurut Jenis Tanaman di Kabupaten Polewali Mandar (hektar), 2011–2015

Sumber Data: Polewali Mandar dalam Angka 2016

c. Kehutanan

Dalam bidang kehutanan, Polewali Mandar termaksud sukses

melalui program partisipasi dan peran aktif masyarakat, tanpa

mengesampingkan pentingnya menjaga hutan, masyarakat dan

pemerintah bersama-sama secara sinergis memanfaatkan hasil

hutan dan mengembangkannya untuk kesejahteraan bersama.

Untuk itu, berbagai upaya digalakkan, antara lain dengan

(51)

Bab. 2. Profil Kabupaten II - 51

penguasaan pengetahuaan dan ternologi, pengelolaan hutan

secara profesional di Polewali Mandar yang menghasilkan

komoditas andalan seperti rotan, pinus, damar dan kayu terus

digalakkan.

Data dinas kehutanan Polewali Mandar (2015) menunjukkan

bahwa luas kawasan hutan di daerah ini seluas 95.543.73 ha yang

terdiri dari 71.744.87 ha hutan lindung, 23.064.96 ha hutan

produksi dan 733.90 ha merupakan Hutan Konservasi. Dari hutan

tersebut, kayu dan rotan yang dihasilkan pada tahun 2015

(52)

Bab. 2. Profil Kabupaten II - 52 Tabel

Luas Kawasan Hutan Menurut Kecamatan dan Fungsi Hutan di Kabupaten Polewali Mandar (hektar), 2015

(53)

Bab. 2. Profil Kabupaten II - 53 Tabel

Produksi Kayu Bulat dan Rotan di Kabupaten Polewali

Mandar, 2010–2015

Sumber Data: Polewali Mandar dalam Angka 2016

d. Perikanan

Selain kawasan daratan dan pegunungan, Kabupaten polewali

Mandar juga merupakan daerah yang berada di kawasan maritim.

Dengan garis pantai sepanjang sekitar 89,07 kilometer dan luas

perairan 86.921 km2, masyarakat pesisir Polewali Mandar telah

menciptakan kebudayaan bahari yang sangat khas. Salah satu

upaya pemanfaatan perairan Mandar adalah aktivitas para

nelayan dalam menangkap ikan atau membudidayakan potensi

laut lainnya.

Selain hasil tangkapan nelayan Mandar (ikan tuna, cakalang,

tongkol), ikan juga dibudidayakan dengan sistem pertambakan

(bandeng dan udang). Dengan demikian, potensi perikanan

(54)

Bab. 2. Profil Kabupaten II - 54

Data dari dinas terkait di Polewali Mandar menunjukkan bahwa

pada tahun 2015 tercatat 36.796 ton yang terdiri dari 24.197,5 ton

produksi perikanan laut dan 12.598,5 ton perikanan budidaya.

Jumlah kapal/perahu yang digunakan pada perikanan tangkap

mencapai 2.296 kapal/perahu yang terdiri atas 346 perahu

tanpa motor, 1.163 perahu motor tempel, and 787 perahu

motor. Sedangkan total areal budidaya di Kabupaten Polewali

Mandar mencapai 6.805,67 hektar, terdiri atas 1.480,20

perikanan laut, 5.123,32 hektar tambak, 130,65 hektar kolam,

dan 71 hektar sawah.

Pada tahun 2015 jumlah rumah tangga perikanan tangkap

tercatat sebesar 2.584 rumah tangga dan rumah tangga

perikanan budidaya

(55)

Bab. 2. Profil Kabupaten II - 55 Tabel

Produksi Perikanan Komoditi Andalan di Kabupaten Polewali Mandar (ton), 2011–2015

Sumber Data: Polewali Mandar dalam Angka 2016

e. Industri

Pada tahun 2015 kontribusi sektor industri pengolahan

terhadap angka Produk Domestik Bruto atas Harga Konstan

2010 dan atas Harga Berlaku masing-masing sebesar 6,60

persen dan 6,12 persen yang menempati posisi ke-5 terbesar.

Jika dibandingkan tahun 2014,terjadi peningkatan

masing-masing sebesar 9,21 persen dan 9,24 persen. Banyaknya usaha

industri kecil di Kabupaten Polewali Mandar tahun 2015

(56)

Bab. 2. Profil Kabupaten II - 56

mengalami kenaikan 1,04 persen. Tenaga kerja yang terlibat

pada industri kecil mencapai 13.818 orang. Industri

pertenunan kain sutera

merupakan industri yang paling banyak menyerap tenaga

kerja, yaitu sekitar 51,08 persen dari total tenaga kerja di

industri kecil. Nilai produksi perusahaan industri kecil

mencapai 227,05 miliar rupiah (lihat Tabel 6.1.2). Nilai

produksi terbesar dihasilkan dari industri penggilingan gabah,

yaitu sekitar 34,76 persen dari nilai produksi industri kecil

Gambar

Jumlah Perusahaan dan Tenaga Kerja pada Industri Kecil Menurut Jenis Industri di Kabupaten Polewali Mandar,2010-2015

Sumber Data: Polewali Mandar dalam Angka 2016

f. Pertambangan dan Energi

Komoditi pertambangan andalan Kabupaten Polewali Mandar

terdiri dari tambang galian golongan C, yaitu tembaga, biji besi,

(57)

Bab. 2. Profil Kabupaten II - 57

Tabel

Nama Perusahaan, Jenis Izin dan Lokasi Tambang di Kabupaten Polewali Mandar, 2015

Sumber Data: Polewali Mandar dalam Angka 2016

g. Pariwisata

Pada sektor pariwisata, Polewali Mandar juga memiliki potensi

yang besar dibandingkan daerah lainnya di Sulawesi Barat. Di

antara potensi itu adalah wisata bahari, wisata alam, wisata

budaya dan kerajinan yang tersebar di beberapa kecamatan.

(58)

Bab. 2. Profil Kabupaten II - 58 1) Wisata Bahari

Wisata bahari ini terdiri dari pulau Sappoang, Pulau Gusung

Toraya di Kecamatan Binuang dan Pantai Palippis di

Kecamatan Balanipa. Pulau-pulau itu semakin diperindah

dengan lopi sandeq atau aktivitas nelayan Mandar yang

terkenal sebagai pelaut ulung.

Lopi Sandeq

Salah satu warisan kebudayaan bahari Mandar adalah lopi

sandeq. Bentuknya yang mungil menjadikan perahu ini

lincah di samudera. Lopi sandeq terdiri dari anasir perahu,

antara lain tambera, sobal, guling, pallayarang, palatto,

tadiq, petaq dan sebagainya. Oleh nelayan, perahu ini

kerap digunakan sebagai alat transportasi antar pulau,

mencari ikan atau motangnga (berburu telur ikan terbang).

Bahkan untuk memeriahkan perayaan Hari Kemerdekaan

RI, setiap tahun diadakan Sandeq Race yang diikuti

berbagai kalangan di Sulawesi hingga mancanegara. Tak

terhitung jumlah peneliti yang tertarik dan telah

melakukan riset tentang sandeq dan tradisi bahari Mandar.

Pantai Bahari

Letaknya tepat berada di Kota Polewali, Ibu kota

Kabupaten Polewali Mandar. Dahulu Pelabuhan Bahari

sangat ramai kapal pelayaran antar pulau untuk

mengangkut hasil bumi dari Polewali Mandar, seperti

kopra dan beras. Pada malam hari pantai Bahari sangat

ramai dikunjungi oleh wisatawan domestik yang terutama

yang berasal dari beberapa Kabupaten/Kota yang ada di

(59)

Bab. 2. Profil Kabupaten II - 59

Pinrang dan Kota Parepare. Di tempat ini pengunjung

disuguhi dengan wisata kuliner dengan berbagai pilihan.

2) Wisata Alam

Wisata alam ini terdiri dari air terjun Indo Ranoang,

permandian Limbong di Kecamatan Anreapi, permandian Biru

di Kecamatan Binuang dan objek tirta bendungan pengairan

Sekka-Sekka di Kecamatan Mapilli yg perbatasan dengan

kecamatan Luyo.

Air Terjun Indo Ranoang & Limbong

Air terjun Indo Ranoang dan permandian Limbong berada

di lokasi yang sama. Indo Ranoang merupakan sumber air

yang tak pernah kering bagi permandian Limbong,

sekaligus hulu sungai yang sama walau berada di tempat

yang berbeda.

Air Terjun Limbong Miala dan Limbong Kamandan

Permandian alam ini terletak di Desa Kurrak kecamatan

Tapango. Karena didukung alamnya yang asri dan sejuk

permandian alam ini sangat menarik untuk dikunjungi

terutama bagi mereka yang ingin menikmati hawa

pegunungan. Jarak tempuh dari kota Polewali sekitar satu

setengah jam melalui Wonomulyo, Pelitakan Tapango, Riso

dan Kalimbua. Jarak tempuh yang terbilang dekat dari kota

Polewali karena jalan menuju permandian telah dirintis

oleh Pemerintah Daerah yang dapat dilalui kendaraan roda

dua dan roda empat.

Limbong Lebok ( Biru )

Permandian alam ini terletak di Kanang, Desa Batetangnga

(60)

Bab. 2. Profil Kabupaten II - 60

menit dari pusat kota Polewali yang berjarak 11 Km dari

lokasi ini,permandian ini merupakan permandian yang

cukup terkenal akan buah-buahannya seperti Langsat,

durian, dan Rambutan.

Sekka-sekka

Objek wisata Bendungan Sekka-Sekka merupakan objek

wisata yang sangat indah dengan pemandangan yang asri

dan cuaca yang sejuk. Objek ini mempunyai fungsi ganda

di mana selain sebagai objek wisata sekaligus difungsikan

pula sebagai sarana air bersih di Kabupaten Polewali

Mandar.

Burung Mandar

Objek lain yang juga menarik adalah burung Mandar yang

dibanggakan oleh masyarakat Mandar. Burung ini

mempunyai deskripsi sebagai berikut:

 Bentuknya ramping, tubuh dan badannya lunak

seperti Ralina Pasciata, warna bulu kecoklatan;

 Kepala bagian atas hitam;

 Muka samping sampai rahang bawah berwarna putih;

 Leher bawah dan perut berwarna kelabu;

 Di sisi tubuh dan di bawah sayap terdapat garis-garis

hitam melintang tegak;

 Sayap yang berukuran sedang dan tidak terlalu besar,

menjadikan burung ini tidak termasuk spesies

penerbang ulung;

 Selaput pelangi mata kecoklatan, paruh panjang

runcing dan kehitaman;

(61)

Bab. 2. Profil Kabupaten II - 61

 Kuku jari panjang;

 Suaranya terdengar seperti suara orang mendengkur.

Cara Hidup:

 Sendiri-sendiri atau berpasangan;

 Makanannya berupa tumbuhan, serangga dan

hewan air;

 Habitatnya berkembang-biak dihutan dan

rawa-rawa.

3) Wisata Seni Budaya

Sebagai salah satu pilar kebudayaan Mandar,

kesenian mandar yang merupakan unsur kebudayaan

yang biasa diselengarakan dalam kegiatan

perkawinan (mappakaweng) atau khataman

Al-Qur’an (mappatammaq). Kesenian itu antara lain Tari

Pattuqduq, Pakkacaping (menggunakan kecapi),

Parrawana (menggunakan rebana/tambur), Orkes

Toriolo (kelompok kesenian atau band),

Passayang-sayang (sastra lisan/berbalas syair), Kalindaqdaq

(syair lisan/tertulis berisi petuah) dan Saeyang

pattuqduq (kuda menari mengikuti irama).

Kesenian yang paling dinantikan adalah saeyang

pattuqduq. Saeyang pattuqduq oleh masyarakat

Mandar diselenggarakan dalam rangkaian kegiatan

khataman Al-Qur’an (mappatammaq), khitanan

(massunnaq), maulid Nabi (mamunuq), perkawinan

(tokaweng) atau memeriahkan acara syukuran.

Saeyang pattuqduq ditunggangi oleh gadis-gadis

(62)

Bab. 2. Profil Kabupaten II - 62

sambil berkeliling kampung. Sementara itu

sekelompok orang saling berbalas pantun dalam

bahasa Mandar di depan kuda menari tersebut.

h. Hasil Kerajinan

Pada aspek kerajinan (handycraft) Polewali Mandar sesungguhnya

sangat potensial, sehingga sangat perlu untuk dikembangkan. Di

antara kerajinan yang dapat diandalkan adalah sarung sutera

Mandar (lipaq saqbe), anyaman, sulaman dan cindera mata

kerang-kerangan.

Sutera Mandar ditenun tanpa menggunakan mesin. Hingga

sekarang kerajinan tradisional ini digalakkan dibeberapa

kecamatan pesisir pantai. Sutera Mandar sangat cocok dijadikan

sebagai cindera mata bagi yang mengunjungi Polewali Mandar.

Selain awet sarung ini juga tidak luntur.

i. Makanan Khas

Salah satu kekhasan suatu daerah adalah makanan. Alam dan

iklim turut membentuk terciptanya berbagai macam dan jenis

makanan, sehingga di mana-mana kita sering menemukan variasi

makanan dari bahan yang sama.

Khusus di Polewali Mandar, sebagaimana juga diwilayah Mandar

lainnya, golla kambu, loka anjoroi atau bau peapi adalah sedikit di

antara sekian jenis makanan tradisional yang masyhur dan

menjadi ikon Polewali Mandar di bidang makanan.

Dari tiga jenis makanan tersebut, baru golla kambu yang dikelola

dan dikembangkan, baik pada cita rasa maupun kemasan.

Makanan khas ini terbuat dari gula aren yang dicampur beras

ketan dan diberi parutan kelapa. Dengan rasanya yang manis,

(63)

Bab. 2. Profil Kabupaten II - 63

Dengan kekhasan itulah, golla kambu dikemas dan dijajakan di

pasar-pasar atau dideretan kios golla kambu di depan Kantor

Kecamatan Campalagian. Ditempat ini, kendaraan roda empat

atau roda dua yang melintas biasanya singgah untuk

menyempatkan membeli oleh-oleh golla kambu.

Adapun loka anjoroi (pisang yang disantan) dan bau peapi (ikan

yang dimasak dengan bumbu-bumbu ala Mandar) dapat

dinikmati hangat-hangat saat rekreasi atau suasana santai.

2.4.2 Data pendapatan per kapita dan proporsi penduduk miskin

a) Pendapatan per kapita

Pada tahun 2014, realisasi penerimaan Pemerintah Daerah

Kabupaten Polewali Mandar tercatat sebesar 952,871 juta rupiah,

yang terdiri atas pendapatan asli daerah sebesar 96,599 juta

Pemerintah Kabupaten Polewali Mandar. Pendapatan Asli Daerah

Kab, Polewali Mandar pada tahun 2014 meningkat 209,60

persen jika dibandingkan tahun 2013. Realisasi pengeluaran

Kabupaten Polewali Mandar pada tahun 2014 adalah 898.085 juta

(64)

Bab. 2. Profil Kabupaten II - 64 Harga-Harga

Harga eceran beberapa jenis barang yang disajikan pada tabel

10.3.1- 0.3.7 diolah dari hasil survei bulanan Badan Pusat

Statistik Kabupaten Polewali Mandar di beberapa pasar di

kecamatan. Selama kurun waktu 2011-2015, Nampak bahwa

harga rata-rata 9 bahan pokok di Kabupaten Polewali Mandar

berfluktuasi dan cenderung terus mengalami peningkatan.

Gambar

Distribusi Persentase Realisasi Penerimaan Pemerintah Daerah Menurut Jenis Penerimaan di Kabupaten Polewali

Mandar, 2013-2014

(65)

Bab. 2. Profil Kabupaten II - 65 Tabel.

Realisasi Penerimaan Pemerintah Daerah Menurut Jenis Penerimaan di Kabupaten Polewali Mandar (ribu rupiah),

2013–2014

(66)

Bab. 2. Profil Kabupaten II - 66 Tabel.

Realisasi Pengeluaran Pemerintah Daerah Menurut Jenis Pengeluaran di Kabupaten Polewali Mandar (ribu rupiah),

2013–2014

(67)

Bab. 2. Profil Kabupaten II - 67

b) Proporsi penduduk miskin (sdh ada datanya)

Kemiskinan

Penduduk miskin adalah penduduk yang

memiliki rata-rata pengeluaran per kapita per

bulan di bawah garis kemiskinan.

Garis Kemiskinan Makanan (GKM) merupakan

nilai pengeluaran kebutuhan minimum makanan

yang yang disetarakan dengan 2.100 kkalori

per kapita per hari. Garis kemiskinan Non

-Makanan (GKNM) adalah kebutuhan minimun

untuk perumahan, sandang, pendidikan,

kesehatan, dan kebutuhan dasar lainnya

Tabel

(68)
(69)

Bab. 2. Profil Kabupaten II - 69 Tabel

(70)

Bab. 2. Profil Kabupaten II - 70 2.4.3 Data kondisi lingkungan strategis (misal: topografi, geologi,

klimatologi dll)

Secara administratif pemerintahan Kabupaten Polewali Mandar

terdiri dari 16 kecamatan, dengan 144 desa dan 23 kelurahan,

dengan total luas wilayah 2.022,30 km2. Dari segi luas,

kecamatan dengan luas areal terbesar adalah Kecamatan Tubbi

Taramanu yang mencapai 357,0 km2 atau 17,7 persen dari luas

total Kabupaten Polewali Mandar, kemudian disusul Kecamatan

Mappili yang luasnya mencapai 321,5 km2 atau 15,9 persen dari

total luas wilayah Kabupaten Polewali Mandar. Sebaliknya,

kecamatan dengan luas wilayah terkecil adalah Kecamatan

Tinambung dan Polewali, dengan luas wilayah masing-masing

hanya 21,3 km2 dan 26,3 km2atau setara dengan 1,1 persen dan

1,3 persen dari total luas wilayah Kabupaten Polewali Mandar.

Dengan posisi geografis tersebut, maka terbentuk iklim

Kabupaten Polewali Mandar yang sangat mendukung

pengembangan berbagai komoditas pertanian bernilai ekonomi

(71)

Bab. 2. Profil Kabupaten II - 71

luas kabupaten, dan elevasi 400 – 600 m dpl luasnya sekitar 31.967

ha atau setara 15,4 persen dari luas total Kabupaten Polewali

Mandar. Sedangkan wilayah Kabupaten Polewali Mandar yang

berada pada elevasi > 600 m dpl luasnya sekitar 36.400 ha atau

17,5 persen dari luas total kabupaten.

Untuk kemiringan lereng, yang dominan di Kabupaten Polewali

Mandar adalah kelas 40 – 60 persen (bergunung), yang

menempati areal sekitar 56.249 ha atau sekitar 27,1 persen dari

luas total areal kabupaten, selanjutnya kelas kemiringan lereng

>60 persen dengan luas areal 39.181 ha atau 18,9 persen dari

luas kabupaten, dan kelas 15 - 25 persen luasnya sekitar 34.736 ha

atau setara 16,7 persen dari luas kabupaten. Wilayah kabupaten

Polewali Mandar yang berada pada kondisi topografi yang relatif

datar (kelas 0-2%) luasnya hanya sekitar 30.811 ha atau 14,8 persen

dari luas kabupaten. Terkait dengan potensi ekonomi lahan, maka

lahan dengan kemiringan lereng rendah (kurang dari 25%) memiliki

potensi ekonomi tinggi, dimana Kabupaten Polewali Mandar

memiliki luas areal lebih dari 65.500 ha (31,5% dari luas

kabupaten) dengan kemiringan lereng seperti itu.

Selain iklim dan kondisi biofisik lahan, di Kabupaten Polewali

Mandar, juga terdapat banyak sungai–sungai kecil yang langsung

bermuara di Selat Makassar, sehingga terdapat banyak sub-sub

daerah aliran sungai (DAS). Akan tetapi, secara umum bisa

dikatakan bahwa di Kabupaten Polewali Mandar terdapat dua

buah DAS besar, yaitu DAS Base-Base dengan luas 9.069 ha dan

DAS Mapilli dengan luas 198.443 ha.

DAS Base-Base arealnya mencakup tiga wilayah kecamatan,

(72)

Bab. 2. Profil Kabupaten II - 72

Binuang 7.132 ha, dan Kecamatan Matakali seluas 100 ha. DAS

Base-base mencakup 4,4 persen dari luas wilayah Kabupaten

Polewali Mandar. Untuk DAS Mapilli cakupan arealnya meliputi

seluruh kecamatan atau 95,6 persen dari luas wilayah Kabupaten

Polewali Mandar. Kecamatan yang arealnya masuk wilayah DAS

Mapilli dengan proporsi terbesar adalah kecamatan

Tubbitaramanu dengan luas mencapai 40.575 ha.

2.4.4 Data risiko bencana alam

Sesuai dengan posisi geografis, topografi wilayah, dan kondisi alam, Kabupaten Polewali Mandar cukup rentan terhadap bencana alam.

Wilayah rawan bencana alam di Kabupaten Kabupaten Polewali

Mandar, antara lain :

a. Bencana tanah longsor meliputi wilayah Kecamatan Alu, Tubbi

Taramanu, Balanipa, Mapilli, Anreapi, Bulo, Tapango, Matangnga

dan Binuang.

b. Abrasi dan erosi pantai tersebar di wilayah pesisir meliputi

Kecamatan Tinambung, Balanipa, Campalagian, Mapilli,

Wonomulyo, Matakali, Polewali dan Binuang

c. Kawasan gelombang pasang dan banjir tersebar di wilayah

pesisir meliputi Kecamatan Tinambung, Balanipa, Campalagian,

Mapilli, Wonomulyo, Matakali, Polewali dan Binuang.

d. Kawasan rawan banjir meliputi wilayah Kecamatan Tinambung,

Limboro, Campalagian, Luyo, Mapilli, Wonomulyo, Tapango,

Matakali, Binuang dan Polewali.

e. Kawasan rawan gempa bumi berdasarkan riwayat kegempaan

terutama di wilayah Kecamatan Wonomulyo, Mapilli, Luyo,

Campalagian, Balanipa, Tinambung, Limboro, Alu dan Tubbi

(73)

Bab. 2. Profil Kabupaten II - 73 f. Kawasan rawan gerakan tanah adalah kawasan yang sering

terjadi gerakan tanah pada kawasan perbukitan terjal tersebar di

Kecamatan Alu, Tubbi Taramanu, Bulo, Anreapi, dan Matangnga.

g. Kawasan rawan tsunami adalah kawasan pantai yang berada

pada zona kerawanan tinggi dengan daerah topografi yang

landai dengan ketinggian <10 meter di atas permukaan laut

terutama di bagian pesisir Kecamatan Tinambung, Balanipa,

Campalagian, Mapilli, Wonomulyo, Matakali, Polewali dan

Binuang.

h. Kawasan rawan intrusi air laut meliputi wilayah pesisir

Kecamatan Tinambung, Balanipa, Campalagian, Mapilli,

Wonomulyo, Matakali, Polewali dan Binuang.

Bencana Alam yang sering terjadi di Kabupaten Polewali Mandar serta

titik evakuasi pada saat terjadi bencana. Untuk lebih jelasnya, dapat

(74)

Bab. 2. Profil Kabupaten II - 74 Tabel 2.15

Jumlah Bencana Alam Menurut Jenis Bencana (dalam KK) Kabupaten Polewali Mandar, 2008-2012

Sumber Data: RPJMD Kab. Polewali Mandar tahun 2014-2019

Tabel 2.16

Titik Evakuasi Kabupaten Polewali Mandar, 2012

N

Kecamatan Titik Evaluasi MDPL

(75)

Bab. 2. Profil Kabupaten II - 75 Sumber Data : RPJMD Kab. Polewali Mandar tahun 2014-2019

- Puskesmas & MTS Prama Tutallu 58

- Kantor Desa & Pustu

Todang-- Puskesmas & MTS Prama Tutallu 58

5 Limboro

- Masjid Nurul Bashar Tandung 30

- SDN 059 Inpres Limboro 31

- SMPN 4 Tinambung 29

- MA DDI Tinambung 32

(76)

Bab. 2. Profil Kabupaten II - 76 .4.1 Isu-isu strategis terkait pembangunan infrastruktur

Gambar

Gambar 2. 1.   Peta Administrasi Kabupaten Polewali Mandar
Tabel 2.1 Luas Wilayah Menurut Kecamatan di Kabupaten Polewali Mandar,2015
Tabel 2.4 Letak Geografis dan Ketinggian dari Permukaan Laut Menurut
Tabel  2.5  DAS (Daerah Aliran Sungai)  Kabupaten Polewali Mandar
+7

Referensi

Dokumen terkait

dimana kebijakan awal berasal dari pemerintah tidak bisa memenuhi apa yang sebenarnya dibutuhkan oleh perempuan penerima PKH, selain itu semua tidak dilibatkanya

Dari hasil analisis penelitian didapatkan perbedaan nilai rata-rata antara tekanan darah sistolik yang diberikan jus buah belimbing pengukuran pertama dan kedua

(pensucian), maka sangat wajar jika Mu’tazilah benar-benar mensucikan Tuhan dari materi, karena Tuhan tidak ber- jism (bersifat immateri), tidak dibatasi oleh

Beberapa penelitian yang relevan dengan penelitian ini adalah penelitian dengan judul Kesantunan Berbahasa Mahasiswa dalam berinteraksi dengan Dosen di universitas

Selain mengklik pada palet layer, cara lain untuk menyeleksi bisa dengan cara klik kanan pada kanvas kemudian pilih layer yang

Kekuatan gempa terbesar yang dihasilkan di Pulau Nias tahun 2010 sampai tahun 2019 memiliki rata-rata 5,2 Mw, hal ini menunjukkan bahwa gempa yang terjadi merupakan aktifitas

 Oleh karena pemakai tidak dapat langsung browsing ke jajaran maka agak sulit untuk mencari alternatif lain apabila dokumen yang diperlukan ternyata tidak sesuai dengan yang

Melalui demontrasi peserta didik dapat menentukan kerusakan pada Sistem Pengapian elektronik sesuai dengan SOP yang berlaku dan cermat 4.2.3 8. Melalui demontrasi peserta