BAB II
PROFIL KABUPATEN MUSI RAWAS
2.1
Wilayah Administrasi
Secara geografis, kabupaten Musi Rawas terletak pada posisi 1020 07’
00” – 1030 40’ 10” Bujur Timur dan 020 20’ 00” – 030 38’ 00” Lintang Selatan.
Luas wilayah Kabupaten Musi Rawas adalah 635.717,15 Ha, dengan batas–
batas wilayah sebagai berikut :
Utara : Kab. Musi Rawas Utara
Timur : Kab. Musi Banyuasin dan Kab. Muara Enim
Selatan : Kab. Empat Lawang
Barat : Provinsi Bengkulu dan Kota Lubuklinggau
Wilayah administratif Kabupaten Musi Rawas terdiri dari 14 Kecamatan
yang terbagi lagi menjadi wilayah administrasi lebih kecil dengan total 199
wilayah, terdiri dari 186 wilayah desa dan 13 wilayah kelurahan.
Tabel 2.1 Luas Wilayah menurut Kecamatan di Kabupaten Musi Rawas
Kecamatan Luas Wilayah (Ha)
Sumber: Musi Rawas Dalam Angka 2016,
Tabel dibawah ini menjabarkan 186 wilayah desa dan 13 wilayah
kelurahan yang berada di kabupaten Musi Rawas.
Tabel 2.2 Banyaknya Desa dan Kelurahan menurut Kecamatan
di Kabupaten Musi Rawas, 2015
Kecamatan Desa Kelurahan (1) (2) (3) Jumlah Tahun 2012/Total
of 2012
186 13
Jumlah Tahun 2011/Total of 2011
186 13
2.2
Potensi Wilayah Kabupaten Musi Rawas
2.2.1 Potensi Perdagangan dan Jasa
Seiring berkembangnya Kabupaten Musi Rawas, kebutuhan belanja
dan jasa masyarakat kian meningkat, hal ini memberikan sinyal potensi
perdagangan dan jasa yang tumbuh dan membutuhkan peran serta
pemerintah. Salah satu peran serta pemerintah kabupaten yaitu dengan
cara melakukan penataan dan pengembangan pasar dan terminal.
Diharapkan dengan adanya penataan dan pengembangan ini potensi
perdagangan dan jasa kabupaten menjadi meningkat cepat dan terarah.
2.2.2 Potensi Perindustrian
Pembangunan sektor industri berkaitan dengan sektor perdagangan
dan jasa. Dimana kedua sektor ini adalah sektor yang menunjang
pembangunan daerah. Berdasarkan pendataan yang dilakukan dinas
terkait, mayoritas industri yang terdapat di Kabupaten Musi Rawas berjenis
industri kerajinan rumah tangga yang memiliki pekerja 1-4 orang. Batu bata
dan gula merah adalah salah satu jenis hasil industri yang cukup banyak
dapat ditemui, beberapa lokasi industri batu bata dapat ditemui di
kecamatan Megang Sakti, Muara Beliti, STL Ulu, Muara Kelingi, Selangit,
Muara Lakitan, Tuah Negeri, Sumber Harta, dan Purwodadi sedangkan
industri gula merah dapat ditemui di kecamatan Megang Sakti, Muara Beliti,
2.2.3 Potensi Pariwisata
Gambar 2.3 Foto Danau Aur dan Bukit Cogong
Objek wisata di wilayah Kabupaten Musi Rawas yang telah dikenal
masyarakat antara lain Objek Wisata Bukit Cogong dan Objek Wisata Danau
Aur. Kedua Objek Wisata ini perlu didukung infrastruktur permukiman di area
sekitarnya antara lain infrastruktur persampahan, infrastruktur air limbah
permukiman, infrastruktur air minum, jalan lingkungan dan pedestrian, ruang
terbuka hijau, penataan kawasan wisata. Sehingga kawasan permukiman
yang telah tertata dapat bersinergi dengan kawasan wisata tersebut. pada
tahun 2013 telah dikunjungi sebanyak masing-masing 30.100 dan 38.366
wisatawan. Selain kedua objek wisata tersebut, berikut ini, terdapat objek
wisata lainnya yang tersebar di kabupaten Musi Rawas.
Tabel 2.3 Objek Wisata, Jenis Objek Wisata, Jarak dari Ibukota
Kabupaten, dan Luas Kawasan Wisata di Kabupaten Musi Rawas Tahun 2014
Nama Objek Wisata Lokasi/ Jenis Objek Wisata/
Sumber: Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Musi Rawas Tahun 2015
2.2.4 Potensi Pertambangan
Daerah Pertambangan di kabupaten Musi Rawas memiliki potensi
sumber daya alam pertambangan yang beragam dan melimpah, baik
Kabupaten Musi Rawas juga ditemukan potensi bahan tambang batubara
yang masih dalam tahap eksplorasi.
2.3
Demografi dan Urbanisasi
2.3.1 Jumlah Penduduk
Kabupaten Musi Rawas pada tahun 2013 memiliki penduduk sebanyak
373.300 jiwa, meningkat pada tahun 2014 378.987 jiwa dan pada tahun 2015
meningkat 384.333 jiwa. Hal ini menunjukkan jumlah penduduk kian
bertambah tiap tahunnya.
Tabel. 2.4 Sebaran Penduduk Kabupaten Musi Rawas
Berdasarkan Kecamatan, 2015
(Km²) Laki-Laki Perempuan (Jiwa) (Jiwa/Km2)
1 STL Ulu 596,924 15516 14794 30310 50,78
2.3.2 Jumlah Penduduk Miskin dan Persebaran Penduduk
Sebaran penduduk masih bertumpu di Kecamatan Tugumulyo dengan
jumlah penduduk mencapai 674 jiwa/km². Sedangkan kecamatan dengan
penduduk terkecil adalah Kecamatan Muara Lakitan yaitu 20 jiwa/km².
Berdasarkan data, tingkat kemiskinan pada tahun 2011 sebesar 18,25% dan
pada tahun 2014 turun menjadi 15,51%. Sebaran penduduk per kecamatan
Kab. Musi Rawas tahun 2015 dan jumlah penduduk miskin di Kabupaten Musi
Rawas disajikan secara lebih rinci dalam tabel dan gambar berikut ini.
Tabel. 2.5 Penduduk Miskin Kabupaten Musi Rawas
Tahun 2011-2014
Garis Kemiskinan 293.582,00 310.365,69 326.798,00 473.371,00 510.222
Angka Harapan
Grafik 2.1 Sebaran Penduduk Kabupaten Musi Rawas Tahun 2015
Sumber: Musi Rawas Dalam Angka 2016, BPS Kabupaten Musi Rawas 2015
Grafik 2.2 Kepadatan Penduduk Kabupaten Musi Rawas Tahun 2015
Sumber: Musi Rawas Dalam Angka 2016, BPS Kabupaten Musi Rawas 2015
Grafik 2.3 Proyeksi Penduduk Kabupaten Musi Rawas Tahun 2017-2021
2.4
Isu Strategis Sosial, Ekonomi, dan Lingkungan
2.4.1 Data Perkembangan PDRB dan Potensi Ekonomi
PDRB salah satu indikator ekonomi yang menggambarkan kondisi riil
suatu daerah, indikator pertumbuhan PDRB ini menunjukkan kesejahteraan
masyarakat dalam lingkup daerah dan mengenai geliat keberhasilan
program pembangunan ekonomi makro daerah yang telah dicapai dalam
meningkatkan kemakmuran masyarakat di suatu daerah. Salah satu tujuan
yang terkandung diantara cita-cita tersebut adalah peningkatan
Pendapatan Domestik Bruto penduduk Kabupaten Musi Rawas yang terus
Tabel 2.6 PDRB Kabupaten Musi Rawas Atas Dasar Harga Berlaku
Tahun 2011-2015 (Rp. Juta)
Lapangan Usaha 2011 2012 2013* 2014** 2015***
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
Pertanian, Kehutanan,
dan Perikanan 3.326.080,2 3.714.292,3 4.121.587,7 4.328.484,5 4.536.599,1
Pertambangan dan
Penggalian 4.129.225,0 4.045.701,4 4.208.788,1 4.844.702,3 4.643.608,1
Industri Pengolahan 982.270,1 1.109.537,3 1.246.417,7 1.447.961,8 1.696.090,7
Pengadaan Listrik dan
Gas 1.743,7 1.858,3 1.890,9 2.226,6 2.905,4
Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur Ulang
583,4 656,5 682,7 815,5 954,6
Konstruksi 433.274,7 528.879,7 620.441,0 736.249,1 827.033,6
Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil dan Sepeda Motor
557.430,1 617.911,3 672.813,5 735.659,9 965.555,0
Transportasi dan
Pergudangan 34.697,2 38.143,5 45.873,0 54.919,6 65.055,4
Penyediaan Akomodasi
dan Makan Minum 20.704,8 24.406,8 28.246,1 31.864,5 38.940,4
Informasi dan
Komunikasi 27.372,7 29.719,5 31.609,1 35.901,0 40.518,4
Jasa Keuangan dan
Asuransi 59.310,1 68.119,8 75.330,7 82.832,1 89.836,3
Real Estat 108.723,9 119.979,6 132.586,7 156.814,3 184.043,1
Jasa Perusahaan 1.307,3 1.509,2 1.760,1 2.019,6 2.268,7
Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib
235.913,6 260.374,2 298.074,9 322.994,8 369.165,9
Jasa Pendidikan 233.720,1 263.099,7 302.693,8 389.770,3 430.947,6
Jasa Kesehatan dan
Kegiatan Sosial 57.688,3 64.462,8 72.248,9 82.061,9 93.302,4
Jasa lainnya 100.338,9 100.825,3 111.496,8 121.052,5 134.109,2
PDRB Dengan Migas 10.310.384,
0 10.989.477,3 11.972.541,7 13.376.330,4 14.120.933,7
PDRB Tanpa Migas 6.908.944,9 7.803.031,5 8.735.478,1 9.670.542,7 10.861.607,0
Sumber : BPS Kabupaten Musi Rawas Tahun 2015 *) Angka Sementara
**) Angka Sangat Sementara ***) Angka Sangat- sangat Sementara
Berdasarkan data pada tabel 2.6 nilai PDRB atas dasar harga berlaku
dengan migas Kabupaten Musi Rawas meningkat dari Rp.10,31milyar pada
migas. Pada tahun 2011 PDRB tanpa migas sebesar Rp. 6,91 milyar dan
pada tahun 2015 menjadi Rp. 10,86 milyar. Sedangkan data struktur ekonomi
Kabupaten Musi Rawas dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 2.7 Struktur Ekonomi Kabupaten Musi RawasTahun 2011-2015 (%)
Lapangan Usaha 2011 2012 2013* 2014** 2015***
Pertanian, Kehutanan, dan
Perikanan 32,26 33,80 34,43 32,36 32,13
Pertambangan dan Penggalian 40,05 36,81 35,15 36,22 32,88
Industri Pengolahan 9,53 10,10 10,41 10,82 12,01
Pengadaan Listrik dan Gas 0,02 0,02 0,02 0,02 0,02
Pengadaan Air, Pengelolaan
Sampah, Limbah dan Daur Ulang 0,01 0,01 0,01 0,01 0,01
Konstruksi 4,20 4,81 5,18 5,50 5,86
Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil dan Sepeda Motor Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib
2,29 2,37 2,49 2,41 2,61
Jasa Pendidikan 2,27 2,39 2,53 2,91 3,05
Jasa Kesehatan dan Kegiatan
Sosial 0,56 0,59 0,60 0,61 0,66
Jasa lainnya 0,97 0,92 0,93 0,90 0,95
Sumber : BPS Kabupaten Musi Rawas Tahun 2015 *) Angka Sementara
**) Angka Sangat Sementara ***) Angka Sangat- sangat Sementara
Tahun 2011-2015 merupakan tahun berbasis pada pemanfaatan
sumber daya alam dengan leading sektor yang menjadi unggulan selama ini
sebagai penyumbang PDRB yaitu sektor pertanian, kehutanan, dan
perikanan dan juga sektor pertambangan dan penggalian. Di tahun 2011,
34,43 persen, dan mengalami penurunan di tahun 2015 menjadi 32,13 persen.
Sektor pertambangan dan penggalian memberikan sumbangan sebesar
32,88 persen.
Sektor Industri Pengolahan pada tahun 2015 memberikan peningkatan
kontribusi dibandingkan tahun sebelumnya yaitu sebesar 12,01 persen. PDRB
atas dasar harga konstan Kabupaten Musi Rawas tahun 2011-2014 dapat
dlihat pada tabel di bawah ini :
Tabel 2.8. PDRB Kabupaten Musi Rawas Atas Dasar Harga Konstan
Tahun 2011-2015 (Rp. Juta)
Lapangan Usaha 2011 2012 2013* 2014** 2015***
Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan
3.081.857,6 3.288.393,7 3.528.201,0 3.746.798,5 4.005.122,0
Pertambangan dan
Penggalian 3.400.167,9 3.044.511,8 3.125.563,7 3.406.480,9 3.463.594,9
Industri Pengolahan 920.556,2 1.001.051,3 1.076.009,5 1.155.228,0 1.249.381,1
Pengadaan Listrik
Konstruksi 379.849,9 425.233,6 475.040,8 509.488,8 533.332,8
Perdagangan Besar dan Eceran;
Reparasi Mobil dan Sepeda Motor
528.780,8 576.519,5 618.234,7 647.677,9 678.479,6
Transportasi dan
Pergudangan 34.632,6 37.786,0 41.044,6 44.612,6 48.727,1
Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum
19.127,0 20.854,2 22.119,7 23.525,7 25.872,1
Informasi dan
Komunikasi 27.734,0 30.079,9 32.244,9 35.054,8 38.016,9
Jasa Keuangan dan
Asuransi 57.462,4 62.722,2 66.231,4 68.694,9 71.483,5
Real Estate 104.338,2 114.528,2 124.638,2 134.659,8 144.274,5
Lapangan Usaha 2011 2012 2013* 2014** 2015***
228.881,3 234.864,6 241.844,6 255.609,6 277.924,3
Jasa Pendidikan 228.042,2 244.394,4 265.908,8 300.768,9 322.183,7
Jasa Kesehatan
dan Kegiatan Sosial 56.652,9 61.524,7 65.009,4 70.969,5 76.412,8
Jasa lainnya 95.637,1 98.763,2 102.141,2 105.882,0 110.127,9
PDRB Dengan Migas 9.167.471,3 9.245.287,1 9.788.565,6 10.510.076,1 11.049.704,1
PDRB Tanpa Migas 6.447.390,7 6.932.242,9 7.438.244,3 7.935.182,1 8.475.325,0
Sumber : BPS Kabupaten Musi Rawas Tahun 2015 *) Angka Sementara
**) Angka Sangat Sementara ***) Angka Sangat- sangat Sementara
2.4.2 Data pendapatan per kapita dan proporsi penduduk miskin
Tabel 2.9 Pendapatan Perkapita Kabupaten Musi Rawas
Tahun 2011-2015
Tahun Harga berlaku Harga konstan
Dengan Migas Tanpa Migas Dengan Migas Tanpa Migas
2011 28.434.673 19.053.955 25.282.671 17.781.049
2012 29.854.516 21.198.072 25.116.169 18.832.448
2013* 32.037.757 23.375.581 26.193.576 19.904.266
2014** 35.293.748 25.515.944 27.731.071 20.937.156
2015*** 36.744.558 28.263.354 28.752.808 22.053.929
Sumber : BPS Kabupaten Musi Rawas Tahun 2015
*) Angka Sementara **) Angka Sangat Sementara ***) Angka Sangat- sangat Sementara
Berdasarkan data di atas, dapat terlihat bahwa pendapatan per
kapita Kabupaten Musi Rawas Tahun 2015 atas dasar harga berlaku dengan
migas sebesar Rp. 36.744.558,- dan tanpa migas sebesar Rp. 28.263.354,-
sedangkan berdasarkan atas dasar harga konstan tanpa migas sebesar Rp.
2.4.3 Data kondisi lingkungan strategis
Kondisi fisik Kabupaten Musi Rawas mempunyai topografi yang
bergelombang dengan ketinggian berkisar 125-200 m dari permukaan laut,
dengan kemiringan bervariasi dari 0-2%, sampai lebih dari 40%. Luas wilayah
yang dominan adalah wilayah dengan kemiringan 0-15% yang merupakan
daerah potensial untuk pertanian, selebihnya berupa tanah perbukitan yang
mempunyai kemiringan sangat curam yang sebagian besarnya berupa Bukit
Barisan yang memanjang dari Utara sampai Selatan, khususnya di bagian
Barat daerah ini yang termasuk kedalam kawasan Taman Nasional Kerinci
Sebelat (TNKS) yang membentang luas dalam 4 (empat) provinsi.
Keadaan alam wilayah Kabupaten Musi Rawas terdiri atas hutan
potensial, sawah, ladang, kebun karet, cadas dan kebun lainnya. Di sebelah
Barat terdapat dataran rendah yang sempit dan berbatasan dengan Bukit
Barisan, dataran ini semakin ke timur semakin luas. Penyebaran jenis tanah di
Kabupaten Musi Rawas terdiri dari :
1. Aluvial dengan ciri warna coklat kekuning-kuningan terbentuk
oleh endapan liat dan pasir dijumpai di Kecamatan Tugumulyo
dan Muara Kelingi. Tanah jenis ini seluas ± 8,05% dari luas
kabupaten dan sangat cocok untuk tanaman padi dan
palawija.
2. Litosol seluas ± 7,17% dari luas kabupaten baik dimanfaatkan
untuk tanaman keras, rumput-rumputan dan usaha ternak.
3. Asosiasi Latisol hanya terdapat di kecamatan STL Ulu Terawas.
4. Regosol luasnya sama seperti asosiasi latisol, di mana ± 55,89 %
cocok untuk budidaya tanaman padi sawah, palawija dan
tanaman keras lainnya.
5. Podsolik merupakan jenis tanah terluas di Kabupaten Musi
Rawas. Sebagian besar terdapat di Kecamatan Muara Lakitan
dan Kecamatan Jayaloka, baik untuk tanaman padi sawah,
padi ladang dan tanaman karet.
6. Asosiasi Podsolik hanya terdapat di Kecamatan Muara Lakitan.
Wilayah Kabupaten Musi Rawas berada di ketinggian 129 meter dpl,
terdiri dari 66,5% dataran rendah yang subur dengan struktur 62,75% tanah
liat. Keadaan alam wilayah Kabupaten Musi Rawas terdiri atas hutan
potensial, sawah, ladang, kebun karet, cadas dan kebun lainnya. Di sebelah
Barat terdapat dataran rendah yang sempit dan berbatasan dengan bukit
barisan, dataran ini semakin ke Timur semakin luas.
Kabupaten Musi Rawas banyak terdapat sungai-sungai besar., adapun
sungai-sungai yang terdapat di Kabupaten Musi Rawas yaitu Sungai Lakitan,
Sungai Kelingi, Sungai Semangus dan Sungai Musi. Selain memiliki
sungai-sungai besar, di Kabupaten Musi Rawas terdapat danau, yakni Danau Aur, di
Kecamatan Sumber Harta. Selain fungsinya sebagai penampung air, danau
ini juga merupakan potensi wisata bagi Kabupaten Musi Rawas.
Secara umum, wilayah Kabupaten Musi Rawas memiliki topografi yang
beragam, mulai dari dataran rendah hingga dataran tinggi. Ketinggian
2.4.4 Data Risiko Bencana Alam
Menurut Undang-Undang Nomor 24 tahun 2007 tentang
Penanggulangan Bencana disebutkan bahwa rawan bencana adalah
kondisi atau karakteristik geologis, biologis, hidrologis, klimatologis, geografis,
sosial, budaya, politik, ekonomi, dan teknologi pada suatu wilayah untuk
jangka waktu tertentu yang mengurangi kemampuan mencegah, meredam,
mencapai kesiapan, dan mengurangi kemampuan untuk menanggapi
dampak buruk bahaya tertentu.
Tabel 2.10 Jumlah Bencana Alam yang Terjadi menurut Kecamatan di
Kabupaten Musi Rawas Tahun 2014
Kecamatan /District
Jenis Bencana/Type of Disaster
Banjir/
2.4.5 Isu-Isu Strategis terkait Pembangunan Infrastruktur Bidang Cipta Karya
Isu-isu strategis Kabupaten Musi Rawas, yaitu sebagai berikut:
1. Pertanian; Pengelolaan pertanian dalam arti luas, termasuk
perkebunan dan kehutanan memerlukan sistem pengelolaan yang
modern, lebih efektif, lebih efisien, didukung oleh prasarana dan
sarana yang memadai serta bersifat ramah lingkungan. Hal ini
penting mendapat perhatian dari Pemerintah Kabupaten Musi
Rawas, karena beberapa hal :
a. Karena besarnya potensi alam, buatan dan manusia yang
dapat mendukung pengembangan pertanian modern.
b. Sebagai bagian dari peran lokal Kabupaten Musi Rawas
terhadap misi nasional/regional dalam swa sembada beras
dalam kerangka mendukung ketahanan pangan nasional
serta menjalankan misi provinsi sebagai lumbung pangan.
c. Telah dibangunnya infrastruktur dan fasiltas yang mendukung
bertumbuhnya sistem pertanian modern.
d. Telah ditetapkannya sistem pengelolaan pertanian dengan
pendekatan agropolitan yang berorientasi pada peningaktan
nilai tambah pasca panen.
2. Pertambangan; Musi Rawas sangat kaya dengan sumber daya
alam berbasis fosil, mulai dari batubara, biji bisi, emas, nikel, sampai
kerusakan tanah, limbah cair ataupun padat sisa pengolahan,
polusi udara, permasalahan sosial dan lain-lain. Sumber daya
pertambangan adalah sumber daya yang tidak dapat
diperbaharui serta memerlukan investasi yang sangat besar untuk
pengolahannya. Oleh karena diperlukan perencanaan dan
skenario pengelolaan yang terprogram dan mempertimbangkan
berbagai resiko dan keuntungannya. Kendati demikian hasil
pengelolaan hasil tambang akan memberi dampak pertumbuhan
ekonomi daerah yang cukup signifikan, meskipun pengalaman
menunjukkan bahwa pembangunan masyarakat lokal sering
terabaikan.
3. Pemulihan Kawasan Lindung; selain berkurangnya kawasan hutan
dan hutan lindung mencapai lebih dari 25% juga perlu dilakukan
revitalisasi terhadap kawasan lindung lain seperti sumber mata air,
hulu sungai, sempadan sungai/situ dalam kerangka memulihkan
dan menjaga kesinambangan alam serta menanggulangi
bencana banjir. Dalam UUPR No. 26 Tahun 2007 telah diamanatkan
untuk menetapkan 30% dari DAS menjadi RTH. Dalam proses
pemulihan dan revitalisasi kawasan lindung tentu perlu diperhatikan
kondisi sosial budaya masyarakat lokal, kemampuan daerah, dan
kondisi kawasan yang akan diberikan/dikembalikan fungsi
4. Pusat Pemerintahan dan Pusat Agropolitan; Pengembangan
struktur ruang wilayah diarahkan pada penguatan peran Kota
Muara Beliti sebagai pusat ibukota kabupaten dan pusat
agropolitan, pengembangan pusat-pusat pelayanan pada
kawasan perbatasan sehingga menempatkan peran Kabupaten
Musi Rawas sebagai pusat agropolitan regional. Berperannya pusat
pemerintahan dan pusat agropolitan termasuk sub pusat
agropolitan pada lima pusat pelayanan sangat dipengaruhi oleh
tersedia dan berfungsinya infrastruktur wilayah yang tepat dan
memadai. Penguatan peran sub pusat agropolitan juga akan
berpengaruh terhadap penurunan kesenjangan pertumbuhan
antar wilayah (kecamatan/kelompok kecamatan).
5. Kualitas SDM dan Kelembagan; Peningkatan kapasitas, kompetensi
dan profesionalisme aparat pemerintah, pihak swasta dan
masyarakat dalam pengelolaan ruang dan pembangunan
ekonomi wilayah. Kabupaten Musi Rawas dengan luas 1,2 juta Ha,
jumlah penduduk lebih kurang ½ juta jiwa, dengan sumber daya
alam yang berlimpah, namun berada pada kawasan yang juga
mempunyai karakteristik yang sama (Kabupaten Sarolangun,
Kabupaten Musi Banyuasin, Kabupaten Empat Lawang, dan
Kabupaten Rejang Lebong) serta dipengaruhi langsung oleh
perkembangan ekonomi global, maka sangat diperlukan suatu