• Tidak ada hasil yang ditemukan

Bab 2 Profil KabupatenKota - DOCRPIJM dc7047b2d1 BAB IIBab 2 Profil Kabupaten Kota

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "Bab 2 Profil KabupatenKota - DOCRPIJM dc7047b2d1 BAB IIBab 2 Profil Kabupaten Kota"

Copied!
21
0
0

Teks penuh

(1)

2.1 GAMBARAN GEOGRAFIS DAN ADMINISTRASI

Kota Sukabumi secara Geografis terletak di bagian selatan Jawa Barat pada

koordinat 106 ˚52’12,23” Bujur Timur dan 106˚57’36,32” Bujur Timur, 6˚58’44,32”

Lintang Selatan, di kaki Gunung Gede dan Gunung Pangrango yang ketingiannya 584

meter di atas permukaan laut, dan berjarak 120 km dari Ibukota Negara (Jakarta) atau

96 km dari Ibukota Provinsi Jawa Barat (Bandung). Batas-batas wilayah Kota Sukabumi

meliputi:

Sebelah Utara : Kecamatan Sukabumi, Kabupaten Sukabumi

Sebelah Selatan : Kecamatan Nyalindung, Kabupaten Sukabumi

Sebelah Barat : Kecamatan Cisaat, Kabupaten Sukabumi

Sebelah Timur : Kecamatan Sukaraja, Kabupaten Sukabumi

Secara administratif, Kota Sukabumi dibagi ke dalam 7 (tujuh) kecamatan yaitu

Kecamatan Gunung Puyuh, Cikole, Citamiang, Warudoyong, Baros, Lembursitu dan

Cibeureum. Jarak terjauh dari balai kota adalah Kecamatan Lembursitu, yakni sejauh 7

km.

Luas wilayah Kota Sukabumi sekitar 4.842,451 Ha, yang terbagi dalam 7

kecamatan, 33 Kelurahan, 355 RW dan 1.550 RT. Kecamatan terluas adalah Kecamatan

Lembursitu (1.073,682 Ha) atau sebesar 22,17 % dari total wilayah Kota Sukabumi,

sedangkan Kecamatan terkecil adalah Kecamatan Citamiang (400,912 Ha). Dengan

(2)

sukabumi. Selengkapnya wilayah Kota Sukabumi dapat dilihat pada Tabel 2.1 dan

Gambar 2.1.

Tabel 2.1

Wilayah Administrasi Kota Sukabumi

No. Kecamatan

Luas Wilayah

Jumlah Kelurahan

Ha Persentase

1 Baros 559.005 11.54 4

2 Lembursitu 1,073.682 22.17 5

3 Cibeureum 914.651 18.89 4

4 Citamiang 400.912 8.28 5

5 Warudoyong 757.486 15.64 5

6

Gunung

Puyuh 514.479 10.62 4

7 Cikole 622.236 12.85 6

Jumlah

4,842.451

100 33

(3)

Gambar 2.1

Peta Administrasi Kota Sukabumi

2.2 GAMBARAN DEMOGRAFI

Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik (BPS), bahwa Pada akhir tahun 2014

berdasarkan hasil estimasi penduduk jumlah penduduk Kota Sukabumi tercatat

sebanyak 315.001 jiwa yang terdiri dari 159.699 penduduk laki-laki (50.70 %) dan

penduduk perempuan 155.302 (49.30 %).

Jika ditinjau dari luas wilayah Kota Sukabumi maka rata-rata penduduk per KM²

di Kota Sukabumi 6.505 jiwa/km2, dimana kepadatan penduduk tertinggi berada di

Kecamatan Citamiang dengan kepadatan penduduk 13.297 jiwa/km². Hal ini

memungkinkan karena luas wilayah Kecamatan Citamiang paling kecil diantara

(4)

Sedangkan yang terendah kepadatan penduduknya adalah Kecamatan Lembursitu

dengan kepadatan penduduk 3.554 jiwa/km².

Penduduk Kota Sukabumi menurut kelompok umur diketahui bahwa sebagian

besar penduduk (11,17%) berada pada rentang usia 5 – 9 tahun. Di rentang usia 65

tahun ke atas relatif masih besar yaitu 4,52% dari total penduduk Kota Sukabumi..

Selengkapnya jumlah dan kepadatan penduduk Kota Sukabumi dapat dilihat pada

Tabel 2.2.

Tabel 2.2

Jumlah dan Kepadatan Penduduk Kota Sukabumi Tahun 2014

No Kecamatan Luas (Ha)

Penduduk (Jiwa) Kepadatan

Penduduk

(Jiwa/Ha) Laki-Laki Perempuan Jumlah

1 Baros 559.005 15,866 15,509 31,375 56

2 Lembursitu 1,073.682 18,057 17,882 35,939 33

3 Cibeureum 914.651 20,225 19,314 39,539 43

4 Citamiang 400.912 24,771 24,360 49,131 123

5 Warudoyong 757.486 28,449 26,390 54,839 72

6 Gunung Puyuh 514.479 23,798 22,756 46,554 90

7 Cikole 622.236 28,533 29,091 57,624 93

Jumlah 4,842.451 159,699 155,302 315,001 511

Sumber: Basis Data Kota Sukabumi Tahun 2015

Pertambahan jumlah penduduk di Kota Sukabumi dipengaruhi oleh

pertumbuhan alami (lahir dan mati), penduduk datang dan peduduk keluar (migrasi).

Berdasarkan data penduduk dari Badan Pusat Statistik (BPS) bahwa laju pertumbuhan

penduduk dari tahun 2010 sampai tahun 2014 sebesar ...%. Laju pertumbuhan

penduduk terbesar terdapat di Kecamatan...sedangkan untuk laju pertumbuhan

terkecil terdapat di Kecamatan ... Lebih jelas mengenai laju pertumbuhan

(5)

Tabel 2.3:

Laju Pertumbuhan Penduduk Kota Sukabumi 5 Tahun Terakhir

No Kecamatan

Jumlah Penduduk (Jiwa) Laju

Pertumbuhan

Penduduk (%)

2010 2011 2012 2013 2014

1 Baros 29,616 36,301 30,625 30,954 31,375

2 Lembursitu 34,425 39,265 35,021 35,398 35,939

3 Cibeureum 31,669 42,381 37,300 37,700 39,539

4 Citamiang 45,489 55,973 48,624 49,147 49,131

5 Warudoyong 49,883 63,554 54,089 54,667 54,839

6 Gunung Puyuh 39,988 50,439 45,338 45,824 46,554

7 Cikole 56,373 68,172 57,511 58,132 57,624

Jumlah 287,443 356,085 308,508 311,822 315,001

Sumber: Basis Data Kota Sukabumi 2011 - 2015

2.3 GAMBARAN TOPOGRAFI

Dari segi topografi, wilayah Kota Sukabumi merupakan lereng selatan dari

Gunung Gede dan gunung Pangrango, yang berada pada ketinggian 584 meter di

atas permukaan laut pada bagian selatan 770 meter di atas permukaan

laut bagian utara. Sedangkan di bagian tengah mempunyai ketinggian rata-rata 650

meter dari permukaan laut. Bentuk bentangan alam Kota Sukabumi berupa perbukitan

bergelombang dengan sudut lereng beragam. Wilayah Kota Sukabumi didominasi

oleh kemiringan lereng 2% dan 2-15%. Luas daerah dengan kemiringan lereng

0-2% mencapai 2.228,795Ha atau sekitar 45,59% dari total luas kota, dan kemiringan

lereng 2-15% mencapai 2553.219 Ha atau sekitar 52,22% dari total luas kota.

2.4 GAMBARAN GEOHIDROLOGI

Kondisi air tanah di wilayah Kota Sukabumi dan sekitarnya untuk kebutuhan

sehari-hari secara umum cukup tersedia. Sumbernya berasal dari air tanah, mata air

(6)

Kota Sukabumi dengan sebaran paling dominan mulai dari barat hingga timur. Di

bagian utara merupakan zona air tanah dengan akuifer berproduktifitas sedang dan

berpenyebaran luas. Bagian selatan merupakan zona akuifer yang produktivitasnya

rendah hingga langka. Adapun sungai-sungai yang mengalir di Kota Sukabumi baik

sungai besar maupun sungai kecil dapat di lihat pada tabel berikut ini.

Tabel 2.4 Sungai Melintasi Kota Sukabumi

No. Nama Sungai Panjang (m)

1 Cimandiri 12.963

2 Ceger 3.395

3 Cisuda 8.090

4 Tonjong 8.090

5 Cipanengah 5.739

6 Cipelang 15.814

7 Cibeurem 4.766

8 Cibitung 5.403

9 Cisarua 3.841

10 Cisaray 1.840

11 Tipar 9.344

12 Cikapek 2.939

13 Cigunung 4.565

14 Cipelang leutik -

15 Ciseupan 3.982

16 Ciwalung 1.826

17 Cipada 1.230

18 Selakaso 5.480

19 Ciaul 3.377

20 Babakan Jampang 1.115

21 Cipasir 1.479

22 Ciseureh 4.184

(7)

No. Nama Sungai Panjang (m)

24 Cikapundung 3.839

25 Cipicung 591

Sumber : Master Plan Drainase Kota Sukabumi, 2008

2.5 GAMBARAN GEOLOGI

Berdasarkan peta geologi susunan litologi batuan di wilayah Kota Sukabumi dan

daerah sekitarnya didominasi oleh singkapan batuan vulkanik yaitu produk gunung

api dari aktivitas Gunung Gede dan Gunung Pangrango berumur Holosen. Secara

regional, stratigrafi wilayah ini ditandai oleh batuan sedimen dari Formasi Walat

berumur Oligosen Awal yang merupakan satuan yang tertua dijumpai di daerah ini.

Formasi Walat ditutupi oleh batuan sedimen dari Formasi Rajamandala dengan

kisaran umur dari Oligosen Akhir sampai Miosen Awal. Satuan ini selanjutnya ditutupi

oleh Formasi Jampang yang berumur Miosen Awal. Satuan batuan sedimen ini

tersingkap di bagian selatan - tenggara dan barat - barat daya dari wilayah Kota

Sukabumi.

Formasi batuan sedimen di atas ditutupi oleh endapan vulkanik berumur

Holosen yaitu batuan produk gunung api dari aktivitas Gunung Gede dan Gunung

Pangrango. Satuan batuan vulkanik ini tersebar secara luas sehingga sebagian besar

dari wilayah Kota Sukabumi didominasi oleh singkapan batuan vulkanik. Endapan

vulkanik Gunung Gede (Qvg) terdiri dari breksi tufaan dan lahar, andesit dengan

oligoklas-andesin, piroksen dan banyak sekali hornblenda, tekstur seperti trachit,

umumnya lapuk sekali. Batuan ini tersebar pada wilayah yang cukup luas mulai dari

bagian timur sampai bagian tengah dan mulai dari bagian utara sampai bagian

selatan Kota Sukabumi. Sedangkan endapan vulkanik Gunung Pangrango (Qvpo)

merupakan endapan yang lebih tua yang tersusun dari lahar dan lava, basal-andesit

dengan oligoklas-andesin, labradorit, olivin, piroksen, dan hornblenda. Posisi stratigrafi

satuan batuan ini relatif lebih tua daripada endapan vulkanik Gunung Gede dan

(8)

2.6 GAMBARAN KLIMATOLOGI

Sepanjang tahun 2011 keadaan iklim di Kota Sukabumi cenderung basah,

dengan suhu udara Kota Sukabumi berkisar antara 15°-30° celsius. Berdasarkan hasil

pemantauan di Stasiun Cimandiri di setiap bulan pada tahun 2011 pasti terjadi hujan

dengan intensitas tertentu, curah hujan tertinggi terjadi pada bulan November, yaitu

323 mm3 dengan jumlah hari hujan 27 hari.

Gambar 2.2 Jumlah hari hujan dan Curah hujan per Bulan berdasarkan Pemantauan di Stasiun Cimandiri 2011

.

2.7 POTENSI EKONOMI

Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) merupakan nilai tambah bruto atau

balas jasa faktor produksiyang dihasilkan di wilayah domestik suatu daerah (region)

yang timbul akibat berbagai aktivitas ekonomi dalam suatu periode tertentu.

Penyusunan PDRB dapat dilakukan melalui 3 (tiga) pendekatan yaitu, pendekatan

produksi, pengeluaran dan pendapatan yang disajikan atas dasar harga berlaku dan

harga konstan. Pada publikasi ini yang disajikan adalah PDRB dari sisi produksi atau

juga dikenal sebagai PDRB menurut Lapangan Usaha, yang diperoleh melalui

penjumlahan nilai tambah seluruh lapangan usaha.

BPS melakukan perubahan tahun dasar penghitungan PDRB dari 2000 ke 2010,

(9)

mengadopsi rekomendasi PBB terhadap penggunaan 2008 System of National

Accounts (SNA 2008) dalam pencatatan statistik nasional di Indonesia. Perubahan

tahun dasar tersebut akan berimplikasi terhadap nilai nominal PDRB beserta

turunannya, karena penerapan SNA 2008 membawa perubahan cakupan serta

metode penghitungan PDRB. Sehingga nilai nominal PDRB yang dihitung dengan

tahun dasar 2000 akan berbeda dengan PDRB seri 2010 untuk periode tahun yang

sama (misalnya tahun 2010). Perubahan tahun dasar ini bermanfaat untuk

menginformasikan kondisi perekonomian terkini, meningkatkan kualitas data dan

menjadikan data PDRB mampu dibandingkan secara internasional. Apabila pada

tahun dasar 2000 PDRB menurut lapangan usaha diklasifikasikan menurut Kalsifikasi

Lapangan Usaha Indonesia (KLUI) 1990 yang menyajikan data dalam sembilan (9)

sektor perekonomian, maka dengan tahun dasar 2010 menggunakan Klasifikasi Baku

Lapangan Usaha Indonesia (KBLI) 2009 serta menggolongkan data PDRB dalam tujuh

belas (17) kategori.

PDRB atas dasar harga berlaku disusun berdasarkan harga yang berlaku pada

periode penghitungan dengan tujuan untuk melihat struktur (distribusi)

perekonomian. Berdasarkan penghitungan PDRB dengan tahun dasar 2010, PDRB

Kota Sukabumi atas dasar harga berlaku tahun 2010 sebesar Rp 5,321 triliun,

sementara di tahun 2014 nilai tersebut meningkat menjadi Rp 8,140 triliun. Sementara

PDRB atas dasar harga konstan disusun berdasarkan harga pada tahun dasar dengan

tujuan untuk mengukur pertumbuhan ekonomi. Pada penilaian berdasarkan harga

konstan

dampak inflasi pada nilai mata uang dihilangkan, sehingga peningkatan nilai

tambah yang tercatat semata-mata terjadi karena pertambahan produksi baranng

dan jasa. Tentunya PDRB pada periode yang dijadikan tahun dasar akan bernilai sama,

baik menurut harga berlaku maupun harga konstan. Nilai PDRB Kota Sukabumi tahun

2014 berdaarkan tahun 2010 sebesar Rp 6,643 triliun.

Kontribusi terbesar terhadap perekonomian di wilayah Kota Sukabumi

disumbangkan oleh kategori G perdagangan besar dan ecaran, reparasi mobil dan

(10)

total PDRB Kota Sukabumi. Kategori lainnya yang memiliki sumbangan signifikan

terhadap PDRB Kota Sukabumi tahun 2010-2014 adalah kategori K; jasa keuangan dan

asuransi, kategori H; transportasi dan pergudangan, kategori O; administrasi

pemerintahan, pertahanan dan jaminan sosial wajib, kategori F; konstruksi serta

kategori C; industri pengolahan. Sementara sebelas kategori lainnya memberikan

kontribusi dibawah 5 persen.

Gambar 2.3

Distribusi Persentase PDRB Kota Sukabumi Tahun 2010-2014 Menurut Kategori Lapangan Usaha (%)

Penghitungan PDRB berdasarkan seri tahun 2010 mencatat pertumbuhan

ekonomi tertinggi di Kota Sukabumi terjadi pada tahun 2011 sebesar 6,18 persen. Di

tahun 2014 laju pertumbuhan ekonomi Kota Sukabumi mencapai 5,43 persen dengan

kategori yang mengalami pertumbuhan diatas 2 digit adalah kategori Q; jasa

kesehatan dan kegiatan sosial, kategori J informasi dan komunikasi serta kategori P;

jasa pendidikan. PDRB per kapita merupakan rata-rata nilai tambah bruto yang

dihasilkan oleh setiap penduduk di suatu wilayah pada satu satuan waktu, atau dapat

juga digunakan sebagai proxy kasar dari indikator tingkat kesejahteraan penduduk di

suatu wilayah. PDRB per kapita Kota Sukabumi atas dasar harga berlaku tahun 2013

mencapai 24.095 juta rupiah dimana jumlah penduduk.

Aspek ekonomi yang lain yang memperlihatkan kekuatan ekonomi suatu daerah

(11)

pertumbuhan ekonomi Kota Sukabumi tumbuh positif, hal tersebut dapat dilihat dari

Laju Pertumbuhan Ekonomi Kota Sukabumi Tahun 2012 mampu tumbuh sebesar 6,31

%. Tabel berikut menggambarkan LPE antara tahun 2008 sampai dengan tahun 2012:

Tabel 2.5 Pertumbuhan Ekonomi dan Inflasi Kota Sukabumi Tahun 2008-2012

No. Tahun Pertumbuhan Ekonomi % Inflasi %

1 2008 6,11 11,16

2 2009 6,14 10,64

3 2010 6.12 10,98

4 2011 6.31 4.26

5 2012 6.31 3.98

Sumber : Rancangan RPJMD Kota Sukabumi 2013-2018

Berdasarkan atas hasil analisis yang dilakukan dengan menggunakan LQ maka

basis ekonomi yang menjadi unggulan di Kota Sukabumi adalah :

Perdagangan

Hotel, dan

Restoran

Inovasi dan kreatifitas sumber daya manusia yang mampu merubah bahan baku

menjadi bahan jadi merupakan potensi unggulan yang dimiliki Kota Sukabumi, hal ini

dipengaruhi oleh :

1. Secara geografis Kota Sukabumi termasuk hinterland Ibukota Jakarta.

Dekatnya Kota Sukabumi dengan pusat pemerintahan sekaligus sebagi pusat

perdagangan akan meberikan peluang percepatan dan peningkatan, baik

fisik maupun non fisik.

2. Secara demografi penduduk Kota Sukabumi pada siang hari mengalami

peningkatan menjadi dua kali lipat. Kondisi ini menunjukan bahwa banyaknya

pendatang dari luar Kota Sukabumi baik itu sebagi pelajar, PNS, pegawai

swasta, pedagang, buruh dan sebagainya.

3. Sektor-sektor andalan yang ada di Kota Sukabumi berpeluang menjadi

potensi unggulan seperti perdagangan besar dan eceran dan sektor industri

(12)

Adapun potensi dan produk unggulan Kota Sukabumi yang sudah ada dan

memilki prospek untuk menggerakan dan meningkatkan pendapatan serta

perekonomian masyarakat dapat dilihat pada tabel berikut ini.

Tabel 2.6 Potensi Unggulan Kota Sukabumi

No

Potensi

Unggulan Produk Lokasi

Kapasitas

produksi

Sumber

Daya Pemasaran

1 Sentra Industri Box Jam

Box jam

Jl. Benteng Kidul Kp.

Sawahbera No 8

buah/bulan 11 perajin, bengkel dan peralatan

Jakarta

Singapura

Malaysia dan

Saudi arabia

2 Sentra Industri Box Speaker

Box speaker

Jl. Benteng Kidul No.

100 Kelurahan

Dayeuhluhur

Kecamatan

Warungdoyong

1.500 set/bulan 27 perajin, bengkel dan peralatan

Sikat 279.000 buah

Sapu 207.000 buah

Jl. Benteng Kidul No

45 dan Jl baros Km. 4

750 Kg tauco/hari Tenaga kerja 60 orang

Pasar lokal dan

regional

6 Keripik Singkomg “SEHI”

500 ikat/hari Tenaga kerja 23 orang

Penjualan

(13)

No Potensi Unggulan

Produk Lokasi Kapasitas

produksi

Keripik pisang Kp. Nangerang Kel. Lembursitu

700 Kg/hari Tenaga kerja 20 orang

12 Peternakan sapi perah

Susu sapi Kelutahan Cikundul dan Subangjaya

(14)

No Potensi Unggulan

Produk Lokasi Kapasitas

produksi

Lembursitu dan Cikole

13 kelompok

Sumber : Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Tahun 2008

1.8 POTENSI TENAGA KERJA

Menurut UU No. 13 tahun 2003 Bab I pasal 1 ayat 2 disebutkan bahwa tenaga

kerja adalah setiap orang yang mampu melakukan pekerjaan guna menghasilkan

barang dan atau jasa baik untuk memenuhi kebutuhan sendiri maupun untuk

masyarakat. Ketenagakerjaan merupakan aspek yang sangat mendasar dalam

kehidupan manusia, karena mencakup dimensi ekonomi dan sosial. Oleh karenanya,

setiap upaya pembangunan selalu diarahkan pada perluasan kesempatan kerja dan

lapangan usaha, dengan harapan penduduk dapat memperoleh manfaat langsung

dari pembangunan.

Berdasarkan data yang dikeluarkan oleh Dinas Sosial, Tenaga Kerja dan

Penanggulangan Bencana Kota Sukabumi tercatat bahwa jumlah pencari kerja yang

(15)

perempuan. Sedangkan pencari kerja yang berhasil ditempatkan sebanyak 5.562

orang.

Jumlah Pencari Kerja yang telah ditempatkan menurut tingkat pendidikan di

Kota Sukabumi tahun 2014 meliputi lulusan SD 381 orang, lulusan SLTP 1.183 orang,

lulusan SLTA 3.172 orang, Diploma 338 orang, dan Sarjana 488 orang.

Tabel 2.7 Penduduk Kota Sukabumi Berumur 15 Tahun Ke Atas Yang Bekerja Selama Seminggu Yang Lalu Menurut Jenis Kelamin dan Lapangan Pekerjaan Utama (Agustus 2014)

(16)

Tabel 2.8 Persentase Penduduk Kota Sukabumi Berumur 15 Tahun Ke AtasYang Bekerja Selama Seminggu Yang Lalu Menurut Jenis Kelamin

Sumber : BPS Kota Sukabumi 2015

Penilaian kualitas sumber daya manusia dapat dilihat dari tingkat pendidikan

tertinggi yang ditamatkan. Rendahnya rata-rata tingkat pendidikan penduduk dapat

(17)

Tabel 2.9

Jumlah Pencari Kerja Menurut Tingkat Pendidikan dan Jenis Kelamin di Kota Sukabumi, 2014

Sumber : BPS Kota Sukabumi 2015

1.9 Demografi dan Urbanisasi

Penduduk merupakan aspek yang penting dalam perencanaan, karena

penduduk berfungsi sebagai subyek dan obyek perencanaan. Data-data mengenai

kependudukan ini sangat diperlukan untuk penyusunan rencana.

Untuk komposisi penduduk berdasarkan golongan umur dan jenis kelamin

diketahui bahwa sejak tahun 2006 s.d. 2011 mayoritas berusia 20-49 tahun yaitu

(18)

minoritas. Penduduk usia muda dan kelompok umur produktif yaitu yang berusia

15-64 tahun jauh lebih banyak dibandingkan dengan kelompok lansia yaitu sebesar

66,27%. Sementara pada tahun 2012 jumlah penduduk Kota Sukabumi tercatat

308.031 jiwa dengan yang terdiri dari 156.400 (50,7%) laki-laki dan 151.631 (49,23%)

perempuan. Perkembangan jumlah penduduk Kota Sukabumi mengalami kenaikan

yang signifikan. Hal ini menunjukkan angka ketergantungan yang rendah yang

menunjukkan semakin rendahnya beban yang ditanggung penduduk yang produktif

untuk membiayai penduduk yang belum produktif dan tidak produktif lagi.

Berdasarkan data hasil registrasi penduduk, dapat diketahui bahwa jumlah

penduduk laki-laki relatif lebih banyak dibanding dengan jumlah penduduk

perempuan. Dilihat dari rasio jenis kelamin, sejak kurun waktu tahun 2005 s.d. 2012,

terdapat angka sex ratio berkisar antara 100,1 s.d 100,15. Untuk lebih jelasnya dapat

dilihat pada gambar berikut ini.

Sumber : RPJMD Kota Sukabumi Tahun 2013-2018

Gambar 2.5 Jumlah Penduduk Kota Sukabumi Berdasarkan Jenis Kelamin Tahun 2010-2012

Berdasarkan pengelompokan umur, penduduk Kota Sukabumi yang termasuk

kedalam usia produktif (15 – 59 tahun) mencapai 182.095 jiwa atau sekitar 64,82%.

Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut ini.

152,080 154,693

156,400

146,601

149,837 151,631

140,000 145,000 150,000 155,000 160,000

2010 2011 2012

Perempuan

(19)

Tabel 2.10 Jumlah Penduduk Kota Sukabumi Menurut Kelompok Umur Tahun 2010

No Tahun

Kelompok Umur

Jumlah

0 - 14 % 15 – 59 % > 60 %

1 2006 77.288 31,04 159.325 63,99 12.367 4,97 249.080

2 2007 80.024 30,87 164.751 63,56 14.425 5,57 259.300

3 2008 81.976 31,13 167.018 63,42 14.375 5,46 263.469

4 2009 80.810 30,67 169.986 64,52 12.684 4,81 263.580

5 2010 83.728 29,80 182.095 64,82 15.111 5,38 281.034

Sumber : Laporan Keterangan Pertanggung jawaban Tahun 2011

Berdasarkan tabel diatas maka dapat diketahui bahwa penduduk Kota

Sukabumi yang termasuk kedalam usia produiktif mencapai 64,82%. Kondisi ini

merupakan salah satu aset bagi Kota Sukabumi khususnya dalam bidang Sumber

Daya Manusia dalam upaya mempercepat proses pembangunan.

Untuk pertumbuhan dan laju pertumbuhan penduduk, diketahui jumlah

penduduk Kota Sukabumi pada pertengahan tahun 2007 tercatat sebanyak 280.143

jiwa dengan laju opertumbuhan penduduk (LPP) selama periode 2004-2006 mencapai

3.72%. untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut ini.

Tabel 2.11 Jumlah dan Laju Pertumbuhan Penduduk Kota Sukabumi Tahun 2003-2007

No Tahun

Penduduk

LPP Laki-laki Perempuan

1 2010 152,080 146,601

2 2011 154,693 149,837 4,10

3 2012 156,400 151,631 1,61

Sumber : Rancangan RPJMD Kota Sukabumi 2013-2018

Dari segi ketenagakerjaan, ketenagakerjaan merupakan aspek yang sagat

mendasar dalam kehidupan manusia, karena mencangkup dimensi sosial dan

ekonomi. Angkatan kerja adalah penduduk yang berusia 10 tahun keatas yang siap

terlibat dalam kegiatan ekonomi produktif. Untuk lebih jelasnya mengenai kondisi

(20)

Tabel 2.12 Kondisi Ketenagakerjaan Kota Sukabumi Tahun 2012

No Mata Pencaharian Persentase (%)

1 Petani 3,67

2 Pegawai Negeri 3,26

3 Pegawai Swasta 7,33

4 TNI+POLRI 0,59

5 Pensiunan 1,77

6 Pedagang 10,80

7 Buruh 7,14

8 Buruh Kasar 4,64

9 Pelajar/Mahasiswa 23,45

10 Lain-lain 37,35

Sumber : Sukabumi Dalam Angka Tahun 2012

Dari segi kelahiran dan kematian, perkembangan penduduk Kota Sukabumi

tidak terlepas dari jumlah penduduk lahir dan meninggal. Untuk lebih jelasnya dapat

dilihat pada tabel berikut ini.

Tabel 2.13 Jumlah Kelahiran dan Kematian Kota Sukabumi

No Tahun

Jumlah Penduduk

Jumlah

Lahir Mati

1 2008 1.027 1.094 2.121

2 2009 438 400 838

3 2010 896 869 1765

4 2011 1.012 878 1.890

5 2012 1.121 823 1.944

6 2013 1.307 1.083 2.390

Sumber : Rancangan RPJMD Kota Sukabumi 2013-2018

Dari segi migrasi, Letak Kota Sukabumi yang strategis yaitu berada pada jalur

lintasan Ibu Kota Provinsi Jawa Barat (Bandung) dengan Ibu Kota Negara (Jakarta)

(21)

sebagai salah satu tujuan para migran. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel

berikut ini.

Tabel 2.14 Jumlah Penduduk Migrasi In dan Out Kota Sukabumi

No Tahun

Jumlah Penduduk

Jumlah Migrasi In Migrasi Out

1 2008 0 0

2 2009 0 0

3 2010 4.022 1.837 5.859

4 2011 723 1.437 2160

5 2012 1.028 1.219 2.247

6 2013 2.162 2.270 4.432

Gambar

Gambar 2.1.
Tabel 2.2 Jumlah dan Kepadatan Penduduk Kota Sukabumi Tahun 2014
Tabel 2.3: Laju Pertumbuhan Penduduk Kota Sukabumi 5 Tahun Terakhir
Tabel 2.4 Sungai Melintasi Kota Sukabumi
+7

Referensi

Dokumen terkait

(5) Penerima program restrukturisasi mesin dan/atau peralatan yang melanggar larangan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 23 ayat (1) huruf d dikenai sanksi administratif

Rancangan penelitian yang digunakan adalah rancangan acak lengkap (RAL) pola faktorial dengan 2 faktor dan 3 kali ulangan. Parameter yang diamati yaitu warna kuning telur,

Yang bertanda tangan dibawah ini menyatakan bahwa Skripsi yang berjudul : PENGARUH BOOK TAX DIFFERENCES, ALIRAN KAS OPERASI, TINGKAT HUTANG DAN UKURAN PERUSAHAAN

Yang dimaksud dengan “tidak dapat diberikan kepada Pimpinan dan Anggota DPRD secara bersamaan” adalah bahwa jika telah disediakan dan telah ditempati, dihuni,

Salah satu penyebab pencemaran dalam kegiatan budidaya tambak, terutama untuk budidaya tambak intensif dan semi intensif adalah melimpahnya buangan limbah cair organik yang dibuang

Hasil uji antagonis isolat bakteri asam laktat terhadap bakteri patogen menunjukkan keempat isolat memiliki kemampuan yang berbeda-beda dalam menghambat pertumbuhan

Pengujian hipotesis dilakukan untuk mengetahui pengaruh variabel bebas motivasi (X1) dan kepuasan kerja (X2) terhadap variabel terikat (Y) kinerja pegawai baik secara

3.2.5 Jumlah Penduduk Berumur 15 Tahun ke Atas yang Bekerja Selama Seminggu yang Lalu Menurut Jumlah Jam Kerja Seluruhnya dan Jenis Kelamin di Kota Kediri, 2018.. Population Aged