• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB V KETERPADUAN STRATEGI PENGEMBANGAN KABUPATEN MUSI RAWAS - DOCRPIJM 1501202855BAB 5 KETERPADUAN STRATEGI MUSI RAWAS 2015 2019

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "BAB V KETERPADUAN STRATEGI PENGEMBANGAN KABUPATEN MUSI RAWAS - DOCRPIJM 1501202855BAB 5 KETERPADUAN STRATEGI MUSI RAWAS 2015 2019"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

KETERPADUAN STRATEGI PENGEMBANGAN

KABUPATEN MUSI RAWAS

5.1 Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW)

Perumusan Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Musi Rawas ini meliputi: Perumusan Tujuan, Kebijakan dan Strategi Penataan Ruang Wilayah Kabupaten, 1.

Rencana penataan ruang, yaitu peruntukan lahan/ pemanfaatan ruang, 2.

Rencana struktur wilayah Kabupaten yang meliputi sistem perkotaan di wilayahnya 3.

yang terkait dengan kawasan pedesaan dan sistem jaringan prasarana wilayah

Kabupaten,

Rencana Pola Ruang Wilayah Kabupaten yang meliputi kawasan lindung dan 4.

kawasan budidaya Kabupaten,

Penetapan Kawasan Strategis Kawasan Kabupaten, 5.

Rencana Pengembangan prasarana, meliputi jaringan jalan, prasarana air bersih, 6.

persampahan, drainase, kelistrikan, fasilitas umum,

Rencana Pengembangan Kawasan Prioritas, 7.

Rencana Kawasan budidaya dan lindung, 8.

Rencana kawasan perdesaan, perkotaan dan kawasan tertentu, 9.

Rencana distribusi dan kepadatan penduduk, 10.

Rencana pengembangan sumber daya alam, kegiatan sektor ekonomi unggulan dan 11.

pengembangan kawasan strategis,

Indikasi Program Pembangunan Jangka 5 Tahunan, meliputi: 12.

Program pengembangan permukiman, perkantoran, industri, perdagangan dan a.

pariwisata.

Program pengembangan sarana dan prasarana : angkutan umum, terminal, air b.

bersih, kelistrikan, persampahan, jalan raya.

Program Investasi pembangunan kabupaten jangka menengah (5 tahun) : c.

daftar rencana investasi & skala prioritasnya, dan tahapan pembangunan. Ketentuan Pengendalian Pemanfaatan Ruang Wilayah Kabupaten yang berisi 13.

(2)

Gambar 3.2 Gambar 5.1

Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupatan Musi Rawas

5.1.1

Pengembangan Wilayah Kabupaten Musi Rawas

Perumusan konsep rencana dan strategi pengembangan merupakan langkah lebih lanjut yang didasari hasil kajian pada tahap III diatas. Strategi dan konsep rencana

merupakan kerangka dasar perencanaan/ framework atau rekomendasi bentuk kelayakan pengembangan dari setiap aspek ruang untuk mengarahkan rencana pada konsep yang diinginkan.

Konsep dan strategi perencanaan akan meliputi :

(3)

Perumusan Struktur dasar wilayah kabupaten yang dibentuk oleh jaringan jalan dan 3.

pusat-pusat kegiatan,

Penentuan sistem kota dalam wilayah Kabupaten, 4.

Konsep dan strategi pengembangan transportasi dan jaringan jalan wilayah 5.

kabupaten yang mendasarkan pada fungsi sosial ekonominya didalam wilayah kabupaten,

Strategi dan konsep pengembangan sarana dan prasarana yang terkait dengan 6.

besaran fungsi ruang (penduduk, penggunaan lahan), serta

Strategi dan konsep pengembangan kegiatan ekonomi berdasarkan potensi 7.

ekonomi yang ada.

Pada tahap ini melalui Pembahasan Laporan Antara di daerah Instansi terkait dan Tim teknis Daerah terlibat aktif dalam menyusun konsep pemecahan masalah sektoral, pengayaan substansi, pengambilan keputusan-keputusan strategis dan arahan

substansial, terutama berkaitan dengan hal-hal yang bersifat khusus di daerah. Konsultan juga menyelenggarakan konsultasi publik dengan seluruh stake holder dan masyarakat dalam bentuk public hearing maupun Focus Group Discussion

dengan mengundang perwakilan dari stakeholder terkait. Konsultasi publik ini diharapkan agar penyusunan Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Musi Rawas ini dapat

mengakomodasi setiap kepentingan, ide, gagasan, dan harapan masyarakat Kabupaten Musi Rawas selain dalam rangka untuk menumbuhkan kepedulian masyarakat terhadap lingkungan di sekitarnya terutama tata ruangnya.

Gambar 4.1

(4)

Gambar 5. 2

Rencana Kawasan Strategis

5.1.2

Perumusan Pengembangan Wilayah Kabupaten Musi Rawas

Perumusan skenario pengembangan wilayah Kabupaten Musi Rawas meliputi: Skenario pengembangan ekonomi, yaitu penetapan kegiatan-kegiatan usaha 1.

berbasis masyarakat dan swasta, permodalan untuk investasi masyarakat dan

swasta, kerjasama operasi, dan usulan sarana – prasarana pendukung yang dibutuhkan untuk pengembangan ekonomi wilayah kabupaten.

Skenario Pengembangan fisik/ruang, yaitu kerangka pengembangan fisik ruang dan 2.

elemen-elemen ruang didalamnya yang merupakan perwujudan dari rencana pengembangan fungsi ekonomi, sosial dan budaya wilayah kabupaten.

Skenario pengembangan wilayah untuk menetapkan sektor dan atau komoditi 3.

unggulan sebagai pendorong ekonomi wilayah yang didukung dengan rencana sistem pusat permukiman dan sistem prasarana wilayah untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Skenario pengembangan wilayah tersebut disusun di

dalam teks dan peta.

5.2 Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)

Proses penyusunan rencana pembangunan jangka menengah dilakukan melalui pendekatan politik yang dideskripsikan dalam visi, misi dan program kepala daerah terpilih langsung dan secara politis diakui sebagai program prioritas pembangunan jangka

menengah daerah. Sehingga Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Musi Rawas ini merupakan penjabaran dari visi, misi dan program

Wali Kabupaten yang terpilih secara langsung dengan berpedoman pada Rencana Pembangunan Jangka Panjang (RPJP) Kabupaten Musi Rawas.

Dalam rangka mendukung perencanaan pembangunan nasional, Pemerintah

(5)

selain untuk mengatasi permasalahan-permasalahan internal di Kabupaten Musi Rawas

juga diupayakan mendukung penyelesaian masalah yang menjadi agenda nasional dengan memperhatikan RPJM Nasional.

RPJMD Kabupaten Musi Rawas merupakan acuan dan pedoman dasar

pembangunan yang ingin dicapai Kabupaten Musi Rawas dan juga merupakan pedoman manajerial bagi Kepala Daerah beserta perangkatnya dalam penyelenggaraan

pemerintahan, pelaksanaan pembangunan dan pemberian pelayanan kepada

masyarakat. RPJMD Kabupaten Musi Rawas berisikan informasi tentang sumber daya yang diperlukan dimana dalam penyusunan RPJMD Kabupaten Musi Rawas dilakukan dengan berbagai bentuk pendekatan, diantaranya pendekatan politis, akademis, teoritis

dan historis, serta sosial kemasyarakatan. Keluaran dan dampak yang tercantum dalam dokumen RPJMD Kabupaten Musi Rawas ini berupa indikasi yang hendak dicapai dan bersifat tidak kaku, yaitu berupa strategi pembangunan; arah kebijakan keuangan; arah

kebijakan umum; serta program pembangunan Kabupaten Musi Rawas untuk kurun waktu lima tahun; peran dan fungsi daerah sebagaimana telah disepakati, pandangan kepala daerah tentang pembangunan periode sebelumnya, serta posisi dan muatan Daerah yang

disusun guna mencapai visi dan misi Wali Kabupaten terpilih.

5.3 Rencana Induk Sistem PAM (RISPAM)

Berdasarkan Permen PU No. 18 Tahun 2007, Rencana Induk Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum adalah suatu rencana jangka panjang (15-20 tahun) yang

merupakan bagian atau tahap awal dari perencanaan air minum jaringan perpipaan. dan bukan jaringan perpipaan berdasarkan proyeksi kebutuhan air minum pada satu periode yang dibagi dalam beberapa tahapan dan memuat komponen utama system beserta

dimensi-dimensinya. RI-SPAM dapat berupa RI-SPAM dalam satu wilayah administrasi maupun lintas kabupaten/kota/provinsi. Penyusunan rencana induk pengembangan SPAM memperhatikan aspek keterpaduan dengan prasarana dan sarana sanitasi sejak

dari sumber air hingga unit pelayanan dalam rangka perlindungan dan pelestarian air.

5.4 Strategi Sanitasi Kabupaten(SSK)

Strategi Sanitasi Kabupaten adalah dokumen rencana strategis berjangka menengah yang disusun untuk percepatan pembangunan sektor sanitasi suatu

(6)

dan rencana tindak pembangunan sanitasi jangka menengah. SSK disusun oleh Pokja Sanitasi Kabupaten Musi Rawas didukung fasilitasi dari pemerintah pusat dan pemerintah

provinsi. Dalam menyusun SSK, Pokja Sanitasi Kabupaten Musi Rawas berpedoman pada prinsip :

Berdasarkan data aktual (Buku Putih Sanitasi); a.

Berskala Kabupatendan lintas sektor (air limbah, drainase, persampahan); b.

Disusun sendiri oleh Kabupatendan untuk kota; dan c.

Menggabungkan pendekatan ‘top down’ dengan ‘bottom up’ d.

5.5 Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan (RTBL)

Berdasarkan Permen PU No. 6 Tahun 2007 tentang Pedoman Umum Rencana

Tata Bangunan dan Lingkungan, RTBL didefinisikan sebagai panduan rancang bangun suatu lingkungan/kawasan yang dimaksudkan untuk mengendalikan pemanfaatan ruang, penataan bangunan dan lingkungan, serta memuat materi pokok ketentuan program

bangunan dan lingkungan, rencana umum dan panduan rancangan, rencana investasi, ketentuan pengendalian rencana, dan pedoman pengendalian pelaksanaan

pengembangan lingkungan/kawasan. Materi pokok dalam Rencana Tata Bangunan dan

Lingkungan meliputi :

Program Bangunan dan Lingkungan; a.

Rencana Umum dan Panduan Rancangan; b.

Rencana Investasi; c.

Ketentuan Pengendalian Rencana; dan d.

Pedoman Pengendalian Pelaksanaan e.

RTBL dapat berupa rencana aksi/kegiatan komunitas, rencana penataan lingkungan, atau panduan rancang kota.

5.6 Strategi Pengembangan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan (SPPIP)

Strategi Pengembangan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan merupakan

suatu dokumen strategi operasional dalam pembangunan permukiman dan infrastruktur perkotaan yang sinergi dengan arah pengembangan kota, sehingga dapat menjadi acuan yang jelas bagi penerapan program-program pembangunan infrastruktur Cipta Karya.

(7)

infrastruktur perkotaan, sehingga dapat terintegrasi dengan program-program

pembangunan lainnya yang telah ada.

Sebagai dokumen induk dari semua dokumen perencanaan program sektoral bidang b.

Cipta Karya di daerah;

Sebagai salah satu acuan bagi penyusunan RPIJM; c.

Sebagai sarana untuk integrasi semua kebijakan dan strategi pembangunan d.

permukiman dan infrastruktur perkotaan yang tertuang di berbagai dokumen; dan

Sebagai dokumen acuan bagi penyusunan kebijakan yang terkait dengan pembangunan permukiman dan infrastruktur perkotaan.

Dinas Pekerjaan Umum Cipta Karya Provinsi Sumatera Selatan sebagai lembaga unsur

penunjang Pemerintah mempunyai tugas pokok membantu Gubernur Sumatera Selatan dalam melaksanakan kewenangan desentralisasi dan tugas dekonsentrasi di bidang permukiman. Untuk melaksanakan tupoksi tersebut, Dinas PU Cipta Karya mempunyai

visi :

”DPU Cipta Karya memiliki komitmen yang kuat terhadap pelayanan publik dan Terdepan

dalam perencanaan serta pelaksanaan pembangunan prasarana dan sarana dasar

keciptakaryaan”

5.7 Rencana Pengembangan Kawasan Permukiman Prioritas (RPKPP)

5.7. 1 Matriks Rencana Aksi Program

Rencana aksi program penanganan dan pembangunan permukiman ini dilakukan

dengan model pembangunan berbasis kawasan dan pendekatan perencanaan partisipasif dalam bentuk Community Action Plan (CAP). Rencana aksi program ini meliputi infrastruktur keciptakaryaan maupun sektor terkait lainnya dan disusun sampai dengan

(8)

Tabel 5.1

Rencana Aksi Program

No Program Kegiatan Lokasi Volume

Perkiraan

Biaya

( Rp)*

Tahun I

2011

(Rp)*

Tahun II

2012

(Rp)*

Tahun III

2013

(Rp)*

Tahun IV

2014

(Rp)*

Tahun V

2015

(Rp)*

Sumber Dana

APBD Kota APBD Prov APBN Sumber Lain

*) *) *) *) *) *) *) *) *) *) *) *) *) *)

(9)

Gambar

Gambar 3.2Gambar 5.1
Tabel 5.1Rencana Aksi Program

Referensi

Dokumen terkait

Sehubungan dengan Pelelangan Umum Pekerjaan Peningkatan Jalan Kota Muara Sabak Kabupaten Tanjung Jabung Timur Tahun Anggaran 2013, untuk Paket Pekerjaan tersebut diatas

If you really want the simple life, the choice then is to make more money, or live a life that is simply supported by your current income.. After I paid off the mortgage loan on

b. Bimbingan sosial pribadi, yaitu merupakan bimbingan untuk membantu para individu dalam emecahkan masalah-masalah sosial pribadi. Yang tergolong dalam

Apabila Sastrawidjaja memandang bahwa kreditor memohon Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang atas dasar lebih mudah ditangani Pengadilan dibandingkan melakukan

Dalam proses diskusi dan pembacaan gambar ini guru harus memberikan penekanan-penekanan pada hal ini dicapai dengan meminta siswa lain untuk mengulangi, menuliskan

Tujuan penelitian ini adalah untuk : 1) menguji pengaruh antara service of quality (kualitas pelayanan) terhadap kepuasan nasabah di BMT Baiturrahman Manjung

Demikian halnya beberapa perkampungan yang ada di Kota Semarang yang memiliki lebih dari satu bangunan cagar budaya yang berusia lebih dari 50 tahun, maka layak diusulkan

Pada sesi kali ini, pengukuran skala yang dilakukan menunjukkan skor.. 233 dengan kode T3, naik 4 angka