BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA
4.4. KINERJA PLANT X PT X
4.4.4. Data Prosentase Perbandingan Downtime Dengan
Berdasarkan hasil studi lapangan, beberapa jenis kejadian yang biasa menyebabkan downtime dalam proses produksi di antara lain:
a. Kerusakan pada demin water plant.
b. Kerusakan pada mixer, pompa air proses, dan pompa transfer.
c. Out of stock raw material.
d. Listrik padam karena penurunan daya.
e. Masalah pada boiler, chiller, dan proses.
Prosentase perbandingan downtime dengan waktu kerja normal untuk keseluruhan proses produksi empat jenis produk yang dibuat di sebelum penerapan 5R dapat dilihat pada Tabel 4.8 berikut ini:
Tabel 4.8 Prosentase Perbandingan Downtime Dengan Waktu Kerja Normal Karyawan Sebelum 5R
Bulan-Tahun
4.4.5. Data Prosentase Pencapaian Kapasitas Mesin Sebelum Penerapan 5R
Sebelum penerapan 5R di Plant X , sering terjadi kerusakan pada mesin-mesin produksi yang disebabkan karena kurangnya kegiatan perawatan dan pengawasan pada performance mesin-mesin itu sendiri.
Pada Tabel 4.9 dapat dilihat prosentase pencapaian kapasitas rata-rata tiap bulan seluruh mesin yang digunakan pada proses produksi di sebelum penerapan 5R. Pada bagian ini, prosentase pencapaian kapasitas seluruh mesin dijadikan satu rataan karena ada beberapa mesin yang digunakan bersama dalam proses produksi beberapa produk tertentu.
Tabel 4.9 Prosentase Pencapaian Kapasitas Mesin Sebelum 5R
Bulan-Tahun %Pencapaian Kapasitas Mesin
Tabel 4.9 Lanjutan
Bulan-Tahun %Pencapaian Kapasitas Mesin
Sep-05 84
Okt-05 86
Rata-rata 89.14 Sumber: PT X plant X
4.5. KINERJA PLANT X PT X SETELAH PENERAPAN SISTEM KERJA 5R
Rendahnya tingkat pencapaian target produksi sebelum penerapan 5R sedikit demi sedikit mulai dapat ditingkatkan. Hal ini disebabkan beberapa masalah yang timbul sebelum penerapan 5R dapat diselesaikan setelah 5R mulai diterapkan di Plant X.
Permasalahan kekosongan bahan baku dan area kerja yang kurang ergonomis dapat diselesaikan pada tahapan R1 (Ringkas) dan R2 (Rapi). Pada tahapan R1 area kerja dibuat lebih ringkas dengan membuang barang-barang yang tidak perlu ada di area kerja. Selain itu dibuat juga daftar inventaris barang wajib ada di area kerja. Pada tahapan R2 dilakukan penataan pada mesin dan alat bantu kerja lainnya sehingga lebih mudah dijangkau oleh operator. Selain itu, pada tahapan ini juga dilakukan pemberian label pada semua alat dan bahan-bahan produksi, serta pembuatan denah area kerja. Dengan demikian area kerja dapat lebih ergonomis sehingga pekerjaan dapat relatif lebih mudah diselesaikan.
Kegiatan lain yang dilakukan pada tahapan R2 adalah penentuan jumlah minimum dan maksimum pada semua bahan baku dan suku cadang alat dan mesin. Dengan demikian permasalahan kekosongan bahan baku dapat diatasi, sehingga pencapaian target produksi dapat ditingkatkan dan jumlah overtime dan downtime dapat diturunkan.
Permasalahan sering rusaknya mesin-mesin produksi dan alat-alat bantu lain yang tidak siap pakai serta kurangnya tingkat pencapaian kinerja mesin terhadap kapasitas maksimumnya dapat diselesaikan pada tahapan R3. Kegiatan utama pada tahapan ini tahapan ini adalah pembuatan daftar standar dan check list kebersihan dan perawatan alat.
Kegiatan ini dapat menurunkan kemungkinan sering terjadinya kerusakan alat, karena alat dibersihkan dan diperiksa status operasionalnya setiap hari.
Seperti pada bagian sebelumnya, kinerja setelah penerapan sistem kerja 5R juga diukur berdasarkan parameter-parameter keberhasilan penerapan 5R di bagian produksi yaitu tingkat pencapaian produksi perbulan terhadap forecasting dan target, biaya produksi total, biaya lembur, downtime, dan performance mesin-mesin produksi
4.5.1. Data Hasil Produksi Setelah Penerapan 5R
A. Data Hasil Produksi Produk A Setelah Penerapan 5R
Data hasil produksi dan prosentase pencapaian produk A sebelum penerapan sistem kerja 5R di Plant X PT X disajikan dalam Tabel 4.10 berikut ini:
Tabel 4.10 Hasil Produksi dan %Pencapaian Produk A Setelah 5R Target Aktual Forecasting Target
Nop-05 1167 1194 971 83.20 81.32
B. Data Hasil Produksi Produk B Setelah Penerapan 5R
Data hasil produksi dan prosentase pencapaian jumlah produksi aktual terhadap jumlah hasil forecasting dan target produk B setelah penerapan sistem kerja 5R disajikan dalam tabel berikut:
Tabel 4.11 Hasil Produksi dan %Pencapaian Produk B Setelah 5R
Bulan-Tahun Forecasting Produksi (ton)
%Pencapaian Produksi Aktual Terhadap (ton) Target Aktual Forecasting Target
Nop-05 32 33 29 90.63 87.88
Tabel 4.11 Lanjutan
Bulan-Tahun Forecasting Produksi (ton)
%Pencapaian Produksi Aktual Terhadap (ton) Target Aktual Forecasting Target
Mar-08 31 30 30 96.77 100.00
C. Data Hasil Produksi Produk C Setelah Penerapan 5R
Data hasil produksi dan prosentase pencapaian produk C setelah penerapan sistem kerja 5R di Plant X PT X disajikan dalam tabel berikut ini:
Tabel 4.12 Hasil Produksi dan %Pencapaian Produk C Setelah 5R
Bulan-Tahun Forecasting Produksi (ton)
%Pencapaian Produksi Aktual Terhadap (ton) Target Aktual Forecasting Target
Nop-05 214 207 192 89.72 92.75
Tabel 4.12 Lanjutan
Bulan-Tahun Forecasting Produksi (ton)
%Pencapaian Produksi Aktual Terhadap (ton) Target Aktual Forecasting Target
Nop-06 315 315 302 95.87 95.87
D. Data Hasil Produksi Produk D Setelah Penerapan 5R
Data hasil produksi dan prosentase pencapaian jumlah produksi aktual terhadap jumlah hasil forecasting dan target produk D setelah penerapan sistem kerja 5R disajikan dalam Tabel 4.13 berikut:
Tabel 4.13 Hasil Produksi dan %Pencapaian Produk D Setelah 5R
Bulan-Tahun Forecasting Produksi (ton)
%Pencapaian Produksi Aktual Terhadap (ton) Target Aktual Forecasting Target
Nop-05 106 107 98 92.45 91.59
4.5.2 Data Biaya Produksi Total Per Tonase Setelah Penerapan 5R Biaya total per tonase untuk poduksi empat jenis produk yang dibuat di plant X, yaitu produk A, B, C, dan D; setelah penerapan sistem kerja 5R dapat dilihat pada Tabel 4.14 berikut ini:
Tabel 4.14 Biaya Produksi Total Per Tonase Setelah 5R
Bulan-Tahun Biaya Produksi Total Pertonase (Rp)
Tabel 4. 14 Lanjutan
Bulan-Tahun Biaya Produksi Total Pertonase (Rp)
Jun-08 158,000
Jul-08 188,670
Rata-rata 195,394.55 Sumber : PT X plant X
4.5.3. Data Prosentase Perbandingan Upah Lembur Dengan Gaji Pokok Karyawan Setelah Penerapan Sistem Kerja 5R
Prosentase perbandingan upah lembur dengan gaji pokok karyawan setelah penerapan 5R dapat dilihat pada Tabel 4.15 berikut ini:
Tabel 4.15 Prosentase Perbandingan Upah Lembur Dengan Gaji Pokok Karyawan Setelah 5R
Tabel 4. 15 Lanjutan
Bulan-Tahun
%Perbandingan Upah Lembur dengan Gaji Pokok
Karyawan
Mei-07 40
Jun-07 39
Jul-07 28
Agu-07 36
Sep-07 40
Okt-07 34
Nop-07 29
Des-07 44
Jan-08 37
Feb-08 28
Mar-08 33
Apr-08 33
Mei-08 49
Jun-08 47
Jul-08 31
Rata-rata 38.06
Sumber : PT X plant X
4.5.4. Data Prosentase Perbandingan Downtime Dengan Waktu Kerja Normal Setelah Penerapan 5R
Prosentase perbandingan downtime dengan waktu kerja normal untuk keseluruhan proses produksi empat jenis produk yang dibuat di setelah penerapan 5R dapat dilihat pada Tabel 4.16 berikut ini.
Tabel 4.16 Prosentase Perbandingan Downtime Dengan Waktu Kerja Normal Karyawan Setelah 5R
Bulan-Tahun
4.5.6. Data Prosentase Pencapaian Kapasitas Mesin Setelah Penerapan 5R
Pada Tabel 4.17 dapat dilihat prosentase pencapaian kapasitas rata-rata tiap bulan seluruh mesin yang digunakan pada proses produksi di setelah penerapan 5R.
Tabel 4.17 Prosentase Pencapaian Kapasitas Mesin Setelah 5R
Bulan-Tahun %Pencapaian Kapasitas Mesin
Tabel 4. 17 Lanjutan
Bulan-Tahun %Pencapaian Kapasitas Mesin
Jun-08 92
Jul-08 93
Rata-rata 92.97 Sumber : PT X plant X
Untuk lebih memudahkan dalam mengamati perubahan data-data sebelum dan setelah penerapan sistem kerja 5R, berikut ini disajikan tabel dan grafik rekapitulasi nilai rata-rata seluruh parameter kinerja, yang juga merupakan parameter keberhasilan penerapan sistem kerja 5R di Plant X Departemen produksi PT X.
Tabel 4.18 Rekapitulasi Data
Parameter Rata-rata
Sebelum 5R
Rata-rata Setelah 5R
%Pencapaian Produksi Aktual
79.43 95.28
Terhadap Forecasting Produk A
%Pencapaian Produksi Aktual
81.35 92.46
Terhadap Forecasting Produk B
%Pencapaian Produksi Aktual
83.98 94.51
Terhadap Forecasting Produk C
%Pencapaian Produksi Aktual
82.91 95.49
Terhadap Forecasting Produk D
%Pencapaian Produksi Aktual
79.71 94.93
Terhadap Target Produk A
%Pencapaian Produksi Aktual
82.48 92.50
Terhadap Target Produk B
%Pencapaian Produksi Aktual
83.65 94.65
Terhadap Target Produk C
%Pencapaian Produksi Aktual
82.65 95.92
Terhadap Target Produk D
Biaya Produksi Total 223193.57 195394.55
%Perbandingan Upah Lembur
44.29 38.06
Dengan Gaji Pokok Karyawan
%Perbandingan Downtime
11.83 10.44
Dengan Waktu Kerja Normal
%Pencapaian Kapasitas Mesin 89.14 92.97
Rekapitulasi Data
0 20 40 60 80 100 120
FA FB FC FD TA TB TC TD BP LG DW KM
Parameter
Rata-rata Sebelum 5R
Setelah 5R
Gambar 5.1 Grafik Rekapitulasi Data Keterangan grafik:
FA : rata-rata prosentase pencapaian produksi aktual produk A terhadap forecasting
FB : rata-rata prosentase pencapaian produksi aktual produk B terhadap forecasting
FC : rata-rata prosentase pencapaian produksi aktual produk C terhadap forecasting
FD : rata-rata prosentase pencapaian produksi aktual produk D terhadap forecasting
TA : rata-rata prosentase pencapaian produksi aktual produk A terhadap target
TB : rata-rata prosentase pencapaian produksi aktual produk B terhadap target
TC : rata-rata prosentase pencapaian produksi aktual produk C terhadap target
TD : rata-rata prosentase pencapaian produksi aktual produk D terhadap target
BP : biaya produksi total per tonase (dalam puluhan ribu rupiah)
LG : rata-rata prosentase perbandingan upah lembur dengan gaji pokok karyawan
DW : rata-rata prosentase perbandingan downtime dengan waktu kerja normal
KM : rata-rata prosentase pencapaian kapasitas mesin
4.6. PENGOLAHAN DATA
Dalam melakukan pengolahan dan analisis data, penulis menggunakan Uji Hipotesis Beda Dua Rataan dimana varian dari kedua populasi tidak diketahui dan diasumsikan tidak sama (Uji t). Penulis membagi parameter-parameter yang akan dibandingkan kedalam dua kelompok, dimana masing-masing kelompok mempunyai hipotesis yang berbeda.
Kelompok pertama adalah parameter prosentase pencapaian produksi terhadap target, dan prosentase pencapaian kapasitas mesin.
Hipotesisnya adalah sebagai berikut:
Hipotesis :Ho: µ1-µ2 = µ0
Ha: µ1-µ2 < µ0
Daerah penolakan : t0 < - t α,v
Kelompok kedua adalah parameter biaya produksi total, prosentase perbandingan upah lembur dan gaji pokok karyawan, serta prosentase perbandingan downtime dengan waktu kerja normal. Hipotesisnya adalah sebagai berikut:
Perhitungan nilai statistik untuk pengujian hipotesis dengan uji t untuk kedua kelompok parameter diatas dilakukan dengan menggunakan rumus berikut ini.
x1 = rata-rata sebelum penerapan 5R x2 = rata-rata setelah penerapan 5R
n1 = jumlah data sebelum penerapan 5R = 21 n2 = jumlah data setelah penerapan 5R = 33 S1 = simpangan baku data sebelum penerapan 5R S2 = simpangan baku data setelah penerapan 5R
4.6.1 Pengujian Hipotesis Untuk Rataan Prosentase Pencapaian Produksi Terhadap Target
A. Produk A
Rataan % pencapaian Produk A sebelum penerapan 5R = 79.71 Rataan % pencapaian Produk A setelah penerapan 5R = 94.93 Standar deviasi Produk A sebelum penerapan 5R = 2.65 Standar deviasi Produk A setelah penerapan 5R = 7.61 Level of Significans : 5 %
Statistik uji berada pada daerah penolakan (-10.529<-1.681), rata-rata prosentase pencapaian produksi terhadap target produk A setelah penerapan 5R signifikan lebih besar daripada rata-rata sebelum penerapan 5R.
B. Produk B
Rataan % pencapaian Produk B sebelum penerapan 5R = 84.19 Rataan % pencapaian Produk B setelah penerapan 5R = 92.50 Standar deviasi Produk B sebelum penerapan 5R = 3.36 Standar deviasi Produk B setelah penerapan 5R = 4.20 Level of Significans : 5 %
Statistik uji berada pada daerah penolakan (-8.031<-1.677), rata-rata prosentase pencapaian produksi terhadap target produk B setelah penerapan 5R signifikan lebih besar daripada rata-rata sebelum penerapan 5R.
C. Produk C
Rataan % pencapaian Produk C sebelum penerapan 5R = 83.65 Rataan % pencapaian Produk C setelah penerapan 5R = 94.65 Standar deviasi Produk C sebelum penerapan 5R = 4.06 Standar deviasi Produk C setelah penerapan 5R = 4.81 Level of Significans : 5 %
Statistik uji berada pada daerah penolakan (-9.028<-1.677), rata-rata prosentase pencapaian produksi terhadap target produk C setelah penerapan 5R signifikan lebih besar daripada rata-rata sebelum penerapan 5R.
D. Produk D
Rataan % pencapaian Produk D sebelum penerapan 5R = 82.65 Rataan % pencapaian Produk D setelah penerapan 5R = 95.92 Standar deviasi Produk D sebelum penerapan 5R = 4.46 Standar deviasi Produk D setelah penerapan 5R = 7.53 Level of Significans : 5 %
Statistik uji berada pada daerah penolakan (-8.125<-1.675), rata-rata prosentase pencapaian produksi terhadap target produk D setelah penerapan 5R signifikan lebih besar daripada rata-rata sebelum penerapan 5R.
4.6.2 Pengujian Hipotesis Untuk Prosentase Pencapaian Kapasitas Mesin
Rataan sebelum penerapan 5R = 89.14 Rataan setelah penerapan 5R = 92.97 Standar deviasi sebelum penerapan 5R = 4.79 Standar deviasi setelah penerapan 5R = 5.16 Level of Significans : 5 %
Statistik uji berada pada daerah penolakan (-2.778<-1.679), rata-rata prosentase pencapaian kapasitas mesin setelah penerapan 5R signifikan lebih besar daripada sebelum penerapan 5R.
4.6.3 Pengujian Hipotesis Untuk Rataan Biaya Produksi Totasl Per Tonase
Rataan sebelum penerapan 5R = 223193.57 Rataan setelah penerapan 5R = 195394.54 Standar deviasi sebelum penerapan 5R = 13279.38 Standar deviasi setelah penerapan 5R = 16257.14 Level of Significans : 5 %
Statistik uji berada pada daerah penolakan (6.565>1.688), rata-rata biaya produksi total pertonase setelah penerapan 5R signifikan lebih kecil daripada rata-rata sebelum penerapan 5R.
4.6.4 Pengujian Hipotesis Untuk Rataan Prosentase Perbandingan Upah Lembur Dengan Gaji Pokok Karyawan
Rataan sebelum penerapan 5R = 44.28 Rataan setelah penerapan 5R = 38.06 Standar deviasi sebelum penerapan 5R = 8.85 Standar deviasi setelah penerapan 5R = 6.08 Level of Significans : 5 %
Statistik uji berada pada daerah penolakan (2.825>1.694), rata-rata prosentase perbandingan upah lembur dengan gaji pokok karyawan setelah penerapan 5R signifikan lebih kecil daripada rata-rata sebelum penerapan 5R.
4.6.5 Pengujian Hipotesis Untuk Prosentase Perbandingan Downtime Dengan Waktu Kerja Normal
Rataan sebelum penerapan 5R = 11.83 Rataan setelah penerapan 5R = 10.44 Standar deviasi sebelum penerapan 5R = 1.03 Standar deviasi setelah penerapan 5R = 0.99 Level of Significans : 5 %
Statistik uji berada pada daerah penolakan (4.863>1.683), rata-rata prosentase perbandingan downtime dengan waktu kerja normal setelah penerapan 5R signifikan lebih kecil daripada sebelum penerapan 5R.
BAB V
HASIL DAN ANALISA
Berdasarkan data dan pengolahan data yang telah dilakukan, maka dapat diketahui hasil. Antara lain: