• Tidak ada hasil yang ditemukan

Tahap 1 (satu) : Membangunan Pasar Hipotetis

3.4. Pengumpulan Data

3.4.1. Data Sekunder

Adalah data-data yang di dapat dari lembaga atau instansi yang ada, adapun data yang di perlukan antara lain adalah

Jenis Data Kegunaan

-Peta Administrasi Kota Tangerang

-Dokumen RTRW

-Peraturan Yang Terkait RTH

-Peraturan mengenai IMB dan PBB

-Data Penerimaan IMB dan PBB

-Untuk mengetahui Posisi dan Letak wilayah

-Untuk mengetahui arah rencana pembangunan secara keseluruhan dari Kota tangerang

-Untuk mengetahui aturan-aturan berkenaan dengan Bentuk dan Lembaga pengelola

-Untuk mengetahui bagaimana IMB dan PBB tersebut dikutip dari masyarakat

-Untuk mengetahui berapa besar yang di terima PEMDA dari IMB dan PBB

3.4.2. Data Primer

Adalah data-data yang di dapat dari masyarakat, cara mendapatkannya adalah dengan menyebar kuesioner, adapun data yang di dapat antara lain:

Jenis Data Kegunaan

-Harga Lahan /M2 di tingkat kecamatan

-Besaran prosentase dari Kemauan membayar Masyarakat

-Untuk mendapatkan besaran yang dapat diterima oleh Pemerintah Daerah jika terjadi konversi lahan -Untuk mendapatkan besaran uang

yang dapat diterima oleh Pemerintah Daerah

Dalam penelitian ini, responden dipilih berdasarkan penciri khusus, yaitu responden yang memiliki rumah dan tanaman /asri, Responden ditanyakan dan diberikan pilihan antara mau membayar atau tidak mau membayar konpensasi perbaikan lingkungan agar menjadi baik. Pada penelitian ini kusioner yang disebar sebanyak 150, dan yang kembali serta layak untuk di proses sebanyak 130 atau 86,7 % .

Ruang terbuka hijau (RTH) di Kota Tangerang adalah ruang yang ditutupi vegetasi baik tumbuh secara alami maupun binaan, termasuk didalamnya adalah vegetasi berpohon dan semak, tanaman semusim, dengan luas keseluruhan 7.492,5 ha. Undang-undang No. 26 tahun 2007 tentang Ruang Terbuka Hijau mengamanatkan luas RTH suatu wilayah adalah 30% dari luas wilayah atau seluas 4.978,1 ha. Berdasarkan amanat UU no 26 tersebut maka keseluruhan RTH Kota Tangerang (7.492,5 ha) telah terpenuhi bahkan melebihi, namun berdasarkan penyebaran RTH pada setiap kecamatan di Kota Tangerang terdapat dua kecamatan yang memiliki RTH terbatas yaitu Kecamatan Cileduk dan Larangan.

Berdasarkan penutupan lahan, di kota Tangerang diklasifikasikan dalam 4 (empat) klasifikasi vegetasi, yaitu klasifikasi bervegetasi pohon, bervegetasi semak, rumput dan tanaman semusim, klasifikasi bervegetasi tanah kosong dan bervegetasi lahan terbangun. Gambar 5 di bawah ini memperlihatkan penutupan lahan di Kota Tangerang.

Gambar.5 Peta Penutupan Lahan di Kota Tangerang (dalamPancawati J (2010)) Berdasarkan Gambar 5, luasan dari masing-masing klasifikasi penutupan lahan adalah, penutupan lahan bervegetasi pohon dengan luas total 973,7 ha,

semak, rumput, tanaman semusim dan tanaman sejenis dengan luas 6.518,8 ha, lahan kosong seluas 212,9 ha dan lahan terbangun seluas 7.492,5 ha. Yang termasuk RTH adalah lahan bervegetasi pohon seluas 973,7 ha dan bervegetasi semak, rumput, tanaman semusim dan tanaman sejenis seluas 6.518,8 ha.

Bentuk RTH bervegetasi semak,rumput dan tanaman sejenis yang dominan bahkan keberadaan luasanya diatas 20% dari luas setiap kecamatan,hanya di kecamatan Larangan yang keberadaan luasnya di bawah 20%.Gambar 6 dibawah ini memperlihatkan beberapa photo bentuk-bentuk penutupan lahan di Kota Tangerang

Tanaman Semusim Kec. Pinang Semak Rumput Kec. Cipondoh

Tanaman Pohon Kec. Karawaci Tanaman Pohon Kec. Neglasari

Lahan Kosong Kec. Cileduk Semak Rumput Kec. Benda

Pemukiman Penduduk Kec. Larangan Pemukiman Penduduk Kec. Cileduk

Data penutupan lahan dan RTH di Kota Tangerang secara lengkap tersaji pada Tabel 3

Tabel 3. Komposisi penutupan lahan dan RTH di Kota Tangerang

Kecamatan Luas (ha)

Penutupan Lahan(ha) Ruang Terbuka Hijau (RTH) (ha)

Lhn kosong Lhn Terbangun

Pohon Semak Jumlah

Ha % ha % ha % ha % ha % Cileduk 883,3 0,6 0,1 205,4 23,3 206,0 23,3 22,6 2,6 654,7 74,1 Larangan 813,8 5,9 0,7 101,8 12,5 107,7 13,2 37,8 4,6 668,3 82,1 K. Tengah 1.000,9 67,5 6,7 259,6 25,9 327,1 32,7 42,2 4,2 640,3 64,0 Cipondoh 1.693,5 310,1 18,3 541,9 32,0 852,0 50,3 10,9 0,6 830,6 49,0 Pinang 2.159,0 222,1 9,3 1.321,9 61,2 1.544,0 71,5 17,9 0,8 818,7 34,4 Tangerang 1.557,5 188,4 12,1 510,0 32,7 698,4 44,8 0 0,0 859,1 55,2 Karawaci 1.223,8 39,4 3,2 465,6 38,0 505,0 41,3 2,5 0,2 716,3 58,5 Cibodas 882,6 0 0,0 367,6 41,6 367,6 41,6 0 0,0 515,0 58,4 Jatiuwung 1.485,8 7 0,5 701,9 47,2 708,9 47,7 0 0,0 776,9 52,3 Periuk 1.124,9 5,2 0,5 452,9 40,3 458,1 40,7 0 0,0 666,8 59,3 Neglasari 1.570,5 30,8 2,0 631,8 40,2 662,6 42,2 18,3 1,2 889,6 56,6 Batu ceper 904,1 44,7 4,9 374,0 41,4 418,7 46,3 15,6 1,7 468,9 51,9 Benda 1.063,6 52 4,9 584,4 54,9 636,4 59,8 45,1 4,2 382,1 35,9 TOTAL 16.593,6 973,7 5,9 6,518,8 39,3 7.492,5 45,2 212,9 1,3 8,888,2 53,6

Sumber: Pancawati J.(2010), data diolah (2012)

Komposisi ruang terbuka hijau Tabel 3, menunjukkan sebagian besar RTH di Kota Tangerang diatas 30%, kecuali kecamatan Cileduk dan Larangan. Jumlah RTH aktual pada kecamatan Cileduk hanya sebesar 206 ha (23,3%) dan Larangan sebesar 107,7 ha (13,2%). Terbatasnya RTH pada 2 (dua) kecamatan tersebut disebabkan karena sebagian besar wilayah telah dijadikan sebagai areal terbangun sementara ruang yang tersedia untuk vegetasi relatif kecil. Luas areal terbagun pada kecamatan Cileduk mencapai 654.7 ha atau 74,1% dan Larangan mencapai 668.3 ha atau 82,1% dari jumlah keseluruhan wilayah. Kekurangan RTH tersebut mengisyaratkan kepada kita bahwa arah pembangunan yang mengkonversi lahan terbuka/tidak terbangun ke lahan terbangunsebaiknya tidak di prioritaskan pada ke dua wilayah kecamatan tersebut.

Walaupun UU tidak mengamanatkan luasan RTH 30% di tingkat kecamatan akan tetapi pihak Pemerintah Daerah dapat membuat peraturan/ketentuan untuk diberlakukan ditingkat Kecamatan, dengan tetap mengacu pada UU yang ada, karena hal ini harus dilakukan mengingat pentingnya RTH tersebut bagi setiap orang, sehingga nantinya RTH tidak lagi terpusat di pusat-pusat kota/Kabupaten

sebagai sarana memperindah kota, karena studi empiris yang saya lakukan tidak di jumpai RTH binaan yang sengaja di bangun di tempat lain terkecuali Lapangan olah raga dan Taman Pemakaman Umum, yang penyebaranya cukup merata di setiap wilayah, tetapi bentuk lainnya tidak di jumpai, untuk itu RTH binaan harus ada di setiap sudut kota berperan dan berfungsi sebagaimana mestinya untukkepentingan seluruh masyarakat, sehingga masyarakat juga dapat merasakan secara langsung dampak dari RTH binaan, sehingga keindahan, kenyaman juga dapat dinikmati seluruh masyarakat, hal ini sesuai dengan amanat UUD 45 pasal 28 (h) ayat 1 yang berbunyi “Setiap orang berhak hidup sejahtera lahir dan batin, bertempat tinggal, dan mendapatkan lingkungan hidup yang baik dan sehat serta berhak memperoleh pelayanan kesehatan.”, dan masyarakat tidak hanya mengandalkan/menikmati RTH alami saja. Gambar 7 memperlihatkan bentuk-bentuk RTH binaan yang ada di Kota Tangerang.

RTH Bentuk Taman Kota RTH Bentuk Jalan

RTH Sepadan Sungai RTH Taman< 100 Pohon

RTH Jalur Hijau Jl.Veteran RTH Lapangan Olah Raga

RTH Taman Pemakaman Umum RTH Taman Pemakaman Umum

Upaya mencapai ruang terbuka hijau sebesar 30% dari luas wilayahnya, maka minimal luas ruang terbuka hijau di kecamatan Cileduk seluas 265 ha, dan kecamatan larangan seluas 244,1 ha. Dengan demikian maka masih terdapat kekurangan luas ruang terbuka hijau pada kecamatan Cileduk seluas 59 ha dan Larangan seluas 136,4 ha.

Dokumen terkait