BAB IV DATA PERENCANAAN DAN ANALISIS TANAH
4.1 Data Tanah
4.1.1 Data Tanah Dasar
Data tanah yang digunakan dalam Tugas Akhir ini adalah data borlog dan data rekap hasil tes laboratorium pada lokasi “Main Road” Jalan Tol Solo – Kertosono. Data borlog yang tersedia merupakan hasil pekerjaan penyelidikan tanah yang meliputi pengeboran di 5 (lima) titik lokasi yaitu sebagai berikut :
1) Data BR-1 diambil pada STA 151+450
2) Data BR-2 diambil pada STA 151+950
3) Data BR-3 diambil pada STA 154+300
4) Data BR-6 diambil pada STA 150+775
5) Data BR-7 diambil pada STA 153+125
Berdasarkan data borlog tersebut, diketahui sebagian besar jenis tanah merupakan tanah lempung (clay) dengan konsistensi tanah yang berbeda ± 1,5 m di bawah permukaan tanah. Sampel
tanah merupakan tanah asli (undisturbed soil sample) yang
kemudian dilakukan uji laboratorium di Laboratorium Mekanika Tanah dan Batuan Jurusan Teknik Sipil ITS untuk mencari parameter tanah dasar. Parameter tanah dasar tersebut antara lain : specific gravity (Gs), void ratio (e), water content (Wc), berat volume/densitas tanah (γ), batas cair (LL), batas plastis (PL), indeks plastis (IP), nilai kohesi tanah (C), dan sudut geser tanah (ϕ). Untuk data borlog tanah serta hasil rekap data tes laboratorium di
lima titik pengeboran selengkapnya dapat dilihat di Lampiran 1.
Parameter tanah lainnya yang tidak diuji dapat dicari dengan menggunakan pendekatan korelasi dan rumus empiris. Parameter
tanah yang tidak diuji tetapi diperlukan dalam perencanaan pada
Tugas Akhir ini antara lain nilai kohesivitas tanah efektif (C’), nilai
dari indeks pemampatan (Cc) dan indeks mengembang (Cs), nilai koefisien konsolidasi vertikal (Cv), dan nilai koefisien konsolidasi horizontal (Ch).
Nilai C’ didapatkan dari 2 3
⁄ nilai Cu. Nilai Cc dan Cs
didapatkan dari rumus empiris terhadap void ratio (Kosasih,
Mochtar, 1986) sesuai dengan Persamaan (2.1) dan (2.2). Nilai Cv didapatkan dengan memakai grafik korelasi terhadap batas cair/liquid limit (LL) seperti yang ditunjukkan oleh Gambar 2.1. Nilai Ch berkisar 2 – 5 nilai Cv. Hasil rekap data parameter tanah
yang akan dipakai selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 1.
Setelah dilakukan korelasi terhadap parameter tanah yang diperlukan, maka langkah selanjutnya adalah menggabungkan hasil N-SPT dari kelima titik tes. Penggabungan kurva ini bertujuan untuk melihat kecenderungan nilai N-SPT dan jenis lapisan tanahnya. Hasil gabungan N-SPT dari 5 (lima) titik tes
dapat dilihat pada Gambar 4.1.
Gambar 4.1 Grafik Hubungan Nilai N – SPT dan Kedalaman
Dilihat dari kecenderungan pada hasil N-SPT gabungan, maka dari 5 data borlog yang tersedia, 3 data borlog diantaranya yaitu BR-1, BR-2, dan BR-7 akan diolah dengan memakai metode statistik distribusi dengan derajat keyakinan 90% sesuai Persamaan (2.5).
Selain itu, dilakukan pula pengecekan korelasi konsistensi tanah berdasarkan nilai N-SPT sesuai dengan Tabel 2.2. Hasil pengecekan tersebut dapat dilihat pada Tabel 4.1 di bawah ini.
Tabel 4.1 Tabel Pengecekan Korelasi Konsistensi Tanah
Berdasarkan Nilai N-SPT; (a) 1, (b) 2, (c) 3, (d) BR-6, (e) BR-7
(a) (b)
(c) (d)
Depth (m) N-SPT value Type of Soil Consistency 0,00
-3,00 5 clay soft -6,00 7 clay medium stiff -9,00 9 clay medium stiff -12,00 10 clay medium stiff -15,00 16 clay stiff -17,50 17 gravelly clay stiff -20,00 41 silty clay hard
BR-2
Depth (m) N-SPT value Type of Soil Consistency 0,00
-3,00 10 clay medium stiff -6,00 13 clay medium stiff -9,00 22 clay stiff -12,00 25 clay stiff -15,00 22 silty clay stiff -17,50 20 clay stiff -20,00 34 clay hard
BR-3
Depth (m) N-SPT value Type of Soil Consistency 0,00
-3,00 11 clay medium stiff -6,00 10 clay medium stiff -9,00 12 silty clay medium stiff -12,00 14 sandy clay medium stiff -15,00 14 clay medium stiff -17,50 15 silty clay medium stiff -20,00 42 sand dense
BR-6
Depth (m) N-SPT value Type of Soil Consistency 0,00
-3,00 5 clay soft -6,00 6 clay medium stiff -9,00 8 clay medium stiff -12,00 11 sandy clay medium stiff -15,00 13 gravelly clay medium stiff -17,50 13 gravelly clay medium stiff -20,00 25 silty clay stiff
(e)
(Sumber: Hasil Analisis)
Dari Tabel 4.1 dan Gambar 4.1 tersebut, bisa dilakukan metode statistik distribusi pada BR-1, BR-2, dan BR-7, sedangkan pada lokasi titik BR-3 dan titik BR-6 tidak bisa diolah secara metode statistik distribusi karena konsistensi tanah serta nilai N-SPT yang ada cukup berbeda sehingga selanjutnya akan ditinjau secara terpisah.
Dari setiap parameter tanah pada BR-1, BR-2, dan BR-7, data
– data tersebut dikelompokkan berdasarkan kedalaman dan
kedekatan nilainya. Setiap pengelompokkan dicari satu nilai yang mampu mewakili dengan menggunakan metode statistik distribusi. Penyebaran dan pengelompokkan data parameter tanah dari hasil tes laboratorium di BR-1, BR-2, dan BR-7 bisa dilihat pada
Gambar 4.2 maupun Lampiran 1, sedangkan hasil analisis tiap
parameter tanah dengan metode statistik distribusi dengan derajat
keyakinan 90% selengkapnya bisa dilihat pada Lampiran 1.
Depth (m) N-SPT value Type of Soil Consistency 0,00
-3,00 6 clay soft -6,00 9 clay medium stiff -9,00 9 clay medium stiff -12,00 10 gravelly clay medium stiff -15,00 19 gravelly clay medium stiff -17,50 20 silty clay stiff -20,00 34 sandy clay hard
(a) (b)
(c) (d)
Gambar 4.2 Grafik Parameter Tanah Pada Tiga Titik Pengeboran
Menurut Kedalaman; (a) Kadar Air (Wc), (b) Berat jenis Tanah Jenuh (γsat), (c) Batas Cair (LL), (d) Batas Plastis (PL)
(Sumber: Hasil Analisis)
Sketsa gambar penampang lapisan tanah di setiap titik pengeboran ditunjukkan oleh data stratigrafi tanah dengan memperhatikan nilai N-SPT dan konsistensi tanah sesuai dengan
Gambar 4.3 Sketsa Gambar Data Stratigrafi Tanah (Sumber: Hasil Analisis)
Berdasarkan stratigrafi tanah pada Gambar 4.3, tanah dasar
merupakan tanah lempung dengan konsistensi soft – medium stiff
dari kedalaman 0 s.d. 15 m. Lapisan yang lebih dalam merupakan tanah lempung dengan konsistensi stiff – very stiff hingga mencapai kedalaman 20 m sebelum menemui lapisan tanah pasir. Rekapitulasi data tanah hasil analisis dengan metode statistik distribusi, pendekatan korelasi dan rumus empiris dapat dilihat pada Lampiran 1. Berdasarkan rekapitulasi tersebut, terdapat 3 (tiga) zona data tanah yaitu sebagai berikut :
a) Data Tanah 1
Data tanah 1 berasal dari titik BR-6 dengan ketebalan tanah lunak mencapai 15 m. Data ini digunakan untuk
STA 150+250 – STA 150+750.
b) Data Tanah 2
Data tanah 2 merupakan hasil statistik distribusi antara BR-1, BR-2, dan BR-7. Data tanah 2 memiliki ketebalan tanah lunak mencapai 15 m. Data ini digunakan untuk
STA 151+000 – STA 153+800.
c) Data Tanah 3
Data tanah 3 berasal dari titik BR-3 dengan ketebalan tanah lunak mencapai 6 m. Data ini digunakan untuk STA
154+000 – STA 154+400.
Rekapitulasi ketiga data tanah tersebut akan digunakan untuk analisis perhitungan perencanaan geoteknik selanjutnya.