• Tidak ada hasil yang ditemukan

Database .1 Pengertian

Dalam dokumen BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang (Halaman 24-32)

DBMS Terdistribusi. Sebuah sistem perangkat lunak yang mengatur basis data terdistribusi dan membuat pendistribusian data secara transparan.

DDBMS memiliki satu logikal basis data yang dibagi ke dalam beberapa fragment. Dimana setiap fragment disimpan pada satu atau lebih komputer dibawah kontrol dari DBMS yang terpisah , dengan mengkoneksi komputer menggunakan jaringan komunikasi.

Masing- masing site memiliki kemampuan untuk mengakses permintaan pengguna pada data lokal dan juga mampu untuk memproses data yang disimpan pada komputer lain yang terhubung dengan jaringan.

Pengguna mengakses basis data terdistribusi dengan menggunakan dua aplikasi yaitu aplikasi lokal dan aplikasi global, sehingga DDBMS memiliki karakteristik yaitu :

a) Kumpulan dari data logik yang digunakan bersama-sama

b) Data di bagi menjadi beberapa fragment

c) Fragment mungkin mempunyai copy ( replika )

d) Fragment / replika nya di alokasikan pada yang digunakan e) Setiap site berhubungan dengan jaringan komunikasi f) Data pada masing-masing site dibawah pengawasan DBMS

g) DBMS pada masing-masing site dapat mengatasi aplikasi lokal, secara otonomi

h) Masing-masing DBMS berpastisipasi paling tidak satu global aplikasi.

Dari definisi tersebut , sistem diharapkan membuat suatu distribusi yang transparan. Basis data terdistribusi terbagi menjadi beberapa fragment yang disimpan di beberapa komputer dan mungkin di replikasi, dan alokasi penyimpanan tidak diketahui pengguna . Adanya Transparansi di dalam basis data terdistribusi agar terlihat sistem ini seperti basis data tersentralisasi. Hal Ini mengacu pada prinsip dasar dari DBMS (Date,1987b).

Transparansi memberikan fungsional yang baik untuk pengguna tetapi sayangnya mengakibatkan banyak permasalahan yang timbul dan harus diatasi oleh DDBMS.

2.10.2 Manfaat

Middleware telah menjadi alat untuk integrasi sistem informasi yang komprehensif. Setelah sistem operasi, middleware dan sistem manajemen database dengan jaringan setelah kebangkitan dan pengembangan jenis baru software dasar, dapat dianggap sebagai node dalam jaringan sistem operasi, aplikasi jaringan bawah lapisan perangkat lunak pendukung. Dibandingkan dengan aplikasi yang berdiri sendiri, aplikasi Web dihadapkan dengan pertanyaan terbuka, evolusi, distribusi, otonomi dan heterogenitas.Sebagai aplikasi dukungan jaringan, middleware, untuk mendukung on-demand dan mengubah untuk beradaptasi dengan dunia online dan pengembangan aplikasi dan perubahan dalam jaringan distribusi di seluruh otonom, sistem informasi heterogen secara efektif diintegrasikan menjadi sebuah sistem yang terintegrasi. Sistem informasi Komputer adalah

penggunaan akuisisi komputer, penyimpanan, pemrosesan, transmisi dan pengelolaan berbagai jenis informasi, serta untuk menyediakan layanan informasi kepada sistem komputer manusia-komputer interaksi aplikasi, adalah perangkat keras komputer, perangkat lunak dan aplikasi yang berhubungan dibuat dalam integrasi personil organisasisistem.Sistem informasi terdistribusi di berbagai bagian Internet. Perangkat keras komputer dan perangkat lunak yang mendasari sistem bagaimana untuk menggantikan yang lama, selama middleware update, dan memelihara middleware yang sama dan definisi antarmuka eksternal, aplikasi, hampir tanpa modifikasi, sehingga melindungi pengembangan perangkat lunak aplikasi enterprise dan pemeliharaan investasi besar. Penggunaan teknologi ini membantu mengurangi beban pengembang aplikasi sehingga mereka menggunakan hardware yang telah ada, sistem operasi, jaringan, sistem manajemen database, dan model obyek untuk membuat perangkat lunak aplikasi mendistribusikan lebih berguna.Sebagai middleware untuk melindungi perusahaan-perusahaan investasi untuk menjamin stabilitas relatif dari aplikasi perangkat lunak, ekstensi aplikasi untuk sementara middleware sangat menyederhanakan struktur hardware dari kompleksitas lingkungan multi-pengolahan terdistribusi, itumenyebabkan munculnya semakin perhatian pengguna.

Manfaat dari middleware itu sendiri yaitu memungkinkan aplikasi :

1. Transparansi diseluruh jaringan sehingga menyediakan interaksi dengan layanan atau aplikasi lain.

2. Independen dari layanan jaringan.

3. Handal dan selalu tersedia

Middleware menawarkan beberapa keunggulan untuk bisnis dan industri.

Dalam bisnis sering digunakan untuk menghubungkan informasi dari departemen database seperti penggajian, penjualan, dan akuntansi. E-Commerce juga menggunakan middleware ini untuk membantu dalam menangani transaksi cepat dan aman di berbagai jenis lingkungan komputer.

Singkatnya, middleware telah menjadi elemen penting di berbagai industri,

berkat kemampuannya untuk menyatukan sumber daya yang berbeda di seluruh jaringan atau platform komputasi. Jenis Middleware Hurwitz mengatur sistem klasifikasi berbagai jenis middleware yang tersedia saat ini.

Klasifikasi ini didasarkan pada skalabilitas dan recoverability :

1. Remote Procedure Call Klien membuat panggilan dengan prosedur yang berjalan pada sistem remote. Dapat asinkron atau sinkron.

2. Message Oriented Middleware. Pesan yang dikirim ke client dikumpulkan dan disimpan sampai ditindaklanjuti, sementara client terus dengan pengolahan lain.

3. Object Request Broker jenis ini memungkinkan aplikasi untuk mengirim permintaan dalam suatu sistem berorientasi objek.

4. SQL-oriented Data Access Middleware antara aplikasi dan database server.

5. Embedded Middleware Layanan komunikasi dan integrasi antarmuka software / firmware yang beroperasi antara aplikasi dan real time operating system.

OS 1

Linux Database Sifatnya

- MySql - Free

- Oracle - Free - PostgreSql - Free

Tabel 2.1 Database Yang Dapat Berjalan Pada Linux

OS 2

Windows Database Sifatnya

- MySQL - Free

- Oracle - Free

- SQL Server - Beli (Medium)

- SQL Server Express Edition - Free

Tabel 2.2 Database Yang Dapat Berjalan Pada Windows

Pada akhirnya saya memilih menggunakan MySQL, dengan alasan :

1. Perusahaan banyak menggunakan MySQL 2. Keamanan datanya sudah lumayan

3. Kapasitas penyimpanan datanya sudah mampu untuk diterapkan di aplikasi besar

4. Memiliki kemampuan untuk membuat basis data mirroring dan clustering

2.11 Mirroring

Gambar 2.1 Proses Mirroring Database

2.11.1 Pengertian

Database mirroring adalah proses “penduplikatan” database ke tempat lain, dimana bertujuan untuk mencegah terjadinya hal-hal yang tidak diinginkan pada database kita, misalnya mesin database crash, dan lain sebagainya. Kita bisa saja mempergunakan backup dari database kita apabila terjadi sesuatu dengan database kita, tetapi tentunya untuk proses recovery akan butuh waktu dan juga data yang ada tidak akan bisa pada state terakhir.

Database mirroring ini juga mendukung fasilitas untuk failover, dimana apabila terjadi sesuatu dengan database primary (principal server) kita masih

punya cadangan di database sekunder (mirror server). Principal dan mirror server berkomunikasi sebagai partner dalam mirroring ini, dan masing-masing mempunyai role sebagai principal role dan mirror role, tetapi bisa saja pada suatu saat role ini berpindah, yang tadinya mempunyai role sebagai principal bisa saja menjadi mirror dan sebaliknya.

Mirroring bisa berjalan dengan cara synchronous ataupun asynchronous, kedua cara ini masing-masing ada keuntungan dan kerugiannya. Model synchronous akan lebih bagus dari sisi konsistensi data, karena ketika terjadi transaksi, akan disimpan kedalam 2 partner, tetapi ini akan menyebabkan peningkatan dalam hal cost latency untuk transaksi.

Sedangkan model asynchronous transaksi akan commit tanpa menunggu server mirror selesai melakukan penulisan data ke database Miror.

Untuk modelnya operasinya sendiri mirroring di bedakan menjadi 2 jenis, yaitu high-safety mode dan high-performance mode. High-safety mode jalan dalam model synchronous sedangkan high-performance mode jalan dalam model asynchronous.

Dalam mirroring kita bisa juga membuat suatu konfigurasi dengan membuat automatic fail over, tetapi konfigurasi ini membutuhkan satu server instance lagi yang disebut dengan witness server.

Mirroring database mempertahankan dua salinan dari sebuah database tunggal yang harus berada pada kasus server yang berbeda dari SQL Server Engine. Biasanya, kasus server berada pada komputer di lokasi yang berbeda. Satu contoh server database berfungsi untuk klien (server utama). Contoh lain bertindak sebagai server mirror, tergantung pada konfigurasi dan keadaan dari sesi mirroring. Ketika sesi mirroring database disinkronkan, mirroring database menyediakan server siaga yang mendukung failover yang cepat tanpa kehilangan data dari transaksi yang dilakukan. Ketika sesi tidak disinkronkan, server mirror biasanya tersedia sebagai server siaga.

Mirroring database adalah strategi sederhana yang menawarkan keuntungan sebagai berikut:

a. Meningkatkan perlindungan data.

Mirroring database menyediakan redundansi lengkap atau hampir lengkap dari data, tergantung pada apakah modus operasi tinggi-keamanan atau performa tinggi.

b. Meningkatkan ketersediaan database.

Dalam hal terjadi bencana, dalam mode tinggi-keamanan dengan failover otomatis, failover cepat membawa salinan siaga dari database online (tanpa kehilangan data).Dalam modus operasi lain, database administrator memiliki alternative layanan memaksa (dengan kehilangan data mungkin) untuk salinan database siaga.

2.11.2 Bagaimana Database Mirroring Bekerja

Server utama dan mirror berkomunikasi dan bekerja sama sebagai mitra dalam sesi mirroring database. Dua database melakukan peran pelengkap dalam sesi: peran utama dan peran mirror. Pada waktu tertentu, satu database melakukan peran utama, dan yang lainnya melakukan peran mirror. Mirroring database melibatkan mengulangi setiap insert, update, dan menghapus operasi yang terjadi pada database utama ke database mirror secepat mungkin. Pengulangan dilakukan dalam urutan secepat mungkin.

31

Metodologi penelitian menggambarkan tahapan dalam proses penelitian guna memecahkan masalah penelitian dari awal hingga tercapainya tujuan penelitian. Penulisan laporan tugas akhir ini didasarkan pada data-data yang diperlukan sehubungan dengan permasalahan dan tujuan penelitian yang telah dijabarkan pada bab sebelumnya.

Sebelum penelitian dilaksanakan, peneliti perlu menjawab sekurang-kurangnya tiga pertanyaan pokok yaitu [7]:

1. Urutan kerja atau prosedur apa yang harus dilakukan dalam melaksanakan suatu penelitian?

2. Alat-alat (instrumen) apa yang akan digunakan dalam mengukur ataupun dalam mengumpulkan data serta teknik apa yang akan digunakan dalam menganalisis data?

3. Bagaimana melaksanakan penelitian tersebut?

Dalam Nazir [7] dikemukakan langkah-langkah pokok dalam penelitian tindakan sebagai berikut:

1. Rumusan masalah dan tujuan penelitian bersama-sama antara peneliti dan pekerja praktis dan decision maker.

2. Himpun data yang tersedia tentang hal-hal yang berhubungan dengan masalah ataupun metode-metode dengan melakukan studi kepustakaan.

3. Rumuskan hipotesa serta strategi pendekatan dalam memecahkan masalah

4. Buat desain penelitian bersama-sama antara peneliti dengan pelaksana program serta rumuskan prosedur, alat dan kondisi pada mana penelitian tersebut akan dilaksanakan

5. Tentukan kriteria evaluasi, teknik pengukuran, serta teknik-teknik analisa yang digunakan

6. Kumpulkan data, analisa, beri interpretasi serta generalisasi dan saran-saran

7. Laporkan penelitian dengan penulisan ilmiah 3.1 Objek Penelitian

Penulis melakukan penelitian di kantor Penanaman Modal Dan Perijinan Terpadu Kabupaten Batang, fokus penelitian adalah database yang berisi data diri penanam modal untuk dijadikan bahan penelitian.

Dalam dokumen BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang (Halaman 24-32)

Dokumen terkait