• Tidak ada hasil yang ditemukan

Dataran Beting Gisik dan Lembah Antar Gisik Jakarta

DKI JAKARTA

NO SATUAN EKOREGION DKI JAKARTA

5.4.2. Dataran Beting Gisik dan Lembah Antar Gisik Jakarta

Kelas ekoregion ini meliputi wilayah pesisir bagian utara Jakarta Barat, dan timur laut Jakarta Utara dengan luas mencapai 50,88 Km2. Kondisi Klimatologi relatif beriklim sedang dengan curah hujan sebesar 1750 – 2000 mm/tahun. Dataran Beting Gisik dan Lembah Antar Gisik Jakarta merupakan wilayah dengan iklim sedang hingga kering.

Tabel 5.2

Jenis dan Luas Wilayah Ekoregion Dataran Beting Gisik dan Lembah Antar Gisik Jakarta

No Kode Wilayah Ekoregion Luas

(Ha)

1

Dataran Beting Gisik, Typic Epiaquepts, Curah Hujan 1.750 - 2.000 mm/tahun, Penggunaan Lahan Hutan Kota, Kalideres - Tamansari - Cilincing

303.46

2

Dataran Beting Gisik, Typic Epiaquepts, Curah Hujan 1.750 - 2.000 mm/tahun, Penggunaan Lahan Pertanian, Kalideres - Tamansari - Cilincing

167.93

3

Dataran Beting Gisik, Typic Epiaquepts, Curah Hujan 1.750 - 2.000 mm/tahun, Kawasan Terbangun, Kalideres - Tamansari - Cilincing

1.489,76

4

Dataran Beting Gisik, Typic Epiaquepts, Curah Hujan 1.750 - 2.000 mm/tahun, Penggunaan Lahan Lainnya, Kalideres - Tamansari - Cilincing

80,14

5

Dataran Lembah Antar Gisik, Typic Epiaquepts, Curah Hujan 1.750 - 2.000 mm/tahun, Penggunaan Lahan Hutan Kota, Kalideres - Tamansari - Cilincing

1.175,86

6

Dataran Lembah Antar Gisik, Typic Epiaquepts, Curah Hujan 1.750 - 2.000 mm/tahun, Penggunaan Lahan Pertanian, Kalideres - Tamansari - Cilincing

772,33

7

Dataran Lembah Antar Gisik, Typic Epiaquepts, Curah Hujan 1.750 - 2.000 mm/tahun, Kawasan Terbangun, Kalideres - Tamansari - Cilincing

968,86

8

Dataran Lembah Antar Gisik, Typic Epiaquepts, Curah Hujan 1.750 - 2.000 mm/tahun, Penggunaan Lahan Lainnya, Kalideres - Tamansari - Cilincing

130,39

Kawasan ekoregion Dataran Beting Gisik dan Lembah Antar Gisik Jakarta tersusun atas material aluvium lempungan, dengan beberapa lokasi tersusun atas endapan liat dan pasir. Topografi berupa punggung/ beting gisik (beach

ridge) dan cekungan/ lembah Gisik (swale) pesisir subresen, dengan morfologi relief datar, dan kemiringan lereng secara umum 0-3%, pada beberapa lokasi agak miring (3-8%).

Pada Dataran Beting Gisik dan lembah Antar Gisik Jakarta, terbentuk oleh proses pengendapan marin (gelombang) yang berkerja sama dengan aliran sungai (fluvial) yang bermuara ke laut, sehingga dapat disebut sebagai pesisir yang terbentuk akibat pengendapan material daratan oleh sungai (sub aerial

deposition coast). Ciri dari proses ini adalah pola saluran sungai yang

berkelok-kelok (meandering) dan dibagian muara sungai dapat membentuk cabang-cabang lagi, yang disebut berpola creak.

Di Dataran Beting Gisik dan Lembah Antar Gisik Jakarta, kondisi hidrologi dikontrol oleh aliran sungai-sungai dengan debit aliran dan beban sedimen yang tinggi, khususnya pada musim penghujan, dan kondisi air tanah pada umumnya berasa payau hingga asin, yang hampir merata diseluruh satuan Dataran yang berlumpur (endapan aluvium). Kondisi hidrologi seperti ini merupakan faktor penyebab bahaya banjir fluvial (saat musim hujan) dan banjir rob (saat musim kemarau).

Tanah dan penggunaan lahan di Dataran Beting Gisik dan Lembah Antar Gisik Jakarta, dengan material penyusun berupa bahan aluvium lempungan, pada umumnya membentuk tanah-tanah berbahan induk endapan liat dan endapan liat

dan pasir. Pemanfaatan lahan secara umum berupa pertanian, perikanan tambak,

hutan mangrove, permukiman (kota), dan industri.

Sementara pada daerah yang tersusun atas endapan pematang pantai, umumnya tanah-tanah yang berupa datan pasang surut lumpur dengan tekstur pasiran halus-kasar dan kurang subur, sehingga umumnya dimanfaatkan sebagai daerah pertambakan.

Pada Dataran Beting Gisik dan lembah Antar Gisik Jakarta tanah kurang berkembang dengan potensi topografi dapat dikembangkan sebagai kawasan wisata alam. Secara umum keanekaragaman hayati di kawasan ini berupa ikan,

ular, kera ekor panjang, dan burung, sementara di pansela keanekaragaman hayati umumnya berupa ekosistem Lahan Kering Pesisir, pertanian lahan kering, pandanus, rumput-rumputan, kaktus, cemara udang, dan ketapang laut

Kondisi sosial budaya masyarakat yaitu: sebagian besar masyarakat industri, pedagang, dan nelayan, dengan pertumbuhan penduduk tinggi, dan kebanyakan usia produktif.

Ekoregion Dataran Beting Gisik dan lembah Antar Gisik Jakarta memiliki kerawanan lingkungan relatif rentan terhadap pencemaran perairan sungai akibat limbah domestik (perkotaan) dan industri. Daerah hilir (low land) berupa dataran dengan material lempung dan sedimentasi yang intensif, dapat menyebabkan banjir musiman dan genangan.

Material lempung mempunyai gaya kohesi dan kemampaun menjebak mineral-mineral elektrolit yang tinggi, sehingga menyebabkan air tanah berasa payau hingga asin, dengan salinitas yang tinggi pula, yang disebut sebagai air fosil

(connatewater) dan bukan intrusi air laut. Material lempung juga bersifat plastis

dengan daya dukung rendah, sehingga apabila terlalu besar mendapatkan beban di atasnya, dapat menyebabkan amblesan (subsidence), yang dapat memicu kejadian banjir pasang (banjir rob).

Sifat material lempung yang lain adalah daya kembang-kerut (shear strenght)

yang tinggi, yang menyebabkan lembek saat penghujan, sehingga mudah mengalami rayapan (soil creep); sedangkan saat kemarau menjadi kering mutlak dan retak-retak, sehingga bangunan rumah, jalan, jembatan, dan sejenisnya cepat rusak dan hancur.

Material lempung juga bersifat akuitard (semi-permeable) atau akuiklud

(impermeable), yang keduanya bersifat tidak mudah melewatkan air

(permeabilitas rendah), drainase permukaan buruk, dan mudah menjebak pencemar, sehingga menyebabkan lingkungan kumuh dan kotor, yang pada akhirnya menimbulkan wabah penyakit, seperti: malaria, penyakit saluran pencernaan, penyakit kulit, dan ISPA saat kemarau.

Secara spesifik pada daerah rataan lumpur dan delta, sering terjadi alih fungsi lahan hutan mangrove menjadi tambak atau bentuk budidaya lainnya, konflik kepemilikan lahan pada tanah-tanah timbul atau bentukan-bentukan lahan baru.

Material pasir marin yang bersifat lepas, mempunyai pori-pori yang besar-besar, sangat memungkinkan untuk diterobos air laut apabila penurapan air tanah di wilayah pesisir dan marinnya melebihi kemampuan daya simpan akuifernya, sehingga dapat menyebabkan intrusi air laut.

Ekoregion ini mempunyai jasa ekosistem penyediaan : pengembangan lahan tambak bandeng, udang, dan garam. Dalam hal pengaturan ekoregion dataran ujungpetang memiliki jasa ekosistem: penyerapan karbon, pemelihara siklus air, dan keanekaragaman hayati dalam ekosistem hutan mangrove.

Sedangkan jasa ekosistem berupa budaya adalah : pengembangan pendidikan dan estetika lingkungan, pengembangan wisata.

NO SATUAN EKOREGION DKI JAKARTA

Karakteristik Ekoregion DKI Jakarta Paramater

Dataran Beting Gisik dan Lembah Antar

Gisik Jakarta

Lokasi dan Luas Area

meliputi wilayah pesisir bagian utara Jakarta Barat, dan timur laut Jakarta Utara dengan luas mencapai 50,88 Km2.

Klimatologi Beriklim sedang, suhu udara rata-rata

26-28OC. Curah hujan tahunan 1750 – 2000

mm/tahun

Geologi Secara umum tersusun atas material

aluvium lempungan, dengan beberapa lokasi tersusun atas endapan pematang pantai dan tuf banten.

Geomorfologi Topografi berupa dataran, dengan

morfologi atau relief datar, dan kemiringan lereng secara umum 0-3%, pada beberapa lokasi agak miring (3-8%). Terbentuk oleh proses pengendapan marin (gelombang) yang berkerja sama dengan aliran sungai (fluvial) yang bermuara ke laut.

Hidrologi Kondisi hidrologi dikontrol oleh aliran

sungai-sungai dengan debit aliran dan beban sedimen yang tinggi, khususnya

NO SATUAN EKOREGION DKI JAKARTA

Karakteristik Ekoregion DKI Jakarta Paramater

tanah pada umumnya berasa payau hingga asin, yang hampir merata di seluruh satuan

dataran yang berlumpur (endapan

aluvium).

Tanah dan

Penggunaan Lahan

Umumnya berupa tanah-tanah berbahan induk endapan liat dan endapan liat dan pasir. Pemanfaatan lahan secara umum berupa pertanian, perikanan tambak, hutan

mangrove, permukiman (kota), dan

industri. Sementara pada daerah yang

tersusun atas endapan pematang pantai, umumnya tanah-tanah yang berupa datan pasang surut lumpur dengan tekstur pasiran halus-kasar dan kurang subur, sehingga umumnya dimanfaatkan sebagai daerah pertambakan.

Hayati

(Flora-Fauna)

Pertanian lahan kering, pandanus, rumput-rumputan, kaktus, Vegetasi Air Masin, Vegetasi Air Masin Pamah, Vegetasi Monsun Air Pamah

Kultural

(Sosial-Budaya)

Sebagian besar masyarakat industri,

pedagang, dan nelayan, dengan

pertumbuhan penduduk tinggi, dan

kebanyakan usia produktif. Kerawanan

Lingkungan

Lingkungan relatif rentan terhadap

pencemaran perairan sungai akibat limbah

domestik (perkotaan) dan industri,

sedangkan saat kemarau menjadi kering

mutlak dan retak-retak, drainase

permukaan buruk, dan mudah menjebak

pencemar, sehingga menyebabkan

lingkungan kumuh dan kotor, yang pada akhirnya menimbulkan wabah penyakit,

seperti: malaria, penyakit saluran

pencernakan, penyakit kulit, dan ISPA saat kemarau.

Jasa ekosistem Penyediaan Pengembangan lahan

tambak bandeng, udang, dan garam

Pengaturan Penyerapan karbon,

pemelihara siklus air, dan

keanekaragaman hayati

dalam ekosistem hutan

mangrove

Budaya Pengembangan pendidikan

dan estetika lingkungan

Pendukung Perlindungan plasma nutfah

Dokumen terkait