• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

D. Daya Hambat Ekstrak Cacing Tanah Lumbricus rubellus

Penelitian yang telah dilakukan yaitu untuk mengetahui daya hambat ekstrak cacing tanah Lumbricus rubellus terhadap bakteri Salmonella typhi. Berdasarkan pengamatan dan pengukuran, hasil menunjukkan bahwa ekstrak cacing tanah Lumbricus rubellus memiliki kemampuan untuk menghambat pertumbuhan bakteri Salmonella typhi yang baik dan cukup efektif. Hal ini ditandai dengan terbentuknya zona bening disekitar paper disc yang ditanamkan pada media kultur pada uji aktivitas antibakteri.Seperti yang dinyatakan oleh Yudha (2013) zona bening tersebut merupakan daerah difusi

ekstrak yang menunjukkan daerah hambatan pertumbuhan bakteri. Besar diameter zona hambat yang terbentuk dapat menunjukkan kekuatan antibakteri dari ekstrak yang digunakan.

Hasil pengukuran daerah hambat ekstrak cacing tanah Lumbricus rubellus

terhadap bakteri Salmonella typhi dapat dilihat pada tabel 4.2.

Tabel 4.2 Pengukuran Diameter Daerah Hambat Ekstrak Cacing Tanah

Lumbricus rubellus terhadap Bakteri Salmonella typhi

No Konsentrasi Ekstrak Diameter Daerah Hambat (mm) Rata-rata Kriteria Hambat 1 2 3 4 1 10% 8 7 7 7 7,25 Sedang 2 25% 10 9 9 9 9,25 Sedang 3 50% 6,5 10 12 11 9,875 Sedang 4 75% 12 12 9 13 11,5 Kuat 5 100% 14 16 18 9 14,25 Kuat 6 Kontrol + Hanya terdapat 1 koloni bakteri berukuran kecil di pinggir cawan petri

- Sangat Kuat 7 Kontrol - 0 0 0 0 - Tidak ada

Berdasarkan tabel 4.3 dapat dilihat bahwa diameter zona hambat yang terbentuk dalam pengujian aktivitas antibakteri terhadap pertumbuhan bakteri

Salmonella typhi setiap konsentrasi berbeda-beda. Diameter zona hambat yang paling besar adalah ekstrak cacing Lumbricus rubellus pada konsentrasi 100% dengan rata-rata diameter zona hambat sebesar14,25mm. Sedangkan diameter zona hambat yang paling kecil yaitu pada konsentrasi 10% dengan diameter zona hambat sebesar 7,25 mm.

Hasil rata-rata diameter zona hambat dari ekstrak cacing menunjukkan hasil yang berbeda nyata. Semakin tinggi konsentrasi ekstrak maka semakin

besar diameter zona bening yang terbentuk. Hasil yang didapatkan sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Stery (2014) bahwa peningkatan konsentrasi berpengaruh tehadap daya kerja antibakteri. Diameter zona hambat semakin besar bersamaan dengan meningkatnya konsentrasi ekstrak. Hal ini disebabkan oleh kadar senyawa aktif yang menghambat atau membunuh bakteri semakin banyak seiring dengan meningkatnya konsentrasi ekstrak. Dahlman (2007) mengatakan bahwa efektivitas suatu bahan bergantung pada banyak faktor seperti konsentrasi, suhu, dan waktu.

Dilihat dari uji normalitas menggunakan One Sample Kolmogorov-Smirnov Test dengan tingkat kepercayaan 95% (α= 0,05) didapatkan hasil bahwa data diameter daerah hambat ekstrak terhadap Salmonella typhi

memiliki distribusi normal karena memiliki nilai signifikasi> α yaitu 0,725> 0,05. Pada uji homogenitas hasil menunjukkan bahwa data homogen dengan nilai signifikasi 0,08 > 0,05 atau sig. > α. Data homogen artinya pada setiap perlakuan mempunyai keseragaman variansi data. Selanjutnya untuk menguji adanya pengaruh perlakuan dilakukan Analisis Variasi Satu Arah (One Way Annova). Digunakan confident interval 0,95 atau α = 0,05. Bila probabilitas p lebih kecil dari α, maka significant. Berdasarkan uji anova yang dilakukan didapatkan nilai sig. (0,005) < α (0,05) yang berarti signifikan atau berarti terdapat perbedaan daya hambat ekstrak cacing pada konsentrasi yang berbeda terhadap pertumbuhan bakteri Salmonella typhi. Output data uji statistik daya hambat ekstrak terhadap pertumbuhan bakteri Salmonella typhi

Untuk mengetahui pada konsentrasi berapa yang sungguh berbeda secara signifikan, perhitungan dilanjutkan menggunakan multiple comparison procedures yaitu dengan mengetahui mean mana yang berbeda secara signifikan (Suparno, 2011). Rumusan yang digunakan yaitu dengan critical differences (CD) dan diperoleh hasil CD = 3,7. Setelah itu dilanjutkan dengan membandingkan mean tiap konsentrasi. Jika perbedaan 2 mean ≥ CD maka signifikan. Perhitungan multiple comparison procedures dapat dilihat pada Lampiran 3.

Tabel 4.3 Perbandingan mean tiap konsentrasi 10% 25% 50% 75% 100% 10% 0 2 2,65 4,25 7 25% 2 0 0,625 2,25 5 50% 0,625 -0,625 0 1,625 4,375 75% 4,25 -2,25 -1,625 0 2,75 100% 7 -5 -4,374 -2,75 0

Mean setiap konsentrasi:

10% : 7,25 50% : 9,875 100% : 14,25 25% : 9,25 75% : 11,5

Perhitungan perbandingan mean yang dilakukan menunjukkan bahwa terdapat 8 mean > CD maka dikatakan terdapat perbedaan daya hambat ekstrak cacing pada konsentrasi yang berbeda terhadap pertumbuhan bakteri

Salmonella typhi. Perbedaan ini terdapat pada perbandingan antara konsentrasi 100% dengan 4 konsentrasi lainnya. Berdasarkan perbandingan yang dilakukan nilai perbandingan konsentrasi yang terlihat sangat berbeda yaitu antara konsentrasi 100% dengan konsentrasi 10%, 25%, dan 50%,

dimana mean pada konsentrasi 100% lebih besar jika dibandingkan dengan

mean pada konsentrasi 10%, 25%, dan 50%. Sedangkan perbandingan antara konsentrasi 100% dengan 75% tidak terlihat berbeda, hal ini dikarenakan

mean pada konsentrasi 100% lebih kecil dari konsentrasi 75%. Jika dilihat nilai mean secara keseluruhan, mean yang terbesar yaitu pada konsentrasi 100% sebesar 7. Hal ini menunjukkan bahwa ekstrak pada konsentrasi 100% memberikan perbedaan daya hambat paling baik dibandingkan dengan konsentrasi lain.

Berdasarkan kriteria hambat, ekstrak cacing Lumbricus rubellus

memiliki daya hambat sedang hingga kuat terhadap bakteri Salmonella typhi. Zona hambat yang dihasilkan dimulai dari 7,25 – 14,25 mm. Penggolongan kekuatan daya antibakteri ini berdasarkan Davis dan Stout (1971) yang mengatakan bahwa: diameter hambat di atas 20 mm termasuk dalam kategori sangat kuat, diameter hambatan dari 10-20 mm termasuk dalam kategori kuat, diameter hambatan dari 5-10 mm termasuk dalam kategori sedang dan diameter hambatan kurang dari 5 mm termasuk dalam kategori lemah.Dokumentasi hasil uji daya hambat ekstrak cacing terhadap pertumbuhan Salmonella typhi dapat dilihat pada Lampiran 4.

Kemampuan ekstrak cacing tanah Lumbricus rubellus dalam menghambat pertumbuhan bakteri Salmonella typhi karena adanya senyawa aktif yang berfungsi sebagai penghambat pertumbuhan bakteri. Indriati (2012) mengatakan bahwa cacing tanah Lumbricus rubellus mengandung bioaktif Lumbricin yang merupakan antibiotika berupa peptida berasal dari

protein dan tergolongan peptida antimikrobia spektrum luas yang dapat menghambat bakteri gram positif maupun negatif, bersifat bakteriostatik sehingga termasuk antibakteri bakteriosin. Ardian (2002) mengungkapkan bahwa berdasarkan hasil pengujian kimia cacing ini juga mengandung senyawa aktif golongan alkaloid yang mempunyai aktifitas antibakteri. Senyawa alkaloid merupakan senyawa metabolit sekunder yang bersifat basa (Harbone, 1984).Senyawa lumbricin dan alkaloid bekerja dengan cara menganggu komponen penyusun peptidoglikan pada sel bakteri, sehingga dinding sel tidak terbentuk atau terbentuk secara tidak sempurna dan sel mengalami lisis (Sjahid, 2008).

Kontrol negatif yang digunakan dalam penelitian ini adalah aquades steril. Aquades adalah air yang telah mengalami penyulingan sehingga tidak memiliki kandungan mineral dan campuran apapun. Aquades juga tidak merusak jaringan yang terdapat pada cacing. Hasil pada kontrol negatif tidak menunjukkan adanya zona hambat. Hal ini mengindikasikan bahwa aquades steril tidak berpengaruh pada uji antibakteri. Sedangkan kontrol positif berupa kloramfenikol 250 mg/ml. Kloramfenikol adalah antibiotik yang digunakan dalam pengobatan penyakit tifus. Berdasarkan penelitian Ayu (2012) mengenai “Karakteristik Tersangka Demam Tifoid Pasien Rawat Inap Di Rumah Sakit Muhammadiyah Palembang Periode Tahun 2010” kloramfenikol termasuk antibiotik pilihan yang digunakan oleh pasien rawat inap dalam pengobatan penderita tifus. Aktifitas penghambatan yang dihasilkan kloramfenikol tergolong kategori sangat kuat, hal ini dapat dilihat

dari hanya ada satu koloni kecil yang terdapat pada media uji. Kloramfenikol bekerja dengan menghambat peptidil tranferase sehingga menghambat sintesis protein pada bakteri (Ardhuha, 2010).

Umumnya, media yang digunakan dalam membiakkan bakteri

Salmonellatyphi adalah media khusus yaitu Shigella-agar. Namun pada penelitian ini media yang digunakan adalah media NA (Nutrient Agar) yang merupakan media universal untuk membiakkan bakteri. Peneliti tidak menggunakna media Shigella-agar dikarenakan keterbatasan kesediaan bahan di laboratorium. Selain itu jika ingin membeli harga media sangat mahal dan tidak bisa membeli dalam jumlah sedikit. Berdasarkan hasil yang diperoleh ada beberapa cawan petri yang pertumbuhan bakterinya tidak maksimal hal ini dapat disebabkan media yang digunakan.

Dokumen terkait