Tabel III.1. Parameter pada tabel tersebut merupakan parameter-parameter dasar yang digunakan dalam sistem telekomunikasi jaringan LTE.
Tabel III.1 Parameter Simulasi [12]
Parameter Nilai
Uplink bandwidth 5MHz
III. 4 Diagram Alir Simulasi
Diagram alir dari simulasi handover pada jaringan LTE diperlihatkan pada Gambar III.2 berikut.
Gambar III.4 Diagram alir dari simulasi handover pada jaringan LTE
III.5 Perancangan Simulasi
Dalam membuat sebuah Simulasi handover LTE terdapat beberapa tahap yakni:
1. Menentukan skenario handover yang akan disimulasikan. Pada tugas akhir ini digunakan 4 (empat) skenario yang dijelaskan lebih detil di sub bab III.5.1 2. Menulis Program dengan bahasa C++ dan format .cc. Penulisan program sesuai
dengan yang skenario yang diinginkan dengan mengakses ns-3 LTE library menggunakan ns3::LteHelper
3. Menentukan parameter konfigurasi yang digunakan dalam simulasi. Hal ini dilakukan dengan menggunakan file input melalui ns-3::ConfigStore atau langsung dalam skript program simulasi
4. Menentukan konfigurasi output yang akan ditampilkan, yaitu nilai delay, jitter dan throughput serta grafik dari ketiga parameter tersebut yang dibandingkan terhadap waktu menggunakan software Gnulpot.
5. Menjalankan program melaui terminal dengan perintah ./waf –run
<nama_program>.
6. Melakukan ploting dari hasil simulasi ns-3 mengunakan Gnuplot.
Tahap-tahap dalam Penulisan Program simulasi handover menggunakan ns-3 :
1. Initial boilerplate. Yaitu digunakan untuk mengakses libray yang akan digunakan dalam hal ini yaitu core module, network module, internet module, mobility module, LTE module, application module, point to point module, config store module, flow monitor module, flow monitor
helper, packet sink. Kemudian untuk memulai program diawali dengan
“using name space ns3”. Untuk semua proses simulasi ditulis didalam int
main (int argc, char*argv []) {
………
Simulator :: Stop (Seconds (waktu simulasi));
Simulator :: Run () ; Simulator :: Destroy () ; Return 0 ;
}
Int, main (int argc, char*argv []) merupakan perintah awal untuk memulai sebuah skenario dalam simulasi NS 3. Simulator :: Stop (Seconds (simTime)); merupakan perintah untuk menghentikan simulasi sesuai dengan waktu yang akan ditentukan. Simulator :: Run () ; merupakan perintah untuk mengeksekusi semua perintah.
Simulator :: Destroy () ; dan Return 0 ; merupakan perintah yang digunakan untuk kembali ke kondisi awal pada saat simulasi selesai di eksekusi.
2. Menentukan parameter simulasi pada NS3
Parameter yang digunakan pada simulasi adalah jumlah user, jumlah eNodeB, kecepatan user, waktu simulasi, daya pancar eNodeB, daya pancar user, noise figure UE, noise figure eNodeB, uplink EARFCN, downlink EARFCN, transmission mode, UE transmission power, UE noise figure, eNB transmission power, eNB noise figure, cell radius.
3. Membuat helper objek
Untuk membuat helper objek pada simulasi NS3, menggunakan fungsi Ptr<LteHelper> lteHelper = CreateObject<LteHelper> ();
Ptr<PointToPointEpcHelper>epcHelper=
CreateObject<PointToPointEpcHelper> ();
lteHelper->SetEpcHelper (epcHelper);
LTE helper digunakan untuk mengkonfigurasi berbagai parameter seperti algoritma handover yang akan digunakan, tipe algoritma yang akan digunakan, uplink downlink EAFRANC, konfigurasi X2 interface, dan trace layer pada UE.
4. Konfigurasi remote house, internet, dan routing
Untuk membuat remote house pada simulasi NS3 menggunakan fungsi seperti dibawah ini :
NodeContainer remoteHostContainer;
remoteHostContainer.Create (1);
Ptr<Node> remoteHost = remoteHostContainer.Get (0);
InternetStackHelper internet;
internet.Install (remoteHostContainer);
Remote house dalam simulasi ini mengirimkan data ke setiap user.
Internet yang digunakan yaitu point to point ipv4 interface. Untuk konfigurasi routing menggunakan ipv4staticroutinghelper. Ipv4 address untuk remote house yaitu 7.0.0.0 dan Ipv4 mask untuk remote house yaitu 255.0.0.0
5. Membuat node UE dan eNodeB
Untuk membuat node UE dan eNodeB di simulasi NS3 menggunakan
NodeContainer ueNodes ;
NodeContainer enbNodes ;
enbNodes.Create (numberofEnbs) ;
ueNodes.Create (numberofUes) ;
NodeContainer merupakan perintah untuk membuat node pada NS3.
ueNodes dan enbNodes merupakan node yang akan dibuat dalam simulasi.
NumberofEnbs dan numberofUes adalah jumlah node dari ueNodes dan enbNodes.
6. Konfigurasi mobilitas semua node
Dalam simulasi ini menggunakan dua model mobilitas yaitu ns3::ConstantPositionMobilityModel dan
ns3::ConstantVelocityMObilityModel.
ns3::ConstantPositionMobilityModel merupakan perintah untuk mengkonfigurasi mobilitas node yang diam. Sedangkan ns3::ConstantVelocityMobilityModel merupakan perintah untuk mengkonfigurasi mobilitas node yang bergerak dengan kecepatan yang konstan.
Untuk mengkonfigurasi mobilitas node pada NS3 menggunakan perintah:
Ptr<ListPositionAllocator> node = Createobject<ListPositionAllocator> () ; Node-> Add(Vector(x,y,z)) ;
Mobilityhelper nodemobility ;
nodemobility.SetMobilityModel(“Model mobility yang digunakan”) ; nodemobility.SetPositionAllocator(node) ;
nodemobility.Install (node yang akan dikonfigurasi) ;
Ptr<ListPositionAllocator> merupakan perintah untuk menentukan posisi sebuah node. “node” merupakan nama dari posisi tersebut.
Mobilityhelper merupakan perintah untuk mengkonfigurasi mobilitas sebuah node.
7. Instal protocol stack di UE dan eNodeB
Perintah yang digunakan untuk memasukkan LTE device pada eNodeB adalah NetDeviceContainer enbLteDevs =
lteHelper->InstallEnbDevice (enbNodes); sedangkan untuk memasukkan LTE device pada UE adalah NetDeviceContainer ueLteDevs =
lteHelper->InstallUeDevice (ueNodes);
8. Instal IP stack di UE dan memasukkan IP address
Perintah yang digunakan untuk memasukkan IP address pada UE adalah
Internet.Install (ueNodes);
Ipv4InterfaceContainer ueIpIfaces;
ueIpIfaces = epcHelper -> AssignUeIpv4Address (NetdeviceContainer(ueLteDevs));
Internet.Install (ueNodes); merupakan perintah untuk menginstal internet pada UE. Ipv4InterfaceContainer merupakan perintah untuk membuat ipv4 interface yang akan di install di UE. ueIpIfaces = epcHelper -> AssignUeIpv4Address (NetdeviceContainer(ueLteDevs)); merupakan perintah untuk mebuat ipv4 interface pada UE
9. Menyambungkan UE ke eNodeB
Untuk menyambungkan UE ke eNodeB menggunakan perintah sebagai berikut :
lteHelper->Attach(ueLteDevs.Get(u), enbLteDevs.Get(i)) ; ueLteDevs.Get(u) merupakan inisialisasi UE dimana (u)
menunjukkan urutan user. enbLteDevs.Get(i)) merupakan inisialisasi dari eNB yang akan disambungkan dengan UE dimana (i) adalah urutan eNB.
10. Instal Aplikasi setiap UE
Untuk menginstal aplikasi setiap UE menggunakan perintah sebagai berikut ;
ApplicationContainer onOffApp;
OnOffHelper ueClient_Layanan ("ns3::UdpSocketFactory", InetSocketAddress(ueIpIfaces.GetAddress (u), dlPort));
ueClient_Layanan.SetAttribute("DataRate", DataRateValue(DataRate ("100Mb/s")));
ueClient_Layanan.SetAttribute("PacketSize", UintegerValue(40096));
onOffApp.Start(Seconds(0.01));
onOffApp.Stop(Seconds(simTime));
ApplicationContainer onOffApp; merupakan perintah untuk membuat aplikasi dalam hal ini menggunakan protocol UDP. ueIpIfaces.GetAddress (u) merupakan alamat user yang akan dikirimkan data oleh remote house. DataRate dan PacketSize merupakan parameter dari ApplicationContainer.
11. Cara mengkonfigurasi output
Cara mengkonfigursi output yang digunakan flow monitor dan menggunakan metode multiple trace untuk koneksi Radio Resource Control (RRC) dan pemberitahuan handover. Sedangkan Flow monitor untuk menampilkan posisi user yang bergerak, waktu simulasi, jitter, delay, dan throughput
Perintah yang digunakan untuk mengkonfigurasi proses handover yaitu dengan salah satu perintah sebagai berikut :
void
NotifyHandoverStartEnb (std::string context,
uint64_t imsi,
uint16_t cellid,
uint16_t rnti,
uint16_t targetCellId)
{
Std :: cout << proses hasil simulasi ;
}
Config::Connect ("/NodeList/*/DeviceList/*/LteEnbRrc/HandoverStart",
MakeCallback (&NotifyHandoverStartEnb));
Std :: cout << proses hasil simulasi ; merupakan hasil simulasi yang akan dikeluarkan yakni pemberitahuan user akan terhubung dengan suatu cell dengan suatu RNTI, pemberitahuan bahwa user berhasil terhubung dengan cell, pemberitahuan bahwa user akan melakukan sebuah handover dan pemberitahuan bahwa user telah berhasil melakukan handover.
Perintah yang digunakan untuk menampilakan nilai throughput, jitter, delay dan posisi UE yaitu dengan salah satu perintah sebagai berikut :
void ThroughputMonitor (FlowMonitorHelper* fmhelper, Ptr<FlowMonitor> flowMon, Ptr<Node> node)
{
…………..
{
std::cout << position.x;
std::cout <<"waktu ="<< Simulator::Now().GetSeconds ();
std::cout<<" Flow Ip ="<< fiveTuple.sourceAddress <<"->
"<<fiveTuple.destinationAddress;
std::cout<<"Jitter =" <<stats->second.jitterSum.GetSeconds() /
(stats->second.rxBytes - 1);
std::cout<<"delay =" <<>second.delaySum.GetSeconds() /
stats->second.rxBytes;
std::cout<<"Throughput =" << stats->second.rxBytes * 8.0 /
(stats-
>second.timeLastRxPacket.GetSeconds()-stats->second.timeFirstTxPacket.GetSeconds())/1024/1024 << " Mbps"<<std::endl;
}
Simulator::Schedule(Seconds(1),&ThroughputMonitor, fmhelper, flowMon, node);
}
FlowMonitorHelper fmHelper;
NodeContainer flowmon_nodes;
flowmon_nodes.Add(remoteHost);
flowmon_nodes.Add(enbNodes);
Ptr<FlowMonitor> allMon = fmHelper.Install(flowmon_nodes);
allMon->SetAttribute("DelayBinWidth", DoubleValue(0.001));
allMon->SetAttribute("JitterBinWidth", DoubleValue(0.001));
allMon->SetAttribute("PacketSizeBinWidth", DoubleValue(20));
ThroughputMonitor(&fmHelper ,allMon, ueNodes.Get(u));
Rumus yang digunkan untuk mengukur Throughput yaitu:
(Nilai rxBytes * 8.0) /(waktu rxpacket sampai – waktu TxPacket sampai)/1024/1024.
Persamaan perhitungan throughput :
Throughput =
(1)
Dimana : Paket data diterima = (Nilai rxBytes * 8.0)
Lama pengamatan = /(waktu rxpacket sampai – waktu TxPacket
sampai)
Untuk mendapatkan nilai jitter, delay dan posisi UE ketika bergerak yaitu dengan cara :
std::cout << position.x;
Rumus yang digunkan untuk mengukur Jitter yaitu:
Jitter =second.jitterSum.GetSeconds/ (rxBytes - 1);
Persamaan perhitungan Jitter :
Jitter =
(2)
Dimana : Total variasi delay = delay –Rata-rata delay
= second.jitterSum.GetSeconds
Total paket yang diterima = (rxBytes - 1)
Rumus yang digunkan untuk mengukur Delay yaitu:
Delay=second.delaySum.GetSeconds/ rxBytes;
Persamaan perhitungan Jitter :
Jitter =
(3)
Dimana : Total delay = second.delaySum.GetSeconds
Total paket yang diterima = rxBytes;
Flow monitor harus di install pada remote Host dan eNodeB. Agar posisi UE
dapat terukur saat bergerak, maka pada saat sebelum perintah “Simulator::Run();”
schedule di inisialisasikan untuk UE yang bergerak.
III.5.1 Perancangan Simulasi Skenario 1
1. Terdapat 5 user yaitu UE1-UE5. UE1 mengirim data video streaming ke remote house sebesar 39980000 byte. Sedangkan UE2-UE5 mengirim data web browsing ke remote house sebesar 534000 byte dengan bandwidth 5 MHz menggunakan modulasi 64QAM.
2. Posisi UEI bergerak dari eNB1 ke eNB2 sejauh 150 m dengan kecepatan 5 km/jam[19].
3. Posisi UE2-UE5 tidak bergerak sedang menerima data web browsing dari remote house. UE2-UE4 terhubung dengan eNB1 dan UE5 terhubung dengan eNB2.
4. Menghitung delay, jitter, dan troughput pada UE1. Gambar untuk skenario 1 dapat di lihat pada gambar III.3
III.5.2 Perancangan Simulasi Skenario 2
1. Terdapat 5 user yaitu UE1-UE5. UE1 mengirim data video streaming ke remote house sebesar 65230000 byte. Sedangkan UE2-UE5 mengirim data web browsing ke remote house sebesar 548000 byte dengan bandwidth 10 MHz menggunakan modulasi 64 QAM.
2. Posisi UEI bergerak dari eNB1 ke eNB2 sejauh 150 m dengan kecepatan 5 km/jam.
3. Posisi UE2-UE5 tidak bergerak sedang menerima data web browsing dari remote house. UE2-UE4 terhubung dengan eNB1 dan UE5 terhubung dengan eNB2.
4. Menghitung delay, jitter, dan troughput pada UE1. Gambar untuk skenario 1 dapat di lihat pada gambar dibawah ini :
Gambar III.3 Perancangan Simulasi Skenario 1 dan Skenario 2
III.5.3 Perancangan Simulasi Skenario 3
1. Terdapat 20 user yaitu UE1-UE20. UE1 mengirim data video streaming ke remote house sebesar 43800000 byte. Sedangkan UE2-UE20 mengirim data web browsing ke remote house sebesar 250250 byte dengan bandwidth 10 MHz menggunakan modulasi 64QAM 2. 15 UE terhubung dengan eNB1 dan 5 UE yang terhubung dengan eNB 3. Posisi awal UE1 bergerak dari eNB1 ke eNB2 dengan jarak 1000 m
dengan kecepatan konstan sebesar 40 Km/ Jam[20]. Posisi UE2-UE20 tidak bergerak sedang mengirim data web browsing ke remote house.
UE2-UE15 terhubung dengan eNB1 dan UE16-UE20 terhubung dengan eNB2.
4. Menghitung delay, jitter, dan troughput pada UE1. Gambar untuk skenario 3 dapat dilihat pada gambar dibawah ini :
Gambar III.5 Perancangan Simulasi Skenario 3
III.5.4 Perancangan Simulasi Skenario 4
1. Terdapat 20 user yaitu UE1-UE20. UE1 mengirim data web browsing ke remote house sebesar 70660000 byte. Sedangkan UE2-UE20 mengirim data web browsing ke remote house sebesar 293970 byte dengan bandwidth 10 MHz menggunakan modulasi 64 QAM.
2. 15 UE terhubung dengan eNB1 dan 5 UE yang terhubung dengan eNB2.
3. Posisi awal UE1 bergerak dari eNB1 ke eNB2 dengan jarak 1000 m dengan kecepatan konstan sebesar 40 Km/ Jam. Posisi UE2-UE20 tidak bergerak sedang mengirim data video streaming ke remote house.
UE2-UE15 terhubung dengan eNB1 dan UE16-UE20 terhubung dengan eNB2.
4. Menghitung delay, jitter, dan troughput pada UE1. Gambar untuk skenario 4 dapat dilihat pada gambar dibawah ini :
Gambar III.6 Perancangan Simulasi Skenario 4
III.5.5 Perancangan Simulasi Skenario 5
1. Terdapat 5 user yaitu UE1-UE5. UE1 mengirim data video streaming ke remote house sebesar 65230000 byte. Sedangkan UE2-UE5 mengirim data web browsing ke remote house sebesar 548000 byte dengan bandwidth 10 MHz menggunakan modulasi 64 QAM.
2. Posisi UEI bergerak dari eNB1 ke eNB2 sejauh 150 m dengan kecepatan 40 km/jam.
3. Posisi UE2-UE5 tidak bergerak sedang menerima data web browsing dari remote house. UE2-UE4 terhubung dengan eNB1 dan UE5 terhubung dengan eNB2.
4. Menghitung delay, jitter, dan troughput pada UE1. Gambar untuk skenario 1 dapat di lihat pada gambar dibawah ini :
Gambar III.7 Perancangan Simulasi Skenario 5
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
Pemodelan simulasi handover pada sistem komunikasi LTE ini dibuat dengan software NS 3 (Network Simulator). Pada bab ini menampilkan analisis dan hasil simulasi dari empat skenario. Hasil simulasi digunakan untuk membandingkan kualitas layanan video streaming dengan web browsing pada user yang mengalami proses handover serta membandingkan kualitas masing-masing layanan video streaming dan web browsing terhadap perubahan parameter-parameter simulasi, seperti kecepatan user, jarak antar eNodeB, bandwidth dan jumlah user dalam simulasi. Terdapat tiga parameter yang akan dianalisa pada simulasi handover LTE yaitu, throughput, jitter, dan delay untuk layanan video streaming dan web browsing.
Pada simulasi ini, dirancang untuk satu user yang akan melakukan proses handover. Hasil simulasi menggunakan metode multiple trace untuk koneksi RRC dan menampilkan proses handover sedangkan flow monitor untuk menunjukkan lokasi user yang bergerak, flow ip, jitter, delay, throughput.
Untuk menampilkan hasil simulasi dalam bentuk grafik digunakan aplikasi Gnuplot. Grafik yang di tampilkan yakni perbandingan antara durasi pengiriman data dengan throughput untuk user yang melakukan proses handover, perbandingan antara durasi pengiriman dengan jitter untuk user yang melakukan proses handover dan perbandingan antara durasi pengiriman dengan delay. Untuk user yang melakukan proses handover.
IV.1 Hasil dan Analisis Simulasi
IV.1.1 Hasil dan Analisis Simulasi Skenario 1
IV.1.1.1. Hasil dan analisis simulasi Throughput UE1
Pada simulasi skenario UE1 menerima data video streaming dengan nilai packet size 39980000 byte dengan bandwidth 5 MHz. UE1 mengirim data video streaming ke remote house didapatkan rata-rata nilai throughput sebesar 10,9471 Mbps. Pada grafik terlihat proses handover terjadi pada detik ke 26,12 s sampai dengan 26,1242 s.
Throughput maksimum 11,0349 Mbps yang terjadi pada detik ke 24. Dari grafik terlihat penurunan throughput pada detik ke 26 sampai 27 s. Hal ini disebabkan karena proses handover, setelah terjadi handover user melanjutkan pengiriman data. Pengiriman data oleh remote house ke UE1 telah berakhir pada detik ke 28.
Gambar IV.1 Throughput UE1 pada skenario 1
Handover
Untuk membuktikan nilai throughput di atas, diambil salah satu sampel untuk UE1 pada detik pertama. Dari lampiran, output skenario 1 dapat dilihat jumlah data yang sampai yaitu 1373836 byte dalam 137 paket yang dikirim dalam durasi, 0,984938 s. setiap paketnya terdapat 28 byte tambahan data untuk header tiap paket sesuai dari settingan flow monitor. Untuk total tambahan data yaitu 28 x 137 = 3836 byte. Jadi jumlah data video streaming yang diterima oleh UE1 pada detik pertama yaitu 1373836-3836 = 1370000 byte. Untuk throughput UE1 pada detik pertama yaitu . Nilai throughput diatas sesuai dengan nilai throughput pada lampiran data output skenario 1.
IV.1.1.2 Hasil dan analisis simulasi jitter UE1
Hasil simulasi pada gambar IV.2 menunjukkan jitter pada UE1 yang mengirim data video streaming dengan nilai packet size 39980000 byte ke remote house didapatkan rata-rata nilai jitter sebesar 2,62e-07s. Pada grafik terlihat , nilai jitter maksimum sebesar 2,6713e-07 s. Sesuai standard jitter oleh Tiphon di sub bab II.1.8.3, maka nilai jitter yang dihasilkan dari skenario 1 tergolong dalam kualitas yang baik. Jitter maksimum terlihat pada detik pertama Hal ini disebabkan karena kondisi trafik namun kondisi ini termasuk ideal sehingga perubahan jitter tidak signifikan.
Gambar IV.2 Jitter UE1 pada skenario 1
IV.1.1.3 Hasil dan analisis simulasi delay UE1
Hasil simulasi pada gambar IV.3 menunjukkan delay pada UE1 yang mengirim data video streaming dengan nilai packet size 39980000 byte ke remote house didapatkan rata-rata nilai delay sebesar 2,14e-06 s.
Pada grafik terlihat nilai delay maksimum sebesar 2,1412e-06s. Sama halnya dengan throughput dan jitter, delay kecil disebabkan karena simulasi merupakan kondisi ideal. Pada detik ke 26 sampai 27 delay meningkat disebabkan karena proses handover pada detik tersebut.
Handover
Gambar IV.3 delay UE1 pada skenario 1
IV.2.2 Hasil dan Analisis Simulasi Skenario 2 IV.2.2.1 Hasil dan analisis simulasi Throughput UE1
Pada simulasi skenario UE1 menerima data video streaming dengan nilai packet size 65230000 byte dengan bandwidth 10 MHz. UE1 mengirim data video streaming ke remote house didapatkan rata-rata nilai throughput sebesar 17,7960 Mbps. Pada grafik terlihat proses handover terjadi pada detik ke 26,12 s sampai dengan 26,1242 s.
Throughput maksimum 17,8581 Mbps yang terjadi pada detik ke 26. Dari grafik terlihat penurunan throughput pada detik ke 26 sampai 28 s. Hal ini disebabkan karena proses handover, setelah terjadi handover user melanjutkan
Handover
pengiriman data. Pengiriman data oleh remote house ke UE1 telah berakhir pada detik ke 28 s.
Gambar IV.4 Throughput UE1 pada skenario 2
Untuk membuktikan nilai throughput di atas, diambil salah satu sampel untuk UE1 pada detik pertama. Dari lampiran, output skenario 2 dapat dilihat jumlah data yang sampai yaitu 2216188 byte dalam 221 paket yang dikirim dalam durasi, 0,984938 s. setiap paketnya terdapat 28 byte tambahan data untuk header tiap paket sesuai dari settingan flow monitor. Untuk total tambahan data yaitu 28 x 221 = 6188 byte. Jadi jumlah data video streaming yang diterima oleh UE1 pada detik pertama yaitu 2216188-6188 = 220000 byte. Untuk throughput UE1 pada detik pertama yaitu . Nilai throughput diatas sesuai dengan nilai throughput pada lampiran data output skenario 2.
Handover
IV.2.2.2 Hasil dan analisis simulasi Jitter UE1
Hasil simulasi pada gambar IV.5 menunjukkan jitter pada UE1 yang mengirim data video streaming dengan nilai packet size 65230000 byte ke remote house didapatkan rata-rata nilai jitter sebesar 1,68e-07 s.
Dapat dilihat pada grafik, nilai jitter maksimum sebesar 1,7462e-07 s.
Sesuai standard jitter oleh Tiphon, maka nilai jitter yang dihasilkan dari skenario 1 tergolong dalam kualitas yang baik. Jitter maksimum terlihat pada detik pertama Hal ini disebabkan karena kondisi trafik namun kondisi ini termasuk ideal sesuai dengan standard Tiphon pada sub bab II.1.8.3 sehingga perubahan jitter tidak signifikan. Pada grafik terlihat mengalami penurunan sampai detik ke 26 s.
Setelah proses handver pada detik ke 26 jitter mulai naik karena trafik pada eNodeB2.
Gambar IV.5 Jitter UE1 pada skenario 2 Handover
IV.2.2.3 Hasil dan analisis simulasi delay UE1
Hasil simulasi pada gambar IV.6 menunjukkan delay pada UE1 yang mengirim data video streaming dengan nilai packet size 65230000 byte ke remote house didapatkan rata-rata nilai delay sebesar 1,87e-06 s.
Pada grafik terlihat nilai delay maksimum sebesar 1,870e-06s. Sama halnya dengan throughput dan jitter, delay kecil disebabkan karena simulasi merupakan kondisi ideal. Pada detik ke 26 sampai 29 delay meningkat disebabkan karena proses handover pada detik tersebut.
Gambar IV.6 Delay UE1 pada skenario 2
Handover
IV.2.3 Hasil dan Analisis Simulasi Skenario 3 IV.2.3.1 Hasil dan analisis simulasi Throughput UE1
Pada simulasi skenario UE1 menerima data video streaming dengan nilai packet size 43800000 byte dengan bandwidth 10 MHz. UE1 mengirim data video streaming ke remote house didapatkan rata-rata nilai throughput sebesar 6,684 Mbps. Pada grafik terlihat proses handover terjadi pada detik ke 42,48 s sampai dengan 42,4842 s.
Throughput maksimum 7,4441 Mbps yang terjadi pada detik ke 46. Dari grafik terlihat penurunan throughput pada detik ke 40 sampai 41 s. Hal ini disebabkan karena proses handover, setelah terjadi handover user melanjutkan pengiriman data. Pengiriman data dari UE1 ke remote house telah berakhir pada detik ke 46.
Gambar IV.7 Throughput UE1 pada skenario 3 Handover
Untuk membuktikan nilai throughput di atas, diambil salah satu sampel untuk UE1 pada detik pertama. Dari lampiran, output skenario 3 dapat dilihat jumlah data yang sampai yaitu 681904 byte dalam 68 paket yang dikirim dalam durasi, 0,958938 s. setiap paketnya terdapat 68 byte tambahan data untuk header tiap paket sesuai dari settingan flow monitor. Untuk total tambahan data yaitu 8 x 68 = 544 byte. Jadi jumlah data video streaming yang diterima oleh UE1 pada detik pertama yaitu 681904-544 = 681360 byte. Untuk throughput UE1 pada detik pertama yaitu . Nilai throughput diatas sesuai dengan nilai throughput pada lampiran data output skenario 3.
IV.2.3.2 Hasil dan analisis simulasi Jitter UE1
Hasil simulasi pada gambar IV.8 menunjukkan jitter pada UE1 yang mengirim data video streaming dengan nilai packet size 43800000 byte ke remote house didapatkan rata-rata nilai jitter sebesar 1,63e-06 s.
Dapat dilihat pada grafik, nilai jitter maksimum sebesar 1,9710 e-06 s.
Sesuai standard jitter oleh Tiphon, maka nilai jitter yang dihasilkan dari skenario 3 tergolong dalam kualitas yang baik sesuai dengan standard Tiphon pada sub bab II.1.8.3. Jitter maksimum terlihat pada detik pertama hal ini disebabkan karena kondisi trafik namun kondisi ini termasuk ideal sehingga perubahan jitter tidak signifikan. Pada grafik terlihat mengalami penurunan jitter, setelah proses handver pada detik ke 42.
Gambar IV.8 Jitter UE1 pada skenario 3
IV.2.3.3 Hasil dan analisis simulasi delay UE1
Hasil simulasi pada gambar IV.9 menunjukkan delay pada UE1 yang mengirim data video streaming dengan nilai packet size 43800000 byte ke remote house didapatkan rata-rata nilai delay sebesar 2,59e-06 s.
Pada grafik terlihat nilai delay maksimum sebesar 2,7844e-06 s. Sama halnya dengan throughput dan jitter, delay kecil disebabkan karena simulasi merupakan kondisi ideal. Delay terbesar terjadi pada detik pertama akibat pengiriman paket yang besar dan trafik pada eNodeB1.
Nilai delay kembali besar pda saat proses handover pada detik 42 s dan nilai delay kembali menurun setelah UE1 berhasil handover di eNodeB2.
Handover
Gambar IV.9 Delay UE1 pada skenario 3
IV.2.4 Hasil dan Analisis Simulasi Skenario 4 IV.2.4.1 Hasil dan analisis simulasi Throughput UE1
Pada simulasi skenario UE1 mengirim data web browsing dengan nilai packet size 70660000 byte dengan bandwidth 10 MHz. UE1 mengirim data web browsing ke remote house didapatkan rata-rata nilai throughput sebesar 12,3990 Mbps. Pada grafik terlihat proses handover terjadi pada detik ke 42,48 s sampai dengan 42,4842 s.
Throughput maksimum 12,5675 Mbps yang terjadi pada detik ke 44. Dari grafik terlihat nilai throughput mengalami perubahan dan cenderung meningkat, hal ini sesuai dengan teori yang ada. Namun nilai throughput mengalami
Handover