• Tidak ada hasil yang ditemukan

C. Aspek Hukum PMA di Sektor UKM dalam Menghadapi Pasar Bebas 1 Konsepsi Tentang Pasar Bebas

3. Daya Saing Indonesia Menarik Investasi Asing Sektor UKM

Investasi dapat didefinisikan dengan mengalokasikan atau menanamkan sumber daya saat ini, dengan tujuan mendapatkan manfaat. Investasi adalah awal dari kegiatan ekonomi dimasyarakat. Kegiatan ekonomi, pada hakikatnya adalah aktivitas yang bertujuan untuk memenuhi kebutuhan hidup dari masyarakat. Dengan demikian semakin tinggi intensitas kegiatan ekonomi suatu wilayah, semakin tinggi pula peluang untuk memenuhi kebutuhan hidup bagi masyarakat di wilayah tersebut.54

Investasi (investment) adalah penggunaan modal keuangan sebagai sebagai suatu upaya untuk menciptakan uang lebih banyak (the use of financial capital in an

affort to create more money). Jadi, investasi adalah upaya investor melepaskan

konsumsi hari ini dalam upaya untuk mendapatkan tingkat konsumsi lebih baik (tinggi) di masa mendatang. Investasi juga merupakan sarana yang digunakan untuk membuat uang lebih banyak (make more money).55

54

Henry Faizal Noor, Investasi, Pengelola Keuangan dan Pengembangan Masyarakat, (Jakarta : Mitra Wacana Media, 2014), hal xvii

55

Tatang Ary Gumanti, Manajemen Investasi : Konsep, Teori dan Aplikasi, (Jakarta : Mitra Wacana Media, 2011), hal 9

Investasi pada hakekatnya merupakan penempatan sejumlah dana pada saat ini dengan harapan untuk memperoleh keuntungan di masa mendatang.56 Setiap usaha penanaman investasi harus diarahkan kepada kesejahteraan masyarakat. Artinya, dengan adanya investasi yang ditanamkan para investor dapat meningkatkan kualitas masyarakat Indonesia.57

Investasi dapat pula diartikan penanaman modal dalam suatu kegiatan yang memiliki jangka waktu relatif panjang dalam berbagai bidang usaha. Penanaman modal yang ditanamkan dalam arti sempit berupa proyek tertentu baik bersigat fisik ataupun nonfisik.

58

UKM yang ada di Indonesia serta sumbangsinya terhadapa perekonomian Indonesia, dan yang paling mendasar adalah upaya pemerintah dalam mengembanngkan UKM yang ada di Indonesia dalam mempersiapkan diri menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN. Sebelum kita memaparkan terkait program apa saja yang telah dilaksanakan pmerintah dalam pemebrdayaan UKM, akan kita jelaskan terlebih dahulu profil UKM yang ada di Indonesia. Usaha Kecil dan Menengah dapat memberikan sumbagan positif terhadap pembagunan ekonomi Indonesia. Menyumbang disektor pendapatan bruto daerah (PDB), dan mmbuka lapangan usaha serta dapat mungurangi kesenjangan gap dalam hal pendapatan. Usaha kecil dan menengah juga merupakan tulang punggung perekonomian ASEAN.

56

Irham Fahmi, Studi Kelayakan Bisnis dan Keputusan Investasi, (Jakarta : Mitra Wacana Media, 2014), hal 8

57

Salim HS dan Budi Sutrisno, Op.Cit, hal 10

58

Pada umumnya, jumlah UKM ada lebih dari 96% dari keseluruhan perusahaan dan memiliki sekitar 50% sampai dengan 85% pekerja domestik di banyak negara anggota ASEAN. Sementara itu, kontribusi UKM, terhadap GDP adalah antara 30%- 53% dan kontribusi terhadap ekspor adalah 19%-31%. (Perdagangan, 2011). Di Indonisa, UKM telah menjadi salah satu fakr pendorong dalam pereknomian Indonesia yang tentunya dengan adanya MEA tersebut, akan menjadi salah satu peluang bagi UKM Indonesia dalam memperoleh peluang sekaligus tantangan baru bagi para pelaku UKM di Indnesia. Untuk itu, pemerintah dalam hal ini telah melakukan upaya dalam penignkatan daya saing UKM.

Di sisi lain, ada empat prioritas utama di ASEAN terkait UKM. Pertama, mempercepat pengembangan UKM; memperkuat daya saing dan dinamika UKM ASEAN dengan memfasilitasi askses terhadap informasi, pasar, sumber daya manusia dan keahlian, keuangan dan teknologi; memperkuat UKM ASEAN untuk membantu masalah-masalah makro ekonomi, kesulitan keuangan maupun tantangan dalam liberalisasi perdagangan; serta meningkatkan kontribusi UKM bagi pertumbuhan ekonomi menyeluruh dan pengembangan ASEAN sebagai kawasan. Tantangan lain yang juga perlu disiapkan adalah tantangan untuk ekspansi ke mancanegara, seperti masalah bagaimana perusahaan memperoleh pengakuan, akses terhadap kredit, kemudahan membuka rekening internasional dan melakukan transaksi perbankan rutin.59

59

https://www.tamzis.id/artikel/5-masyarakat-ekonomi-asean-mea-umkm-sehat-daya-saing- kuat.html

saat ini, mendorong pemerintah untuk terus memberdayakan Usaha Kecil dan Menengah (UKM). Sektor ini mampu menyerap tenaga kerja cukup besar dan memberi peluang bagi UKM untuk berkembang dan bersaing dengan perusahaan yang lebih cenderung menggunakan modal besar (capital intensive). Pemberdayaan UKM di tengah arus globalisasi dan tingginya persaingan membuat UKM harus mampu mengadapai tantangan global, seperti meningkatkan inovasi produk dan jasa, pengembangan sumber daya manusia dan teknologi, serta perluasan area pemasaran. Hal ini perlu dilakukan untuk menambah nilai jual UKM itu sendiri, terutamanya agar dapat bersaing dengan produk-produk asing yang kian membanjiri sentra industri dan manufaktur di Indonesia, mengingat UKM adalah sektor ekonomi yang mampu menyerap tenaga kerja terbesar di Indonesia (Sudaryanto, 2011).

Indonesia sebagai pasar yang potensial bagi negara lain. Potensi ini yang belum dimanfaatkan oleh UKM secara maksimal. Perkembangan UKM di Indonesia masih dihadapkan pada berbagai persoalan sehingga menyebabkan lemahnya daya saing terhadap produk impor. Persoalan utama yang dihadapi UKM, antara lain keterbatasan infrastruktur dan akses pemerintah terkait dengan perizinan dan birokrasi serta tingginya tingkat pungutan. Dengan segala persoalan yang ada, potensi UKM yang besar itu menjadi terhambat. Meskipun UKM dikatakan mampu bertahan dari adanya krisis global namun pada kenyataannya permasalahan-permasalahan yang dihadapi sangat banyak dan lebih berat. Hal itu dikarenakan selain dipengaruhi secara tidak langsung krisis global tadi, UKM harus pula menghadapi persoalan domestik

yang tidak kunjung terselesaikan seperti masalah upah buruh, ketenagakerjaan dan pungutan liar, korupsi dan lain-lain.

Permasalahan lain yang dihadapi UKM, yaitu adanya liberalisasi perdagangan, seperti pemberlakuan ASEAN- China Free Trade Area (ACFTA) yang secara efektif telah berlaku tahun 2010. Di sisi lain, Pemerintah telah menyepakati perjanjian kerja sama ACFTA ataupun perjanjian lainnya, namun tanpa mempertimbangkan terlebih dahulu kesiapan UKM agar mampu bersaing. Sebagai contoh kesiapan kualitas produk, harga yang kurang bersaing, kesiapan pasar dan kurang jelasnya peta produk impor sehingga positioning persaingan lebih jelas. Kondisi ini akan lebih berat dihadapi UKM Indonesia pada saat diberlakukannya

ASEAN Community yang direncanakan tahun 2015. Kemampuan UKM dalam

menghadapi terpaan arus persaingan global memang perlu dipikirkan lebih lanjut agar tetap mampu bertahan demi kestabilan perekonomian Indonesia. Selain itu faktor sumber daya manusia di dalamnya juga memiliki andil tersendiri. Strategi pengembangan UKM untuk tetap bertahan dapat dilakukan dengan peningkatan daya saing dan pengembangan sumber daya manusianya agar memiliki nilai dan mampu bertahan menghadapi pasar ACFTA, diantaranya melalui penyaluran perkreditan (KUR), penyediaan akses informasi pemasaran, pelatihan lembaga keuangan mikro melalui capacity building, dan pengembangan information technology (IT). Langkah yang diambil Pemerintah dalam hal ini Kementrian Koperasi dan UKM untuk segera mensertifikasi produk dengan sertifikat halal, HKI, dan standar mutu yang lain menjelang pemberlakukan Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) adalah untuk

meningkatkan kualitas produk dan mensertifikasikan dengan standar mutu agar produk yang dihasilkan semakin berdaya saing. Selain itu, dengan membuat produk yang berkualitas serta harga sesuai dengan kualitas, pasti produk akan lebih bisa bersaing dengan produk dari negara ASEAN lainnya.

4. Peran Investasi Asing bagi Pengembangan UKM dalam Menghadapi

Dokumen terkait