• Tidak ada hasil yang ditemukan

Perlindungan Hukum Bagi Investor Asing di Sektor Usaha Kecil Menengah Dalam Menghadapi Era Pasar Bebas Masyarakat Ekonomi Asean (MEA)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Perlindungan Hukum Bagi Investor Asing di Sektor Usaha Kecil Menengah Dalam Menghadapi Era Pasar Bebas Masyarakat Ekonomi Asean (MEA)"

Copied!
53
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

ASPEK HUKUM PENANAMAN MODAL ASING DI SEKTOR USAHA KECIL DAN MENENGAH (UKM) DALAM MENGAHADAPI

PASAR BEBAS

D. Aspek Hukum Penanaman Modal Asing di Indonesia 1. Sumber hukum kegiatan PMA

Pada dasarnya sumber hukum dapat dibedakan menjadi dua macam yaitu

sumber hukum materiil dan sumber hukum formal. Sumber hukum materiil

ialah tempat darimana materi hukum itu diambil. Sumber hukum materiil ini

merupakan faktor yang membantu pembentukan hukum, misalnya hubungan

sosial kekuatan politik, situasi sosial ekonomi, tradisi (pandangan keagamaan

dan kesusilaan).3

Sumber hukum formal merupakan tempat memperoleh kekuatan hukum. Ini

berkaitan dengan bentuk atau cara yang menyebabkan peraturan hukum

formal itu berlaku. Sumber hukum yang diakui umum sebagai hukum formal

ialah undang-undang perjanjian antarnegara, yurisprudensi dan kebiasaan.

Sumber hukum formal ini dapat digolongkan menjadi dua macam yaitu

sumber hukum formal tertulis dan tidak tertulis. Sumber hukum penanaman

modal asing dapat di bagi menjadi dua macam yaitu sumber hukum PMA

3

(2)

tertulis dan tidak tertulis. Sumber hukum PMA tertulis adalah tempat

ditemukannya kaidah-kaidah hukum PMA yang berasal dari sumber tertulis.

Umumnya sumber hukum PMA tertulis terdapat di dalam peraturan

perundang-undangan, traktat, yurisprudensi, dan doktrin. Sumber hukum

PMA tidak tertulis adalah tempat ditemukannya kaidah hukum PMA yang

berasal dari sumber tidak tertulis seperti terdapat dalam hukum kebiasaan.4

Pada perkembangan selanjutnya, karena adanya anggapan bahwa penanaman

modal asing merupakan penghisapan kepada rakyat serta menghambat

jalannya revolusi Indonesia, maka UU Nomor 15 Tahun1960 ini dicabut

dengan UU Nomor 16 Tahun 1965 . Sehingga mulai tahun 1965 sampai Sebenarnya perkembangan penanaman modal asing di Indonesia telah dimulai

sejak Indonesia merdeka. Rancangan Undang-undang penanaman modal asing

pertama kali diajukan pada tahun 1952 pada masa kabinet Ali Sastro

Amidjojo, tetapi belum sempat diajukan ke parlemen karena jatuhnya kabinet

ini. Kemudian pada tahun 1953 rancangan tersebut diajukan kembali tetapi

ditolak oleh pemerintah.

Secara resmi undang-undang yang mengatur mengenai penanaman modal

asing untuk pertama kalinya adalah UU Nomor 78 Tahun 1958, akan tetapi

karena pelaksanaan Undang-undang ini banyak mengalami hambatan, UU

Nomor 78 Tahun 1958 tersebut pada tahun 1960 diperbaharui dengan UU

Nomor 15 Tahun 1960.

4

(3)

dengan tahun 1967 terdapat kekosongan hukum (rechts vacuum) dalam

bidang penanaman modal asing.

Pemerintah Indonesia mempunyai undang-undang penanaman modal asing

dengan diundangkannya UU Nomor 1 Tahun 1967, yang disahkan oleh

Presiden Republik Indonesia pada tanggal 10 Januari 1967 dan kemudian

mengalami perubahan dan penambahan yang diatur dalam UU Nomor 11

Tahun 1970.

Ketentuan yang tertuang dalam Pasal 1 Undang-undang Tahun 1967 tentang

Penanaman Modal Asing (PMA) disebutkan bahwa pengertian penanaman

modal asing dalam undang-undang ini hanyalah meliputi penanaman modal

asing secara langsung yang diadakan menurut atau berdasarkan ketentuan

undang-undang ini dan yang digunakan untuk menjalankan perusahaan di

Indonesia dalam arti bahwa pemilik modal secara langsung menanggung

risiko dari penanaman modal tersebut.

Perumusan Pasal 1 terssebut di atas tentang pengertian penanaman modal

asing pada prinsipnya mengandung beberapa unsur pokok yakni penanaman

modal secara langsung (direct invesment), penggunaan modal untuk

menjalankan perusahaan di Indonesia, risiko yang langsung ditanggung oleh

pemilik modal.5

5

(4)

Perkembangan selanjutnya, pada tahun 1986, Pemerintah mengeluarkan PP

Nomor 24 Tahun 1986 yang diikuti dengan dikeluarkannya SK Ketua BKPM

Nomor 12 Tahun 1986 disusul dengan dikeluarkan Keppres Nomor

17Tahun1986.

Pemerintah merubah Keppres Nomor 17 Tahun 1986 tersebut, diubah dengan

Keppres Nomor 50 Tahun 1987 demikian pula Ketua BKPM mencabut SK

Ketua BKPM Nomor 12 Tahun 1986 dicabut dan diganti dengan SK Ketua

BKPM Nomor 5 Tahun 1987, yang pada prinsipnya sama dengan Keppres

Nomor 50 Tahun 1987 yaitu memberikan kelonggaran-kelonggaran terhadap

syarat-syarat yang telah ditentukan dalam keputusan sebelumnya. Selanjutnya,

Ketua BKPM sebagai pelaksana teknis penanaman modal asing di Indonesia,

mengeluarkan Keputusan sebagaiman ternyata dalam Surat Keputusan Ketua

BKPM Nomor 09/SK/1989. Perkembangan selanjutnya dapat dilihat dengan

dikeluarkannya PP Nomor 17 Tahun 1992 yang antara lain mengatur

mengenai penanaman modal asing di kawasan Indonesia Bagian Timur.

Perkembangan terakhir dalam bidang penanaman modal ini adalah dengan

dikeluarkannya PP Nomor 24 Tahun 1994 . PP Nomor 20 Tahun 1994 ini

memberikan kemungkinan bagi investor asing untuk memiliki 100% saham

dari perusahaan asing serta membuka peluang untuk berusaha pada

bidang-bidang yang sebelumnya tertutup sebagaimana diatur dalam UU Nomor 1

Tahun 1967. Perkembangan penanaman modal asing yang lain adalah

(5)

disebut Daftar skala Prioritas (DSP) pemerintah telah melakukan perubahan

dan menyederhanakan dengan mengatur bidang-bidang usaha yang tertutup

bagi penanaman modal dalam rangka penanaman modal asing. DNI berlaku

selama 3 (tiga) tahun dan setiap tahun dilakukan peninjauan untuk disesuaikan

dengan perkembangan.

DNI ini diatur dalam Keppres Nomor 96 Tahun 1998 dan Keppres Nomor 99

Tahun 1998 . Kedua peraturan tersebut diubah dengan Keppres Nomor 96

Tahun 2000 . Keppres Nomor 96 Tahun 2000 ini terakhir diubah dengan

Keppres Nomor 118 Tahun 2000. Upaya pemerintah untuk menarik investor,

agar menanamkan modalnya di Indonesia, bahkan melipatgandakan tingkat

penanaman modal dari tahun ke tahun salah satu langkah yang ditempuh

adalah dengan memberi kelonggaran dan kemudahan bagi para investor.

Peraturan perundang-undangan di bidang penanaman modal asing selama

kurun waktu terakhir ini belum mampu mencerminkan aspek kepastian

hukum. Hal ini disebabkan munculnya peraturan yang cenderung

memberatkan para investor. Ketidakpastian hukum dan politik dalam negeri

merupakan bagian dari masalah-masalah yang menyebabkan ikilm penanaman

modal tidak kondusif. Iklim yang kondusif tentu akan sangat mempengaruhi

tingkat penanaman modal di Indonesia. Selain itu juga ketentuan hukum dan

peraturan mengenai penanaman modal asing yang harus tetap disesuaikan

dengan perkembangan di era globalisasi dan tidak adanya perlakuan

(6)

Sehingga partisipasi masyarakat dan aparatur hukum sangat diperlukan dalam

menarik investor yaitu dengan cara menciptakan iklim yang kondusif untuk

menanamkan modalnya.6

Penanaman modal asing di Indonesia diatur dalam Undang-undang No.25

Tahun 2007 tentang penanaman modal (UU Penanaman modal) yang

merupakan pengganti dari Undang-undang penanaman modal yang lama,

yaitu Undang-undang No.1 Tahun 1967 tentang Penanaman Modal Asing

(UUPMA) dan Undang-undang No.6 Tahun 1968 tentang Penanaman Modal

dalam Negeri (UUPMDN). Berbeda dengan UUPMA dan UUPMDN yang

melakukan perbedaan pengaturan antara penanaman modal asing dan

penanaman modal dalam negeri, maka dalam UU Penanaman modal yang

berlaku sekarang, masalah penanaman modal asing maupun dalam negeri

diatur dalam kesatuan. Perbedaan penanaman modal asing dan penanaman

modal dalam negeri masih dilakukan dalam konteks mengidentifikasi asalnya

modal tersebut, apakah berasal dari sumber dalam negeri atau dari sumber luar

negeri atau berdasarkan pihak yang melakukan penanaman modal tersebut,

apakah investor lokal/domestik atau investor asing.7

6

https://evaruth.wordpress.com/2011/05/08/penanamann-modal-asing-pma/

7

(7)

2. Manfaat PMA bagi Pembangunan Nasional

Era globalisasi sebagai aspek persaingan bebas antar bangsa, antar

negara dan antar individu dalam segala aspek kehidupan, terutama disektor

ekonomi. Situasi persaingan pada era globalisasi inipun akan semakin ketat,

sehingga hanya mereka yang siap mental dan ekonomi yang sanggup

memasuki era tersebut dan turut bersaing secara sehat. Maka setiap

perusahaan yang ada dituntut untuk dapat mengolah sumber dayanya secara

lebih efektif dan efisien, serta menerapkan berbagai strategi agar mampu

bersaing dan mempertahankan eksistensinya dalam dunia bisnis. Dengan

terbentuknya UU No. 25 Tahun 2007 tentang Penanaman Modal, memberikan

kebebasan investor asing dan investor dalam negeri menanamkan modalnya

untuk melakukan kegiatan usahanya di wilayah Indonesia, sehingga

diperbolehkannya pelaku usaha domestik melakukan kerja sama dengan pihak

asing dalam mempertahankan eksistensinya dalam dunia bisnis.

Pengertian secara umum Penanaman Modal adalah segala bentuk

kegiatan penanaman modal baik asing maupun dalam negeri yang

menanamkan modalnya dalam melakukan kegiatan usahanya di Indonesia.

Keikutsertaan investor asing sebagai akibat globalisasi (era tanpa batas) dalam

persaingan bisnis akan membawa dampak yang positif maupun negatif bagi

(8)

Manfaat kegiatan Penanaman Modal Asing adalah :8

a. Pembukaan lapangan kerja bagi rakyat Indonesia

Penanaman modal asing dilakukan dengan menjalankan usaha di suatu

negara. Berdirinya sebuah usaha membutuhkan berbagai faktor produksi.

Salah satu faktor produksi yang diperlukan adalah tenaga kerja. Dengan

demikian penanaman modal dapat membuka lapangan kerja baru. Dalam

siklus ekonomi, pembukaan lapangan kerja baru berarti memberikan

kesempatan bagi masyarakat untuk memperoleh pekerjaan. Bila

masyarakat memperoleh pekerjaan, berarti terbuka kesempatan bagi

masyarakat untuk memperoleh pendapatan. Selanjutnya dengan pendapatan

yang diterima masyarakat dapat mencukupi kebutuhan. Makin banyak

kebutuhan masyarakat yang terpenuhi, berarti makin sejahtera kehidupan

masyarakat tersebut.

b. Alih Teknologi

Penanaman modal asing biasa dilakukan oleh negara maju. Mereka

melakukan penanaman modal asing guna memperluas pasar. Manfaat yang

diperoleh dari penanaman modal asing yang dilakukan negara maju adalah

terjadinya alih teknologi. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi

tersebar bersama kegiatan penanaman modal asing. Misalnya, perusahaan

otomotif Honda membangun usaha assembling di Indonesia. Banyak ahli

otomotif Jepang yang terlibat dalam proses produksi di Indonesia. Tenaga

8

(9)

kerja yang berasal dari Indonesia dapat mengetahui cara merakit mobil.

Mereka juga mengetahui proses produksi onderdil mobil. Lambat laun

pengetahuan yang diperoleh berguna untuk mengembangkan dunia

otomotif di tanah air.

c. Peningkatan pendapatan negara dari sektor pajak

Dalam perdagangan antarnegara dikenal adanya pajak. Pajak merupakan

salah satu pendapatan bagi negara. Makin banyak perusahaan asing yang

beroperasi di Indonesia, berarti makin banyak pula penerimaan pajak yang

diterima negara. Hasil pajak dapat digunakan oleh negara untuk berbagai

sarana dan kebutuhan masyarakat. Contohnya, pembangunan sarana jalan

raya, pasar, dan rumah sakit.

d. Memudahkan masyarakat memenuhi kebutuhan

Dengan adanya penanaman modal asing, berarti makin banyak tersedia

barang pemuas kebutuhan masyarakat di pasar, sehingga masyarakat dapat

dengan mudah mencukupi kebutuhan.

e. Mendorong kemajuan produsen dalam negeri

Terjadinya penanaman modal asing berarti mendorong masuknya produk

luar negeri ke dalam negeri. Dengan kelebihan di bidang teknologi, produk

asing dapat menjangkau segenap lapisan masyarakat dengan harga lebih

murah dan kualitas baik. Situasi yang demikian dapat memacu produsen

dalam negeri untuk meningkatkan produktivitas dan kualitas produk.

(10)

kuantitas produksi produk asing. Penanaman modal asing juga dapat

menjamin keberlangsungan produsen dalam negeri dengan sistem

kemitraan. Penanaman modal asing dapat ditujukan untuk membantu

pengembangan modal sebuah perusahaan dalam negeri. Dengan sistem

demikian, industri kecil dapat berkembang dan bahkan dapat tumbuh

menjadi industri besar.

2. Kebijakan Dasar Penanaman Modal

Secara umum kepastian hukum sebagai konsep menekankan pada perkataan

kepastian dan mengenai kepastian (certainty) itu sendiri berarti absence of

doubt; accuracy; precision; definite.9 Kepastian hukum mengarah pada

deskripsi tentang hukum yang meyakinkan, teliti, tepat, dan pasti. Menurut

Gustav Radbruch, kepastian hukum merupakan salah satu elemen yang

disebut cita hukum atau the idea of law di samping elemen keadilan (justice)

dan kepatutan (expediency). Kepastian hukum mempersyaratkan hukum

menjadi hukum positif (to be positive).10 Kepastian hukum sangat dibutuhkan

oleh investor sebab dalam melakukan investasi selain tunduk kepada

ketentuan hukum investasi juga ketentuan lain yang terkait dan tidak bisa

dilepaskan begitu saja.11

9

Henry Campbell, Black, op. cit., hal. 205.

10

Gustav, Radbruch, Legal Philosophy, dalam The Legal Philosophies of Lask, Radbruth, and Dabin, Translated by: Kurt Wilk, (Cambridge, Massachusetts: Harvard University Press, 1990) hal. 108.

11

Sentosa, Sembiring, Hukum Investasi, Pembahasan Dilengkapi Dengan Undang-undang Nomor 25 Tahun 2007 Tentang Penanaman Modal, (Bandung:Nuansa Aulia, 2007), hal. 32-33.

Dikemukakan oieh O. Notohamidjojo, bahwa tujuan

(11)

kepastian hukum.12 Dalam literatur ilmu hukum sendiri, terdapat berbagai

teori tujuan hukum, antara lain Teori Etis yang menekankan kepada keadilan.

Teori Utilitas, yang menekankan kepada faedah atau guna. Teori ini

menekankan kepada kepastian hukum. Teori Pengayoman, yang menekankan

kepada perlindungan kepada manusia dalam arti pasif dan aktif.13 John Rawls,

dalam A Theory of Justice, keadilan merupakan suatu nilai yang mewujudkan

keseimbangan antara bagian-bagian dalam kesatuan, antara tujuan-tujuan

pribadi dan tujuan bersama.14

Merujuk uraian di atas, keberadaan hukum terutama kepastian hukum

bagi investormerupakan pegangan dalam menjalankan dan menanamkan

modalnya di Indonesia sangat penting. Apabila kepastian hukum dikaitkan

dengan keadilan, maka kerap kali tidak sejalan satu sama lain. Hal ini

dikarenakan tidak jarang kepastian hukum mengabaikan prinsip-prinsip

keadilan dan sebaliknya tidak jarang pula keadilan mengabaikan

prinsip-prinsip kepastian hukum. Dalam hal terjadi pertentangan antara kepastian

hukum dan keadilan, maka keadilan yang harus diutamakan. Keadilan pada

umumnya lahir dan hati nurani pemberi keadilan; sedangkan kepastian hukum

lahir dan sesuatu yang konkret. Kepastian hukum dalam hukum investasi

positif yang dilaksanakan berdasarkan Undang-Undang Nomor 25 Tahun

12

O. Notohamidjojo, Soal-Soal Pokok Filsafat Hukum, (Jakarta: BPK, 1995), hal. 44.

13

Tim Pengajar PIH FH Unpar Bandung, Pengantar Ilmu Hukum, Bandung, 1995, hal, 37.

14

(12)

2007 tentang Penanaman Modal berkaitan erat dengan kebijakan dasar

penanaman modal yang menempatkan pemerintah agar:

a. memberi perlakuan yang sama bagi penanam modal dalam negeri dan

penanaman modal asing dengan tetap memperhatikan kepentingan

nasional;

b. menjamin kepastian hukum, kepastian berusaha, dan keamanan berusaha

bagi penanam modal sejak proses pengurusan perizinan sampai dengan

berakhirnya kegiatan penanaman modal sesuai dengan ketentuan

peraturan perundang-undangan; dan

c. membuka kesempatan bagi perkembangan dan memberikan perlindungan

kepada usaha mikro, kecil, menengah dan koperasi.15

Di dalam Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2007, asas kepastian hukum

ditentukan dalam Pasal 3 ayat (1) huruf a, dalam penjelasannya: asas dalam

negara hukum yang meletakkan hukum dan ketentuan peraturan

perundangundangan sebagai dasar dalam setiap kebijakan dan tindakan dalam

bidang penanaman modal.

3. Bidang Usaha Bagi Kegiatan PMA

Pertama kali sebelum penanaman modal khususnya penanaman modal asing

(PMA) mengaplikasikan modalnya, terlebih dahulu harus melalui beberapa

prosedur dan tata cara penanaman modal khususnya penanaman modal asing.

15

(13)

Pengaturan tersebut dituangkan dalam Keppress Nomor 32 tahun 1992

tentang Tata cara Penanaman Modal. Dalam ketentuan Pasal 2 Keppres

tersebut ditetapkan bahwa calon penanaman modal asing yang akan

mengadakan usaha dalam rangka undang-undang Nomor 1 Tahun 1967 Jo

Undang-undang Nomor 11 Tahun 1970 terlebih dahulu harus mempelajari

daftar bidang-bidang usaha yang tertutup (DNI) atau dulunya disebut dengan

Daftar Skala Prioritas (DSP) dan apabila diperlukan penjelasan lebih lanjut

dapat menghubungi Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM).16

Seemua calon penanaman modal sebelum melakukan aplikasi usahanya

terlebih dahulu harus mempelajari daftar bidang usaha yang tertutup seperti

yang tercantum dalam Daftar Negatif Investasi (DNI) bagi penanaman modal.

Hal itu sejalan dengan pengaturan pemerintah terhadap penanaman modal

yang melakukan usahanya di Indonesia yakni untuk lebih mengarahkan

penanaman modal khususnya penanaman modal asing pada bidang-bidang

usaha yang memerlukan modal yang cukup besar, lokasi usaha, tingkat

penguasaan teknologi, skill atau kemampuan maupun manajemen.

Sebagaimana telah ditetapkan dalam Pasal 5 UU Nomor 1 Tahun 1967 yang

pada pokoknya menyatakan bahwa pemerintah menetapkan perincian

bidang-bidang usaha yang terbuka bagi modal asing menurut urutan prioritas dan

16

(14)

menentukan syarat-syarat yang harus dipenuhi oleh penanaman modal asing

dalam tiap-tiap bidang usaha tersebut.17

Pada ketentuan Pasal 1 Angka 3 Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2007

tentang Penanaman modal, memberikan pengertian Penanaman modal asing:

Penanaman modal asing adalah kegiatan menanam modal untuk melakukan

usaha di wilayah Negara Republik Indonesia yang dilakukan oleh penanam

modal asing, baik yang menggunakan modal asing sepenuh nya maupun yang

berpatungan dengan penanam modal dalam negeri. Kemudian berikutnya pada

ketentuan Pasal 1 Angka 8 UU Penanaman modal, memberikan pengertian

Modal Asing, yakni: Modal asing adalah modal yang dimiliki oleh Negara

asing, perseorangan warga Negara asing, badan usaha asing, badan hukum

asing, dan/atau badan hukum Indonesia yang sebagian atau seluruh modalnya

dimiliki oleh pihak asing. Selanjutnya merujuk pada ketentuan Pasal 5 UU

Penanaman modal, mengatur yakni: Penanaman modal asing wajib dalam

bentuk perseroan terbatas berdasarkan hukum Indonesia dan berkedudukan di

dalam wilayah Negara Republik Indonesia, kecuali ditentukan lain oleh

undang-undang. Penanam modal dalam negeri dan asing yang melakukan

penanaman modal dalam bentuk perseoran terbatas dilakukan dengan

mengambil bagian saham pada saat pendirian perseroan terbatas, membeli

saham dan melakukan cara lain sesuai dengan ketentuan peraturan

perundang-undangan. Selanjutnya merujuk pada ketentuan Pasal 12 Ayat (1), Ayat (2)

17

(15)

dan Ayat (4) UU Penanaman modal, mengatur yakni: Semua bidang

usaha atau jenis usaha terbuka bagi kegiatan penanaman modal, kecuali

bidang usaha atau jenis usaha yang dinyatakan tertutup dan terbuka dengan

persyaratan. Bidang usaha yang tertutup bagi penanam modal asing adalah

produksi senjata, mesiu, alat peledak, dan peralatan perang dan bidang usaha

yang secara eksplisit dinyatakan tertutup berdasarkan undang-undang.

Selanjutnya khusus pada ketentuan Ayat (4), yakni kriteria dan persyaratan

bidang usaha yang tertutup dan yang terbuka dengan persyaratan serta daftar

bidang usaha yang tertutup dan yang terbuka dengan persyaratan

masing-masingakan diatur dengan Peraturan Presiden. Kemudian merujuk pada

ketentuan Peraturan Presiden Nomor 39 Tahun 2014 Tentang Daftar Bidang

Usaha Yang Tertutup Dan Bidang Usaha Yang Terbuka Dengan Persyaratan

Di Bidang Penanaman Modal, dalam rangka untuk mengetahui jenis usaha

yang tertutup dan terbuka dengan persyaratan dibidang Penanaman Modal,

yakni: Terkait dengan bidang usaha yang tertutup dibidang

usaha yang tertutup merupakan bidang usaha tertentu yang dilarang

diusahakan sebagai kegiatan penanaman modal. Daftar bidang usaha yang

tertutup sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah sebagai mana tercantum

dalam Lampiran I Peraturan Presiden. Terkait dengan bidang usaha yang

terbuka dengan persyaratan dibidang

(16)

persyaratan adalah bidang usaha tertentu yang dapat diusahakan

sebagai kegiatan penanaman modal dengan syarat tertentu, yaitu bidang usaha

yang dicadangkan untuk Usaha Mikro, Kecil, Menengah dan Koperasi, bidang

usaha yang dipersyaratkan dengan kemitraan, bidang usaha yang

dipersyaratkan kepemilikan modalnya, bidang usaha yang

dipersyaratkan dengan lokasi tertentu, dan bidang usaha yang

dipersyaratkan dengan perizinan khusus. Daftar bidang usaha yang terbuka

dengan persyaratan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah sebagaimana

tercantum dalam Lampiran II Peraturan Presiden.

Dalam Undang-undang tentang penanaman modal asing, pemerintah

menetapkan perincian bidang-bidang usaha yang terbuka bagi modal asing

menurut urutan prioritas dan menentukan syarat-syarat yang harus dipenuhi

penanam modal asing dalam tiap-tiap usaha tersebut. Perincian menurut

urutan proritas ditetapkan tiap kali pada waktu pemerintah menyusun

rencana-rencana pembangunan jangka menengah dan jangka panjang, dengan

memperhatikan perkembangan ekonomi serta teknologi.18

a. Bidang-bidang usaha yang tertutup untuk penanaman modal asing secara

penguasaan penuh ialah bidang-bidang yang penting bagi negara dan

menguasai hajat hidup rakyat banyak sebagai berikut:

Pelabuhan-pelabuhan; Telekomunikasi; Pelayanan; Penerbangan; Air minum; Mass

18

(17)

media; Pembangkitan tenaga atom; Produksi, transmisi dan distribusi

tenaga listrik untuk umum.

b. Bidang-bidang yang menduduki peranan penting dalam pertahanan

negara antara lain produksi senjata, mesiu, alat-alat peledak dan peralatan

perang dilarang sama sekali bagi modal asing. Selain yang telah

disebutkan diatas, pemerintah dapat menetapkan bidangbidang usaha

tertentu yang tidak boleh lagi di tanam modal asing. Penanaman modal

asing di bidang pertambangan didasarkan pada suatu kerja sama dengan

pemerintah atas dasar kontrak karya atau bentuk lain sesuai dengan

peraturan perundangan yang berlaku. Sistem kerja sama atas dasar

kontrak karya atau dalam bentuk lain dapat dilaksanakan dalam

bidang-bidang usaha lain yang akan ditentukan oleh pemerintah.

Kegiatan usaha usaha atau jenis usaha terbuka bagi kegiatan penanaman

modal, kecuali bidang usaha atau jenis usaha yang dinyatakan tertutup dan

terbuka dengan persyaratan dan batasan kepemilikan modal Negeri atas

bidang usaha perusahaan diatur di dalam Peraturan Presiden No. 36 Tahun

2010 Tentang Perubahan Daftar Bidang Usaha yang Tertutup dan Bidang

Usaha yang Terbuka dengan Persyaratan di Bidang Penanaman Modal.

4. Persyaratan Modal dan Kepemilikan Saham bagi PMA

Sebagai Negara yang sedang berkembang, tentu Indonesia memiliki sumber

daya alam yang berlimpah dan tentu hal ini menarik minat pemodal asing

(18)

Modal Asingyang berbisnis di Indonesia sudah ada sejak Indonesia mereka,

tepatnya di tahun 1950an. Undang-undang yang mengatur perihal penanaman

modal asing di Indonesia adalah Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2007

Tentang Penanaman Modal (UU Penanaman Modal) yang mengatur segala

hal terkait investasi pihak asing di Indonesia termasuk prosedur pendiriannya.

Investasi ini bisa sebagian memakai modal lokal atau sepenuhnya memakai

modal perusahaan asing. Pemodal asing itu sendiri bisa dari instansi Negara

lain, pemerintahnya, atau perusahaan asing. Secara khusus tidak ada

perbedaan mencolok antara prosedur mendirikan Perusahaan Penanaman

Modal Asingdengan perusahaan lokal. Perbedaan yang mendasar hanyalah

dari segi modal dan pemegang saham saja. Terkait kepemilikan saham, maka

saham PMA bisa sepenuhnya dimiliki oleh pihak asing atau sebagian milik

orang lokal. Untuk masalah modal, jumlah minimumnya adalah Rp. 50 juta

dan untuk perusahaan PMA modal awalnya minimal Rp. 10 Milyar.

Bagi investor asing yang ingin mendirikan Perusahaan Penanaman Modal

Asingdi Indonesia harus mempersiapkan dulu dokumen perizinannya di

Indonesia, yaitu :

a. Izin Prinsip dari BKPM

b. Akta Pendirian PMA dari Notaris

c. Keputusan Menteri perihal pengesahan status badan hukum PMA dari

Mentari Hukum dan Hak Asasi Manusia

(19)

e. NPWP dan PKP dari kantor pajak

f. Izin Usaha dari BKPM

g. TDP dari instansi untuk BPPT, dan

h. Laporan kesejahteraan dari Sub Departemen di Kementrian

Ketenagakerjaan dan Surat Wajib lapor Ketenagakerjaan

i. Nama PT

j. Bidang Usaha (Setidaknya 5 Bidang)

k. Nama Pemilik Modal

l. Klasifikasi Usaha (apakah kecil, menengah, atau besar)

m. Nama pemimpin perusahaan

n. Copy KTP/Paspor investor

o. Foto pemimpin perusahaan 2 lbr (3 X 4)

p. Nama dan Copy KTP Komisaris

q. Surat Keterangan Domisili

r. Copy Surat Kepemilikan Tempat Usaha atau Bukti Sewa

s. No telp Perusahaan

t. Denah Lokasi Perusahaan

u. Stempel Perusahaan

Saat ini iklim investasi asing di Indonesia sedang stabil sehingga investor

asing banyak yang berminat untuk berinvestasi di Indonesia. Ini merupakan

indikasi bagus karena dengan banyaknya penanam modal yang berbisnis di

(20)

tentu hal ini turut meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Untuk masalah

perizinan, semua dokumen yang kami sebutkan di atas berlaku secara umum

untuk semua PMA sedangkan untuk Perusahaan Penanaman Modal

Asingyang berbisnis pada sektor khusus maka diperlukan dokumen perizinan

tambahan. Maka dari itu, investor asing harus memperhatikan ketentuan ini

sebelum mulai berinvestasi di Indonesia.19

Perspektif bahwa kepemilikan saham di pasar modal dan perubahannya

merupakan bagian dari penanaman modal langsung berlandaskan pada Perpres

DNI yang mengatur batasan kepemilikan asing atas masing-masing sektor

usaha. Sementara itu, perspektif bahwa kepemilikan saham di pasar modal dan

perubahannya adalah investasi portofolio berlandaskan kepada Penjelasan

Pasal 2 Undang-Undang No. 25 Tahun 2007 tentang Penanaman Modal dan

pada Perpres DNI juga. Menurut penjelasan Pasal 2, yang dimaksud dengan

penanaman modal adalah penanaman modal langsung dan tidak termasuk

penanaman modal tidak langsung atau portofolio. Sementara itu, baik Perpres

No. 36 Tahun 2010 (Perpres DNI 2010) maupun penggantinya yaitu Perpres

DNI 2014 pada Pasal 5 menyebutkan bahwa ketentuan batasan kepemilikan

asing tidak berlaku bagi penanaman modal tidak langsung atau portofolio

yang transaksinya dilakukan melalui pasar modal dalam negeri.20

19

http://www.bimarasolusindo.co.id/syarat-mendirikan-perusahaan-penanaman-modal-asing-di-indonesia/html

20

(21)

5. Tata Cara Penanaman Modal Asing

Calon penanam modal yang akan mengadakan usaha dalam rangka

undang Nomor 1 Tahun 1967 sebagaimana telah diubah dengan

Undang-undang Nomor 11 Tahun 1970 mempelajari lebih dahulu Daftar Bidang Usaha

Yang Tertutup Bagi Penanaman Modal Asing yang berlaku sebagaimana

dimaksud dalam Pasal 1 ayat (1), dan apabila diperlukan penjelasan lebih

lanjut dapat menghubungi BKPM atau BKPMD.21 Setelah mengadakan

penelitian yang cukup mengenai bidang usaha yang terbuka, dan

ketentuan-ketentuan lain yang bersangkutan calon penanam modal mengajukan

permohonan penanaman modal kepada MENINVES/Ketua BKPM dengan

mempergunakan Tata Cara Permohonan yang ditetapkan oleh

MENINVES/Ketua BKPM.22

Berdasarkan penilaian terhadap permohonan penanam modal

MENINVES/Ketua BKPM menyampaikan permohonan tersebut kepada

Presiden dengan disertai pertimbangan guna memperoleh Keputusan.

23

Persetujuan/Penolakan Presiden mengenai suatu permohonan penanam modal

disampaikan kepada MENINVES/Ketua BKPM.24

21

Keputusan Presiden Nomor 97 Tahun 1993 Tentang Tata Cara Penanaman Modal, Pasal 2 ayat (1)

(22)

menyampaikan pemberitahuan tentang Keputusan Presiden tersebut kepada

calon penanam modal, yang berlaku juga sebagai Persetujuan Prinsip.25

Untuk memperlancar proses penanaman modal, MENINVES/Ketua BKPM

menyampaikan rekaman Surat Pemberitahuan Persetujuan Presiden kepada

instansi Pemerintah terkait.

26

Apabila Penanam Modal telah memperoleh

Keputusan Presiden berupa persetujuan Penanaman Modal dan setelah

dipenuhi persyaratan yang ditetapkan maka:27

a. MENINVES/Ketua BKPM mengeluarkan:

1.Angka Pengenal Importir Terbatas;

2.Keputusan Pemberian Fasilitas/Keringanan Bea Masuk dan pungutan

impor lainnya;

3.Persetujuan atas Rencana Penggunaan Tenaga Asing Pendatang

(RPTKA) yang diperlukan sebagai dasar bagi Ketua BKPMD untuk

menerbitkan izin kerja bagi Tenaga Kerja Asing Pendatang yang

diperlukan;

Izin Usaha Tetap atas nama Menteri yang membidangi usaha tersebut

sesuai pelimpahan wewenang.

25

Ibid., Pasal 2 ayat (5)

26

Ibid., Pasal 2 ayat (6)

27

(23)

b. Kepala Kantor Pertanahan Kabupaten/ Kotamadya mengeluarkan Izin

Lokasi sesuai Rencana tata Ruang.

c. Kepala Kantor Pertanahan Kabupaten/ Kotamadya mengeluarkan Hak

Guna Bangunan dan Hak Guna Usaha sesuai ketentuan yang berlaku.

d. Kepala Dinas Pekerjaan Umum Dati II atau Satuan Kerja Teknis atas nama

Bupati/ Walikotamadya yang bersangkutan atau Kepala Dinas Pengawasan

Pembangunan Kota (P2K) bagi DKI Jakarta atas nama Gubernur DKI

Jakarta mengeluarkan Izin Mendirikan Bangunan (IMB).

e. Sekretaris Wilayah/Daerah Tingkat II atas nama Bupati/Walikotamadya

yang bersangkutan atau Kepala Biro Ketertiban untuk DKI Jakarta atas

nama Gubernur KDKI Jakarta mengeluarkan Izin UUG/HO.

Kewajiban untuk memiliki Izin UUG/HO tidak berlaku bagi Perusahaan

Industri yang jenis industrinya wajib memiliki ANDAL atau yang berlokasi di

dalam Kawasan Industri/Kawasan Berikat.28 Setelah memperoleh Surat

Persetujuan Penanam Modal dari MENINVES/Ketua BKPM, Penanaman

Modal dalam waktu yang ditetapkan menyampaikan kepada BKPM Daftar

Induk barang-barang modal serta bahan baku dan bahan penolong yang akan

diimpor.29

28

Ibid., Pasal 2 ayat (8)

29

Ibid., Pasal 2 ayat (9)

Berdasarkan penilaian terhadap Daftar Induk MENINVES/Ketua

(24)

pungutan impor lainnya.30 Permohonan untuk perubahan atas rencana

penanaman modal yang telah memperoleh persetujuan Presiden, termasuk

perubahan untuk perluasan proyek disampaikan oleh penanam modal kepada

MENINVES/Ketua BKPM untuk mendapatkan persetujuannya dengan

mempergunakan tata cara yang ditetapkan oleh MENINVES/Ketua BKPM.31

1. Pengertian dan Karakteristik UKM

B. Aspek Hukum Penanaman ModalAsing di Sektor UKM

Usaha Kecil Menengah (UKM) sebagai kegiatan ekonomi rakyat berskala

kecil memiliki peran sentral dalamperekonomian Indonesia. Selain itu Usaha

Kecil Menengah (UKM) juga salah satu bagian penting dari perekonomian

suatu Negara maupun Daerah karena Usaha Kecil Menengah sangat

membantu pemerintah dalam hal penciptaan lapangan kerja baru.

Usaha Kecil adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang

dilakukan oleh orang perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan

anak perusahaan atau bukan cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau

menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung dari Usaha Menengah

atau Usaha Besar yang memenuhi kriteria Usaha Kecil sebagaimana dimaksud

dalam Undang-Undang ini.32

30

Ibid., Pasal 2 ayat (10)

31

Ibid., Pasal 2 ayat (10)

32

(25)

Usaha Menengah adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang

dilakukan oleh orang perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan

anak perusahaan atau cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau menjadi

bagian baik langsung maupun tidak langsung dengan Usaha Kecil atau Usaha

Besar dengan jumlah kekayaan bersih atau hasil penjualan tahunan

sebagaimana diatur dalam Undang-Undang ini.33

Usaha kecil adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang

dilakukan oleh orang perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan

anak perusahaan atau bukan cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau

menjadi bagian, baik langsung maupun tidak langsung dari usaha menengah

atau usaha besar yang memenuhi kriteria usaha kecil sebagai mana di maksud

dalam UU tersebut. Sedangkan usaha menengah adalah Usaha ekonomi

produktif yang berdiri sendiri, yang dilakukan oleh orang perorangan atau

badan usaha yang bukan merupakan anak perusahaan atau bukan cabang

perusahaan yang di miliki, di kuasai, atau menjadi baguian, baik langsung

maupun tidak langsung, dan Usaha Mikro, usaha kecil atau usaha besar yang

memenuhi kriteria usaha menengah sebagai mana dimaksud dalam UU

tersebut. Didalam UU tersebut, kriteria yang digunakan untuk mendefinisikan

UKM seperti yang tercantum dalam pasal 6 adalah nilai kekayaan bersih atau

nilai aset tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha, atau hasil

penjualan tahunan.

33

(26)

Karakteristik yang dimiliki oleh usaha kecil menyiratkan adanya

kelemahan-kelemahan yang sifatnya potensial terhadap timbulnya masalah. Hal ini

menyebabkan berbagai masalah internal terutama yang berkaitan dengan

pendanaan tampak sulit untuk mendapatkan solusi yang jelas. Pemerintah

telah mengeluarkan berbagai kemudahan terutama melaluai paket-paket

kebijakan untuk mendorong kehidupan sektor usaha kecil, namun apa yang

dilakukan yang berkaitan dengan pemberian tersebut belum dirasakan

manfaatnya secara keseluruhan oleh sektor usaha kecil.

Berdasarkan aspek komoditas yang dihasilkan, UKM juga memiliki

karakteristik tersendiri antara lain:

a) Kualitasnya belum standar. Karena sebagian besar UMKM belum memiliki

kemampuan teknologi yang memadai. Produk yang dihasilkan biasanya dalam

bentuk handmade sehingga standar kualitasnya beragam.

b) Desain produknya terbatas. Hal ini dipicu keterbatasan pengetahuan dan

pengalaman mengenai produk. Mayoritas UMKM bekerja berdasarkan

pesanan, belum banyak yang berani mencoba berkreasi desain baru.

c) Jenis produknya terbatas. Biasanya UMKM hanya memproduksi beberapa

jenis produk saja. Apabila ada permintaan model baru, UMKM sulit untuk

memenuhinya. Kalaupun menerima, membutuhkan waktu yang lama.

d) Kapasitas dan daftar harga produknya terbatas. Dengan kesulitan menetapkan

(27)

e) Bahan baku kurang terstandar. Karena bahan bakunya diperoleh dari berbagai

sumber yang berbeda.

f) Kontinuitas produk tidak terjamin dan kurang sempurna. Karena produksi

belum teratur maka biasanya produk-produk yang dihasilkan sering apa

adanya.34

2. Peran UKM dan Masalah-masalah yang dihadapi UKM

Sejarah perekonomian telah ditinjau kembali untuk mengkaji ulang peranan

usaha skala kecil – menengah (UKM). Beberapa kesimpulan, setidak- tidaknya

hipotesis telah ditarik mengenai hal ini. Pertama, pertumbuhan ekonomi yang sangat

cepat sebagaimana terjadi di Jepang, telah dikaitkan dengan besaran sektor usaha

kecil. Kedua, dalam penciptaan lapangan kerja di Amerika Serikat sejak perang dunia

II, sumbangan UKM ternyata tidak bisa diabaikan Negara-negara berkembang yang

mulai mengubah orientasinya ketika melihat pengalaman di negara-negara industri

maju tentang peranan dan sumbangan UKM dalam pertumbuhan ekonomi. Ada

perbedaan titik tolak antara perhatian terhadap UKM di negara-negara sedang

berkembang (NSB) dengan di negara-negara industri maju. Di Negara sebelum

berkembang, UKM berada dalam posisi terdesak dan tersaingi oleh usaha skala besar.

UKM sendiri memiliki berbagai ciri kelemahan, namun begitu karena UKM

menyangkut kepentingan rakyat/masyarakat banyak, maka pemerintah terdorong

untuk mengembangkan dan melindungi UKM. Sedangkan di negara-negara maju

34

(28)

UKM mendapatkan perhatian karena memiliki faktor-faktor positif yang selanjutnya

oleh para cendekiawan (sarjana –sarjana) diperkenalkan dan diterapkan ke NSB.

Peranan UKM menjadi bagian yang diutamakan dalam setiap perencanaan tahapan

pembangunan yang dikelola oleh dua departemen:

1. Departeman Perindustrian dan Perdagangan

2. Departemen Koperasi dan UKM

Namun demikian usaha pengembangan yang dilaksanakan belum, terlihat

hasil yang memuaskan, kenyataanya kemajuan UKM masih sangat kecil

dibandingkan dengan usaha besar. Kegiatan UKM meliputi berbagai kegiatan

ekonomi, namun sebagian besar berbentuk usaha kecil yang bergerak disektor

pertanian. UKM juga mempunyai peran yang strategis dalam pembangunan ekonomi

nasional, oleh karena itu selain berperan dalam pertumbuhan ekonomi dan

penyerapan tenaga kerja juga juga berperan dalam pendistribusian hasil hasil

pembangunan. Kebijakan yang tepat untuk mendukung UKM seperti: Perizinan,

Teknologi, Struktur, Manajemen, Pelatihan dan Pembiayaan.

Peran Usaha Kecil dan Menengah (UKM) sangat penting dalam

perekonomian Indonesia. Hal ini karena potensinya sangat besar dalam menggerakan

perekonomian Indonesia, dan UKM ini sekaligus dapat menjadi sumber pendapatan

sebagian besar masyarakat dalam meningkatkan kesejahteraannya. Selain itu, UKM

dapat membantu dalam mengurangi pengangguran karena penyerapan tenaga kerja

UKM sangat besar. UKM memberi sekitar 99% kontribusi ke dalam sejumlah badan

(29)

Sementara itu, PDRB hanya memberikan kontribusinya sebanyak 56,7% dan 15%

untuk kegiatan ekspor non-migas.

Salah satu peran UKM dalam perekonomian yang paling krusial adalah

menstimulus dinamisasi ekonomi. Karakter dari peran tersebut sangatlah fleksibel

sehingga UKM dapat direkayasa sedemikan rupa untuk mengganti lingkungan bisnis

lebh baik dibandingkan dari perusahaan-perusahaan besar. Sejumlah UKM yang

pertama kali memasuki pasar dapat menjadi besar karena keberhasilannya dalam

beroperasi. Contohnya saat krisis moneter terjadi pada 1997 yang membuat hampir

80% perusahaan besar ulung tikar dan melakukan PHK besar-besaran. Namun tidak

dengan UKM yang dapat bertahan dalam krisis dengan segala keterbatasannya,

sehingga dikenal sebagai bidang usaha yang tahan banting dan tidak cengeng. Selain

itu, UKM juga menjadi sektor usaha yang berperan besar dalam mengurangi angka

pengangguran.

Semua lembaga donor internasional saat ini mendukung perkembangan UKM.

Ada yang memandangnya sebagai wahana untuk menciptakan kesempatan kerja, ada

yang memandang sebagai penjabaran komitmen Bank Dunia, IMF, dan Bank

Pembangunan Asia dalam memerangi kemiskinan di negara-negara berkembang.

UKM (Usaha Kecil Menengah) memegang peranan yang sangat besar dalam

memajukan perekonomian Indonesia.Selain sebagai salah satu alternatif lapangan

kerja baru,UKM juga berperan dalam mendorong laju pertumbuhan ekonomi pasca

(30)

dalam mengembangkan usahanya.Saat ini,UKM telah berkontribusi besar pada

pendapatan daerah maupun pendapatan negara Indonesia.

UKM merupakan suatu bentuk usaha kecil masyarakat yang pendiriannya

berdasarkan inisiatif seseorang.Sebagian besar masyarakat beranggapan bahwa UKM

hanya menguntungka pihak-pihak tertentu saja.Padahal sebenarnya UKM sangat

berperan dalam mengurangi tingkat pengangguran yang ada di Indonesia.UKM dapat

menyerap banyak tenaga kerja Indonesia yang masih mengganggur.Selain itu UKM

telahberkontribusi besar pada pendapatan daerah maupun pendapatan negara

Indonesia.35

Usaha kecil menengah telah terbukti mampu hidup dan berkembang di dalam

badai krisis selama lebih dari enam tahun, keberadaannya telah dapat memberikan

kontribusi terhadap PDB sebesar hampir 60%, penyerapan tenaga kerja sebesar

88,7% dari seluruh angkatan kerja di Indonesia dan kontribusi UKM terhadap ekspor

tahun 1997 sebesar 7,5% (BPS tahun 2000). Timbulnya beragam permasalahan

sangat berkaitan erat dengan keberadaan pendamping atau fasilitator dalam

mendampingi UMKM. Minimnya bimbingan menjadikan UMKM sulit untuk UKM juga memanfatkan berbagai Sumber Daya Alam yang berpotensial di

suatu daerah yang belum diolah secara komersial.UKM dapat membantu mengolah

Sumber Daya Alam yang ada di setiap daerah.Hal ini berkontribusi besar terhadap

pendapatan daerah maupun pendapatan negara Indonesia.

35

(31)

berkembang karena faktor-faktor tersebut diatas. Dengan kata lain, kemajuan UMKM

sangat ditentukan oleh besar kecilnya peran pendamping di lapangan. Berdasarkan

pengamatan dan penglaman dalam memberikan konsultasi atau pendampingan,

terdapat beberapa jenis kendala atau permasalahan yang sering dikeluhkan oleh

UKM, yaitu: Kualitas sumber daya manusia UKM yang masih rendah serta minimnya

pengetahuan dan kompetensi kewirausahaan mengakibatkan rendahnya produktivitas

usaha dan tenaga kerja. Hal tersebut juga tampak pada ketidakmampuan mereka

dalam hal manajemen usaha, terutama dalam hal tata tertib pencatatan / pembukuan.

Banyak UKM yang belum memiliki badan hukum yang jelas. Sebagian UMKM juga

kurang memiliki pengetahuan tentang aspek legalitas dan perizinan, termasuk

persyaratan yang harus dipenuhi dan prosedur yang ditempuh dalam proses

pengurusannya. Kurangnya inovasi produk. UKM dinilai masih kurang menguasai

teknologi, manajemen, informasi dan pasar. Sedangkan untuk memenuhi kebutuhan

tersebut, UKM memerlukan biaya yang relatif besar, apalagi jika dikelola secara

mandiri. UKM juga masih menghadapi kendala dalam hal akses modal dan

pendanaan. Akibatnya, UKM kesulitan dalam meningkatkan kapasitas usahanya atau

mengembangkan produk-produk yang mampu bersaing. Sebagian besar UKM belum

cukup tersentuh oleh pelayanan lembaga keuangan formal (bank). Sehingga tidak

sedikit dari UMKM terpaksa memanfaatkan jasa lembaga keuangan mikro yang

tradisional -meskipun dengan beban dan resiko yang cukup memberatkan- demi

mempertahankan kelangsungan hidup usahanya. Kurangnya tenaga pendamping di

(32)

pendampingan. Dengan demikian, sangat dibutuhkan kehadiran lembaga

pengembangan bisnis untuk memfasilitasi pelaku UKM dan memberikan layanan

sesuai.36

a. Kesulitan Pemasaran kebutuhan mereka.

Ada beberapa permasalahan yang dihadapi Usaha Kecil dan Menengah

(UKM) yaitu :

Dalam literatur, pemasaran sering dianggap sebagai salah satu kendala

yang kritis bagi perkembangan UKM. Hasil dari suatu studi lintas Negara yang

dilakukan oleh James dan Akrasanee (1998) di sejumlah Negara ASEAN

menunjukkan bahwa pemasaran adalah termasuk growth constraint yang

dihadapi oleh banyak pengusaha kecil dan menengah (masalah ini dijumpai tidak

terlalu serius di Singapura). Studi ini menyimpulkan bahwa jika UKM tidak

melakukan perbaikan yang cukup di semua aspek – aspek yang terkait dengan

pemasaran seperti kualitas produk dan kegiatan promosi maka sulit sekali bagi

UKM untuk dapat turut berpartisipasi dalam era promosi maka sulit sekali bagi

UKM untuk dapat turut berpartisipasi dalam era perdagangan bebas. Salah satu

aspek yang terkait dengan masalah pemasaran yang umum dihadapi oleh UKM

adalah tekanan – tekanan persaingan, baik di pasar domestik dari produk –

produk serupa buatan UB dan impor, maupun di pasar ekspor. Saat ini, di Negara

– Negara Asia yang terkena krisis keuangan seperti Indonesia, Filipina, dan

36

(33)

Korea Selatan, masalah pemasaran bisa menjadi lebih serius, karena sebagai

salah satu efek dari krisis tersebut akses ke kredit bank menjadi sulit (kalau tidak

dapat dikatakan tertutup sama sekali), ditambah lagi dengan mahalnya bahan

baku yang pada umumnya diimpor, dan permintaan pasar dalam negeri yang

menurun karena merosotnya tingkat pendapatan riil masyarakat per kapita.

Akibatnya dapat di duga bahwa banyak UKM tidak memiliki sumber daya

produksi yang cukup untuk paling tidak mempertahankan volume produksi dan

memperbaiki kualitas dari produk – produk mereka, dan ini berarti mereka

semakin sulit untuk meningkatkan atau bahkan mempertahankan tingkat daya

saing mereka di pasar domestis maupun pasar internasional.

b. Keterbatasan Finansial

UKM, khususnya UK di Indonesia menghadapi dua masalah utama dalam

aspek finansial : mobilisasi modal awal (star – up capital) dan akses ke modal

kerja dan finansial jangka panjang untuk investasi yang sangat diperlukan demi

pertumbuhan output jangka panjang. Walau pada umumnya modal awal

bersumber dari modal (tabungan) sendiri atau sumber – sumber informal, namun

sumber – sumber permodalan ini sering tidak cukup untuk kegiatan produksi, apa

lagi untuk investasi (perluasan kapasitas produksi atau menggantikan

mesin-mesin tua). Sementara, mengharapkan sisa dari kebutuhan finansial sepenuhnya

dibiayai oleh dana dari perbankan jauh dari realitas. Oleh sebab itu, tidak

mengherankan jika hingga saat ini walaupun begitu banyak skim-skim kredit dari

(34)

informal masih tetap dominan dalam pembiayaan kegiatan UKM, terutama usaha

mikro / rumah tangga. Hal ini disebabkan oleh pengusaha yang tinggal di daerah

yang relatif terisolasi, persyaratan terlalu berat, urusan administrasi terlalu bertele

– tele dan kurang informasi mengenai skim-skim perkreditan yang ada dan

prosedurnya (Tambunan, 1994 dan 2000).

Dalam hal jenis kepemilikan modal, baik di kelompok IK maupun IRT

jumlah pengusaha yang membiayai usahanya sepenuhnya dengan uang sendiri

atau dengan modal sendiri dan pinjaman, lebih banyak daripada jumlah

pengusaha yang menggunakan 100 persen modal dari pihak lain. Walaupun

komposisinya bervariasi menurut golongan besar industri, baik di IK maupun di

IRT sebagian besar dari jumlah pengusaha dengan 100 persen modal sendiri

terdapat di industri makanan, minuman dan tembakau, industri kulilt, tekstil dan

produk – produknya, dan industri kayu, bambu dan rotan serta produk –

produknya.

c. Keterbatasan SDM

Keterbatasan SDM juga merupakan salah satu kendala serius bagi banyak

UKM di Indonesia, terutama dalam aspek – aspek entrepreneurship, manajemen,

teknik produksi, pengembangan produksi, engineering design, quality control,

organisasi bisnis, akuntansi, data processing, teknik pemasaran, dan penelitian

pasar. Sedangkan semua keahlian ini sangat dibutuhkan untuk mempertahankan

atau memperbaiki kualitas produk, meningkatkan efisiensi dan produktivitas

(35)

Sering dikatakan bahwa untuk menanggulangi masalah SDM ini,

memberikan pelatihan langsung kepada pengusaha sangat penting dan ini

khususnya usaha mikro, tidak sanggung menanggung sendiri biaya pelatihan,

oleh karena itu, peran pemerintah sangat penting dalam menyelenggarakan

program – program pendidikan / pelatihan bagi pengusaha maupun tenaga kerja

di UKM. Memang selama ini sudah banyak pelatihan dan penyuluhan yang dari

Menegkop dan PKM, depperdag, dan Depnaker. Hanya saja efektivitasnya masih

diragukan. Karena banyak pengusaha yang pernah menguikuti pelatihan –

pelatihan dari pemerintah mengeluh bahwa pelatihan – pelatihan sering terlalu

teoritis, waktunya terlalu singkat, tidak ada tindak lanjut (misalnya beberapa saat

setelah pelatihan selesai, pihak pemberi pelatihan mengunjungi kembali

pengusaha untuk melihat sejauh mana pelatihan tersebut diterapkan dalam

kegiatan usahanya) dan sering kali tidak cocok dengan kebutuhan mereka

sebenarnya.

Keterbatasan SDM merupakan salah satu ancaman serius bagi UKM

Indonesia untuk dapat bersaing baik di pasar domestik maupun pasar

internasional di dalam era perdagangan bebas anti, bahkan di masa itu SDM

bersama-sama dengan teknologi akan menjadi jauh lebih penting dibandingkan

modal sebagai faktor penentu utama kemampuan UKM untuk meningkatkan

(36)

d. Masalah Bahan Baku

Keterbatasan bahan baku (dan input-input lainnya) juga sering menjadi

salah satu kendala serius lagi pertumbuhan output atau kelangsungan produksi

bagi banyak UKM di Indonesia. Terutama selama masa krisis, banyak sentra –

sentra IKM di sejumlah subsektor industri manufaktur seperti sepatu dan

produk-produk tekstil yang mengalami kesulitan mendapatkan bahan baku atau input

lainnya, atau karena harganya dalam rupiah menjadi sangat mahal akibat

depresiasi nilai tukar rupiah terhadap dollar AS. Tidak sedikit dari mereka

terpaksa menghentikan usaha dan berpindah profesi ke kegiatan – kegiatan

ekonomi lainnya, misalnya menjadi pedagang.

e. Keterbatasan Teknologi

Berbeda dengan Negara-Negara maju, UKM di Indonesia umumnya masih

menggunakan teknologi lama / tradisional dalam bentuk mesin – mesin tua atau

alat – alat produksi yang sifatnya manual. Keterbelakangan teknologi ini tidak

hanya membuat rendahnya total faktor productivity dan efisiensi di dalam proses

produksi, tetapi juga rendahnya kualitas produk yang dibuat. Keterbatasan

teknologi khususnya usaha-usaha rumah tangga (mikro), disebabkan oleh banyak

faktor, diantaranya keterbatasan modal investasi untuk membeli mesin – mesin

baru atau untuk menyempurnakan proses produksi, keterbatasan informasi

mengenai perkembangan teknologi atau mesin – mesin dan alat-alat produksi

baru, dan keterbatasan SDM yang dapat mengoperasikan mesin-mesin baru atau

(37)

pemilikan / pengusaha teknologi modern juga merupakan suatu dalam era pasar

bebas nanti. Padahal, di era tersebut, berbeda dengan 20 atau 30 tahun lalu, faktor

teknologi bersama-sama dengan faktor SDM akan menjadi komparatif yang

dimiliki Indonesia atau UKM pada khususnya selama ini, yaitu ketersediaan

berbagai ragam bahan baku dalam jumlah yang berlimpah dan upah tenaga kerja

yang murah akan semakin tidak penting di masa mendatang, diganti oleh dua

faktor keunggulan kompetitif tersebut (teknologi dan SDM).37

3. Bidang Usaha Sektor UKM yang dapat ditanami Modal Asing

Berdasarkan Peraturan Presiden Nomor 39 Tahun 2014 tentang Daftar Bidang

Usaha yang Tertutup dan Bidang Usaha yang Terbuka dengan Persyaratan di

Bidang Penanaman Modal, terdapat tiga kategori daftar negatif investasi.

Pertama, kategori terbuka, terbuka dengan persyaratan, dan tertutup.

Pelonggaran hanya dikenakan pada industri yang sudah terbuka namun

terdapat persyaratan. Mengacu Perpres 39/2014, pembatasan bisa berupa

keharusan bermitra dengan usaha kecil menengah (UKM) ataupun perusahaan

nasional secara umum. Selain itu, di beberapa industri terdapat pembatasan

kepemilikan saham.

Batasan kepemilikan saham bisa bermacam-macam. Di beberapa jenis usaha,

investor asing hanya boleh memiliki saham minoritas (maksimal 49%). Di

bidang usaha yang lain, kepemilikan saham bisa mencapai 67% atau 85%.

Pembatasan investasi asing diperbolehkan untuk beberapa alasan krusial

37

(38)

seperti melindungi usaha kecil dan menengah (UKM) dan melestarikan

lingkungan. Jika pun masih harus diberlakukan sejumlah persyaratan.38

4. Tata Cara Penanaman Modal Asing Sektor UKM

Menurut pasal 3 UPMA perusahaan yang dimaksud dalam pasal 1 yang

dijalankan untuk seluruhnya atau bagian terbesar di Indonesia sebagai

kesatuan perusahaan tersendiri harus berbentuk Badan Hukum menurut

Hukum Indonesia dan berkedudukan di Indonesia. Penanaman modal asing

oleh seorang asing, dalam statusnya sebagai orang perseorangan, dapat

menimbulkan kesulitan/ketidak tegasan di bidang hukum Internasional.

Dengan kewajiban bentuk badan hukum maka dengan derai-kian akan

mendapat ketegasan mengenai status hukumnya yaitu badan hukum Indonesia

yang tunduk pada hukum Indonesia. Sebagai badan hukum terdapat ketegasan

tentang modal yang ditanam di Indonesia. Pemerintah menetapkan daerah

berusaha perusahaan-perusa-haan modal asing di Indonesia dengan

memperhatikan perkembangan ekonomi nasional maupun ekonomi daerah,

macam perusahaan. besarnya penanaman modal dan keinginan Ekonomi

Nasional dan Daerah (Pasal 4). Dengan ketentuan ini maka dapat diusahakan

pembangunan yang merata di seluruh wilayah Indonesia dengar,

Penanam modal dapat mengajukan permohonan perizinan dan nonperizinan

penanaman modal secara manual atau melalui SPIPISE, kepada PTSP BKPM, PTSP

38

(39)

PDPPM, atau PTSP PDKPM sesuai kewenangannya.39 Atas perizinan penanaman

modal permohonan perizinan penanaman modal, diajukan kepada masing-masing

PTSPPDPPM atau PTSP PDKPM sesuai lokasi proyeknya.40 Penanam modal dapat

mengajukan permohonan secara paralel untuk berbagai perizinan dan nonperizinan

yang tidak berkaitan, dengan hanya menyampaikan satu berkas persyaratan

permohonan melalui SPIPISE.41 Penanam modal yang menyampaikan permohonan

melalui SPIPISE wajib menyampaikan formulir permohonan, kesepakatan para

pemegang saham yang telah dicatat (waarmerking) oleh notaris, surat–surat

pernyataan dan surat kuasa asli pada saat penanam modal mengirimkan permohonan

melalui SPIPISE, atau penanam modal mengambil perizinan dan nonperizinan yang

telah diterbitkan oleh PTSP.42 Pedoman pengajuan permohonan perizinan dan

nonperizinan secara elektronik diatur lebih lanjut dengan Peraturan Kepala BKPM.43

Penanam modal asing yang akan melakukan penanaman modal di Indonesia

mengajukan permohonan Pendaftaran ke PTSP BKPM, sebelum atau sesudah

berstatus badan hukum perseroan terbatas.44 Pendaftaran yang diajukan sebelum

berstatus badan hukum perseroan terbatas, wajib ditindaklanjuti dengan pembuatan

akta pendirian perseroan terbatas.45

39

Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal Nomor 12 Tahun 2009 Tentang Pedoman Dan Tata Cara Permohonan Penanaman Modal, Pasal 15 ayat (1)

40

Pendaftaran yang tidak ditindaklanjuti paling

(40)

dinyatakan batal demi hukum.46 Apabila sebelum jangka waktu 6 (enam) bulan

terdapat perubahan ketentuan yang terkait dengan bidang usaha, maka Pendaftaran

yang telah diterbitkan dinyatakan batal demi hukum apabila bertentangan dengan

ketentuan baru.47 Pendaftaran yang diajukan setelah akta pendirian perseroan terbatas

atau setelah perusahaan berstatus badan hukum perseroan terbatas, berlaku sampai

dengan perusahaan memiliki Izin Prinsip atau perusahaan siap beroperasi/produksi

komersial.48

Perusahaan penanaman modal asing yang telah berstatus badan hukum

perseroan terbatas yang bidang usahanya dapat memperoleh fasilitas fiskal dan dalam

pelaksanaan penanaman modalnya membutuhkan fasilitas fiskal, wajib memiliki Izin

Prinsip Penanaman Modal.49 Perusahaan penanaman modal asing yang belum

melakukan Pendaftaran, dapat langsung mengajukan permohonan Izin Prinsip.50

Perusahaan penanaman modal asing yang bidang usahanya tidak memperoleh fasilitas

fiskal dan/atau dalam pelaksanaan penanaman modalnya tidak membutuhkan fasilitas

fiskal, tidak diwajibkan memiliki Izin Prinsip.51

C. Aspek Hukum PMA di Sektor UKM dalam Menghadapi Pasar Bebas 1. Konsepsi Tentang Pasar Bebas

Pengertian pasar bebas juga dapat disimpulkan sebagai pasar ideal dimana

seluruh keputusan ekonomi dibuat baik itu dalam hal harga uang, barang, dan

(41)

jasa yang disusun secara lengkap. Hal tersebut dilakukan tanpa unsur paksaan

antara kedua belah pihak yaitu penjual dan pembeli serta ditetapkan dengan

hukum penawaran & permintaan tanpa campur tangan dari pemerintah.

Pengertian pasar bebas pada mulanya berasal dari sebuah bahasa perancis

yaitu “laissez faire” yang berarti biarkan mereka melakukan pekerjaan sesuai

dengan keinginan mereka. Oleh karena itu pasar bebas pada hakikatnya

masyarakat diberikan kebebasan penuh untuk menentukan kegiatan ekonomi

apa yang ingin mereka lakukan.52

Perdagangan bebas adalah sebuah konsep ekonomi yang mengacu penjualan

produk antar negara tanpa pajak ekspor-impor atau hambatan perdagangan

lainnya. Perdagangan bebas dapat juga didefinisikan sebagai tidak adanya

hambatan buatan (hambatan yang diterapkan pemerintah) dalam perdagangan Pasar bebas adalah proses kegiatan ekonomi yang dilakukan dengan tidak

adanya hambatan buatan (hambatan yang diterapkan pemerintah) dalam

perdagangan antar individual-individual dan perusahaan-perusahaan yang

berada di negara yang berbeda. Dengan tidak adanya hambatan yang

diterapkan pemerintah dalam melaksanakan perdagangan, tentunya ada

kebebasan aturan, cara, dan jenis barang yang dijual. Maka, munculah

persaingan dagang yang ketat baik antar individu ataupun perusahaan yang

berada di Negara yang berbeda yaitu yang kita kenal dengan istilah ekspor dan

impor atau proses penjualan dan pembelian yang dilakukan antar Negara.

52

(42)

antar individual-individual dan perusahaan-perusahaan yang berada di negara

yang berbeda. Istilah perdagangan bebas identik dengan adanya hubungan

dagang antar Negara anggota maupun negara non-anggota. Dalam

implementasinya perdagangan bebas harus memperhatikan beberapa aspek

yang mempengaruhi yaitu mulai dengan meneliti mekanisme perdagangan,

prinsip sentral dari keuntungan komparatif (comparative advantage), serta pro

dan kontra di bidang tarif dan kuota, serta melihat bagaimana berbagai jenis

mata uang atau valuta asing diperdagangkan berdasarkan kurs tukar valuta

asing.

Dalam pasar bebas yang ada hanyalah persaingan, pasar bebas merupakan

pasar dimana harga barang dan jasa disusun secara lengkap oleh ketidak

saling memaksa yang disetujui para penjual dan pembeli, ditetapkan

umumnya oleh hukum penawaran dan permintaan dengan tanpa campur

tangan pemerintah dalam regulasi harga, penawaran dan permintaan.

Hak pembeli untuk mendapatkan barang dan hak penjual untuk mendapatkan

uang yang sepantasnya dari barang yang dijualnya. Dalam konteks hak ini,

kewajiban-kewajiban masing-masing pihak harus terpenuhi terlebih dahulu,

kewajiban penjual untuk membuat produk berkualitas dan bermanfaat dan

bagi pembeli untuk membayar uang yang sepantasnya sebagai pangganti

harga barang yang diperoleh. Perdagangan international sering dibatasi oleh

berbagai pajak negara, biaya tambahan yang diterapkan pada barang ekspor

(43)

hambatan-hambatan inilah yang ditolak oleh perdagangan bebas. Namun

dalam kenyataannya, perjanjian-perjanjian perdagangan yang didukung oleh

penganut perdagangan bebas justru sebenarnya menciptakan hambatan baru

kepada terciptanya pasar bebas. Perjanjian-perjanjian tersebut sering dikritik

karena melindungi kepentingan perusahaan-perusahaan besar.53

2. Pemberdayaan UKM dalam menghadapi Pasar Bebas

Belum kokohnya fundamental perekonomian Indonesia saat ini, mendorong

pemerintah untuk terus memberdayakan

Sektor ini mampu menyerap tenaga kerja cukup besar dan memberi peluang bagi

UKM untuk berkembang dan bersaing dengan perusahaan yang lebih cenderung

menggunakan modal besar (capital intensive). Eksistensi UKM memang tidak dapat

diragukan lagi karena terbukti mampu bertahan dan menjadi roda penggerak

ekonomi, terutama pasca krisis ekonomi. Disisi lain, UMKM juga menghadapi

banyak sekali permasalahan, yaitu terbatasnya modal kerja, Sumber Daya Manusia

yang rendah, dan minimnya penguasaan ilmu pengetahuan serta teknologi

(Sudaryanto dan Hanim, 2002). Kendala lain yang dihadapi UKM adalah keterkaitan

dengan prospek usaha yang kurang jelas serta perencanaan, visi dan misi yang belum

mantap. Hal ini terjadi karena umumnya UKM bersifat income gathering yaitu

menaikkan pendapatan, dengan ciri-ciri sebagai berikut: merupakan usaha milik

keluarga, menggunakan teknologi yang masih relatif sederhana, kurang memiliki

53

(44)

akses permodalan (bankable), dan tidak ada pemisahan modal usaha dengan

kebutuhan pribadi.

Pemberdayaan UKM di tengah arus globalisasi dan tingginya persaingan

membuat UKM harus mampu menghadapi tantangan global, seperti meningkatkan

inovasi produk dan jasa, pengembangan sumber daya manusia dan teknologi, serta

perluasan area pemasaran. Hal ini perlu dilakukan untuk menambah nilai

jual UKM itu sendiri, utamanya agar dapat bersaing dengan produk-produk asing

yang kian membanjiri sentra industri dan manufaktur di Indonesia, mengingat

UMKM adalah sektor ekonomi yang mampu menyerap tenaga kerja terbesar di

Indonesia (Sudaryanto, 2011).

Pada tahun 2011 UKM mampu berandil besar terhadap penerimaan negara

dengan menyumbang 61,9 persen pemasukan produk domestik bruto (PDB) melalui

pembayaran pajak, yang diuraikan sebagai berikut : sektor usaha mikro menyumbang

36,28 persen PDB, sektor usaha kecil 10,9 persen, dan sektor usaha menengah 14,7

persen melalui pembayaran pajak. Sementara itu, sektor usaha besar hanya

menyumbang 38,1 persen PDB melalui pembayaran pajak (BPS, 2011). Sebagian

besar (hampir 99 persen), UKM di Indonesia adalah usaha mikro di sektor informal

dan pada umumnya menggunakan bahan baku lokal dengan pasar lokal. Itulah

sebabnya tidak terpengaruh secara langsung oleh krisis global. Laporan World

Economic Forum (WEF) 2010 menempatkan pasar Indonesia pada ranking ke-15.

Hal ini menunjukkan bahwa Indonesia sebagai pasar yang potensial bagi negara lain.

(45)

Perkembangan UKM di Indonesia masih dihadapkan pada berbagai persoalan

sehingga menyebabkan lemahnya daya saing terhadap produk impor. Persoalan

utama yang dihadapi UKM, antara lain keterbatasan infrastruktur dan akses

pemerintah terkait dengan perizinan dan birokrasi serta tingginya tingkat pungutan.

Dengan segala persoalan yang ada, potensi UKM yang besar itu menjadi terhambat.

Meskipun UKM dikatakan mampu bertahan dari adanya krisis global namun pada

kenyataannya permasalahan-permasalahan yang dihadapi sangat banyak dan lebih

berat. Hal itu dikarenakan selain dipengaruhi secara tidak langsung krisis global tadi,

UKM harus pula menghadapi persoalan domestik yang tidak kunjung terselesaikan

seperti masalah upah buruh, ketenagakerjaan dan pungutan liar, korupsi dan lain-lain.

Permasalahan lain yang dihadapi UKM, yaitu adanya liberalisasi

perdagangan, seperti pemberlakuan ASEAN- China Free Trade Area (ACFTA) yang

secara efektif telah berlaku tahun 2010. Di sisi lain, Pemerintah telah menyepakati

perjanjian kerja sama ACFTA ataupun perjanjian lainnya, namun tanpa

mempertimbangkan terlebih dahulu kesiapan UKM agar mampu bersaing. Sebagai

contoh kesiapan kualitas produk, harga yang kurang bersaing, kesiapan pasar dan

kurang jelasnya peta produk impor sehingga positioning persaingan lebih jelas.

Kondisi ini akan lebih berat dihadapi UKM Indonesia pada saat

diberlakukannya ASEAN Community yang direncanakan tahun 2015. Apabila kondisi ini dibiarkan, UKM yang disebut mampu bertahan hidup dan tahan banting pada

akhirnya akan bangkrut juga. Oleh karena itu, dalam upaya memperkuat UKM

(46)

domestik yang kondusif dalam upaya penguatan pasar dalam negeri agar UKM dapat

menjadi penyangga (buffer) perekonomian nasional.

Masalah lain yang dihadapi dan sekaligus menjadi kelemahan UKM adalah

kurangnya akses informasi, khususnya informasi pasar (Ishak, 2005). Hal tersebut

menjadi kendala dalam hal memasarkan produk-produknya, karena dengan

terbatasnya akses informasi pasar yang mengakibatkan rendahnya orientasi pasar dan

lemahnya daya saing di tingkat global. Miskinnya informasi mengenai pasar tersebut,

menjadikan UKM tidak dapat mengarahkan pengembangan usahanya secara jelas dan

fokus, sehingga perkembangannya mengalami stagnasi. Kemampuan UKM dalam

menghadapi terpaan arus persaingan global memang perlu dipikirkan lebih lanjut agar

tetap mampu bertahan demi kestabilan perekonomian Indonesia. Selain itu faktor

sumber daya manusia di dalamnya juga memiliki andil tersendiri. Strategi

pengembangan UKM untuk tetap bertahan dapat dilakukan dengan peningkatan daya

saing dan pengembangan sumber daya manusianya agar memiliki nilai dan mampu

bertahan menghadapi pasar ACFTA, diantaranya melalui penyaluran perkreditan

(KUR), penyediaan akses informasi pemasaran, pelatihan lembaga keuangan mikro

melalui capacity building, dan pengembangan information technology (IT).

Demikian juga upaya-upaya lainnya dapat dilakukan melalui kampanye cinta

produk dalam negeri serta memberikan suntikan pendanaan pada lembaga keuangan

mikro. Keuangan mikro telah menjadi suatu wacana global yang diyakini oleh banyak

pihak menjadi metode untuk mengatasi kemiskinan. Berbagai lembaga multilateral

(47)

Pemerintah di beberapa negara berkembang juga telah mencoba mengembangkan

keuangan mikro pada berbagai program pembangunan. Lembaga swadaya

masyarakat juga tidak ketinggalan untuk turut berperan dalam aplikasi keuangan

mikro (Prabowo dan Wardoyo, 2003).

3. Daya Saing Indonesia Menarik Investasi Asing Sektor UKM

Investasi dapat didefinisikan dengan mengalokasikan atau menanamkan

sumber daya saat ini, dengan tujuan mendapatkan manfaat. Investasi adalah awal dari

kegiatan ekonomi dimasyarakat. Kegiatan ekonomi, pada hakikatnya adalah aktivitas

yang bertujuan untuk memenuhi kebutuhan hidup dari masyarakat. Dengan demikian

semakin tinggi intensitas kegiatan ekonomi suatu wilayah, semakin tinggi pula

peluang untuk memenuhi kebutuhan hidup bagi masyarakat di wilayah tersebut.54

Investasi (investment) adalah penggunaan modal keuangan sebagai sebagai

suatu upaya untuk menciptakan uang lebih banyak (the use of financial capital in an

affort to create more money). Jadi, investasi adalah upaya investor melepaskan

konsumsi hari ini dalam upaya untuk mendapatkan tingkat konsumsi lebih baik

(tinggi) di masa mendatang. Investasi juga merupakan sarana yang digunakan untuk

membuat uang lebih banyak (make more money).55

54

Henry Faizal Noor, Investasi, Pengelola Keuangan dan Pengembangan Masyarakat, (Jakarta : Mitra Wacana Media, 2014), hal xvii

55

(48)

Investasi pada hakekatnya merupakan penempatan sejumlah dana pada saat

ini dengan harapan untuk memperoleh keuntungan di masa mendatang.56 Setiap

usaha penanaman investasi harus diarahkan kepada kesejahteraan masyarakat.

Artinya, dengan adanya investasi yang ditanamkan para investor dapat meningkatkan

kualitas masyarakat Indonesia.57

Investasi dapat pula diartikan penanaman modal dalam suatu kegiatan yang

memiliki jangka waktu relatif panjang dalam berbagai bidang usaha. Penanaman

modal yang ditanamkan dalam arti sempit berupa proyek tertentu baik bersigat fisik

ataupun nonfisik.

58

UKM yang ada di Indonesia serta sumbangsinya terhadapa perekonomian

Indonesia, dan yang paling mendasar adalah upaya pemerintah dalam

mengembanngkan UKM yang ada di Indonesia dalam mempersiapkan diri

menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN. Sebelum kita memaparkan terkait

program apa saja yang telah dilaksanakan pmerintah dalam pemebrdayaan UKM,

akan kita jelaskan terlebih dahulu profil UKM yang ada di Indonesia. Usaha Kecil

dan Menengah dapat memberikan sumbagan positif terhadap pembagunan ekonomi

Indonesia. Menyumbang disektor pendapatan bruto daerah (PDB), dan mmbuka

lapangan usaha serta dapat mungurangi kesenjangan gap dalam hal pendapatan.

Usaha kecil dan menengah juga merupakan tulang punggung perekonomian ASEAN.

56

Irham Fahmi, Studi Kelayakan Bisnis dan Keputusan Investasi, (Jakarta : Mitra Wacana Media, 2014), hal 8

57

Salim HS dan Budi Sutrisno, Op.Cit, hal 10

58

Referensi

Dokumen terkait

Arti penting dari manajemen sumber daya manusia dalam dekade mendatang mendorong kita untuk menemukan solusi yang telah terbukti efektifitasnya ketimbang

Setiap pasien baru di terima di loket pendaftaran, dan akan diwawancarai oleh petugas guna mendapatkan informasi mengenai data identitas sosial pasien yang

DSA merupakan suatu tanda tangan elektronik yang dapat digunakan untuk membuktikan keaslian identitas pengirim atau penandatangan dari suatu pesan atau dokumen

Diperlukan sinergi yang baik antara Pemda Solo, Koperasi Sentra atau paguyuban, dan para pengusaha batik didorong oleh kekuatan yang ada yang merupakan pencangkokan paguyuban/koperasi

Kernel Ridge Regression (KRR) [22] is a kernel method classifier model which uses the kernel trick. Instead of learning a fixed set of parameters for the input features,

Diasumsikan bahwa auditor perempuan lebih membutuhkan waktu yang cukup lama dalam pertimbangan dalam penentuan audit judgment , hal ini berbeda dengan auditor laki-laki

Iklim politik negara Indonesia pada tahun 1955 (tahun penyelenggaraan pemilu yang pertama di Indonesia) adalah

Nilai jual yang rendah ini diharapkan mampu ditingkatkan dengan penggunaan nanoselulosa dari bahan daun ubi jalar merah untuk aplikasi masker gel.. Sifat mekanik masker