• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

E. Uji Sifat Fisik, Validasi dan Stabilitas Gel Hand Sanitizer

1. Daya sebar

Daya sebar gel hand sanitizer merupakan salah satu respon yang penting didalam penentuan formula optimal sediaan hand sanitizer. Hasil uji daya sebar yang didapatkan pada percobaan ini kemudian diolah menggunakan program desain faktorial dan didapatkan data sebagai berikut :

Tabel XII. Pengaruh a,b dan ab Terhadap Daya Sebar

Faktor Persen Kontribusi

HPMC 77,00%

Gliserin 17,43%

Interaksi HPMC-Gliserin 3,87%

Pure error 1,70%

Pada tabel XII. dapat dilihat bahwa faktor yang paling berpengaruh terhadap penentuan nilai daya sebar adalah HPMC karena berkontribusi sebesar 77,00% terhadap respon daya sebar yang dihasilkan, gliserin memiliki pengaruh sebesar 17,43% dan interaksi antara HPMC dan gliserin berpengaruh sebesar 3,87% terhadap respon daya sebar. Pada data ini terdapat pengaruh kesalahan sebesar 1,70% hal ini dikarenakan ketidak linearan antara konsentrasi dengan respon daya sebar yang dihasilkan.

Tabel XIII. Pengaruh a,b dan ab Terhadap Signifikansi Nilai Daya Sebar

Faktor p-value

HPMC < 0,0001 Gliserin < 0,0001 Interaksi HPMC-Gliserin 0,0027

Pada tabel XIII. Dapat dilihat bahwa model desain faktorial yang dibuat berpengaruh signifikan terhadap respon daya sebar yang dihasilkan, terbukti dari nilai p (0,0001) ≤ 0,05. Pada gambar 5. juga terlihat bahwa HPMC (a), gliserin (b) dan interaksi antara HPMC dan gliserin (ab) memiliki pengaruh signifikan terhadap respon daya sebar yang dihasilkan terbukti dari nilai p a dan b sebesar (0,0001) dan nilai p ab sebesar (0,0027).

Gambar 4. Interaksi HPMC Terhadap Daya Sebar

Pada gambar 4. dapat terlihat bahwa nilai HPMC berbanding terbalik dengan nilai daya sebar yang dihasilkan. Hal ini terbukti dari menurunnya nilai daya sebar seiring dengan meningkatnya konsentrasi HPMC yang digunakan baik

pada konsentrasi gliserin level tinggi dan level rendah. Garis merah menandakan level tinggi dan garis hitam menandakan level rendah.

Gambar 5. Interaksi Gliserin Terhadap Daya Sebar

Pada gambar 5. dapat terlihat bahwa nilai gliserin berbanding terbalik dengan nilai daya sebar yang dihasilkan. Hal ini terbukti dari menurunnya nilai daya sebar seiring dengan meningkatnya konsentrasi gliserin yang digunakan baik pada konsentrasi HPMC level tinggi maupun level rendah. Garis merah menandakan level tinggi dan garis hitam menandakan level rendah.

Dari hasil pengujian daya sebar gel diperoleh suatu persamaan berdasarkan desain faktorial, yaitu Y = 19,68621 – 2,69885Xa – 0,14897Xb + 0,025747XaXb. Notasi Y adalah respon area optimal, a jumlah HPMC, b jumlah gliserin dan ab

adalah interaksi antara HPMC dan gliserin. Berdasarkan persamaan desain faktorial tersebut didapatkan suatu contour plot sebagai berikut :

Gambar 6. Contour Plot Daya Sebar

Pada gambar 6. terlihat contour plot daya sebar gel hand sanitizer dapat digunakan menentukan area optimum untuk memperoleh respon daya sebar yang dikehendaki, terbatas pada level HPMC dan gliserin yang diteliti. Warna biru menandakan nilai respon daya sebar yang rendah dan warna merah menandakan respon daya sebar yang tinggi. Daya sebar yang optimal diharapkan dapat menjamin kemudahan dalam pemerataan gel saat diaplikasikan. Area optimum yang dipilih pada contour plot daya sebar adalah area dengan range 5,883 - 8,333 cm (bagian pada gambar yang ditandai dengan notasi).

Dengan hasil pengujian sifat fisik tersebut diharapkan gel hand sanitizer yang dihasilkan dapat diterima oleh masyarakat karena sifat fisiknya telah sesuai dengan produk hand sanitizer yang telah beredar di masyarakat saat ini.

2. Viskositas

Viskositas gel hand sanitizer merupakan salah satu respon yang menentukan didalam penentuan formula optimal sediaan hand sanitizer. Hasil uji viskositas yang didapatkan pada percobaan ini kemudian diolah menggunakan program desain faktorial dan didapatkan data sebagai berikut :

Tabel XIV. Pengaruh a,b dan ab Terhadap Viskositas

Faktor Persen Kontribusi

HPMC 85,33%

Gliserin 12,61%

Interaksi HPMC-Gliserin 6,497x10-5%

Pure error 2,05%

Pada tabel XIV. dapat dilihat bahwa faktor yang paling berpengaruh terhadap penentuan nilai viskositas adalah HPMC karena berkontribusi sebesar 85,33% terhadap respon viskositas yang dihasilkan, gliserin memiliki pengaruh sebesar 12,61% dan interaksi antara HPMC dan gliserin berpengaruh sebesar 0,0000649% terhadap respon viskositas.

Tabel XV. Pengaruh a,b dan ab Terhadap Signifikansi Nilai Viskositas

Faktor p-value

HPMC < 0,0001 Gliserin 0,0001 Interaksi HPMC - Gliserin 0,9877

Pada tabel XV. Dapat dilihat bahwa model desain faktorial yang dibuat berpengaruh signifikan terhadap respon viskositas yang dihasilkan, terbukti dari nilai p (0,0001) ≤ 0,05. Pada tabel XV. juga terlihat bahwa HPMC (a), gliserin (b)

memiliki pengaruh signifikan terhadap respon daya sebar yang dihasilkan terbukti dari nilai p a dan b sebesar (0,0001). Sedangkan interaksi antara HPMC dan gliserin (ab) tidak memiliki pengaruh signifikan terhadap nilai viskositas yang dihasilkan terbukti dari nilai p ab sebesar 0,9877 ≥ 0,05.

Gambar 7. Interaksi HPMC Terhadap Viskositas

Pada gambar 7. dapat terlihat bahwa nilai HPMC berbanding lurus dengan nilai viskositas yang dihasilkan. Hal ini terbukti dari meningkatnya nilai viskositas seiring dengan meningkatnya konsentrasi HPMC yang digunakan baik pada konsentrasi gliserin level tinggi dan level rendah. Garis merah menandakan level tinggi dan garis hitam menandakan level rendah.

Gambar 8. Interaksi Gliserin Terhadap Viskositas

Pada gambar 8. dapat terlihat bahwa nilai gliserin akan berbanding lurus dengan nilai viskositas yang dihasilkan. Hal ini terbukti dari menurunnya nilai daya sebar seiring dengan meningkatnya konsentrasi HPMC yang digunakan baik pada konsentrasi gliserin level tinggi dan rendah.

Dari hasil pengujian viskositas gel diperoleh suatu persamaan berdasarkan desain faktorial, yaitu Y = -1,07062 + 0,32272Xa + 4,34244x10-3Xb – 1,55218x10-5Xab. Notasi Y adalah respon area optimal, a adalah jumlah HPMC dan b adalah jumlah gliserin. Berdasarkan persamaan desain faktorial tersebut didapatkan suatu contour plot sebagai berikut :

Gambar 9. Contour Plot Viskositas

Pada gambar 9. terlihat contour plot viskositas gel hand sanitizer dapat digunakan menentukan area optimum untuk memperoleh respon viskositas yang dikehendaki, terbatas pada level HPMC dan gliserin yang diteliti. Warna biru menandakan nilai respon viskositas yang rendah dan warna merah menandakan respon viskositas yang tinggi. Viskositas yang optimal diharapkan dapat menjamin kemudahan saat pengemasan dan juga kenyamanan saat digunakan. Hand sanitizer yang terlalu viskos tidak baik karena akan terasa lengket saat digunakan. Area optimum yang dipilih pada contour plot vikositas adalah area dengan range 0,2670267 – 0,6641122 Pa.s (bagian pada gambar yang ditandai dengan notasi).

F. Validasi

Dari uji daya sebar dan viskositas diperoleh persamaan berdasarkan desain faktorial, persamaan tersebut menghasilkan counter plot viskositas dan daya sebar. Area optimum dari masing – masing contour plot tersebut kemudian digabungkan untuk mendapatkan contour plot super imposed, sehingga diperoleh area optimal dalam batas level yang diteliti. Berdasarkan area – area optimum yang terpilih pada masing - masing uji daya sebar dan viskositas hand sanitizer yang dilakukan didapatkan grafik super imposed (overlay plot) dalam satu counter plot (gambar 10). Dari grafik tersebut diketahui area komposisi HPMC dan gliserin yang dapat menghasilkan karakteristik sifat fisik yang dikehendaki untuk formula hand sanitizer minyak atsiri jeruk bergamot.

Gambar 10. Contour Plot Super Imposed

Dari gambar 10. dapat terlihat bahwa area yang berwarna kuning merupakan area optimal yang dapat menghasilkan karakteristik sifat fisik gel hand

sanitizer yang dikehendaki. Pada penelitian ini dilakukan validasi untuk memastikan area dari counter plot super imposed benar menunjukkan hasil yang valid, dengan memilih secara acak satu dari 100 sampel yang optimal hasil counter plot super imposed yang didapatkan. Formula yang didapat untuk validasi pada penelitian ini adalah formula dengan jumlah HPMC sebanyak 4,0039 gram (1,6017%) dan gliserin sebanyak 33.9919 gram (13,5968%) didalam sediaan total 250 gram (100%). Validasi dilakukan pada 1 titik dengan tiga kali replikasi. Hasil validasi yang didapatkan adalah sebagai berikut :

Tabel XVI. Hasil Pengujian Validasi Formula Viskositas (Pa.s) Daya sebar (cm)

Teoritis Hasil Teoritis Hasil Replikasi 1 0,36694 0,35024 7,34587 7,25 Replikasi 2 0,36694 0,36331 7,34587 7,03 Replikasi 3 0,36694 0,36336 7,34587 9,95

Selanjutnya data pengujian validasi dan data teoritis diolah menggunakan uji T dengan taraf kepercayaan 95% untuk melihat apakah terdapat perbedaan signifikan. Nilai p-value ≥ 0,05 menandakan bahwa hasil menunjukkan perbedaan tidak bermakna. Berdasarkan hasil uji T dapat dikatakan bahwa hasil berbeda tidak bermakna untuk uji viskositas dan daya sebar. Nilai p-value untuk daya sebar dan viskositas adalah 0,09519 dan 0,2094.

Berdasarkan hasil dari percobaan validasi yang dilakukan maka dapat disimpulkan bahwa penelitian ini telah secara valid menemukan area optimal untuk sediaan gel hand sanitizer dengan karakteristik sifat fisik (viskositas dan daya sebar) yang dikehendaki. Formula yang telah divalidasi juga terasa cukup

nyaman dan tidak lengket ketika digunakan. Hal ini dikarenakan sifat fisik yang sudah memenuhi kriteria sediaan hand sanitizer yang baik.

Dokumen terkait