• Tidak ada hasil yang ditemukan

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Sifat Fisis Papan Partikel 1.Kerapatan

4.1.3. Daya Serap Air

Papan partikel yang berkualitas baik adalah papan partikel yang dapat menyerap air serendah mungkin. Untuk menguji besarnya daya serap air papan partikel maka dilakukan perendaman selama dua jam dan 24 jam. Papan partikel dengan target kerapatan 0,4 g/cm3 memiliki rata-rata nilai daya serap air pada perendaman selama dua jam sebesar 89,51 %, dengan nilai tertinggi sebesar 117,14 %adalah papan partikel dari jenis kayu sengon, dan nilai terendah sebesar 67,26 % adalah papan partikel dari jenis kayu campuran. Sedangkan papan partikel dengan target kerapatan 0,6 g/cm3 memiliki nilai rata-rata daya serap air pada perendaman selama dua jam sebesar 43,14 %, dengan nilai tertinggi sebesar 58,08 %adalah papan partikel dari jenis kayu sengon, dan nilai terendah sebesar

25,79 % adalah papan partikel dari jenis kayu campuran. Nilai daya serap air pada perendaman selama dua jam dapat dilihat pada Gambar 5.

Gambar 5 Daya serap air papan partikel pada perendaman dua jam.

Dapat dilihat pada Gambar 5 bahwa seluruh papan partikel dari seluruh jenis kayu memiliki nilai daya serap air pada perendaman dua jam yang lebih tinggi pada target kerapatan 0,4 g/cm3 dibandingkan dengan target kerapatan 0,6 g/cm3.

Nilai daya serap air papan partikel selama perendaman 24 jam pada target kerapatan 0,4 g/cm3 memiliki nilai rata-rata sebesar 123,92 %, dengan nilai tertinggi sebesar 144,10 %adalah papan partikel dari jenis kayu sengon, dan nilai terendah sebesar 105,51 % adalah papan partikel dari jenis kayu campuran. Sedangkan papan partikel dengan target kerapatan 0,6 g/cm3 memiliki nilai rata-rata daya serap air pada perendaman selama 24 jam yang dihasilkan sebesar 74,8 %, dengan nilai tertinggi sebesar 87,10 % adalah papan partikel dari jenis kayu cempaka, dan nilai terendah sebesar 59,39 % adalah papan partikel dari jenis kayu manglid. Nilai daya serap air pada perendaman selama 24 jam dapat dilihat pada Gambar 6. 0.00 20.00 40.00 60.00 80.00 100.00 120.00 140.00

sengon cempaka manglid campuran

DA Y A S E R A P A IR (% ) JENIS KAYU Target 0.4 Target 0.6

Gambar 6. Daya Serap air papan partikel pada perendaman 24 jam

Pada Gambar 6 dapat dilihat bahwa seluruh papan partikel dari seluruh jenis kayu memiliki nilai daya serap air pada perendaman 24 jam yang lebih tinggi pada target kerapatan 0,4 g/cm3 dibandingkan dengan target kerapatan 0,6 g/cm3, sama halnya dengan daya serap air papan partikel pada saat perendaman dua jam. Hal ini menunjukkan bahwa semakin tinggi nilai kerapatan papan partikel maka nilai daya serap airnya akan semakin rendah, atau air akan semakin sulit untuk masuk ke dalam papan partikel. Sementara itu standar JIS A 5908-2003 tidak menetapkan ketentuan mengenai nilai daya serap air, akan tetapi pengujian daya serap air harus dilakukan untuk mengetahui kemampuan papan partikel untuk menyerap air.

Berdasarkan hasil analisis keragaman pada Lampiran 5 dengan menggunakan uji F pada tingkat kepercayaan 95 % diperoleh nilai signifikansi

yang lebih kecil dari α (α=0,05), sehingga untuk jenis kayu pada perendaman

selama dua jam F hitung lebih besar dari F tabel, hal ini menyatakan bahwa perbedaan jenis kayu yang digunakan telah menyebabkan perbedaan nilai daya serap air papan partikel. Hasil uji lanjut Duncan yang terdapat pada Lampiran 6 menunjukkan bahwa jenis kayu sengon dan cempaka adalah jenis yang memiliki nilai daya serap air papan partikel pada perendaman selama dua jam yang paling tinggi. Namun apabila analisis keragaman dilakukan pada papan partikel dalam masing-masing target kerapatan, maka nilai daya serap air papan partikel pada perendaman selama dua jam tidak berbeda antara jenis kayu yang satu dengan lainnya. Kemudian untuk nilai daya serap air pada perendaman selama 24 jam

0.00 20.00 40.00 60.00 80.00 100.00 120.00 140.00 160.00

sengon cempaka manglid campuran

DA Y A S E R A P A IR (% ) JENIS KAYU Target 0.4 Target 0.6

menunjukkan nilai F hitung yang lebih kecil dari F tabel, sehingga jenis kayu yang berbeda tidak menyebabkan perbedaan nilai daya serap air papan partikel, baik itu pada target kerapatan 0,4 g/cm maupun 0,6 g/cm3. Sedangkan target kerapatan yang ditingkatkan telah meningkatkan pula nilai daya serap air papan partikel secara keseluruhan, hal ini ditunjukkan oleh nilai F hitung yang lebih besar dari F tabel. Papan partikel dengan target kerapatan 0,4 g/cm3 memiliki nilai daya serap air yang lebih tinggi dibandingkan papan partikel dengan target kerapatan 0,6 g/cm3. Akan tetapi hal tersebut tidak terjadi pada papan partikel dari jenis cempaka dan campuran yang telah menghasilkan nilai daya serap air yang sama.

Pada proses pembuatan papan partikel ini juga ditambahkan parafin sebagai bahan aditif yang dapat mengurangi daya serap air, sesuai dengan Haygreen dan Bowyer (1989) yang menyatakan bahwa ada beberapa bahan aditif yang dapat ditambahkan pada papan komposit dan yang paling banyak digunakan adalah wax. Penambahan bahan aditif dapat meningkatkan tingkat resistensi papan partikel terhadap serangan air. Namun penambahan parafin tidak menutup kemungkinan untuk tetap terjadinaya penyerapan air dalam jumlah yang tinggi, Ariyani (2009) menyatakan bahwa hal ini dapat disebabkan oleh beberapa faktor, yaitu proses pengempaan yang kurang optimal sehingga ikatan antar partikel tidak terlalu padat yang selanjutnya dapat menyebabkan air mudah masuk ke dalam rongga-rongga papan partikel. Faktor lainnya adalah proses penaburan partikel kayu yang tidak merata dan seragam pada saat proses pencetakan sehingga kepadatan papan menjadi berbeda-beda pada setiap bagiannya. Faktor terakhir adalah karena perekat UFadalah perekat yang kurang tahan terhadap air, sehingga air dapat dengan mudah merusak ikatan-ikatan antara perekat dan partikel kayu. Hal ini juga dijelaskan oleh Maloney (1993) yang menyatakan bahwa terdapat kelemahan utama perekat urea formaldehida yaitu terjadi kerusakan pada ikatannya terutama disebabkan oleh air dan kelembaban.

Djalal (1948) dalam Jatmiko (2006) menyatakan bahwa selain ketahanan perekat terhadap air dan absorpsi bahan baku, terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi besarnya penyerapan air papan partikel yaitu adanya saluran kapiler yang menghubungkan antar ruang kosong, volume ruang kosong diantara

partikel, dalamnya penetrasi perekat terhadap partikel dan luas permukaan partikel yang tidak ditutupi perekat. Sementara itu penelitian Alam (2009) yang melakukan perlakuan pendahuluan dengan merendaman partikel kayu, menyatakan bahwa dengan perlakuan rendaman dingin dapat melarutkan zat ekstraktif sehingga dapat meningkatkan kemampuan perekat dalam menembus dinding sel, akibatnya proses perekatan berlangsung dengan baik.

Dokumen terkait