• Tidak ada hasil yang ditemukan

Bab II Kerangka Teori

3.4. Defenisi Konsep

Berikut ini didefenisikan beberapa point yang digunakan untuk mempermudah pemahaman terhadap istilah-istilah dalam penelitian, yaitu:

1. Tingkat pendidikan

Dengan pendidikan seseorang dapat berpikir dengan melihat dari berbagai sudut pandang dan dapat membantu memecahkan masalah yang menjadi hambatan seorang wirausaha untuk menjalankan bisnisnya.

2. Nilai pribadi

Karena nilai-nilai pribadi yang sangat sulit diukur sehingga seseorang memutuskan dirinya untuk menjadi seorang wirausaha.

3. Faktor umur

Merupakan sesuatu hal yang sangat menentukan seseorang untuk menjadi seorang wirausaha, dalam beberapa literatur dikatakan bahwa seseorang menjadi wirausaha dimulai pada umur 25 sampai dengan 30 tahun.

4. Pengalaman kerja di masa lalu

Dengan pengalaman yang dimilikinya berarti dia sudah memiliki modal berupa pengetahuan, pengalaman serta pembelajaran yang sangat berguna bagi bisnis yang dijalankannya.

5. Berani mengambil resiko

Seorang wirausaha tidak menyukai suatu yang hasilnya sudah pasti dan mudah dicapai, seperti menabung uangnya atau kegiatan mengandung resiko rendah. Namun demikian juga seorang wirausaha tidak pula menyukai kegiatan dengan kemungkinan gagal dalam usahanya lebih besar daripada berhasilnya.

6. Kreatif dan Inovatif

Seorang wirausaha sejati tidak menyukai pekerjaan yang mendatar atau yang bersifat rutin. Ia lebih suka melakukan penyempurnaan dari apa yang sudah ada sebelumnya dan senang menemukan dan mengusahakan sesuatu yang belum oernah dibuat orang sebelumnya.

7. Mempunyai Visi

Wirausaha sukses adalah orang yang visioner, yang memiliki bayangan atau gambaran masa depan yang akan dicapai.

8. Mempunyai tujuan yang berkelanjutan

Seorang wirausaha sukses mampu merumuskan tujuan yang jelas, menantang namun realitas. Baik tujuan jangka panjang, menegah, mamupun jangka pendek.

9. Percaya Diri

Wirausaha yang sukses mempunyai rasa percaya diri yang kuat. Ia optimis (percaya dan yakin) bahwa apa yang dilakukan akan berhasil sesuai dengan harapannya, walaupun banyak orang yang meragukannya.

10.Mandiri

Seorang wirausaha adalah orang yang mandiri, tidak mau hidupnya tergantung dengan orang lain. Ia juga pantang diberi pertolongan orang lain, kecuali kalau memang benar-benar sudah tidak mampu untuk berbuat.

11.Aktif, Enerjik, dan Menghargai Waktu

Seorang wirausaha sejati biasanya tidak mau diam dan tidak mudah putus dengan yang sudah ada. Ia bekerja kalau perlu sampai 24 jam sehari dalam rangka mencapai prestasi usahanya. Waktu baginya sangat berharga.

12.Memiliki konsep diri positif

Wirausaha sejati adalah orang yang memiliki konsep diri positif. Ia adalah orang yang terbuka terhadap kritik, karena kritik sangat berguna bagi diri sendiri atau usahanya.

13.Berpikir Positif

Ia senantiasa membiasakan diri bersikap dan berprilaku positif terhadap konsumen, karyawan, pesaing, mitra bisnis, serta kegagalan yang pernah menimpanya.

14.Bertanggung Jawab Secara Pribadi

Seorang wirausaha sejati, apabila kurang atau belum berhasil mencapai tujuan usahanya, maka ia tidak begitu mudah menyalahkan faktor-faktor diluar dirinya. Ia akan konsisten bertanggung jawab ketika keputusan- keputusan yang telah diambilnya ternyata kurang/tidak tepat.

15.Menggunakan Umpan Balik

Apabila menghadapi suatu kepahitan dalam usahanya, seorang wirausaha sejati tidak mudah begitu saha meloncat ke usaha lain yang sama sekali berbeda.

a. Teknik Pengumpulan Data

i. Teknik Pengumpulan Data Primer

Teknik pengumpulan data primer yaitu pengumpulan data yang diperoleh melalui kegiatan penelitian langsung ke lokasi penelitian untuk mencari data-data yang lengkap dan berkaitan dengan masalah yang diteliti. Teknik ini dapat dilakukan dengan cara :

a. Wawancara, yaitu teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan langsung kepada pihak-pihak yang terkait dengan suatu tujuan untuk memperoleh informan yang dibutuhkan. Metode ini dipakai untuk informan yang berhubungan dan memiliki relevansi terhadap masalah yang berhubungan dengan penelitian.

b. Observasi, yaitu teknik pengumpulan data dengan mengamati mengamati secara langsung objek penelitian dengan mencatat gejala-gejala yang ditemukan di lapangan untuk melengkapi data-data yang diperlukan sebagai acuan yang berkenaan dengan topik penelitian.

c. Dokumentasi, yaitu catatan peristiwa yang sudah berlalu. Dokumentasi bisa berbentuk tulisan, gambar, atau karya-karya monumental dari seseorang. Dokumentasi yang berbentuk gambar foto, gambar hidup, sketsa, dan lain-lain. Hasil penelitian dari observasi dan wawancara akan lebih dipercaya kalau didukung oleh dokumentasi tersebut.

ii. Teknik Pengumpulan Data Sekunder

Teknik pengumpulan data sekunder adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan melalui pengumpulan kepustakaan yang dapat mendukung data primer. Adapun pengumpulan data sekunder yang dilakukan adalah :

a. Studi Kepustakaan, yaitu pengumpulan sata yang diperoleh dari buku- buku, jurnal, intenet dan sumber-sumber lain yang berkaitan dengan masalah yang dibahas dalam penelitian.

b. Studi Dokumentasi, yaitu teknik pengumpulan data dengan menggunakan catatan-catatan atau dokumen-dokumen yang ada di lokasi penelitian serta sumber-sumber lain yang berkaitan dengan objek penelitian.

iii. Teknik Analisis Data

Sesuai dengan metode penelitian, teknik analisis data yang digunakan peneliti dalam penelitian ini adalah teknik analisis data kualitatif.Analisis data kualitatif dilakukan sejak sebelum memasuki lapangan, selama di lapangan, dan setelah selesai lapangan (Sugiyono, 2012:428-438).

a. Analisis sebelum di lapangan

Penelitian kualitatif telah melakukan analisis data sebelum peneliti memasuki lapangan. Anilisi dilakukan terhadap data hasil studi pendahuluan, yang akan untuk menentukan focus penelitian.

b. Analisis selama di lapangan

Analisis data dalam penelitian kualitatif, dilakukan pada saat pengumpulan data berlangsung, dan setelah selesai pengumpulan data dalam periode tertentu. Pada saat wawancara peneliti sudah melakukan analisis terhadap jawaban yang diwawancarai. Bila jawaban yang diwawancarai setelah analisis terasa belum memuaskan, maka peneliti akan melanjutkan pertanyaan lagi sampai tahap tertentu sehingga diperoleh data yang dianggap kredibel.

Adapun aktivitas dalam analisis data di lapangan menurut model Miles and Huberman yaitu data reduction (reduksi data), data display (penyajian data), dan data conclusion drawing/ verification (penarikan kesimpulan dan verifikasi).

1. Data Reduction (Reduksi Data)

Data yang diperoleh dari lapangan jumlahnya cukup banyak, untuk itu maka perlu dicatat secara teliti dan rinci. Untuk itu perlu segera dilakukan analisi data melalui reduksi data.Mereduksi berarti merangkum, memilih hal-hal yang pokok, memfokuskan, pada hal-hal yang penting, dicari tema dan polanya dan membuang yang tidak perlu. Dalam hal ini peneliti merangkum semua jawaban dari responden serta memilih jawaban- jawaban mana yang penting untuk di bahas sehingga hal-hal yang menurutnya tidak penting dibuang.

2. Data Display (Penyajian Data)

Setelah data direduksi, maka langkah selanjutnya adalah mendisplaykan data.Dalam penelitian kualitatif, penyajian data bisa dilakukan dalam bentuk uraian singkat, bagan, hubungan antar kategori dan lain-lainnya. Dengan mendisplaykan data, maka akan memudahkan peneliti untuk memahami apa yang terjadi, merencanakan kerja selanjutnya berdasarkan apa yang telah dipahami.

Dalam hal ini peneliti menyajikan data informan berupa karakteristik informan, kemudian setiap jawaban yang sudah dirangkum oleh peneliti akan dianalisis pada pembahasan sehingga mudah dipahami.

3. Conclusion Drawing/ Verification (Penarikan Kesimpulan/ Verifikasi) Kesimpulan awal yang dikemukakan masih bersifat sementara, dan akan berubah bila tidak ditemukan bukti-bukti yang kuat dan mendukung pada

tahap pengumpulan data berikutnya. Tetapi apabila kesimpulan yang dikemukakan pada tahap awal, didukung oleh bukti-bukti yang valid dan konsisten saat peneliti kembali ke lapangan mengumpulkan data, maka kesimpulan yang dikemukakan merupakan kesimpulan yang kredibel. Dalam hal ini semua jawaban informan yang telah dianalisis pada pembahasan sedemikian rupa, sehingga peneliti dapat menyimpulkan bagaimana hubungan antara karakteristik wirausaha terhadap sikap wirausaha.

Dokumen terkait