ANALISIS KARAKTERISTIK WIRAUSAHA
TERHADAP SIKAP WIRAUSAHA
(Studipada Usaha Kue Basah Melati Chatering Jl.Amaliun Medan)
SKRIPSI
Disusun dan Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Guna Menyelesaikan Pendidikan Sarjana (S-1) pada Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik
Universitas Sumatera Utara
Oleh:
090907019 DINDIYA PUTRI
PROGRAM STUDI ADMINISTRASI NIAGA/BISNIS
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRASI NIAGA/BISNIS
HALAMAN PENGESAHAN
Skripsi ini telah dipertahankan didepan panitia penguji
Skripsi Departemen Ilmu Administrasi Niaga/Bisnis
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Universitas Sumatera Utara
Oleh:
Nama : Dindiya Putri
Nim : 090907019
Program : IlmuAdministrasiNiaga/Bisnis
Judul : Analisis Karakteristik Dan Perilaku Wirausaha Kue Basah
(Studipada Melati Chatering Jl.Amaliun Medan)
Yang dilaksanakan pada:
Hari/Tanggal :
Pukul :
Tempat :
TIM PENGUJI
Ketua Penguji : ( )
Penguji I : ( )
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRASI NIAGA/BISNIS
HALAMAN PERSETUJUAN
Hasil skripsi ini telah disetujui untuk dipertahankan dan diperbanyak oleh:
Nama : Dindiya Putri
Nim : 090907019
Program : IlmuAdministrasiNiaga/Bisnis
Judul : Analisis Karakteristik Dan Perilaku Wirausaha Kue Basah
(Studipada Melati Chatering Jl.Amaliun Medan)
Medan, 2013
Pembimbing Ketua Program Studi
Lagut Sutandra, S.Sos.MSP Prof. Dr.MarlonSihombing,M.A NIP: NIP: 195908161986111001
Dekan
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Prof.Dr.Badaruddin,M.Si NIP:196805251992031002
KATA PEGANTAR
Bismillahirahmanirahim
Assalamualikum Wr.Wb
Puji syukur saya ucapkan kepada Allah SWT yang telah memberikan
rahmat dan karuniaNya sehingga saya dapat menyelesaikan skripsi ini dengan
sebaik mungkin. Shalawat beriring salam tak lupa saya persembahkan kepada
Nabi Muhammad SAW beserta para keluarga yang senantiasa menjadi tauladan
bagi umat islam. Semoga kita selalu mendapatkan syafa’atnya di hari akhir kelak.
Adapun skripsi saya berjudul “Analisis Karakteristik Terhadap Sikap Wirausaha Melati Chatering di Medan”. Penelitian ini bertujuan menganalisis karakteristik dan perilaku wirausaha kue basah Melati Chatering, menganalisis
faktor-faktor perilaku wirausaha kue basah Melati Chatering. Skripsi ini disusun untuk
menyelesaikan program Strata 1 (S-1) di Departemen Administrasi Bisnis/ Niaga
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik.
Skripsi ini saya persembahkan untuk kedua orang tuasaya.Saya ucapkan
banyak terima kasih atas semua cinta, kasih sayang, baik moril ataupun materi
yang telah diberikan kepada saya. Kasih sayang yang Papa dan Mama berikan
tidak akan bisa tergantikan oleh apapun dan tidak akan pernah tergerus oleh
zaman. Dukungan dan nasihat dari Ayah dan Mama membuat saya selalu
Selama proses penyusunan skripsi saya banyak dibantu oleh beberapa pihak.
Selain itu, saya juga ingin mengucapkan banyak terimakasih kepada semua pihak
yang telah membantu, membimbing dan mengarahkan saya dalam menyelesaikan
skripsi ini, yaitu kepada:
1. Bapak Prof. Dr. Badaruddin, M. Si selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara.
2. Bapak Prof. Dr. Marlon Sihombing, M.Aselaku Ketua Departemen Ilmu Administrasi Bisnis/ Niaga Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik.
3. Bapak M. Arifin Nasution, S. Sos, M.Si selaku Sekretaris Departemen Ilmu Administrasi Bisnis/ Niaga Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik.
4. Bapak Lagut Sutandra, S.Sos. MSP selaku dosen pembimbing yang telah meluangkan waktunya untuk membimbing dan mengarahkan saya
sehingga saya dapat menyelesaikan skripsi ini.
5. Bapak /Ibu Staf Pengajar di Fisip USU yang telah berjasa dalam memberikan ilmu, nasehat serta arahan kepada saya selama saya menimba
Ilmu di Departemen Ilmu Administrasi Bisnis/ Niaga Fakultas Ilmu Sosial
dan Ilmu Politik.
6. Staf pegawai Administrasi yang ada di Departemen Ilmu Administarasi
Bisnis/ Niaga yang telah banyak membantu segala urusan administrasi
7. Untuk papa dan mama tercinta H. Ir. Zulikfli Zain dan Hj. Evina Yanti
atas kasih sayang dan doa yang selalu diberikan kepada saya dengan tulus
serta penuh kesabaran.
8. Untuk adik-adikku tersayang Meidina Sari dan Rizky Fahru Rahman atas
semua kecerian dan keisengannya tapi tetap mendukung penuh
keberhasilan saya.
9. Untuk Razali Fauzi Azhari Lubis tersayang terimakasih untuk semua cinta,
dukungan, doa, semangat yang selalu diberikan sampai skrispsi ini selesai.
10.Untuk Ibu Enny dan Kak Ika selaku pemilik Melati Chatering.
Terimakasih atas waktu, informasi, kesempatan yang diberikan.
11.Untuk “BeTiKi”, Haqi Ramadhan (Bebi), Rizky Mustika (Tika), Rizkita
Nouvelin (Kikid) sahabat yang paling saya sayangi. Terimakasih untuk
semangat, keceriaan, motivasi, kebersamaannya.
12.Untuk teman-teman dekat lainnya Sepin, Soya, Pila, Kiteng, Tami, Dira,
Dinda, Hani, Nadhila, Meta, Wina, dan Robetmi sebagai komting AB
terbaik yang terus memberikan informasi, semangat, motivasi untuk terus
semangat mengerjakan skripsi ini.
13.Teman-Teman AB stambuk 2009 untuk kebersamaannya selama kuliah.
14.Untuk teman-teman SMA terbaik saya Eyi, Ifo, Yanti, Tika yang saling
memberikan semangat satu sama lain. Semoga setelah semua wisuda kita
Medan, Oktober 2013
Penulis,
ABSTRAK
ANALISIS KARAKTERISTIK DAN PERILAKU WIRAUSAHA WIRAUSAHA KUE BASAH
(Studipada Melati Chatering Jl. Amaliun Medan) Nama : Dindiya Putri
NIM : 090907019
Prodi : Ilmu Administrasi Niaga/Bisnis Fakultas : Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Pembimbing : Lagut Sutandra, S.Sos. MSP
Saat ini pengangguran telah mencapai angka yang sangat tinggi dan menjadi masalah utama yang terus dihadapi oleh pemerintah. Setiap tahun lulusan perguruan tinggi dan sederajat berjumlah jutaan. Namun sulitnya mendapatkan pekerjaan tetap tidak bisa dihindari. Maka saat ini perkembangan UMKM (Usaha Mikro Kecil Menengah) telah sangat populer di kalangan masyarakat. UMKM dianggap sebagai pilihan tepat bagi setiap orang yang sulit mendapatkan pekerjaan. Melalui UMKM telah banyak bermunculan para wirausaha baru yang siap dalam menghadapi persaingan dunia usaha yang semakin ketat. Salah satu UMKM yang sudah lama dan masih aktif menjalankan usahanya adalah Melati Chatering yang berlokasi di jalan Amaliun Medan. Usaha yang Melati Chatering pilih adalah usaha kue basah. Wirausaha Melati Chatering tentunya memiliki perilaku tertentu dalam berusaha yang cukup menarik untuk dikaji.
Tujuan penelitian ini adalah: (1) Mendeskripsikan karakteristik individu dan sikap wirausaha Melati Chatering (2) Menganalisis sikap wirausaha kue basah Melati Chatering (3) Menganalisis hubungan antara karakteristik dengan sikap wirausaha kue basah Melati Chatering.
Pada penelitian ini metode yang digunakan adalah metode deskriptif dengan data kualitatif. Informan dalam penelitian ini dibagi dalam tiga , yaitu informan kunci yaitu pemilik Melati Chatering, informan utama yaitu anak dari pemilik Melati Chatering dan informan tambahan yaitu karyawan tidak tetap Melati Chatering berjumlah 2 orang.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa karakteristik wirausaha kue basah Melati Chatering terdiri dari tingkat pendidikan, nilai pribadi, faktor umur, dan pengalaman kerja berpengaruh apapun dalam mengelola usaha tersebut. Sikap wirausaha Melati Chatering terdiri dari berani menghadapi resiko, kreatif dan inovatif, visi dan misi, tujuan, percaya diri, mandiri, aktif enerjik dan menghargai waktu, konsep diri positif, berpikir positif, tanggung jawab pribadi, serta menerima umpan balik. Ciri sikap wirausaha kesebelasnya dominan terhadap karakteristik wirausaha Melati Chatering. Karakteristik wirausaha memiliki pengaruh yang besar terhadap sebelas ciri sikap wirausaha.
ABSTRACT
ANALYSIS OF CHARACTERISTICS AND ENTREPRENEURIAL BEHAVIOR
ENTREPRENEUR WET CAKE
(Studies on Melati Chatering at Amaliun street Medan)
Name : Dindiya Putri
NIM : 090907019
Prodi : Ilmu Administrasi Niaga/Bisnis Faculty : Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Academic Advisor : Lagut Sutandra, S.Sos. MSP
Currently unemployment has reached a very high and continues to be a major problem faced by the government. Every year college graduates and an equal amount to millions. But the difficulty of getting a permanent job is inevitable. Currently the development of UMKM (Micro, Small and Medium Enterprises) has been very popular among the people. UMKM are considered as the right choice for every person who is difficult to get a job through UMKM have many emerging new entrepreneurs who are ready to face the competitive world of business is getting tougher. UMKM one long and still active in business is located in Melati Chatering Amaliun Medan road. Melati effort is Chatering select cake business. Entrepreneurial Melati Chatering certainly have certain behaviors in the attempt is interesting enough to be studied.
The purpose of this study was : ( 1 ) to describe the characteristics of the individual and entrepreneurial attitude Chatering Bed ( 2) analyze the entrepreneurial attitude cake Melati Chatering ( 3) to analyze the relationship between the characteristics of the entrepreneurial attitude Melati Chatering cake . In this study, the method used is descriptive method with qualitative data . Informants in this study were divided into three , namely the key informant Melati Chatering owner , the key informants Melati Chatering son of the owner and informant added that casual employees amounted to 2 Melati Chatering .
The results showed that the characteristics of entrepreneurial cake Chatering Melati consists of educational level, personal values, age, and work experience have any effect in managing the business. Melati Chatering entrepreneurial attitude consists of bold face risks, creative and innovative, vision and mission, goals, self-confident, independent, active energetic and appreciate the time, positive self-concept, positive thinking, personal responsibility, and receive feedback. Characterize the dominant attitude towards entrepreneurship eleventh Melati Chatering entrepreneurial characteristics. Entrepreneurial characteristics have considerable influence on the eleven traits entrepreneurial attitude.
DAFTAR ISI
Kata Pegantar ... i
Daftar Isi ... ii
Abstrak ... iii
Bab I Pendahuluan ... iv
1.1. ... L atar Belakang ... 1
1.2. ... R umusan Masalah ... 1
1.3. ... T ujuan Penelitian ... 9
1.4. ... M anfaat Penelitian ... 10
Bab II Kerangka Teori ... 10
2.1. karakter Individu ... 11
2.2. Penjelesan Tentang Wirausaha ... 11
2.3. Karakteristik Wirausaha ... 12
2.4. Wirausaha Kue Basah ... 15
2.5.Kue Basah, Macamnya, dan Penetapan Harga ... 16
2.6. Pemasaran Kue Basah ... 17
2.7. Sikap Wirausaha ... 21
2.7.1. Motif Prestasi Sebagai Ciri Wirausaha ... 25
3.1. Bentuk Penelitian ... 33
3.2. Lokasi Penelitian ... 33
3.3. Informan Penelitian ... 33
3.4. Defenisi Konsep ... 34
a. Teknik Pengumpulan Data ... 34
i. Teknik Pengumpulan Data Primer ... 37
ii. Teknik Pengumpulan Data Sekunder ... 38
iii. Teknik Analisis Data ... 39
Bab IV Hasil dan Pembahasan ... 43
4.1. Analisis Berani Mengambil Resiko Terhadap Pendidikan ... 43
4.2. Analisis Berani Mengambil Resiko Terhadap Nilai Pribadi ... 43
4.3. Analisis Berani Mengambil Resiko Terhadap Umur ... 46
4.4.Analisis Berani Mengambil Resiko Terhadap Pengalaman Kerja ... 47
4.5. Analisis Sikap Kreatif Terhadap Pendidikan ... 49
4.6. Analisis Sikap Kreatif Terhadap Nilai Pribadi ... 49
4.7. Analisis Sikap Kreatif Terhadap Umur ... 50
4.8.Analisis Kreatif Terhadap Pengalaman Kerja ... 50
4.9. Analisis Sikap Mempunyai Visi Terhadap Pendidikan ... 51
4.10. Analisis Sikap Mempunyai Visi Terhadap Nilai Pribadi ... 52
4.11. Analisis Sikap Mempunyai Visi Terhadap Umur ... 52
4.13. Analisis Tujuan UsahaTerhadap Pendidikan ... 53
4.14. Analisis Tujuan UsahaTerhadap Nilai Pribadi ... 54
4.15. Analisis Tujuan UsahaTerhadap Umur ... 54
4.16.Analisis Tujuan UsahaTerhadap Pengalaman Kerja ... 55
4.17. Analisis Percaya Diri Terhadap Pendidikan ... 55
4.18. Analisis Percaya Diri Terhadap Nilai Pribadi ... 56
4.19. Analisis Percaya DiriTerhadap Umur ... 57
4.20.Analisis Percaya Diri Terhadap Pengalaman Kerja ... 58
4.21. Analisis Sikap Mandiri Terhadap Pendidikan... 59
4.22. Analisis Sikap Mandiri Terhadap Nilai Pribadi ... 59
4.23. Analisis Sikap Mandiri Terhadap Umur ... 60
4.24.Analisis Sikap Mandiri Terhadap Pengalaman Kerja ... 60
4.25. Analisis Sikap Aktif dan Enerjik Terhadap Pendidikan ... 62
4.26. Analisis Sikap Aktif dan Enerjik Terhadap Nilai Pribadi ... 63
4.27. Analisis Sikap Aktif dan Enerjik Terhadap Umur ... 63
4.28.Analisis Sikap Aktif dan Enerjik Terhadap Pengalaman Kerja ... 64
4.30. Analisis Konsep Diri Positif Terhadap Pendidikan ... 64
4.31. Analisis Konsep Diri Positif Terhadap Nilai Pribadi ... 65
4.32. Analisis Konsep Diri Positif Terhadap Umur ... 65
4.33.Analisis Konsep Diri Positif Terhadap Pengalaman Kerja ... 66
4.35. Analisis Berpikir Positif Terhadap Nilai Pribadi ... 67
4.36. Analisis Berpikir Positif Terhadap Umur ... 68
4.37.Analisis Berpikir Positif Terhadap Pengalaman Kerja ... 68
4.38. Analisis Bertanggung Jawab Terhadap Pendidikan ... 69
4.39. Analisis Bertanggung Jawab Terhadap Nilai Pribadi ... 70
4.40. Analisis Bertanggung Jawab Terhadap Umur ... 71
4.41.Analisis Bertanggung Jawab Terhadap Pengalaman Kerja ... 71
4.42. Analisis Selalu Belajar Umpan Balik Terhadap Pendidikan ... 72
4.43. Analisis Selalu Belajar Umpan Balik Terhadap Nilai Pribadi ... 73
4.44. Analisis Selalu Belajar Umpan Balik Terhadap Umur ... 74
4.45.Analisis Selalu Belajar Umpan Balik Terhadap Pengalaman Kerja ... 75
Bab V Kesimpulan dan Saran ... 76
5.1. Kesimpulan ... 76
5.2. Saran ... 77
Dafar Pustaka ... v
ABSTRAK
ANALISIS KARAKTERISTIK DAN PERILAKU WIRAUSAHA WIRAUSAHA KUE BASAH
(Studipada Melati Chatering Jl. Amaliun Medan) Nama : Dindiya Putri
NIM : 090907019
Prodi : Ilmu Administrasi Niaga/Bisnis Fakultas : Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Pembimbing : Lagut Sutandra, S.Sos. MSP
Saat ini pengangguran telah mencapai angka yang sangat tinggi dan menjadi masalah utama yang terus dihadapi oleh pemerintah. Setiap tahun lulusan perguruan tinggi dan sederajat berjumlah jutaan. Namun sulitnya mendapatkan pekerjaan tetap tidak bisa dihindari. Maka saat ini perkembangan UMKM (Usaha Mikro Kecil Menengah) telah sangat populer di kalangan masyarakat. UMKM dianggap sebagai pilihan tepat bagi setiap orang yang sulit mendapatkan pekerjaan. Melalui UMKM telah banyak bermunculan para wirausaha baru yang siap dalam menghadapi persaingan dunia usaha yang semakin ketat. Salah satu UMKM yang sudah lama dan masih aktif menjalankan usahanya adalah Melati Chatering yang berlokasi di jalan Amaliun Medan. Usaha yang Melati Chatering pilih adalah usaha kue basah. Wirausaha Melati Chatering tentunya memiliki perilaku tertentu dalam berusaha yang cukup menarik untuk dikaji.
Tujuan penelitian ini adalah: (1) Mendeskripsikan karakteristik individu dan sikap wirausaha Melati Chatering (2) Menganalisis sikap wirausaha kue basah Melati Chatering (3) Menganalisis hubungan antara karakteristik dengan sikap wirausaha kue basah Melati Chatering.
Pada penelitian ini metode yang digunakan adalah metode deskriptif dengan data kualitatif. Informan dalam penelitian ini dibagi dalam tiga , yaitu informan kunci yaitu pemilik Melati Chatering, informan utama yaitu anak dari pemilik Melati Chatering dan informan tambahan yaitu karyawan tidak tetap Melati Chatering berjumlah 2 orang.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa karakteristik wirausaha kue basah Melati Chatering terdiri dari tingkat pendidikan, nilai pribadi, faktor umur, dan pengalaman kerja berpengaruh apapun dalam mengelola usaha tersebut. Sikap wirausaha Melati Chatering terdiri dari berani menghadapi resiko, kreatif dan inovatif, visi dan misi, tujuan, percaya diri, mandiri, aktif enerjik dan menghargai waktu, konsep diri positif, berpikir positif, tanggung jawab pribadi, serta menerima umpan balik. Ciri sikap wirausaha kesebelasnya dominan terhadap karakteristik wirausaha Melati Chatering. Karakteristik wirausaha memiliki pengaruh yang besar terhadap sebelas ciri sikap wirausaha.
ABSTRACT
ANALYSIS OF CHARACTERISTICS AND ENTREPRENEURIAL BEHAVIOR
ENTREPRENEUR WET CAKE
(Studies on Melati Chatering at Amaliun street Medan)
Name : Dindiya Putri
NIM : 090907019
Prodi : Ilmu Administrasi Niaga/Bisnis Faculty : Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Academic Advisor : Lagut Sutandra, S.Sos. MSP
Currently unemployment has reached a very high and continues to be a major problem faced by the government. Every year college graduates and an equal amount to millions. But the difficulty of getting a permanent job is inevitable. Currently the development of UMKM (Micro, Small and Medium Enterprises) has been very popular among the people. UMKM are considered as the right choice for every person who is difficult to get a job through UMKM have many emerging new entrepreneurs who are ready to face the competitive world of business is getting tougher. UMKM one long and still active in business is located in Melati Chatering Amaliun Medan road. Melati effort is Chatering select cake business. Entrepreneurial Melati Chatering certainly have certain behaviors in the attempt is interesting enough to be studied.
The purpose of this study was : ( 1 ) to describe the characteristics of the individual and entrepreneurial attitude Chatering Bed ( 2) analyze the entrepreneurial attitude cake Melati Chatering ( 3) to analyze the relationship between the characteristics of the entrepreneurial attitude Melati Chatering cake . In this study, the method used is descriptive method with qualitative data . Informants in this study were divided into three , namely the key informant Melati Chatering owner , the key informants Melati Chatering son of the owner and informant added that casual employees amounted to 2 Melati Chatering .
The results showed that the characteristics of entrepreneurial cake Chatering Melati consists of educational level, personal values, age, and work experience have any effect in managing the business. Melati Chatering entrepreneurial attitude consists of bold face risks, creative and innovative, vision and mission, goals, self-confident, independent, active energetic and appreciate the time, positive self-concept, positive thinking, personal responsibility, and receive feedback. Characterize the dominant attitude towards entrepreneurship eleventh Melati Chatering entrepreneurial characteristics. Entrepreneurial characteristics have considerable influence on the eleven traits entrepreneurial attitude.
BAB I PENDAHULUAN
1.1Latar Belakang Masalah
Saat ini perkembangan UMKM (Usaha Mikro Kecil Menengah) telah
sangat populer di kalangan masyarakat. UMKM dianggap sebagai pilihan
tepat bagi setiap orang yang sulit mendapatkan pekerjaan namun tetap ingin
mewujudkan karir dan memperoleh pendapatan. Melalui UMKM telah banyak
bermunculan para wirausaha baru yang siap dalam menghadapi persaingan
dunia usaha yang semakin ketat.
Pengangguran merupakan masalah bagi pemerintah yang sulit untuk
diselesaikan. Menurut Miraza (2008:15) penciptaan kesempatan kerja di
tengah suatu masyarakat sejalan dengan kebijakan dan upaya pemerintah di
dalam menjalankan fungsi negara. Pengangguran yang tinggi menggambarkan
perputaran ekonomi dan tingkat kesejahteraan masyarakat yang rendah. Suatu
usaha yang dibangun ditujukan untuk kepentingan orang-orang yang bekerja
dalam usaha tersebut. Tujuan tersebut juga untuk menciptakan kesejahteraan
bagi mereka.
Mindset atau pola pikir itu sangat penting. Data Young Biz Indonesia
Indonesia adalah pengangguran. Setiap tahun lulusan perguruan tinggi dan
sederajat berjumlah jutaan. Hampir sebagian besar dari lulusan itu berorientasi
mencari kerja. Itu pun belum ditambah dengan lulusan tahun sebelumnya yang
jumlahnya jutaan dan masih belum mendapatkan pekerjaan. Hal ini bisa
diibaratkan dengan sebuah kolam ikan (pasar tenaga kerja) yang sudah penuh
dengan jutaan ikan dengan makanan (kebutuhan tenaga kerja) yang sedikit
tetapi setiap tahunnya dimasukkan ikan (pencari kerja) yang baru (Hendro,
2011:7).
Dengan kondisi seperti itu, wirausaha merupakan solusi yang tepat dalam
membuka lapangan pekerjaan baru sehingga angka pengangguran khususnya
di Kota Medan dapat berkurang. Serta mampu berusaha sendiri secara mandiri
untuk mendapatkan pendapatan. Dengan dikembangkannya jiwa
kewirausahaan tentu manusia yang tidak produktif akan berkurang dan
berganti dengan manusia yang produktif, manusia yang merubah nasibnya
berdasarkan pemikiran dan kerjanya sendiri (Miraza, 2008:19-20).
Jenis wirausaha di Kota Medan pun beragam. Berbagai jenis usaha kecil
akan mudah sekali dijumpai di sini. Hal ini menjadi nilai positif dan
memberikan motivasi bagi pengangguran agar mau menjadi seorang
wirausaha. Wirausaha juga tidak bisa diremehkan, karena pendapatan yang
mereka peroleh terbilang cukup besar. Dari UMKM ini juga membuka
peluang bagi para wirausaha untuk lebih mengembangkan usahanya menjadi
Salah satu UMKM yang banyak menjadi pilihan bagi wirausaha adalah
usaha kecil kue basah. Penjualan yang dilakukan pun bervariasi. Bagi
wirausaha yang memiliki modal besar, mereka dapat membuka toko sendiri.
Namun bagi wirausaha yang bermodal kecil, mereka lebih memilih untuk
melakukan usaha di rumah masing-masing.
Kue basah merupakan jenis kue nusantara yang umumnya empuk,
bertekstur lembut, dan tidak dapat bertahan lama (hanya bertahan beberapa
hari atau kurang). Hal ini karena umumnya kue tradisional terbuat dari tepung
beras, gula, dan santan, sehingga lekas basi. Kue basah biasanya dimasak
dengan cara dikukus, direbus, atau digoreng.
Wirausaha yang bermodal kecil lebih memilih melakukan kegiatan
penjualan dan produksi di rumah mereka sendiri. Kue basah yang mereka
tawarkan juga bervariasi dan tidak kalah enak. Namun sedikit sulit dalam
kegiatan promosi karena tidak adanya toko sendiri. Toko sangat berguna bagi
para calon pembeli untuk menemuka lokasi usaha tersebut. Maka dari itu,
promosi yang mereka gunakan biasanya promosi dari mulut ke mulut atau dari
orang ke orang.
Para wirausaha kecil yang menjual kue basah tentunya memiliki perilaku
tertentu dalam berwirausaha agar usahanya menarik untuk diteliti. Perilaku
wirausaha kue basah ini menjadi menarik untuk diteliti karena motivasi
mereka yang tinggi dan untuk berwirausaha. Ini terlihat walaupun usaha
keterbatasan modal serta promosi, dan lain-lain, mereka dapat memperoleh
pelanggan yang banyak. Dimana pelanggan tersebut loyal dan percaya
terhadap kualitas dan rasa kue basah yang mereka tawarkan dibanding usaha
kue kering lainnya yang sudah jauh berkembang dan diketahui di masyarakat
luas.
Salah satu UMKM kue basah yang ada di kota Medan adalah Melati
Chatering. Pemilik utama Melati Chatering bernama Ibu Enny dan ia rutin
dibantu oleh anaknya bernama Ika. Usaha ini telah berjalan kurang lebih 30
tahun. Alasan pemilik menggunakan nama “Melati” pada usahanya hanya
karena suka dengan nama tersebut, dan 30 tahun yang lalu belum ada ide
membuat nama usaha se-kreatif saat ini. Melati Chatering hanya memiliki
struktur organisasi yang sangat sederhana, jika digambarkan adalah sebagai
berikut
Sumber : Hasil wawancara Melati Chatering
lainnya. Hampir setiap hari, ada saja pesanan untuk kue basah. Jadi fokus
penelitian penulis hanya sebatas pesanan kue basah saja.
Melati Chatering sudah berjalan cukup lama. Jika dilihat sekarang ini,
jumlah pelanggan tetap Melati Chatering cukup banyak. Hal ini dapat dilihat
dari adanya order setiap hari, khususnya untuk pemesanan kue basah.
Melati Chatering terletak di Jalan Amaliun Medan. Pemilik utama Melati
Chatering bernama ibu Enny dengan karyawan berjumlah tiga orang. Dengan
keterbatasan karyawan dan modal, Melati Chatering cukup sukses dalam
mempertahankan loyalitas pelanggan yang telah dimilikinya. Melati Chatering
memiliki banyak pelanggan tetap saat ini yang telah mempercayakan kualitas
produk maupun harga yang ditawarkan.
Melati Chatering merupakan salah satu contoh UMKM yang memiliki
semangat dan motivasi yang tinggi untuk terus melanjutkan usahanya. Maka
dari itu, perlu adanya kajian tentang analisis karakteristik dan perilaku
wirausaha kue basah Melati Chatering.
Sepris Yonaldi (2013) melakukan penelitian berjudul “Persepsi
Mahasiswa Taman Siswa Padang Tentang Usaha Kecil Menengah dan
Kewirausahaan”. Dari hasil penelitian Persepsi Mahasiswa Tentang Usaha
Kecil Menegah (UKM) dan Kewirausahaan (Studi Mahasiswa Universitas
Tamansiswa Padang) dapat penulis simpulkan bahwa setelah dilakukan uji
Cohorance untuk membuktikan pengembangan sikap kewirausahaan yang di
duapuluh atribut yang membetuk karakteristik wirausha bisa dibuktikan pada
mahasiswa Universitas Tamansiswa Padang bahwa atribut tersebut
membentuk persepsi posisitf terhadap Wirausaha dan UKM. Pada analisis 7
karakteristik wirausahawan yang tangguh pada mahasiswa Universitas
Tamansiswa Padang menggambarkan bahwa mahasiswa mempunyai
karakteristik wirausaha yang kuat, jika hal ini bisa di arahakan dan di
manfaatkan dengan baik maka akan menghasilkan wirausahawan yang handal.
Ila Nur Arofatillah (2010) melakukan penelitian berjudul “Strategi
Wirausaha Dalam Meningkatkan Volume Penjualan”. Dari penelitian Strategi
Wirausaha Dalam Meningkatkan Volume Penjualan dapat penulis simpulkan
bahwa :
Strategi wirausaha perusahaan pengrajin bordir “Dahlia Collection” yang
bertempat di desa Sukoanyar Plalar Pakis Malang mengutamakan pada aspek
sumber daya manusia dan aspek pemasaran. Strategi sumber daya manusia itu
penerapannya dengan melalui kebijakan rekrutment karyawan, jaminan sosial
tenaga kerja, pengembangan karyawan, hubungan ketenaga kerjaan
perusahaan. Sedangkan aspek pemasaran sesuai dengan pokok pemasaran
yaitu 4P Product, promotion, price, dan place /distribution.
Teknik penjualan yang di lakukan oleh industri pengrajin bordir “Dahlia
Collection” ada tiga macam teknik yaitu:
a) Teknik penjualan secara langsung yang penjualan langsung kepada
b) Teknik penjualan tidak langsung yang penjualan yang dilakukan dengan
membutuhkan tenaga penyalur atau agen untuk dijual kepada konsumen
terakhir.
c) Teknik pemotongan harga yang diterapkan pada penjual pengrajin
bordir dengan memberikan potongan harga bagi pelanggan tetap, berkisar
pemotongan harga dari 1.000 sampai 10.000 rupiah perkodinya, namun bila
melalui jasa tergantung harga gambar yang diinginkan dengan harga mulai
100 sampai 5.000 rupiah pergambarnya.
Volume penjualan industri pengrajin bordir “Dahlia Collection”
mengalami naik turun karena di sebabkan faktor musiman, permintaan naik
pada musim pernikahan, lebaran Idul Fitri, dan Idul Adha. Adapun barang
yang di produksi oleh industri pengrajin bordir “Dahlia Collection” adalah
kerudung, bandana, kebaya, mukenah, aksesories, dan kaos.
Ritha F. Dalimunthe (2002) melakukan penelitian berjudul “Pengaruh
Karakteristik Individu, Kewirausahaan, Gaya Kepemimpinan Terhadap
Kemampuan Usaha Serta Keberhasilan Usaha Industri Kecil, Tenun dan
Bordir Di Sumatera”. Berdasarkan penelitian tersebut penulis mengambil
kesimpulan bahwa pengaruh karakteristik individu yang paling dominan
berpengaruh adalah pelatihan dan pengalaman pengusaha. Pada
kewirausahaan yang menonjol sifat kewirausahaan yang dimiliki motivasi,
peluang dan percaya diri. Untuk kemampuan usaha yang paling signifikan
kepemimpinan selalu dipergunakan gaya kepemimpinan otoriter, partisipasi
dan konsiderasi secara bersama atau sendiri-sendiri. Keberhasilan usaha
pengaruh yang signifikan adalah jumlah tenaga kerja, produktivitas tenaga
kerja, jumlah penjualan dan pertumbuhan penjualan.
Pratania Villonensia (2009) melakukan penelitian berjudul “Pengaruh
Kemandirian Pribadi Terhadap Perilaku Kewirausahaan (Studi Kasus
Pedagang Pakaian Pasar Pajak Sore Jalan Jamin Ginting)”. Dari penelitian
tersebut dapat disimpulkan bahwa kemandirian pribadi merupakan suatu
upaya sendiri yang meliputi segala aspek kebutuhan yang mampu dipenuhi
sendiri tanpa harus menggantungkan kepada orang lain. Para wirausaha
biasanya memulai usahanya secara mandiri dengan modal sendiri atau modal
bersama. Kemandirian ini merupakan modal awal terciptanya ekonomi
perusahaan sehat. Usaha mereka umumnya berskala kecil, tetapi dapat
menyerap tenaga kerja yang besar. Kepekaan terhadap perubahan menuntut
pribadi-pribadi dengan inisiatif, kreativitas dan motivasi yang tinggi.
Faktor-faktor tersebut akan mempengaruhi perilaku kewirausahaan yang mereka
miliki. Dengan demikian masing-masing pelaku usaha akan terdorong dalam
meningkatkan kreativitas berfikir, menentukan keputusan yang lebih baik dan
pencapaian sukses usaha. Hasil penelitian menunjukkan bahwa determinasi
(R2) kemandirian pribadi mempengaruhi perilaku kewirausahaan dengan
secara parsial (uji t) variabel kemandirian pribadi berpengaruh postif dan
signifikan terhadap perilaku kewirausahaan.
Fivi Rahmatus (2011) melakukan penelitian yang berjudul “Membangun
Jiwa Dan Kompetensi Kewirausahaan”. Dari penelitian tersebut dapat
disimpulkan bahwa menjadi seorang wirausahaan memiliki daya tarik dan
tantangan tersendiri. Namun diperlukan ketekunan, keseriusan, serta kemauan
untuk terus menuntut ilmu. Risiko yang harus ditanggung pun lebih tinggi.
Inilah yang acap kali menyebabkan seseorang enggan untuk membuka usaha
sendiri.
1.2Rumusan Masalah
Dalam menjalankan suatu usaha, pasti tidak terlepas dari permasalahan.
Begitu juga dengan usaha kue basah Melati Chatering. Masalah yang dihadapi
Melati Chatering antara lain:
Pertama, persaingan kue basah yang sangat ketat di Kota Medan. Jika kita
lihat sudah sangat banyak usaha sejenis yang bermunculan, maupun usaha
sejenis yang memang sudah sangat terkenal di masyarakat.
Kedua, perkembangan usaha yang sulit untuk berkembang. Melati
Chatering sudah berdiri sejak lama namun kegiatan promosi yang sangat
kurang. Menambah juga pelanggan baru juga sedikit sulit dilakukan.
Ketiga, pencatatan pembukuan keuangan dilakukan seadanya. Hal ini
kurang adanya target keuntungan yang ingin dicapai. Mereka lebih melakukan
penjualan sebagai rutinitas saja.
Karakteristik wirausaha adalah ciri khas maupun sifat yang berhubungan
dengan aspek bisnis. Peranan utama Melati Chatering adalah kemampuan
akan pengetahuan, sikap, dan keterampilan. Sehingga usaha yang dijalankan
akan meningkat dan tetap mempertahankan keloyalan pelanggan.
Berdasarkan uraian dari latar belakang yang dikemukakan di atas, maka
rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Bagaimana karakteristik wirausaha pada Melati Chatering?
2. Bagaimana sikap wirausaha pada Melati Chatering?
3. Bagaimana hubungan antara karakteristik wirausaha terhadap sikap
wirausaha Melati Chatering?
1.3Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah untuk memberikan jawaban terhadap
perumusan masalah yang telah dikemukakan diatas, yaitu:
1. Mendeskripsikan karakteristik wirausaha Melati Chatering.
2. Menganalisis sikap wirausaha Melati Chatering.
3. Menganalisis hubungan antara karakteristik wirausaha terhadap sikap
wirausaha Melati Chatering.
1.4Manfaat Penelitian
1. Secara Akademis, Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi
baik secara langsung bagi kepustakaan Departemen Ilmu Administrasi
Niaga/Bisnis FISIP USU.
2. Secara Teoritis, Penelitian ini diharapkan dapat menarik peneliti lain untuk
meneruskan penelitian di bidang Ilmu Administrasi Niaga/Bisnis,
khususnya penelitian tentang analisis Karakteristik dan Sikap Wirausaha.
3. Secara Praktis, Penelitian ini dapat menjadi sumbangan pemikiran bagi
pihak terkait dalam bidang usaha khususnya di bidang membentuk
BAB II
KERANGKA TEORI
Neuman (2003) dalam Prasetyo dan Jannah (2005:64-65) menjelaskan bahwa
teori memberikan kepada kita suatu kerangka yang membantu dalam melihat
permasalahan. Teori menyediakan konsep-konsep yang relevan, asumsi-asumsi
dasar yang dapat digunakan, dan mengarahkan penelitian yang diajukan, serta
membimbing kita dapat memberikan makna terhadap data.
Adapun teori-teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori tentang
karakterisik wirausaha, sikap wirausaha, dan bagaimana hubungannya antara
karakteristik wirausaha terhadap sikap wirausaha.
2.1. Karakter Individu
Karakter secara harfiah berasal dari bahasa latin yaitu “charakter”, yang antara lain berarti : watak, tabiat, sifat-sifat kejiwaan, budi pekertian, kepribadian
atau akhlak. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, karakter merupakan
sifat-sifat kejiwaan, akhlak atau budi pekerti yang membedakan seseorang dengan
orang lain.
2.2. Penjelasan Tentang Wirausaha
Dalam beberapa literatur, kata entrepreneurship diambil dari Bahasa Perancis
yang kurang lebih artinya adallah seseorang yang melakukan kegiatan bisnis dan
Hisrich (2008:6) dikatakan bahwa wirausaha adalah seorang yang menjalankan
bisnisnya dengan berani mengambil resiko yang muncul dalam batas pengetahuan
dan pengalaman yang dimilikinya. Wirausaha dapat juga dikatakan sebagai
seseorang yang memulai sesuatu yang baru atau dapat memunculkan keunikan
dari produk atau jasa yang diciptakannya sehingga berbeda dari para pesaing
lainnya.
Memulai bisnis baru dapat menjadi sesuatu yang memberikn tantangan, tapi
tetap saja seorang wirausaha melihat bahwa memiliki suatu bisnis merupakan
tolak ukur dari kesuksesan. Seorang ahi ekonomi dari Perancis Richard Cantillon
pertama kali yang memperkenalkan istilah entrepreneur. Menurutnya wirausaha adalah orang yang melamkukan suatu proses dan mengombinasikan sumberdaya
serta menjualnya dengan harga tertentu di pasar.
Pengertian wirausaha relatif berbeda-beda antara satu ahli dengan ahli lainnya
dengan titik berat perhatian atau penekanan yang berbeda-beda pula. Beberapa
pemahaman singkat tentang wirausaha tersebut di antaranya adalah sebagai
berikut :
1. Jean B. Say (1816): Wirausaha adalah agen yang menyatukan berbagai
alat-alat produksi dan menciptakan suatu nilai dari proses produksinya.
2. Frank Knight (1921): Menekankan pada peranan wirausaha dalam
3. Joseph Schumpter (1934): Wirausaha adalah seorang inovator yang
mengimplementasikan perubahan-perubahan di dalam pasar melalui
kombinasi-kimbinasi baru.
4. Penrose (1963): Aktivitas wirausaha mencakup indentifikasi
peluang-peluang di dalam sistem ekonomi dan melakukan eksekusi terhadap
peluang tersebut.
5. Harvey Leibenstein (1979): Wirausaha mencakup kegiatan-kegiatan
yang dibutuhkan untuk menciptakan atau melaksanakan perusahaan
pada saat semua pasar belum terbentuk atau belum teridentifikasi
dengan jelas atau komponen fungsi produksinya belum diketahui
sepenuhnya.
6. Israel kirzner (1979): Wirausaha sebagai proses mengidentifikasi,
mengembangkan dan membawa visi ke dalam kehidupan. Arafah
(2010:2-4)
Ada beberapa faktor yang menyebabkan seseorang memilih untuk menjadi
wirausaha, antara lain: (1) Wirausaha dan dunianya masih dianggap sebagai idola
dan dikagumi di dalam masyarakat; (2) Wirausaha dan bisnis saat ini menjadi
primadona dalam dunia pendidikan; (3) Adanya pergeseran sistem ekonomi ke
sistem jasa; (4) Adanya kemajuan dalam bidang teknologi; (5) gaya hidup yang
mandiri; (6) Berkembangnya dunia maya (Arafah, 2010:10).
Seorang wirausaha harus melalui suatu proses untuk mendapatkan
bisnisnya. Entrepeneurial process yang harus dilalui oleh seorang wirausaha dengan memadukan peluang, sumberdaya serta organisasi tempat wirausaha
melakuka kegiatan bisnisnya atau organisasi bisnis yang dimilikinya. Proses untuk
membuat suatu bisnis baru bukanlah merupakan suatu hal yang mudah, begitu
banyak kendala yang harus dihadapi oleh seorang wirausaha.
Hisrich (2008:9) dalam bukunya menjelaskan ada empat langkah dalam
entrepreneurial proses yang harus dilalui oleh seorang wirausaha, yaitu:
1. Identifcation dan evaluate the opportunity, pada tahap ini sangat sulit sekali bagi seorang wirausaha untuk melakukan identifikasi dan
mengevaluasi peluang, karena tidak semua orang dapat melihat dan
memahami peluang tersebut.
2. Development of the business plan, perencanaan bisnis yang baik harus dikembangkan jika seorang wirausaha sudah memiliki peluang dan
yakin akan keberhasilan peluang yang telah dimilikinya tersebut.
3. Determination of the resources required, menetukan kebutuhan akan sumberdaya merupakan suatu hal yang sangat penting untuk
diperhatikan, karena hal ini berhubungan dengan anggaran yang
dimiliki oleh wirausaha.
4. Manage the entreprose, setelah semuanya ditetapkan, maka langkah selanjutnya adalah bagaimana mengelola suatu kegiatan bisnis dengan
baik. Hal ini menyangkut gaya kepemimpinan yang dimiliki oleh
Penulis berpendapat bahwa hakekat, kewirausaha adalah ilmu, seni
amupun perilaku, sifat, ciri, dan watak seseorang yang memiliki kemampuan
dalam mewujudkan gagasan inovatif ke dalam dunia nyata secara kreatif (create
new and different). Berpikir sesuatu yang baru (kreativitas) dan bertindak
melakukan sesuatu yang baru (inovasi) guna menciptakan nilai tambah (value
added) agar mampu bersaing dengan tujuna menciptakan kemakmuran individu
dan masyarakat. Karya dari wirausaha dibangun berkelanjutan, dilemabagakan
agar kelak dapat tetap berjalan dengan efektif ditangan orang lain (Kristanto,
2009:3).
2.3. Karakteristik Wirausaha
Menurut Arafah (2010:27-28) bahwa banyak hal yang menjadi latar
belakang seseorang untuk menjadi seorang wirausaha, sangat sulit sekali untuk
membentuk kepribadian yang tangguh bagi seorang wirausaha, karena faktor
terbesar yang menjadi penghalang adalah ada dalam diri individu tersebut, yaitu
rasa takut, malas, tidak ingin berkompetisi, dll. Seorang wirausaha adalah juga
seorang yang dapat melihat peluang, dan tidak semua orang dapat melihat peluang
tersebut dengan jelas, apalagi mengimplementasikannya dalam dunia nyata. Oleh
sebab itu ada beberapa hal yang menjadi karakteristik dan latar belakang
seseorang untuk menjadi wirausaha menurut Hisrich (2008:60), antara lain:
1. Tingkat pendidikan, sangat mempengaruhi pola pikir yang dimiliki oleh
seseorang. Dengan pendidikan seseorang dapat berpikir dengan melihat dari
menjadi hambatan seorang wirausaha untuk menjalankan bisnisnya. Jadi disini
tingkat pendidikan sangat membantu seseorang untuk memandang sesuatu
dengan lebih teliti, tajam dan terarah.
2. Nilai pribadi, karena nilai-nilai pribadi yang sangat sulit diukur sehingga
seseorang memutuskan dirinya untuk menjadi seorang wirausaha. Oleh sebab
itu pertimbangan personal values ini sangat subjektif dan sangat sulit untuk diukur.
3. Faktor umur merupakan sesuatu hal yang sangat menentukan seseorang untuk
menjadi seorang wirausaha, dalam beberapa literatur dikatakan bahwa
seseorang menjadi wirausaha dimulai pada umur 25 sampai dengan 30 tahun.
4. Pengalaman kerja di masa lalu sangat mempengaruhi seseorang untuk menjadi
seorang wirausaha. Dengan pengalaman yang dimilikinya berarti dia sudah
memiliki modal berupa pengetahuan, pengalaman serta pembelajaran yang
sangat berguna bagi bisnis yang dijalankannya.
2.4. Wirausaha Kue Basah
Wirausaha kue basah adalah seorang wirausaha yang membuka peluang untuk
berjualan kue basah mulai dari proses produksi sampai pada tahap penjualan pada
konsumen. Wirausaha kue basah yang diteliti oleh penulis merupakan bisnis
keluarga yang proses produksi sampai dengan penjualan dilakukan dirumah dan
tidak memiliki toko.
kriteria kekayaan bersih atau hasil penjualan tahunan, seperti kepemilikan,
sebagaimana diatur dalam undang-undang ini. Usaha kecil yang dimaksud disini
meliputi juga usaha kecil informal dan usaha kecil tradisional. Adapun usaha kecil
informal adalah berbagai usaha yang belum terdaftar, belum tercatat, dan belum
berbadan hukum, antara lain petani penggarap, industri rumah tangga, pedagang
asongan, pedagang keliling, pedagang kaki lima, dan pemulung. Sedangkan usaha
kecil tradisional adalah usaha yang menggunakan alat produksi sederhana yang
telah digunakan secara turun temurun, dan atau berkaitan dengan seni dan budaya
(Anoraga, 1997:45).
2.5. Kue Basah, Macamnya, dan Penetapan Harga
Kue adalah kudapan ata
biasanya bercita ras
diartikan sebagai makanan ringan yang dibuat dari adona
Kue basah umumnya empuk, bertekstur lembut, dan tidak dapat bertahan lama
(hanya bertahan beberapa hari atau kurang). Hal ini karena umumnya kue
tradisional terbuat dari tepung beras, gula, dan santan, sehingga lekas basi. Kue
basah biasanya dimasak dengan cara dikukus, direbus, atau digoreng. Kebanyakan
kue tradisional Nusantara adalah kue basah, dan umumnya dapat ditemui di pasar
tradisional di Indonesia.
Beberapa jenis kue basah antara lain: kue lapis, kue dadar gulung, kue
masih menjadi pilihan utama bagi masyarakat Indonesia khususnya untuk
dihidangkan pada berbagai acara khusus.
Kue basah yang akan dijual juga harus memperhitungkan penetapan harga
yang akan ditawarkan pada konsumen. Menurut Arafah (2010: 93-96)
menetapkan harga adalah keputusan bisnis yang mempengaruhi baik oleh seni
maupun ilmiah. Penetapan harga untuk produk dan jasa mengharuskan wirausaha
untuk menyeimbangkan antara beberapa pertimbangan yang kompleks, banyak
diantaranya bekerja secara berlawanan. Wirausaha harus memutuskan harga untuk
barang dan jasa yang mereka jual yang akan menarik konsumen dan
menghasilkan keuntungan.
Sayangnya, banyak pemilik bisnis skala kecil menetapkan harga tanpa
informasi yang cukup mengenai biaya operasi mereka dan perilaku alamiah
konsumennya. Harga adalah faktor penting dalam membangun hubungan jangka
panjang dengan konsumen, dan kesalahan penetapan harga dapat berakibat fatal
pada hubungan jangka panjang dengan konsumen dan berakibat pada keuntungan
yang akan diperoleh.
Menurut Mudjiarto, Wahid (2006:156) apabila mengelola keuangan suatu
usaha dengan baik, bukan hanya dilakukan oleh usaha besar saja. Tetapi usaha
kecil dan menengah harus melakukan pengelolaan keuangan dengan baik dan
benar. Sehubungan dengan pernyataan tersebut, maka seorang pemilik usaha
Penetapan harga dapat dilakukan dengan berbagai cara. Salah satunya
menurut Arafah (2010:105) dengan menetapkan harga jual Break-Even.
Menentukan harga jual Break-Even adalah dengan rumus :
Harga Jual = (Keuntungan + biaya variabel per unit x jumlah barang yang
diproduksi + Total Biaya Tetap) / Jumlah barang yang
diproduksi.
Penetapan harga bukan salah satu keputusan paling sulit yang harus diambil
oleh pemilik usaha kecil, tetapi juga salah satu yang paling penting. Strategi
penetapan harga yang tidak tepat telah menghancurkan banyak bisnis dimana
pemiliknya mengira telah memberikan harga yang cukup tinggi untuk
menghasilkan keuntunga, pada kenyatannya tidak.
1. Harga Image, kebijakan penetapan harga sebuah perusahaan mengkomunikasikan informasi penting mengenai image keseluruhan usaha tersebut kepada pelanggan.
2. Kompetisi dan Penetapan Harga. Ketika menetapkan harga, seorang
wirausaha harus mempertimbangkan harga kompetitornya, tetapi
seharusnya mereka tidak secara otomatis menyamakan atau mengalahkan
harga tersebut. Walaupun harga adalah faktor penting dalam keputusan
pembelian, tetapi bukan hanya hal tersebut yang menjadi pertimbangan
bagi konsumen. sangat penting untuk mempertimbangkan dua faktor
dan jasa pesaing. Pada sebagian besar pembedaan kualitas dan kuantitas
barang maupun jasanya dari pesaing, maka harga yang ditetapkan
perusahaan tersebut harus menyamai harga yang ditetapkan oleh
pesaingnya untuk barang yang sama.
3. Fokus pada value secara mutlak. Harga yang pas untuk sebuah produk barang atau jasa bergantung pada satu faktor; yaitu nilai yang diberikan
kepada pelanggan. Wirausaha dapat mengenali tujuan value yang diberikan oleh produk dan jasa mereka, yang mana pelanggan berkenaan
membayar apabila merekaa mengerti benar value yang didapat oleh mereka.
Wirausaha yang menghadapi kenaikan biaya produksi pada bisnis mereka
dapat mempertimbangkan beberapa strategi sebagai berikut:
1. Berkomunikasi dengan konsumen, daripada meyembunyikan berita buruk
dari pelanggan, biarkan mereka mengetahui apa yang sedang terjadi.
2. Fokus memperbaiki efisiensi perusahaan, salah satu cara untuk
mengurangi dampak dari kenaikan biaya di satu daerah adalah dengan
mencari cara untuk mengurangi biaya di daerah yang lain. memperbaiki
efisiensi proses operasi mungkin tidak mengahpus kenaikan biaya
3. Sampaikan value produk dan jasa perusahaan anda kepada pelanggan,
pelanggan mempunyai kecendrungan untuk melupakan keuntungan dan
kelebihan yang diberikan sebuah bisnis kecuali wirausaha secara periodik
mengingatkan mereka.
4. Antisipasi kenaikan biaya dan coba untuk menetapkan harga lebih awal,
sebagai contoh dengan mengetahui harga komoditas kopi dan teh setiap
hari, pemilik kedai kopi dan teh akan mampu untuk mengantisipasi
kenaikan harga bahan baku yang dibutuhkan dan melakukan pembelian
bahan baku tersebut saat diprediksi harga akan mengalami kenaikan.
Menetapkan harga secara layak membutuhkan usaha lebih daripada
mengandalkan seluruhnya pada intuisi. Sebaliknya, kebijakan penetapan harga
yang baik membutuhkan informasi, fakta dan analisa. Beberapa faktor yang harus
dipertimbangkan usaha kecil saat memutuskan untuk menetapkan harga barang
dan jasa diantaranya adalah sebagai berikut:
1. Biaya produksi barang dan jasa
2. Kondisi pasar penawaran dan permintaan
3. Volume penjualan
4. Harga kompetitor
5. Keunggulan daya saing perusahaan
6. Kondisi ekonomi
8. Faktor psikologi
9. Kemudahan dan keringanan pembayaran
10.Sensitivitas harga pelanggan
11.Image yang diinginkan.
2.6. Pemasaran Kue Basah
Memasarkan barang merupakan bagian yang penting dalam kelangsungan
hidup usaha. Banyak wirausaha memahami pemasaran hanya sebatas memasarkan
produk yang dihasilkan dalam arti penjualan. Kesuksesan dalam melakukan
kegiatan usaha ditentukan oleh keberhasilan pemasaran perusahaan. Pemahaman
konsep dan praktik pemasaran secara sistematis akan memberikan dasar
pengetahuan bagi wirausaha untuk mencapai sukses bisnis.
Philip Kotler (1997) mengungkapkan pemasaran sebagai sebuah falsafah
bisnis yang mengungkapkan bahwa pemuasan kebutuhan konsumen merupakan
syarat ekonomi dan sosial bagi kelangsungan hidup perusahaan. Marketing
(pemasaran) adalah proses penciptaan dan penyampaian barang dan jasa yang
diinginkan pelanggan meliputi semua kegiatan yang berkaitan dengan menarik
dan mempertahankan pelanggan setia. Kristanto (2009:101)
Menurut Arafah (2010:66-69) fungsi pemasaran wirausaha adalah sebagai
1. Membuat pelanggan sadar dan tertarik terhadap barang atau jasa yang
ditawarkan.
2. Menyediakan barang dan jasa yang dibutuhkan oleh para pelanggan.
3. Menyiapkan pelayanan yang baik terhadap pelanggan, sehingga
penjualan ulang akan terjadi.
Ada enam langkah yang harus dipersiapkan sebelum suatu rencana
pemasaran ditetapkan, antara lain adalah:
1. Pemasaran harus ditujukan ke arah keuntungan yang didapat dari hasil
penjualan nyata suatu produk. Jika sebuah usaha ingin berhasil, maka
usaha tersebut harus dapat memenuhi kebutuhan pelanggannya. Para
pelanggan akan mementukan apa yang mereka butuhkan, berapa yang
mereka akan bayar, dan dimana serta bagaimana mereka ingin
membeli produk atau jasa tersebut.
2. Harus jelas konsep yang menyatakan tujuan utama dari suatu usaha.
Hal ini berguna untuk mendorong semangat kerja para pegawai,
memberikan kenyamana pada para pelanggan dan merupakan langkah
awal dari pengembangan strategi pemasaran.
3. Setiap usaha memerlukan informasi agar sebuah keputusan dapat
dibuat. Riset pasar membantu menyiapkan informasi ini dengan cara
mengumpulkan, mencatat dan menganalisa data yang berhubungan
4. Menetapkan tujuan merupakan tolak ukur terhadap kemajuan yang
telah diraih. Rencana harus terinci dan berhubungan dengan sesuatu
yang dapat diukur seperti penjualan atau jumlah klien.
5. Mengetahui persaingan, hampir tidak ada usaha yang tidak mempunyai
saingan. Mengetahui siapakan saingan langsung dan tidak langsung,
seperti kekuatan dan kelemahan mereka, adalah hal yang utama dalam
sebuat rencana pemasaran.
6. Penelitian pasar, penelitian pasar biasanya dipakai untuk mendapatkan
informasi tentang pelanggan, pesaing, dan produk atau jasa yang
ditawarkan.
Ringkasan dari seluruh rencana pemasaran menerangkan dengan singkat
cita-cita utama atau tujuan serta petunjuk singkat bagaimana mencapainya. Target
penjualan untuk tahun berikut, beserta keuntungannya. Proyeksi atau target dari
rencana pemasaran harus jelas dan baik di dalam jangka pendek maupun jangka
panjang. Situasi ini akan menjelaskan mengenai target pasar dan bagaimana suatu
perusahaan melakukan penjualan.
Menurut Arafah (2010:70) bahwa strategi pemasaran adalah jantung dari
rencana pemasaran. Rencana pemasaran yang baik akan menjelaskan bagian pasar
manakah yang dikehendaki oleh suatu perusahaan. Strategi yang dilaksanakan
oleh sebuah usaha bergantung pada sasaran pasar, juga bergantung pula apakah
mempunyai komponen-komponen penentu, seperti: orang-orang (tenaga
pemasar), jenis produk, tempat/lokasi penjualan, kebijaksanaan dari harga produk,
hubungan masyarakat (humas), dll.
Perincian biaya dari pemasaran sangat diperlukan untuk kesuksesan suatu
strategi pemasaran. Rencana yang baik ialah dalam pelaksanaannya berjalan
sesbaui dan tepat pada waktu yang telah ditentukan dan hasilnya sesuai dengan
proyeksi. Penyelaras dapat terjadi dan kecendrungan yang terbentuk dapat
ditentukan secepatnya.
2.7. Sikap Wirausaha
2.7.1. Motif prestasi sebagai ciri sikap wirausaha
David Mc.Clelland, dalam penelitiannya terhadap mahasiswa di Harvard University, membuktikan bahwa adaya hubungan antara tinggi rendahnya kebutuhan berprestasi (need for achivement) pada kelompok mahasiswa yang diteliti, diukur semasa kuliah dengan pemilihan karier/pekerjaan setelah mereka
tamat dan terjun kemasyarakat.
Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa bagi merea yang memiliki
keinginan berprestasi lebih tinggi ternyata sekitar 66% diantaranya memilih karier
sebagai pengusaha, sementara 34% lainnya memilih pekerjaan di bidang lain.
10% memilih pekerjaan sebagai pengusaha dan 90% memilih pekerjaan di bidang
lain.
Selanjutnya Mc. Celland mengembangkan penelitian lainnya terhadap
orang-orang diluar kampus yang terdiri dari beragam latar belakang profesi seperti
guru, pengacara, pekerja bank, dokter, pengusaha, dan lain-lain. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa, secara umum pengusaha mendapat nilai n-ach (need for achievement) lebih tinggi dibanding dengan orang-orang dengan profesi dibidang lain. Dari hasil tersebut Mc. Celland dan kawan-kawan mengambil kesimpulan
bahwa, sada hubungan yang erat antara kewirausahaan dengan tingkat n-ach yang
tinggi.
Dari hasil penelitiannya kemudian Mc. Celland dan kawan-kawan
mengambil kesimpulan bahwa betapa pentingnya meningkatkan n-ach seseorang
dalam rangka mengembangkan sikap wirausaha masyarakat, yang bila dilihat dari
segi ekonomi mikro dapat mendorong tumbuh dan berkembang dunia usaha dan
pada akhirnya dapat meningkatkan perekonomian suatu negara (Mudjiarto,
Wahid, 2006:26-27).
2.7.2. Ciri-Ciri Sikap Wirausaha
Telah dibahas bahwa secara umum orang yang mempunyai n-ach yang
tinggi kebanyakan dari profesi wirausaha dibandingkan dengan profesi yang
tinggi dari kehidupan sehari-hari atau ciri-ciri sikap seorang wirausaha, menurut
Faisol (2002, hal 42) sebagai berikut:
a. Berani mengambil resiko
Seorang wirausaha tidak menyukai suatu yang hasilnya sudah pasti dan
mudah dicapai, seperti menabung uangnya atau kegiatan mengandung resiko
rendah. Namun demikian juga seorang wirausaha tidak pula menyukai kegiatan
dengan kemungkinan gagal dalam usahanya lebih besar daripada berhasilnya.
Wirausaha adalah orang yang berani mengambil risiko yang wajar yang
sudah diperhitungkan, ia optimis akan berhasil, tapi bukan pasti berhasil atau
gagal.
b. Kreatif dan Inovatif
Seorang wirausaha sejati tidak menyukai pekerjaan yang mendatar atau
yang bersifat rutin. Ia lebih suka melakukan penyempurnaan dari apa yang sudah
ada sebelumnya dan senang menemukan dan mengusahakan sesuatu yang belum
oernah dibuat orang sebelumnya. Kalaupun ia membuat produk atau membuka
jenis usaha yang sama dengan orang lain, tapi bukan karena ikut-ikutan, itu karena
ia melihat peluangnya masih besar. Ia akan melakukan modifikasi, pengembangan
penyempurnaan-penyempurnaan agar lebih menarik konsumen.
Ia juga tidak mudah puas dengan apa yang telah dicapai, selalu ada ide
yang mungkin ditempuh. Satu cara kelihatannya tidak mungkin, maka dicobanya
cara yang lain. wirausaha adalah orang yang banyak gagasan, dan banyak akal
dalam mewujudkan gagasan-gagasannya.
c. Mempunyai Visi
Wirausaha sukses adalah orang yang visioner, yang memiliki bayangan
atau gambaran masa depan yang akan dicapai. Ia mampu membuat gambaran
tentang wujud masa depan yang akan diraih. Berdasarkan visi yang ditetapkan, ia
mampu menyusun rencana dam strategi untuk meraihnya. Dan dengan tekun
melaksanakannnya secara konsisten, meskipun banyak rintagan, kesulitan dan
hambatan ataupun orang lain meragukannya.
d. Mempunyai tujuan yang berkelanjutan
Sebagai bagian dari upaya mencapai harapan masa depan atau dengan
visinya, seorang wirausaha sukses mampu merumuskan tujuan yang jelas,
menantang namun realitas. Baik tujuan jangka panjang, menegah, mamupun
jangka pendek. Ia juga mampu untuk senantiasa melakukan evaluasi dan
penyesuaian-penyesuaian tujuan yang telah dirumuskan, untuk memastikan bahwa
tujuan tersebut konsisten dengan visi pribadi dan perusahaan yang berkembang.
Seorang wirausaha sukses tidak hanya puas terhadap pencapaian tujuan, lebih dari
itu senantiasa membuat tujuan baru yang lebih menantang.
Wirausaha yang sukses mempunyai rasa percaya diri yang kuat. Ia optimis
(percaya dan yakin) bahwa apa yang dilakukan akan berhasil sesuai dengan
harapannya, walaupun banyak orang yang meragukan. Ketika memulai bisnis,
meskipun awalnya kecil-kecilan, ia percaya bahwa apa yang dilakukan merupakan
sesuatu yang tepat sehingga tanpa ragu berani mewujudkannya dan yakin pada
saatnya akan sukses. Ia merasa yakin bahwa dirinya mampu memenangkan
persaingan dengan cara yang sehat.
f. Mandiri
Seorang wirausaha adalah orang yang mandiri, tidak mau hidupnya
tergantung dengan orang lain. ia mempunyai keinginan yang kuat untuk menjadi
pemimpin atau “bos” minimal bagi diri sendiri, terbebas dari perintah atau kontrol
orang lain.
Ia juga pantang diberi pertolongan orang lain, kecuali kalau memang
benar-benar sudah tidak mampu untuk berbuat. Kalaupun minta tolong, maka
pertolongan yang diperolehnya akan dianggap sebagai “hutang” yang nanti harus
dibayar kembali.
g. Aktif, Enerjik, dan Menghargai Waktu
Seorang wirausaha sejati biasanya tidak mau diam dan tidak mudah putus
dengan yang sudah ada. Apabila sedang menjalankan usahanya, tidak puas kalau
tidak menggunakan waktu sebaik-baiknya. Ia bekerja kalau perlu sampai 24 jam
h. Memiliki konsep diri positif
Wirausaha sejati adalah orang yang memiliki konsep diri positif. Ia adalah
orang yang terbuka terhadap kritik, karena kritik sangat berguna bagi diri sendiri
atau usahanya. Berbeda dengan orang yang memiliki konsep diri negatif, akan
sangat peka terhadap kritik, orang ini mudah tersinggung bahkan marah jika
dikritik, karena kritik dianggap menjatuhkan harga diri.
Wirausaha sejati juga tidak bangga terhadap pujian. Keberhasilan adalah
sesuatu yang wajar sebagai hasil kerja keras dan bukan untuk
dibangga-banggakan. Ciri lain orang yang mempunyai konsep diri positif adalah, sanggup
mengungkapkan penghargaan dan pengakuan atas kelebihan orang lain.
i. Berpikir Positif
Berpikir postif bagian sikap hidup sehari-hari seorang wirausaha berhasil.
Ia senantiasa membiasakan diri bersikap dan berprilaku positif terhadap
konsumen, karyawan, pesaing, mitra bisnis, serta kegagalan yang pernah
menimpanya.
Wirausaha sukses selalu menempatkan konsumen dengan cara pandangan
positif. Konsumen ibarat raja yang harus dilayani untuk memebuhi kebutuhan dan
keinginannya.
Wirausaha sukses juga tidak memandang pesaing sebagai musuh, pesaing
adalah teman seperjuangan, pesaing adalah teman bergaul. Walaupun tidak senang
dalam kesedihannya. Kegagalan dipandangnya sebagai sukses yang tertunda,
dirinya meyakini akan menemui kesuksesan di penghujung kegagalan.
j. Bertanggung Jawab Secara Pribadi
Seorang wirausaha sejati, apabila kurang atau belum berhasil mencapai
tujuan usahanya, maka ia tidak begitu mudah menyalahkan faktor-faktor diluar
dirinya. Ia akan konsisten bertanggung jawab ketika keputusan-keputusan yang
telah diambilnya ternyata kurang/tidak tepat. Sekali berani mengambil keputusan
ia akan bertanggung jawab terhadap segala akibatnya.
k. Selalu belajar dan Menggunakan Umpan Balik
Apabila menghadapi suatu kepahitan dalam usahanya, seorang wirausaha
sejati tidak mudah begitu saha meloncat ke usaha lain yang sama sekali berbeda.
Ia akan mengumpulkan informasi dan mempelajari faktor-faktor apa saja dari
dalam diri dan dari luar diri yang menyebabkan kegagalan. Wirausaha sukses
umumnya adalah orang yang menyadari akan kelemahan dirinya dan mau belajar
untuk memperbaikinya.
Ketika omset penjualan turun, ia akan mencari tahu penyebabnya. Apakah
daya beli masyarakat akan turun atau ada pesaing baru. Jika faktor pesaing, maka
Disamping kesebelas ciri-ciri sikap pribadi wirausaha tersebut masi
terdapat ciri-ciri tambahan lainnya. Namun pada dasarnya tidak ada orang yang
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1. Bentuk Penelitan
Bentuk penelitian yang digunakan adalah metode penelitian deskriptif
dengan pendekatan kualitatif. Menuruh Zuriah (2006:47) penelitian dengan
menggunakan metode deskriptif adalah penelitian yang diarahkan untuk
memberikan gejala-gejala, fakta-fakta, atau kejadian-kejadian secara sistematis
dan akurat mengenai sifat-sifat populasi atau daerah tertentu. Dalam penelitian
deskriptif cenderung tidak perlu mencari atau menerangkan saling berhubungan
dan menguji hipotesis.
Data yang dikumpulkan adalah berupa kata-kata, gambar, dan bukan
angka-angka. Hal ini disebabkan oleh adanya penerapan metode kualitatif. Selain
itu, semua yang dikumpulkan berkemungkinan menjadi kunci terhadap apa yang
sudah diteliti (Moleong, 2005:11).
3.2. Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan di salah satu usaha kue basah Melati Chatering
Jalan Amaliun No. 31 Medan. Pemilihan lokasi dilakukan dengan pertimbangan
bahwa Melati Chatering merupakan salah satu usaha kue basah di kota Medan.
Usaha kue basah Melati Chatering merupakan usaha rumahan dimana penulis
melihat terdapat sesuatu yang menarik dalam diri pemilik Melati Chatering dalam
3.3.Informan Penelitian
Penelitian kualitatif tidak dikenal adanya populasi dan sampel, sehingga
peneliti menggunakan informan. Menurut Suyanto (2005:172), informan
penelitian meliputi beberapa macam, yaitu:
1. Informan kunci (Key Informan), yaitu mereka yang mengetahui dan memiliki berbagai informasi pokok yang diperlukan dalam penelitian.
2. Informan Utama, yaitu mereka yang terlibat secara langsung dalam
interaksi sosial yang diteliti.
3. Informan Tambahan, yaitu mereka yang dapat memberikan informasi
walaupun tidak langsung terlibat dalam interaksi sosial yang diteliti.
Berdasarkan uraian diatas, yang menjadi informan dalam penelitian ini adalah:
1. Informan kunci : Pemilik Melati Chatering.
2. Informan Utama : Anak dari pemilik Melati Chatering.
3. Informan Tambahan : Karyawan tidak tetap Melati Chatering
3.4. Defenisi Konsep
Berikut ini didefenisikan beberapa point yang digunakan untuk
mempermudah pemahaman terhadap istilah-istilah dalam penelitian, yaitu:
1. Tingkat pendidikan
Dengan pendidikan seseorang dapat berpikir dengan melihat dari
berbagai sudut pandang dan dapat membantu memecahkan masalah
yang menjadi hambatan seorang wirausaha untuk menjalankan
bisnisnya.
2. Nilai pribadi
Karena nilai-nilai pribadi yang sangat sulit diukur sehingga seseorang
memutuskan dirinya untuk menjadi seorang wirausaha.
3. Faktor umur
Merupakan sesuatu hal yang sangat menentukan seseorang untuk menjadi
seorang wirausaha, dalam beberapa literatur dikatakan bahwa seseorang
menjadi wirausaha dimulai pada umur 25 sampai dengan 30 tahun.
4. Pengalaman kerja di masa lalu
Dengan pengalaman yang dimilikinya berarti dia sudah memiliki modal
berupa pengetahuan, pengalaman serta pembelajaran yang sangat berguna
5. Berani mengambil resiko
Seorang wirausaha tidak menyukai suatu yang hasilnya sudah pasti dan
mudah dicapai, seperti menabung uangnya atau kegiatan mengandung
resiko rendah. Namun demikian juga seorang wirausaha tidak pula
menyukai kegiatan dengan kemungkinan gagal dalam usahanya lebih
besar daripada berhasilnya.
6. Kreatif dan Inovatif
Seorang wirausaha sejati tidak menyukai pekerjaan yang mendatar atau
yang bersifat rutin. Ia lebih suka melakukan penyempurnaan dari apa yang
sudah ada sebelumnya dan senang menemukan dan mengusahakan sesuatu
yang belum oernah dibuat orang sebelumnya.
7. Mempunyai Visi
Wirausaha sukses adalah orang yang visioner, yang memiliki bayangan
atau gambaran masa depan yang akan dicapai.
8. Mempunyai tujuan yang berkelanjutan
Seorang wirausaha sukses mampu merumuskan tujuan yang jelas,
menantang namun realitas. Baik tujuan jangka panjang, menegah,
9. Percaya Diri
Wirausaha yang sukses mempunyai rasa percaya diri yang kuat. Ia optimis
(percaya dan yakin) bahwa apa yang dilakukan akan berhasil sesuai
dengan harapannya, walaupun banyak orang yang meragukannya.
10.Mandiri
Seorang wirausaha adalah orang yang mandiri, tidak mau hidupnya
tergantung dengan orang lain. Ia juga pantang diberi pertolongan orang
lain, kecuali kalau memang benar-benar sudah tidak mampu untuk
berbuat.
11.Aktif, Enerjik, dan Menghargai Waktu
Seorang wirausaha sejati biasanya tidak mau diam dan tidak mudah putus
dengan yang sudah ada. Ia bekerja kalau perlu sampai 24 jam sehari dalam
rangka mencapai prestasi usahanya. Waktu baginya sangat berharga.
12.Memiliki konsep diri positif
Wirausaha sejati adalah orang yang memiliki konsep diri positif. Ia adalah
orang yang terbuka terhadap kritik, karena kritik sangat berguna bagi diri
sendiri atau usahanya.
13.Berpikir Positif
Ia senantiasa membiasakan diri bersikap dan berprilaku positif terhadap
konsumen, karyawan, pesaing, mitra bisnis, serta kegagalan yang pernah
14.Bertanggung Jawab Secara Pribadi
Seorang wirausaha sejati, apabila kurang atau belum berhasil mencapai
tujuan usahanya, maka ia tidak begitu mudah menyalahkan faktor-faktor
diluar dirinya. Ia akan konsisten bertanggung jawab ketika
keputusan-keputusan yang telah diambilnya ternyata kurang/tidak tepat.
15.Menggunakan Umpan Balik
Apabila menghadapi suatu kepahitan dalam usahanya, seorang wirausaha
sejati tidak mudah begitu saha meloncat ke usaha lain yang sama sekali
berbeda.
a. Teknik Pengumpulan Data
i. Teknik Pengumpulan Data Primer
Teknik pengumpulan data primer yaitu pengumpulan data yang diperoleh
melalui kegiatan penelitian langsung ke lokasi penelitian untuk mencari data-data
yang lengkap dan berkaitan dengan masalah yang diteliti. Teknik ini dapat
dilakukan dengan cara :
a. Wawancara, yaitu teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan
mengajukan pertanyaan-pertanyaan langsung kepada pihak-pihak yang
terkait dengan suatu tujuan untuk memperoleh informan yang dibutuhkan.
Metode ini dipakai untuk informan yang berhubungan dan memiliki