• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Karakteristik Dan Perilaku Wirausaha Kue Basah (Studipada Melati Chatering Jl.Amaliun Medan)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Analisis Karakteristik Dan Perilaku Wirausaha Kue Basah (Studipada Melati Chatering Jl.Amaliun Medan)"

Copied!
105
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS KARAKTERISTIK WIRAUSAHA

TERHADAP SIKAP WIRAUSAHA

(Studipada Usaha Kue Basah Melati Chatering Jl.Amaliun Medan)

SKRIPSI

Disusun dan Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Guna Menyelesaikan Pendidikan Sarjana (S-1) pada Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik

Universitas Sumatera Utara

Oleh:

090907019 DINDIYA PUTRI

PROGRAM STUDI ADMINISTRASI NIAGA/BISNIS

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

(2)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRASI NIAGA/BISNIS

HALAMAN PENGESAHAN

Skripsi ini telah dipertahankan didepan panitia penguji

Skripsi Departemen Ilmu Administrasi Niaga/Bisnis

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Universitas Sumatera Utara

Oleh:

Nama : Dindiya Putri

Nim : 090907019

Program : IlmuAdministrasiNiaga/Bisnis

Judul : Analisis Karakteristik Dan Perilaku Wirausaha Kue Basah

(Studipada Melati Chatering Jl.Amaliun Medan)

Yang dilaksanakan pada:

Hari/Tanggal :

Pukul :

Tempat :

TIM PENGUJI

Ketua Penguji : ( )

Penguji I : ( )

(3)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRASI NIAGA/BISNIS

HALAMAN PERSETUJUAN

Hasil skripsi ini telah disetujui untuk dipertahankan dan diperbanyak oleh:

Nama : Dindiya Putri

Nim : 090907019

Program : IlmuAdministrasiNiaga/Bisnis

Judul : Analisis Karakteristik Dan Perilaku Wirausaha Kue Basah

(Studipada Melati Chatering Jl.Amaliun Medan)

Medan, 2013

Pembimbing Ketua Program Studi

Lagut Sutandra, S.Sos.MSP Prof. Dr.MarlonSihombing,M.A NIP: NIP: 195908161986111001

Dekan

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Prof.Dr.Badaruddin,M.Si NIP:196805251992031002

(4)

KATA PEGANTAR

Bismillahirahmanirahim

Assalamualikum Wr.Wb

Puji syukur saya ucapkan kepada Allah SWT yang telah memberikan

rahmat dan karuniaNya sehingga saya dapat menyelesaikan skripsi ini dengan

sebaik mungkin. Shalawat beriring salam tak lupa saya persembahkan kepada

Nabi Muhammad SAW beserta para keluarga yang senantiasa menjadi tauladan

bagi umat islam. Semoga kita selalu mendapatkan syafa’atnya di hari akhir kelak.

Adapun skripsi saya berjudul “Analisis Karakteristik Terhadap Sikap Wirausaha Melati Chatering di Medan”. Penelitian ini bertujuan menganalisis karakteristik dan perilaku wirausaha kue basah Melati Chatering, menganalisis

faktor-faktor perilaku wirausaha kue basah Melati Chatering. Skripsi ini disusun untuk

menyelesaikan program Strata 1 (S-1) di Departemen Administrasi Bisnis/ Niaga

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik.

Skripsi ini saya persembahkan untuk kedua orang tuasaya.Saya ucapkan

banyak terima kasih atas semua cinta, kasih sayang, baik moril ataupun materi

yang telah diberikan kepada saya. Kasih sayang yang Papa dan Mama berikan

tidak akan bisa tergantikan oleh apapun dan tidak akan pernah tergerus oleh

zaman. Dukungan dan nasihat dari Ayah dan Mama membuat saya selalu

(5)

Selama proses penyusunan skripsi saya banyak dibantu oleh beberapa pihak.

Selain itu, saya juga ingin mengucapkan banyak terimakasih kepada semua pihak

yang telah membantu, membimbing dan mengarahkan saya dalam menyelesaikan

skripsi ini, yaitu kepada:

1. Bapak Prof. Dr. Badaruddin, M. Si selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara.

2. Bapak Prof. Dr. Marlon Sihombing, M.Aselaku Ketua Departemen Ilmu Administrasi Bisnis/ Niaga Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik.

3. Bapak M. Arifin Nasution, S. Sos, M.Si selaku Sekretaris Departemen Ilmu Administrasi Bisnis/ Niaga Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik.

4. Bapak Lagut Sutandra, S.Sos. MSP selaku dosen pembimbing yang telah meluangkan waktunya untuk membimbing dan mengarahkan saya

sehingga saya dapat menyelesaikan skripsi ini.

5. Bapak /Ibu Staf Pengajar di Fisip USU yang telah berjasa dalam memberikan ilmu, nasehat serta arahan kepada saya selama saya menimba

Ilmu di Departemen Ilmu Administrasi Bisnis/ Niaga Fakultas Ilmu Sosial

dan Ilmu Politik.

6. Staf pegawai Administrasi yang ada di Departemen Ilmu Administarasi

Bisnis/ Niaga yang telah banyak membantu segala urusan administrasi

(6)

7. Untuk papa dan mama tercinta H. Ir. Zulikfli Zain dan Hj. Evina Yanti

atas kasih sayang dan doa yang selalu diberikan kepada saya dengan tulus

serta penuh kesabaran.

8. Untuk adik-adikku tersayang Meidina Sari dan Rizky Fahru Rahman atas

semua kecerian dan keisengannya tapi tetap mendukung penuh

keberhasilan saya.

9. Untuk Razali Fauzi Azhari Lubis tersayang terimakasih untuk semua cinta,

dukungan, doa, semangat yang selalu diberikan sampai skrispsi ini selesai.

10.Untuk Ibu Enny dan Kak Ika selaku pemilik Melati Chatering.

Terimakasih atas waktu, informasi, kesempatan yang diberikan.

11.Untuk “BeTiKi”, Haqi Ramadhan (Bebi), Rizky Mustika (Tika), Rizkita

Nouvelin (Kikid) sahabat yang paling saya sayangi. Terimakasih untuk

semangat, keceriaan, motivasi, kebersamaannya.

12.Untuk teman-teman dekat lainnya Sepin, Soya, Pila, Kiteng, Tami, Dira,

Dinda, Hani, Nadhila, Meta, Wina, dan Robetmi sebagai komting AB

terbaik yang terus memberikan informasi, semangat, motivasi untuk terus

semangat mengerjakan skripsi ini.

13.Teman-Teman AB stambuk 2009 untuk kebersamaannya selama kuliah.

14.Untuk teman-teman SMA terbaik saya Eyi, Ifo, Yanti, Tika yang saling

memberikan semangat satu sama lain. Semoga setelah semua wisuda kita

(7)

Medan, Oktober 2013

Penulis,

(8)

ABSTRAK

ANALISIS KARAKTERISTIK DAN PERILAKU WIRAUSAHA WIRAUSAHA KUE BASAH

(Studipada Melati Chatering Jl. Amaliun Medan) Nama : Dindiya Putri

NIM : 090907019

Prodi : Ilmu Administrasi Niaga/Bisnis Fakultas : Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Pembimbing : Lagut Sutandra, S.Sos. MSP

Saat ini pengangguran telah mencapai angka yang sangat tinggi dan menjadi masalah utama yang terus dihadapi oleh pemerintah. Setiap tahun lulusan perguruan tinggi dan sederajat berjumlah jutaan. Namun sulitnya mendapatkan pekerjaan tetap tidak bisa dihindari. Maka saat ini perkembangan UMKM (Usaha Mikro Kecil Menengah) telah sangat populer di kalangan masyarakat. UMKM dianggap sebagai pilihan tepat bagi setiap orang yang sulit mendapatkan pekerjaan. Melalui UMKM telah banyak bermunculan para wirausaha baru yang siap dalam menghadapi persaingan dunia usaha yang semakin ketat. Salah satu UMKM yang sudah lama dan masih aktif menjalankan usahanya adalah Melati Chatering yang berlokasi di jalan Amaliun Medan. Usaha yang Melati Chatering pilih adalah usaha kue basah. Wirausaha Melati Chatering tentunya memiliki perilaku tertentu dalam berusaha yang cukup menarik untuk dikaji.

Tujuan penelitian ini adalah: (1) Mendeskripsikan karakteristik individu dan sikap wirausaha Melati Chatering (2) Menganalisis sikap wirausaha kue basah Melati Chatering (3) Menganalisis hubungan antara karakteristik dengan sikap wirausaha kue basah Melati Chatering.

Pada penelitian ini metode yang digunakan adalah metode deskriptif dengan data kualitatif. Informan dalam penelitian ini dibagi dalam tiga , yaitu informan kunci yaitu pemilik Melati Chatering, informan utama yaitu anak dari pemilik Melati Chatering dan informan tambahan yaitu karyawan tidak tetap Melati Chatering berjumlah 2 orang.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa karakteristik wirausaha kue basah Melati Chatering terdiri dari tingkat pendidikan, nilai pribadi, faktor umur, dan pengalaman kerja berpengaruh apapun dalam mengelola usaha tersebut. Sikap wirausaha Melati Chatering terdiri dari berani menghadapi resiko, kreatif dan inovatif, visi dan misi, tujuan, percaya diri, mandiri, aktif enerjik dan menghargai waktu, konsep diri positif, berpikir positif, tanggung jawab pribadi, serta menerima umpan balik. Ciri sikap wirausaha kesebelasnya dominan terhadap karakteristik wirausaha Melati Chatering. Karakteristik wirausaha memiliki pengaruh yang besar terhadap sebelas ciri sikap wirausaha.

(9)

ABSTRACT

ANALYSIS OF CHARACTERISTICS AND ENTREPRENEURIAL BEHAVIOR

ENTREPRENEUR WET CAKE

(Studies on Melati Chatering at Amaliun street Medan)

Name : Dindiya Putri

NIM : 090907019

Prodi : Ilmu Administrasi Niaga/Bisnis Faculty : Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Academic Advisor : Lagut Sutandra, S.Sos. MSP

Currently unemployment has reached a very high and continues to be a major problem faced by the government. Every year college graduates and an equal amount to millions. But the difficulty of getting a permanent job is inevitable. Currently the development of UMKM (Micro, Small and Medium Enterprises) has been very popular among the people. UMKM are considered as the right choice for every person who is difficult to get a job through UMKM have many emerging new entrepreneurs who are ready to face the competitive world of business is getting tougher. UMKM one long and still active in business is located in Melati Chatering Amaliun Medan road. Melati effort is Chatering select cake business. Entrepreneurial Melati Chatering certainly have certain behaviors in the attempt is interesting enough to be studied.

The purpose of this study was : ( 1 ) to describe the characteristics of the individual and entrepreneurial attitude Chatering Bed ( 2) analyze the entrepreneurial attitude cake Melati Chatering ( 3) to analyze the relationship between the characteristics of the entrepreneurial attitude Melati Chatering cake . In this study, the method used is descriptive method with qualitative data . Informants in this study were divided into three , namely the key informant Melati Chatering owner , the key informants Melati Chatering son of the owner and informant added that casual employees amounted to 2 Melati Chatering .

The results showed that the characteristics of entrepreneurial cake Chatering Melati consists of educational level, personal values, age, and work experience have any effect in managing the business. Melati Chatering entrepreneurial attitude consists of bold face risks, creative and innovative, vision and mission, goals, self-confident, independent, active energetic and appreciate the time, positive self-concept, positive thinking, personal responsibility, and receive feedback. Characterize the dominant attitude towards entrepreneurship eleventh Melati Chatering entrepreneurial characteristics. Entrepreneurial characteristics have considerable influence on the eleven traits entrepreneurial attitude.

(10)

DAFTAR ISI

Kata Pegantar ... i

Daftar Isi ... ii

Abstrak ... iii

Bab I Pendahuluan ... iv

1.1. ... L atar Belakang ... 1

1.2. ... R umusan Masalah ... 1

1.3. ... T ujuan Penelitian ... 9

1.4. ... M anfaat Penelitian ... 10

Bab II Kerangka Teori ... 10

2.1. karakter Individu ... 11

2.2. Penjelesan Tentang Wirausaha ... 11

2.3. Karakteristik Wirausaha ... 12

2.4. Wirausaha Kue Basah ... 15

2.5.Kue Basah, Macamnya, dan Penetapan Harga ... 16

2.6. Pemasaran Kue Basah ... 17

2.7. Sikap Wirausaha ... 21

2.7.1. Motif Prestasi Sebagai Ciri Wirausaha ... 25

(11)

3.1. Bentuk Penelitian ... 33

3.2. Lokasi Penelitian ... 33

3.3. Informan Penelitian ... 33

3.4. Defenisi Konsep ... 34

a. Teknik Pengumpulan Data ... 34

i. Teknik Pengumpulan Data Primer ... 37

ii. Teknik Pengumpulan Data Sekunder ... 38

iii. Teknik Analisis Data ... 39

Bab IV Hasil dan Pembahasan ... 43

4.1. Analisis Berani Mengambil Resiko Terhadap Pendidikan ... 43

4.2. Analisis Berani Mengambil Resiko Terhadap Nilai Pribadi ... 43

4.3. Analisis Berani Mengambil Resiko Terhadap Umur ... 46

4.4.Analisis Berani Mengambil Resiko Terhadap Pengalaman Kerja ... 47

4.5. Analisis Sikap Kreatif Terhadap Pendidikan ... 49

4.6. Analisis Sikap Kreatif Terhadap Nilai Pribadi ... 49

4.7. Analisis Sikap Kreatif Terhadap Umur ... 50

4.8.Analisis Kreatif Terhadap Pengalaman Kerja ... 50

4.9. Analisis Sikap Mempunyai Visi Terhadap Pendidikan ... 51

4.10. Analisis Sikap Mempunyai Visi Terhadap Nilai Pribadi ... 52

4.11. Analisis Sikap Mempunyai Visi Terhadap Umur ... 52

(12)

4.13. Analisis Tujuan UsahaTerhadap Pendidikan ... 53

4.14. Analisis Tujuan UsahaTerhadap Nilai Pribadi ... 54

4.15. Analisis Tujuan UsahaTerhadap Umur ... 54

4.16.Analisis Tujuan UsahaTerhadap Pengalaman Kerja ... 55

4.17. Analisis Percaya Diri Terhadap Pendidikan ... 55

4.18. Analisis Percaya Diri Terhadap Nilai Pribadi ... 56

4.19. Analisis Percaya DiriTerhadap Umur ... 57

4.20.Analisis Percaya Diri Terhadap Pengalaman Kerja ... 58

4.21. Analisis Sikap Mandiri Terhadap Pendidikan... 59

4.22. Analisis Sikap Mandiri Terhadap Nilai Pribadi ... 59

4.23. Analisis Sikap Mandiri Terhadap Umur ... 60

4.24.Analisis Sikap Mandiri Terhadap Pengalaman Kerja ... 60

4.25. Analisis Sikap Aktif dan Enerjik Terhadap Pendidikan ... 62

4.26. Analisis Sikap Aktif dan Enerjik Terhadap Nilai Pribadi ... 63

4.27. Analisis Sikap Aktif dan Enerjik Terhadap Umur ... 63

4.28.Analisis Sikap Aktif dan Enerjik Terhadap Pengalaman Kerja ... 64

4.30. Analisis Konsep Diri Positif Terhadap Pendidikan ... 64

4.31. Analisis Konsep Diri Positif Terhadap Nilai Pribadi ... 65

4.32. Analisis Konsep Diri Positif Terhadap Umur ... 65

4.33.Analisis Konsep Diri Positif Terhadap Pengalaman Kerja ... 66

(13)

4.35. Analisis Berpikir Positif Terhadap Nilai Pribadi ... 67

4.36. Analisis Berpikir Positif Terhadap Umur ... 68

4.37.Analisis Berpikir Positif Terhadap Pengalaman Kerja ... 68

4.38. Analisis Bertanggung Jawab Terhadap Pendidikan ... 69

4.39. Analisis Bertanggung Jawab Terhadap Nilai Pribadi ... 70

4.40. Analisis Bertanggung Jawab Terhadap Umur ... 71

4.41.Analisis Bertanggung Jawab Terhadap Pengalaman Kerja ... 71

4.42. Analisis Selalu Belajar Umpan Balik Terhadap Pendidikan ... 72

4.43. Analisis Selalu Belajar Umpan Balik Terhadap Nilai Pribadi ... 73

4.44. Analisis Selalu Belajar Umpan Balik Terhadap Umur ... 74

4.45.Analisis Selalu Belajar Umpan Balik Terhadap Pengalaman Kerja ... 75

Bab V Kesimpulan dan Saran ... 76

5.1. Kesimpulan ... 76

5.2. Saran ... 77

Dafar Pustaka ... v

(14)

ABSTRAK

ANALISIS KARAKTERISTIK DAN PERILAKU WIRAUSAHA WIRAUSAHA KUE BASAH

(Studipada Melati Chatering Jl. Amaliun Medan) Nama : Dindiya Putri

NIM : 090907019

Prodi : Ilmu Administrasi Niaga/Bisnis Fakultas : Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Pembimbing : Lagut Sutandra, S.Sos. MSP

Saat ini pengangguran telah mencapai angka yang sangat tinggi dan menjadi masalah utama yang terus dihadapi oleh pemerintah. Setiap tahun lulusan perguruan tinggi dan sederajat berjumlah jutaan. Namun sulitnya mendapatkan pekerjaan tetap tidak bisa dihindari. Maka saat ini perkembangan UMKM (Usaha Mikro Kecil Menengah) telah sangat populer di kalangan masyarakat. UMKM dianggap sebagai pilihan tepat bagi setiap orang yang sulit mendapatkan pekerjaan. Melalui UMKM telah banyak bermunculan para wirausaha baru yang siap dalam menghadapi persaingan dunia usaha yang semakin ketat. Salah satu UMKM yang sudah lama dan masih aktif menjalankan usahanya adalah Melati Chatering yang berlokasi di jalan Amaliun Medan. Usaha yang Melati Chatering pilih adalah usaha kue basah. Wirausaha Melati Chatering tentunya memiliki perilaku tertentu dalam berusaha yang cukup menarik untuk dikaji.

Tujuan penelitian ini adalah: (1) Mendeskripsikan karakteristik individu dan sikap wirausaha Melati Chatering (2) Menganalisis sikap wirausaha kue basah Melati Chatering (3) Menganalisis hubungan antara karakteristik dengan sikap wirausaha kue basah Melati Chatering.

Pada penelitian ini metode yang digunakan adalah metode deskriptif dengan data kualitatif. Informan dalam penelitian ini dibagi dalam tiga , yaitu informan kunci yaitu pemilik Melati Chatering, informan utama yaitu anak dari pemilik Melati Chatering dan informan tambahan yaitu karyawan tidak tetap Melati Chatering berjumlah 2 orang.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa karakteristik wirausaha kue basah Melati Chatering terdiri dari tingkat pendidikan, nilai pribadi, faktor umur, dan pengalaman kerja berpengaruh apapun dalam mengelola usaha tersebut. Sikap wirausaha Melati Chatering terdiri dari berani menghadapi resiko, kreatif dan inovatif, visi dan misi, tujuan, percaya diri, mandiri, aktif enerjik dan menghargai waktu, konsep diri positif, berpikir positif, tanggung jawab pribadi, serta menerima umpan balik. Ciri sikap wirausaha kesebelasnya dominan terhadap karakteristik wirausaha Melati Chatering. Karakteristik wirausaha memiliki pengaruh yang besar terhadap sebelas ciri sikap wirausaha.

(15)

ABSTRACT

ANALYSIS OF CHARACTERISTICS AND ENTREPRENEURIAL BEHAVIOR

ENTREPRENEUR WET CAKE

(Studies on Melati Chatering at Amaliun street Medan)

Name : Dindiya Putri

NIM : 090907019

Prodi : Ilmu Administrasi Niaga/Bisnis Faculty : Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Academic Advisor : Lagut Sutandra, S.Sos. MSP

Currently unemployment has reached a very high and continues to be a major problem faced by the government. Every year college graduates and an equal amount to millions. But the difficulty of getting a permanent job is inevitable. Currently the development of UMKM (Micro, Small and Medium Enterprises) has been very popular among the people. UMKM are considered as the right choice for every person who is difficult to get a job through UMKM have many emerging new entrepreneurs who are ready to face the competitive world of business is getting tougher. UMKM one long and still active in business is located in Melati Chatering Amaliun Medan road. Melati effort is Chatering select cake business. Entrepreneurial Melati Chatering certainly have certain behaviors in the attempt is interesting enough to be studied.

The purpose of this study was : ( 1 ) to describe the characteristics of the individual and entrepreneurial attitude Chatering Bed ( 2) analyze the entrepreneurial attitude cake Melati Chatering ( 3) to analyze the relationship between the characteristics of the entrepreneurial attitude Melati Chatering cake . In this study, the method used is descriptive method with qualitative data . Informants in this study were divided into three , namely the key informant Melati Chatering owner , the key informants Melati Chatering son of the owner and informant added that casual employees amounted to 2 Melati Chatering .

The results showed that the characteristics of entrepreneurial cake Chatering Melati consists of educational level, personal values, age, and work experience have any effect in managing the business. Melati Chatering entrepreneurial attitude consists of bold face risks, creative and innovative, vision and mission, goals, self-confident, independent, active energetic and appreciate the time, positive self-concept, positive thinking, personal responsibility, and receive feedback. Characterize the dominant attitude towards entrepreneurship eleventh Melati Chatering entrepreneurial characteristics. Entrepreneurial characteristics have considerable influence on the eleven traits entrepreneurial attitude.

(16)

BAB I PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang Masalah

Saat ini perkembangan UMKM (Usaha Mikro Kecil Menengah) telah

sangat populer di kalangan masyarakat. UMKM dianggap sebagai pilihan

tepat bagi setiap orang yang sulit mendapatkan pekerjaan namun tetap ingin

mewujudkan karir dan memperoleh pendapatan. Melalui UMKM telah banyak

bermunculan para wirausaha baru yang siap dalam menghadapi persaingan

dunia usaha yang semakin ketat.

Pengangguran merupakan masalah bagi pemerintah yang sulit untuk

diselesaikan. Menurut Miraza (2008:15) penciptaan kesempatan kerja di

tengah suatu masyarakat sejalan dengan kebijakan dan upaya pemerintah di

dalam menjalankan fungsi negara. Pengangguran yang tinggi menggambarkan

perputaran ekonomi dan tingkat kesejahteraan masyarakat yang rendah. Suatu

usaha yang dibangun ditujukan untuk kepentingan orang-orang yang bekerja

dalam usaha tersebut. Tujuan tersebut juga untuk menciptakan kesejahteraan

bagi mereka.

Mindset atau pola pikir itu sangat penting. Data Young Biz Indonesia

(17)

Indonesia adalah pengangguran. Setiap tahun lulusan perguruan tinggi dan

sederajat berjumlah jutaan. Hampir sebagian besar dari lulusan itu berorientasi

mencari kerja. Itu pun belum ditambah dengan lulusan tahun sebelumnya yang

jumlahnya jutaan dan masih belum mendapatkan pekerjaan. Hal ini bisa

diibaratkan dengan sebuah kolam ikan (pasar tenaga kerja) yang sudah penuh

dengan jutaan ikan dengan makanan (kebutuhan tenaga kerja) yang sedikit

tetapi setiap tahunnya dimasukkan ikan (pencari kerja) yang baru (Hendro,

2011:7).

Dengan kondisi seperti itu, wirausaha merupakan solusi yang tepat dalam

membuka lapangan pekerjaan baru sehingga angka pengangguran khususnya

di Kota Medan dapat berkurang. Serta mampu berusaha sendiri secara mandiri

untuk mendapatkan pendapatan. Dengan dikembangkannya jiwa

kewirausahaan tentu manusia yang tidak produktif akan berkurang dan

berganti dengan manusia yang produktif, manusia yang merubah nasibnya

berdasarkan pemikiran dan kerjanya sendiri (Miraza, 2008:19-20).

Jenis wirausaha di Kota Medan pun beragam. Berbagai jenis usaha kecil

akan mudah sekali dijumpai di sini. Hal ini menjadi nilai positif dan

memberikan motivasi bagi pengangguran agar mau menjadi seorang

wirausaha. Wirausaha juga tidak bisa diremehkan, karena pendapatan yang

mereka peroleh terbilang cukup besar. Dari UMKM ini juga membuka

peluang bagi para wirausaha untuk lebih mengembangkan usahanya menjadi

(18)

Salah satu UMKM yang banyak menjadi pilihan bagi wirausaha adalah

usaha kecil kue basah. Penjualan yang dilakukan pun bervariasi. Bagi

wirausaha yang memiliki modal besar, mereka dapat membuka toko sendiri.

Namun bagi wirausaha yang bermodal kecil, mereka lebih memilih untuk

melakukan usaha di rumah masing-masing.

Kue basah merupakan jenis kue nusantara yang umumnya empuk,

bertekstur lembut, dan tidak dapat bertahan lama (hanya bertahan beberapa

hari atau kurang). Hal ini karena umumnya kue tradisional terbuat dari tepung

beras, gula, dan santan, sehingga lekas basi. Kue basah biasanya dimasak

dengan cara dikukus, direbus, atau digoreng.

Wirausaha yang bermodal kecil lebih memilih melakukan kegiatan

penjualan dan produksi di rumah mereka sendiri. Kue basah yang mereka

tawarkan juga bervariasi dan tidak kalah enak. Namun sedikit sulit dalam

kegiatan promosi karena tidak adanya toko sendiri. Toko sangat berguna bagi

para calon pembeli untuk menemuka lokasi usaha tersebut. Maka dari itu,

promosi yang mereka gunakan biasanya promosi dari mulut ke mulut atau dari

orang ke orang.

Para wirausaha kecil yang menjual kue basah tentunya memiliki perilaku

tertentu dalam berwirausaha agar usahanya menarik untuk diteliti. Perilaku

wirausaha kue basah ini menjadi menarik untuk diteliti karena motivasi

mereka yang tinggi dan untuk berwirausaha. Ini terlihat walaupun usaha

(19)

keterbatasan modal serta promosi, dan lain-lain, mereka dapat memperoleh

pelanggan yang banyak. Dimana pelanggan tersebut loyal dan percaya

terhadap kualitas dan rasa kue basah yang mereka tawarkan dibanding usaha

kue kering lainnya yang sudah jauh berkembang dan diketahui di masyarakat

luas.

Salah satu UMKM kue basah yang ada di kota Medan adalah Melati

Chatering. Pemilik utama Melati Chatering bernama Ibu Enny dan ia rutin

dibantu oleh anaknya bernama Ika. Usaha ini telah berjalan kurang lebih 30

tahun. Alasan pemilik menggunakan nama “Melati” pada usahanya hanya

karena suka dengan nama tersebut, dan 30 tahun yang lalu belum ada ide

membuat nama usaha se-kreatif saat ini. Melati Chatering hanya memiliki

struktur organisasi yang sangat sederhana, jika digambarkan adalah sebagai

berikut

Sumber : Hasil wawancara Melati Chatering

(20)

lainnya. Hampir setiap hari, ada saja pesanan untuk kue basah. Jadi fokus

penelitian penulis hanya sebatas pesanan kue basah saja.

Melati Chatering sudah berjalan cukup lama. Jika dilihat sekarang ini,

jumlah pelanggan tetap Melati Chatering cukup banyak. Hal ini dapat dilihat

dari adanya order setiap hari, khususnya untuk pemesanan kue basah.

Melati Chatering terletak di Jalan Amaliun Medan. Pemilik utama Melati

Chatering bernama ibu Enny dengan karyawan berjumlah tiga orang. Dengan

keterbatasan karyawan dan modal, Melati Chatering cukup sukses dalam

mempertahankan loyalitas pelanggan yang telah dimilikinya. Melati Chatering

memiliki banyak pelanggan tetap saat ini yang telah mempercayakan kualitas

produk maupun harga yang ditawarkan.

Melati Chatering merupakan salah satu contoh UMKM yang memiliki

semangat dan motivasi yang tinggi untuk terus melanjutkan usahanya. Maka

dari itu, perlu adanya kajian tentang analisis karakteristik dan perilaku

wirausaha kue basah Melati Chatering.

Sepris Yonaldi (2013) melakukan penelitian berjudul “Persepsi

Mahasiswa Taman Siswa Padang Tentang Usaha Kecil Menengah dan

Kewirausahaan”. Dari hasil penelitian Persepsi Mahasiswa Tentang Usaha

Kecil Menegah (UKM) dan Kewirausahaan (Studi Mahasiswa Universitas

Tamansiswa Padang) dapat penulis simpulkan bahwa setelah dilakukan uji

Cohorance untuk membuktikan pengembangan sikap kewirausahaan yang di

(21)

duapuluh atribut yang membetuk karakteristik wirausha bisa dibuktikan pada

mahasiswa Universitas Tamansiswa Padang bahwa atribut tersebut

membentuk persepsi posisitf terhadap Wirausaha dan UKM. Pada analisis 7

karakteristik wirausahawan yang tangguh pada mahasiswa Universitas

Tamansiswa Padang menggambarkan bahwa mahasiswa mempunyai

karakteristik wirausaha yang kuat, jika hal ini bisa di arahakan dan di

manfaatkan dengan baik maka akan menghasilkan wirausahawan yang handal.

Ila Nur Arofatillah (2010) melakukan penelitian berjudul “Strategi

Wirausaha Dalam Meningkatkan Volume Penjualan”. Dari penelitian Strategi

Wirausaha Dalam Meningkatkan Volume Penjualan dapat penulis simpulkan

bahwa :

Strategi wirausaha perusahaan pengrajin bordir “Dahlia Collection” yang

bertempat di desa Sukoanyar Plalar Pakis Malang mengutamakan pada aspek

sumber daya manusia dan aspek pemasaran. Strategi sumber daya manusia itu

penerapannya dengan melalui kebijakan rekrutment karyawan, jaminan sosial

tenaga kerja, pengembangan karyawan, hubungan ketenaga kerjaan

perusahaan. Sedangkan aspek pemasaran sesuai dengan pokok pemasaran

yaitu 4P Product, promotion, price, dan place /distribution.

Teknik penjualan yang di lakukan oleh industri pengrajin bordir “Dahlia

Collection” ada tiga macam teknik yaitu:

a) Teknik penjualan secara langsung yang penjualan langsung kepada

(22)

b) Teknik penjualan tidak langsung yang penjualan yang dilakukan dengan

membutuhkan tenaga penyalur atau agen untuk dijual kepada konsumen

terakhir.

c) Teknik pemotongan harga yang diterapkan pada penjual pengrajin

bordir dengan memberikan potongan harga bagi pelanggan tetap, berkisar

pemotongan harga dari 1.000 sampai 10.000 rupiah perkodinya, namun bila

melalui jasa tergantung harga gambar yang diinginkan dengan harga mulai

100 sampai 5.000 rupiah pergambarnya.

Volume penjualan industri pengrajin bordir “Dahlia Collection”

mengalami naik turun karena di sebabkan faktor musiman, permintaan naik

pada musim pernikahan, lebaran Idul Fitri, dan Idul Adha. Adapun barang

yang di produksi oleh industri pengrajin bordir “Dahlia Collection” adalah

kerudung, bandana, kebaya, mukenah, aksesories, dan kaos.

Ritha F. Dalimunthe (2002) melakukan penelitian berjudul “Pengaruh

Karakteristik Individu, Kewirausahaan, Gaya Kepemimpinan Terhadap

Kemampuan Usaha Serta Keberhasilan Usaha Industri Kecil, Tenun dan

Bordir Di Sumatera”. Berdasarkan penelitian tersebut penulis mengambil

kesimpulan bahwa pengaruh karakteristik individu yang paling dominan

berpengaruh adalah pelatihan dan pengalaman pengusaha. Pada

kewirausahaan yang menonjol sifat kewirausahaan yang dimiliki motivasi,

peluang dan percaya diri. Untuk kemampuan usaha yang paling signifikan

(23)

kepemimpinan selalu dipergunakan gaya kepemimpinan otoriter, partisipasi

dan konsiderasi secara bersama atau sendiri-sendiri. Keberhasilan usaha

pengaruh yang signifikan adalah jumlah tenaga kerja, produktivitas tenaga

kerja, jumlah penjualan dan pertumbuhan penjualan.

Pratania Villonensia (2009) melakukan penelitian berjudul “Pengaruh

Kemandirian Pribadi Terhadap Perilaku Kewirausahaan (Studi Kasus

Pedagang Pakaian Pasar Pajak Sore Jalan Jamin Ginting)”. Dari penelitian

tersebut dapat disimpulkan bahwa kemandirian pribadi merupakan suatu

upaya sendiri yang meliputi segala aspek kebutuhan yang mampu dipenuhi

sendiri tanpa harus menggantungkan kepada orang lain. Para wirausaha

biasanya memulai usahanya secara mandiri dengan modal sendiri atau modal

bersama. Kemandirian ini merupakan modal awal terciptanya ekonomi

perusahaan sehat. Usaha mereka umumnya berskala kecil, tetapi dapat

menyerap tenaga kerja yang besar. Kepekaan terhadap perubahan menuntut

pribadi-pribadi dengan inisiatif, kreativitas dan motivasi yang tinggi.

Faktor-faktor tersebut akan mempengaruhi perilaku kewirausahaan yang mereka

miliki. Dengan demikian masing-masing pelaku usaha akan terdorong dalam

meningkatkan kreativitas berfikir, menentukan keputusan yang lebih baik dan

pencapaian sukses usaha. Hasil penelitian menunjukkan bahwa determinasi

(R2) kemandirian pribadi mempengaruhi perilaku kewirausahaan dengan

(24)

secara parsial (uji t) variabel kemandirian pribadi berpengaruh postif dan

signifikan terhadap perilaku kewirausahaan.

Fivi Rahmatus (2011) melakukan penelitian yang berjudul “Membangun

Jiwa Dan Kompetensi Kewirausahaan”. Dari penelitian tersebut dapat

disimpulkan bahwa menjadi seorang wirausahaan memiliki daya tarik dan

tantangan tersendiri. Namun diperlukan ketekunan, keseriusan, serta kemauan

untuk terus menuntut ilmu. Risiko yang harus ditanggung pun lebih tinggi.

Inilah yang acap kali menyebabkan seseorang enggan untuk membuka usaha

sendiri.

1.2Rumusan Masalah

Dalam menjalankan suatu usaha, pasti tidak terlepas dari permasalahan.

Begitu juga dengan usaha kue basah Melati Chatering. Masalah yang dihadapi

Melati Chatering antara lain:

Pertama, persaingan kue basah yang sangat ketat di Kota Medan. Jika kita

lihat sudah sangat banyak usaha sejenis yang bermunculan, maupun usaha

sejenis yang memang sudah sangat terkenal di masyarakat.

Kedua, perkembangan usaha yang sulit untuk berkembang. Melati

Chatering sudah berdiri sejak lama namun kegiatan promosi yang sangat

kurang. Menambah juga pelanggan baru juga sedikit sulit dilakukan.

Ketiga, pencatatan pembukuan keuangan dilakukan seadanya. Hal ini

(25)

kurang adanya target keuntungan yang ingin dicapai. Mereka lebih melakukan

penjualan sebagai rutinitas saja.

Karakteristik wirausaha adalah ciri khas maupun sifat yang berhubungan

dengan aspek bisnis. Peranan utama Melati Chatering adalah kemampuan

akan pengetahuan, sikap, dan keterampilan. Sehingga usaha yang dijalankan

akan meningkat dan tetap mempertahankan keloyalan pelanggan.

Berdasarkan uraian dari latar belakang yang dikemukakan di atas, maka

rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Bagaimana karakteristik wirausaha pada Melati Chatering?

2. Bagaimana sikap wirausaha pada Melati Chatering?

3. Bagaimana hubungan antara karakteristik wirausaha terhadap sikap

wirausaha Melati Chatering?

1.3Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah untuk memberikan jawaban terhadap

perumusan masalah yang telah dikemukakan diatas, yaitu:

1. Mendeskripsikan karakteristik wirausaha Melati Chatering.

2. Menganalisis sikap wirausaha Melati Chatering.

3. Menganalisis hubungan antara karakteristik wirausaha terhadap sikap

wirausaha Melati Chatering.

1.4Manfaat Penelitian

(26)

1. Secara Akademis, Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi

baik secara langsung bagi kepustakaan Departemen Ilmu Administrasi

Niaga/Bisnis FISIP USU.

2. Secara Teoritis, Penelitian ini diharapkan dapat menarik peneliti lain untuk

meneruskan penelitian di bidang Ilmu Administrasi Niaga/Bisnis,

khususnya penelitian tentang analisis Karakteristik dan Sikap Wirausaha.

3. Secara Praktis, Penelitian ini dapat menjadi sumbangan pemikiran bagi

pihak terkait dalam bidang usaha khususnya di bidang membentuk

(27)

BAB II

KERANGKA TEORI

Neuman (2003) dalam Prasetyo dan Jannah (2005:64-65) menjelaskan bahwa

teori memberikan kepada kita suatu kerangka yang membantu dalam melihat

permasalahan. Teori menyediakan konsep-konsep yang relevan, asumsi-asumsi

dasar yang dapat digunakan, dan mengarahkan penelitian yang diajukan, serta

membimbing kita dapat memberikan makna terhadap data.

Adapun teori-teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori tentang

karakterisik wirausaha, sikap wirausaha, dan bagaimana hubungannya antara

karakteristik wirausaha terhadap sikap wirausaha.

2.1. Karakter Individu

Karakter secara harfiah berasal dari bahasa latin yaitu “charakter”, yang antara lain berarti : watak, tabiat, sifat-sifat kejiwaan, budi pekertian, kepribadian

atau akhlak. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, karakter merupakan

sifat-sifat kejiwaan, akhlak atau budi pekerti yang membedakan seseorang dengan

orang lain.

2.2. Penjelasan Tentang Wirausaha

Dalam beberapa literatur, kata entrepreneurship diambil dari Bahasa Perancis

yang kurang lebih artinya adallah seseorang yang melakukan kegiatan bisnis dan

(28)

Hisrich (2008:6) dikatakan bahwa wirausaha adalah seorang yang menjalankan

bisnisnya dengan berani mengambil resiko yang muncul dalam batas pengetahuan

dan pengalaman yang dimilikinya. Wirausaha dapat juga dikatakan sebagai

seseorang yang memulai sesuatu yang baru atau dapat memunculkan keunikan

dari produk atau jasa yang diciptakannya sehingga berbeda dari para pesaing

lainnya.

Memulai bisnis baru dapat menjadi sesuatu yang memberikn tantangan, tapi

tetap saja seorang wirausaha melihat bahwa memiliki suatu bisnis merupakan

tolak ukur dari kesuksesan. Seorang ahi ekonomi dari Perancis Richard Cantillon

pertama kali yang memperkenalkan istilah entrepreneur. Menurutnya wirausaha adalah orang yang melamkukan suatu proses dan mengombinasikan sumberdaya

serta menjualnya dengan harga tertentu di pasar.

Pengertian wirausaha relatif berbeda-beda antara satu ahli dengan ahli lainnya

dengan titik berat perhatian atau penekanan yang berbeda-beda pula. Beberapa

pemahaman singkat tentang wirausaha tersebut di antaranya adalah sebagai

berikut :

1. Jean B. Say (1816): Wirausaha adalah agen yang menyatukan berbagai

alat-alat produksi dan menciptakan suatu nilai dari proses produksinya.

2. Frank Knight (1921): Menekankan pada peranan wirausaha dalam

(29)

3. Joseph Schumpter (1934): Wirausaha adalah seorang inovator yang

mengimplementasikan perubahan-perubahan di dalam pasar melalui

kombinasi-kimbinasi baru.

4. Penrose (1963): Aktivitas wirausaha mencakup indentifikasi

peluang-peluang di dalam sistem ekonomi dan melakukan eksekusi terhadap

peluang tersebut.

5. Harvey Leibenstein (1979): Wirausaha mencakup kegiatan-kegiatan

yang dibutuhkan untuk menciptakan atau melaksanakan perusahaan

pada saat semua pasar belum terbentuk atau belum teridentifikasi

dengan jelas atau komponen fungsi produksinya belum diketahui

sepenuhnya.

6. Israel kirzner (1979): Wirausaha sebagai proses mengidentifikasi,

mengembangkan dan membawa visi ke dalam kehidupan. Arafah

(2010:2-4)

Ada beberapa faktor yang menyebabkan seseorang memilih untuk menjadi

wirausaha, antara lain: (1) Wirausaha dan dunianya masih dianggap sebagai idola

dan dikagumi di dalam masyarakat; (2) Wirausaha dan bisnis saat ini menjadi

primadona dalam dunia pendidikan; (3) Adanya pergeseran sistem ekonomi ke

sistem jasa; (4) Adanya kemajuan dalam bidang teknologi; (5) gaya hidup yang

mandiri; (6) Berkembangnya dunia maya (Arafah, 2010:10).

Seorang wirausaha harus melalui suatu proses untuk mendapatkan

(30)

bisnisnya. Entrepeneurial process yang harus dilalui oleh seorang wirausaha dengan memadukan peluang, sumberdaya serta organisasi tempat wirausaha

melakuka kegiatan bisnisnya atau organisasi bisnis yang dimilikinya. Proses untuk

membuat suatu bisnis baru bukanlah merupakan suatu hal yang mudah, begitu

banyak kendala yang harus dihadapi oleh seorang wirausaha.

Hisrich (2008:9) dalam bukunya menjelaskan ada empat langkah dalam

entrepreneurial proses yang harus dilalui oleh seorang wirausaha, yaitu:

1. Identifcation dan evaluate the opportunity, pada tahap ini sangat sulit sekali bagi seorang wirausaha untuk melakukan identifikasi dan

mengevaluasi peluang, karena tidak semua orang dapat melihat dan

memahami peluang tersebut.

2. Development of the business plan, perencanaan bisnis yang baik harus dikembangkan jika seorang wirausaha sudah memiliki peluang dan

yakin akan keberhasilan peluang yang telah dimilikinya tersebut.

3. Determination of the resources required, menetukan kebutuhan akan sumberdaya merupakan suatu hal yang sangat penting untuk

diperhatikan, karena hal ini berhubungan dengan anggaran yang

dimiliki oleh wirausaha.

4. Manage the entreprose, setelah semuanya ditetapkan, maka langkah selanjutnya adalah bagaimana mengelola suatu kegiatan bisnis dengan

baik. Hal ini menyangkut gaya kepemimpinan yang dimiliki oleh

(31)

Penulis berpendapat bahwa hakekat, kewirausaha adalah ilmu, seni

amupun perilaku, sifat, ciri, dan watak seseorang yang memiliki kemampuan

dalam mewujudkan gagasan inovatif ke dalam dunia nyata secara kreatif (create

new and different). Berpikir sesuatu yang baru (kreativitas) dan bertindak

melakukan sesuatu yang baru (inovasi) guna menciptakan nilai tambah (value

added) agar mampu bersaing dengan tujuna menciptakan kemakmuran individu

dan masyarakat. Karya dari wirausaha dibangun berkelanjutan, dilemabagakan

agar kelak dapat tetap berjalan dengan efektif ditangan orang lain (Kristanto,

2009:3).

2.3. Karakteristik Wirausaha

Menurut Arafah (2010:27-28) bahwa banyak hal yang menjadi latar

belakang seseorang untuk menjadi seorang wirausaha, sangat sulit sekali untuk

membentuk kepribadian yang tangguh bagi seorang wirausaha, karena faktor

terbesar yang menjadi penghalang adalah ada dalam diri individu tersebut, yaitu

rasa takut, malas, tidak ingin berkompetisi, dll. Seorang wirausaha adalah juga

seorang yang dapat melihat peluang, dan tidak semua orang dapat melihat peluang

tersebut dengan jelas, apalagi mengimplementasikannya dalam dunia nyata. Oleh

sebab itu ada beberapa hal yang menjadi karakteristik dan latar belakang

seseorang untuk menjadi wirausaha menurut Hisrich (2008:60), antara lain:

1. Tingkat pendidikan, sangat mempengaruhi pola pikir yang dimiliki oleh

seseorang. Dengan pendidikan seseorang dapat berpikir dengan melihat dari

(32)

menjadi hambatan seorang wirausaha untuk menjalankan bisnisnya. Jadi disini

tingkat pendidikan sangat membantu seseorang untuk memandang sesuatu

dengan lebih teliti, tajam dan terarah.

2. Nilai pribadi, karena nilai-nilai pribadi yang sangat sulit diukur sehingga

seseorang memutuskan dirinya untuk menjadi seorang wirausaha. Oleh sebab

itu pertimbangan personal values ini sangat subjektif dan sangat sulit untuk diukur.

3. Faktor umur merupakan sesuatu hal yang sangat menentukan seseorang untuk

menjadi seorang wirausaha, dalam beberapa literatur dikatakan bahwa

seseorang menjadi wirausaha dimulai pada umur 25 sampai dengan 30 tahun.

4. Pengalaman kerja di masa lalu sangat mempengaruhi seseorang untuk menjadi

seorang wirausaha. Dengan pengalaman yang dimilikinya berarti dia sudah

memiliki modal berupa pengetahuan, pengalaman serta pembelajaran yang

sangat berguna bagi bisnis yang dijalankannya.

2.4. Wirausaha Kue Basah

Wirausaha kue basah adalah seorang wirausaha yang membuka peluang untuk

berjualan kue basah mulai dari proses produksi sampai pada tahap penjualan pada

konsumen. Wirausaha kue basah yang diteliti oleh penulis merupakan bisnis

keluarga yang proses produksi sampai dengan penjualan dilakukan dirumah dan

tidak memiliki toko.

(33)

kriteria kekayaan bersih atau hasil penjualan tahunan, seperti kepemilikan,

sebagaimana diatur dalam undang-undang ini. Usaha kecil yang dimaksud disini

meliputi juga usaha kecil informal dan usaha kecil tradisional. Adapun usaha kecil

informal adalah berbagai usaha yang belum terdaftar, belum tercatat, dan belum

berbadan hukum, antara lain petani penggarap, industri rumah tangga, pedagang

asongan, pedagang keliling, pedagang kaki lima, dan pemulung. Sedangkan usaha

kecil tradisional adalah usaha yang menggunakan alat produksi sederhana yang

telah digunakan secara turun temurun, dan atau berkaitan dengan seni dan budaya

(Anoraga, 1997:45).

2.5. Kue Basah, Macamnya, dan Penetapan Harga

Kue adalah kudapan ata

biasanya bercita ras

diartikan sebagai makanan ringan yang dibuat dari adona

Kue basah umumnya empuk, bertekstur lembut, dan tidak dapat bertahan lama

(hanya bertahan beberapa hari atau kurang). Hal ini karena umumnya kue

tradisional terbuat dari tepung beras, gula, dan santan, sehingga lekas basi. Kue

basah biasanya dimasak dengan cara dikukus, direbus, atau digoreng. Kebanyakan

kue tradisional Nusantara adalah kue basah, dan umumnya dapat ditemui di pasar

tradisional di Indonesia.

Beberapa jenis kue basah antara lain: kue lapis, kue dadar gulung, kue

(34)

masih menjadi pilihan utama bagi masyarakat Indonesia khususnya untuk

dihidangkan pada berbagai acara khusus.

Kue basah yang akan dijual juga harus memperhitungkan penetapan harga

yang akan ditawarkan pada konsumen. Menurut Arafah (2010: 93-96)

menetapkan harga adalah keputusan bisnis yang mempengaruhi baik oleh seni

maupun ilmiah. Penetapan harga untuk produk dan jasa mengharuskan wirausaha

untuk menyeimbangkan antara beberapa pertimbangan yang kompleks, banyak

diantaranya bekerja secara berlawanan. Wirausaha harus memutuskan harga untuk

barang dan jasa yang mereka jual yang akan menarik konsumen dan

menghasilkan keuntungan.

Sayangnya, banyak pemilik bisnis skala kecil menetapkan harga tanpa

informasi yang cukup mengenai biaya operasi mereka dan perilaku alamiah

konsumennya. Harga adalah faktor penting dalam membangun hubungan jangka

panjang dengan konsumen, dan kesalahan penetapan harga dapat berakibat fatal

pada hubungan jangka panjang dengan konsumen dan berakibat pada keuntungan

yang akan diperoleh.

Menurut Mudjiarto, Wahid (2006:156) apabila mengelola keuangan suatu

usaha dengan baik, bukan hanya dilakukan oleh usaha besar saja. Tetapi usaha

kecil dan menengah harus melakukan pengelolaan keuangan dengan baik dan

benar. Sehubungan dengan pernyataan tersebut, maka seorang pemilik usaha

(35)

Penetapan harga dapat dilakukan dengan berbagai cara. Salah satunya

menurut Arafah (2010:105) dengan menetapkan harga jual Break-Even.

Menentukan harga jual Break-Even adalah dengan rumus :

Harga Jual = (Keuntungan + biaya variabel per unit x jumlah barang yang

diproduksi + Total Biaya Tetap) / Jumlah barang yang

diproduksi.

Penetapan harga bukan salah satu keputusan paling sulit yang harus diambil

oleh pemilik usaha kecil, tetapi juga salah satu yang paling penting. Strategi

penetapan harga yang tidak tepat telah menghancurkan banyak bisnis dimana

pemiliknya mengira telah memberikan harga yang cukup tinggi untuk

menghasilkan keuntunga, pada kenyatannya tidak.

1. Harga Image, kebijakan penetapan harga sebuah perusahaan mengkomunikasikan informasi penting mengenai image keseluruhan usaha tersebut kepada pelanggan.

2. Kompetisi dan Penetapan Harga. Ketika menetapkan harga, seorang

wirausaha harus mempertimbangkan harga kompetitornya, tetapi

seharusnya mereka tidak secara otomatis menyamakan atau mengalahkan

harga tersebut. Walaupun harga adalah faktor penting dalam keputusan

pembelian, tetapi bukan hanya hal tersebut yang menjadi pertimbangan

bagi konsumen. sangat penting untuk mempertimbangkan dua faktor

(36)

dan jasa pesaing. Pada sebagian besar pembedaan kualitas dan kuantitas

barang maupun jasanya dari pesaing, maka harga yang ditetapkan

perusahaan tersebut harus menyamai harga yang ditetapkan oleh

pesaingnya untuk barang yang sama.

3. Fokus pada value secara mutlak. Harga yang pas untuk sebuah produk barang atau jasa bergantung pada satu faktor; yaitu nilai yang diberikan

kepada pelanggan. Wirausaha dapat mengenali tujuan value yang diberikan oleh produk dan jasa mereka, yang mana pelanggan berkenaan

membayar apabila merekaa mengerti benar value yang didapat oleh mereka.

Wirausaha yang menghadapi kenaikan biaya produksi pada bisnis mereka

dapat mempertimbangkan beberapa strategi sebagai berikut:

1. Berkomunikasi dengan konsumen, daripada meyembunyikan berita buruk

dari pelanggan, biarkan mereka mengetahui apa yang sedang terjadi.

2. Fokus memperbaiki efisiensi perusahaan, salah satu cara untuk

mengurangi dampak dari kenaikan biaya di satu daerah adalah dengan

mencari cara untuk mengurangi biaya di daerah yang lain. memperbaiki

efisiensi proses operasi mungkin tidak mengahpus kenaikan biaya

(37)

3. Sampaikan value produk dan jasa perusahaan anda kepada pelanggan,

pelanggan mempunyai kecendrungan untuk melupakan keuntungan dan

kelebihan yang diberikan sebuah bisnis kecuali wirausaha secara periodik

mengingatkan mereka.

4. Antisipasi kenaikan biaya dan coba untuk menetapkan harga lebih awal,

sebagai contoh dengan mengetahui harga komoditas kopi dan teh setiap

hari, pemilik kedai kopi dan teh akan mampu untuk mengantisipasi

kenaikan harga bahan baku yang dibutuhkan dan melakukan pembelian

bahan baku tersebut saat diprediksi harga akan mengalami kenaikan.

Menetapkan harga secara layak membutuhkan usaha lebih daripada

mengandalkan seluruhnya pada intuisi. Sebaliknya, kebijakan penetapan harga

yang baik membutuhkan informasi, fakta dan analisa. Beberapa faktor yang harus

dipertimbangkan usaha kecil saat memutuskan untuk menetapkan harga barang

dan jasa diantaranya adalah sebagai berikut:

1. Biaya produksi barang dan jasa

2. Kondisi pasar penawaran dan permintaan

3. Volume penjualan

4. Harga kompetitor

5. Keunggulan daya saing perusahaan

6. Kondisi ekonomi

(38)

8. Faktor psikologi

9. Kemudahan dan keringanan pembayaran

10.Sensitivitas harga pelanggan

11.Image yang diinginkan.

2.6. Pemasaran Kue Basah

Memasarkan barang merupakan bagian yang penting dalam kelangsungan

hidup usaha. Banyak wirausaha memahami pemasaran hanya sebatas memasarkan

produk yang dihasilkan dalam arti penjualan. Kesuksesan dalam melakukan

kegiatan usaha ditentukan oleh keberhasilan pemasaran perusahaan. Pemahaman

konsep dan praktik pemasaran secara sistematis akan memberikan dasar

pengetahuan bagi wirausaha untuk mencapai sukses bisnis.

Philip Kotler (1997) mengungkapkan pemasaran sebagai sebuah falsafah

bisnis yang mengungkapkan bahwa pemuasan kebutuhan konsumen merupakan

syarat ekonomi dan sosial bagi kelangsungan hidup perusahaan. Marketing

(pemasaran) adalah proses penciptaan dan penyampaian barang dan jasa yang

diinginkan pelanggan meliputi semua kegiatan yang berkaitan dengan menarik

dan mempertahankan pelanggan setia. Kristanto (2009:101)

Menurut Arafah (2010:66-69) fungsi pemasaran wirausaha adalah sebagai

(39)

1. Membuat pelanggan sadar dan tertarik terhadap barang atau jasa yang

ditawarkan.

2. Menyediakan barang dan jasa yang dibutuhkan oleh para pelanggan.

3. Menyiapkan pelayanan yang baik terhadap pelanggan, sehingga

penjualan ulang akan terjadi.

Ada enam langkah yang harus dipersiapkan sebelum suatu rencana

pemasaran ditetapkan, antara lain adalah:

1. Pemasaran harus ditujukan ke arah keuntungan yang didapat dari hasil

penjualan nyata suatu produk. Jika sebuah usaha ingin berhasil, maka

usaha tersebut harus dapat memenuhi kebutuhan pelanggannya. Para

pelanggan akan mementukan apa yang mereka butuhkan, berapa yang

mereka akan bayar, dan dimana serta bagaimana mereka ingin

membeli produk atau jasa tersebut.

2. Harus jelas konsep yang menyatakan tujuan utama dari suatu usaha.

Hal ini berguna untuk mendorong semangat kerja para pegawai,

memberikan kenyamana pada para pelanggan dan merupakan langkah

awal dari pengembangan strategi pemasaran.

3. Setiap usaha memerlukan informasi agar sebuah keputusan dapat

dibuat. Riset pasar membantu menyiapkan informasi ini dengan cara

mengumpulkan, mencatat dan menganalisa data yang berhubungan

(40)

4. Menetapkan tujuan merupakan tolak ukur terhadap kemajuan yang

telah diraih. Rencana harus terinci dan berhubungan dengan sesuatu

yang dapat diukur seperti penjualan atau jumlah klien.

5. Mengetahui persaingan, hampir tidak ada usaha yang tidak mempunyai

saingan. Mengetahui siapakan saingan langsung dan tidak langsung,

seperti kekuatan dan kelemahan mereka, adalah hal yang utama dalam

sebuat rencana pemasaran.

6. Penelitian pasar, penelitian pasar biasanya dipakai untuk mendapatkan

informasi tentang pelanggan, pesaing, dan produk atau jasa yang

ditawarkan.

Ringkasan dari seluruh rencana pemasaran menerangkan dengan singkat

cita-cita utama atau tujuan serta petunjuk singkat bagaimana mencapainya. Target

penjualan untuk tahun berikut, beserta keuntungannya. Proyeksi atau target dari

rencana pemasaran harus jelas dan baik di dalam jangka pendek maupun jangka

panjang. Situasi ini akan menjelaskan mengenai target pasar dan bagaimana suatu

perusahaan melakukan penjualan.

Menurut Arafah (2010:70) bahwa strategi pemasaran adalah jantung dari

rencana pemasaran. Rencana pemasaran yang baik akan menjelaskan bagian pasar

manakah yang dikehendaki oleh suatu perusahaan. Strategi yang dilaksanakan

oleh sebuah usaha bergantung pada sasaran pasar, juga bergantung pula apakah

(41)

mempunyai komponen-komponen penentu, seperti: orang-orang (tenaga

pemasar), jenis produk, tempat/lokasi penjualan, kebijaksanaan dari harga produk,

hubungan masyarakat (humas), dll.

Perincian biaya dari pemasaran sangat diperlukan untuk kesuksesan suatu

strategi pemasaran. Rencana yang baik ialah dalam pelaksanaannya berjalan

sesbaui dan tepat pada waktu yang telah ditentukan dan hasilnya sesuai dengan

proyeksi. Penyelaras dapat terjadi dan kecendrungan yang terbentuk dapat

ditentukan secepatnya.

2.7. Sikap Wirausaha

2.7.1. Motif prestasi sebagai ciri sikap wirausaha

David Mc.Clelland, dalam penelitiannya terhadap mahasiswa di Harvard University, membuktikan bahwa adaya hubungan antara tinggi rendahnya kebutuhan berprestasi (need for achivement) pada kelompok mahasiswa yang diteliti, diukur semasa kuliah dengan pemilihan karier/pekerjaan setelah mereka

tamat dan terjun kemasyarakat.

Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa bagi merea yang memiliki

keinginan berprestasi lebih tinggi ternyata sekitar 66% diantaranya memilih karier

sebagai pengusaha, sementara 34% lainnya memilih pekerjaan di bidang lain.

(42)

10% memilih pekerjaan sebagai pengusaha dan 90% memilih pekerjaan di bidang

lain.

Selanjutnya Mc. Celland mengembangkan penelitian lainnya terhadap

orang-orang diluar kampus yang terdiri dari beragam latar belakang profesi seperti

guru, pengacara, pekerja bank, dokter, pengusaha, dan lain-lain. Hasil penelitian

menunjukkan bahwa, secara umum pengusaha mendapat nilai n-ach (need for achievement) lebih tinggi dibanding dengan orang-orang dengan profesi dibidang lain. Dari hasil tersebut Mc. Celland dan kawan-kawan mengambil kesimpulan

bahwa, sada hubungan yang erat antara kewirausahaan dengan tingkat n-ach yang

tinggi.

Dari hasil penelitiannya kemudian Mc. Celland dan kawan-kawan

mengambil kesimpulan bahwa betapa pentingnya meningkatkan n-ach seseorang

dalam rangka mengembangkan sikap wirausaha masyarakat, yang bila dilihat dari

segi ekonomi mikro dapat mendorong tumbuh dan berkembang dunia usaha dan

pada akhirnya dapat meningkatkan perekonomian suatu negara (Mudjiarto,

Wahid, 2006:26-27).

2.7.2. Ciri-Ciri Sikap Wirausaha

Telah dibahas bahwa secara umum orang yang mempunyai n-ach yang

tinggi kebanyakan dari profesi wirausaha dibandingkan dengan profesi yang

(43)

tinggi dari kehidupan sehari-hari atau ciri-ciri sikap seorang wirausaha, menurut

Faisol (2002, hal 42) sebagai berikut:

a. Berani mengambil resiko

Seorang wirausaha tidak menyukai suatu yang hasilnya sudah pasti dan

mudah dicapai, seperti menabung uangnya atau kegiatan mengandung resiko

rendah. Namun demikian juga seorang wirausaha tidak pula menyukai kegiatan

dengan kemungkinan gagal dalam usahanya lebih besar daripada berhasilnya.

Wirausaha adalah orang yang berani mengambil risiko yang wajar yang

sudah diperhitungkan, ia optimis akan berhasil, tapi bukan pasti berhasil atau

gagal.

b. Kreatif dan Inovatif

Seorang wirausaha sejati tidak menyukai pekerjaan yang mendatar atau

yang bersifat rutin. Ia lebih suka melakukan penyempurnaan dari apa yang sudah

ada sebelumnya dan senang menemukan dan mengusahakan sesuatu yang belum

oernah dibuat orang sebelumnya. Kalaupun ia membuat produk atau membuka

jenis usaha yang sama dengan orang lain, tapi bukan karena ikut-ikutan, itu karena

ia melihat peluangnya masih besar. Ia akan melakukan modifikasi, pengembangan

penyempurnaan-penyempurnaan agar lebih menarik konsumen.

Ia juga tidak mudah puas dengan apa yang telah dicapai, selalu ada ide

(44)

yang mungkin ditempuh. Satu cara kelihatannya tidak mungkin, maka dicobanya

cara yang lain. wirausaha adalah orang yang banyak gagasan, dan banyak akal

dalam mewujudkan gagasan-gagasannya.

c. Mempunyai Visi

Wirausaha sukses adalah orang yang visioner, yang memiliki bayangan

atau gambaran masa depan yang akan dicapai. Ia mampu membuat gambaran

tentang wujud masa depan yang akan diraih. Berdasarkan visi yang ditetapkan, ia

mampu menyusun rencana dam strategi untuk meraihnya. Dan dengan tekun

melaksanakannnya secara konsisten, meskipun banyak rintagan, kesulitan dan

hambatan ataupun orang lain meragukannya.

d. Mempunyai tujuan yang berkelanjutan

Sebagai bagian dari upaya mencapai harapan masa depan atau dengan

visinya, seorang wirausaha sukses mampu merumuskan tujuan yang jelas,

menantang namun realitas. Baik tujuan jangka panjang, menegah, mamupun

jangka pendek. Ia juga mampu untuk senantiasa melakukan evaluasi dan

penyesuaian-penyesuaian tujuan yang telah dirumuskan, untuk memastikan bahwa

tujuan tersebut konsisten dengan visi pribadi dan perusahaan yang berkembang.

Seorang wirausaha sukses tidak hanya puas terhadap pencapaian tujuan, lebih dari

itu senantiasa membuat tujuan baru yang lebih menantang.

(45)

Wirausaha yang sukses mempunyai rasa percaya diri yang kuat. Ia optimis

(percaya dan yakin) bahwa apa yang dilakukan akan berhasil sesuai dengan

harapannya, walaupun banyak orang yang meragukan. Ketika memulai bisnis,

meskipun awalnya kecil-kecilan, ia percaya bahwa apa yang dilakukan merupakan

sesuatu yang tepat sehingga tanpa ragu berani mewujudkannya dan yakin pada

saatnya akan sukses. Ia merasa yakin bahwa dirinya mampu memenangkan

persaingan dengan cara yang sehat.

f. Mandiri

Seorang wirausaha adalah orang yang mandiri, tidak mau hidupnya

tergantung dengan orang lain. ia mempunyai keinginan yang kuat untuk menjadi

pemimpin atau “bos” minimal bagi diri sendiri, terbebas dari perintah atau kontrol

orang lain.

Ia juga pantang diberi pertolongan orang lain, kecuali kalau memang

benar-benar sudah tidak mampu untuk berbuat. Kalaupun minta tolong, maka

pertolongan yang diperolehnya akan dianggap sebagai “hutang” yang nanti harus

dibayar kembali.

g. Aktif, Enerjik, dan Menghargai Waktu

Seorang wirausaha sejati biasanya tidak mau diam dan tidak mudah putus

dengan yang sudah ada. Apabila sedang menjalankan usahanya, tidak puas kalau

tidak menggunakan waktu sebaik-baiknya. Ia bekerja kalau perlu sampai 24 jam

(46)

h. Memiliki konsep diri positif

Wirausaha sejati adalah orang yang memiliki konsep diri positif. Ia adalah

orang yang terbuka terhadap kritik, karena kritik sangat berguna bagi diri sendiri

atau usahanya. Berbeda dengan orang yang memiliki konsep diri negatif, akan

sangat peka terhadap kritik, orang ini mudah tersinggung bahkan marah jika

dikritik, karena kritik dianggap menjatuhkan harga diri.

Wirausaha sejati juga tidak bangga terhadap pujian. Keberhasilan adalah

sesuatu yang wajar sebagai hasil kerja keras dan bukan untuk

dibangga-banggakan. Ciri lain orang yang mempunyai konsep diri positif adalah, sanggup

mengungkapkan penghargaan dan pengakuan atas kelebihan orang lain.

i. Berpikir Positif

Berpikir postif bagian sikap hidup sehari-hari seorang wirausaha berhasil.

Ia senantiasa membiasakan diri bersikap dan berprilaku positif terhadap

konsumen, karyawan, pesaing, mitra bisnis, serta kegagalan yang pernah

menimpanya.

Wirausaha sukses selalu menempatkan konsumen dengan cara pandangan

positif. Konsumen ibarat raja yang harus dilayani untuk memebuhi kebutuhan dan

keinginannya.

Wirausaha sukses juga tidak memandang pesaing sebagai musuh, pesaing

adalah teman seperjuangan, pesaing adalah teman bergaul. Walaupun tidak senang

(47)

dalam kesedihannya. Kegagalan dipandangnya sebagai sukses yang tertunda,

dirinya meyakini akan menemui kesuksesan di penghujung kegagalan.

j. Bertanggung Jawab Secara Pribadi

Seorang wirausaha sejati, apabila kurang atau belum berhasil mencapai

tujuan usahanya, maka ia tidak begitu mudah menyalahkan faktor-faktor diluar

dirinya. Ia akan konsisten bertanggung jawab ketika keputusan-keputusan yang

telah diambilnya ternyata kurang/tidak tepat. Sekali berani mengambil keputusan

ia akan bertanggung jawab terhadap segala akibatnya.

k. Selalu belajar dan Menggunakan Umpan Balik

Apabila menghadapi suatu kepahitan dalam usahanya, seorang wirausaha

sejati tidak mudah begitu saha meloncat ke usaha lain yang sama sekali berbeda.

Ia akan mengumpulkan informasi dan mempelajari faktor-faktor apa saja dari

dalam diri dan dari luar diri yang menyebabkan kegagalan. Wirausaha sukses

umumnya adalah orang yang menyadari akan kelemahan dirinya dan mau belajar

untuk memperbaikinya.

Ketika omset penjualan turun, ia akan mencari tahu penyebabnya. Apakah

daya beli masyarakat akan turun atau ada pesaing baru. Jika faktor pesaing, maka

(48)

Disamping kesebelas ciri-ciri sikap pribadi wirausaha tersebut masi

terdapat ciri-ciri tambahan lainnya. Namun pada dasarnya tidak ada orang yang

(49)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1. Bentuk Penelitan

Bentuk penelitian yang digunakan adalah metode penelitian deskriptif

dengan pendekatan kualitatif. Menuruh Zuriah (2006:47) penelitian dengan

menggunakan metode deskriptif adalah penelitian yang diarahkan untuk

memberikan gejala-gejala, fakta-fakta, atau kejadian-kejadian secara sistematis

dan akurat mengenai sifat-sifat populasi atau daerah tertentu. Dalam penelitian

deskriptif cenderung tidak perlu mencari atau menerangkan saling berhubungan

dan menguji hipotesis.

Data yang dikumpulkan adalah berupa kata-kata, gambar, dan bukan

angka-angka. Hal ini disebabkan oleh adanya penerapan metode kualitatif. Selain

itu, semua yang dikumpulkan berkemungkinan menjadi kunci terhadap apa yang

sudah diteliti (Moleong, 2005:11).

3.2. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di salah satu usaha kue basah Melati Chatering

Jalan Amaliun No. 31 Medan. Pemilihan lokasi dilakukan dengan pertimbangan

bahwa Melati Chatering merupakan salah satu usaha kue basah di kota Medan.

Usaha kue basah Melati Chatering merupakan usaha rumahan dimana penulis

melihat terdapat sesuatu yang menarik dalam diri pemilik Melati Chatering dalam

(50)

3.3.Informan Penelitian

Penelitian kualitatif tidak dikenal adanya populasi dan sampel, sehingga

peneliti menggunakan informan. Menurut Suyanto (2005:172), informan

penelitian meliputi beberapa macam, yaitu:

1. Informan kunci (Key Informan), yaitu mereka yang mengetahui dan memiliki berbagai informasi pokok yang diperlukan dalam penelitian.

2. Informan Utama, yaitu mereka yang terlibat secara langsung dalam

interaksi sosial yang diteliti.

3. Informan Tambahan, yaitu mereka yang dapat memberikan informasi

walaupun tidak langsung terlibat dalam interaksi sosial yang diteliti.

Berdasarkan uraian diatas, yang menjadi informan dalam penelitian ini adalah:

1. Informan kunci : Pemilik Melati Chatering.

2. Informan Utama : Anak dari pemilik Melati Chatering.

3. Informan Tambahan : Karyawan tidak tetap Melati Chatering

(51)

3.4. Defenisi Konsep

Berikut ini didefenisikan beberapa point yang digunakan untuk

mempermudah pemahaman terhadap istilah-istilah dalam penelitian, yaitu:

1. Tingkat pendidikan

Dengan pendidikan seseorang dapat berpikir dengan melihat dari

berbagai sudut pandang dan dapat membantu memecahkan masalah

yang menjadi hambatan seorang wirausaha untuk menjalankan

bisnisnya.

2. Nilai pribadi

Karena nilai-nilai pribadi yang sangat sulit diukur sehingga seseorang

memutuskan dirinya untuk menjadi seorang wirausaha.

3. Faktor umur

Merupakan sesuatu hal yang sangat menentukan seseorang untuk menjadi

seorang wirausaha, dalam beberapa literatur dikatakan bahwa seseorang

menjadi wirausaha dimulai pada umur 25 sampai dengan 30 tahun.

4. Pengalaman kerja di masa lalu

Dengan pengalaman yang dimilikinya berarti dia sudah memiliki modal

berupa pengetahuan, pengalaman serta pembelajaran yang sangat berguna

(52)

5. Berani mengambil resiko

Seorang wirausaha tidak menyukai suatu yang hasilnya sudah pasti dan

mudah dicapai, seperti menabung uangnya atau kegiatan mengandung

resiko rendah. Namun demikian juga seorang wirausaha tidak pula

menyukai kegiatan dengan kemungkinan gagal dalam usahanya lebih

besar daripada berhasilnya.

6. Kreatif dan Inovatif

Seorang wirausaha sejati tidak menyukai pekerjaan yang mendatar atau

yang bersifat rutin. Ia lebih suka melakukan penyempurnaan dari apa yang

sudah ada sebelumnya dan senang menemukan dan mengusahakan sesuatu

yang belum oernah dibuat orang sebelumnya.

7. Mempunyai Visi

Wirausaha sukses adalah orang yang visioner, yang memiliki bayangan

atau gambaran masa depan yang akan dicapai.

8. Mempunyai tujuan yang berkelanjutan

Seorang wirausaha sukses mampu merumuskan tujuan yang jelas,

menantang namun realitas. Baik tujuan jangka panjang, menegah,

(53)

9. Percaya Diri

Wirausaha yang sukses mempunyai rasa percaya diri yang kuat. Ia optimis

(percaya dan yakin) bahwa apa yang dilakukan akan berhasil sesuai

dengan harapannya, walaupun banyak orang yang meragukannya.

10.Mandiri

Seorang wirausaha adalah orang yang mandiri, tidak mau hidupnya

tergantung dengan orang lain. Ia juga pantang diberi pertolongan orang

lain, kecuali kalau memang benar-benar sudah tidak mampu untuk

berbuat.

11.Aktif, Enerjik, dan Menghargai Waktu

Seorang wirausaha sejati biasanya tidak mau diam dan tidak mudah putus

dengan yang sudah ada. Ia bekerja kalau perlu sampai 24 jam sehari dalam

rangka mencapai prestasi usahanya. Waktu baginya sangat berharga.

12.Memiliki konsep diri positif

Wirausaha sejati adalah orang yang memiliki konsep diri positif. Ia adalah

orang yang terbuka terhadap kritik, karena kritik sangat berguna bagi diri

sendiri atau usahanya.

13.Berpikir Positif

Ia senantiasa membiasakan diri bersikap dan berprilaku positif terhadap

konsumen, karyawan, pesaing, mitra bisnis, serta kegagalan yang pernah

(54)

14.Bertanggung Jawab Secara Pribadi

Seorang wirausaha sejati, apabila kurang atau belum berhasil mencapai

tujuan usahanya, maka ia tidak begitu mudah menyalahkan faktor-faktor

diluar dirinya. Ia akan konsisten bertanggung jawab ketika

keputusan-keputusan yang telah diambilnya ternyata kurang/tidak tepat.

15.Menggunakan Umpan Balik

Apabila menghadapi suatu kepahitan dalam usahanya, seorang wirausaha

sejati tidak mudah begitu saha meloncat ke usaha lain yang sama sekali

berbeda.

a. Teknik Pengumpulan Data

i. Teknik Pengumpulan Data Primer

Teknik pengumpulan data primer yaitu pengumpulan data yang diperoleh

melalui kegiatan penelitian langsung ke lokasi penelitian untuk mencari data-data

yang lengkap dan berkaitan dengan masalah yang diteliti. Teknik ini dapat

dilakukan dengan cara :

a. Wawancara, yaitu teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan

mengajukan pertanyaan-pertanyaan langsung kepada pihak-pihak yang

terkait dengan suatu tujuan untuk memperoleh informan yang dibutuhkan.

Metode ini dipakai untuk informan yang berhubungan dan memiliki

Referensi

Dokumen terkait

Gambar 4.9 memperlihatkan bahwa pada posisi sudut yang sama, dengan meningkatnya bilangan Reynolds, maka nilai torsi statis dari turbin angin Savonius berpengganggu juga

Program Pemberdayaan masyarakat dalam pengawasan dan pengendalian sumberdaya kelautan. Anggaran

Koordinasi dan Fasilitasi Pelaksanaan Peringatan Hari Kesadaran Nasional Serta hari - Hari Besar

(2007) showed that improved GRACE monthly gravity field from the University of Texas Center for Space Research (CSR) are able to reveal the coseismic change

Dharmasraya berlokasi di jalur utama perdagangan dari Dataran Tinggi Minangkabau (SARUASO) menuju Ibukota Jambi Lama di pesisir pantai, dimana Penguasa

(Kesimpulan) Perkawinan sebelum adanya Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 dianggap sebagai sebuah perjanjian saja, sedangkan setelah adanya Undang- Undang Nomor 1 Tahun 1974 sudah

0,031 < 0,05 maka dapat disimpulkan terdapat hubungan yang signifikan antara paritas dengan kejadian anemia pada ibu hamil di Puskesmas Pleret Bantul. Paritas

Pada penelitian ini, penulis ingin meneliti lebih lanjut tentang software aplikasi untuk identifikasi pola-pola sidik jari seseorang dengan pengolahan citra