• Tidak ada hasil yang ditemukan

METODE PENELITI

3.4 Defenisi Operasional dan Pengukuran Variabel

Variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

3.4.1 Variabel Independen

Variabel independen yaitu variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependen. Adapun variabel independen yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

a. Kepemilikan Institusi (X1) yaitu Adanya kepemilikan oleh investor-investor institutional seperti perusahaan asuransi, bank, perusahaan investasi dan kepemilikan oleh institusi dan kepemilikan oleh institusi lain

dalam bentuk perusahaan akan mendorong peningkatan pengawasan yang lebih optimal terhadap kinerja insider.

b. Asset Growth (X2) merupakan aktiva yang digunakan untuk aktivitas operasional perusahaan dimana semakin besar asset diharapkan semakin besar hasil operasional yang dihasilkan oleh perusahaan.

c. Sales Growth (X3) merupakan pertumbuhan tingkat penjualan yang dibutuhkan untuk menyediakan modal yang cukup untuk membelanjai perusahaan.

d. ROA (X4) merupakan salah satu rasio rentabilitas yang terpenting digunakan untuk memprediksi harga atau return saham perusahaan publik.

3.4.2 Variabel Dependen

“Variabel dependen adalah variabel yang dipengaruhi atau menjadi akibat karena adanya variabel bebas”. Variabel dependen dalam penelitian ini adalah kebijakan pendanaan yang di ukur dengan Debt to Equity ratio (DER).

Tabel 3.2 Defenisi Operasional Variabel Defenisi Operasional Indikator Skala Independen a. Kepemilikan Intitusi b . Asset growth Rasio antara kepemilikan saham institusional terhadap total saham beredar.

Rasio antara total asset periode sekarang (Assett) minus periode sebelumnya (Assett- Kep.Shm.Institusional Kep. Institusi =

Total Saham Beredar

AssettAssett-1 Asset Growth =

Assett-1

Rasio

c. Sales Growrth d. ROA 1) terhadap total asset periode sebelumnya (Assett-1) Perubahan pendapatan penjualan merupakan perbandingan antara laba usaha dengan modal sendiri dan modal asing yang

menggunakan untuk menghasil kan laba

Net Salest – Net Salest-1

Sales Growth= Net Salest-1 Laba Bersih ROA = Total Asset Rasio Rasio Dependen Debt to Equity ratio (DER)

Rasio antara total debt terhadap shareholder equity Total Debt DER = Shareholder Equity Rasio

Sumber : diolah Peneliti (2012) 3.5 Metode Analisis Data

Metode analisis data dalam penelitian ini menggunakan analisis statistik dengan menggunakan software SPSS 18. Tahap awal yang dilakukan sebelum melakukan pengujian hipotesis yaitu asumsi klasik. Pengujian asumsi klasik yang dilakukan terdiri dari uji normalitas, uji multikilinieritas, uji heteroskedastisitas dan uji autokorelasi. Untuk pengujian hipotesis, dilakukan analisis uji F dan uji t. 3.6 Pengujian Asumsi Klasik

3.6.1 Uji normalitas data

Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah model regresi, variabel terikat dan variabel bebas keduanya mempunyai distribusi normal atau tidak.

Model regresi yang baik adalah memiliki distribusi data normal atau mendekati normal. Metode yang dapat dipakai untuk normalitas antara lain: analisis grafik dan analisis statistik.

Uji normalitas dalam penelitian ini dilakukan dengan cara analisis grafik. Normalitas dapat dideteksi dengan melihat penyebaran data (titik) pada sumbu diagonal dari grafik atau dengan melihat histogram dari residualnya:

a. Jika data menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti garis diagonal atau grafik histogramnya menunjukkan pola distribusi normal (menyerupai lonceng), regresi memenuhi asumsi normalitas.

b. Jika data menyebar jauh dari garis diagonal dan atau tidak mengikuti arah garis diagonal atau grafik histogram tidak menunjukkan pola distribusi normal, maka model regresi tidak memenuhi asumsi normalitas.

3.6.2 Uji multikolonieritas

Uji multikolonieritas bertujuan untuk menguji apakah regresi mempunyai korelasi antara variabel independen. Menurut Umar (2003: 132) “multikolonieritas adalah ada tidaknya korelasi yang sempurna atau korelasi yang tidak sempurna tetapi relatif tinggi pada variabel-variabel bebasnya.

Pengujian multikolonieritas dilakukan dengan melihat nilai VIF antar variabel independen. Untuk mendeteksi ada atau tidaknya multikolonieritas didalam model regresi adalah sebagai berikut:

a. Nilai R2 yang dihasilkan oleh suatu estimasi model regresi empiris sangat tinggi, tetapi secara individual variabel-variabel independen banyak yang tidak signifikan mempengaruhi variabel dependen.

b. Menganalisis matrik korelasi variabel-variabel independen. Jika antar variabel independen ada korelasi yang cukup tinggi (umumnya di atas

0.90), maka hal ini merupakan indikasi adanya multikolonieritas. Tidaknya adanya korelasi yang tinggi antar variabel independen tidak berarti bebas dari multikolonieritas.

c. Multikolonieritas dapat juga dilihat dari nilai tolerance dan lawannya serta variance inflation (VIF). Kedua ukuran ini menunjukkan setiap variabel independen manakah yang dijelaskan oleh variabel independen lainnya (Ghozali, 2006: 91)

3.6.3 Uji heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk melihat apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain (Ghazali, 2006: 105). Suatu model yang baik adalah homoskedastisitas atau tidak terjadi heteroskedastisitas.

Menurut Ghazali (2006: 105) cara memprediksinya adalah jika pola gambar scatterplot model tersebut adalah:

a. Titik - titik data menyebar diatas dan dibawah atau sekitar angka 0 b. Titik - titik data tidak mengumpul hanya diatas atau dibawah saja c. Penyebaran titik-titik data tidak boleh membentuk pola bergelombang

melebar kemudian menyempit dan melebar kembali d. Penyebaran titik-titik data sebaiknya tidak berpola. 3.6.4 Uji autokorelasi

Uji autokorelasi dapat diartikan sebagai korelasi yang terjadi di antara anggota-anggota dari serangkaian observasi yang berderetan waktu (apabila datanya time series) atau korelasi antara tempat berdekatan (apabila cross sectional).

Adapun uji yang dapat digunakan untuk mendeteksi adanya penyimpangan asumsi klasik ini adalah uji Durbin Watson (DW). Untuk melihat ada atau tidaknya autokorelasi dilihat dari tabel sebagai berikut:

Tabel 3.3

Hipotesis Nol Keputusan Jika Tidak ada autokorelasi positif Tolak 0 < d < dl Tidak ada autokorelasi positif No decision dl ≤ d ≤ du

Tidak ada korelasi negative Tolak 4 – dl < d < 4 Tidak ada korelasi negative No decision 4 –du ≤ d ≤ 4 – dl Tidak ada autokorelasi positif

atau negative

Tidak ditolak du < d < 4 – du

Sumber: Ghozali, 2006: 96 3.7 Pengujian Hipotesis Peneliti

Pengujian hipotesis dalam penelitian ini dilakukan dengan analisis regresi berganda, uji signifikansi t-test serta uji signifikansi f-test. Menurut Rochaety (2007: 107)”...dengan uji hipotesis kita memusatkan perhatian pada peluang kita membuat keputusan yang salah. Hipotesis diterima atau ditolak berdasarkan informasi yang terkandung dalam sampel tetapi menggambarkan keadaan populasi”.

3.7.1 Analisis regresi berganda

Regresi berganda bertujuan untuk menghitung besarnya pengaruh dua atau lebih variabel terkait dan memprediksi variabel terkait dengan menggunakan dua atau lebih variabel bebas”. Model persamaannya adalah sebagai berikut:

Y= a+b1X1+b2X2+b3X3+b4X4+e

Keterangan :

a = intercept/koefisienn yang menyatakan perubahan rata-rata variabel dependen untuk setiap varibel independen sebesar satu atau yang disebut konstanta.

b1,b2,b3,b4 = angka arah atau koefisien regresi yang menunjukkan angka peningkatan ataupun penurunan variabel dependen yang didasarkan pada variabel independen. Bila b (+) maka terjadi kenaikan pada variabel dependen, bila b (-) maka akan terjadi penurunan pada variabel dependen dalam hal ini likuiditas.

X1 = Kepemilikan Saham Institusional X2 = Asset Growth

X3 = Sales Growth

X4 = Return On Asset (ROA) e = error

3.7.2 Uji signifikasi simultan (F-test)

Pengujian hipotesis secara simultan dilakukan dengan uji F. Menurut Ghazali (2006: 84) “uji statistik F pada dasarnya menunjukkan apakah semua variabel independen atau bebas yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh secara bersama-sama tehadap variabel dependen/terikat”. Uji F merupakan suatu untuk mengetahui apakah semua variabel independen bukan merupakan penjelas yang sihnifikan terhadap variabel dependen. Penguji ini dilakukan dengan menghitung serta membandingkan F hitung dengan F tabel yaitu ketentuan sebagai berikut:

Jika Fhitung > Ftabel dan signifikansi < 5 % Ha diterima

3.7.2 Uji signifikasi parsial (t-test)

Menurut Ghazali (2006: 84) “uji statistik t pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu variabel penjelas/independen secara individual dalam menerangkan variabel dependen”. Uji t merupakan suatu cara untuk mengukur apakah suatu variabel independen bukan merupakan penjelas yang signifikan terhadap variabel dependen. Dalam pengujian ini dilakukan dengan menghitung serta membandingkan t hitung dengan t tabel yaitu dengan ketentuan sebagai berikut:

Jika t hitung < t tabel dan signifikansi > 5 % H0 diterima Jika t hitung > t tabel dan signifikansi < 5 % Ha diterima

BAB IV

Dokumen terkait