BAB III METODE PENELITIAN
D. Defenisi Operasional dan Pengukuran Variabel
Variable yang diteliti perlu didevenisikan dalam rumusan yang lebih operasional, agar dapat menghindari intrpretasi yang berbeda-beda.Oleh karena variable yang diteliti adalah variable tunggal yaitu sistem bagi hasil pada produk simpanan. Maka yang menjadi defenisi operasional adalah penerapan sistem bagi hasil kepada produk simpanan, yaitu :
1. Giro Wadiah
2. Tabungan Mudharabah 3. Deposito Mudharabah
BAB IV
GAMBARAN UMUM
PT. BANK SULSELBAR SYARIAH, Tbk. CABANG MAKASSAR
A. Sejarah Singkat Perusahaan
Pemikiran terhadap kebutuhan umat akan bank tanpa bunga telah lama muncul. Hal ini diawali dengan tumbuh suburnya bank-bank islam di luar negeri.
Perkembangan bank yang menerapkan sistem bagi hasil tersebut mendorong pemikiran tentang perbankan Indonesia. Kondisi penduduk di Indonesia yang mayoritas beragama islam merupakan modal yang cukup kuat bagi perkembangan bank dengan sistem bagi hasil. Keistimewaan dengan sistem bagi hasil ini adalah karena terlepas dari masalah bunga dimana bunga bank secara tegas sangat di hindari oleh umat islam yang mempunyai kepedulian terhadap nilai syariah atau aturan melarang adanya riba.
Dalam Al-Quran terdapat ayat-ayat yang melarang tentang adanya ribah, misalnya salah satu ayat berikut :
ْمُكَّهَعَن َ َّاللَّ اىُقَّجاَو ًةَفَعاَضُم اًفاَع ْضَأ اَبِّرنا اىُهُكْأَج َلَ اىُىَمآ َهيِذَّنا اَهُّيَأ اَي َنىُحِهْفُج
“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu memakan riba dengan berlipat ganda dan bertakwalah kamu kepada Allah supaya kamu mendapat keberuntungan” (Q.S. Ali Imran : 130).
Bank Pembangunan Daerah Sulawesi Selatan didirikan di Makassar pada tanggal 13 Januari 1961 dengan nama PT Bank Pembangunan Daerah Sulawesi Selatan Tenggara sesuai dengan Akta Notaris RadenKadiman di Jakarta No. 95 tanggal 23 Januari 1961. Kemudian berdasarkan Akta Notaris RadenKadiman No.
27
67 tanggal 13 Juli 1961 nama PT Bank Pembangunan Daerah Sulawesi Selatan Tenggara diubah menjadi Bank Pembangunan Daerah Sulawesi Selatan Tenggara.
Berdasarkan Peraturan Daerah Tingkat I Sulawesi Selatan Tenggara No. 002 tahun 1964 tanggal 12 Februari 1964, nama Bank Pembangunan Daerah Sulawesi Selatan Tenggara diubah menjadi Bank Pembangunan Daerah Tingkat I Sulawesi Selatan Tenggara dengan modal dasar Rp250.000.000. Dengan pemisahan antara Propinsi Daerah Tingkat I Sulawesi Selatan dengan Propinsi Tingkat I Sulawesi Tenggara, maka pada akhirnya Bank berganti nama menjadi Bank Pembangunan Daerah Sulawesi Selatan.Dengan lahirnya Peraturan Daerah No. 01 tahun 1993 dan penetapan modal dasar menjadi Rp25 milyar, Bank Pembangunan Daerah Sulawesi Selatan dengan sebutan Bank BPD Sulsel dan berstatus Perusahaan Daerah (PD). Selanjutnya dalam rangka perubahan status dari Perusahaan Daerah (PD) menjadi Perseroan Terbatas (PT) diatur dalam Peraturan Daerah No. 13 tahun 2003 tentang Perubahan Status Bentuk Badan Hukum Bank Pembangunan Daerah Sulawesi Selatan dari PD menjadi PT dengan Modal Dasar Rp. 650 milyar.
Akta Pendirian PT telah mendapat pengesahan dari Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia RI berdasarkan Surat Keputusan No. C-31541.HT.01.01 tanggal 29 Desember 2004 tentang Pengesahan Akta Pendirian Perseroan Terbatas Bank Pembangunan Daerah Sulawesi Selatan disingkat Bank Sulsel, dan telah diumumkan pada Berita Negara Republik Indonesia No. 13 tanggal 15 Februari 2005, Tambahan No. 1655/2005.
Pada tanggal 10 Februari 2011, telah dilakukan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPS LB) yang dilakukan secara circular
resolution dan Keputusan RUPS LB tersebut telah disetujui secara bulat oleh para pemegang saham. Keputusan RUPS LB tersebut telah dibuatkan aktanya oleh Notaris Rakhmawati LaicaMarzuki, SH dengan Akta Pernyataan Tentang Keputusan Para Pemegang Saham sebagai Pengganti Rapat Umum Pemegang Saham Perseroan Terbatas PT. Bank Sulsel, Nomor 16 Tanggal 10 Februari 2011. Dimana dalam Akta tersebut para pemegang saham memutuskan untuk merubah nama PT. Bank Pembangunan Daerah Sulawesi Selatan disingkat PT. Bank Sulsel menjadi PT. Bank Pembangunan Daerah Sulawesi Selatan dan Sulawesi Barat disingkat PT. Bank Sulselbar.
Perubahan ini telah memperoleh persetujuan dari Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia dengan nomor AHU-11765.AH.01.02. Tahun 2011 Tentang Persetujuan Perubahan Anggaran Dasar Perseroan. Disamping itu, perubahan nama ini juga telah memperoleh Persetujuan Bank Indonesia berdasarkan kepada Keputusan Gubernur Bank Indonesia Nomor:
13/32/KEP. GBI/2011 Tentang Perubahan Penggunaan Izin Usaha Atas nama PT.
Bank Pembangunan Daerah Sulawesi Selatan Disingkat PT. Bank Sulsel Menjadi Izin Usaha Atas Nama PT. Bank Pembangunan Daerah Sulawesi Selatan dan Sulawesi Barat Disingkat PT. Bank Sulselbar.
Pada tahun 2007, PT. Bank Sulselbar telah membentuk unit usaha Syariah.
Berkaitan dengan hal tersebut telah dibentuk dewan pengawas Syariah sesuai dengan Surat Keputusan Direksi PT. Bank Sulsel No. SK/029/DIR tanggal 26 April 2007 tentang pengangkatan Dewan Pengawas Syariah PT. Bank Sulsel dan
SK Direksi No. SK/034/DIR tanggal 11 Mei 2007 tentang personalia sebagai berikut :
1. Prof. Dr. H. Halide = Ketua 2. AG. H. SanusiBaco, Lc = Anggota 3. Dr. MukhlisSufri, SE., M.Si = Anggota
Bank Sulselbar Syariah merupakan unit usaha Syariah dari PT. Bank Sulsel.
Unit ini mulai beroperasi pada bulan April 2007 dengan modal awal Rp.
10.328.992.500, kini memiliki aset sebesar Rp. 21.893.000.000, dengan dana pihak ketiga yang berhasil dihimpun sejumlah Rp. 7.678.000.000, dan penyaluran pembiayaan sebesar Rp. 9.261.000.000, laba yang dihasilkan sejumlah Rp.
3.886.007.000.
Adapun strategi yang ditempu guna pengembangan Unit Usaha Syariah ini antara lain :
1. Menyalurkan pembiayaan syariah secara intensif baik melalui pola executing, channeling, maupun aliansi dengan perbankan syariah yang ada kepada sektor konsumtif maupun produktif terutama dengan pola mudharabah.
2. Mengintensifkan penghimpun dana masyarakat berjangka panjang secara berimbang dengan penyaluran pembiayaan syariah yang diberikan.
3. Mengembangkan produk simpanan berjangka dengan pola mudharabahyang mendukung penyediaan dana berjangka panjang.
4. Membuka akses layanan masyarakat yang lebih luas dengan office channeling, pembukaan kantor cabang syariah baru serta kerja sama ATM.
5. Melakukan sosialisasi dan promosi secara intensif kepada masyarakat baik melalui kerja sama dengan para ulama maupun media promosi dan sosialisasi lainnya.
6. Meningkatkan kepada sumber daya manusia dalam service excellent serta pemahaman konsep dan produk perbankan syariah.
7. Menerapkan Good Corporate Governanceuntuk menjaga citra perusahaan masyarakat dan menciptakan perbankan yang sehat dan terpercaya.
8. Meningkatkan permodalan Unit Usaha Syariah melalui mekanisme internal maupun tambahan alokasi modal.
Visi dan Misi
Visi Bank Sulselbar adalah menjadi bank yang terbaik di kawasan Indonesia Timur dengan dukungan manajemen dan sumber daya manusia yang profesional serta memberikan nilai tambah kepada pemda dan masyarakat.
Misi Bank Sulselbar adalah :
1. Penggerak dan pendorong laju pembangunan ekonomi daerah.
2. Pemegang kas daerah dan melaksanakan penyimpanan uang daerah.
3. Salah satu sumber pendapatan asli daerah.
B. Dasar Pemikiran Berdirinya Perusahaan
Berdirinya PT. BankSulselbar Syariah, selain di dasarkan pada ketentuan syariah islam juga didasarkan pada kenyataan-kenyataan sebagai berikut:
1. Masyarakat Indonesia yang mayoritas beragama Islam sebagian besar masih meragukan hukumnya bunga pada bank-bank konvensional. Keraguan ini
berakibat sikap mereka untuk tidak memanfaatkan jasa-jasa perbankan yang ada secara maksimal.
2. Meningkatnya pembangunan di sector agama akan meningkatkan kesadaran umat Islam untuk melaksanakan nilai-nilai dan ajaran agamanya. Peningkatan kesadaran beragama ini akan meningkatkan tuntutan ummat semakin besar terhadap adanya bank yang beroperasi berdasarkan prinsip syariah. Selain itu, peningkatan kesadaran beragama juga akan meningkatkan pembangunan sarana-sarana keagamaan seperti madrasah, masjid, mushallah, baitul mal dan sebagainya yang pada umumnya belum berani menyimpan dana di bank-bank konvensional yang sudah ada.
3. Bank-bank konvensional yang telah beroperasi di Indonesia darasakan kurang berperan secara optimal dalam membantu memerangi kemiskinan dan pemerataan pendapatan, karena operasi bank dengan pangkat bunga kurang memberi peluang kepada orang-orang miskin untuk untuk mengembangkan usahanya kearah yang lebih produktif. Selain itu pranata pembayaran bunga akan semakin memberatkan nasabah khususnya yang berekonomi lemah dan memberi peluang mengalirnya sumber pendapatan dari debitur yang pada umumnya miskin, kreditur yang pada umumnya lebih mampu secara ekonimis dari pada debitur.
4. Policy (kebijakan) pemerintah di bidang ekonomi khususnya perbankan sangat mendukung bagi beroperasinya bank tanpa bunga di Indonesia. Kebijakan-kebijakan tersebut misalnya Deregulasi Perbankan 1 Juni 1983 yang membebaskan bank-bank untuk menetapkan sendiri tingkat bunga bahkan
sampai tingkat 0%. Pakto 27 Oktober 1988 membuka peluang bagi berdirinya bank-bank swasta baru. Penjelasan lisan pemerintah dalam Rapat Kerja dengan Komisi VII DPR RI tanggal 5 Juli 1990, menegaskan bahwa tidak ada halangan untuk mengoperasikan bank-bank yang sesuai dengan prinsip syariah, asalkan operasionalisasinya dapat memenuhi kreteria kesehatan bank di Indonesia.
5. Undang-undang No. 7 tahun 1992 pasal 1 butir 12 memberi peluang beroperasinyabank dengan sistem bagi hasil keuntungan. Peluang tersebut lebih mendapatkan pijakan hukum yang pasti dengan keluarnya peraturan pemerintah No. 72 tahun 1992 tentang bank berdasarkan prinsip bagi hasil.
6. Konsep yang melekat (build in concept) pada Bank Muamalat sebagai salah satu wujud Bank Islam sejalan dengan kebutuhan dan orientasi pembangunan di Indonesia. Adapun orientasi yang dimaksudkan adalah:
a. Kebersamaan antara bank dengan nasabah
b. Mendorong kegiatan investasi dan menghambat simpanan yang tidak produktif melalui sistem operasi prifit and loss sharing sebagai pengganti bunga
c. Memerangi kemiskinan dengan membina ekonomi lemah dan tertindas d. Mengembangkan produksi, menggalakkan perdagangan dan memperluas
kesempatan kerja dengan kredit kepemilikan barang modal
C. Tujuan dan Strategi Usaha Perusahaan 1. Tujuan Bank Syariah
Tujuan Bank Syariah harus disesuikan dengan bermuamalat menurut ketentuan Syariah Islam serta situasi dan kondisi di Indonesia, baik di bidang ekonomi, sosial budaya, hukum maupun politik.
Pentingnya penyesuaian tersebut agar kehadirat Bank Syariah yang relatif lebih baru dari bank-bank konvensional tidak menimbulkan benturan-benturan, bahkan pertentangan satu sama lain. Sehingga Bank Sulselbar diharapkan dapat berdampingan dan berkompetisi secara sehat dengan bank-bank yang telah ada dalam upaya pencapaian tujuan pembangunan nasional. Dengan demikian bank sulselbar akan terjamin kelangsungan hidupnya di tanah air Indonesia.
2. Adapun Tujuan Umum PT. Bank Sulselbar Syariah di bagi dalam:
Tujuan Umum Bank Sulselbar Syariah
a. Meningkatkan kualitas kehidupan sosial ekonomi masyarakat Indonesia, sehingga akan semakin berkurang kesenjangan sosial ekonomi, sebagai akibat dari praktek-praktek kegiatan ekonomi yang tidak islami.
b. Meningkatkan partisipasi masyarakat dalam proses pembanguna terutama dalam bidang ekonomi keuangan yang selama ini partisipasi masyarakat memanfaatkan lembaga perbankan masih kurang sebagai akibat dari sifat keraguan terhadap hukum bunga bank.
c. Mengembankan lembaga bank dan sistem perbankan yang sehat berdasarkan efisiensi dan keadilan, sehingga mampu meningkatkan
partisipasi masyarakat untuk menggalakkan ekonomi rakyat, dengan memperluas jaringan perbankan ke daerah-daerah pedesaan yang terpencil.
d. Mendidik dan membimbing masyarakat untuk berpikir secara ekonomi berperilaku bisnis dan meningkatkan kualitas hidup masyarakat.
3. Tujuan khusus Bank Sulselbar Syariah
a. Memberikan kesempata kepada orang-orang islam khususnya dan tidak menutup peluang bagi selain yang beragama islam untuk berhubungan dengan perbankan yang lebih menjamin adanya kebersamaan, keadilan dan pemerintahan. Kesempatan tersebut tidak hanya diberikan kepada kelompok ekonomi menengah ke atas, tetapi justru mengutamakan kelompok ekonomi ke bawah.
b. Fasilitas-fasilitas pembiayaannya di utamakan berupa barang/peralatan modal usaha dengan harapan kehidupan ekonomi nasabah semakin mandiri.
c. Memberikan lapangan kerja, sekaligus mendidik kepada orang-orang yang kurang mampu atau pengusaha kecil untuk mengembangkan usahanya, sehingga mampu berwirausaha dan memiliki prospek bisnis yang cerah.
d. Memberikan pembinaan kepada pengusaha produsen baik kecil maupun besar, petani maupun pengrajin berupa pembiayaan pemilikan barang-barang modal dan bahkan buku (Al-Mudharabah atau Bai’uBithamanajil).
e. Memberikan pembinaan kepada pedagang perantara guna membantu pemecahan masalah pemasaran bagi produsen dengan memberikan modal
berupa barang dagangan kepada para perantara yang berminat menjualkan barang hasil produksi pengusaha yang dibina bank islam.
f. Mengembangkan usaha bersama dengan jalan memberikan pembiayaan investasi berupa barang modal dan bahan baku dengan sistem bagi hasil al mudharabah. Untuk kredit pengembangan usaha ini tidak dikenakan biaya apapun, hanya berupa pembagian keuntungan. Apabila diperlukan pengusaha tersebut dapat meminta kredit modal kerja tunai yang harus di bayar kembali dengan biaya administrasinya.
4. Strategi usaha Bank Syariah
Dalam upaya mencapai tujuan PT. BankSulselbar Syariah dalam operasionalnya akan mendasarkan kepada strategi usaha sebagai berikut:
a. Sasaran pembinaan
Sasaran pembinaan PT. Bank Sulselbar Syariah meliputi pengrajin industri kecil, nelayan, peternak, pekebun, petani, tanaman pangan dan horticultura, pedagang kecil, pengusaha transportasi dan pengusaha lainnya. Untuk sasaran tersebut di atas, dilakukan kegiatan berupa pembinaan untuk mempercepat berkembangnya masyarakat kelompok ekonomi menengah kebawah untuk mengantisipasi dampak negatif dari pembangunan, sehingga terbentuk landasan yang kokoh bagi pengembangan manusia seutuhnya dalam pembangunan nasional jangka panjang kedua.
b. Strategi pengembangan
Strategi pengembangan Bank Sulselbar Syariah dilakukan dengan kegiatan-kegiatan:
1. Bekerjasama dengan Bank Pengkreditan Rakyat yang telah ada dengan cara:
a. Mengintrodusir dan membina pengembangan produk-produk dan sistem perbankan berdasarkan syariah islam.
b. Mengintrodusir sistem pengembangan usaha berdasarkan kebersamaan dan peran serta dalam permodalan dan resiko.
c. Merintis dan mengembangkan kerja sama dengan lembaga swadaya masyarakat dalam mendukung kemampuan manajerial dalam teknologi, peningkatan nilai dan pengembangan usaha dan menengah.
2. Mendorong pengembangan bank-bank pengkreditan rakyat (BPR) baru di daerah-daerah potensial, pengembangan usaha kecil dan menengah dengan cara:
a. Penyedia modal perangsang b.Penyedia staf BPR dan pelatihan
c. Penyediaan modal kerja dan pembinaan teknis d.Pembiayaan lanjutan
e. Merintis dan mengembangkan kerja sama dengan LSM dalam mendukung peningkatan kemampuan manajerial dan teknologi.
Peningkatan nilai tambah dan pengembangan usaha pengusaha kecil dan menengah.
3. Bekerjasama dengan Badan Amil Zakat, infak dan sedekah (BAZIS) mengintensifkan pengelolaan zakat infak dan sedekah untuk proyek-proyek pengembangan usaha kecil dan menengah.
4. Merangsang tumbuh dan berkembang lebih baik lembaga-lembaga penyedia bantuan teknik manajemen untuk pengusaha kecil dan menengah.
5.Merangsang tumbuh dan berkembang lebih baik lembaga-lembaga penyedia teknologi peningkatan produktivitas.
6. Merangsang tumbuh dan berkembang lebih baik lembaga-lembaga penyedia bantuan pembinaan keterampilan akuntansi.
7. Mengembangkan peranan lembaga dan melancarkan jaringan penyedia bahan baku.
8. Mengembangkan peranan kelembagaan pemasaran hasil produksi.
D. Konsep Dasar Operasional Perusahaan
Dalm menjalankan uasahanya, BankSulselbar Syariah mempunyai beberapa konsep dasar operasional yang terdiri dari:
1. Sistem Simpana Murni (Al Wadiah)
Yaitu fasilitas yang diberikan oleh bank islam untuk memberikan kesempatan kepada pihak yang berlebihan dana untuk menyimpan dananya di bank.
Fasilitas ini biasanya diberikan untuk tujuan keamanan dan pemindahbukuan dan bukan tujuan investasi.
2. Sistem Bagi Hasil
Yaitu suatu sistem yang meliputi tata cara pembagian hasil usaha antara penyedia dana dan pengelola dana, maupun antara bank dan nasabah penerima dana. Bentuk jasa yang berdasarkan konsep dasar ini adalah Mudharabah dan Musyarakah.
3. Sistem Jual Beli dan Margin Keuntungan
Yaitu suatu sistem yang menerapkan tata cara jual beli, dimana pihak bank akan membeli terlebih dahulu barang yang dibutuhkan atau mengangkat nasabah sebagai agen bank dan nasabah dalam kapasitasnya sebagai agen bank melakukan pembelian-pembelian barang atas nama bank, kemudian bank menjual barang tersebut kepada nasabah dengan harga beli ditambah keuntungan (margin/mark up). Jasa-jasa yang berdasarkan konsep dasar ini adalah Al Murabaha dan Al Bai’uBithamanAjil (BBA).
4. Sistem Fee (jasa)
Yaitu sistem kegiatan yang meliputi seluruh layanan non pembiayaan yang di berikan bank. Bentuk jasa yang berdasarkan konsep dasar ini antara lain, bank garansi, kliring, inkaso, jasa transfer, dan lain-lain.
E. Struktur Organisasi
Struktur organisasi adalah kerangka yang menunjukkan pekerjaan untuk mencapai tujuan dan sasaran organisasi serta wewenang dan tanggung jawab tiap anggota organisasi pada setiap pekerjaan. Selain itu struktur organisasi juga sering disebut dengan skema organisasi yang merupakan gambaran skematis tentang
hubungan pekerjaan antara orang-orang yang terdapat dalam suatu badan untuk mencapai tujuan yang diinginkan. Pencapaian sasaran suatu bank dalam menjalankan kegiatan operasionalnya sangat tergantung pada struktur organisasi yang harus dibuat secara sederhana, efektif dan efisien. Berdasarkan uraian diatas, maka akan disajikan struktur organisasi pada bank sulselbar syariah sebagai berikut :
Gambar 1.4 Struktur Organisasi PT. Bank Sulselbar Syariah Cab. Makassar
Sumber : PT. Bank Sulselbar Syariah Cabang Makassar
PIMPINAN CABANG
Adapun perincian tugas (fungsi) dari masing-masing bagian yang ada dalam perusahaan dapat dijelaskan satu persatu berikut ini :
1. Pemimpin Cabang
a. Bertanggung jawab terhadap pencapaian seluruh target cabang yang telah ditetapkan oleh perusahaan.
b. Bertanggung jawab terhadap seluruh aktifitas operasional cabang.
c. Melakukan supervise terhadap setiap unit/seksi di cabang pelaksanaan pencapaian target pemasaran dan operasional sesuai ketentuan yang telah ditetapkan.
d. Bertanggung jawab terhadap penyaluran pembiayaan yang disalurkan melalui cabang dan melakukan monitoring dan pengawasan agar tetap comply-with dengan ketentuan yang telah ditetapkan.
e. Bertanggung jawab terhadap peningkatan kualitas SDM cabang.
f. Bertanggung jawab atas kondisi cabang agar tetap kondusif.
g. Bertanggung jawab atas monitoring dan pembinaan terhadap nasabah pembiayaan.
h. Penanggung jawab User Pimpinan Cabang.
i. Bertanggung jawab atas pertumbuhan dan perkembangan cabang.
j. Membangun dan meningkatkan relationship dengan semua share-holderdan stake-holder di wilayah kerja cabang.
2. Pemimpin Seksi Umum & Personalia a. Memonitoring pegawai
b. Membuat daftar gaji
c. Membuat daftar uang makan d. Membuat surat-surat keluar e. Mengagenda surat masuk f. Menjaga barang investasi kantor
g. Membuat daftar ATI dan penyusutannya h. Melaksanakan taksasi jaminan
i. Memonitoring kebutuhan ATC/ATK/ATI j. Penanggung jawab User Kasie Umum 3. Pemimpin Seksi Pemasaran & Treasury
a. Bertanggung jawab terhadap pencapaian target pembiayaan dan target operasional lainnya yang telah ditetapkan oleh cabang.
b. Menerima berkas permohonan pembiayaan.
c. Melakukan sosialisasi terhadap permohonan yang masuk.
d. Membuat usulan pembiayaan yang dinilai layak untuk diberikan fasilitas pembiayaan.
e. Membina dan mengawasi seluruh accountpembiayaan yang telah disalurkan.
f. Menyampaikan laporan bulanan cabang ke kantor pusat ataupyn ke Bank Indonesia.
g. Bertanggung jawab dalam proses pemberian pembiayaan yang sesuai dengan prinsip-prinsip syariah islam dan pedoman produk pembiayaan Bank Sulselbar.
4. Pemimpin Seksi Akuntansi dan Pelaporan
a. Memonitoring mutasi pada neraca dan laba rugi.
b. Melakukan review transaksi teller.
c. Berkoordinasi dengan Teller, SA dan penanggung jawab VBS secara langsung.
d. Melakukan konsolidasi RAK atapungiro antara Bank dengan Devisi UUS.
e. Melakukan koordinasi dengan kasie umum-pemasaran perihal putusan pembiayaan.
f. Menjaga stabilitas cabang.
g. Menjaga keharmonisan kinerja secara internal dan secara eksternal.
h. Menyampaikan laporan bulanan cabang ke kntor pusat ataupun ke Bank Indonesia.
i. Anggota komite kantor cabang.
j. Penanggung jawab User Kasie Akuntansi dan Pelaporan.
k. Penanggung jawab Kunci Ruang Khasanah.
l. Penanggung jawab Kunci Brangkas.
5. Head Teller
a. Melakukan transaksi tunai dan non tunai.
b. Membuat laporan kas
c. Memonitoring posisi saldo kas d. Pemegang kunci brangkas e. Penanggung jawab User Teller
6. Teller
Memberikan pelayanan dalam menghitung, mengontrol dana yang masuk dan keluar kas dan bertanggung jawab kepada Head Teller.
7. Service Assistance
a. Bertanggungjawab atas pelayanan kepada seluruh nasabah secara prima.
b. Menjeskan berbagai produk simpanan/pembiayaan kepada nasabah secara efisien dan efektif dan tetap menjaga kerahasiaan bank.
c. Memonitoring pembukaan rek. Simpanan secara regule.
d. Melakukan koordinasi dengan Kasie Keuangan dan Teller perihal AktivasiRek. Simpanan
e. Menjaga keharmonisan kerja dengan seluruh bagian.
f. Mengubdate pengetahuan mengenai produk perbankan syariah, menguasai materi KYC (Know Your Custumer) pada saat melakukan aktivasi pembukaan rekening simpanan.
g. Bertanggung jawab terhadap pencapaian target pendanaan dan target operasional lainnya yang telah ditetapkan oleh bank.
h. Penanggungjawab user SA.
i. Memonitoring penggunaan materai.
8. Fungsi dan Tugas Security
a. Menjaga keamanan kantor dan sekitarnya.
b. Mengontrol pegawai dan absensinya.
c. Mengontrol lalu lintas tamu.
d. Menjaga barang investasi kantor.
e. Menjaga barang/kendaraan pegawai.
f. Membersihkan kantor dan halaman kantor.
g. Membantu pegawai.
h. Melaksanakan tugas tambahan yang diberikan oleh atasan langsung.
i. Pengamanan tarhadap cover dana.
9. Driver
a. Mengantar pimpinan cabang b. Mengantar pegawai
c. Memelihara kendaraan dinas
d. Membersihkan kantor dan halaman kantor
BAB V PEMBAHASAN
A. Penghargaan Yang Diterima BankSulselbarSyariah
Sebagai bukti kinerja BankSulselbar Syariah yang selalu dapat memuaskan nasabahnya dapat dilihat dari beberapa penghargaan yang diterima. Adapun penghargaan yang diterima Bank Sulselbar Syariah adalah sebagai berikut:
Bank Sulselbar, bank pembangunan daerah kebanggaan masyarakat Sulawesi Selatan dan Sulawesi Barat kembali mencetak prestasi dengan meraih penghargaan pada ajang “The 8 th Islamic Fiance Award” yang diselenggarakan oleh KARIM Business Colsulting (KBC) pada tanggal 10 November 2011 di Jakarta. Penghargaan diberikan kepada Bank Sulselbar yang menduduki posisi ke 3 Terbaik untuk kategori TheMostExpansive Financing Sharia Unit untuk kelompok Unit Usaha Syariah dengan asset < Rp. 500 Milyar.
Pemimpin Grup Unit Usaha Syariah Bank Sulselbar, H. Sukiman, menerima langsung penghargaan tersebut di malam penganugrahan yang diadakan di Gedung Dhanapala Kementrian Keuangan RI di Jakarta, bersama seluruh pemimpin bank syariah terbaik lainnya di Indonesia yang juga mendapatkan penghargaan untuk kategori tertentu, mulai penghargaan untuk kategori Bank Umum Syariah (BUS) juga penghargaan untuk kategori Unit Usaha Syariah (UUS).
Islamic Finace Award 2011merupakan kegiatan tahunan yang merupakan tradisi pemberian penghargaan dan forum silaturahmi bagi para penggiat industri
46
keuangan Syariah di Indonesia. Tahun ini KBC kembali melakukan penilaian kinerja keuangan lembaga-lembaga keuangan dengan metodologi dan parameter yang telah ditentukan. Hal ini dilakukan demi menjaga konsistensi dan kualitas
keuangan Syariah di Indonesia. Tahun ini KBC kembali melakukan penilaian kinerja keuangan lembaga-lembaga keuangan dengan metodologi dan parameter yang telah ditentukan. Hal ini dilakukan demi menjaga konsistensi dan kualitas