SUSANTI S.
105720273610
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR MAKASSAR
2014
SUSANTI S.
105720273610
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana pada Jurusan Manajemen
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR MAKASSAR
2014
iii
Tiada kata yang pantas penulis ucapkan selain rasa syukur kepada Allah SWT.Atas segala petunjuk dan hidayah-Nyasehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “AnalisisPendapatan Bagi Hasil Pada Produk Simpanan PT. Bank Sulselbar, Tbk. Cabang Makassar”
Skripsi in tentu masih banyak memiliki kekurangan dari berbagai segi baik analisis maupun pengunaan bahasa, untuk itu penulis mengharapkan saran yang bersifat kontruktif guna penyempurnaan lebih lanjut. Pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan rasa terimah kasih yang tulus dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada:
1. BapakDr.H.Irwan Akib,. M.Pd. selaku Rektor Universitas Muhammadiyah Makassar
2. Bapak Dr. H.Mahmud Nuhung,M.A. selaku Dekan Universitas Muhammadiyah Makassar
3. Bapak Drs. H. Muhammad Rusydi, SE.,M.Si dan Bapak Irianto Sulaiman, SE., MM masimg-masing selaku pembimbing I dan pembimbing II yang selama ini telah mengorbankan waktunya dalam membimbing penulis sejak awal sampai selesainya penulisan skripsi ini
4. Bapak Ibu dosen serta staf dan karyawan fakultas Ekonomi Unismuh Makassar yang telah membimbing dan melayani dalam menuntut ilmu sesuai disiplin ilmu penulis sampai pada tahap penyelesaian studi.
iv hingga selesai .
6. Kedua orang tua saya yang telah memberikan do’a serta dukungan dan materil selama mengikuti pendidikan.
7. Sahabatku A.Sri Hartati, Nurmitasari, atas doa, motivasi dan dukungannya dalam penyelesaian skripsi ini.
8. Kepada teman-teman seperjuanganku selama masa kuliah yang tidak sempat saya sebutkan satu persatukhususnya bagi kelas manajemen 10 angkatan 2010, terimah kasih atas bantuan dan kenangan yang indah maupun pahit yang kita jalani bersama-sama selamai ini
Semoga amal kebaikan mereka mendapat balasan yang setimpal diakhirat kelak dan skripsi ini dapat berguna bagi pihak-pihak yang berkepentingan.
Makassar, April 2014
Punulis
v
SUSANTI S. 2014. Analisis Pendapatan Bagi Hasil Pada Produk Simpanan PT.
Bank Sulselbar Syariah, Tbk. Cabang Makassar. Dibimbing oleh Muhammad Rusydi dan Irianto Sulaiman.
Penelitian dilakukan dengan metode analisis deskriptif. Sejalan dengan upaya restrukturisasi perbankan nasional yang sedang dijalankan saat ini yaitu membangun kembali system perbankan yang sehat dalam rangka mendukung program pemulihan dan kebangkitan ekonomi nasional. Maka salah satu uapaya yang dilakukan untuk mengoptimalkan fungsi sistem perbankan syariah dengan tujuan untuk memenuhi kebutuhan jasa perbankan bagi masyarakat yang tiadak dapat menerima konsep bunga.
Pendapatan bagi hasil pada produk simpanan Bank Sulselbar Syariah diperoleh dari keuntungan yang disalurkan ke masyarakat baik dari pihak ketiga maupun modal bank Sulselbar. Sedangkan disrtibusi bagi hasil antara nasabah dan bank sesuai nisbah yang disepakati.
vi
HALAMAN JUDUL ... i
HALAMAN PERSETUJUAN ... ii
HALAMAN PENGESAHAN ... iii
KATA PENGANTAR ... iv
ABSTRAK………. v
DAFTAR ISI ... vi
DAFTAR GAMBAR ... vii
DAFTAR TABEL ... viii
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1
B. Rumusan Masalah ... 4
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 4
BAB II LANDASAN TEORI DAN HIPOTESA A. Konsep Perbankan ... 5
B. Konsep Bank Syariah ... 9
C. Konsep Dasar Operasional Bank Islam ... 12
D. Aplikasi Perbankan Produk Bank Syariah ... 13
E. Kerangka Pikir ... 21
F. Hipotesis ... 23
BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Waktu Penelitian ... 24
vii
D. Defenisi Operasional dan Pengukuran Variabel ... 26
BAB IV GAMBARANUMUM PT. BANK SULSELBAR SYARIAH A. Sejarah Singkat Perusahaan ... 27
B. Dasar Pemikiran Berdirinya Perusahaan ... 31
C. Tujuan dan Strategi Usaha Perusahaan ... 34
D. Konsep Dasar Operaasional Perusahaan ... 38
E. Struktur Organisasi... 39
BAB V PEMBAHASAN A. Penghargaan Yang Diterima Bank Sulselbar Syariah ... 46
B. Produk-Produk Simpanan di Bank Sulselbar Syariah ... 48
C. Aplikasi Perhitungan Bagi Hasil di Bank Sulselbar Syariah ... 56
D. Analisis Konsep Bagi Hasil Pada Produk Simpanan di Bank Sulselbar Syariah ... 58.
BAB IV SIMPULAN DAN SARAN A. Simpulan ... 65
B. Saran ... 65
DAFTAR PUSTAKA ... 66 LAMPIRAN
vii
Gambar 1.1 Skema al waddiah adh Dhamana ... 15 Gambar 1.2 Skema al musyarakah ... 18 Gambar 1.3 Skema Al Mudharabah ... 20 Gambar 1.4 Struktur Organisasi PT. Bank Sulselbar Syariah Cab. Makassar . 40
viii
Table 1.1 Nisbah Deposito Bank Sulselbar Syariah ... 62
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Menabung adalah tindakan yang dianjurkan oleh islam, karena dengan menabung berarti seorang muslim mempersiapkan diri untuk pelaksanaan perencanaan masa yang akan datang sekaligus untuk menghadapi hal-hal yang tidak diinginkan.
Dalam Al-Quran terdapat ayat-ayat yang secara tidak langsung telah memerintahkan kaum muslimin untuk mempersiapkan hari esoknya secara lebih baik, misalnya salah satu ayat berikut :
َبِّيَط ْمِهْيَهَع اَىْمَّرَح اوُداَه َهيِذَّنا َهِم ٍمْهُظِبَف ( اًريِثَك ِ َّاللَّ ِميِبَس ْهَع ْمِهِّدَصِبَو ْمُهَن ْثَّهِحُأ ٍتا
061 )
ْمُهْىِم َهيِرِفاَكْهِن اَوْدَحْعَأَو ِمِطاَبْناِب ِساَّىنا َلاَىْمَأ ْمِهِهْكَأَو ُهْىَع اىُهُو ْدَقَو اَبِّرنا ُمِهِذْخَأَو اًميِنَأ اًباَذَع
: ءاسىنا(
061
، 060 )
“Maka disebabkan kezaliman orang-orang Yahudi, kami haramkan atas (memakan makanan) yang baik-baik (yang dahulunya) dihalalkan bagi mereka, dan karena mereka banyak menghalangi (manusia) dari jalan Allah, Dan disebabkan mereka memakan riba, padahal sesungguhnya mereka telah dilarang daripadanya, dan karena mereka memakan harta benda orang dengan jalan yang batil. Kami telah menyediakan untuk orang-orang yang kafir di antara mereka itu siksa yang pedih.” (Q.S. An Nisa:160-161).
Begitu pula dalam hadis Nabi Muhammad S.A.W. Pelarang riba dalam islam tidak hanya merujuk pada al qur’an melainkan juga al hadis. Hal ini sebagaimana posisi umum hadis yang berfungsi untuk menjelaskan lebih lanjut aturan yang telah digariskan melalui al qur’an pelarang riba dalam hadis lebih
terperinci. Dalam amanatnya pada tanggal 9 dzulhijjah tahun 10 hijriah, rasuluallah saw. Masih menekankan sikap islam yang melarang riba.
“ingatlah bahwa kamu akan memghadap tuhanmu dan dia pasti akan menghitung amalmu. Allah telah melarang kamu mengambil riba. Oleh karena itu, modal (uang pokok) kamu adalah hak kamu. Kamu tidak akan menderita ataupun mengalami ketidakadilan”.
Dalam beberapa hal, bank konvensional dan bank syariah memiliki persamaan, terutama dalam segi teknis penerimaan uang, mekanisme transfer, teknologi komputer yang digunakan, syarat-syarat umum memperoleh pembiayaan dan sebagainya.Hal ini karena baik bank syariah dan bank konvensional diharuskan harus mengikuti aturan teknis perbankan secara umum.Namu jika di amati secara mendalam, maka terdapat perbedaan besar dari keduanya. Perbedaan itu menyangkut aspek legal, struktur organisasi, usaha yang dibiayai dan lingkungan kerja.
Sejalan dengan upaya restrukturisasi perbankan nasional yang sedang dilaksanakan saat ini yaitu membangun kembali sistem perbankan yang sehat dalam rangka mendukung program pemulihan dan kebangkitan ekonomi nasional, maka salah satu upaya yang di lakukan untuk mengoptimalkan fungsi sistem perbankan syariah dengan beberapa tujuan, yaitu :
1. Untuk memenuhi kebutuhan jasa perbankan bagi masyarakat yang tidak dapat menerima konsep bunga. (Fatwa Majelis Ulama Indonesia tentang bung bank adalah ribah sehingga hukumnya haram).
2. Dengan diterapkannya sistem perbankan syariah yang berdampingan dengan sistem perbankan konvensional, mobilisasi dana masyarakat yang dapat
dilaksakan lebih optimal terutama dari segmen masyarakat yang selama ini belum dapat tersentuh oleh sistem perbankan konvensional.
3. Peluang pembiayaan bagi pengembangan usaha yang lebih berdasarkan prinsip kemitraan yang saling menguntungkan antara nasabah dengan bank.
4. Kebutuhan akan produk dan jasa perbankan yang memiliki keunggulan yang unik dan berlandaskan kepada nilai-nilai moral. Keunggulan ini merupakan penjagaan pembebanan bunga yang berkesinambungan (perpectual interest effect). Salah satu tempat yang cukup aman menaruh dana adalah pada perbankan syariah. Sebagi bukti, pada waktu terjadi krisis ekonomi, perbankan syariah tergolong kategori A sehingga terlepas dari program rekapitulasi perbankan (pada waktu itu bank umum syariah baru bank muamalat Indonesia).
Sebagai pelopor di bank syariah di Indonesia, Bank Sulselbar Syariah telah menetapkan misinya untuk mengambil bagian sebagai katalisator dalam pengembangan institusi keuangan syariah di Indonesia.Sulselbar syariah secara aktif turut memberikan masukan dalam merumuskan undang-undang No.10/1998, yang menetapkan prinsip-prinsip syariah sebagai salah satu perbankan di Indonesia.Seiring dengan dikeluarkannya peraturan ini, bank-bank syariah baru lahir dan beberapa bank konvensional juga membuka cabang syariah.
Berdasarkan uraian di atas maka penulis sangat tertarik untuk meneliti bagaimana system bagi hasil pada produk simpanan yang ditetapkan Bank Sulselbar Cabang Makassar, sekaligus perbedaan sistem bunga dan sistem bagi hasil yang sangat prinsipil.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang atas maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah berikut: “Bagaimana pendapatan bagi hasil kepada nasabah pada Produk Simpanan di BankSulselbar Syariah cabang Makassar”.
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian
Tujuan yang ingin di capai dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
a). Untuk mengetahui dan menganalisis bagi hasil pada produk simpanan Bank Sulselbar Syariah cabang Makassar.
2. Manfaat Hasil Penelitian
Manfaat yang diharapkan dari hasil penelitian ini adalah sebagai berikut : a). Bagi perusahaan, penulis ini berguna sebagai bahan masukan serta
pertimbangan bagi pihak Bank Sulselbar Syariah.
b). Bagi pembaca, penulis ini berguna sebagai referensi dan tambahan pengetahuan tentang bank syariah.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Konsep Perbankan 1. Pengertian Bank
Dalam Undang-Undang No.10 Tahun 1998 pasal 1 butir (1) tentang perbankan dikemukakan bahwa :
“Bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak”.
2. Jenis-Jenis Bank
Jenis-jenis bank menurut kasmir (2000:20-31) adalah :
a. Dilihat dari segi fungsinya, bank dapat digolongkan menjadi 3 golongan yaitu :
1). Bank umum (Commercial Bank) menurut UU No. 10 Tahun 1998 adalah bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional dan atau prinsip syariah yang dalam kegiatannya memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran.
2). Bank Perkreditan Rakyat (BPR) menurut UU No. 10 tahun 1998 adalah bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional atau berdasarkan prinsip syariah yang dalam kegiatannya tidak memberirakan jasa dalam lalu lintas pembayaran. BPR dilarang menerima simpanan giro, kliring dan transaksi valuta
5
asing.Jangkauanwilayah operasi terbatas dalam wilayah tertentu.Serta modal relative kecil dari bank umum.
3). Bank Sentral (Bank Indonesia) b. Dilihat dari segi kepemilikan
1). Bank milik pemerintah 2). Bank milik swasta nasional 3). Bank milik asing
4). Bank milik campuran yakni sahamnya dimiliki swasta nasional dan pihak asing.
c. Dilihat dari segi status
1). Bank devisa adalah bank yang dapat melaksanakan transaksi keluar negeri atau yang berhubungan dengan mata uang asing secara keseluruhan, seperti transfer keluar negeri, pembayaran L/C dan transaksi luar negeri lain.
2). Bank non devisa adalah bank yang melakukan transaksi dalam batas- batas suatu Negara.
d. Dilihat dari segi menentukan harga atau penentuan keuntungan
1). Bank yang berdasarkan prinsip konvensional. Bank ini menggunakna 2 metode yaitu (1). Spread based yakni menetapkan bunga sebagai harga jual baik untuk produk simpanan maupun produk pinjaman (kredit).
(2). Fee based yakni jasa-jasa bank menerapkan biaya dalam nominal atau presentase tertentu.
2). Bank yang berdasarkan prinsip syariah. Bank ini menerapkan aturan perjanjian berdasarkan hukum islam antara bank dan pihak lain dalam menyimpan dana atau pembiayaan usaha dan kegiatan perbankan lainnya.
3. Pengertian Sumber Dana Bank
Menurut Kasmir (2000:46) pengertian Manajemen dana bank adalah :
“Suatu kegiatan perencanaan, pelaksanaan dan pengendalian terhadap perhimpunandana yang ada di masyarakat”.
Secara garis besar sumber dana bank dapat diperoleh dari : a. Dari Bank Sendiri
Adapun pencarian dana yang bersumber dari itu sendiri terdiri dari :
1). Setoran moal dari pemegang saham yaitu, merupakan modal dari para pemegang saham lama atau pemegang saham baru.
2). Cadangan laba yaitu, merupakan laba yang tiap tahun dicadangkan oleh bank dan sementara waktu belum digunakan.
3). Laba bank yang belum dibagi, merupakan laba tahuna berjalan tapi dibagikan kepada para pemegang saham.
b. Dana yang berasal dari masyarakat luas
1). Simpanan Giro (Demand Deposit) yang merupakan simpanan bank dimana penarikannya dapat dilakukan setiap saat dengan menggunakan cek atau bilyetgiro.
Pengertian cek adalah “surat perintah tanpa syarat dari nasabah kepada bank yang memelihara rekening giro nasabah tersebut, untuk
membayar sejumlah uang kepada pihak yang disebutkan di dalam cek atau kepada pembawa cek”.
Pengertian Bilyet Giro (BG) adalah “surat perintah dari nasabah kepada bank yang memelihara rekening giro nasabah tersebut untuk memindahbukukan sejumlah uang dari rekening yang bersangkutan kepada pihak yang disebutkan namanya pada bank yang sama atau bank lain”.
2). Simpanan Tabungan (Saving Deposit) simpanan pada bank yang penarikannya dapat dilakukan sesuai perjanjian antara bank dengan nasabah dan penarikannya dengan menggunakan slip penarikan, buku tabungan kartu ATM, atau sarana penarikan lainnya.
3). Simpanan Deposito (Time Deposito), merupakan simpanan pada bank yang penarikannya sesuai jangka waktu (jatuh tempo) dan dapat ditarik dengan bilyetgiro.
c. Dari lembaga lain
1). Bantuan Likuiditas Bank Indonesia (BLBI) 2). Pinjaman antara bank (call maney)
3). Pinjaman dari bank-bank luar negeri 4). Surat berharga pasar uang (SBPU)
B. Konsep Bank Syariah 1. Pengertian Bank Syariah
Pengertian bank syariah (interest-fee banking) menurut Muhammad (2000:13) adalah :
Bank syariah (interest-fee banking) adalah lembaga keuangan yang lembaga pokoknya memberikan pembiayaan dan jasa-jasa lainnya dalam lalu lintas pembayaran serta peredaran uang yang pengoperasiannya disesuaikan dengan prinsip islam.
M. Syafe’i Antonio dan KarnaenPerwataatmadja (1997:1) membedakan menjadi 2 pengertian yaitu :
Bank Islam adalah (1) bank yang beroperasi sesuai dengan prinsip-prinsip syariah islam; (2) bank yang tata cara beroperasinya mengacu kepada ketentuan-ketentuan Al Quran dan Al Hadits.
Bank yang beroperasi sesuai dengan prinsip syariah islam adalah bank yang dalam beroperasinya itu mengikuti segala ketentuan-ketentuan syariah islam, khususnya yang menyangkut tata cara bermuamalat secara islami. Dalam tata cara bermuamalat itu dijauhi praktek-praktek yangdikuatirkan mengandung unsure-unsur riba untuk diisi dengan kegiatan-kegiatan investasi atas dasar bagi hasil dan pembiayaan perdagangan.
Falsafah dasar dari hubungan perniagaan atau transaksi ekonomi antar pihak- pihak yang terlibat dalam operasi bank berdasarkan syariah islam adalah : a. Efisiensi yaitu mengacu prinsip saling menolong untuk beriktiar yang
bertujuan mendapatkan keuntungan yang maksimal dengan masukan- masukan yang perlu diberikan selayaknya.
b. Keadilan yaitu mengacu pada hubungan yang tidak menzalimi dan mengiklaskan pihak-pihak yang terlibat dalam persetujuan yang matang tentang proporsi masukan dan keluaran dari pihak tersebut.
c. Kebersamaan yaitu mengacu pada prinsip saling menawarkan bantuan dan nasehat untuk saling meningkatkan produktivitas
2. Ciri-Ciri Bank Syariah
Bank syariah beroperasi dengan berpedoman pada Al Quran dan Hadits.
Karena itu bank islam mempunyai karakteristik yang berbeda dengan bank konvensional.
Cirri-ciri pokok bank syariah menurut WarkumWarsitoadalah :
a. Keuntungan dan beban biaya yang disepakati tidak kaku dan ditentukan berdasarkan kelayakan tanggungan resiko dan pengorbanan masing- masing.
b. Beban biaya tersebut hanya dikenakan sampai batas waktu kontrak. Sisa utang selepas kontrak dilakukan dengan membuat kontrak baru.Hal ini sesuai dengan Al Quran Surah Al Baqarah Ayat 280.
c. Penggunaan persentase untuk perhitungan keuntungan dan biaya administrasi selalu dihindari, karena persentase bersifat melekat pada sisa utang mekipun batas waktu perjanjian telah berakhir.
d. Pada bank syariah menerapkan perhitungan berdasarkan keuntungan yang pasti (fixed return)yang ditetapkan dimuka, karena pada hakekatnya yang mengetahui tentang untung dan ruginya suatu proyek yang dibiayai bank hanyalah Allah semata manusia sama sekali tidak mampu meramalkannya.
e. Bank syariah tidak menerapkan jual beli atau sewa menyewa uang dari mata uang yang sama, misalnya rupiah dengan rupiah atau dollar dengan dollar yang dari transaksi itu dapat menghasilkan keuntungan.
f. Adanya Dewan Penangawas Syariah yang bertugas mengawasi operasionalisasi bank dari sudut syariah.
3. Keistimewaan Bank Syariah
Bank syariah sebagai alternatif bagi bank-bank konvensional yang dianggap kurang berhasil dalam mengembangkan misi utamanya, memiliki keistimewaan-keistimewaan yang juga merupakan perbedaan jika di bandingkan dengan bank-bank konvensional. Keistimewaan-keistimewaan bank syariah tersebut adalah :
a) Adanya kesamaan ikatan emosional yang kuat antara pemegang saham,pengelola bank dan nasabahnya. Kuatnya ikatan emosional keagamaan ini akan menimbulkan kebersamaan dalam menghadapi resiko usaha dan membagi keuntungan secara jujur dan adil, dan semua pihak yang terlibat dalam bank syariah akan memiliki tanggung jawab usaha yang sama.
b) Diterapkan system bagi hasil sebagai pengganti bunga yang memungkinkan cost push inflation yaitu akibat penerapan system bunga pada bank konvensional dapat dihilangkan sehingga bank syariah diharapkan mampu menjadi pendukung kebijakan moneter handal,selain itu dengan system bagi hasil memungkinkan terjadinya persaingan antar bank syariah berjalan secara wajar karena keberhasilan bank syariah
ditentukan oleh fungsi edukatif bank dalam membina nasabah dengan kejujuran, keuletan dan proposionalismeyang pada akhirnya bank syariah akan lebih mandiri dari pengaruh gejolak moneter baik dalam maupun luar negeri.
c) Dalam bank syariah tersediah fasilitas kredit kebaikan (Al QardulHasan) yang diberikan secara Cuma-Cuma. Nasabah hanya berkewajiban menanggung biaya materai, biaya notaries dan biaya kelayakan.
d) Dengan menetapkan system bagi hasil berarta tidak membebani biaya diluar kemampuan bank (dalam hal ini bagi hasil kepadadeposan) maupun debitur (bagi hasil kepada bank) sehingga terjamin akan adanya keterbukaan.
C.Konsep Dasar Operasional Bank Islam
Dalam menjalankan usahanya, bank syariah mempunyai beberapa konsep dasar operasional yang terdiri dari :
1. Sistem Simpanan Murni/Giro (Al Wadiah)
Yaitu fasilitas yang diberikan oleh bank islam untuk memberikan kesempatan kepada pihak yang berlebihan dana untuk menyimpan dananya di bank.
Fasilitas ini biasanya diberikan untuk keamanan dan pemindahbukuan dan bukan tujuan investasi.
2. Sistem Bagi Hasil
Yaitu suatu sistem yang meliputi tata cara pembagian hasil usaha antara penyedia dana dan pengelola dana, maupun antara bank dan nasabah penerima
dana. Bentuk jasa yang berdasarkan konsep dasar ini adalah Mudharabah dan Musyarakah.
3. Sistem Jual Beli dan Margin Keuntungan
Yaitu suatu sistem yang menerapkan tata cara jual beli, dimana pihak bank akan membeli terlebih dahulu barang yang dibutuhkan atau mengangkat nasabah sebagai agen bank dan nasabah dalam kapasitasnya sebagai agen bank melakukan pembelian-pembelian barang atas nama bank, kemudian bank menjual barang tersebut kepada nasabah dengan harga hargabali ditambah keuntungan (margin/mark up).
4. Sistem fee (jasa)
Yaitu sistem kegiatan yang meliputi seluruh layanan non pembiayaan yang diberikan bank. Bentuk jasa yang berdasarkan konsep dasar ini antara lain, bank garansi,kliring, jasa transfer dan lain-lain.
b. Pengertian Bagi Hasil
Bagi hasil (profit sharing) dalam kamus ekonomi diartikan pembagian laba, dalam hal ini pembagian laba yang telah di tentukan antara pihak bank dan deposan.
D. Aplikasi Perbankan Produk Bank Syariah 1. Titipan (Trust Depository)
Mengacu pada pengertian yadaddhamanah, bank sebagai penerima simpanan dapat memanfaatkan al wadiah untuk tujuan current account (giro) dan saving account (tabungan berjangka).
Sebagai konsekuensi dari yadaddhamanah, ssemua keuntungan yang di hasilkan dari dana titipan tersebut menjadi milik bank (demikian juga ia adalah penanggung seluruh kemungkinan kerugian). Sebagai imbalan si penyimpan mendapatkan jaminan keamanan terhadap hartanya, demikian juga fasilitas-fasilitas giro lainnya.
Sungguhpun demikian, bank sebagai penerima titipan, sekaligus juga pihak yang telah memanfaatkan dana tersebut,tidak dilarang untuk memberikan semacam insentif berupa bonus dengan catatan tidak di syaratkan sebelumnya dan jumlahnya tidak ditetapkan dalam nominal atau persentase secara advance, tetapi betul-betul merupakan kebijakan dari manajemen bank.
Dalam dunia perbankan modern yang penuh dengan kompetisi, insentif semacam ini dapat dijadikan sebagai banking policy dalam upaya merangsang semangat menabung masyarakat, sekaligus sebagai indikator kesehatan bank terkait. Hal ini karena semakin besar nilai keuntungan yang diberikan kepada penabung dalam bentuk bonus, semakin efisiensi pula pemanfaatan dana tersebut dalam infestasi yang produktif dan menguntungkan.
Dewasa ini banyak bank islam diluar negeri yang telah berhasil mengkombinasikan prinsip al wadiah dengan prinsip al mudharabah. Dalam kombinasi ini dewasa direksi menentukan besarnya bonus dengan menetapkan persentase dari keuntungan yang dihasilkan oleh dana al wadiah tersebut dalam periode tertentu.
Gambar 1.1 Skema al waddiahadhDhamana
Titipan Dana
Beri Bonus
Bagi Hasil Pemanfaatan dana
Sumber : Bank Sulselbar Syariah Keterangan :
Dengan konsep Al WadiahYadhDhamanah pihak yang menerima tititpan boleh menggunakan dan memanfaatkan uang atau barang yang dititipkan.
Tentunya pihak bank dalam hal ini mendapatkan bagi hasil dari pengguna dana. Bank dapat memberikan insentif kepada penitip dalam bentuk bonus.
2. Bagi Hasil (Profit Sharing)
Al-Musyarkah (Kerjasama Modal Usaha) Partnership, Project Financing Perticipation.
NASABAH Muwaddi’
(Penitip)
Bank Mustawda’
(penyimpan)
USER OF FUND (dunia usaha)
a. Jenis-jenis pembiayaan Al-Musyarakah 1).Pembagian Proyek
Al Musyarakah biasanya diaplikasikan untuk pembiayaan proyek dimana nasabah dan bank sama-sama menyediakan dana untuk membiayai proyek tersebut. Setelah proyek itu selesai, nasabah mengembalikan dana tersebut bersama bagi hasil yang telah disepakati uintuk bank.
2). Modal Ventura
Pada lembaga keuangan khusus yang dibolehkan melakukan investasi dalam kepemilikan perusahaan, al musyarakah diterapkan dalam skema modal ventura. Penanaman modal dilakukan untuk jangka waktu tertentu, dan setelah itu bank melakukan divestasi atau menjual bagian sahamnya, baik secara singkat maupun bertahap.
b. Manfaat Al Musyarakah
Terdapat banyak manfaat dari pembiayaasecaramusyarakah ini, diantaranya sebagai berikut :
1). Bank akan menikmati peningkatan dalm jumlah tertentu pada saat keuntungan usaha nasabah meningkat.
2). Bank tidak berkewajiban membayar dalam jumlah tertentu kepada nasabah pendanaan secara tetap, tetapi disesuaikan dengan pendapatan/
hasil usaha bank, sehingga bank tidak akan pernah mengalami negative spread.
3). Pengembalian pokok pembiayaan disesuaikan dengan cash flow/arus kas usaha nasabah, sehingga tidak memberatkan nasabah.
4). Bank akan lebih selektif dan hati-hati (prudent) mencari usaha yang benar-benar halal, aman dan menguntungkan. Hal ini karena keuntungan yang riil dan benar-benar terjadi itulah yang akan dibagikan.
5). Prinsip bagi hasil dalam mudharabah/musyarakah ini berbeda dengan prinsip bunga tetap dimana bank akan menagih penerima pembiayaan (nasabah) satu jumlah bunga tetap berapa pun keuntungan yang dihasilkan nasabah, bahkan sekalipun merugi dan terjadi krisis ekonomi.
c. Resiko
Resiko yang terdapat dalam mudharabah, terutama dalam penerapannya dalam pembiayaan, relative tinggi :
1). Side streaming; nasabah menggukandana itu bukan seperti yang disebut dalam kontrak.
2). Lalai dan kesalahan yang disengaja.
3). Penyembunyian keuntungan oleh nasabah, bila nasabahnya tidak jujur.
Secara umum aplikasi perbankan dari al musyarakah dapat digambarkan dalam skema berikut ini.
Gambar 1.2 Skema al musyarakah
Sumber : Bank Sulselbar Syariah
Al Mudarabah (Kerjasama Mitra Usaha dan Investasi) Trust Financing,TrustInvestment.
Al Mudharabah biasanya di terapkan pada produk-produk pembiayaan dan pendanaan.
1. Pada sisi penghimpunan dana, al mudharabah diterapkan pada :
a. Tabungan berjangka, yaitu tabungan yang dimaksudkan untuk tujuan khusus, seperti tabungan haji, tabungan qurban, dan sebagainya.
b. Deposito spesial (special investment), dimana dana yang dititipkan nasabah khusus untuk bisnis tertentu, misalnya mudharabah saja atau ijarah saja.
Nasabah Persial:
Asset Value
Bank Syariah Parsial:
Pembiayaan
; PROYEK/USAHA
AA
KEUNTUNGAN
Bagi hasil keuntungan sesuai Porsi konstribusi modal
(nisbah)
2. Sedangkan pada sisi pembiayaan, mudharabah diterapkan untuk:
a. Pembiayaan modal kerja, seperti modal kerja perdagangan dan jasa.
b. Investasi khusus : disebut juga mudharabahmuqayyadah, dimana sumber dana khusus dengan penyaluran yang khusus dengan syarat- syarat yang telah ditetapkan oleh shahibulmaal.
3. Manfaat al Mudharabah
a. Bank akan menikmati peningkatan bagi hasil pada saat keuntungan usaha nasabah meningkat.
b. Bank tidak berkewajiban membayar hasil bagi kepada nasabah pendanaan secara tetap, tetapi di sesuaikan dengan pendapatan / hasil usaha bank , sehingga bank tidak akan pernah mengalami negative spread.
c. Pengembalian pokok pembiayaan disesuaikan dengan cash flow/arus kas usaha nasabah, sehingga tidak memberatkan nasabah.
d. Bank akan lebih selektif dan hati-hati (prudent) mencari usaha yang benar-benar halal, aman dan menguntungkan karena keuntungan yang konkrit dan benar-benar terjadi itulah yang akan di bagikan.
e. Prinsip bagi hasil dalam mudharabah/musyarakah ini berbeda dengan prinsip bunga tetapdimana bank akan menagih penerima pembiayaan (nasabah) satu jumlah bunga yang tetap berapa pun keuntungan yang diuntungkan nasabah, sekalipun merugi dan terjadi krisis ekonomi.
4. Resiko al mudharabah
Resiko yang terdapat dalam al mudharabah, terutama pada penerapannya dalam pembiayaan, relative tinggi diantaranya :
a. Side streaming; nasabah menggunakan dana itu bukan seperti yang disebutkan dalam kontrak.
b. Lalai dan kesalahan yang disengaja.
c. Penyembunyian keuntungan oleh nasabah, bila nasabahnya tidak jujur.
Secara umum, aplikasi perbankan al mudharabah dapat digambarkan dalam skema berikut ini.
Gambar 1.3 Skema Al Mudharabah
PERJANJIAN BAGI HASIL
Keahlian/ MODAL Keterampilan 100%
Nisbah Nisbah
X% Y%
Sumber : Bank Sulselbar Syariah Nasabah
(mudharib)
Bank (shahibulmaal)
PROYEK/USAHA
PEMBAGIAN KEUNTUNGAN
MODAL
E. Kerangka Pikir
Prinsip syariah mengacu pada ketentuan-ketentuan Al Quran, Al Hadist, UU No. 10 tahun 1998 tentang perubahan UU No. 7 tahun 1992, PP No. 72 tahun 1992 tentang bank berdasarkan prinsip bagi hasil. Bank islam (Bank Sulselbar) adalah lembaga keuangan yang lembaga pokoknya memberikan pembiayaan dan jasa-jasa lainnya dalam lalu lintas pembayaran serta peredaran uang yang pengoperasiannyadisesuikan dengan prinsip syariah. Produk sistem bagi hasil meliputi tata cara pembagian hasil usaha antara penyedia dana dan pengelola dana, maupun antara bank dan nasabah penerima dana. Bentuk jasa berdasarkan konsep dasar ini adalah Musyarakah dan Mudharabah. Al musyarakah biasanya diaplikasikan untuk pembiayaan proyek dimana nasabah dan bank sama-sama menyediakan dana untuk membiayai proyek tersebut. Setelah proyek itu selesai, nasabah mengembalikan dana tersebut bersama bagi hasil yang telah disepakati untuk bank. Al mudharabah biasanya di terapkan pada produk-produk pembiayaan dan pendanaan. Pendapatan bagi hasil produk simpanan bank muamalat diperoleh dari keuntungan pembiayaan yang disalurkan ke masyarakat
PRINSIP SYARIAH
DASAR HUKUM 1. AL-QURAN 2. AL-HADIST 3. UU NO.10 Th.
1998 tentang perubahan UU No. 7 Th. 1992 4. PP No. 72 Th.
1992 tentang bank
berdasarkan prinsip bagi hasil
1. SHAHIBUL MAL 2. NASIONAL
BANK ISLAM (BANK SULSELBAR
SYARIAH)
Produk Sistem Bagi Hasil 1. Al-Musyarakah 2. Al-Mudharabah PENDAPATAN
BANK SULSELBAR SYARIAH
F. Hipotesis
Di Indonesia penerapan sistem bagi hasil (profit sharing) yang mengacu pada mekanisme bagi hasil ada pendapatan (revenue sharing) maka walaupun pendapatan bank Sulselbar syariah sangat rendah sehingga tidak dapat menutupi seluruh biaya operasionalnya tetap tidak akan mempengaruhi bagi hasil yang diberikan kepada nasabah karena akan dibebankan kepada modal bank Sulselbar.
Dengan mengacu pada masalah yang dikemukakan sebelumnya maka hipotesa yang diajukan penulis adalah sebagai berikut :
“Diduga Pendapatan Bagi Hasil Nasabah pada Produk Simpanan di Bank Syariah Sulselbar telah memenuhi ketentuan, baik antara bank maupun nasabah sesuai dengan nisbah yang telah disepakati ”.
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Lokasi dan Waktu Penelitian
Lokasi yang menjadi objek penelitian adalah Bank Sulselbar Syariah, Tbk yang terletak di Jl. Ratulangi Cabang Makassar. Diperkirakan waktu di adakannya penelitian 2 bulan yang akan datang.
B. MetodeTeknik Pengumpulan Data
Dalam penulisan laporan ini, metode pengumpulan data yang digunakan adalah sebagai berikut :
1. Penelitian lapangan (Field Research) yaitu penelitian yang dilakukan dengan cara mengadakan pengamatan pada objek penelitian dan melakukan interview terhadap staf/karyawan pada PT. Bank Sulselbar Syariah, tbk. Cabang Makassar.
2. Penelitian kepustakaan (Library Research), yaitu penelitian yang dilakukan dengan jalan membaca literature-literatur serta buku-buku yang berhubungan dengan masalah pokok yang akan dibahas.
C. Teknik Analisis Data
Metode analisis yang digunakan adalah metode deskriptif.Sebelum melakukan pengambilan data yang bersifat representatif, maka diadakan pengujian instrument dengan merujuk pada teori-teori sistem bagi hasil dan
24
penghitungan pendapatan bank yang diperoleh dari berbagai literature sebagai sumber informasi.Semua digunakan untuk semua keberadaan data yang diperoleh.
Data-data yang diperoleh kemudian dianalisis dengan menggunakan analisis deskripif.Analisis ini digunakan untuk menjelaskan sistem bagi hasil atas pendapatan produk simpanan yang ditetapakanpada Bank Sulselbar Syariah Cabang Makassar, sekaligus melihat perkembangan pendapatan bagi hasil.
Adapun metode analisis yang dilakukan menggunakan rumus sebagai berikut : Teknik perhitungan bagi hasil pendapatan dana pihak ketiga (DPK) setiap Rp.1000 dan porsi bagi hasil untuk nasabah sebagai berikut :
DPK (= dana nasabah dengan kontrak mudharabah) A DPK yang dapat disalurkan pada pembiayaan (= DPK x {1-GWM}*) B Pembiayaan yang disalurkan
Dana bank C
Pendapatan Dari Penyaluran Pembiayaan D
Pendapatan Bagi Setiap Rp.1000 DPK E
*) GWM = Simpanan Wajib pada Bank Sulselbar sebesar 5%
Saldo rata-rata harian nasabah F
Nisbah nasabah G
Porsi bagi hasil untuk nasabah bulan ini
B 1
E = x D x x 1000 C A
E G H = x F x 1000 100
Sumber : Bank Sulselbar Syariah
D. Defenisi Operasional dan Pengukuran Variabel
Variable yang diteliti perlu didevenisikan dalam rumusan yang lebih operasional, agar dapat menghindari intrpretasi yang berbeda-beda.Oleh karena variable yang diteliti adalah variable tunggal yaitu sistem bagi hasil pada produk simpanan. Maka yang menjadi defenisi operasional adalah penerapan sistem bagi hasil kepada produk simpanan, yaitu :
1. Giro Wadiah
2. Tabungan Mudharabah 3. Deposito Mudharabah
BAB IV
GAMBARAN UMUM
PT. BANK SULSELBAR SYARIAH, Tbk. CABANG MAKASSAR
A. Sejarah Singkat Perusahaan
Pemikiran terhadap kebutuhan umat akan bank tanpa bunga telah lama muncul. Hal ini diawali dengan tumbuh suburnya bank-bank islam di luar negeri.
Perkembangan bank yang menerapkan sistem bagi hasil tersebut mendorong pemikiran tentang perbankan Indonesia. Kondisi penduduk di Indonesia yang mayoritas beragama islam merupakan modal yang cukup kuat bagi perkembangan bank dengan sistem bagi hasil. Keistimewaan dengan sistem bagi hasil ini adalah karena terlepas dari masalah bunga dimana bunga bank secara tegas sangat di hindari oleh umat islam yang mempunyai kepedulian terhadap nilai syariah atau aturan melarang adanya riba.
Dalam Al-Quran terdapat ayat-ayat yang melarang tentang adanya ribah, misalnya salah satu ayat berikut :
ْمُكَّهَعَن َ َّاللَّ اىُقَّجاَو ًةَفَعاَضُم اًفاَع ْضَأ اَبِّرنا اىُهُكْأَج َلَ اىُىَمآ َهيِذَّنا اَهُّيَأ اَي َنىُحِهْفُج
“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu memakan riba dengan berlipat ganda dan bertakwalah kamu kepada Allah supaya kamu mendapat keberuntungan” (Q.S. Ali Imran : 130).
Bank Pembangunan Daerah Sulawesi Selatan didirikan di Makassar pada tanggal 13 Januari 1961 dengan nama PT Bank Pembangunan Daerah Sulawesi Selatan Tenggara sesuai dengan Akta Notaris RadenKadiman di Jakarta No. 95 tanggal 23 Januari 1961. Kemudian berdasarkan Akta Notaris RadenKadiman No.
27
67 tanggal 13 Juli 1961 nama PT Bank Pembangunan Daerah Sulawesi Selatan Tenggara diubah menjadi Bank Pembangunan Daerah Sulawesi Selatan Tenggara.
Berdasarkan Peraturan Daerah Tingkat I Sulawesi Selatan Tenggara No. 002 tahun 1964 tanggal 12 Februari 1964, nama Bank Pembangunan Daerah Sulawesi Selatan Tenggara diubah menjadi Bank Pembangunan Daerah Tingkat I Sulawesi Selatan Tenggara dengan modal dasar Rp250.000.000. Dengan pemisahan antara Propinsi Daerah Tingkat I Sulawesi Selatan dengan Propinsi Tingkat I Sulawesi Tenggara, maka pada akhirnya Bank berganti nama menjadi Bank Pembangunan Daerah Sulawesi Selatan.Dengan lahirnya Peraturan Daerah No. 01 tahun 1993 dan penetapan modal dasar menjadi Rp25 milyar, Bank Pembangunan Daerah Sulawesi Selatan dengan sebutan Bank BPD Sulsel dan berstatus Perusahaan Daerah (PD). Selanjutnya dalam rangka perubahan status dari Perusahaan Daerah (PD) menjadi Perseroan Terbatas (PT) diatur dalam Peraturan Daerah No. 13 tahun 2003 tentang Perubahan Status Bentuk Badan Hukum Bank Pembangunan Daerah Sulawesi Selatan dari PD menjadi PT dengan Modal Dasar Rp. 650 milyar.
Akta Pendirian PT telah mendapat pengesahan dari Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia RI berdasarkan Surat Keputusan No. C-31541.HT.01.01 tanggal 29 Desember 2004 tentang Pengesahan Akta Pendirian Perseroan Terbatas Bank Pembangunan Daerah Sulawesi Selatan disingkat Bank Sulsel, dan telah diumumkan pada Berita Negara Republik Indonesia No. 13 tanggal 15 Februari 2005, Tambahan No. 1655/2005.
Pada tanggal 10 Februari 2011, telah dilakukan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPS LB) yang dilakukan secara circular
resolution dan Keputusan RUPS LB tersebut telah disetujui secara bulat oleh para pemegang saham. Keputusan RUPS LB tersebut telah dibuatkan aktanya oleh Notaris Rakhmawati LaicaMarzuki, SH dengan Akta Pernyataan Tentang Keputusan Para Pemegang Saham sebagai Pengganti Rapat Umum Pemegang Saham Perseroan Terbatas PT. Bank Sulsel, Nomor 16 Tanggal 10 Februari 2011. Dimana dalam Akta tersebut para pemegang saham memutuskan untuk merubah nama PT. Bank Pembangunan Daerah Sulawesi Selatan disingkat PT. Bank Sulsel menjadi PT. Bank Pembangunan Daerah Sulawesi Selatan dan Sulawesi Barat disingkat PT. Bank Sulselbar.
Perubahan ini telah memperoleh persetujuan dari Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia dengan nomor AHU-11765.AH.01.02. Tahun 2011 Tentang Persetujuan Perubahan Anggaran Dasar Perseroan. Disamping itu, perubahan nama ini juga telah memperoleh Persetujuan Bank Indonesia berdasarkan kepada Keputusan Gubernur Bank Indonesia Nomor:
13/32/KEP. GBI/2011 Tentang Perubahan Penggunaan Izin Usaha Atas nama PT.
Bank Pembangunan Daerah Sulawesi Selatan Disingkat PT. Bank Sulsel Menjadi Izin Usaha Atas Nama PT. Bank Pembangunan Daerah Sulawesi Selatan dan Sulawesi Barat Disingkat PT. Bank Sulselbar.
Pada tahun 2007, PT. Bank Sulselbar telah membentuk unit usaha Syariah.
Berkaitan dengan hal tersebut telah dibentuk dewan pengawas Syariah sesuai dengan Surat Keputusan Direksi PT. Bank Sulsel No. SK/029/DIR tanggal 26 April 2007 tentang pengangkatan Dewan Pengawas Syariah PT. Bank Sulsel dan
SK Direksi No. SK/034/DIR tanggal 11 Mei 2007 tentang personalia sebagai berikut :
1. Prof. Dr. H. Halide = Ketua 2. AG. H. SanusiBaco, Lc = Anggota 3. Dr. MukhlisSufri, SE., M.Si = Anggota
Bank Sulselbar Syariah merupakan unit usaha Syariah dari PT. Bank Sulsel.
Unit ini mulai beroperasi pada bulan April 2007 dengan modal awal Rp.
10.328.992.500, kini memiliki aset sebesar Rp. 21.893.000.000, dengan dana pihak ketiga yang berhasil dihimpun sejumlah Rp. 7.678.000.000, dan penyaluran pembiayaan sebesar Rp. 9.261.000.000, laba yang dihasilkan sejumlah Rp.
3.886.007.000.
Adapun strategi yang ditempu guna pengembangan Unit Usaha Syariah ini antara lain :
1. Menyalurkan pembiayaan syariah secara intensif baik melalui pola executing, channeling, maupun aliansi dengan perbankan syariah yang ada kepada sektor konsumtif maupun produktif terutama dengan pola mudharabah.
2. Mengintensifkan penghimpun dana masyarakat berjangka panjang secara berimbang dengan penyaluran pembiayaan syariah yang diberikan.
3. Mengembangkan produk simpanan berjangka dengan pola mudharabahyang mendukung penyediaan dana berjangka panjang.
4. Membuka akses layanan masyarakat yang lebih luas dengan office channeling, pembukaan kantor cabang syariah baru serta kerja sama ATM.
5. Melakukan sosialisasi dan promosi secara intensif kepada masyarakat baik melalui kerja sama dengan para ulama maupun media promosi dan sosialisasi lainnya.
6. Meningkatkan kepada sumber daya manusia dalam service excellent serta pemahaman konsep dan produk perbankan syariah.
7. Menerapkan Good Corporate Governanceuntuk menjaga citra perusahaan masyarakat dan menciptakan perbankan yang sehat dan terpercaya.
8. Meningkatkan permodalan Unit Usaha Syariah melalui mekanisme internal maupun tambahan alokasi modal.
Visi dan Misi
Visi Bank Sulselbar adalah menjadi bank yang terbaik di kawasan Indonesia Timur dengan dukungan manajemen dan sumber daya manusia yang profesional serta memberikan nilai tambah kepada pemda dan masyarakat.
Misi Bank Sulselbar adalah :
1. Penggerak dan pendorong laju pembangunan ekonomi daerah.
2. Pemegang kas daerah dan melaksanakan penyimpanan uang daerah.
3. Salah satu sumber pendapatan asli daerah.
B. Dasar Pemikiran Berdirinya Perusahaan
Berdirinya PT. BankSulselbar Syariah, selain di dasarkan pada ketentuan syariah islam juga didasarkan pada kenyataan-kenyataan sebagai berikut:
1. Masyarakat Indonesia yang mayoritas beragama Islam sebagian besar masih meragukan hukumnya bunga pada bank-bank konvensional. Keraguan ini
berakibat sikap mereka untuk tidak memanfaatkan jasa-jasa perbankan yang ada secara maksimal.
2. Meningkatnya pembangunan di sector agama akan meningkatkan kesadaran umat Islam untuk melaksanakan nilai-nilai dan ajaran agamanya. Peningkatan kesadaran beragama ini akan meningkatkan tuntutan ummat semakin besar terhadap adanya bank yang beroperasi berdasarkan prinsip syariah. Selain itu, peningkatan kesadaran beragama juga akan meningkatkan pembangunan sarana-sarana keagamaan seperti madrasah, masjid, mushallah, baitul mal dan sebagainya yang pada umumnya belum berani menyimpan dana di bank-bank konvensional yang sudah ada.
3. Bank-bank konvensional yang telah beroperasi di Indonesia darasakan kurang berperan secara optimal dalam membantu memerangi kemiskinan dan pemerataan pendapatan, karena operasi bank dengan pangkat bunga kurang memberi peluang kepada orang-orang miskin untuk untuk mengembangkan usahanya kearah yang lebih produktif. Selain itu pranata pembayaran bunga akan semakin memberatkan nasabah khususnya yang berekonomi lemah dan memberi peluang mengalirnya sumber pendapatan dari debitur yang pada umumnya miskin, kreditur yang pada umumnya lebih mampu secara ekonimis dari pada debitur.
4. Policy (kebijakan) pemerintah di bidang ekonomi khususnya perbankan sangat mendukung bagi beroperasinya bank tanpa bunga di Indonesia. Kebijakan- kebijakan tersebut misalnya Deregulasi Perbankan 1 Juni 1983 yang membebaskan bank-bank untuk menetapkan sendiri tingkat bunga bahkan
sampai tingkat 0%. Pakto 27 Oktober 1988 membuka peluang bagi berdirinya bank-bank swasta baru. Penjelasan lisan pemerintah dalam Rapat Kerja dengan Komisi VII DPR RI tanggal 5 Juli 1990, menegaskan bahwa tidak ada halangan untuk mengoperasikan bank-bank yang sesuai dengan prinsip syariah, asalkan operasionalisasinya dapat memenuhi kreteria kesehatan bank di Indonesia.
5. Undang-undang No. 7 tahun 1992 pasal 1 butir 12 memberi peluang beroperasinyabank dengan sistem bagi hasil keuntungan. Peluang tersebut lebih mendapatkan pijakan hukum yang pasti dengan keluarnya peraturan pemerintah No. 72 tahun 1992 tentang bank berdasarkan prinsip bagi hasil.
6. Konsep yang melekat (build in concept) pada Bank Muamalat sebagai salah satu wujud Bank Islam sejalan dengan kebutuhan dan orientasi pembangunan di Indonesia. Adapun orientasi yang dimaksudkan adalah:
a. Kebersamaan antara bank dengan nasabah
b. Mendorong kegiatan investasi dan menghambat simpanan yang tidak produktif melalui sistem operasi prifit and loss sharing sebagai pengganti bunga
c. Memerangi kemiskinan dengan membina ekonomi lemah dan tertindas d. Mengembangkan produksi, menggalakkan perdagangan dan memperluas
kesempatan kerja dengan kredit kepemilikan barang modal
C. Tujuan dan Strategi Usaha Perusahaan 1. Tujuan Bank Syariah
Tujuan Bank Syariah harus disesuikan dengan bermuamalat menurut ketentuan Syariah Islam serta situasi dan kondisi di Indonesia, baik di bidang ekonomi, sosial budaya, hukum maupun politik.
Pentingnya penyesuaian tersebut agar kehadirat Bank Syariah yang relatif lebih baru dari bank-bank konvensional tidak menimbulkan benturan- benturan, bahkan pertentangan satu sama lain. Sehingga Bank Sulselbar diharapkan dapat berdampingan dan berkompetisi secara sehat dengan bank-bank yang telah ada dalam upaya pencapaian tujuan pembangunan nasional. Dengan demikian bank sulselbar akan terjamin kelangsungan hidupnya di tanah air Indonesia.
2. Adapun Tujuan Umum PT. Bank Sulselbar Syariah di bagi dalam:
Tujuan Umum Bank Sulselbar Syariah
a. Meningkatkan kualitas kehidupan sosial ekonomi masyarakat Indonesia, sehingga akan semakin berkurang kesenjangan sosial ekonomi, sebagai akibat dari praktek-praktek kegiatan ekonomi yang tidak islami.
b. Meningkatkan partisipasi masyarakat dalam proses pembanguna terutama dalam bidang ekonomi keuangan yang selama ini partisipasi masyarakat memanfaatkan lembaga perbankan masih kurang sebagai akibat dari sifat keraguan terhadap hukum bunga bank.
c. Mengembankan lembaga bank dan sistem perbankan yang sehat berdasarkan efisiensi dan keadilan, sehingga mampu meningkatkan
partisipasi masyarakat untuk menggalakkan ekonomi rakyat, dengan memperluas jaringan perbankan ke daerah-daerah pedesaan yang terpencil.
d. Mendidik dan membimbing masyarakat untuk berpikir secara ekonomi berperilaku bisnis dan meningkatkan kualitas hidup masyarakat.
3. Tujuan khusus Bank Sulselbar Syariah
a. Memberikan kesempata kepada orang-orang islam khususnya dan tidak menutup peluang bagi selain yang beragama islam untuk berhubungan dengan perbankan yang lebih menjamin adanya kebersamaan, keadilan dan pemerintahan. Kesempatan tersebut tidak hanya diberikan kepada kelompok ekonomi menengah ke atas, tetapi justru mengutamakan kelompok ekonomi ke bawah.
b. Fasilitas-fasilitas pembiayaannya di utamakan berupa barang/peralatan modal usaha dengan harapan kehidupan ekonomi nasabah semakin mandiri.
c. Memberikan lapangan kerja, sekaligus mendidik kepada orang-orang yang kurang mampu atau pengusaha kecil untuk mengembangkan usahanya, sehingga mampu berwirausaha dan memiliki prospek bisnis yang cerah.
d. Memberikan pembinaan kepada pengusaha produsen baik kecil maupun besar, petani maupun pengrajin berupa pembiayaan pemilikan barang- barang modal dan bahkan buku (Al-Mudharabah atau Bai’uBithamanajil).
e. Memberikan pembinaan kepada pedagang perantara guna membantu pemecahan masalah pemasaran bagi produsen dengan memberikan modal
berupa barang dagangan kepada para perantara yang berminat menjualkan barang hasil produksi pengusaha yang dibina bank islam.
f. Mengembangkan usaha bersama dengan jalan memberikan pembiayaan investasi berupa barang modal dan bahan baku dengan sistem bagi hasil al mudharabah. Untuk kredit pengembangan usaha ini tidak dikenakan biaya apapun, hanya berupa pembagian keuntungan. Apabila diperlukan pengusaha tersebut dapat meminta kredit modal kerja tunai yang harus di bayar kembali dengan biaya administrasinya.
4. Strategi usaha Bank Syariah
Dalam upaya mencapai tujuan PT. BankSulselbar Syariah dalam operasionalnya akan mendasarkan kepada strategi usaha sebagai berikut:
a. Sasaran pembinaan
Sasaran pembinaan PT. Bank Sulselbar Syariah meliputi pengrajin industri kecil, nelayan, peternak, pekebun, petani, tanaman pangan dan horticultura, pedagang kecil, pengusaha transportasi dan pengusaha lainnya. Untuk sasaran tersebut di atas, dilakukan kegiatan berupa pembinaan untuk mempercepat berkembangnya masyarakat kelompok ekonomi menengah kebawah untuk mengantisipasi dampak negatif dari pembangunan, sehingga terbentuk landasan yang kokoh bagi pengembangan manusia seutuhnya dalam pembangunan nasional jangka panjang kedua.
b. Strategi pengembangan
Strategi pengembangan Bank Sulselbar Syariah dilakukan dengan kegiatan-kegiatan:
1. Bekerjasama dengan Bank Pengkreditan Rakyat yang telah ada dengan cara:
a. Mengintrodusir dan membina pengembangan produk-produk dan sistem perbankan berdasarkan syariah islam.
b. Mengintrodusir sistem pengembangan usaha berdasarkan kebersamaan dan peran serta dalam permodalan dan resiko.
c. Merintis dan mengembangkan kerja sama dengan lembaga swadaya masyarakat dalam mendukung kemampuan manajerial dalam teknologi, peningkatan nilai dan pengembangan usaha dan menengah.
2. Mendorong pengembangan bank-bank pengkreditan rakyat (BPR) baru di daerah-daerah potensial, pengembangan usaha kecil dan menengah dengan cara:
a. Penyedia modal perangsang b.Penyedia staf BPR dan pelatihan
c. Penyediaan modal kerja dan pembinaan teknis d.Pembiayaan lanjutan
e. Merintis dan mengembangkan kerja sama dengan LSM dalam mendukung peningkatan kemampuan manajerial dan teknologi.
Peningkatan nilai tambah dan pengembangan usaha pengusaha kecil dan menengah.
3. Bekerjasama dengan Badan Amil Zakat, infak dan sedekah (BAZIS) mengintensifkan pengelolaan zakat infak dan sedekah untuk proyek- proyek pengembangan usaha kecil dan menengah.
4. Merangsang tumbuh dan berkembang lebih baik lembaga-lembaga penyedia bantuan teknik manajemen untuk pengusaha kecil dan menengah.
5.Merangsang tumbuh dan berkembang lebih baik lembaga-lembaga penyedia teknologi peningkatan produktivitas.
6. Merangsang tumbuh dan berkembang lebih baik lembaga-lembaga penyedia bantuan pembinaan keterampilan akuntansi.
7. Mengembangkan peranan lembaga dan melancarkan jaringan penyedia bahan baku.
8. Mengembangkan peranan kelembagaan pemasaran hasil produksi.
D. Konsep Dasar Operasional Perusahaan
Dalm menjalankan uasahanya, BankSulselbar Syariah mempunyai beberapa konsep dasar operasional yang terdiri dari:
1. Sistem Simpana Murni (Al Wadiah)
Yaitu fasilitas yang diberikan oleh bank islam untuk memberikan kesempatan kepada pihak yang berlebihan dana untuk menyimpan dananya di bank.
Fasilitas ini biasanya diberikan untuk tujuan keamanan dan pemindahbukuan dan bukan tujuan investasi.
2. Sistem Bagi Hasil
Yaitu suatu sistem yang meliputi tata cara pembagian hasil usaha antara penyedia dana dan pengelola dana, maupun antara bank dan nasabah penerima dana. Bentuk jasa yang berdasarkan konsep dasar ini adalah Mudharabah dan Musyarakah.
3. Sistem Jual Beli dan Margin Keuntungan
Yaitu suatu sistem yang menerapkan tata cara jual beli, dimana pihak bank akan membeli terlebih dahulu barang yang dibutuhkan atau mengangkat nasabah sebagai agen bank dan nasabah dalam kapasitasnya sebagai agen bank melakukan pembelian-pembelian barang atas nama bank, kemudian bank menjual barang tersebut kepada nasabah dengan harga beli ditambah keuntungan (margin/mark up). Jasa-jasa yang berdasarkan konsep dasar ini adalah Al Murabaha dan Al Bai’uBithamanAjil (BBA).
4. Sistem Fee (jasa)
Yaitu sistem kegiatan yang meliputi seluruh layanan non pembiayaan yang di berikan bank. Bentuk jasa yang berdasarkan konsep dasar ini antara lain, bank garansi, kliring, inkaso, jasa transfer, dan lain-lain.
E. Struktur Organisasi
Struktur organisasi adalah kerangka yang menunjukkan pekerjaan untuk mencapai tujuan dan sasaran organisasi serta wewenang dan tanggung jawab tiap anggota organisasi pada setiap pekerjaan. Selain itu struktur organisasi juga sering disebut dengan skema organisasi yang merupakan gambaran skematis tentang
hubungan pekerjaan antara orang-orang yang terdapat dalam suatu badan untuk mencapai tujuan yang diinginkan. Pencapaian sasaran suatu bank dalam menjalankan kegiatan operasionalnya sangat tergantung pada struktur organisasi yang harus dibuat secara sederhana, efektif dan efisien. Berdasarkan uraian diatas, maka akan disajikan struktur organisasi pada bank sulselbar syariah sebagai berikut :
Gambar 1.4 Struktur Organisasi PT. Bank Sulselbar Syariah Cab. Makassar
Sumber : PT. Bank Sulselbar Syariah Cabang Makassar
PIMPINAN CABANG
PEMIMPIN SEKSI UMUM &
PERSONALIA
PEMIMPIN SEKSI PEMASARAN &
TREASURY
PEMIMPIN SEKSI AKUNTANSI &
PELAPORAN
SERVICE ASSISTANCE
HEAD TELLER
FUNDING TELLER
SECURITY
DRIVER
Adapun perincian tugas (fungsi) dari masing-masing bagian yang ada dalam perusahaan dapat dijelaskan satu persatu berikut ini :
1. Pemimpin Cabang
a. Bertanggung jawab terhadap pencapaian seluruh target cabang yang telah ditetapkan oleh perusahaan.
b. Bertanggung jawab terhadap seluruh aktifitas operasional cabang.
c. Melakukan supervise terhadap setiap unit/seksi di cabang pelaksanaan pencapaian target pemasaran dan operasional sesuai ketentuan yang telah ditetapkan.
d. Bertanggung jawab terhadap penyaluran pembiayaan yang disalurkan melalui cabang dan melakukan monitoring dan pengawasan agar tetap comply-with dengan ketentuan yang telah ditetapkan.
e. Bertanggung jawab terhadap peningkatan kualitas SDM cabang.
f. Bertanggung jawab atas kondisi cabang agar tetap kondusif.
g. Bertanggung jawab atas monitoring dan pembinaan terhadap nasabah pembiayaan.
h. Penanggung jawab User Pimpinan Cabang.
i. Bertanggung jawab atas pertumbuhan dan perkembangan cabang.
j. Membangun dan meningkatkan relationship dengan semua share- holderdan stake-holder di wilayah kerja cabang.
2. Pemimpin Seksi Umum & Personalia a. Memonitoring pegawai
b. Membuat daftar gaji
c. Membuat daftar uang makan d. Membuat surat-surat keluar e. Mengagenda surat masuk f. Menjaga barang investasi kantor
g. Membuat daftar ATI dan penyusutannya h. Melaksanakan taksasi jaminan
i. Memonitoring kebutuhan ATC/ATK/ATI j. Penanggung jawab User Kasie Umum 3. Pemimpin Seksi Pemasaran & Treasury
a. Bertanggung jawab terhadap pencapaian target pembiayaan dan target operasional lainnya yang telah ditetapkan oleh cabang.
b. Menerima berkas permohonan pembiayaan.
c. Melakukan sosialisasi terhadap permohonan yang masuk.
d. Membuat usulan pembiayaan yang dinilai layak untuk diberikan fasilitas pembiayaan.
e. Membina dan mengawasi seluruh accountpembiayaan yang telah disalurkan.
f. Menyampaikan laporan bulanan cabang ke kantor pusat ataupyn ke Bank Indonesia.
g. Bertanggung jawab dalam proses pemberian pembiayaan yang sesuai dengan prinsip-prinsip syariah islam dan pedoman produk pembiayaan Bank Sulselbar.
4. Pemimpin Seksi Akuntansi dan Pelaporan
a. Memonitoring mutasi pada neraca dan laba rugi.
b. Melakukan review transaksi teller.
c. Berkoordinasi dengan Teller, SA dan penanggung jawab VBS secara langsung.
d. Melakukan konsolidasi RAK atapungiro antara Bank dengan Devisi UUS.
e. Melakukan koordinasi dengan kasie umum-pemasaran perihal putusan pembiayaan.
f. Menjaga stabilitas cabang.
g. Menjaga keharmonisan kinerja secara internal dan secara eksternal.
h. Menyampaikan laporan bulanan cabang ke kntor pusat ataupun ke Bank Indonesia.
i. Anggota komite kantor cabang.
j. Penanggung jawab User Kasie Akuntansi dan Pelaporan.
k. Penanggung jawab Kunci Ruang Khasanah.
l. Penanggung jawab Kunci Brangkas.
5. Head Teller
a. Melakukan transaksi tunai dan non tunai.
b. Membuat laporan kas
c. Memonitoring posisi saldo kas d. Pemegang kunci brangkas e. Penanggung jawab User Teller
6. Teller
Memberikan pelayanan dalam menghitung, mengontrol dana yang masuk dan keluar kas dan bertanggung jawab kepada Head Teller.
7. Service Assistance
a. Bertanggungjawab atas pelayanan kepada seluruh nasabah secara prima.
b. Menjeskan berbagai produk simpanan/pembiayaan kepada nasabah secara efisien dan efektif dan tetap menjaga kerahasiaan bank.
c. Memonitoring pembukaan rek. Simpanan secara regule.
d. Melakukan koordinasi dengan Kasie Keuangan dan Teller perihal AktivasiRek. Simpanan
e. Menjaga keharmonisan kerja dengan seluruh bagian.
f. Mengubdate pengetahuan mengenai produk perbankan syariah, menguasai materi KYC (Know Your Custumer) pada saat melakukan aktivasi pembukaan rekening simpanan.
g. Bertanggung jawab terhadap pencapaian target pendanaan dan target operasional lainnya yang telah ditetapkan oleh bank.
h. Penanggungjawab user SA.
i. Memonitoring penggunaan materai.
8. Fungsi dan Tugas Security
a. Menjaga keamanan kantor dan sekitarnya.
b. Mengontrol pegawai dan absensinya.
c. Mengontrol lalu lintas tamu.
d. Menjaga barang investasi kantor.
e. Menjaga barang/kendaraan pegawai.
f. Membersihkan kantor dan halaman kantor.
g. Membantu pegawai.
h. Melaksanakan tugas tambahan yang diberikan oleh atasan langsung.
i. Pengamanan tarhadap cover dana.
9. Driver
a. Mengantar pimpinan cabang b. Mengantar pegawai
c. Memelihara kendaraan dinas
d. Membersihkan kantor dan halaman kantor
BAB V PEMBAHASAN
A. Penghargaan Yang Diterima BankSulselbarSyariah
Sebagai bukti kinerja BankSulselbar Syariah yang selalu dapat memuaskan nasabahnya dapat dilihat dari beberapa penghargaan yang diterima. Adapun penghargaan yang diterima Bank Sulselbar Syariah adalah sebagai berikut:
Bank Sulselbar, bank pembangunan daerah kebanggaan masyarakat Sulawesi Selatan dan Sulawesi Barat kembali mencetak prestasi dengan meraih penghargaan pada ajang “The 8 th Islamic Fiance Award” yang diselenggarakan oleh KARIM Business Colsulting (KBC) pada tanggal 10 November 2011 di Jakarta. Penghargaan diberikan kepada Bank Sulselbar yang menduduki posisi ke 3 Terbaik untuk kategori TheMostExpansive Financing Sharia Unit untuk kelompok Unit Usaha Syariah dengan asset < Rp. 500 Milyar.
Pemimpin Grup Unit Usaha Syariah Bank Sulselbar, H. Sukiman, menerima langsung penghargaan tersebut di malam penganugrahan yang diadakan di Gedung Dhanapala Kementrian Keuangan RI di Jakarta, bersama seluruh pemimpin bank syariah terbaik lainnya di Indonesia yang juga mendapatkan penghargaan untuk kategori tertentu, mulai penghargaan untuk kategori Bank Umum Syariah (BUS) juga penghargaan untuk kategori Unit Usaha Syariah (UUS).
Islamic Finace Award 2011merupakan kegiatan tahunan yang merupakan tradisi pemberian penghargaan dan forum silaturahmi bagi para penggiat industri
46
keuangan Syariah di Indonesia. Tahun ini KBC kembali melakukan penilaian kinerja keuangan lembaga-lembaga keuangan dengan metodologi dan parameter yang telah ditentukan. Hal ini dilakukan demi menjaga konsistensi dan kualitas pemberian penghargaan.
Dengan Asset per Desember 2010 sebesar Rp. 189 Milyar, Bank Sulselbar Syariah berdiri sejajar dengan bank pembangunan daerah lainnya seperti UUS Bank Nagari (BPD Sumatera Barat) yang menempati rangking pertama, kemudian UUS Bank Sumsel Babel dan UUS Bank Kalseldiurutan kedua dan keempat.
Penghargaan ini sangat berarti bagi Bank Sulselbar Syariah karena penyelenggaraan ajang tersebut dilakukan oleh KARIM Business Colsulting salah satu lembaga konsultan syariah terdepan di Indonesia yang menaruh perhatian terhadap perkembangan perbankan syariah di Indonesia.
Penilaian KBC terhadap Penghargaan TheMostExpansive Financing Sharia Unit yang diterima Bank Sulselbar Syariah adalah dengan melihat kemampuan bank meningkatkan pangsa pasar pembiayaan yang dilihat dari delta besar pangsa pasar pembiayaan dari tahun 2009 ke 2010 (most growing financing market share) dan keberhasilan bank mengambil pasar baru pembiayaan di tahun 2010 (topnew financing market gainer). Pada tahun 2009 total pembiayaan yang disalurkan sebesar Rp. 78.6 Milyar, sementara di tahun 2010 terjadi pertumbuhan sebesar 78.73% atau sebesar Rp. 140.5 Milyar. Dari pencapaian tersebut Bank Sulselbar Syariah telah menciptakan share to new market sebesar 0.29%.
Strategi penyaluran pembiayaan selama tahun 2010 sangat mempengaruhi kinerja bank secara keseluruhan diantara terus mencari peluang serta pasar yang
baru dengan mengembangkan pola kerjasama pembiayaan secara chanellingmaupun executing seperti pembiayaan kepada sektor pembiayaan kepemilikan kendaraan mobil melalui produk “Oto Berkah iB”, pembiayaan sektor perumahan melalui produk “Graha Berkah iB” dan Modal Kerja bagi lembaga keuangan koperasi pegawai negeri di wilayah Sulawesi Selatan dan Sulawesi Barat.
H. Sukiman selaku Pemimpin Grup Unit Usaha Syariah Bank Sulselbar dalam sambutannya saat menerima penghargaan memberikan apresiasi kepada seluruh share holderspemegang saham, manajemen bank, pegawai serta seluruh masyarakat Sulawesi Selatan dan Sulawesi Barat yang telah memberikan kepercayaan investasinya di Bank Sulselbar. Penghargaan ini bukan menjadi klimaks dari kinerja bank selama ini, akan tetapi menjadi momentum kebangkitan serta cambuk kerja keras untuk terus maju mengembangkan layar pinisi sebagai mitra masyarakat yang berpegang teguh terhadap prinsip keadilan, keterbukaan dan berbagi serta berperan aktif menjadi mitra pembangunan pemerintah daerah di dalam menggerakkan sektor riil sesuai slogan “Bersama Meraih Berkah”.
B. Produk –Produk Simpanan di BankSulselbarSyariah 1. Tabungan Ummat
Tabungan Ummat merupakan sarana investasi murni sesuai syariah dalam mata uang rupiah yang memungkinkan anda melakukan penyetoran dan penarikan tunai dengan sangat muda.
a. Keuntungan dan Fasilitas
1. Kartu ATM : akses lebih dari 8.800 jaringan ATM BCA dan ATM Bersama di seluruh Indonesia 24 jam non stop (Anggota ATM Bersama : BNI, BRI, Danamon, Niaga, Bukopin, Mega, Permata, NISP, Bumiputera, DKI, Jabar, Jatim, Sulsel, Kaltim, Kalsel, IFI, BTPN, Swadesi, Mayapada, Prima Express, Nusantara, Parahyangan, Standar Chartered ABN AMRO, Commonwealth Bank).
2. Sebagai Kartu Debit untuk berbelanja di 18.000 merchant berlogo Debit BCA.
3. Bagi Hasil sangat menarik, otomatis di tambahkan di rekening tabungan setiap bulan.
4. Online real time diseluruh outlet Bank Syariah yang ada di Indonesia dan fasilitas phone banking 24 jam : informasi saldo, histori transaksi, ubah PIN, pemindahbukuan antara rekening, pembayaran ZIS, dll.
b. Persyaratan
1. Setoran awal Rp. 50.000,-
2. Setoran lanjutan minimal Rp. 25.000,- 3. Copy identitas diri
4. Biaya percetakan kartu Rp. 7.500,- 5. Biaya administrasi bulanan Rp. 1000,- 2.Shar-e
Pintu hijrah menuju kehidupan Non Ribawi, kini tidak ada lagi hambatan bagi anda untuk bertransaksi dengan bank syariah. Bank Syariah tetap
membamtuuntuk berinvestasi murni sesuai syariah dengan cara yang mudah dan murah dimana pun anda berada.
Shar-e adalah investasi syariah yang dikemas khusus dalam bentuk paket perdana seharga Rp. 125.000,- dan dapat diperoleh dari kantor-kantor pos online di seluruh Indonesia.
a. Mengapa Shar-e
1. Easy : Mudah memilikinya, mudah penyetorannya,mudah pengelolaan dananya. Dengan membeli paket perdana shar-e anda akan langsung menjadi nasabah Bank Muamalat.
2. Every Where : Cukup membeli paket shar-e di kntorpos online terdekat di seluruh Indonesia. Selanjutnya anda dapat melakukan penyetoran tabungan investasi anda melalui seluruh kantor pos online.
3. Extraordinary : Setiap bulan anda memperoleh bagi hasil murni syariah yang akan di tambahkan ke rekening anda setiap bulannya.
b. Keuntungan dan Fasilitas
1. Kartu ATM : akses lebih dari 8.800 jaringan ATM BCA dan ATM Bersama di seluruh Indonesia 24 jam non stop (Anggota ATM Bersama : BNI, BRI, Danamon, Niaga, Bukopin, Mega, Permata, NISP, Bumiputera, DKI, Jabar, Jati, Sulsel, Kaltim, Kalsel, IFI, BTPN, Swadesi, Mayapada, Prima Express, Nusantara, Parahyangan, Standar Chartered ABN AMRO, Commonwealth Bank).
2. Sebagai kartu debit untuk berbelanja di 18.000 merchant berlogo debit BCA.