• Tidak ada hasil yang ditemukan

(Metode Garis

F. Defenisi Operasional

1. Harga perolehan adalah semua biaya yang dikeluarkan untuk memperoleh aset tetap mulai dari pembelian hingga semua biaya yang timbul hingga aset tetap siap beroperasi.

2. Nilai residu adalah sisa suatu barang yang sudah habis masa umur ekonomisnya.

3. Nilai buku adalah harga perolehan dikurangi akumulasi penyusutan

4. Umur ekonomis atau masa manfaat adalah periode waktu atas pemakaian aset dalam kegiatan produktif.

32

Sebagai sebuah hasil Badan Usaha Milik Negara, PT. Perkebunan Nusantara XIV (Persero) dikenal sebagai salah satu perusahaan peninggalan Belanda yang merupakan sebuah sektor penting dalam membangun perekonomian dan kesejahteraan bangsa. Sebagai perusahan yang bergerak di bidang pengolahan perkebunan Negara, PT. Perkebunan Nusantara XIV (Persero) memiliki beberapa cabang pengolahan hasil perkebunan di antaranya tebu dan kelapa sawit yang berada di daerah terpencil di pelosok Nusantara. PT. Perkebunan Nusantara XIV (Persero) memiliki tujuan seperti yang tercantum dalam Anggaran Dasar No. 47 Tanggal 13 Agustus 2008 yaitu, Melakukan Usaha di bidang agrobisnis dan agroindustri serta optimalisasi pemanfaatan sumber daya perseroan untuk menghasilkan barang dan / jasa yang bermutu tinggi dan berdaya saing kuat, serta mengejar keuntungan guna meningkatkan nilai perseroan dengan menerapkan prinsip-prinsip Perseroan Terbatas.

1. Sejarah Pendirian Perusahaan PT Perkebunan Nusantara (PTPN) XIV (Persero)

PT Perkebunan Nusantara (PTPN) XIV (Persero) didirikan berdasarkan Peraturan Pemerintah RI Nomor 19 tanggal 14 Februari 1995 dan Akta Notaris Harun Kamil, SH. Nomor 47 tanggal 11 Maret 1996. Proses pembentukannya diawali dengan pengelompokan 26 buah PT Perkebunan (Persero) menjadi 9

kelompok pada tahun 1994, sebagaimana ditetapkan dalam Surat Keputusan Menteri Pertanian RI Nomor 361/Kpts/07.210/5/1994 tentang Restrukturisasi BUMN Sektor Pertanian.

Pengelompokan tersebut dalam rangka optimalisasi skala usaha untuk meningkatkan daya saing menghadapi pasar bebas. Setelah tahap pengelompokan, maka pada tanggal 11 Maret 1996 dibentuklah 14 buah PT Perkebunan Nusantara, salah satu diantaranya adalah PT Perkebunan Nusantara XIV (Persero) yang merupakan peleburan (merger murni) dari :

1. PT. Perkebunan XXVIII (Persero), 2. PT. Perkebunan XXXII (Persero), 3. PT. Bina Mulya Ternak (Persero), dan

4. Eks Proyek PT. Perkebunan XXIII (Persero) di Sulawesi Selatan, Tengah dan Tenggara.

Anggaran Dasar Perseroan telah mengalami perubahan, terakhir dengan Akta Nomor 13 tanggal 11 Agustus 2008 dari Notaris Lola Rosalina, SH tentang Pernyataan Keputusan Pemegang Saham Perusahaan Perseroan (Persero) PT Perkebunan Nusantara XIV Di Luar Rapat Umum Pemegang Saham tentang Penambahan Modal Disetor dan Perubahan Anggaran Dasar Perusahaan Perseroan (Persero) PT Perkebunan Nusantara XIV dan telah mendapat persetujuan dari Menteri Kehakiman dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia dengan Nomor AHU-76872.AH.01.02 tahun 2008 tanggal 23 Oktober 2008 tentang Persetujuan Akta Perubahan Anggaran Dasar Perseroan. Perubahan modal menjadi sebagai berikut: Modal Dasar sebesar Rp 540.000.000.000,-, Modal

Belum Ditempatkan/Disetor sebesar Rp 305.000.000.000,-, dan Modal Ditempatkan/Disetor sebesar Rp 235.000.000.000,-. Pasal 11 Akta Nomor 13 mengalami perubahan sesuai Pasal 11 Akta Nomor 13 mengalami perubahan sesuai Keputusan Pemegang Saham Perusahaan Perseroan (Persero) PT Perkebunan Nusantara XIV Di Luar Rapat Umum Pemegang Saham tentang Perubahan Anggaran Dasar Perseroan (Persero) PT Perkebunan Nusantara XIV Nomor KEP-83/S.MBU/2009 dan KEP- 16/D4.MBU/2009 tanggal 14 September 2009, dan telah dicatatkan dengan Akta Nomor 18 tanggal 27 Maret 2012 yang dibuat oleh Notaris Lola Rosalina, SH.

2. Deskripsi Bidang Usaha

PT. Perkebunan Nusantara (PTPN) XIV (Persero) mengusahakan komoditi kelapa sawit, karet, kakao, kelapa hibrida, kelapa Nias/Tall, pala, kopi dan budidaya semusim tebu yang ditanam pada areal konsesi seluas 55.425,25 ha.

Areal tanaman kelapa sawit seluas 16.228 ha, karet 2.513,5 ha, kakao seluas 995 ha (juga ditanam sebagai tanaman sela pada areal seluas 2.030 ha), kelapa hibrida 3.600 ha, kelapa Nias/tall 360 ha, pala 275 ha dan kopi 23 ha serta tanaman tebu pada areal seluas 14.312 ha. Selain penanaman komoditi pada areal sendiri (inti), PTPN XIV (Persero) juga mengelola areal Plasma budidaya tahunan milik petani seluas 14.514,75 ha untuk tanaman kelapa sawit seluas 10.068 ha, karet 2.556 ha dan kakao 1.890,75 ha, sedangkan tanaman tebu rakyat hanya seluas 88 ha. PTPN XIV (Persero) juga mengelola komoditi ubi kayu pada areal bekas milik PT BMT seluas 2.500 ha dan usaha peternakan sapi di areal seluas 19.581 ha.

3. Sejarah Singkat PT. Perkebunan Nusantara XIV (Persero) Pabrik Kelapa Sawit Luwu Unit Burau

Pabrik Kelapa Sawit Unit Burau merupakan salah satu unit usaha PT.

Perkebunan Nusantara XIV (Persero).

Profil Perkebunan Kelapa Sawit Luwu Unit Burau berawal dari perusahaan perkebunan Belanda yang dinasionalisasikan dengna UU No. 84 tahun 1958 yang pelaksanaannya tahun 1959 menjadi Perusahaan Perkebunan Negara (PPN) Aneka Tani Cabang Maluku.

Tahun 1965 diubah menjadi Proyek Kebun-Kebun di Indonesia Bagian Timur (PIPREK-INTIM) dengan SK Menteri Perkebunan RI No.

SP.05/Men.Pon/65 tanggal 22 Juni 1969. Dengan Peraturan Pemerintah No. 14 Tahun 1965 menjadi Perusahaan Negara Perkebunan (PNP) XXVIII (Persero), merupakan proyek Nucleus Estate and Smallholder (NES) yang dikelola PTP XXVIII (Persero). Tahun 1990 Perkebunan Kelapa SawitNES VII dibagi menjadi tiga unit usaha masing-masing Kebun Luwu I di Burau, Pabrik Kelapa Sawit (PKS) di Burau dan Kebun Luwu II di Mangkutana.

Tahun 1994 PT Perkebunan XXVIII (Persero) bergabung dengan PT Perkebunan XXXII berdasarkan SK Menteri Keuangan No. 171/KMK/060.1994 menjadi PT Perkebunan XXXII Group.

Tahun 1996 berdasarkan Peraturan Pemerintah RI No. 19 mulai tanggal 14 Februari 1996 dilakukan peleburan PT Perkebunan XXVIII, PT.Perkebunan XXXII, PT Perkebunan XXIII dan PT Bina Mulya Ternak menjadi PT Perkebunan Nusantara XIV (Persero).

PKS Luwu Unit Burau adalah gabungan dari Kebun Luwu I, Kebun Luwu II dan Pabrik Kelapa Sawit berkedudukan di Burau yang merupakan salah satu Unit Usaha dari PT Perkebunan Nusantara XIV (Persero) dengan budidaya tanaman kelapa sawit.

Adapun pengelolaan PKS Luwu Unit Burau terdiri dari:

a. Kebun Inti Kelapa Sawit

b. Kebun Plasma kelapa sawit PIR/NES (Nucleus Estate and Smallholder) c. Kebun Plasma kelapa sawit KKPA (Koperasi Kredit Primer Anggotan) d. Pabrik Minyak Kelapa Sawit

e. Instalasi Tangki Timbun (ITT) Palopo

Lahan yang dikelola merupakan lahan HGU berdasarkan Surat Keputusan Menteri Negara Agraria/ Kepala Badan Pertahanan Nasional dengan rincian sebagai berikut:

PKS Luwu unit Burau Iklim cenderung basah, curah hujan merata sepanjang tahun, musim kemarau berkepanjangan tidak ada karena pada setiap bulan ada

turun hujan, sehingga berdasarkan data curah hujan di PKS Luwu Unit Burau mulai tahun 2009 sampai dengan September 2012 ( +/- 4 tahun), rata-rata curah hujan 3.644 mm/tahun dan hari hujan rata-rata 187 hari/tahun.

Tabel 4.2

Daftar Curah hujan Pertahun

Tahun Kebun Wil. Barat Kebun Wil. Timur Keterangan

MM HH MM HH

2009 2,760 99 1,440 151

2010 2,605 168 1,334 77

2011 2,775 125 3,218 178

Sd. Sept 2012

2,320 97 2,242 111

Jumlah 10,460 489 8,234 517

Rata-rata 2,615 122 2,059 129

Dokumen terkait