• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.8 Defenisi Operasional

Defenisi operasional merupakan seperangkat petunjuk atau kriteria atau operasi yang lengkap tentang apa yang harus diamati dan bagaimana mengamatinya dengan memiliki rujukan- rujukan empiris. Bertujuan untuk memudahkan penelitian dalam melaksanakan penelitian dilapangan. Maka perlu operasionalisasi dari konsep konsep yang menggambarkan tentang apa yang harus diamati (Silalahi, 2009 : 120). Dalam hal ini harus ditentukan terlebih dahulu variabel-variabel yang ada di dalam penelitian ini karena penelitian ini bertujuan untuk melihat perbandingan antara sebelum dan sesudah adanya pemekaran daerah di desa Paropo Kecamatan Silahisabungan Kabupaten Dairi, maka variabel-variabelnya adalah :

1. Variabel Bebas

Variabel bebas atau variabel (x) adalah gejala, faktor atau unsur yang menentukan atau mempengaruhi munculnya variabel kedua yang disebut sebagai variabel terikat. Tanpa variabel ini maka variabel akan berubah sehingga akan muncul menjadi variabel terikat yang berbeda atau yang lain atau bahkan sama sekali tidak ada yang muncul. (Nawawi, 1998 : 57) Variabel bebas dalam penelitian ini adalah : Pemekaran Kecamatan Silahisabungan.

Yang mau dilihat dan diteliti adalah bagaimana pengaruh pemekaran daerah Kecamatan Silahisabungan terhadap sosial ekonomi di Desa Paropo Kecamatan Silahisabungan Kabupaten Dairi.

2. Variabel Terikat

Variabel terikat atau variabel (y) adalah sejumlah gejala atau faktor maupun unsur yang ada atau muncul dipengaruhi atau ditentukan adanya variabel bebas dan bukan karena adanya variabel lain.

Variabel terikat dalam penelitian ini adalah : Sosial Ekonomi

Yang mau dilihat dan diteliti adalah bagaimana keadaan sosial ekonomi di Desa Paropo Kecamatan Silahisabungan Kabupaten Dairi dengan indikatornya sebagai berikut :

1) Peningkatan sumber pendapatan

Pendapatan adalah jumlah penghasilan riil yang disumbangkan untuk memenuhi kebutuhan bersama (keluarga), dimana pendapatan ini merupakan jumlah semua hasil perolehan yang di dapat dalam bentuk uang sebagai hasil dari pekerjaannya.

Indikatornya : a. Usaha sampingan selain pekerjaan tetap untuk meningkatkan sumber pendapatan

b. Bantuan modal usaha yang diperoleh sebelum pemekaran Kecamatan Silahisabungan.

Bantuan modal usaha yang diperoleh setelah pemekaran Kecamatan Silahisabungan

c. Jumlah pendapatan sebelum pemekaran Kecamatan

Silahisabungan.

Jumlah pendapatan setelah pemekaran Kecamatan Silahisabungan. 2) Kondisi fasilitas pendidikan

Indikatornya : a. Sarana pendidikan (seperti komputer, layanan internet) sebelum adanya pemekaran Kecamatan Silahisabungan

Sarana pendidikan (computer, internet, dll) setelah adanya pemekaran Kecamatan Silahisabungan

b. Jumlah bangunan sekolah sebelum adanya pemekaran daerah. Jumlah bangunan sekolah setelah adanya pemekaran daerah. 3) Kesehatan

Indikatornya :a. Sarana kesehatan sebelum pemekaran Kecamatan Silahisabungan Sarana kesehatan sebelum pemekaran Kecamatan Silahisabungan b. Pelayanan kesehatan sebelum adanya pemekaran Kecamatan

Silahisabungan

Pelayanan kesehatan setelah adanya pemekaran Kecamatan Silahisabungan

4) Kondisi perumahan

Indikatornya : a.Kondisi bangunan rumah sebelum adanya pemekaran Kecamatan Silahisabungan

Kondisi bangunan rumah setelah adanya pemekaran Kecamatan Silahisabungan

b. Sarana MCK sebelum pemekaran Kecamatan Silahisabungan Sarana MCK setelah pemekaran Kecamatan Silahisabungan

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1. Tipe Penelitian

Tipe penelitian yang digunakan dalam penelitian ini tergolong penelitian deskriptif, yaitu menggambarkan secara tepat sifat sifat suatu keadaan subjek atau objek penelitian deskriptif dalam pelaksanaannya lebih terstruktur, sistematis dan terkontrol, peneliti memulai dengan subjek yang jelas dan mengadakan penelitian atas populasi atau sampel dari subjek tersebut untuk menggambarkan secara akurat (Silalahi, 2009 : 28). Metode penelitian deskriptif ini bertujuan untuk mendeskripsikan atau menggambarkan keadaan sosial ekonomi yang ada di desa Paropo setelah terjadinya pemekaran daerah Kecamatan Silahisabungan.

3.2. Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian dilakukan di Desa Paropo Kecamatan Silahisabungan Kabupaten Dairi. Adapun alasan pemilihan lokasi di daerah ini karena saya melihat adanya potensi yang besar yang dimiliki oleh daerah ini untuk dapat berkembang, masalahnya adalah masyarakat tidak tahu bagaimana cara menarik minat wisatawan dan investor asing untuk datang dan mencoba peluang usaha disini. Selain itu juga karena masih sangat jarang dilakukan penelitian di daerah ini sehingga peneliti tertarik untuk mengetahui lebih dalam mengenai daerah ini terutama setelah adanya pemekaran kecamatan Silahisabungan.

3.3. Populasi dan Sampel

3.3.1 Populasi

Populasi adalah jumlah total dari seluruh unit atau elemen dimana penyelidik tertarik. Populasi dapat berupa organisme, orang atau sekelompok orang, masyarakat, organisasi, benda, objek, peristiwa, atau laporan yang semuanya memiliki ciri dan harus didefinisikan secara spesifik dan tidak secara mendua (Silalahi, 2009 : 253). Adapun yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah seluruh kepala keluarga di desa Paropo yang berjumlah 144 KK.

3.3.2 Sampel

Sampel adalah satu subset atau tiap bagian dari populasi berdasarkan apakah itu representative atau tidak. Sample merupakan bagian tertentu yang dipillih dari populasi (Silalahi, 2009 : 254). Jika sampel lebih dari 100 maka diambil sampelnya sejumlah 10-15% atau 20-25% dari jumlah sampel. Berdasarkan ketentuan diatas, penulis menentukan sampel yang diambil dari populasi adalah sebanyak 25% dari jumlah populasi tersebut. Jadi sampel dalam penelitian ini adalah 25% x 144 = 36 KK. Teknik penarikan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah simple random sampling atau teknik penarikan sampel secara acak.

3.4 Teknik Pengumpulan Data

Untuk memperoleh data yang diperlukan dalam penelitian ini maka penulis menggunakan teknik pengumpulan data sebagai berikut :

a. Studi Kepustakaan

Studi Kepustakaan merupakan teknik pengumpulan data atau informasi yang menyangkut masalah yang diteliti dengan mempelajari dan menelaah buku, makalah, surat kabar atau majalah serta bentuk-bentuk tulisan lainnya yang ada kaitannya dengan masalah yang diteliti.

b. Studi Lapangan

Studi lapangan merupakan teknik pengumpulan data yang diperoleh melalui kegiatan penelitian dengan turun langsung ke lokasi penelitian untuk mencari fakta yang berkaitan dengan masalah yang diteliti, yaitu :

1. Kuesioner yaitu teknik pengumpulan data yang dilaksanakan dengan menyebar angket yang berisi daftar pertanyaan secara tertulis kepada masyarakat di Desa Paropo.

2. Wawancara yaitu pengumpulan data dengan cara mengajukan pertanyaan secara langsung kepada masyarakat setempat untuk melengkapi data yang diperoleh dari kuesioner yang telah disebarkan.

3. Observasi yaitu mengumpulkan data tentang gejala tertentu yang dilakukan dengan mengamati, mendengar dan mencatat kejadian yang menjadi sasaran peneliti.

3.5 Teknik Analisis Data

Analisis data merupakan proses penyederhanaan data ke dalam bentuk yang lebih mudah di baca dan dipresentasikan. Dalam penelitian ini, analisis data dilakukan dengan

menggunakan analisis korelasi dengan Product Moment. Korelasi Product Moment

merupakan teknik pengukuran tingkat hubungan antara variabel yang datanya berskala interval. Angka korelasinya disimpulkan dengan r .

Rumus penghitungan r Product Moment adalah sebagai berikut :

Keterangan :

r

xy :koefisien korelasi product moment

n : jumlah individu dalam sampel

x : angka mentah untuk variabel x

y : angka mentah untuk variabel y

Kriteria uji hipotesis yaitu :

1. Terima Ho, tolak Ha jika r hitung < r tabel

2. Tolak Ho, terma Ha jika r hitung > r tabel

3. Dengan taraf signifikan 5%

Untuk menguji dan mendapatkan hasil yang lebih akurat berpengaruh atau tidak berpengaruhnya pemekaran daerah di desa Paropo Kecamatan Silahisabungan, maka dapat

dilanjutkan dengan memakai uji t

Dimana :

t : Nilai t untuk mean kelompok berulang pengukuran berulang

n : jumlah individu dalam sampel

x : angka mentah untuk variabel x

BAB IV

DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN

4.1. Gambaran Umum Desa Paropo

Desa Paropo merupakan salah satu dari 5 desa yang ada di Kecamatan Silahisabungan Kabupaten Dairi yang letaknya kira-kira 7 Km dari ibukota kecamatan. Kelima desa tersebut adalah : 1. Desa Silalahi 1 2. Desa Silalahi 2 3. Desa Silalahi 3 4. Desa Paropo 5. Desa Paropo 1

Adapun batas-batas dari Desa Paropo adalah sebagai berikut :

Sebelah Utara berbasan dengan : Paropo 1

Sebelah Timur berbasan dengan : Danau Toba

Sebelah Selatan berbasan dengan : Silalahi 3

Sebelah Barat berbasan dengan : Ujung Paropo pegagan hilir

Desa Paropo dihuni oleh 517 jiwa dengan 144 Kepala Keluarga (KK), dimana jumlah laki-laki sebanyak 242 orang dan jumlah perempuan sebanyak 275 orang. Data ini diperoleh dari data penduduk pada kantor kepala Desa Paropo. Penduduk yang ada di Desa Paropo mayoritas adalah suku Batak Toba.

Luas wilayah Desa Paropo ini adalah sekitar 505 Ha, dimana diperkirakan sekitar 350 Ha adalah lahan yang bisa untuk diusahai baik untuk perumahan, sedangkan 155 Ha lagi adalah lahan yang bisa diusahai untuk usaha pertanian.

Penggunaan lahan di Desa Paropo ini sebagian besar adalah untuk lahan pertanian. Dengan kondisi geografis yang mendukung dimana sebagian permukaan datar dan umumnya adalah lahan yang miring namun subur sangat cocok untuk menanam tanaman bawang merah yang merupakan hasil bumi dengan kualitas yang baik dari Desa Paropo. Selain bermata pencaharian dari sektor pertanian, masyarakat Desa Paropo juga memelihara ternak seperti ayam dan babi, dimana kotoran ternak tersebut dapat dijadikan pupuk oleh petani pada lahan pertaniannya.

4.2. Keadaan Demografis

4.2.1 Gambaran Penduduk Menurut Usia

Berdasarkan data jumlah penduduk menurut usia yang diperoleh oleh peneliti, maka jumlah penduduk yang terbanyak ada pada kelompok usia 26-59 tahun yaitu sebesar 35,2%, sedangkan jumlah penduduk yang terkecil adalah yang berusia 0-5 tahun yaitu sebesar 9,4%. Untuk lebih jelasnya dapat kita lihat pada tabel dibawah ini dengan mengikutsertakan data kelompok lainnya.

Tabel 1

Distribusi Penduduk Berdasarkan Usia

No Usia Frekuensi Persentase

1 2 3 4 5 6 0-5 tahun 6-12 tahun 13-18 tahun 19-25 tahun 26-59 tahun > 60 tahun 49 72 78 67 182 69 9,4 13,9 15,1 13 35,2 13,3 Jumlah 517 100,00

Sumber : Kantor Kepala Desa Paropo, Januari 2011

Dari tabel 1 diatas maka komposisi penduduk di Desa Paropo berdasarkan usia dapat dikelompokkan menjadi 3 (tiga) kelompok usia yaitu :

1. Kelompok usia belum produktif (usia 0-15 tahun) dengan persentase 29,2% 2. Kelompok usia produktif (usia 16-59 tahun) dengan persentase 57,5%

3. Kelompok usia tidak produktif (usia diatas 60 tahun) dengan persentase 13,3%

Berdasarkan pengelompokan usia tersebut dapat dilihat bahwa kelompok usia produktif merupakan jumlah yang paling banyak dengan 57,5%. Dengan demikian kesimpulannya adalah bahwa mayoritas penduduk yang ada di Desa Paropo Kecamatan Silahisabungan Kabupaten Dairi merupakan kelompok angkatan kerja.

4.2.2 Gambaran Penduduk Menurut Jenis Kelamin

Berdasarkan data yang diperoleh, distribusi penduduk menurut jenis kelamin di Desa Paropo menunjukkan bahwa penduduk berjenis kelamin laki-laki sebanyak 242 orang dengan persentase 46,8%, sedangkan penduduk dengan jenis kelamin perempuan sebanyak 275 orang dengan persentase 53,2%. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada table dibawah ini :

Tabel 2

Distribusi Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin

No Jenis Kelamin Frekuensi Persentas

1 2 Laki-laki Perempuan 242 275 46,8 53,2 Jumlah 517 100

Sumber : Kantor Kepala Desa Paropo, Januari 2011

Dari tabel 2 diatas terlihat bahwa penduduk yang berjenis kelamin perempuan lebih mendominasi daripada penduduk yang berjenis kelamin laki-laki. Dengan demikian kesimpulannya adalah penduduk yang ada di Desa Paropo kebanyakan berjenis kelamin perempuan. Meskipun keberadaan perempuan lebih banyak secara jumlah dibandingkan dengan laki-laki, namun perbandingan yang terjadi antara laki-laki dengan perempuan tidak terlalu mencolok yaitu hanya sebanyak 33 orang.

4.2.3 Gambaran Penduduk Menurut Tingkat Pendidikan (Kepala Keluarga)

Berdasarkan data yang diperoleh, tingkat pendidikan yang dimiliki oleh penduduk Desa Paropo adalah sebagai berikut : tidak tamat SD sebanyak 26 orang dengan persentase 18,1%, tamatan SD sebanyak 52 orang dengan persentase 36,1%, tamatan SLTP sebanyak 35 orang dengan persentase 24,3%, tamatan SLTA sebanyak 28 orang dengan persentase 19,4%, dan yang sarjana atau tamatan Perguruan Tinggi sebanyak 3 orang dengan persentase 2,1%.

Tabel 3

Distribusi Penduduk Berdasarkan Pendidikan Terakhir (KK)

No Pendidikan Frekuensi Persentase

1 2 3 4 5 Tidak tamat SD SD SLTP SLTA Sarjana/D3 26 52 35 28 3 18,1 36,1 24,3 19,4 2,1 Jumlah 144 100

Sumber : Kantor Kepala Desa Paropo, Januari 2011

Dari tabel 3 diatas, maka dapat disimpulkan bahwa penduduk yang ada di Desa Paropo tingkat pendidikannya masih tergolong tingkat pendidikan yang rendah karena kepala keluarga yang ada dominan tamatan sekolah dasar (SD) saja, mereka kurang mengecap pendidikan. Menurut mereka hal ini terjadi karena dulu orangtua mereka juga tidak mempunyai latar belakang pendidikan yang tinggi, jadi mereka lebih disibukkan oleh kegiatan menggarap lahan pertanian ataupun mencari ikan di danau.

4.2.4 Gambaran Penduduk Menurut Mata Pencaharian (Kepala Keluarga)

Mata pencaharian merupakan sumber atau dasar dalam hal untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Berdasarkan data yang diperoleh, gambaran penduduk menurut mata pencahariannya adalah petani sebanyak 86 orang dengan persentase 59,7%, nelayan sebanyak 31 orang dengan persentase 21,5%, PNS sebanyak 10 orang dengan persentase 7%, dan pedagang sebanyak 17 orang dengan persentase 11,8%. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada table dibawah ini :

Tabel 4

Distribusi Penduduk Berdasarkan Pekerjaan

No Pekerjaan Frekuensi Persentase

1 2 3 4 Petani Nelayan PNS Pedagang 86 31 10 17 59,7 21,5 7 11,8 Jumlah 144 100

Sumber : Kantor Kepala Desa Paropo, Januari 2011

Dari tabel 4 diatas dapat dilihat bahwa distribusi penduduk berdasarkan mata pencaharian didominasi oleh petani, sebanyak 86 kepala keluarga denga persentase 59,7% bekerja sebagai petani. Tingkat pendidikan yang rendah membuat mereka hanya dapat mempergunakan tenaga mereka untuk bekerja. Selain petani, ada juga yang bekerja sebagai nelayan, PNS, dan pedagang. Uang hasil dari pekerjaan mereka ini biasanya digunakan untuk

memenuhi kebutuhan hidup sehari hari baik itu sandang, pangan, papan maupun kebutuhan kebutuhan lainnya.

4.2.5 Gambaran Penduduk Menurut Agama

Tabel 5

Distribusi Penduduk Berdasarkan Agama

No Agama Frekuensi Persentase

1 2 Kristen Protestan Kristen Khatolik 452 65 87,4 12,6 Jumlah 517 100

Sumber : Kantor Kepala Desa Paropo, Januari 2011

Dari tabel 5 diatas dapat dilihat bahwa penduduk yang ada di Desa Paropo keseluruhan adalah beragama Kristen dengan persentase gabungan (Protestan + Khatolik) sebanyak 100%.

4.3 Sarana dan Prasarana di Desa Paropo

4.3.1 Sarana Pendidikan

Tabel 6

Sarana Pendidikan di Desa Paropo

No Gedung Pendidikan Jumlah

1 2 3 TK SD SLTP 1 unit 1 unit 1 unit Jumlah 3 unit

Sumber : Kantor Kepala Desa Paropo, Januari 2011

Dari tabel 6 diatas dapat dilihat bahwa sarana pendidikan yang ada di Desa Paropo adalah 1 unit gedung Taman Kanak-kanak, 1 unit gedung Sekolah Dasar dan 1 unit gedung Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama, sedangkan untuk melanjut ke Sekolah Menengah Atas maka anak-anak di Desa Paropo ini harus mencarinya ke ibukota Kecamatan.

4.3.2 Sarana Peribadatan

Sarana peribadatan yang ada di Desa Paropo terdiri dari 1 unit gereja Protestan (HKBP) dan 1 unit gereja Khatolik. Kondisi bangunan kedua gereja ini layak pakai sebagai sarana peribadatan bagi penduduk setempat dalam menjalankan ibadahnya.

4.3.3 Sarana Kesehatan

Sarana kesehatan yang ada di Desa Paropo terdiri dari 1 unit puskesmas dan ada juga bidan desa dan perawat, dimana rata-rata penduduk desa pada umumnya berobat ke puskesmas tersebut karena hanya itulah satu-satunya tempat berobat yang terdapat di desa tersebut. Posyandu dilakukan tiga bulan sekali oleh bidan desa yang berpengalaman, begitu juga dengan ibu-ibu yang akan melahirkan dibantu oleh bidan desa.

4.3.4 Sarana Transportasi

Sarana transportasi yang ada di Desa Paropo ini terdiri dari angkutan umum yang hanya melintas setiap setengah jam sekali, selebihnya masyarakat memakai mobil pribadi maupun kendaraan bermotor milik pribadi. Namum kebanyakan masyarakat menggunakan angkutan umum karena hanya sebagian kecil masyarakat yang mempunyai kendaraan pribadi.

4.3.5 Sarana Perumahan

Tabel 7

Distribusi Penduduk berdasarkan Tipe Perumahan

No Pola Perumahan Jumlah

1 2 3

Rumah bertipe A/Permanen Rumah bertipe B/Semi Permanen Rumah bertipe C/Darurat

23 93 28

Jumlah 144

Sumber : Kantor Kepala Desa Paropo, Januari 2011

Berdasarkan tabel 7 di atas menunjukkan bahwa sebagian besar responden memiliki rumah bertipe semi permanen. Pemilikan rumah tersebut diakibatkan tingkat perekonomian yang dimiliki oleh penduduk setempat. Mereka yang memiliki perekonomian yang baik memiliki rumah yang permanen dan bagus. Menurut data dari kantor kepala desa, semua rumah di desa ini telah menggunakan sarana listrik.

4.4 Kegiatan Sosial yang Dilakukan oleh Penduduk

Adapun kegiatan sosial yang dilakukan oleh penduduk di Desa Paropo adalah sebagai berikut :

a) Dalam bidang agama : menjalankan ibadah setiap hari minggu, selain itu ada juga partamiangan dari gereja yang dilakukan satu kali seminggu yakni pada hari selasa.

b) Dalam bidang keamanan dan ketertiban : mengadakan kegiatan ronda malan yang dilakukan secara bergantian oleh seluruh penduduk.

c) Dalam bidang lingkungan hidup : melaksanakan gotong royong membersihkan desa yang dilakukan dua kali dalam sebulan, dimana ini merupakan kebijakan atau instruksi dari pemerintah kecamatan dengan dikoordinir oleh Kepala Desa yang terjun langsung dengan masyarakat dalam membersihkan dan memperindah Desa Paropo d) Dalam bidang kesehatan : mengadakan imunisasi dan penimbangan pada balita

Gambar 2

4.5 Struktur Pemerintahan Desa Paropo

Kepala Desa Umar Situngkir Sekretaris Desa Ropen Situngkir Kaur Pembangunan Sardi.S Kaur Pemerintahan Nurdianus. S Kaur Kesra Hotman. S

Kepala Dusun III

Mardi Situngkir Kepala Dusun II

Perianus Situngkir Kepala Dusun I

BAB V

ANALISIS DATA

Pada bab ini penulis akan menganalisis data-data yang telah diperoleh dari hasil penelitian melalui wawancara dan menyebarkan kuesioner kepada masyarakat di Desa Paropo dengan jumlah sebanyak 36 responden. Menganalisis data merupakan suatu upaya untuk menata dan menegelompokkan data menjadi suatu bagian-bagian tertentu menurut kelompok data jawaban responden. Analisis data yang dimaksud adalah suatu interpretasi langsung yang berdasarkan data dan informasi yang yang diperoleh dilapangan. Adapun data-data yang dianalisis dalam bab ini adalah sebagai berikut :

5.1. Karakteristik Responden

Tabel 8

Distribusi Responden Berdasarkan Usia

No Usia Frekuensi Persentase

1 2 3 4 5 6 28-35 36-40 41-45 46-50 51-55 56-60 3 5 12 7 5 4 8,3 13,9 33,3 19,5 13,9 11,1 Jumlah 36 100,00

Berdasarkan tabel 8 diatas dapat diketahui bahwa sebagian besar responden memiliki usia antara 41 45 tahun dan telah berkeluarga yang merupakan indikator penelitian yang akan dilaksanakan. Oleh karena objek dari peneliti adalah kepala keluarga maka para responden yaitu mereka yang sudah mempunyai anak. Kebanyakan responden memang adalah mereka yang memilki umur yang sudah cukup lanjut dimana mereka tentunya lebih mengetahui seluk beluk desa Paropo ini dan biasanya mereka yang banyak dilibatkan dan diminta pendapatnya dalam mengambil suatu keputusan yang bersangkutan terhadap desa tersebut. Sedangkan responden yang paling sedikit berusia antara 28 35 tahun yakni hanya 3 responden.

Tabel 9

Distribusi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

No Jenis Kelamin Frekuensi Persentas

1 2 Laki-laki Perempuan 28 8 77,8 22,2 Jumlah 36 100

Sumber : Kuesioner, Januari 2011

Berdasarkan tabel 9 diatas, maka dapat dilihat bahwa mayoritas yang menjadi responden peneliti adalah kaum laki-laki yang berjumlah 28 orang, sedangkan perempuan hanya 8 orang saja. Semua responden sangat ramah ketika ditanya dan mereka sangat antusias menjawab pertanyaan penulis sehingga penulis tidak begitu mengalami kesulitan saat berda di lapangan untuk memperoleh data.

Dalam proses mengumpulkan data dan informasi dari responden, penulis terlebih dahulu harus melakukan pendekatan dan berbaur dengan masyarakat, dalam hal ini Bapak Kepala Desa Umar Situngkir banyak membantu penulis untuk dapat melakukan pendekatan dengan warganya. Disini penulis juga harus menjelaskan tentang tujuan dan maksud penulis melakukan penelitian di desa mereka. Hal ini dilakukan agar responden percaya dan tidak ada gap diantara peneliti dengan responden.

Tabel 10

Distribusi Responden Berdasarkan Agama

No Agama Frekuensi Persentase

1 2 Kristen Protestan Kristen Khatolik 32 4 88,9 11,1 Jumlah 36 100

Sumber : Kuesioner, Januari 2011

Berdasarkan tabel 10 diatas maka dapat dilihat bahwa mayoritas yang menjadi responden dari peneliti adalah agama Kristen Protestan yakni 32 orang responden dengan persentase 88,9%, sedangkan agama Kristen Khatolik ada 4 orang dengan persentase 11,1%. Kristen merupakan agama yang dipeluk oleh masyarakat di Desa Paropo. Masalah perbedaan daripada agama yang dipeluk tidaklah menjadi penghalang bagi tiap-tiap masyarakat dalam menjalankan ibadahnya maupun melakukan interaksi social antar sesame umat beragama yang memiliki keyakinan yang berbeda.Sementara itu, karakteristik responden menurut suku yang dianut mayoritas adalah suku batak toba.

Tabel 11

Distribusi Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir

No Pendidikan Frekuensi Persentase

1 2 3 4 Tidak tamat SD SD SLTP SMA 7 13 9 7 19,4 36,1 25 19,4 Jumlah 36 100

Sumber : Kuesioner, Januari 2011

Berdasarkan tabel 11 diatas dapat diketahui bahwa status pendidikan responden ada empat jenis. Responden yang memiliki tingkat pendidikan terakhir paling banyak adalah tamatan dari SD. Berdasarkan hasil kuesioner dengan para responden, dikatakan bahwa minimnya keahlian yang mereka dapat dari bangku sekolah menjadi kendala yang paling besar dalam mendapatkan suatu pekerjaan untuk membantu memenuhi kebutuhan hidup mereka.

Tingkat pendidikan yang hanya pada tingkat SLTP memberi pengaruh yang besar terhadap pekerjaan yang mereka peroleh, yang pada akhirnya akan memberikan dampak yang besar terhadap kesejahteraan keluarga responden karena penghasilan yang mereka peroleh tidak dapat menutupi pengeluaran yang mereka keluarkan setiap bulannya.

Tabel 12

Distribusi Responden Berdasarkan Pekerjaan

No Pekerjaan Frekuensi Persentase

1 2 3 4 Petani Nelayan PNS Berdagang 16 12 1 7 44,4 33,3 2,8 19,5 Jumlah 36 100

Sumber : Kuesioner, Januari 2011

Berdasarkan tabel 12 diatas dapat diketahui bahwa mayoritas pekerjaan yang dilakukan oleh responden adalah sebagai petani yakni sebanyak 16 orang dengan persentase 44,4%, dimana kaum petani ini lebih didominasi oleh kaum laki-laki. Kemudian responden dengan pekerjaan nelayan sebanyak 12 responden yang juga didominasi oleh kaum laki-laki, sedangkan responden dengan pekerjaan PNS hanya 1 orang dan pedagang sebanyak 7 orang yang didominasi oleh kaum perempuan atau kaum ibu.

Tabel 13

Distribusi Responden Berdasarkan Jumlah Anak

No Jmlah Anak Frekuensi Persentase

1 2 3 4 5 6 1 orang 2 orang 3 orang 4 orang 5 orang > 5 orang 1 4 9 5 12 5 2,8 11,1 25 13,9 33,3 13,9 Jumlah 36 100

Sumber : Kuesioner, Januari 2011

Dari tabel 13 diatas terlihat jumlah anak dalam keluarga responden mayoritas adalah 5 orang. Kebanyakan responden di Desa Paropo ini masih percaya dengan istilah banyak anak banyak rejeki . Oleh karena itu kebanyakan responden memilki jumlah anak yang banyak,

karena mereka masih percaya bahwa setiap anak membawa rejekinya masing masing.

Kurangnya pengetahuan masyarakat tentang Keluarga Berencana juga sangat minim sehingga berdasarkan hasil penelitian terhadap responden hanya ada 4 keluarga yang menjalankan program Keluarga Berencana.

Tabel 14

Distribusi Responden Berdasarkan Pendapatan Rata-Rata

No Pendapatan Frekuensi Presentase

1 2 3 4 Rp. 500.000,00 Rp.1.000.000,00 Rp. 1.000.000,00 Rp. 1.500.000,00 Rp.1.500.000,00 Rp. 2.000.000,00 Diatas Rp.2.000.000,00 22 13 1 0 61,1 36,1 2,8 0 Jumlah 36 100

Sumber : Kuesioner, Januari 2011

Berdasarkan tabel 14 diatas, terlihat bahwa sebagian besar masyarakat masih

Dokumen terkait