• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II. METODE PENELITIAN

G. Definisi Fokus

a) Efektifitas

Efektivitas birokrasi dalam memberikan pelayanan publik kepada masyarakat bergantung pada tatanan organisasi, hierarki, dan pembagian kerja pada sebuah lembaga untuk menjalankan tugas dan fungsinya yang lebih teratur.

Efektivitas merupakan relasi antara keluaran dengan tujuan atupun sasaran yang hendak di capai. Pada dasarnya efektivitas sangat berhubungan dengan suatu pencapaian tujuan atau target kebijakan. Maka suatu kegiatan dapat di katakan efektif apabila proses pelaksanaan kegitan tersebut mencapai tujuan serta tepat sasaran. (Mohamad Mahsu, Pengukuran Kinerja Sektor Publik, (Yogyakarta:BPFE Yogyakarta, 2014), hal.182).

Mahmudi (2005), mengemukakan efektivitas adalah hubungan antara output yang dihasilkan dengan tujuan, semakin besar kontribusi output terhadap pencapaian tujuan, maka akan semakin efektif sebuah organisasi dalam program atau kegiatan. Dari penjelasan tersebut, disimpulkan bahwa efektivitas adalah suatu pengukuran yang dilihat melalui kesesuaian hasil atau keberhasilan dalam menjalankan program melalui berbagai sarana dan upaya dengan pemanfaatan sumber daya dalam rangka mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

b) Efisien

Efisiensi pada sisi input diperguanakan untuk melihat seberapa jauh kemudahan askses publik terhadap sistem pelayanan yang ditawarkan. Akses publik terhadap pelayan dipandang efisien apabila publik memiliki jaminan atau

kepastian menyangkut biaya pelayanan. Kepastian biaya pelayanan yang harus dikeluarkan oleh publik merupakan indikator penting untuk melihat intensitas korupsi dalam sistem layanan birokrasi. Birokrasi pelayanan publik yang korup akan ditandai oleh besarnya biaya ekstra yang harus dikeluarkan oleh pengguna jasa dalam mengakses layanan publik, dengan demikian harus mengeluarkan biaya ekstra untuk dapat memperoleh pelayanan yang terbaik dari birokrasi, padahal secara prinsip seharusnya pelayanan terbaik harus dapat dinikmati oleh publik secara keseluruhan. Demikian pula efisiensi pelayanan dari sisi output, dipergunakan untuk melihat pemberian produk pelayanan oleh birokrasi tanpa disertai adanya tindakan pemaksaan kepada pihak public untuk mengeluarkan biaya ekstra pelayanan. Seperti suap, sumbangan sukarela dan berbagai pungutan dalam proses pelayanan yang sedang berlangsung.

2. Pelayanan a) Transparansi

Transparansi sebagai bagian dari prinsip standar pelayanan publik menjadi salah satu aspek yang mengalami banyak permsalahan dalam pelaksanaanya di Indonesia. Banyak kasus dimana masyarakat dihadapkan pada situasi dimana mereka sulit saat mengakses pelayanan publik yang diselenggarakan oleh pelaksana layanan. Masalah tansparansi ini juga pada akhirnya tidak hanya mempersulit akses masyarakat akan pelayanan publik, namun juga mengurangi kualitas pelayanan publik itu sendiri.

Mardiasmo, (2004) (dalam Rahmanurrasjid, 2008), menyatakan bahwa transparansi memiliki arti keterbukaan pemangku kebijakan saat menyampaikan

sebuah informasi kepada pihak-pihak yang memerlukan atas aktivitas tata kelola sumber daya publik.

Diantara regulasi yang ada di Indonesia, Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 mengatur tentang pelayanan publik yang mengatur cukup jelas, konkret, dan terukur mengenai kewajiban penyediaan standar pelayanan publik. Selain perlunya mengikuti aturan regulasi yang ada, model kepatuhan standar pelayanan publik juga penting memperhatikan azas transparansi dan partisipasi warga. Azas transparansi dapat berarti warga bisa mendapat informasi standar pelayanan dengan mudah, cepat, tanpa biaya, dan tanpa prosedur yang rumit.

b) Akuntabilitas

Menurut Starling (Kumorotomo, 2005:4), akuntabilitas adalah ukuran yang menunjukkan apakah aktivitas birokrasi publik atau pelayanan yang dilakukan pemerintah sudah sesuai dengan norma dan nilai-nilai yang dianut dan apakah pelayanan publik tersebut mampu mengakomodasi apa yang menjadi kebutuhan rakyat yang sesungguhnya. Dengan demikian, akuntabilitas terkait dengan falsafah bahwa lembaga eksekutif pemerintah yang tugas utamanya adalah melayani rakyat harus bertanggung jawab secara langsung maupun tidak langsung kepada rakyat.

Dengan bahasa yang sederhana, Starling mengatakan bahwa akuntabilitas ialah kesediaan untuk menjawab pertanyaan publik.

3. Kebijakan a) Partisipasi

Partisipasi warga negara (citizen participation) di dalam urusan pemerintahan atau institusi pemerintah diperlukan terlibat untuk melibatkan publik

untuk perbaikan keputusan melalui penyebaran secara luas pengetahuan dan meningkatkan partisipasi publik di dalam pemerintahan (Giffinger dkk, 2007).

b) Strategi Politik

Strategi politik menurut Annisah (2017), terbagi dalam indikator Penguatan system informasi di DPRD, Integrasi sistem informasi antara DPRD dengan pemda, dan Sistem pengambilan kebijakan DPRD berdasarkan aspirasi masyarakat.

BAB III

METODE PENELITIAN A. Waktu dan Lokasi

Waktu penelitian dilakukan selama dua bulan terhitung dimulai pada bulan Juni sampai dengan Agustus dan lokasi penelitian akan dilakukan di kantor Badan Perencanaan dan Pembangunan Daerah (BAPPEDA) Kota Makssar, yang beralamat di Jl. Ahmad Yani Nomor 2 Bulo Gading Kecamatan Ujung Pandang Website resmi http://bappeda.makassar.go.id.

B. Jenis dan Tipe Penelitian

Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kualitatif karena sesuai dengan tujuan penelitian yaitu untuk memberikan gambaran faktual mengenai pelaksanaan Smart Governance pada lingkungan kerja pemerintahan di Bappeda Kota Makassar dalam pelaksanaan kebijakan perencanaan dan penganggaran.

Pendekatan kualitatif dipilih karena dapat digunakan untuk mengungkap dan memahami sesuatu dibalik isu yang belum diketahui. Selain itu, metode kualitatif dapat memberi rincian yang terinci tentang fenomena yang sulit diungkapkan oleh metode kuantitatif (Sugiyono 2009).

Adapun jenis penelitian bersifat deskriptif, yaitu untuk mendeskripsikan dan mengkaji data yang diperoleh dari hasil wawancara mendalam (indepth intervew), observasi, data dokumentasi dan studi kepustakaan.

C. Informan

Adapun informan dalam penelitian ini adalah orang yang didasarkan pada kemampuan dan pengalamannya untuk memberikan informasi terkait pelaksanaan kebijakan perencanaan dan penganggaran. Informan tersebut adalah sebagai berikut:

Tabel 3. Daftar Informan

NO INFORMAN KETERANGAN

1. Kasubid Pengendalian Informan Kunci

2. Kasubid Pelaporan Informan Utama

3. Ketua RT Informan Tambahan

4. Masyarakat Informan Tambahan

D. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang akan dilakukan yaitu : 1. Interview (Wawancara)

Wawancara dilakukan dengan pihak-pihak Badan Perencanaan dan Pembangunan Daerah (BAPPEDA) Kota Makassar. Wawancara digunakan sebagai teknik pengumpulan data dengan melakukan studi pendahuluan untuk menemukan permasalahan yang harus diteliti. Teknik pengumpulan data ini mendasarkan diri pada laporan tentang diri sendiri atau self-report,atau setidaknya pada pengetahuan dan keyakinan pribadi.

2. Observasi

Proses pengumpulan data secara observasi yaitu peneliti melakukan pengamatan secara langsung atau berkunjung langsung pada tempat yang diteliti

dalam hal ini di Badan Perencanaan dan Pembangunan Daerah (BAPPEDA) Kota Makassar.

3. Dokumentasi

Dokumentasi pengumpulan data yang dilakukan oleh peneliti yaitu dengan mengumpulkan dokumen-dokumen atau penelitian terdahulu dari sumber terpercaya yang relevan dengan judul yang diangkat yaitu, Smart Governance dalam kebijalan perencanaan dan penganggaran di Bappeda Kota Makassar.

4. Media review

Penelitian ini melakukan review terhadap pemberitaan, baik media cetak maupun on-line yang berkaitan dengan pelaksanaan tugas Bappeda Kota Makassar.

E. Teknik Analisis Data

Data yang telah di dapatkan selanjutnya di analisis dengan menggunakan teknik analisa kualitatif. Adapun tahapan teknik analisa yang dilakukan oleh peneliti adalah, sebagai berikut:

1. Reduksi data

Data yang diperoleh dari lapangan jumlahnya cukup banyak sehingga hal pertama yang dilakukan oleh peneliti yaitu merangkum, menyeleksi, memfokuskan kepada hal yang penting, mencari tema dan pola, serta mengatur data sedemikian mungkin sehingga dapat memberikan sebuah kesimpulan yang terkait dengan objek penelitian untuk mempermudah melakukan pengumpulan data selanjutnya.

2. Penyajian data

Sajian data yang dilakukan oleh peneliti yaitu membandingkan dan menghubungkan semua data yang telah diperoleh baik data primer maupun data sekunder. Penyajian data dilakukan dalam bentuk narasi singkat yang menjelaskan berbagai hubungan yang ada pada tiap-tiap kategori dan melampirkan data dalam bentuk bagan atau grafik.

3. Penarikan kesimpulan/verifikasi

Pada tahapan ini kesimpulan yang di dapatkan oleh penulis masih bersifat sementara dan akan berubah hingga ditemukannya bukti yang kuat dan mendukung untuk digunakan pada tahap selanjutnya.

4. Teknik Pengabsahan Data

Teknik analisis data yang akan digunakan yaitu analisis data dalam penelitian kualitatif,dilakukan pada saat pengumpulan data berlangsung dan setelah selesai pengumpulan data dalam periode tertentu.

Analisis Data model Miles dan Huberman : 1. Data Collection/Pengumpulan data

Dalam penelitian kualitatif pengumpulan data dengan observasi,wawancara mendalam,dan dokumentasi atau gabungan ketiganya (triangulasi). Pada tahap awal peneliti melakukan penjelajahan secara umum terhadap situasi/obyek yang diteliti,dengan demikian peneliti akan memperoleh data yang banyak dan bervariasi.

2. Data Reduction (Reduksi Data)

Data yang diperoleh dari lapangan jumlahnya cukup banyak,untuk itu maka perlu dicatat secara teliti dan rinci. Mereduksi data berarti merangkum,memilih hal-hal yang pokok,memfokuskan pada hal-hal-hal-hal yang penting,dicari tema dan pokoknya.

Dengan demikian data yang direduksi dapat memberikan gambaran yang jelas dan mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan data selanjutnya

3. Data Display (Penyajian Data)

Setelah data direduksi,maka langkah selanjutnya adalah mendisplaykan data.

Dengan mendisplaykan data,maka akan memudahkan memahami apa yang terjadi,merencanakan kerja selanjutnya berdasarkan apa yang telah dipahami.

4. Conclusion Drawing/Verification

Langkah keempat menurut Miles dalam Rijali (2019) adalah penarikan kesimpulan dan verifikasi. Kesimpulan dalam penelitian kualitatif merupakan temuan baru yang sebelumnya belum pernah ada,temuan dapat berupa deskripsi atau gambaran suatu obyek yang sebelumnya masih belum jelas.

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Lokasi Penelitian

1. Gambaran Umum Kota Makassar

Untuk mengetahui lebih jauh mengenai daerah penelitian, penulis kemudian memberikan gambaran umum daerah penelitian, dimana sangat memberikan andil dalam pelaksanaan penelitian ini terutama pada saat melakukan wawancara, dalam hal ini dalam menentukan teknik wawancara yang digunakan terhadap suatu masalah yang diteliti.

Makassar adalah Ibu Kota Provinsi Sulawesi Selatan, yang terletak di bagian Selatan Pulau Sulawesi yang dahulu disebut Ujung Pandang, terletak antara 119º24’17’38” Bujur Timur dan 5º8’6’19” Lintang Selatan yang berbatasan sebelah Utara dengan Kabupaten Maros, sebelah Timur Kabupaten Maros, sebelah selatan Kabupaten Gowa dan sebelah Barat adalah Selat Makassar. Kota Makassar memiliki topografi dengan kemiringan lahan 0-2°(datar) dan kemiringan lahan 3-15° (bergelombang). Luas Wilayah Kota Makassar tercatat 175,77 km persegi. Kota Makassar memiliki kondisi iklim sedang hingga tropis memiliki suhu udara rata-rata berkisar antara 26,°C sampai dengan 29°C.

Kota Makassar adalah kota yang terletak dekat dengan pantai yang membentang sepanjang koridor barat dan utara dan juga dikenal sebagai

“Waterfront City” yang didalamnya mengalir beberapa sungai (Sungai Tallo, Sungai Jeneberang, dan Sungai Pampang) yang kesemuanya bermuara ke dalam kota. Kota Makassar merupakan hamparan daratan rendah yang berada pada

ketinggian antara 0-25 meter dari permukaan laut. Dari kondisi ini menyebabkan Kota Makassar sering mengalami genangan air pada musim hujan, terutama pada saat turun hujan bersamaan dengan naiknya air pasang.

Secara administrasi Kota Makassar dibagi menjadi 15 kecamatan dengan 153 kelurahan. Di antara 15 kecamatan tersebut, ada tujuh kecamatan yang berbatasan dengan pantai yaitu Kecamatan Tamalate, Kecamatan Mariso, Kecamatan Wajo, Kecamatan Ujung Tanah, Kecamatan Tallo, Kecamatan Tamalanrea, dan Kecamatan Biringkanaya.

Batas-batas administrasi Kota Makassar adalah:

a) Batas Utara: Kabupaten Maros b) Batas Timur: Kabupaten Maros

c) Batas Selatan: Kabupaten Gowa dan Kabupaten Takalar d) Batas Barat: Selat Makassar

Secara umum topografi Kota Makassar dikelompokkan menjadi dua bagian yaitu :

a) Bagian Barat ke arah Utara relatif rendah dekat dengan pesisir pantai.

b) Bagian Timur dengan keadaan topografi berbukit seperti di Kelurahan Antang Kecamatan Panakukang.

Perkembangan fisik Kota Makassar cenderung mengarah ke bagian Timur Kota. Hal ini terlihat dengan giatnya pembangunan perumahan di Kecamatan Biringkanaya, Tamalanrea, Mangggala, Panakkukang, dan Rappocini.

Kondisi geografis Kota Makassar yang beragam, memiliki luas wilayah 175,77 km memiliki jumlah penduduk kota Makassar Tahun 2017 tercatat sebanyak

1.387.302 jiwa yang terdiri dari 685.488 lakilaki dan 701.814 perempuan, mengakibatkan kompleksitas permasalahan pembangunan yang semakin besar, oleh karena itu Bappeda kota makassar didalam melaksanakan tugasnya menghadapi berbagai permasalahan yang membutuhkan alternatifalternatif pemecahan masalah.

Adapun Dinas-dinas yang tergabung dalam Organisasi Perangkat Daerah (OPD) Kota Makassar yang memiliki tugas pokok dan fungsi masing-masing dalam membantu menjalankan pemerintahan yaitu:

Tabel 4. Daftar Dinas di Kota Makassar

No. Daftar Nama Dinas Pemerintah Kota Makassar

1. Dinas Kearsipan 2. Dinas Kebudayaan

3. Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil 4. Dinas Kesehatan

5. Dinas Ketahanan Pangan 6. Dinas Ketenagakerjaan

7. Dinas Komunikasi dan Informatika

8. Dinas Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah 9. Dinas Lingkungan Hidup

10. Dinas Pariwisata 11. Dinas Pekerjaan Umum

12. Dinas Pemadam Kebakaran 13. Dinas Pemberdayaan Perempuan 14. Dinas Pemuda dan Olahraga

15. Dinas Penanaman Modal dan Perizinan 16. Dinas Penataan Ruang

17. Dinas Pendidikan

18. Dinas Pengendalian Penduduk dan KB 19. Dinas Perdagangan

20. Dinas Perhubungan

21. Dinas Perikanan Dan Pertanian 22. Dinas Perpustakaan

23. Dinas Pertanahan

24. Dinas Perumahan Dan Kawasan Kumuh 25. Dinas Sosial

Sumber: makassarkota.go.id, 2021

Merupakan unsur pelaksana Pemerintah Kota dimpimpin oleh seorang Kepala yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Wali kota melalui Sekretaris Daerah. Dinas yang ada di Kota Makassar mempunyai tugas melaksanakan kewenangan desentralisasi.

Selanjutnya terdapat beberapa Badan yang tergabung dalam OPD Kota Makassar yang memiliki tugas pokok dan fungsi masing-masing dalam membantu menjalankan pemerintahan yaitu:

Tabel 5. Daftar Badan Pemerintah Kota Makassar No. Daftar Nama Badan Pemerintah Kota Makassar

1. Badan Kepegawaian dan Pengembangan SDM Daerah 2. Badan Kesatuan Bangsa dan Politik

3. Badan Pendapatan Daerah

4. Badan Penelitian dan Pengembangan

5. Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah 6. Badan Perencana Pembangunan Daerah Sumber: makassarkota.go.id, 2021

Merupakan Lembaga teknis dalam membantu Walikota menjalankan program-programnya. Badan-badan pemerintah Kota Makassar juga menjalankan Tugas Pokok dan Fungsi masing-masing sesuai dengan peraturan yang berlaku.

Organisasi Perangkat Daerah (OPD) selanjutnya adalah Bagian. Terdapat sebelas Lembaga yang tergabung dalam subBagian ini yaitu sebagai berikut:

Tabel 6. Daftar Bagian Pemerintah Kota Makassar No. Daftar Nama Bagian Pemerintah Kota Makassar

1. Bagian Hukum dan HAM 2. Bagian Hubungan Masyarakat 3. Bagian Kesejahteraan Rakyat 4. Bagian Keuangan Setda

5. Bagian Layanan Pengadaan Barang dan Jasa

6. Bagian Organisasi dan Tata Laksana 7. Bagian Pemberdayaan Masyarakat 8. Bagian Perekonomian dan Kerja Sama 9. Bagian Perlengkapan

10. Bagian Protokol

11. Bagian Tata Pemerintahan Sumber: makassarkota.go.id, 2021

Berikutnya adalah daftar kecamatan yang ada di Kota Makassar.

Kecamatan atau yang disebut dengan nama lain adalah bagian wilayah dari Daerah kabupaten/kota yang dipimpin oleh camat. Pada wilayah Pemerintahan Kota Makassar sendiri terdapat lima belas kecamatan seperti pada table dibawah ini:

Tabel 7. Daftar nama Kecamatan di Kota Makassar No. Daftar Nama Kecamatan di Kota Makassar

1. Kecamatan Biringkanaya 2. Kecamatan Bontoala 3. Kecamatan Makassar 4. Kecamatan Mamajang 5. Kecamatan Manggala 6. Kecamatan Mariso 7. Kecamatan Panakukang 8. Kecamatan Rappocini

9. Kecamatan Sangkarang 10. Kecamatan Tallo 11. Kecamatan Tamalanrea 12. Kecamatan Tamalate 13. Kecamatan Ujung Pandang 14. Kecamatan Ujung Tanah 15. Kecamatan Wajo

Sumber: makassarkota.go.id, 2021

Kecamatan mempunyai tugas melaksanakan sebagian kewenangan pemerintah Kota Makassar di wilayah kerjanya, yang mencakup bidang pemerintahan, ekonomi, pembangunan, kesejahteraan rakyat dan pembinaan kehidupan masyarakat serta urusan pelayanan umum lainnya yang diserahkan Walikota.

2. Gambaran khusus lokasi Penelitian

Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kota Makassar berada pada gedung kantor Walikota Makassar Jl. Ahmad Yani No.2, Bulo Gading, Kec. Ujung Pandang, Kota Makassar, Sulawesi Selatan 90111. Gedung Bappeda merupakan kawasan pusat pemerintah Kota Makassar dimana ada beberapa OPD yang berkantor pada gedung tersebut dan Bappeda Kota Makassar merupakan salah satu OPD itu.

Gedung kantor yang digedung tempat Bappeda Kota Maksar terdiri atas beberapa ruangan sesuai jumlah dalam struktur organisasi Bappeda Kota Makassar.

Ruangan tersebut cukup representatif dan dilengkapi dengan Air Conditioner (AC) dan peralatan komputer yang ,menggunakn jaringan wireles fidelity (WIFI) sehingga dapat menunjang kelancaran pelaksanaan tugas pokok dan fungsi Bappeda.

a. Visi dan Misi Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kota Makassar

Bappeda Kota Makaasr memilik Visi yaitu Terwujudnya perencanaan yang inovatif, berorientasi global dan berkelanjutan. Sedangkan Misi dari Bappeda Kota Makassar dapat dirincikan sebagai berikut:

Tabel 8. Visi dan Misi Bappeda Kota Makassar VISI BAPPEDA KOTA MAKASSAR

Terwujudnya perencanaan yang inovatif, berorientasi global dan berkelanjutan

MISI BAPPEDA KOTA MAKASSAR

1 Meningkatkan kapasitas dan integritas perencana

2

Melaksanakan pengendalian dan perencanaan pelaksanaan pembangunan serta menyediakan data dan informasi yang akurat dan terkini berbasis teknologi informasi dan komunikasi 3 Mewujudkan koordinasi perencanaan yang partisipatif, efektif,

inofatif, dan sinergis.

Sumber: Renstra Bappeda Kota Makassar, 2020

Visi dan Misi tersebut merupakan acuan bagi Bappeda Kota Makassar dalam melaksanakan Tugas Pokok dan Fungsi sesuai dengan peraturan yang berlaku dan berorientasi pada peningkatan kinerja dalam mendukung program kerja Pemerintah Daerah dalam hal ini Walikota dan Wakil Walikota Kota Makassar.

b. Tugas Pokok dan Fungsi

Dalam pelaksanaan tugas pokok dan fungsinya, Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kota Makassar didukung oleh sumber daya aparatur yang terdistribusi menurut bidang dan sekretariat.

Berdasarkan Peraturan Daerah Kota Makassar Nomor 8 Tahun 2016 tentang Pembentukan dan Susunan Organisasi Perangkat Daerah Kota Makassar (Lembaran Daerah Kota Makassar Nomor 3 Tahun 2009) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Daerah Kota Makassar Nomor 7 Tahun 2013 tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Daerah Kota Makassar Nomor 3 Tahun 2009 tentang Pembentukan dan Susunan Organisasi Perangkat Daerah Kota Makassar (Lembaran Daerah Kota Makassar Tahun 2013 Nomor 7); pasal 32 Bappeda Kota Makassar memiliki tugas pokok perencana penyelenggaraan pemerintahan, melaksanakan perumusan kebijakan perencanaan Daerah, koordinasi penyusunan rencana yang memuat visi, misi, tujuan, strategi, kebijakan, program dan kegiatan pembangunan masing-masing Organisasi Perangkat Daerah (OPD).

Adapun Fungsi Bappeda Kota Makassar adalah sebeagai berikut:

1) Perumusan kebijakan teknis perencanaan Daerah;

2) Pengkoordinasian penyusunan perencanaan pembangunan Daerah;

3) Pembinaan dan pelaksanaan tugas di bidang perencanaan pembangunan Daerah;

4) Penyusunan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) yang memuat visi, misi dan arah pembangunan Daerah;

5) Penyusunan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) yang memuat strategi pembangunan Daerah, kebijakan umum, arah kebijakan keuangan Daerah, program satuan kerja perangkat Daerah, lintas satuan kerja perangkat Daerah, kewilayahan dan lintas kewilayahan yang berisi kegiatan dalam kerangka regulasi dan kerangka anggaran;

6) Pelaksanaan koordinasi perencanaan dan pelaksanaan pembangunan Daerah diantara satuan kerja perangkat Daerah, lintas satuan perangkat Daerah, kewilayahan dan lintas kewilayahan;

7) Penyusunan rencana anggaran pokok dan perubahan anggaran pendapatan dan belanja Daerah bersama-sama dengan unit kerja terkait, dengan koordinasi Sekretaris Daerah;

8) Penilaian dan pengendalian terhadap pelaksanaan pembangunan;

9) Pelaksanaan pengendalian dan perencanaan operasional pengelolaan keuangan, kepegawaian dan pengurusan barang milik Daerah yang berada dalam penguasaannya;

10) Pelaksanaan kesekretariatan;

11) Pembinaan tenaga fungsional.

2) Struktur Organisasi Bappeda Kota Makassar

Struktur organisasi Bappeda Kota Makassar terdiri atas 1 (satu) orang Kepala Badan, 1 (satu) orang Sekretaris dan 5 (lima) orang Kepala Bidang dan 13 (tiga belas ) orang Kasubag/Kasubid sebagaimana gambar di atas.

Adapun deskripsi kerja masing-masing adalah sebagai berikut : Sekretariat, mempunyai tugas pokok memberikan pelayanan administrasi bagi seluruh satuan

kerja di lingkungan Badan Perencanaan Pembangunan Daerah. Di samping tugas pokok tersebut, sekretariat menyelenggarakan fungsi sebagai :

1) Pengelolaan ketatausahaan Badan;

2) Pelaksanaan urusan kepegawaian Badan;

3) Pelaksanaan urusan keuangan Badan;

4) Pelaksanaan urusan perlengkapan Badan;

5) Pelaksanaan urusan umum dan rumah tangga Badan;

6) Pelaksanaan koordinasi perumusan program kerja dan rapat kerja Badan.

Untuk kelancaran pelaksanaan tugas Sekretaris dibantu oleh 3 (tiga) orang Kepala Sub Bagian yaitu Sub Bagian Umum dan Kepegawaian, Sub Bagian Keuangan dan Sub Bagian Perlengkapan.

Sub Bagian Umum dan Kepegawaian, mempunyai tugas pokok menyusun rencana kerja, melaksanakan tugas teknis ketatausahaan, mengelola administrasi kepegawaian serta melaksanakan urusan rumah tangga Badan. Dalam melaksanakan tugas, sub bagian umum dan kepegawaian menyelenggarakan fungsi:

1) Melaksanakan penyusunan rencana kerja sesuai tugas pokok dan fungsinya;

2) Mengatur pelaksanaan kegiatan sebagian urusan ketatausahaan meliputi surat-menyurat, kearsipan serta mendistribusikan surat sesuai bidang;

3) Melaksanakan urusan kerumahtanggaan Badan;

4) Melaksanakan usul kenaikan pangkat dan pensiun;

5) Melaksanakan usul kenaikan gaji berkala dan tugas belajar;

6) Menghimpun dan mensosialisasikan peraturan perundang-undangan di bidang kepegawaian dalam lingkup Badan;

7) Menyiapkan bahan penyusunan standarisasi meliputi bidang kepegawaian, pelayanan, organisasi dan ketatalaksanaan;

8) Melakukan koordinasi dengan unit kerja lain yang berkaitan dengan bidang tugasnya;

9) Melaksanakan tugas kedinasan lain yang diberikan oleh atasan;

10) Menyusun laporan hasil pelaksanaan tugas.

Sub Bagian Keuangan, memiliki tugas pokok menyusun rencana kerja serta melaksanakan tugas teknis keuangan. Dalam melaksanakan tugas, sub bagian keuangan menyelenggarakan fungsi :

1) Menyusun rencana dan program kerja sesuai tugas dan fungsinya;

2) Mengumpulkan Rencana Kerja Anggaran Badan;

3) Mengumpulkan dan menyiapkan bahan penyusunan Rencana Kerja Anggaran dan Dokumen Perencanaan Anggaran dari masing-masing satuan kerja sebagai bahan konsultasi perencanaan;

4) Menyusun realisasi perhitungan anggaran dan administrasi perbendaharaan Badan;

5) Menyusun neraca keuangan Badan;

6) Mengumpulkan dan menyiapkan bahan laporan akuntabilitas kinerja instansi Badan;

7) Menyusun laporan hasil pelaksanaan tugas.

Sub Bagian Perlengkapan mempunyai tugas menyusun rencana kerja, melaksanakan tugas teknis perlengkapan, membuat laporan serta mengevaluasi semua pengadaan barang. Dalam melaksanakan tugas, sub bagian perlengkapan menyelenggarakan fungsi :

1) Menyusun rencana dan program kerja sesuai tugas dan fungsinya;

2) Menyusun Rencana Kebutuhan Barang Unit (RKBU);

3) Membuat Daftar Kebutuhan Barang (RKB);

4) Membuat Rencana Tahunan Barang Unit (RTBU);

5) Menyusun kebutuhan biaya pemeliharaan barang Badan;

6) Menerima dan meneliti semua pengadaan pada lingkup Badan;

7) Melakukan penyimpanan dokumen dan surat berharga lainnya tentang barang inventaris Badan;

8) Menyusun laporan hasil pelaksanaan.

8) Menyusun laporan hasil pelaksanaan.

Dokumen terkait