• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUANLITERATUR

B. Kebutuhan Informasi

2. Definisi Informasi

Informasi memiliki banyak arti, tergantung pendekatan yang digunakan dalam mengartikan kata tersebut. informasi bisa disebut sebagai data, fakta, dan opini yang dapat ditemukan dalam kehidupan sehari-hari. Informasi kini sudah tersebar luas, sehingga tidak akan sulit untuk mendapatkan informasi sesuai dengan kebutuhan baik secara langsung maupun tidak langsung.

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, informasi diartikan kedalam tiga arti. Arti yang pertama informasi sebagai penerangan, yang kedua sebuah keterangan; pembertitahuan; kabar atau berita (tentang); dan yang ketiga informasi sebagai keseluruhan makna yang menunjang amanat, yang terlihat dalam bagian-bagian dari amanat itu (Tim Penyusun KP3B, cet.2, 1983: 331). American National Standard Ins mengartikan informasi sebagai cara manusia menetapkan data dengan cara disepakati bersama. Selain itu, British Standard juga mengartikan informasi sebagai pengetahuan yang dicatat atau dikomunikasikan (Rimbarawa, 2004: 2).

Makna dari informasi pun semakin luas, Shannon mengartikan informasi merupakan sesuatu yang membuat pengetahauan kita berubah, yang secara logis mengesahkan perubahan, memperkuat, atau menemukan

hubungan yang ada pada pengetahuan yang kita miliki (Kurniawan, 2002: 162).

Dalam teori informasi istilah informasi dianggap sebagai sejumlah ketidakpastian yang dapat diukur dengan cara mereduksikan sejumlah alternatif pilihan yang tersedia. Menurut teori ini, informasi berkaitan erat dengan situasi yang tidak pasti (Lembaga Penelitian UIN Jakarta, Ilmu Komunikasi, 2007: 54).

Norbert Wiener menjelaskan bahwa informasi adalah nama untuk kegiatan pengawasan terhadap apa yang ditukar-menukarkan dengan dunia luar, sehingga kita dapat menyesuaikan diri terhadapnya dan berdasarkan informasi tersebut memang merasakan bahwa penyesuaian terjadi karenanya (Lembaga Penelitian UIN Jakarta,Ilmu Komunikasi, 2007: 83). Pendapat lain mengenai informasi dikemukakan oleh Davis, bahwa informasi adalah data yang telah diolah menjadi sebuah bentuk yang berarti bagi penerimanya dan bermanfaat bagi pengambilan keputusan saat ini atau saat mendatang.

Menurut Andri Kristanto, informasi merupakan kumpulan data yang diolah menjadi bentuk yang lebih berguna dan lebih berarti bagi yang menerima. Ditinjau dari sudut pandang kepustakawanan dan perpustakaan Yusup mengatakan bahwa informasi adalah suatu rekaman fenomena yang diamati atau bisa juga berupa putusan-putusan yang dibuat oleh seseorang. sebuah fenomena akan menjadi informasi jika ada yang melihatnya atau menyaksikannya atau bahkan mungkin merekamnya. Hasil kesaksian atau rekaman dari orang yang melihat atau menyaksikan peristiwa atau fenomena

itulah yang dimaksud informasi. Jadi dalam hal ini, makna dari informasi itu adalah berita (Universitas Sumatera Utara, 2012).

Ching-Chin Chen dan Peter Hernon mengatakan bahwa informasi merupakan semua pengetahuan, ide, fakta, data, dan karya yang bersifat imaginatif dari pikiran yang dikomunikasikan secara formal maupun informal dalam berbagai bentuk/format. Dengan meluasnya penyebaran informasi ke masyarakat, maka dapat dengan mudah seseorang memenuhi kebutuhan akan informasi mereka. Dengan begitu akan banyak pula individu yang menguasai informasi dan berpengetahuan sehingga memiliki kekuatan, seperti yang dikatakan oleh Bill Gates “Information is power”(Laloo, 2002: 2).

Menurut Arrow informasi adalah sesuatu yang dapat mengurangi ketidakpastian. Ketidakpastian ini bisa menjadi suatu pengalaman subjektif atau ukuran kemungkinan. Ketidakpastian ini dapat dikaitkan dengan sudut pandang yang berorientasi masalah (Problem-Oriented) dari ilmu informasi, dimana informasi dapat mengurangi ketidakpastian mengenai masalah-masalah yang ada dalam dunia nyata (Badenoch,dkk., 1994: 10). Untuk mengurangi dan mengatasi masalah dengan ketidakpastian tersebut, seseorang harus memiliki pemahaman yang baik terhadap informasinya.

Menurut Machlup informasi memiliki beberapa sifat, diantaranya: 1. Informasi tidak dihabiskan dalam penggunaannya. Artinya,

seberapapun banyaknya informasi yang digunakan. Informasi tidak akan berkurang atau bahkan habis.

2. Informasi dapat dibagi untuk beberapa orang dan bisa digunakan secara bersamaan tanpa ada yang dirugikan.

3. Informasi dapat digunakan sebagai sumber-sumber demokratis, baik orang miskin maupun orang kaya secara sama tergantung pada kemampuan dalam menerima.

4. Informasi memiliki sifat yang dinamis, tumbuh dan berkelanjutan (Laloo, 2002).

Setiap orang pastinya membutuhkan informasi yang dapat diperoleh secara efektif dan bermanfaat bagi kepentingannya masing-masing. Menurut Brophy dalam Laloo (2002), informasi akan efektif jika memiliki kualitas-kualitas sebagai berikut:

1. Accessibility, yaitu kemudahan untuk diakses. Maksudnya, informasi dapat dengan mudah ditemukan dan digunakan ketika seseorang membutuhkan informasi.

2. Comprehensiveness, yaitu informasi menyeluruh dan dapat memberikan gambaran secara umum dan lengkap kepada pengguna.

3. Precision, yaitu informasi bisa digunakan dengan cermat dan teliti oleh pengguna.

4. Compatibility, yaitu informasi tepat dan sesuai dengan kebutuhan informasi penggunanya.

5. Timeliness, yaitu informasi dapat digunakan oleh pengguna dengan waktu yang tepat pada saat dicari dan dibutuhkan untuk tujuan tertentu.

6. Clarity, yaitu informasi jelas dan tidak menimbulkan ambiguitas. Sehingga tidak akan terjadi kesalahan pemustaka dalam menafsirkan atau menginterpretasikan.

7. Flexibility, yaitu informasi bersifat fleksibel (lentur) sehingga dapat disesuaikan dengan situasi dan kondisi.

8. Verifiability, yaitu keabsahan informasi dapat dibuktikan.

9. Unbiasness, yaitu informasi berisi pandangan-pandangan yang objektif dan tidak memihak sisi manapun serta tidak mengandung (SARA).

10.Quantifiability, yaitu informasi tersedia dalam jumlah tertentu untuk digunakan.

Menurut Siregar (2008) dalam artikelnya yang berjudul “Tantangan RRI Menghadapi Era Masyarakat Informasi”, informasi memiliki makna dari penggunanya yaitu sebagai informasi penerangan, pendidikan, persuasi dan hiburan.

1. Informasi penerangan, yaitu informasi dapat digunakan secara praktis untuk mengetahui situasi lingkungan sehari-hari, seperti berita ramalan cuaca, kejadian penting dalam kota, patokan harga barang, dan lain sebagainya.

2. Informasi pendidikan, yaitu informasi mempunyai makna bagi khalayak karena dapat digunakan dalam jangka waktu yang singkat, misal petunjuk-petunjuk praktis untuk mengerjakan keperluan rumah tangga, ataupun jangka waktu yang panjang

sehingga dapat dimanfaatkan oleh khalayak umum untuk memperbaiki atau meningkatkan posisinya dalam kehidupan. 3. Informasi persuasi, yaitu informasi yang berisi saran sehingga

penggunanya dapat melakukan keputusan, dengan cara menyesuaikan kepentingannya dengan keinginan dari pihak yang memberikan saran. Biasanya, informasi ini berasal dari dunia industri untuk menjadikan pengguna media massa sebagai konsumen produk industri.

4. Informasi hiburan, yaitu informasi yang dapat membawa penggunanya ke dunia alternatif, bukan kehidupan yang bersifat empiris. Fungsi ini sangat penting bagi penggunanya, sebab dalam kehidupannya setiap orang pasti menginginkan adanya keseimbangan antara dunia empirisnya dengan dunia alternatif mereka yang bersifat subyektif. Karena informasi hiburan ini akan membawa pengguna informasi ke dalam diri mereka sendiri, berbeda dengan makna dari ketiga informasi lainnya yang menghubungkan pengguna informasi dengan lingkungan di dunia nyata.

Pemahaman yang dapat kita temukan dari definisi-definisi diatas bahwa informasi merupakan data yang telah diolah dan disebarluaskan dalam bentuk atau format tertentu agar mudah ditemu kembalikan orang lain yang membutuhkan informasi itu sendiri.

3. Kebutuhan Informasi

Kebutuhan informasi keadaan seseorang yang merasa kekurangan dan menginginkan informasi untuk mewujudkan sebuah tindakan tertentu. menurut zipper, kebutuhan informasi merupakan suatu kondisi dimana informasi tertentu memiliki kontribusi besar dalam suatu pencapaian dimana mereka harus membuat keputusan, menjawab pertanyaan, menempatkan fakta-fakta dan memecahkan masalah atau dapat memenuhi sesuatu (Arsland, 2001: 70).

The Librarian’s Thesaurus mendefinisikan kebutuhan informasi sebagai kebutuhan akan bahan-bahan dan layanan perpustakaan yang dimaksudkan untuk kepuasan (Laloo, 2002). Dalam ilmu informasi, kebutuhan informasi diartikan sebagai sesuatu yang lama kelamaan akan muncul dari kesadaran yang samar-samar mengenai sesuatu yang hilang dan pada tahap berikutnya menjadi keinginan untuk mengetahui tempat informasi yang akan memberikan kontribusi pada pemahaman sebuah makna. Sulistyo Basuki menyatakan bahwa kebutuhan informasi adalah informasi yang diinginkan seseorang untuk pekerjaan, penelitian, kepuasan rohaniah, pendidikan dan lain-lain (Perpustakaan UNDIP, 2010: 11).

Menurut (Sulistyo-Basuki, 2004:393) Kebutuhan informasi merupakan keinginan seseorang terhadap informasi untuk pekerjaan, penelitian, kepuasan rohaniah, pendidikan, dan lain sebagainya. Hal-hal yang menentukan kebutuhan informasi menurut Sulistyo, diantaranya:

a. Kisaran Tersedianya informasi,

c. Latar belakang, motivasi, orientasi profesional,

d. Sistem sosial, ekonomi, politik tempat dimana penggunanya berada, dan

e. Konsekuensi terhadap penggunaan informasi.

Wilson (vol. 37 no.1, 1981: 12) mengatakan bahwa kebutuhan informasi muncul karena adanya pengaruh dari kebutuhan pribadi yang berhubungan dengan kebutuhan fisiologi (kebutuhan akan makanan, air, tempat tinggal dann lain-lain), kebutuhan afektif (dikenal dengan kebutuhan psikologis atau emosional, seperti kebutuhan dominasi, dan pencapaian dan sebagainya), ataupun Kebutuhan kognitif (Kebutuhan untuk merencanakan, belajar, dan lain-lain). kebutuhan ini berkaitan dengan peranan seseorang dalam sebuah pekerjaan atau aktivitasnya, dan tingkat kompetensi seseorang yang diharapkan oleh lingkungan. Hal ini sesuai dengan pernyataan (Atherton, 1977), yaitu kebutuhan informasi seseorang tergantung dengan pekerjaan, tujuan penggunaan informasi, usia, kecakapan, kedudukan profesional dan karakteristik lainnya.

Drerr (1983: 273-281) mengatakan bahwa kebutuhan informasi ialah hubungan antara informasi dengan tujuan seseorang. maksudnya, ada alasan dan tujuan tertentu yang ingin diperoleh seseorang ketika memenuhi kebutuhan informasinya. Hal tersebut sesuai dengan pendapat Maurice B. Line yaitu, kebutuhan informasi menjadi suatu keharusan untuk dimiliki seseorang dalam pekerjaan, penelitian pendidikan, hiburan, dan lain-lain yang berhubungan dengan kehidupan masing-masing penggunanya.

Dari definisi di atas dapat diketahui kebutuhan informasi adalah keadaan seseorang yang kekurangan dan menginginkan informasi untuk tujuan tertentu.

Dokumen terkait