• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II LANDASAN TEORI

A. Definisi Komunikasi Tatap Muka

Menurut Wiryanto (2004) istilah komunikasi berasal dari bahas Latin yaitu,

communication yang berarti pemberitahuan atau pertukaran. Kata sifatnya yaitu

communis bermakna umum atau bersama-sama. Shannon dan Weaver (dalam

Wiryanto, 2004) menyatakan bahwa komunikasi adalah suatu bentuk interaksi

manusia yang saling mempengaruhi satu sama lain, dengan cara sengaja maupun

tidak sengaja dan tidak terbatas pada bentuk komunikasi verbal, tetapi juga dalam

hal ekspresi muka atau nonverbal, lukisan, dan teknologi. Komunikasi tatap muka

memiliki banyak definisi dari berbagai ahli, misalnya Devito (1989)

mendefinisikan komunikasi tatap muka adalah penyampaian pesan oleh satu orang

dan penerimaan pesan oleh orang lain atau sekelompok kecil orang, dengan

berbagai dampaknya dan dengan peluang untuk memberikan umpan balik segera.

Rogers (dalam Wiryanto, 2004) mendefinisikan komunikasi tatap muka sebagai

komunikasi dari mulut ke mulut yang terjadi dalam interaksi tatap muka antara

beberapa pribadi.

Berdasarkan pengertian di atas, peneliti memahami bahwa komunikasi tatap

muka merupakan usaha manusia mengirim pesan dari seseorang dan diterima oleh

orang lain atau sekelompok orang dari mulut ke mulut dalam interaksi tatap muka

1. Elemen-elemen dalam Komunikasi Tatap Muka

DeVito (1990) menyatakan bahwa proses komunikasi tatap muka akan

terjadi dengan memenuhi syarat-syarat sebagai berikut:

a. Pengirim dan penerima pesan

Komunikasi tatap muka paling tidak melibatkan dua orang, setiap orang

merasakan dan mengirim pesan (fungsi komunikator). Lalu diterima dan

dipahami (fungsi komunikan).

b. Pengkodean dan pemecahan kode

Pengkodean (produksi pesan) adalah proses pengalihan pikiran dalam

bentuk lambang atau disusun terlebih dahulu dengan menggunakan

kata-kata. Pemecahan kode (tindakan menginterpretasikan kode) adalah proses

di mana komunikan menetapkan makna dan lambang yang disampaikan

komunikator.

c. Pesan

Pesan menngekspresikan pikiran dan perasaan. Komunikasi tatap muka

tidak selalu secara verbal. Melainkan dapat dikomunikasikan melalui

gerakan, sentuhan sama seperti kita berkomunikasi verbal.

d. Efek

Proses komunikasi memiliki berbagai akibat,baik pada salah satu pihak

atau keduanya. Efek dari kegiatan komunikasi mencakup tiga aspek yaitu:

Aspek kognitif

Menyangkut kesadaran dan pengetahuan, misalnya memperoleh

Aspek afektif

Menyangkut sikap, kepercayaan, emosi, dan perasaan, misalnya perasaan

sedih, gembira.

Aspek konatif dan psikomotor

Menyangkut perilaku dan tindakan berbuat seperti apa yang disarankan.

e. Channel komunikasi

Channel komunikasi adalah media yang dilalui oleh pesan. Channel

berfungsi sebagai jembatan antara komunikator dan komunikan, contoh

berbicara dan mendengar, mencium, melihat, mengeluarkan bau, dan

bahkan menyentuh untuk berkomunikasi. Hal-hal yang dapat dikatakan

sebagai channel adalah tatap muka, telepon, surat, televisi, dll.

f. Konteks

Cara kita berkomunikasi setiap saat berbeda dipengaruhi oleh konteks.

Konteks adalah situasi yang ada hubungannya dengan kejadian. Tiga

dimensi konteks komunikasi adalah fisik, sosial psikologis, dan temporal.

Pada tahun 1995 DeVito menambahkan dua elemen komunikasi tatap

muka, yaitu: kompetensi dan etika.

2. Ciri-ciri Komunikasi Tatap Muka

Komunikasi tatap muka memiliki ciri-ciri sebagai berikut:

a. Pengguna yang melakukan komunikasi berada dalam jarak yang dekat

menggunakan media dalam penyampaian pesan karena perbedaan

jarak, itu tidak dapat dikatakan sebagai komunikasi tatap muka.

b. Pengguna yang berkomunikasi mengirim dan menerima pesan secara

spontan baik secara verbal dan nonverbal. Respon yang diberikan

merupakan feedback yang dapat mengurangi kebohongan salah satu

lawan bicara dengan cara melihat gerak-gerik ketika sedang

berkomunikasi.

c. Keberhasilan komunikasi menjadi tanggung jawab para peserta

komunikasi berdasarkan syarat-syarat yang berlaku seperti waktu,

tempat, dan lawan bicara.

d. Kedekatan hubungan pengguna komunikasi akan tercermin pada pesan

nonverbal mereka, seperti sentuhan, tatapan mata yang ekspresif, dan

jarak fisik yang dekat.

Berdasarkan pengertian di atas, maka disimpulkan bahwa komunikasi

tatap muka mempunyai ciri-ciri dari pengirim dan penerima pesan, pesan

verbal dan pesan nonverbal, dan efek.

3. Tujuan Komunikasi Tatap Muka

DeVito (1995) menyatakan bahwa komunikasi tatap muka memiliki lima

tujuan, yaitu:

a. Proses belajar. Setiap kita berkomunikasi secara tatap muka, kita belajar

mengenai sesuatu yang terjadi di sekitar lingkungan kita. Kita belajar

untuk mengerti, memahami, dan merespon lingkungan di sekitar kita,

seperti peraturan, norma-norma dan etika yang berlaku. Selain itu, kita

juga mengetahui bagaimana pendapat orang lain mengenai suatu hal

ataupun peristiwa, dan kita juga mengetahui bagaimana orang lain menilai

atau merespon diri dan tingkah laku kita.

b. Untuk membangun hubungan. Setiap orang ingin membangun dan

mempertahankan sebuah hubungan. Kita menghabiskan waktu untuk

melakukan komunikasi tatap muka untuk membangun dan

mempertahankan hubungan sosial. Hubungan sosial menghindari diri kita

dari kesendirian dan depresi.

c. Untuk memengaruhi. Dalam komunikasi tatap muka kita sering mencoba

mempengaruhi sikap dan perilaku orang lain.

d. Untuk bermain. Berdiskusi tentang hobi, dan menceritakan lelucon

merupakan hal yang sangat penting. Hal itu dapat menyeimbangkan hidup

dan membuat pikiran kita beristirahat sejenak dari hal-hal yang serius.

e. Untuk menolong. Melalui komunikasi tatap muka kita dapat

menenangkan, menghibur, dan memberi saran kepada teman. Secara

professional atau bukan, keberhasilan untuk menolong seseorang

3. Pesan Verbal dan Nonverbal

Menurut Maulana dan Gumelar (2013) proses komunikasi tatap muka

terjadi penyampain pesan anatara pengirim dan penerima pesan, yaitu pesan

verbal dan pesan nonverbal.

a. Pesan verbal merupakan proses komunikasi yang berkaitan dengan dua hal

yakni, kata dan makna yang mencakup pengiriman kata-kata dari sistem

saraf dengan maksud menghasilkan makna. Kemudian, berbahasa dan

berpikir. Bahasa ialah kemampuan yang kompleks di mana orang dapat

mengkomunikasikan berbagai pesan dengan menggunakan simbol yang

dapat dimengerti.

b. Pesan nonverbal mencakup segala ungkapan yang tidak disadari dalam

bentuk gerak, isyarat, gerak tubuh air muka, nada atau getaran suara, dan

tarikan napas.

Dari keseluruhan yang telah dituliskan di atas, maka disimpulkan

bahwa komunikasi tatap muka adalah proses penyampaian ide, gagasan

dan pikiran berupa pesan verbal dan pesan nonverbal yang memiliki tujuan

terntentu antara pengirim dan pengerima pesan yang terjadi secara kontak

fisik dan memiliki berbagai akibat, baik pada salah satu pihak atau

keduanya.

4. Faktor yang Mempengaruhi Komunikasi Tatap Muka

Menurut Rakhmat (2011) faktor-faktor yang dapat mempengaruhi

a. Presepsi interpersonal adalah memberikan makna terhadap stimuli indrawi

yang berasal dari komunikan berupa pesan verbal dan nonverbal.

Kecermatan dalam memberikan makna akan berpengaruh terhadap

keberhasilan komunikasi, seorang peserta komunikasi yang salah memberi

makna terhadap pesan akan mengakibatkan kegagalan komunikasi.

b. Konsep diri adalah pandangan dan perasaan kita tentang diri kita.

Konsep diri positif ditandai dengan lima hal, yaitu:

1. yakin akan kemampuan mengatasi masalah,

2. merasa setara dengan orang lain,

3. menerima pujian tanpa rasa malu,

4. menyadari bahwa setiap orang bahwa setiap orang mempunyai

berbagai perasaan, keinginan, dan perilaku yang tidak seluruhnya

disetujui oleh masyarakat,

5. mampu memperbaiki dirinya karena ia sanggup mengungkap

aspek-aspek kerpribadian yang tidak disenanginya dan berusaha mengubah.

c. Atraksi interpersonal adalah kecenderungan “suka” kepada orang lain,

adanya sikap positif dan daya tarik seseorang. Semakin ada ketertarikan

kepada seseorang maka kecenderungan untuk berkomunikasi dengannya

Dokumen terkait