BAB II TINJAUAN PUSTAKA
C. Definisi Konseptual dan Operasional Variabel
1. Definisi Konseptual
a. Variabel Dependen (Y)
Variabel dependen atau yang sering disebut sebagai variabel
terikat, yaitu merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang
menjadi akibat karena adanya variabel bebas. (Sugiyono, 2017:64).
Variabel dependen dalam penelitian ini adalah penghindaran
pajak (tax avoidance). Menurut Pohan (2013:23) penghindaran
pajak adalah upaya penghindaran pajak yang dilakukan secara legal
dan aman bagi wajib pajak karena tidak bertentangan dengan
Effective Tax Rate (CETR) perusahaan yaitu kas yang dikeluarkan
untuk biaya pajak dibagi dengan laba sebelum pajak.
Rumus tax avoidance sebagai berikut :
b. Variabel Independen (X)
Variabel independen sering disebut sebagai variabel
stimulus, prediktor, antecedent. Dalam bahasa Indonesia sering
disebut sebagai variabel bebas. Variabel bebas merupakan variabel
yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau
timbulnya variabel dependen (terikat) (Sugiyono, 2017:64).
Variabel independen yang ada dalam penelitian ini adalah return on
assets, leverage, sales growth, dan kepemilikan institusional.
Dengan menggunakan data total aset, total hutang, laba bersih
sebelum dan setelah pajak, penjualan tahun lalu dan tahun ini, profil
saham untuk melihat jumlah presentase kepemilikan saham yang
dimiliki institusi dalam laporan tahunan perusahaan LQ β 45 yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2015-2018. Variabel
independen yang ada dalam penelitian ini adalah sebagai berikut
1) Return On Assets (ROA)
Hasil pengembalian atas aset merupakan rasio yang
menunjukkan seberapa besar kontribusi aset dalam menciptakan
lab bersih. Dengan kata lain, rasio ini digunakan untuk πΆππ β πΈππ = Pembayaran pajak
mengukur seberapa besar jumlah laba bersih yang akan
dihasilkan dari setiap rupiah dan yang tertanam dalam total aset.
Rasio ini dihitung dengan membagi laba bersih terhadap total
aset (Hery, 2015:556). Semakin tinggi hasil pengembalian aset
berarti semakin tinggi pula jumlah laba bersih yang dihasilkan
dari setiap rupiah dana yang tertanam dalam total aset.
Sebaliknya semakin rendah hasil pengembalian atas aset berarti
semakin rendah pula jumlah laba bersih yang dihasilkan dari
setiap rupiah dana yang tertanam dalam total aset.
Return On Assets (ROA) menunjukkan kemampuan
perusahaan dengan menggunakan seluruh aktiva yang dimiliki
untuk menghasilkan laba setelah pajak. Rasio ini penting bagi
pihak manajemen untuk mengevaluasi efektivitas dan efisiensi
manajemen perusahaan dalam mengelola seluruh aktiva
perusahaan (Sudana, 2015:25).
Rumus ROA sebagai berikut :
2) Leverage
Rasio leverage yaitu mengukur seberapa besar
perusahaan di biayai oleh utang. Penggunaan utang yang terlalu
tinggi akan membahayakan perusahaan karena perusahaan akan
perusahaan terjebak dalam tingkat utang yang tinggi dan sulit π ππ‘π’ππ ππ π΄π π π ππ‘π =πΈππππππ πππ‘ππ π‘ππ₯ππ
untuk melepaskan beban utang tersebut. Karena itu sebaiknya
perusahaan harus menyeimbangkan berapa utang yang layak
diambil dan darimana sumber-sumber yang dapat dipakai untuk
membayar utang (Fahmi, 2017:62).
Rumus leverage sebagai berikut :
3) Sales Growth
Menurut Budiman dan Setiyono (2012), pertumbuhan
penjualan (sales growth) menunjukkan perkembangan tingkat
penjualan dari tahun ke tahun. Oleh karenanya, perkembangan
tersebut bisa meningkat atau menurun. Pertumbuhan yang
meningkat memungkinkan perusahaan akan lebih dapat
meningkatkan operasi perusahaan. Sebaliknya bila
pertumbuhannya menurun perusahaan akan menemui kendala
dalam rangka meningkatkan kapasitas operasinya.
Perusahaan yang tingkat pertumbuhan penjualannya
relatif tinggi dimungkinkan untuk dibelanjai dengan
menggunakan utang lebih besar dibandingkan dengan
perusahaan yang pertumbuhan penjualannya rendah, karena
keuntungan yang diperoleh dari peningkatan penjualan tersebut
diharapkan masih bisa menutup biaya bunga (Sudana,
2015:185). Jika hal-hal lain tetap sama, perusahaan yang π·πππ‘ π‘π π‘ππ‘ππ ππ π ππ‘π =πππ‘ππ πΏπππππππ‘πππ
tumbuh dengan pesat harus lebih banyak mengendalkan model
eksternal. Lebih jauh lagi, biaya pengambangan untuk penjualan
saham bisa lebih besar daripada biaya untuk penerbitan surat
utang yang mendorong perusahaan untuk lebih banyak
mengandalkan utang. Namun, pada saat yang sama perusahaan
yang tumbuh dengan pesat sering menghadapi ketdakpastian
yang lebih besar, yang cenderung mengurangi keinginannya
untuk menggunakan utang (Brigham dan Houston, 2001:40).
Sales growth menunjukkan pertumbuhan penjualan
dalam perusahaan, dan pertumbuhan tersebut bisa saja naik atau
malah menurun. Pertumbuhan tersebut dapat dilihat dari
prosentase penjualan setiap tahunya dengan cara melihat
penjualan sekarang dikurangi dengan penjualan tahun lalu
dibagi dengan penjualan tahun lalu (Nabilla dan ZulFikri, 2018).
Rumus sales growth sebagai berikut :
4) Kepemilikan Institusional
Kepemilikan institusional adalah kepemilikan saham
oleh pemeritah institusi keuangan, institusi berbadan hukum,
institusi luar negeri, dana perwalian, dan institusi lainnya pada
akhir tahun (Shien, et al 2006) dalam Winanda (2009). Salah πππππ πΊπππ€π‘β = Penjualan thn ini β Penjualan thn lalu
satu faktor yang dapat mempengaruhi kinerja perusahaan adalah
kepemilikan institusional. Adanya kepemilikan institusional
pada perusahaan akan mendorong pengawasan lebih optimal
terhadap kinerja manajemen, karena kepemilikan saham
mewakili sumber kekuasaan yang dapat digunakan untuk
mendukung atau sebaliknya terhadap kinerja manajemen.
Pengawasan yang dilakukan oleh investor institusional sangat
bergantung pada besarnya investasi yang dilakukan (Subagyo,
dkk, 2018:47).
Kepemilikan institusional menggambarkan tingkat
kepemilikan saham oleh institusional dalam perusahaan.
Kepemilikan institusional adalah kepemilikan saham
perusahaan yang dimiliki institusi keuangan, seperti perusahaan
asuransi, bank, dana pensiun, Perseroan Terbatas dan Lembaga
Keuangan lainnya. Tindakan pengawasan investor institusional
dapat mendorong manajer untuk lebih memfokuskan perhatian
terhadap kinerja perusahaan, sehingga akan mengurangi
perilaku oportunisme manajer. Kepemilikan institusional
biasanya bertindak sebagai pihak yang memonitor perusahaan.
Perusahaan dengan kepemilikan institusional mayoritas
mengindikasikannya untuk memonitor manajemen (Hery,
2014). Kepemilikan institusional dapat mengurangi masalah
akan mengawasi perusahaan sehingga mengurangi tindakan
manajer perusahaan yang mementingkan diri sendiri (Hery,
2017:23).
Rumus kepemilikan institusional sebagai berikut :
2. Operasional Variabel
Tabel 3.1
Ringkasan Operasional Variabel
No Variabel Indikator Skala
1. Return On Assets (ROA) (X1) πΈππππππ πππ‘ππ π‘ππ₯ππ πππ‘ππ ππ π ππ‘π Rasio 2. Leverage (X2) πππ‘ππ πΏπππππππ‘πππ πππ‘ππ π΄π π ππ‘π Rasio 3. Sales Growth (X3)
Penjualan tahun ini β Penjualan tahun lalu Penjualan tahun lalu
Rasio
4. Kepemilikan Institusional (X4)
J. lbr saham yg dimiliki investor institusi Total saham yang beredar
Rasio
5. Tax Avoidance (Y)
Pembayaran pajak Laba sebelum pajak
Rasio KI = J. lembar saham yg dimiliki investor institusional