• Tidak ada hasil yang ditemukan

DAFTAR LAMPIRAN

1.7. Definisi Operasional

bahan informasi dalam mendesain bahan ajar matematika yang berorientasi matematika yang berorientasi pada aktifitas siswa.

3. Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan acuan bagi guru-guru dalam pembelajaran jika menggunakan pembelajaran model pencapaian konsep serta dapat berguna bagi pengembang kurikulum matematika.

4. Sebagai sumber informasi bagi sekolah perlunya merancang sistem pembelajaran model pencapaian konsep sebagai upaya mengatasi kesulitan belajar siswa guna meningkatkan hasil belajar matematika siswa.

1.7.Definisi Operasional

1. Model pembelajaran pencapaian konsep adalah suatu model pembelajaran yang menekankan pada pemahaman kepada siswa, guru mengawali pengajaran dengan menyajikan data atau contoh dan yang bukan contoh, kemudian guru meminta siswa untuk mengamati data atau contoh tersebut, dan siswa dibimbing agar mampu mengidentifikasi ciri-ciri/ karakteristik dari contoh yang diberikan.

2. Pemahaman Matematis adalah: Translation (pengubahan), misalnya mampu menyatakan soal berbentuk kata-kata, gambar, grafik menjadi simbol dan sebaliknya. Interpretasi (pemberian arti), misalnya mampu menentukan konsep-konsep yang tepat untuk digunakan dalam menyelesaikan soal, mengartikan kesamaan. Kemudian extrapolation (meramalkan) misalnya mampu menerapkan konsep-konsep dalam perhitungan matematika, mampu memperkirakan kecenderungan yang ada menurut data/fakta tertentu atau

14

grafik tertentu dengan mengutarakan konsekuensi dan implikasi yang sejalan dengan kondisi yang diberikan atau digambarkan.

3. Kreativitas matematika adalah (1) Kelancaran (fluency) yakni kemampuan untuk memberikan gagasan atau langkah-langkah penyelesaian soal, dan jawaban tidak terputus-putus dan benar. (2) Keluwesan atau fleksibilitas (flexibility) yakni kemampuan untuk menafsirkan suatu masalah dalam soal dan konsep atau asas yang akan digunakan dalam mpenyelesaian soal, serta memberikan alternatif penyelesaian lain dari yang biasanya. 3) Originality (Kebaruan), indikator yang akan diukur pada tingkat originality ini adalah: pertama, siswa mamapu memperkaya dan mengembangkan sesuatu gagasan atau produk, dua, dapat menambahkan atau memperinci detil-detil dari suatu objek, gagasan atau situasi sehingga lebih menarik (Evans, 1991)

4. Pembelajaran konvensional yang dimaksud adalah suatu pola pembelajaran yang biasa diterapkan dilapangan yang digunakan sebagai pedoman dalam merencanakan pembelajaran dan menggunakan buku paket, LKS yang disarankan untuk dimiliki.

200 BAB V

KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN 5.1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan dalam penelitian ini, dapat disimpulkan hal-hal berikut:

1. Peningkatan pemahaman matematis siswa yang diajarkan dengan Model Pencapaian Konsep (MPK) lebih tinggi dari pada peningkatan pemahaman matematis yang diajarkan dengan Pembelajaran Konvensional (PK), dimana peningkatan pemahaman matematis siswa yang lebih tinggi berada pada indikator interpretasi.

2. Peningkatan Kreativitas matematis siswa yang diajarkan dengan Model Pencapaian Konsep (MPK) lebih baik dari pada peningkatan Kreativitas matematis yang diajarkan dengan Pembelajaran Konvensional (PK), dimana peningkatan pemahaman matematis siswa memiliki peningkatan yang sama besar untuk masing-masing indikator.

3. Tidak terdapat interaksi antara pendekatan pembelajaran pendekatan MPK dan PK dan kemampuan awal matematika siswa (tinggi, sedang dan rendah) terhadap pemahaman matematis matematik. Berdasarkan hasil penelitian ditemukan bahwa interaksi pembelajaran dengan menggunakan MPK sangat mempengaruhi peningkatan kemampuan pemahaman matematis siswa untuk kategori rendah.

4. Tidak terdapat interaksi antara pendekatan pembelajaran (MPK) dan (PK) dan kemampuan awal matematika siswa (tinggi, sedang dan rendah) terhadap

201

kemampuan kreativitas matematis. Berdasarkan hasil penelitian ditemukan bahwa interaksi pembelajaran dengan menggunakan MPK sangat mempengaruhi peningkatan kemampuan kreativitas matematis siswa untuk kategori rendah.

5.2 Implikasi

Berdasarkan simpulan di atas diketahui bahwa penelitian ini berfokus pada pemahaman matematis dan kreativitas matematis siswa melalui pembelajaran matematika dengan pendekatan MPK. Terdapat perbedaan kemampuan pemahaman matematis siswa yang diajarkan dengan Pendekatan MPK dan PK secara signifikan. Terdapat perbedaan kemampuan kreativitas matematis siswa yang diajarkan dengan Pendekatan MPK danPK secara signifikan. Ditinjau dari interaksi antara pendekatan pembelajaran dengan kemampuan awal matematika siswa, hasil ini dapat ditinjau dari pendekatan pembelajaran yang diterpakan pada siswa kelas eksperimen dan siswa kelas kontrol dengan kategori KAM siswa.

Beberapa implikasi yang perlu diperhatikan bagi guru sebagai akibat dari pelaksanaan proses pembelajaran dengan Pendekatan MPK antara lain :

1. Dari aspek yang diukur, berdasarkan temuan dilapangan terlihat bahwa kemampuan pemahaman matematis dan kreativitas matematis siswa masih kurang memuaskan. Hal ini disebabkan siswa terbiasa dengan selalu memperoleh soal-soal yang langsung menerapkan rumus-rumus pecahan yang ada dibuku, sehingga ketika diminta untuk untuk memunculkan ide mereka sendiri siswa masih merasa sulit. Ditinjau ke indikator, indikator merencanakan dalam pemahaman matematis dan indikator menyatakan ide

202

matematika ke dalam argumen sendiri pada kreativitas matematis yang masih kurang.

2. Pendekatan MPK dapat diterapkan pada kategori KAM (Tinggi, Sedang dan Rendah) pada kemampuan pemahaman matematis dan kreativitas matematis siswa. Adapun pendekatan MPK mendapatkan keuntungan lebih besar terhadap siswa dengan kategori KAM tinggi.

3. Terkait proses penyelesaian siswa dalam menyelesaikan masalah kemampuan pemahaman matematis dan kreativitas matematis pada pendekatan MPK, masih terlihat kurang rapi dan belum sempurna dengan langkah-langkah berurutan dan penyelesaian benar dibanding dengan pembelajaran konvensional. Akan tetapi proses penyelesaian siswa yang terjadi pada kemampuan pemahaman matematis dan kreativitas matematis sudah bervariasi, hal ini dapat ditemukan dari hasil kerja siswa baik yang diajarkan dengan pendekatan (MPK) maupun PK.

5.3. Saran

Penelitian mengenai penerapan pembelajaran dengan Pendekatan MPK ini, masih merupakan langkah awal dari upaya meningkatkan kompetensi dari guru, maupun kompetensi siswa. Oleh karena itu, berkaitan dengan temuan dan kesimpulan dari studi ini dipandang perlu agar rekomendasi-rekomendasi berikutnya dilaksanakan oleh guru matematika SMA, lembaga dan peneliti lain yang berminat.

203

Pendekatan MPK pada kemampuan pemahaman matematis dan kreativitas matematis siswa dapat diterapkan pada semua kategori KAM. Oleh karena itu hendaknya pendekatan ini terus dikembangkan di lapangan yang membuat siswa terlatih dalam memecahkan masalah melalui proses memahami masalah, merencanakan pemecahan, menyelesaikan masalah, memeriksa kembali. Begitu juga halnya dalam mengkomunikasikan matematik siswa melalui proses menyatakan gambar ke dalam ide matematika, menyatakan situasi atau ide-ide matematika dalam bentuk gambar, dan menjelaskan ide matematika ke dalam argument sendiri. Peran guru sebagai fasilitator perlu didukung oleh sejumlah kemampuan antara lain kemampuan memandu diskusi di kelas, serta kemampuan dalam menyimpulkan. Di samping itu kemampuan menguasai bahan ajar sebagai syarat mutlak yang harus dimiliki guru. Untuk menunjang keberhasilan implementasi pendekatan MPK diperlukan bahan ajar yang lebih menarik dirancang berdasarkan permasalahan kontektual yang merupakan syarat awal yang harus dipenuhi sebagai pembuka belajar mampu stimulus awal dalam proses pembelajaran yang dilaksanakan.

2. Kepada lembaga terkait

Pembelajaran dengan model pembelajaran (MPK), masih sangat asing bagi guru dan siswa terutama pada guru dan siswa di daerah, oleh karena itu perlu disosialisasikan oleh sekolah dengan harapan dapat meningkatkan kemampuan belajar siswa, khususnya meningkatkan kemampuan pemahaman matematis dan kreativitas matematis siswa yang

204

tentunya akan berimplikasi pada meningkatnya prestasi siswa dalam penguasaan materi matematika.

3. Kepada peneliti yang berminat

Berdasarhan hasil analisis penelitian ditemukan bahwa proses pembelajaran dengan menggunakan model pencapaian konsep efektif untuk meningkatan pemahaman matematis ditinjau dari segi ketuntasan belajar namun untuk meningkatkan kreativitas matematis, proses pembelajaran dengan menggunakan model pencapaian konsep dapat meningkatkan kreativitas matematis namun belum efektif ditinjau dari segi ketuntasan belajar. Untuk penelitian lebih lanjut hendaknya mengkaji apa penyebab sehingga model pembelajaran ini tidak efektif dalam meningkatkan kreativitas matematis siswa.

205

Dokumen terkait