4. Ririn Agustiningrum (2003) Judul :
3.1. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel
Variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Variabel bebas yang berupa arus kas terdiri dari 3 (tiga) komponen
yaitu:
a. Arus Kas dari Aktivitas Operasi
Arus kas dari aktivitas operasi terutama diperoleh dari aktivitas penghasilan tama perusahaan. Oleh karena itu, arus kas tersebut pada umunya bersala dari transaksi dan peristiwa lain yang mempengaruhi penetapan laba atau rugi bersih (PSAK 2: 2009). Tekhnik pengukurannya adalah selisih antara penerimaan kas dengan pengeluaran kas dari aktivitas operasi perusahaan
Contoh arus kas dari aktivitas operasi adalah:
 Penerimaan kas dari penjualan barang dan jasa
 Penerimaan kas dari royalti,komisi dan pendapatan lain.
 Pembayaran kas kepada karyawan
 Penerimaan dan pembayaran kasoleh perusahaan asuransi
sehubungan dengan premi, klaim, anuitas, dan manfaat asuransi lainnya.
 Pembayaran kas atau penerimaan kembali (restitusi) pajak penghasilan kecuali jika dapat diidentifikasikan secara khusus sebagai bagian daqri aktivitas pendanaan dan investasi.
 Penerimaan dan pembayaran kas dari kontrak yang
diadakan untuk tujuan transaksi usaha dan perdagangan. Data dalam penelitian variabel ini diambil dari laporan keuangan perusahaan terutama laporan arus kas .dan untuk pengukurannya menggunakan skala rasio dengan satuan rupiah (Rp).
b. Arus Kas Investasi
Penggungkapan terpisah arus kas yang berasal dari aktivitas investasi perlu dilakukan sebab arus kas tersebut mencerminkan penerimaan dan pengeluaran kas sehubungan dengan sumber daya yang bertujuan menghasilkan pendapatan dan arus kas masa depan (PSAK 2009).
Teknik pengukurannya adalah selisih antara penerimaan kas dan pengeluaran kas dari aktivitas investasi perusahaan.
Beberapa contoh arus kas dari aktivitas investasi :
 Pembayaran kas untuk membeli asset tetap, asset tidak
berwujud,dan asset jangka panjang lainnya, termasuk biaya pengembangan yang dikapitalisasi dan asset tetap yang dibagun sendiri.
 Penerimaan kas dari penjualan tanah, bangunan, dan peralatan, serta asset tidak berwujud dan asset jangka panjang lainya.
 Perolehan saham atau instrumen keuangan perusahaan
lain.
 Uang muka dan pinjaman yang diberikan kepada pihak
lainserta pelunasanya (kecuali yang dilakukan oleh lembaga keuangan)
 Pembayaran kas sehubungan dengan futures contracts,
forward contracts, option contracts, dan swap contracts kecuali kontrak tersebut dilakukan untuk tujuan perdagangan (dealing or trading), atau apabila pembayaran tersebut diklasifikasikan sebagai aktivitas pendanaan.
Data dalam penelitian variabel ini diambil dari laporan keuangan perusahaan terutama laporan arus kas.dan untuk pengukurannya dengan menggunakan skala rasio dengan satuan rupiah (Rp).
c. Arus Kas Pendanaan
Penggungkapan terpisah arus kas yang timbul dari aktivitas pendanaan perlu dilakukan sebab berguna untuk memprediksi klaim terhadap arus kas masa depan oleh para pemasok modal (PSAK: 2009)
teknik pengukurannya adalah selisih antara penerimaan kas dengan pengeluaran kas dari aktivitas pendanaan perusahaan.
Beberapa contoh arus kas dari aktivitas pendanaan :
 Penerimaan kas dari emisi saham atau instrument modal
lainya.
 Pembayaran kas kepada para pemengang saham untuk
menarik saham perusahaan.
 Penerimaan kas dari emisi obligasi, pinjaman, wesel,
hipotek, dan pinjaman lainnya.
 Pelunasan pinjaman
 Pembayaran kas oleh penyewa (lessee) untuk mengurangi
saldo kewajiban yang berkaitan dengan sewa pembiayaan (finance lease)
Data dalam penelitian variabel ini diambil dari laporan keuangan perusahaan terutama laporan arus kas.an untuk pengukurannya menggunakan skala rasio dengan satuan rupiah (Rp).
d. Variabel bebas yang lainnya adalah Laba Akuntansi (X4)
Adalah laba bersih sebelum extraordanary items dan discontinued operation. Alasan mengeluarkan kedua item tersebut adalah untuk menghilangkan elemen yang mungkin menyebabkan pertumbuhan laba meningkat dalam satu periode yang tidak akan timbul dalam periode lainnya,sehingga laba akuntansi yang digunakan adalah
laba usaha yang sudah ditambah dan dikurangi elemen-elemen seperti pendapatan bunga dan beban bunga (triyono, 2000: 60). Data dalam variabel ini diambil dari laporan keuangan perusahaan terutama laporan laba rugi. Dan untuk pengukurannya menggunakan skala rasio dengan satuan rupiah (Rp).
2. Variabel terikat (Y) pada penelitian ini yaitu harga saham
Adalah harga saham dari perusahaan yang tercatat dalam pasar modal pada saat closing price (harga pada saat terkhir hari bursa), setelah terjadi pengumuman laporan keuangan pada periode pengamatan (Triyono, 2000; 60).
Variable ini pengukurannya menggunakan arus kas tahun berikutnya dengan pengukuran skala rasio dan satuan pengukur rupiah (Rp).
3.2. Teknik Penentuan Sampel 3.2.1. Populasi
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek / subyek yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapka oleh peneliti untuk dipelajari kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2005: 55). Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah perusahaan food and beverage yang terdaftar pada PT bursa efek Indonesia sebanyak 17 perusahaan dengan 68 laporan keuangan. periode 2005 – 2008.
3.2.2. Sampel
Teknik pengambilan sampel dilakukan dengan metode “purposive sampling” adapun pengertian purposive sampling adalah teknik penentuan sampel yang dilakukan dengan cara pengambilan sampel berdasarkan atas tujuan tertentu (sugiyono, 2005: 61), maka kreteria sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah :
1. Perusahaan yang masuk kategori perusahaan food and beverage
yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dari tahun 2005-2008.
2. Perusahaan yang menerbitkan laporan keuangan dan catatan atas
laporan keuangan tahun 2005-2008 secara berturut-turut.
3. Perusahaan yang memperoleh laba selama tahun 2005-2008
Berdasarkan kreteria sampel yang digunakan maka jumlah
sampel dalam penelitian ini sebanyak 9 perusahaan dengan 36 laporan keuangan
Adapun perusahaan tersebut adalah:
1. PT. Aqua Golden Mississippi, Tbk
2. PT. Cahaya Kalbar, Tbk
3. PT. Delta Djakarta, Tbk
4. PT. Fast Food Indonesia, Tbk
5. PT. Indofood Sukses Makmur, Tbk
6. PT. Mayora Indah, Tbk
7. PT. Multi Bintang Indonesia, Tbk
9. PT. Ultra Jaya Milk, Tbk
3.3. Teknik Pengumpulan Data 3.3.1. Sumber dan Jenis Data
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang berasal dari indonesian capital market directory (ICMD) tahun 2005 – 2008 dan berasal dari situs www.idx.co.id yang berupa laporan keuangan perusahaan. Ditinjau dari sifatnya, jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data kuantitatif.
3.3.2. Pengumpulan Data
Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan adalah dengan teknik dokumentasi, yaitu suatu teknik pengumpulan data dengan mempelajari dan menggunakan laporan keuangan (laba sebelum pos luar biasa dan laporan arus kas) khususnya arus kas dari aktivitas operasional, aktivitas investasi dan aktivitas pendanaan serta laba.
3.4. Uji Kualitas Data 3.4.1. Uji Normalitas
Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah suatu data mengikuti sebaran normal atau tidak. Untuk mengetahui apakah data tersebut mengikuti sebaran normal dapat dilakukan dengan metode Kolmogorov Smirnov dengan menggunakan program SPSS (Sumarsono, 2004: 40).
Pedoman dalam mengambil keputusan apakah sebuah distribusi data mengikuti distribusi normal adalah :
- Jika nilai signifikan (nilai profitabilitasnya) lebih kecil dari 5%, maka distribusi adalah tidak normal.
- Jika nilai signifikasi (nilai profitabilitasnya) lebih besar dari nilai 5%, maka distribusi adalah normal.