SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan dalam Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi
Jurusan Akuntansi
Diajukan Oleh :
AMINUDDIN
0613010188/FE/EA
Kepada
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN”
JAWA TIMUR
Yang diajukan
AMINUDDIN
0613010188/FE/EA
Disetujui untuk Ujian Lisan Oleh
Pembimbing Utama
DRA. EC. ERNA SULISTYOWATI, MM Tanggal:……….
NIP. 030 217 166
Mengetahui
Wakil Dekan fakultas Ekonomi
LABA AKUNTANSI TERHADAP HARGA SAHAM PADA
PERUSAHAAN FOOD AND BAVERAGE YANG GO PUBLIK
DI BURSA EFEK INDONESIA
Disusun oleh :
AMINUDDIN 0613010188/FE/EA
telah dipertahankan dihadapan dan diterima oleh Tim Penguji Skripsi
Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur Pada tanggal, 26 November 2010
Pembimbing Utama : Tim Penguji Utama Ketua
Dra. Ec. Erna Sulistyowati, MM Dr. Sri Trisnaningsih, SE. MSi
Sekretaris
Drs. Ec. Eko Riyadi, MAks
Anggota
Dra. Ec. Erna Sulistyowati, MM
Mengetahui
Dekan Fakultas Ekonomi
Universitas Pembangunan Nasional ”Veteran” Jawa Timur
menimba ilmu hingga jenjang Perguruan Tinggi. Berkat rahmatNya pula
memungkinkan saya untuk menyelesaikan skripsi dengan judul “Pengaruh Kandungan Informasi Arus Kas dan Laba Akuntansi Terhadap Harga Saham Pada Perusahaan food and baverage yang go public di Bursa Efek Indonesia”
Sebagaimana diketahui bahwa penulisan skripsi ini merupakan salah satu
syarat untuk dapat memperoleh gelar Sarjana Ekonomi (SE). Walaupun dalam
penulisan skripsi ini penulis telah mencurahkan segenap kemampuan yang
dimiliki, tetapi penulis yakin tanpa adanya saran dan bantuan maupun dorongan
dari beberapa pihak maka skripsi ini tidak akan mungkin dapat tersusun
sebagaimana mestinya.
Pada kesempatan ini, penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang
sebanyak-banyaknya kepada:
1. Bapak Prof. Dr. Ir. Teguh Soedarto, MP selaku Rektor Universitas
Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.
2. Bapak. Dr. Dhani Ichsanuddin Nur, MM selaku Dekan Fakultas Ekonomi
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur Surabaya.
3. Bapak. Drs. Ec. Saiful Anwar, MSi selaku Wakil Dekan Fakultas Ekonomi
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur Surabaya
4. Ibu Dr. Sri Trisnaningsih, MSi selaku Ketua Progdi Akuntansi Universitas
6. Para Dosen yang telah memberikan bekal ilmu pengetahuan kepada
penulis selama menjadi mahasiswa di Universitas Pembangunan Nasional
”Veteran” Jawa Timur.
7. Kedua orang tua yang telah memberikan doa, kasih sayang, dukungan dan
bantuannya secara moril maupun materiil yang telah diberikan selama ini
sehingga mampu menghantarkan penulis menyelesaikan studinya.
8. Teman-teman genk Ambarowo dan Oky yang selalu membantu penulis
dari awal sampai terselesaikannya skripsi ini.
Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan didalam penulisan
skripsi ini, oleh karenanya penulis senantiasa mengharapkan kritik dan saran bagi
perbaikan di masa mendatang. Besar harapan penulis, semoga skripsi ini
memberikan manfaat bagi pembaca.
Surabaya, November 2010
DAFTAR TABEL ……….. vii
DAFTAR GAMBAR ………. viii
DAFTAR LAMPIRAN ……….. ix
ABSTRAK ……….. x
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... 1
1.2 Perumusan Masalah……….... 8
1.3 Tujuan Penelitian ..………..………..………. 8
1.4 Manfaat Penelitian ………. 8
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Hasil Penelitian Terdahulu ……… 10
2.2 Landasan Teori ………..………..….. 16
2.2.1. Laporan Keuangan ………... 16
2.2.1.1 Pengertian dan Tujuan analisa Laporan Keuangan ……… 16
2.2.1.2 Pentingnya Laporan Keuangan sebagai Alat Komunikasi ……… 18
2.2.1.3 Unsur Laporan Keuangan ……….. 21
2.2.1.4 Penyajian Laporan Keuangan ……… 21
2.2.2. Arus Kas ……….. 24
2.2.2.1 Pengertian arus Kas ……….. 24
2.2.3. Laba ……… 27
2.2.3.1 Pengertian Laba ……….... 27
2.2.4. Pasar Modal ……… 31
2.2.4.1 Pengertian Pasar Modal ……….. 31
2.2.4.2 Fungsi Pasar Modal ……… 32
2.2.5. Harga Saham ………. 34
2.2.6. Pengaruh Arus Kas Operasi Terhadap Harga Saham ………. 35
2.2.7. Pengaruh Arus Kas Investasi Terhadap Harga Saham ………. 35
2.2.8. Pengaruh Arus Kas Pendanaan Terhadap Harga Saham ………. 36
3.6 Teknik Analisis dan Uji Hipotesis ………. 51
3.6.1 Teknik Analisis ………. 51
3.6.2 Uji Hipotesis ………. 51
3.6.2.1 Uji f……… 51
3.6.2.2 Uji t ………... 52
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Obyek Penelitian ………. 54
4.2 Deskripsi Hasil Penelitian ……… 61
4.3 Uji Kualitas Data Sebelum Perbaikan Data ……….. 71
4.3.1 Uji Normalitas ………. 71
4.4 Uji Asumsi Klasik Sebelum Perbaikan Data……... 72
4.4.1 Uji Autokorelasi ……….. 72
4.4.2 Uji Multikolinieritas ……… 73
4.4.3 Uji Heteroskedastisitas ……… 73
4.5 Analisis dan Pengujian Hepotesisi sebelum Perbaikan Data ………. 74
4.5.1 Persamaan Regresi ……….. 75
4.5.2 Koefisien Determinasi (R Square) ………….. 77
4.5.3 Hasil Pengujian Hepotesis ……….. 77
4.5.3.1 Hasil Uji Kecocokan Model ………. 77
4.7.2 Uji Multikolinieritas ……… 83
4.7.3 Uji Heteroskedastisitas ……… 83
4.8 Analisis dan Uji Hipotesis Sesudah Perbaikan Data ……… 84
4.8.1 Persamaan Regresi ……… 84
4.8.2 Koefisien Determinasi (R Square) ……… 87
4.8.3 Hasil Pengujian Hepotesis ……… 87
4.8.3.1 Hasil Uji f ………. 87
4.8.3.2 Hasil Uji t ………. 88
4.9 Pembahasan Hasil Penelitian ……….. 91
4.9.1 Implikasi Penelitian ……….. 91
4.9.2 Perbedaan Penelitian Sekarang dengan Penelitian Terdahulu ……… 92
4.9.3 Keterbatasan Penelitian ……… 95
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan ……….. 96
5.2 Saran ……… 97
Yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia ………..… 6
2. Harga saham perusahaan food and baverage yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia ………..…. 7
3. Data Arus Kas Operasi pada Perusahaan Food and Baverage yang go publik pada tahun 2005 sampai 2008 ... 62
4. Data Arus Kas Investasi pada Perusahaan Food and Baverage yang go publik pada tahu 2005 sampai dengan 2008 ... 64
5. Data Arus Kas Pendanaan pada Perusahaan food and baverage yang go publik pada tahun 2005 sampai dengan 2008 ... 66
6. Data laba akuntansi pada perusahaan food and baverage yang go publik pada tahun 2005 sampai dengan 2008 ... 68
7. Data harga saham perusahaan Food and Baverage yang go publik pada tahun 2005 sampai dengan 2008 ... 70
8. Hasil Uji Normalitas ………..… 71
9. Hasil Uji Autokorelasi ……….. 72
10. Hasil Uji Multikolinieritas ……….. 73
11. Hasil Uji Heteroskedastisitas ………. 74
12. Koefisien Determinasi ………. 77
13. Uji Kecocokan Model (Uji F) ……… 78
14. Hasil Uji Parsial ………. 79
15. Hasil Uji Normalitas ………. 81
16. Hasil Uji autokorelasi ……… 82
17. Hasil Uji Multikolinieritas ………. 83
18 Hasil Uji Heteroskedastisitas ……… 84
19 Koefisien Determinasi ……….. 87
20 Uji f ... 88
Aminuddin
ABSTRAK
Pasar modal merupakan sarana untuk mempertemukan dua pihak yang saling berkepentingan. Pihak pertama adalah perusahaan, sebagai pihak yang membutuhkan dana dan pihak kedua adalah investor, sebagai pihak penyedia dana. Dalam hal ini pasar modal memberikan alternative yang dibutuhkan untuk masyarakat. Informasi laba, nilai buku saham dan laba perlembar saham merupakan informasi yang dibutuhkan oleh para investor di pasar modal. Namun demikian, informasi akuntansi seperti tersebut bukan merupakan informasi yang sifatnya absolute dalam pengambilan keputusan bagi pemodal. Berdasarkan latar belakang tersebut, tujuan dari penelitian ini adalah untuk menguji dan membuktikan pengaruh kandungan informasi arus kas operasi, arus kas investasi, arus kas pendanaan, dan laba akuntansi dalam memprediksi harga saham.
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang berupa data arus kas operasi, arus kas investasi, arus kas pendanaan, dan laba akutansi dalam memprediksi harga saham pada perusahaan food and baverage yang Go public di Bursa Efek Indonesia tahun 2004 sampai dengan tahun 2008.
Dari hasil analisis, didapat kesimpulan bahwa tidak terdapat pengaruh yang signifikan secara simultan antar variabel bebas dengan variabel terikat. Begitu juga secara parsial pun juga tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel bebas dengan variabel terikat.
1.1. Latar Belakang
Perusahaan sebagai suatu kesatuan usaha yang bersifat profit motive pada dasarnya didirikan dan dijalankan untuk suatu tujuan tertentu baik itu tujuan jangka pendek maupun jangka panjang.tujuan jangka
pendek pada umumnya adalah memperoleh laba semaksimal mungkin
dengan memanfaatkan segala sumber daya yang dimiliki oleh perusahaan.
Sebagaimana diketahui bahwa laba memiliki fungsi yang sangat penting
dalam pengambilan keputusan ekonomi (economic decision) dan merupakan tolak ukur prestasi bagi perusahaan, sehingga memperoleh
kepercayaan dari pihak ekstern khususnya investor. Sedangkan tujuan
jangka panjang perusahaan pada umunya adalah untuk mempertahankan
kesinambungan usaha. Oleh karena itu, demi mempertahankan
kelangsungan hidup agar dapat berkembang di tengah-tengah tingkat
persaingan yang terjadi, laba yang diperoleh juga akan digunakan untuk
meningkatkan usaha perusahaan (Parawiyati dan Baridwan :1998).
Indonesia sebagai Negara yang sedang berkembang dimana
perekonomiaannya terus mengalami dinamika, maka alternatif investasi
sangat dibutuhkan. Pelaporan keuangan menjadi fokus utama bagi para
investor dan kreditor khususnya mengenai informasi mengenai laba.
of financial accounting concepts (SFAC) No.1, bahwa untuk menilai kinerja manajemen, juga membantu mengestimasi kemampuan laba yang
representatif, serta untuk menaksir resiko dalam investasi atau kredit.
Selain laba-rugi, laporan keuangan lainnya yang dibutuhkan untuk
menilai suatu perusahaan adalah laporan arus kas. Menurut (SAK: 2009)
laporan arus kas harus melaporkan arus kas selama periode tertentu.
Dalam pengajiannya, laporan arus kas di klasifikasikan menjadi tiga yaitu
arus kas dari aktivitas operasi, arus kas dari aktivitas investasi dan arus kas
dari aktivitas pendanaan. Jumlah arus kas menentukan apakah dari
operasinya perusahaan mendapatkan penghasilan yang cukup untuk
melunasi pinjaman, membayar deviden dan melakukan investasi baru
tanpa meminjam dana dari pihak lain.
Ketika dihadapkan pada dua ukuran kinerja akuntansi perusahaan
,laba dan arus kas, investor dan kreditor harus merasa yakin bahwa ukuran
kinerja yang menjadi focus perhatian mereka adalah yang mampu secara
baik menggambarkan kondisi ekonominya serta prospek prusahaan dimasa
depan. Investor dan, kreditor berkepentingan untuk mengetahui informasi
yang lebih bermanfaat untuk mengefaluasi kinerja perusahaan pada suatu
saat tertentu. Untuk itu, faktor kerangka ekonomis yang dihadapi
perusahaan pada saat tersebut harus dipertimbangkan, yang dicapai dengan
memasukkan siklus hidup perusahaan ( Parawiyati dan Baridwan : 1998 )
Penyajian data mengenai arus kas menyediakan informasi yang
jumlah arus kas yang mungkin terdistribusi di masa yang akan datang,
dalam bentuk deviden atau bunga dan dalam bentuk distribusi likuiditas,
dan juga membantu dalam mengevaluasi resiko yang meliputi baik
variabilitas yang diharapkan dari hasil pengembalian mendatang maupun
kemungkinan insolvabilitas sehingga data arus kas dianggap menyajikan
informasi utama dalam megevaluasi harga pasar surat-surat berharga
(Parawiyati dan Baridwan : 1998).
Dalam menanamkan dananya seorang investor perlu untuk
mempertimbangkan kinerja suatu perusahaan yang dibuat dalam bentuk
laporan keuangan. Hal ini berkaitan dengan tujuan investor untuk
memperoleh pendapatan yang lebih besar di masa yang akan datang,
sehingga semakin banyak kinerja keuangan yang di hasilkan, maka
semakin banyak pula investor yang menanamkan dananya pada
perusahaan tersebut. Laporan keuangan yang dibuat oleh perusahaan
tersebut disajikan sebagai informasi yang menyangkut masalah posisi
keuangan, laporan suatu kinerja, perubahan posisi keuangan dan laporan
aliran kas yang bermanfaat bagi para pemakainya, khususnya investor
maupun kreditor dalam pengambilan keputusan ekonomi (Bandi dan
Rahmawati : 2005).
Keputusan-keputusan ekonomi yang diambil oleh para pemakai
laporan keuangan, tentu saja membutuhkan evaluasi terlebih dahulu atas
kemampuan perusahaan dalam menghasilkan arus kas, serta kepastian dari
para pemakai laporan keuangan sebagai dasar untuk menilai kemampuan
suatu perusahaan dalam menghasilkan kas dan setara kas ddan menilai
kebutuhan perusahaan untuk menggunakan arus kas tersebut. Dalam
proses pengambilan keputusan ekonomi, para pemakai perlu melakukan
evaluasi terhadap kemampuan perusahaan dalam menghasilkan kas dan
setara kas serta kepastian keperolehannya (Parawiyati dan Baridwan :
1998).
Pasar modal merupakan sarana untuk mempertemukan antara dua
pihak yang saling berkepentingan. Pihak pertama adalah perusahaan
sebagai pihak yang membutuhkan dana sedangkan pihak kedua adalah
sebagai investor, sebagai pihak penyedia dana.
Didalam pasar modal meskipun informasi akuntansi merupakan
yang di butuhkan investor, namun informasi akuntansi tersebut bukan
merupakan informasi yang bersifat absolute dalam pengambilan suatu keputusan bagi investor. Untuk kondisi pasar modal di Indonesia,
pertimbangan membeli atau menjual saham dalam prakteknya didasarkan
pada informasi non akuntansi seperti dengan melihat daftar peringkat
saham, situasi politik dan ekonomi bangsa Indonesia dan perkembangan
pasar modal lain diluar negeri. Meskipun demikian besar kemungkinan
bahwa informasi akuntansi akan menjadi suatu informasi yang penting
bagi para pengambil keputusan. Hal ini di karenakan penyampaian
informasi tersebut mempunyai potensi sebagai pengurangan ketidakpastian
Dalam hal ini pasar modal memberikan alternatif yang dibutuhkan
oleh masyarakat. Informasi laba, nilai buku saham dan laba perlembar
saham merupakan informasi yang dibutuhkan oleh para investor di pasar
modal. Namun demikian, informasi akuntansi seperti tersebut bukan
merupakan informasi yang sifatnya absolute dalam pengambilan keputusan bagi pemodal. Untuk kondisi pasar modal Indonesia
perkembangan membeli atau menjual saham dalam praktiknya banyak
didasarkan informasi akuntansi seperti melihat daftar peringkat saham
(Bandi dan Rahmawati : 2005).
Informasi arus kas memberikan informasi tambahan bagi para
pemakai laporan keuangan. Harga mengandung informasi tentang
perubahan laba masa depan dan data akuntansi mengandung informasi
yang tidak relevan. (Triyono dan Jogiyanto : 2000).
Berikut ini data tentang laporan arus kas dan closing price yang diperoleh dari kelompok perusahaan food and beverage yang terdaftar di
Tabel 1
Data arus kas perusahaan food and beverage
yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia
Sumber : www.idx.co.id, diolah
No Perusahaan 2005 2006 2007 2008
1
PT.Aqua Golden
Mississippi, Tbk 98.104.826.199 36.576.849.174 44.200.124.158 60.938.360.436 2 PT.Cahaya Kalbar, Tbk 9.907.010.845 16.341.458.593 12.868.794.487 6.156.893.578 3 PT.Delta Djakarta, Tbk 135.171.999.000 117.968.365.000 164.549.503.000 289.951.365.000 4
PT.Fast Food
Indonesia, Tbk 77.402.236.000 98.340.482.000 174.835.763.000 211.495.305.000 5
PT.Indofood Sukses
Makmur, Tbk 970.911.000.000 1.794.451.000.000 4.536.937.000.000 4.271.208.000.000 6 PT.Mayora Indah, Tbk 113.158.490.613 54.255.385.079 120.002.105.073 316.330.699.463 7
PT.Multi Bintang
Indonesia, Tbk 10.514.000.000 4.759.000.000 44.207.000.000 276.849.000 8 PT.Sekar Laut, Tbk 6.063.661.362 6.764.185.152 7.094.730.077 12.851.579.724 9
PT.Sinar Mas Agro
Resources, Tbk 383.354.492.773 323.764.478.647 329.623.024.370 480.277.284.158 10
PT.Ultra Jaya Milk,
Tbk 46.783.703.269 75.213.787.855 39.992.003.196 12.851.579.724
Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa total arus kas dari
kelompok perusahaan food and beverage berfluktuatif dari tahun 2005
sampai 2008 ada yang mengalami penurunan dan ada yang mengalami
kenaikan, hal ini disebabkan arus kas yang berasal dari aktivitas operasi
terdapat kenaikan dan penurunan laba / penghasilan bunga setiap periode
,dan dari aktivitas investasi juga mengalami kenaikan dan penurunan
setiap periode karena pembelian dan penjualan aktiva, begitu juga dengan
aktivitas pendanaan mengalami hal yang sama yang disebabkan karena
kenaikan dan penurunan arus kas ini kemudian direspon investor yang
tercermin dalam harga saham, sehingga mengakibatkan harga saham
mengalami fluktuatif seperti pada tabel dibawah ini :
Tabel 2
Harga saham perusahaan food and baverage
yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia
Tahun 2005 – 2008 (closing price Rata-rata Tahunan)
No Perusahaan 2005 2006 2007 2008
1 PT.Aqua Golden Mississippi, Tbk 50.600 87.033 125.250 119.875
2 PT.Cahaya Kalbar, Tbk 486 493 620 1.200
3 PT.Delta Djakarta, Tbk 22.292 30.517 20.979 16.800 4 PT.Fast Food Indonesia, Tbk 959 1.385 2.163 2.771 5 PT.Indofood Sukses Makmur, Tbk 959 1.094 1.938 20.85
6 PT.Mayora Indah, Tbk 963 1.078 1.666 1.288
7 PT.Multi Bintang Indonesia, Tbk 45.458 51.350 53.267 54.958
8 PT.Sekar Laut, Tbk 404 359 133 85
9 PT.Ultra Jaya Milk, Tbk 308 312 520 640
Sumber : Indonesian Capital Market Directory (ICMD), diolah
Berdasarkan hasil – hasil penelitian terdahulu, maka peneliti ingin
1.2. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas maka
permasalahan yang dapat didefinisikan adalah sebagai berikut :
“ Apakah Pengaruh Kandungan Informasi Arus Kas Operasi, Arus Kas
Investasi, Arus Kas Pendanaan dan Laba Akuntansi dapat memprediksi
Harga Saham ? “
1.3. Tujuan Penelitian
Berdasarkan latar belakang dan perumusan masalah yang telah
diuraikan diatas, maka tujuan yang dapat dicapai dari penelitian ini adalah
“ Untuk menguji dan membuktikan pengaruh kandungan informasi arus
kas operasi, arus kas investasi, arus kas pendanaan dan laba akuntansi
dalam memprediksi harga saham.
1.4. Manfaat Penelitian
Penelitiaan ini diharapkan dapat memberikan manfaat dan
sumbangan pada perusahaan yang bersangkutan, dunia keilmuan dan
pengetahuan maupun informasi bagi individu sebagai berikut :
Bagi perusahaan yang bersangkutan
Sebagai bahan evaluasi pada bagian keuangan perusahaan untuk lebih
memperhatikan komponen arus kas dan laba dalam memprediksi
Bagi Peneliti
Menambah pengetahuan bagi peneliti supaya dapat lebih memahami
dan memberikan manfaat tambahan khususnya mengenai analisis
pengaruh komponen arus kas dan laba akuntansi dalam memprediksi
harga saham pada perusahaan food and baverage yang go public di bursa efek serta mengaplikasikan teori-teori yang telah diperoleh
Bagi Universitas
Hasil penelitiaan ini di harapkan dapat memberi manfaat sebagai
bahan referensi yang dapat digunakan untuk menambah wawasan
dalam upaya untuk memahami dunia usaha khususnya masalah
permodalan diindonesia, dan dapat memberikan tambahan koleksi di
perpustakaan UPN “Veteran” jawa timur yang berkaitan dengan topic
penelitian tentang analisis pengaruh komponen arus kas dan laba
Penelitian terdahulu yang pernah dilakukan oleh pihak lain dapat
dipakai sebagai bahan masukan yang berkaiatan dengan penelitian ini telah
dilakukan oleh
1. Triyono dan Jogiyanto Hartono (2000) Judul :
“ Hubungan informasi arus kas, komponen arus kas dan laba
akuntansi dengan harga saham atau return saham.”
Perumusan Masalah :
1. Apakah ada hubungan antara total arus kas dengan harga saham ?
2. Apakah ada hubungan antara perusahaan arus kas total dengan
Return saham ?
Hipotesis :
1. Diduga ada hubungan signifikan antara arus kas total dengan Harga
Saham
2. Diduga ada hubungan signifikan antara perubahan arus kas total
Kesimpulan :
1. Hipotesis pertama tidak sesuai dengan ekspektasi peneliti, sehingga
dapat dikatakan bahwa total arus kas tidak mempunyai kandungan
informasi terhadap harga saham
2. Hipotesis kedua sesuai dengan ekspektasi peneliti, yang berarti laba
akuntansi mempunyai kandungan informasi terhadap harga saham .
hal ini ditunjukan dengan Pvalue sebesar 0,00 atau signifikan
tingkat 1%
2. Bandi dan Rahmawati (2005). Judul :
“ Relevansi Kandungan Informasi Komponen Arus Kas dan Laba
dalam memprediksi arus kas masa depan .”
Perumusan masalah :
Apakah yang lebih relevan dalam pengembalian pengambilan
keputusan di Indonesia, komponen arus kas,arus operasi ,arus
pendanaan,dan arus investasi ataukah laba ?
Hipotesis :
Diduga komponen arus kas ,meliputi kas operasi, arus kas investasi
dan arus kas pendanaan, dan laba mempunyai kemampuan untuk
Kesimpulan :
Hasil koefisien regresi menunjukan bahwa predictor earnings tidak secara mutlak memiliki kemampuan memprediksi yang lebih baik dari
pada predictor komponen arus kas.berarti ini menunjukan bahwa predictor komponen adalah predictor yang lebih baik dalam memprediksi arus kas dimasa yang akan datang dibanding dengan
predictor earnings.
3. Parawiyati dan Zaki Baridwan (1998) Judul :
“ Kemampuan laba dan arus kas dalam memprediksi laba dan arus
kas perusahaan yang go public di Indonesia”
Perumusan Masalah :
1. Apakah laba dan arus kas merupakan predictor dalam memprediksi laba di masa mendatang?
2. Apakah laba dan arus kas merupakan predictor dalam memprediksi arus kas di masa mendatang?
Hipotesis :
2. Diduga predictor laba lebih baik dalam memperediksiarus kas dimasa mendatang dibandingkan dengan predictor arus kas dalam
Kesimpulan :
1. Bahwa nilai koefisien korelasi menunjukan adanya korelasi diatas
40% ini berarti bahwa predictor laba dan arus kas signifikan dalam
memprediksi laba untuk satu tahun kedepan,
2. Dengan nilai koefisien korelasi menunjukan adanya korelasi diatas
40% ini berarti bahwa predictor laba dan arus kas adalah signifikan
sebagai alat predictor.
4. Ririn Agustiningrum (2003) Judul :
“ Pengaruh komponen arus kas laba akuntansi terhadap saham pada
perusahaan farmasi yang go public di BEI “
Perumusan Masalah :
a. Apakah komponen arus kas (operasi , investasi , pendanaan)dan
laba akuntansi secara simultan mempunyai pengaruh
yangsignifikan terhadap harga saham pada perusahaan farmasi
yang go public di BEI ?
b. Apakah komponen arus kas operasi , investasi , pendanaan)dan
laba akuntansi secara parsial mempunyai pengaruh yangsignifikan
c. Manakah diantara komponen arus kas (operasi , investasi,
pendanaan ) dan laba akuntansi secara parsial mempunyai pengaruh
dominan terhadap harga saham pada perusahaan farmasi yang go public di BEI ?
Hipotesis :
a. Diduga terdapat pengaruh yang signifikan antara komponen arus
kas (operasi , investasi, pendanaan ) dan laba akuntansi secara
simultan terhadap harga saham pada perusahaan farmasi yang go public di BEI
b. Diduga terdpat pengaruh yang signifikan antara komponen arus kas
(operasi , investasi, pendanaan ) dan laba akuntansi secara parsial
terhadap harga saham pada perusahaan farmasi yang go public di BEI
c. Diduga laba akuntansi mempunyai pengaruh yang dominan dari
komponen arus kas terhadap harga saham.
Kesimpulan :
a. Hipotesis pertama yang menyatakan bahwa terdapat pengaruh yang
simultan antara arus kas operasi , arus kas investasi dan arus kas
pendanaan serta laba akuntansi terhadap harga saham telah terbukti
kebenarannya.hal ini berdasarkan nilai F hitung sebesar 10,069 > F
tabel 3,33 sehingga nilai F hitung berada di daerah penolakan H0
yang berarti variable arus kas dan laba akuntansi berpengaruh
b. Hipotesis kedua yang menyatakan bahwa terdapat pengaruh yang
parsial antara arus kas operasi , arus kas investasi dan arus kas
pendanaan serta laba akuntansi terhadap harga saham telah terbukti
kebenarannya.hal ini berdasarkan nilai t hitung masing-masing
1,0616 , 0,2396 , 0,3667 ,dan -1,3684 <t tabel sehingga nilai t
hitung berada di daerah penerimaan Ho yang berarti variable arus
kas dan laba akuntansi tidak berpengaruh secara parsial terhadap
harga saham
c. Hipotesis ketiga yang menyatakan laba akuntansi mempunyai
pengaruh yang paling dominan terhadap harga saham terbukti
kebenarannya.hal ini terbukti dengan nilai determinasi parsial (r)
untuk laba akuntansi paling besar dari pada komponen arus kas
Adapun persamaan penelitian sekarang dengan penelitian
sebelumnya adalah sama-sama menggunakan faktor–faktor yang
mempunyai pengaruh terhadap harga saham.
Perbedaannya yaitu terletak pada periode penelitian yaitu tahun 2005
– 2008 dan objek penelitian yaitu perusahaan food and beverage yang go publik di Bursa Efek Indonesia, maka penelitian yang pernah dilakukan
tersebut di atas digunakan sebagai pendukung penelitian yang dilakukan
sekarang ini, oleh karena itu penelitian sekarang bukan merupakan
2.2. Landasan Teori 2.2.1. Laporan Keuangan
2.2.1.1. Pengertian dan Tujuan Analisa Laporan Keuangan
Sebelum membahas secara mendalam tentang bagaiman cara
melakukan penelitian terhadap laba dan arus kas, maka ada baiknya
terlebih dahulu mengetahui beberapa pengertian dari analisa laporan
keuangan dimana laba dan arus kas ada didalam laporan keuangan
tersebut.
Dalam membuat keputusan rasional yang sesuai dengan tujuan
perusahaan, seorang manajer keuangan mempunyai alat-alat analisa
tertentu. bagi perusahaan sendiri, analisa terhadap keadaan
keuangannya akan membantu dalam perencanaan perusahaan.
Menurut Sawir (2005: 45), tehnik analisa laporan keuangan ada
dua yaitu Analisis Horizontal (perbandingan laporan keuangan) dan
Analisis Vertikal ( perkomponen).
Analisis horizontal adalah analisis dengan cara membandingkan
neraca dan laporan laba rugi beberapa tahun terakhir berurutan.
Maksudnya memperoleh gambaran mengenai perubahan-perubahan
yang terjadi baik dalam neraca maupun laporan laba rugi, sehingga
dapat diperoleh gambaran selam beberapa tahun terakhir apakah
terjadi penaikan atau penurunan.
Analisis Vertikal adalah analisis yang dilakukan dengan jalan
tertentu dari neraca atau proporsi dari unsure-unsur tertentu laporan
laba rugi dengan jumlah tertentu dari laporan laba rugi.
Analisa laporan keuangan adalah suatu proses yang penuh
pertimbangan dalam rangka membantu mengevaluasi posisi keuangan
dan hasil operasi perusahaan pada mas sekarang dan masa lalu dengan
tujuan utama untuk menentukan estimasi dan prediksi yang paling
mungkin mengenai kondisi dan kinerja suatu perusahaan pada masa
yang akan datang, (Prastowo, 2002: 53 ).
Menurut Prastowo (2002: 13), tujuan analisa laporan keuangan
adalah sebagai berikut:
1. sebagai alat screening awal dalam memilih alternatif investasi atau merger
2. sebagai alat forecasting mengenai kondisi dan kinerja keuangan di masa yang akan datang
3. Sebagai proses diagnosis terhadap masalah-masalah manajemen, operasi dan masalah lainnya.
4. Sebagai alat evaluasi terhadap manajemen
Dari penjelasan itulah maka dapat dicari suatu kesimpulan bahwa
laporan keuangan dapat membantu kinerja masa lalu dan
prospeknya di masa depan. Dan dari hasil analisis laporan
keuangan maka dapat digunakan untuk mendiaknosis suatu
kegagalan suatu perusahaandan memprediksi apa yang mungkin
2.2.1.2. Pentingnya Laporan Keuangan Sebagai Alat Komunikasi
Pihak–pihak yang mempunyai kepentingan terhadap
perkembangan suatu perusahaan sangatlah perlu untuk mengetahui
kondisi perusahaan. Informasi tentang kondisi keuangan dan hasil
operasi perusahaan tercermin pada laporan keuangan perusahaan yang
bersangkutan.oleh karena itu, laporan keuangan dapat di pakai sebagai
alat berkomunikasi dengan pihak-pihak yang berkepentingandengan
data keuangan perusahaan untuk memenuhi beberapa kebutuhan
inormasi yang berbeda. Pihak-pihak yang berkepentingan dengan data
keuangan perusahaan tersebut adalah pimpinan perusahaan, pemilik,
kreditor, investor, penyalur, karyawan, lembaga pemerintah dan
masyarakat umum (SAK : 19)
Menurut SAK (2007: 2), pengguna laporan keuangan meliputi
investor sekarang dan investor potensial, pemasok dan kreditor usaha
lainnya, pelanggan, pemerintah serta lembaga-lembaganya, dan
masyarakat. Mereka menggunakan laporan keuangan untuk
memenuhi beberapa kebutuhan informasi yang berbeda. Beberapa
kebutuhan ini meliputi:
a) Investor
Penanaman modal beresiko dan penasihat mereka berkepentingan
dengan resiko yang melekat serta hasil pengembangan dari investasi
b) Karyawan
Karyawan dan kelompok-kelompok yang mewakili mereka tertarik
pada informasi mengenai stabilitas dan profitabilitas perusahaan.
c) Pemberi pinjaman
Pemberi pinjaman tertarik dengan informasi keuangan yang
memungkinkan mereka untuk memutuskan apakah pinjaman serta
bunganya dapat dibayar pada saat jatuh tempo.
d) Pemasok dan kreditor usaha lainnya
Pemasok dan kreditor usaha lainnya tertarik dengan infotmasi yang
memungkinkan mereka untuk memutuskan apakah jumlah yang
terutang akan dibayar pada saat jatuh tempo.
e) Pelanggan
Para pelanggan berkepentingan dengan informasi mengenai
kelangsungan hidup perusahaan.
f) Pemerintah
Mereka membutuhkan informasi untuk mengatur aktivitas
perusahaan, menetapkan kebijakan pajak, dan sebagai dasar untuk
menyusun statistic pendapatan nasional dan ststistik lainnya.
g) Masyarakat
Demikian pula halnya dengan perusahaan yang go public yang sebagian saham-sahamnya dimiliki oleh masyarakat atau public
berkewajiban untuk mengumumkan kondisi keuangannya. Apabila
suatu perusahaan bermaksud untuk menawarkan sahamnya melalui
pasar modal, hal ini dapat menimbulkan perubahan yang amat
mendasar. Status perusahaan akan berubah dari perusahaan tertutup
menjadi perusahaan terbuka dengan segala konsekuensinya.
Perusahaan akan mempunyai status baru yaitu perusahaan public. Perusahaan yang mempunyai status baru sebagai perusahaan public
diharuskan memenuhi kewajiban-kewajiban (terutama dalam
pelaporan ) sesuai peraturan yang telah ditetapkan oleh BAPEPAM
(badan pengawas pasar modal )
Secara umum tujuan laporan keuangan adalah menyediakan
informasi keuangan mengenai suatu badan yang akan dipergunakan
oleh pihak-pihak yang berkepentingan sebagai badan pertimbangan
dalam pengambilan keputusan ekonomi Bandi dan Rahmawati (2005 :
27)
Peramalan laporan keuangan yaitu laporan keuangan yang
diharapkan dimasa depan berdasarkan kondisi yang diharapkan oleh
manajemen untuk terjadi dan tindakan yang di harapkan dilakukan
meliputi perkiraan seluruh aktiva dan kewaiban dan diharapkan
2.2.1.3. Unsur Laporan Keuangan
Menurut Prastowo (2002: 8), laporan keuangan mengambarkan
dampak keuangan dari transaksi dan peristiwa lain yang
diklasifikasikan dalm beberapa kelompok besar menurut karakteristik
ekonomi, yang merupakan unsur laporan keuangan. Unsur ini dapat
dikelompokkan menjadi :
1. Unsur yang berkaitan secara langsung dengan posisi keuangan
adalah aktiva, kewajiban dan ekuitas (yang disajikan pada laporan
keuangan yang disebut neraca)
2. Unsur yang berkaitan secara langsung dengan pengukuran kinerja
perusahaan disajikan dalam laporan keuangan yang disebut
laporan laba rugi. Penghasilan bersih (laba) seringkali digunakan
sebagai ukuran kinerja atau sebagai dasr bagi ukuran lainnya,
misalnya return of investment atau earning pershare. Unsur langsung yang berkaitan dengan pengukuran penghasilan bersih
ini adalah penghasilan (income) dan beban (expense).
2.2.1.4. Penyajian Laporan Keuangan
a. Neraca
Menurut Prastowo (2002: 16), neraca adalah laporan keuangan
yang memberikan informasi mengenai posisi laporan keuangan
(aktiva, kewajiban dan ekuitas ) perusahaan pada saat tertentu.
tertentu, sumber sebuah perusahaan (aktiva), kewajiban perusahaan
(hutang), dan perbedaan bersih diantara aktiva dan utang ,yang
menunjukan modal pemilik (shousen, 2001: 8).
b. Laporan Laba Rugi
Laporan laba rugi melaporkan untuk interval tertentu, aktiva bersih
yang dibangkitkan melalui aktiva bisnis (pendapatan), aktiva bersih
yang dikonsumsi (kecuali) dan perbedaan yang disebut laba bersih.
Laporan laba rugi adalah usaha terbaik akuntan dalam mengukur
kinerja ekonomi suatu perusahaan selama periode tertentu
(Shousen, 2001: 8)
Menurut Fabozzi (1999: 38), laporan laba rugi menunjukan
penghasilan, biaya /beban, dan pendapatan perbedaan antara
penghasilan dan beban sebuah perusahaan dalam suatu periode
tertentu.
Menurut Djarwanto (1999: 38), unsur-unsur penting dari laporan
laba rugi adalah sebagai berikut :
1. Penghasilan utam (operating revenue atau sales) 2. Harga pokok penjualan (cost of good sold) 3. Biaya usaha (operating expenses)
4. Penghasilan dan biaya diluar usaha pokok(other income and expense atau non operating)
Terdapat dua pendekatan dalam memperhitungkan hasil
perusahaan, yaitu :
a. Current operating performance b. All inclusive income
Perbedaan dari kedua pendekatan tersebut hanya terletak pada
perlu tidaknya memperhitungkan laba rugi insidentil dan koreksi
atas laba periode sebelumnya pada laporan laba rugi.pada
pendekatan “all-inclusive” pos-pos insidentil di perhitungan dalam laporan laba rugi, sedangkan pada pendekatan “current operating performance” pos-pos insidentil tidak dimasukkan dalam laporan laba rugi tetapi diperhitungkan dalam laporan laba yang ditahan.
Sedangkan laporan laba yang ditahan adalah bagian laba yang
ditanamkan kembali dalam perusahaan.
Laporan laba rugi dibagi ke dalam 2 komponen yaitu,
pendapatan yang merupakan ukuran asset yang yang dihasilkan
produk dan jasa yang dijual dan beban.suatu ukuran arus keluar
asset (biaya) yang berkaitan dengan penjualan produk dan jasa.
Laba atau rugi bersih dalam laporan laba rugi ditentukan dengan
menerapkan proses pengaitan (matching process) yang melibatkan 2 langkah yaitu langkah pertama, pendapatan dicatat selama
periode berjalan dan langkah kedua, beban yang dikeluarkan untuk
dengan pendapatan guna menentukan laba atau rugi bersih
(Simamora, 2000: 22).
Tujuan laba rugi mencakup pemaparan informasi yang
berfaedah yang berkaitan dengan imbalan investasi, resiko,
fleksibilitas keuangan, dan kapabilitas operasi. Imbalan investasi
(return on investment) merupakan ukuran dari keseluruhan kinerja suatu perusahaan (Simamora, 2000: 23).
2.2.2. Arus Kas
2.2.2.1. Pengertian Arus Kas
Arus kas adalah arus masuk dan arus keluar kas atau setara kas,
(PSAK nomor 2 paragraf 5). Informasi tentang arus kas suatu
perusahaan berguna bagi para pemakai laporan keuangan sebagai dasar
untuk menilai kemampuan perusahaan dalam menghasilkan kas dan
setara kas dan menilai kebutuhan perusahaan untuk menggunakan arus
kas tersebut. Dalam proses pengambilan keputusan ekonomi, para
pemakai perlu melakukan evaluasi terhadap kemampuan perusahaan
dalam menghasilkan kas dan setara kas serta kepastian keperolehannya.
Tujuan pernyataan tentang informasi arus kas ini adalah memberikan
informasi historis mengenai perubahan kas dan setara kas suatu
perusahaan melalui laporan arus kas yang mengklasifikasikan arus kas
Arus kas menurut pernyataan standar akuntansi keuangan
(PSAK: 2) diklasifikasikan menjadi 3, yaitu:
1. Aktivitas Operasional
Menimbulkan pendapatan dan beban dari operasi utama suatu
perusahaan, karena itu operasi perusahaan mempengaruhi laporan
laba rugi yang dilaporkan dengan dasar akrual.sedangkan laporan
arus kas melaporkan dampaknya terhadap kas. Beberapa contoh
arus kas yang berasal dari aktivitas operasional antara lain:
a. Penerimaan kas dari penjualan barang atau jasa
b. Penerimaan kas dari royalti dan pendapatan lain
c. Pembayaran kas pada pemasok
d. Pembayaran kas pada karyawan
e. Penerimaan kasa atau pembayaran kas oleh perusahaan
asuransi
f. Pembayaran kasa atau retrebusi pajak
g. Penerimaan dan pembayaran kas dari kontrak yang diadakan
untuk tujuan transaksi usaha
2. Aktivitas Investasi
Meningkatkan dan menurunkan aktiva jangka panjang yang
digunakan perusahaan untuk melakukan kegiatan .beberapa contoh
arus kas yang berasal dari aktivitas investasi antara lain:
b. Mengakuisisi dan melepaskan investasi dan aktiva jangka
panjang yang produktif
3. Aktivitas Pendanaan
Meliputi kegiatan untuk memperoleh kas dari investor dan kreditor
yang diperlukan untuk menjalankan kegiatan perusahaan, beberapa
contoh dari aktivitas pendanaan antara lain:
a. Mendapatkan modal dari kreditur dan membayar kembali
jumlah yang dipinjam
b. Mendapatkan modal dari pemilik dan memberikan kembali
kepada mereka hasil atas investasi
Menurut PSAK nomor 2 paragraf 12, bahwa jumlah arus kas
yang berasal dari aktivitas operasional meupakan indicator yang
menentukan apakah dari opersinya perusahaan dapat menghasilkan arus
kas yang cukup untuk melunasi pinjaman, memelihara kemampuan
perusahaan, membayar deviden dan melakukan investasi baru tanpa
mengandalkan pada sumber pendanaan dari luar. Informasi mengenai
unsur tertentu arus kas historis bersama dengan informasi yang lain
2.2.3. Laba
2.2.3.1. Pengertian Laba
Laba adalah kenaikan manfaat ekonomi selama satu periode
akuntansi dalam bentuk pemasukan atau penambahan aktivitas atau
penurunan kewajiban yang mengakibatkan kenaikan ekuitas yang tidak
berasal dari kontribusi penanaman modal (Suprihatmi, 2005: 2).
Sedangkan menurut Tuanakotta (1999: 177), laba yang terjadi
karena penjualan atau pertukaran asset merupakan selisih antara
segi-segi yang favourable (yakni asset yang diterima) dan yang
unfavourable (yakni asset yang diberikan). Sedangkan menurut Hansen dan Mowen (2001: 663), laba adalah perbedaan antara pendapatan dan
biaya, berdasarkan pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa laba
suatu pendapatan yang diperoleh suatu perusahaan dari hasil produksi
yang dipasarkan, dimana jumlah pendapatan yang dihasilkan tersebut
merupakan lebih besar dari segala biaya-biaya yaitu biaya produksi dan
biaya operasi yang sebelumnya telah dikeluarkan oleh perusahaan
tersebut.
Laba adalah perbedaan antara pendapatan yang direalisasi dari
transaksi yang terjadi selama satu periode dengan biaya yang berkaitan
dengan pendapatan tersebut. Pada financial accounting standart board
(FASB) statement of accounting financial concept no.1 menyatakan bahwa para investor, kreditur dan pihak lainnya ingin daya laba
berinvestasi atau memberikan pinjaman kepada perusahaan. Jadi,
diasumsikan ada hubungan antara laba yang dilaporkan dan arus kas
termasuk distribusi kas kepada pemilik (Bandi dan Rahmawati, 2005:
27)
2.2.3.2. Karakteristik Laba
Menurut belkaouni (2007: 229) menyebutkan bahwa laba
akuntansi memiliki 5 karakteristik sebagai berikut :
1. laba akuntansi didasarkan pada transaksi actual terutama yang
berasal dari penjualan barang atau jasa.
2. laba akuntansi didasarkan pada postulat periodisasi dan mengacu
pada kinerja perusahaan selama satu periode tertentu.
3. laba akuntansi didasarkan pada prinsip laba dan membutuhkan
definisi, pengukuran dan pengakuan pendapatan.
4. laba akuntansi memerlukan biaya dalam bentuk cost histories.
5. Laba akuntansi didasarkan pada prinsip pemadanan (matching)
antara penghasilan yang terealisasi diperiode tersebut dengan
biaya-biaya relevan yang berkaitan.
2.2.3.3 Kegunaan Laporan Laba Rugi
Laporan laba rugi adalah suatu laporan yang menunjukan
pendapatan pendapatan dan biaya-biaya dari suatu unit usaha untuk
1. Pendapatan adalah aliran masuk atau kenaikan lain aktiva suatu
badan atau pelunasan utangnya selama suatu periode yang berasal
dari penyerahan atau pembuatan barang, penyerahan jasa, atau
dari kegiatan lain yang merupakan kegiatan utama badan usaha.
2. Biaya adalah aliran keluar atau pemakaian lain aktiva atau
timbulnya utang selama suatu periode yang berasal dari
penyerahan atau pembuatan barang, penyerahan jasa,atau dari
kegiatan lain yang merupakan kegiatan utama badan usaha.
3. Penghasilan adalah selisih penghasilan penghasilan sesudah
dikurangi biaya biaya.
4. Laba adalah kenaikan modal yang berasal dari transaksi
sampingan atau transaksi yang jarang terjadi dari suetu badan
usaha dan dari semua transaksiatau kejadian lain yang
mempengaruhi badan usaha selama periode kecuali yang timbul
dari pendapatan atau investasi pemilik.
5. Rugi adalah penurunan modal dari transaksi sampingan atau
transaksi yang jarang terjadi dari suatu badan usaha dan dari
semua transaksi atau kejadian lain yang mempengaruhi badan
usaha selama suatu periode kecuali yang timbul dari biaya atau
distribusi pada pemilik.
6. Harga perolehan adalah jumlah uang yang dikeluarkan atau utang
yang timbul untuk memperoleh barang atau jasa (Baridwan, 1992
2.2.3.4. Elemen-elemen non Operasional dalam Laporan Laba Rugi
Terdapat dua konsep yang digunakan untuk menentukan
elemen laba perusahaan, yaitu konsep laba periode (current operating concepts) dan laba komprehensif (all inclusive concepts income), yang dimaksud dengan konsep laba periode yaitu konsep yang memusatkan
perhatiannya pada laba operasi berjalan yang berasal dari kegiatan
normal perusahaan.sedangkan konsep laba komprehensif yaitu total
perubahan aktiva bersih (ekuitas) perusahaan selama satu
periode,yang berasal dari semua transaksi dan kegiatan lain dari
sumber selain sumber yang berasal dari pemilik.
Menurut Chariri dan Ghozali (2001: 322), elemen-elemen non
operasional dalam laporan laba rugi meliputi:
1. Pos luar biasa (extraordinary item), adalah merupakan peristiwa atau transaksi yang memiliki pengaruh yang bersifat material,dan
diharapkan jarang terjadi serta tidak berasal dari factor yang
sifatnya berulang-ulang dalam kegiatan usaha normal perusahaan.
2. Kegiatan yang dihentikan (discontinuedoperation), berarti kegiatan operasional bisnis tersebut dapat dihentikan atau
dijual.apabila penghentian segmen bisnis dilakukan maka harus
ada pengakuan untung atau rugi penghentian tersebut pada
tanggal penggukuran.
a. Perubahan prinsip akuntansi, yaitu perubahan yang terjadi
dimana perusahaan memiliki metode akuntansi yang berbeda
dengan metode yang digunakan sebelumnya.
b. Perubahan estimasi akuntansi, yaitu perubahan taksiran
jumlah tertentu atas jumlah taksiran yang telah ditetntukan
pada periode sebelumnya.perubahan estimasi pelaporan ,yaitu
perubahan yang berkaitan dengan status entitas pelapor
sebagai akibat konsolidasi,perubahan anak perusahaan
tertentu atau perubahan jumlah perusahaan yang
dikonsolidasikan.
2.2.4. Pasar Modal
2.2.4.1. Pengertian Pasar Modal
Pasar modal adalah tempat terjadinya transaksi asset keuangan
jangka panjang atau long-term financial asset, jenis surat berharga yang diperjual belikan dipasar modal memiliki jatuh tempo lebih dari
satu tahun, pasar modal memungkinkan terpenuhinya kebutuhan dana
jangka panjang (Sartono, 2001: 21)
Dalam pengertian yang lebih operasional pasar modal
dipahami sebagai “bursa”, yang merupakan tempat bertemunya
penawar dan penerima dana jangka panjang dalam bentuk efek.
lebih operasional memberikan definisi mengenai pasar modal yaitu
segala kegiatan yang bersangkutan dengan penawaran dan permintaan
dana jangka panjang dalam bentuk efek (Sartono, 2001: 22),
sedangkan definisi dari bursa efek menurut undang-undang no.8 tahun
1995 yaitu pihak yang menyelenggarakan dan menyediakan sistem
dan atau saran untuk mempertemukan penawaran jual dan beli efek
pihak-pihak dengan tujuan memperdagangkan efek diantara mereka.
Pada dasarnya terdapat 2 pasar yang memperdagangkan saham yaitu:
1. Pasar primer atau pasar perdana yaitu pasar tempat penjualan
surat berharga untuk pertama kali. Pasar primer terdiri dari
perusahaan yang mengeluarkan surat berharga dan kumpulan
individu serta lembaga investasi yang akan membeli surat
berharga baru itu (Sartono, 2001: 33)
2. Pasar sekunder yaitu tempat penjualan dan pembelian surat
berharga yang telah beredar (Yulianti, 1996: 4). Setelah
perusahaan menjual surat berharganya dipasar primer, surat
berharga dapat diperjualbelikan di pasar sekunder.
2.2.4.2. Fungsi Pasar Modal
Pasar modal memiliki beberapa fungsi yang membuat lembaga
ini memiliki daya tarik bagi pihak yang memerlukan dana, pihak yang
meminjamkan dana dan juga pemerintah.menurut keppres No.52
1. Mempercepat proses perluasan pengikutsertaan masyarakat
dalam pemilikan-pemilikan saham perusahaan, guna pemerataan
pendapatan masyarakat.
2. Lebih menggairahkan partisipasi masyarakatpengerahan dan
penghimpunan dana untuk digunakan secara produktif dalam
pembiayaan pembangunan nasional.
Faktor-faktor yang mempengaruhi kualitas pasar modal (Yulianti ,
1996: 3) :
1. Ketersediaan informasi (availability of information), seorang calon investor sangat membutuhkan informasi yang
relevan,akurat dan tepat waktu. Informasi yang ada akan
mempengaruhi proses pembentukan harga jual dan harga beli
suatu sekuritas.
2. Likuiditas (likuidity), likuiditas menunjukan kemampuan untuk membeli atau menjual sekuritas tertentu secara tepat dan pada
harga yang tidak berbeda dengan harga sebelumnya dengan
asumsi tidak ada informasi baru yang timbul.
3. Efisiensi internal (ixternal efficiency), pasar modal akan semakin memiliki effisiensi internal apabila biaya transaksi
semakin rendah.
4. Efisiensi external (external efficiency), effisiensi ekternal akan semakin efisien apabila penyesuaian harga sekuritas terhadap
menyangkut penawaran dan permintaan sekuritas, perubahan
faktor fundamental perusahaan dan keadaan perekonomian.
2.2.5 Harga Saham
Pasar modal atau Bursa Efek merupakan suatu tempat dimana
terjadi tawar menawar atas harga suatu efek atau saham suatu
perusahaan, maka harga yang terjadi dipasar modal tersebutlah yang
disebut harga pasar saham atau kurs saham. Menurut Widoatmodjo (2001
: 43), harga saham adalah nilai dari kepemilikan seseorang dalam suatu
perusahaan. Sedangkan menurut Sunariyah (2007: 128), harga saham
dapat dibedakan menjadi tiga macam yaitu :
1. Harga Nominal
Harga ini merupakan harga saham pertama yang tercantum pada
sertifikat badan usaha dan merupakan harga yang sudah diotorisasi
oleh RUPS (shareholders). 2. Harga Perdana
Harga ini merupakan harga saham ketika saham tersebut dijual saat
pertama kali di pasar perdana, yang harganya ditentukan oleh
penjamin emisi dan emiten.
3. Harga Pasar
Harga ini merupakan harga suatu saham pada pasar yang sedang
Dalam penelitian ini harga saham yang digunakan adalah harga
saham penutupan (Closing Price) rata-rata bulanan.
Rumus Harga Saham :
12
2.2.6. Pengaruh Arus Kas Operasi terhadap Harga Saham
Menurut SAK (2009: 2-3), arus kas dari aktivitas operasi
merupakan faktor penentu apakah melalui operasinya perusahaan dapat
melunasi pinjaman, membayar deviden dan melakukan investasi baru
tanpa mengandalkan sumber pendanaan dari luar. Menurut livnat dan
zarowin (1990) dalam triyono dan jogiyanto (2000) menyatakan bahwa
unexpected cash inflow or outflow dari operasi periode tertentu akan mempengaruhi harga saham melalui pengaruhnya pada arus kas,
sehingga diharapkan komponen arus kas dari operasi mempunyai
hubungan yang signifikan dengan return saham. Hasil studi Raybun (1986) dalam Triyono dan Jogiyanti (2000) menemukan adanya
hubungan antara arus kas dari operasi dan laba akrual dan abnormal return.
2.2.7. Pengaruh Arus Kas Investasi terhadap Harga Saham
Menurut SAK (2002: 2-4), jumlah arus kas dari aktivitas investasi
dengan sumber daya untuk menghasilkan pendapatan dan arus kas.
Pembelian atau penjualan aktiva tetap seperti tanah, gedung atau
peralatan juga termasuk dalam kegiatan investasi, sehingga dari kegiatan
investasi tersebut. Kemungkinan juga bisa mempengaruhi harga saham.
Miller dan Rock (1985) dalam Triyono dan Jogiyanto (2000) melakukan
pengujian mengenai pengaruh investasi return sahan. Hasil studi ini menemukan bahwa peningkatan investasi berhubungan dengan
peningkatan arus kas dan mempunyai pengaruh positif dengan return
saham pada saat penggumuman investasi baru.
Bentuk investasi mungkin mempunyai implikasi yang berbeda
terhadap kepemilikan pemegang saham. Jensen dan Ruback (1983)
dalam Triyono dan Jogiyanto (2000) memberikan bukti bahwa adanya
reaksi pasar yang negative terhadap penggumuman investasi yang berupa
takeover.
2.2.8. Pengaruh Arus Kas Pendanaan terhadap Harga Saham
Menurut SAK (2009: 2-5), arus kas masuk dari aktivitas
pendanaan biasanya berasal dari penerbitan sekuritas yaitu harga saham
atau obligasi. Penerbit sekuritas seperti obligasi biasanya merupakan
sinyal sinyal yang baik untuk menaksir arus kas karena dapat
mempertahankan posisi kepemilikan dibanding dengan penerbit saham,
Leland dan Pyle (1977) dalam Triyono dan Jogiyanto (2000)
berargumen bahwa penerbitan hutang merupakan sinyal yang baik untuk
menaksir arus kas karena pemilik dapat mempertahankan proporsi
kepemilikannya dari pada menerbitkan saham. Miller dan Rock (1985)
dalam Triyono dan Jogiyanto (2000) berargumen bahwa pasar akan
beraksi negative terhadap arus kas dari operasi yang lebih rendah untuk
masa yang akan datang.
2.2.9. Pengaruh Laba Akuntansi terhadap Harga Saham
Laba akuntansi erat kaitannya perusahaan dan deviden. Suatu
perusahan jika mempunyai tingkat laba yang tinggi maka kemungkinan
besar deviden yang dibagikan kepada pemegang saham juga akan tinggi.
Sehingga tingginya deviden yang diterima akan berdampak terhadap
harga saham, dengan kata lain laba akuntansi mempengaruhi harga
saham.
Brown (1970) dalam Triyono dan Jogiyanto (2000) menemukan
bahwa laba bersih mempunyai kandungan informasi yang relevan bagi
investor.Brown dan Hancock (1977) dalam Triyono dan Jogiyanto (2000)
menemukan bahwa publikasi laba akuntansi mempunyai pengaruh pada
perubahan harga saham serta menemukan adanya hubungan positif antara
2.3. Kerangka Pemikiran
Dari teori dan hasil pemikiran terdahulu, maka dapat dibuat
premis-premis yang berfungsi untuk membuat kerangka pikir
penelitian.berikut ini adalah premis-premis yang disusun dari penelitian
terdahulu dan teori-teori yang dikemukakan sebelumnya:
Premis 1 : Terdapat pengaruh simultan antara arus kas operasi, arus
kas investasi, arus kas pendanaan, serta laba akuntansi
terhadap harga saham (Ririn Agustiningrum, 2003).
Premis 2 : Penggungkapan informasi arus kas dapat memberikan
nilai tambahan bagi pemakai laporan keuangan, sehingga
perlu disajikan secara terpisah (Triyono dan Jogiyanto,
2000).
Premis 3 : Laba akuntansi berpengaruh signifikan terhadap harga
saham (Triyono dan Jogiyanto, 2000)
Premis 4 : Total arus kas tidak berpengaruh signifikan terhadap
harga saham (Troyono dan Jogiyanto, 2000)
Premis 5 : Penerbitan hutang merupakan sinyal yang baik untuk
menaksir arus kas dari aktivitas pendanaan karena
pemilik dapat mempertahankan proporsi kepemilikannya
sehingga pasar akan bereaksi positif (Leland dan Pyle,
Premis 6 : Publikasi laba akuntansi mempunyai pengaruh pada
perubahan harga saham (Brown dan Hancock, 1977
dalam Triyono dan Jogiyanto 2000).
Berdasarkan uraian diatas maka dapat disusun sebuah kerangka pikir
seperti ini ditunjukkan pada gambar 1, sebagai berikut :
Gambar 1 Bagan Kerangka Pikir
Arus Kas Operasi
(X1)
Arus Kas Investasi
(X2)
Laba Akuntansi
(X4)
Arus Kas Pendanaan
(X3)
Harga saham
(Y)
2.4 Hipotesis
Berdasarkan latar belakang, Perumusan masalah, serta landasan
teori yang mendukung dalam penelitian ini, maka dapat diajukan suatu
hipotesis dala penelitian ini:
“Diduga kandungan informasi arus kas operasi, arus kas investasi,
arus kas pendanaan dan laba akuntansi berpengaruh terhadap harga
3.1. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel
Variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah
sebagai berikut:
1. Variabel bebas yang berupa arus kas terdiri dari 3 (tiga) komponen
yaitu:
a. Arus Kas dari Aktivitas Operasi
Arus kas dari aktivitas operasi terutama diperoleh dari aktivitas
penghasilan tama perusahaan. Oleh karena itu, arus kas tersebut
pada umunya bersala dari transaksi dan peristiwa lain yang
mempengaruhi penetapan laba atau rugi bersih (PSAK 2: 2009).
Tekhnik pengukurannya adalah selisih antara penerimaan kas
dengan pengeluaran kas dari aktivitas operasi perusahaan
Contoh arus kas dari aktivitas operasi adalah:
Penerimaan kas dari penjualan barang dan jasa
Penerimaan kas dari royalti,komisi dan pendapatan lain.
Pembayaran kas kepada karyawan
Penerimaan dan pembayaran kasoleh perusahaan asuransi
sehubungan dengan premi, klaim, anuitas, dan manfaat
Pembayaran kas atau penerimaan kembali (restitusi) pajak
penghasilan kecuali jika dapat diidentifikasikan secara
khusus sebagai bagian daqri aktivitas pendanaan dan
investasi.
Penerimaan dan pembayaran kas dari kontrak yang
diadakan untuk tujuan transaksi usaha dan perdagangan.
Data dalam penelitian variabel ini diambil dari laporan keuangan
perusahaan terutama laporan arus kas .dan untuk pengukurannya
menggunakan skala rasio dengan satuan rupiah (Rp).
b. Arus Kas Investasi
Penggungkapan terpisah arus kas yang berasal dari aktivitas
investasi perlu dilakukan sebab arus kas tersebut mencerminkan
penerimaan dan pengeluaran kas sehubungan dengan sumber daya
yang bertujuan menghasilkan pendapatan dan arus kas masa depan
(PSAK 2009).
Teknik pengukurannya adalah selisih antara penerimaan kas dan
pengeluaran kas dari aktivitas investasi perusahaan.
Beberapa contoh arus kas dari aktivitas investasi :
Pembayaran kas untuk membeli asset tetap, asset tidak
berwujud,dan asset jangka panjang lainnya, termasuk
biaya pengembangan yang dikapitalisasi dan asset tetap
Penerimaan kas dari penjualan tanah, bangunan, dan
peralatan, serta asset tidak berwujud dan asset jangka
panjang lainya.
Perolehan saham atau instrumen keuangan perusahaan
lain.
Uang muka dan pinjaman yang diberikan kepada pihak
lainserta pelunasanya (kecuali yang dilakukan oleh
lembaga keuangan)
Pembayaran kas sehubungan dengan futures contracts,
forward contracts, option contracts, dan swap contracts
kecuali kontrak tersebut dilakukan untuk tujuan
perdagangan (dealing or trading), atau apabila
pembayaran tersebut diklasifikasikan sebagai aktivitas
pendanaan.
Data dalam penelitian variabel ini diambil dari laporan keuangan
perusahaan terutama laporan arus kas.dan untuk pengukurannya
dengan menggunakan skala rasio dengan satuan rupiah (Rp).
c. Arus Kas Pendanaan
Penggungkapan terpisah arus kas yang timbul dari aktivitas
pendanaan perlu dilakukan sebab berguna untuk memprediksi
klaim terhadap arus kas masa depan oleh para pemasok modal
teknik pengukurannya adalah selisih antara penerimaan kas dengan
pengeluaran kas dari aktivitas pendanaan perusahaan.
Beberapa contoh arus kas dari aktivitas pendanaan :
Penerimaan kas dari emisi saham atau instrument modal
lainya.
Pembayaran kas kepada para pemengang saham untuk
menarik saham perusahaan.
Penerimaan kas dari emisi obligasi, pinjaman, wesel,
hipotek, dan pinjaman lainnya.
Pelunasan pinjaman
Pembayaran kas oleh penyewa (lessee) untuk mengurangi
saldo kewajiban yang berkaitan dengan sewa pembiayaan
(finance lease)
Data dalam penelitian variabel ini diambil dari laporan keuangan
perusahaan terutama laporan arus kas.an untuk pengukurannya
menggunakan skala rasio dengan satuan rupiah (Rp).
d. Variabel bebas yang lainnya adalah Laba Akuntansi (X4)
Adalah laba bersih sebelum extraordanary items dan discontinued
operation. Alasan mengeluarkan kedua item tersebut adalah untuk
menghilangkan elemen yang mungkin menyebabkan pertumbuhan
laba meningkat dalam satu periode yang tidak akan timbul dalam
laba usaha yang sudah ditambah dan dikurangi elemen-elemen
seperti pendapatan bunga dan beban bunga (triyono, 2000: 60).
Data dalam variabel ini diambil dari laporan keuangan perusahaan
terutama laporan laba rugi. Dan untuk pengukurannya
menggunakan skala rasio dengan satuan rupiah (Rp).
2. Variabel terikat (Y) pada penelitian ini yaitu harga saham
Adalah harga saham dari perusahaan yang tercatat dalam pasar modal
pada saat closing price (harga pada saat terkhir hari bursa), setelah
terjadi pengumuman laporan keuangan pada periode pengamatan
(Triyono, 2000; 60).
Variable ini pengukurannya menggunakan arus kas tahun berikutnya
dengan pengukuran skala rasio dan satuan pengukur rupiah (Rp).
3.2. Teknik Penentuan Sampel
3.2.1. Populasi
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek /
subyek yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang
ditetapka oleh peneliti untuk dipelajari kemudian ditarik kesimpulannya
(Sugiyono, 2005: 55). Populasi yang digunakan dalam penelitian ini
adalah perusahaan food and beverage yang terdaftar pada PT bursa efek
Indonesia sebanyak 17 perusahaan dengan 68 laporan keuangan.
3.2.2. Sampel
Teknik pengambilan sampel dilakukan dengan metode “purposive
sampling” adapun pengertian purposive sampling adalah teknik
penentuan sampel yang dilakukan dengan cara pengambilan sampel
berdasarkan atas tujuan tertentu (sugiyono, 2005: 61), maka kreteria
sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah :
1. Perusahaan yang masuk kategori perusahaan food and beverage
yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dari tahun 2005-2008.
2. Perusahaan yang menerbitkan laporan keuangan dan catatan atas
laporan keuangan tahun 2005-2008 secara berturut-turut.
3. Perusahaan yang memperoleh laba selama tahun 2005-2008
Berdasarkan kreteria sampel yang digunakan maka jumlah
sampel dalam penelitian ini sebanyak 9 perusahaan dengan 36 laporan
keuangan
Adapun perusahaan tersebut adalah:
1. PT. Aqua Golden Mississippi, Tbk
2. PT. Cahaya Kalbar, Tbk
3. PT. Delta Djakarta, Tbk
4. PT. Fast Food Indonesia, Tbk
5. PT. Indofood Sukses Makmur, Tbk
6. PT. Mayora Indah, Tbk
7. PT. Multi Bintang Indonesia, Tbk
9. PT. Ultra Jaya Milk, Tbk
3.3. Teknik Pengumpulan Data
3.3.1. Sumber dan Jenis Data
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder
yang berasal dari indonesian capital market directory (ICMD) tahun
2005 – 2008 dan berasal dari situs www.idx.co.id yang berupa laporan
keuangan perusahaan. Ditinjau dari sifatnya, jenis data yang digunakan
dalam penelitian ini adalah data kuantitatif.
3.3.2. Pengumpulan Data
Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan adalah
dengan teknik dokumentasi, yaitu suatu teknik pengumpulan data
dengan mempelajari dan menggunakan laporan keuangan (laba sebelum
pos luar biasa dan laporan arus kas) khususnya arus kas dari aktivitas
operasional, aktivitas investasi dan aktivitas pendanaan serta laba.
3.4. Uji Kualitas Data
3.4.1. Uji Normalitas
Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah suatu data
mengikuti sebaran normal atau tidak. Untuk mengetahui apakah data
tersebut mengikuti sebaran normal dapat dilakukan dengan metode
Kolmogorov Smirnov dengan menggunakan program SPSS
Pedoman dalam mengambil keputusan apakah sebuah distribusi
data mengikuti distribusi normal adalah :
- Jika nilai signifikan (nilai profitabilitasnya) lebih kecil dari 5%,
maka distribusi adalah tidak normal.
- Jika nilai signifikasi (nilai profitabilitasnya) lebih besar dari nilai
5%, maka distribusi adalah normal.
3.5. Uji Asumsi Klasik
Persamaan regresi harus bersifat BLUE (Best Linier Unbiased
Estimator), artinya pengambilan keputusan melalui uji F dan uji t tidak
boleh bias. Untuk menghasilkan keputusan yang BLUE maka persamaan
regresi harus memenuhi ketiga asumsi klasik ini:
1. Tidak boleh ada autokorelasi
2. Tidak boleh ada multikolinieritas
3. Tidak boleh ada heteroskedasitas
Apabila salah satu dari ketiga asumsi dasar tersebut dilanggar, maka
persamaan regresi yang diperoleh tidak lagi bersifat BLUE, sehingga
pengambilan keputusan melalui uji F dan uji t menjadi bias (Gujarati,
1999: 218).
3.5.1. Autokorelasi
Autokorelasi dapat didefinisikan sebagai “korelasi antar data
atau data yang diambil pada waktu tertentu (data cross-sectional)”
(Gujarati,1999: 201). Menurut Santoso (2001: 219) uji autokorelasi
bertujuan untuk menguji apakah dalam suatu model regresi linier ada
korelasi antara korelasi pengganggu pada periode t dengan kesalahan
pada periode t-1 (sebelumnya). Untuk menguji apakah terjadi
autokorelasi atau tidak, digunakan uji Durbin-Watson (Dw-Test),
dengan ketentuan sebagai berikut:
Angka D-W di bawah -2 berarti ada autokorelasi positif
Angka D-W di antara -2 sampai +2, berarti tidak ada autokorelasi Angka D-W di atas +2 berarti ada autokorelasi negatif.
3.5.2. Multikolinieritas
Uji Multikolinieritas bertujuan untuk menguji apakah model
regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas (Independen).
Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi di antara
variabel independen (Ghozali, 2005: 91). Untuk mendeteksi ada atau
tidaknya multikolinieritas di dalam model regresi adala sebagai berikut:
Koefisien determinasi berganda (R square) tinggi
Koefisien korelasi sederhanannya tinggi
Akibat adanya multikolinier adalah:
1. Nilai standar error (galat baku) tinggi sehingga taraf kepercayaan
(confidence intervalnya) akan semakin melebar. Dengan demikian,
pengujuan koefisien regresi secara individu menjadi tidak
signifikan.
2. Profiitabilitas untuk menerima hipotesa Ho diterima (tidak ada
pengaruh antara variabel bebas terhadap variabel terikat) akan
semakin besar.
VIF menyatakan tingkat “pembengkakan” varians. Apabila varians lebih
besar dari 10. Hal ini berarti terdapat multikolinier pada persamaan
regresi linier.
3.5.3. Heteroskedastisitas
Uji Heteroskedastisitas bertujuan menguji apakah dalam, odel
regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke
pengamatan yang lain. Jika variance dari residual satu pengamatan ke
pengamatan lain tetap, maka disebut Homoskedastisitas dan jika berbeda
disebut Heteroskedastisitas. Model regresi yang baik adalah yang tidak
terjadi Keteroskedastisitas (Ghozali, 2005: 105).
Menurut Santoso, 2002: 301 deteksi adanya heteroskedastisitas adalah:
- Nilai probabilitas > 0,05 berarti bebas dari heteroskedastisitas