• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB 3 KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL

3.2. Definisi Operasional

Std. Oklusi Std. Hiperemis Std. Supurasi Std. Perforasi Std.

Resolusi

3.2. Definisi Operasional

3.2.1. Penderita OMA adalah pasien yang dinyatakan menderita OMA berdasarkan hasil diagnosis dokter dan tercatat dalam rekam medis.

3.2.2. Jumlah penderita OMA yang berobat adalah penderita yang berobat jalan atau rawat inap di RSUP H. Adam Malik untuk tahun 2010-2012.

Penderita OMA ini dipilih dari semua peringkat usia balita, anak sampai dewasa yang tercatat dalam rekam medis di RSUP H. Adam Malik.

Etiologi & Faktor Resiko

• Perubahan tekanan udara

• Alergi

• Infeksi

• Sumbatan o Sekret o Tampon

Gangguan

Otitis Media

• Usia

• Jenis kelamin

• Keluhan utama

• Lama keluhan

Cara pengukuran : Penelitian deskriptif dengan desain cross sectional Alat ukur : Rekam medis

Hasil ukur : Persentase Skala ukur : Nominal

3.2.3. Usia adalah lamanya hidup penderita OMA yang dihitung berdasarkan tahun sejak penderita lahir, sesuai dengan yang tercatat dalam rekam medis yang dikategorikan atas:

1. Balita : < 6 tahun 2. Anak : 6-18 tahun 3. Dewasa : > 18 tahun

Cara pengukuran : Penelitian deskriptif dengan desain cross sectional Alat ukur : Rekam medis

Hasil ukur : Persentase Skala ukur : Ordinal

3.2.4. Jenis kelamin adalah perbandingan laki-laki dan perempuan yang menderita OMA sesuai yang tercatat dalam rekam medis.

Cara pengukuran : penelitian deskriptif dengan desain cross sectional Alat ukur : Rekam medis

Hasil ukur : Persentase Skala ukur : Nominal

3.2.5. Keluhan utama adalah keluhan atau gejala utama yang dialami penderita OMA.

Cara pengukuran : Penelitian deskriptif dengan desain cross sectional Alat ukur : Rekam medis

Hasil ukur : Persentase Skala ukur : Nominal

3.2.6. Lama keluhan adalah waktu awal terjadinya keluhan utama hingga pasien datang berobat ke dokter, sesuai dengan yang tercatat dalam rekam medis yang dikategorikan atas :

1. < 3 minggu 2. 3-5 minggu 3. > 5 minggu

Cara pengukuran : Penelitian deskriptif dengan desain cross sectional Alat ukur : Rekam medis

Hasil ukur : Persentase Skala ukur : Interval

3.2.7. Stadium adalah gambaran untuk menunjukkan sejauh mana tingkat keparahan dan penyebaran penyakit OMA.

1. Stadium Oklusi 2. Stadium Hiperemis 3. Stadium Supurasi 4. Stadium Perforasi 5. Stadium Resolusi

Cara pengukuran : Penelitian deskriptif dengan desain cross sectional Alat ukur : Rekam medis

Hasil ukur : Persentase Skala ukur : Ordinal

BAB 4

METODE PENELITIAN

4.1. Jenis Penelitian

Penelitian ini adalah penelitian deskriptif yang akan menilai gambaran penderita OMA di RSUP H. Adam Malik pada tahun 2010-2012. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah retrospective, dimana data akan dikumpulkan berdasarkan survei rekam medis di poliklinik THT dan instalasi rekam medis di RSUP H. Adam Malik.

4.2. Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini dilakukan di RSUP H. Adam Malik. Waktu penelitian direncanakan pada bulan Juli-Desember 2013.

4.3. Populasi dan Sampel

Populasi penelitian adalah seluruh penderita OMA yang rawat inap dan berobat jalan di RSUP H. Adam Malik tahun 2010-2012. Sampel penelitian adalah semua populasi yang diambil berdasarkan periode waktu tertentu yaitu penderita yang berobat jalan atau rawat inap dari bulan Januari 2010 sampai Desember 2012. Kriteria inklusi adalah penderita OMA, sedangkan kriteria eksklusi adalah rekam medis yang tidak lengkap.

4.4. Teknik Pengumpulan Data

Data yang digunakan berupa data sekunder yaitu data rekam medis penderita OMA yang berobat jalan atau rawat inap dimana hal yang diperlukan dalam mendapatkan gambaran penderita OMA yang akan dicatat dan diuraikan berdasarkan kebutuhan peneliti.

4.5. Pengolahan dan Analisa Data

Dari rekam medis sampel, peneliti akan melakukan pencatatan terhadap variabel penelitian yang akan diteliti. Selanjutnya peneliti menghitung nilai

persentase untuk skala nominal dan ordinal. Pada proses pemasukkan data akan dilakukan pengecekan ganda oleh tenaga entry data dan analisis karakteristik penyakit dilakukan secara deskriptif dengan menggunakan program komputer.

Semua data yang terkumpul diolah secara deskriptif dan disusun dalam bentuk tabel.

BAB 5

HASIL DAN PEMBAHASAN

5.1. Hasil Penelitian

5.1.1. Deskripsi Lokasi Penelitian

Penelitian dilakukan di ruang penyimpanan rekam medis Rumah Sakit Umum Haji Adam Malik (RSUP HAM) kota Medan Provinsi Sumatera Utara yang berlokasi di Jalan Bunga Lau No. 17, Kelurahan Kemenangan Tani, Kecamatan Medan Tuntungan.

5.1.2. Karakteristik Individu

Data yang diperoleh berdasarkan rekam medis penderita otitis media akut (OMA) pada tahun 2010-2012 berjumlah 361 subjek. Distribusi frekuensi penderita OMA meliputi usia, jenis kelamin, keluhan utama, lama keluhan, dan stadium.

Berikut ini diuraikan karakteristik individu penderita OMA berdasarkan usia pada Tabel 5.1.

Tabel 5.1. Distribusi Frekuensi Penderita OMA Berdasarkan Usia

Usia Frekuensi Persen (%)

Balita <6 tahun 84 23.3

Anak-anak 6-18 tahun 68 18.8

Dewasa >18 tahun 209 57.9

Total 361 100.0

Berdasarkan tabel 5.1. dapat diketahui bahwa dari 361 penderita OMA terdapat 84 orang yang berusia <6 tahun atau balita (23,3%), 68 orang yang berusia 6-18 tahun atau anak-anak (18,8%), dan jumlah penderita OMA yang paling banyak adalah dewasa dengan usia >18 tahun yaitu 209 orang (57,9%).

Untuk mengetahui distribusi frekuensi jenis kelamin penderita OMA dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

Tabel 5.2. Distribusi Frekuensi Penderita OMA Berdasarkan Jenis Kelamin

Jenis Kelamin Frekuensi Persen (%)

Laki-laki 177 49.0

Perempuan 184 51.0

Total 361 100.0

Berdasarkan tabel 5.2. dapat diketahui bahwa dari 361 orang penderita OMA terdiri atas 177 orang laki-laki (49%) dan 184 orang perempuan (51%).

Selain jenis kelamin, juga dapat dilihat distribusi frekuensi berdasarkan keluhan utama penderita OMA pada tabel di bawah ini.

Tabel 5.3. Distribusi Frekuensi Penderita OMA Berdasarkan Keluhan Utama

Keluhan Utama Frekuensi Persen (%)

Telinga berair 155 42.9

Telinga sakit 99 27.4

Telinga berdengung 40 11.1

Telinga gatal 11 3.0

Telinga terasa penuh 41 11.4

Pendengaran berkurang

15 4.2

Total 361 100.0

Berdasarkan tabel 5.3. dapat diketahui bahwa keluhan utama penderita OMA yang paling banyak adalah telinga berair sebanyak 155 orang (42,9%), telinga sakit sebanyak 99 orang (27,4%), telinga berdengung sebanyak 40 orang (11,1%), telinga gatal sebanyak 11 orang (3%), telinga terasa penuh sebanyak 41 orang (11,4%), dan pendengaran berkurang sebanyak 15 orang (4,2%). Kemudian lama keluhan juga menjadi variabel penelitian. Untuk distribusi frekuensi lama keluhan OMA dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

Tabel 5.4. Distribusi Frekuensi Penderita OMA Berdasarkan Lama Keluhan

Lama Keluhan Frekuensi Persen (%)

<3 minggu 285 78.9

3-5 minggu 50 13.9

>5 minggu 26 7.2

Total 361 100.0

Berdasarkan tabel 5.4. dapat dilihat dari 361 penderita OMA, frekuensi lama keluhan penderita OMA paling banyak adalah <3 minggu sebanyak 285 orang (78,9%), 3-5 minggu sebanyak 50 orang (13,9%), dan >5 minggu sebanyak 26 orang (7,2%). Selain itu, stadium penderita OMA juga dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

Tabel 5.5. Distribusi Frekuensi Penderita OMA Berdasarkan Stadium

Stadium Frekuensi Persen (%)

Oklusi 18 5.0

Hiperemis 107 29.6

Supurasi 37 10.2

Perforasi 193 53.2

Resolusi 6 1.7

Total 361 100.0

Berdasarkan tabel 5.5. dapat dilihat frekuensi dan persentase stadium OMA yaitu stadium oklusi sebanyak 18 orang (5%), stadium hiperemis sebanyak 107 orang (29,6%), stadium supurasi sebanyak 37 orang (10,2%), stadium OMA paling banyak adalah stadium perforasi sebanyak 193 orang (53,5%), dan stadium resolusi sebanyak 6 orang (1,7%).

5.2. Pembahasan

Jumlah penderita OMA di RSUP HAM tahun 2010-2012 adalah 361 orang. Sebagian besar penderita OMA di RSUP HAM paling banyak berada pada rentang usia dewasa yaitu >18 tahun sebanyak 209 orang (57,9%), kemudian

paling banyak kedua adalah balita berusia <6 tahun sebanyak 84 orang (23,3%), dan paling sedikit adalah anak-anak usia 6-18 tahun sebanyak 68 orang (18,8%).

Angka tersebut menunjukkan bahwa orang dewasa lebih banyak menderita OMA dibandingkan balita dan anak-anak. Namun, hal ini tidak sesuai dengan penelitian Ehrlich (2011) yang mengemukakan bahwa OMA lebih banyak terjadi pada bayi dan anak-anak sebanyak 75%. Begitu juga dengan penelitian Kaneshiro dan Donaldson (2010) yang menyatakan bahwa frekuensi OMA tertinggi adalah pada bayi, balita, dan anak-anak sebanyak 70%. Pada balita dan anak-anak, kasus OMA meningkat disebabkan beberapa hal yaitu letak tuba eustachius lebih pendek dan lebih landai sehingga ISPA lebih mudah menyebar ke telinga tengah. Fungsi fisiologis dan imunologi yang masih rendah serta masih dalam perkembangan.

Dan faktor adenoid yaitu salah satu organ di tenggorokan bagian atas yang berperan dalam kekebalan tubuh pada anak relatif lebih besar dibandingkan pada orang dewasa, dimana posisi adenoid berdekatan dengan muara saluran eustachius sehingga adenoid yang besar dapat mengganggu terbukanya saluran eustachius.

Selain itu, adenoid sendiri dapat terinfeksi dimana infeksi tersebut kemudian menyebar ke telinga tengah lewat saluran eustachius (Soni, 2006). Ketiga hal tersebut membuat balita dan anak-anak rentan terkena infeksi (Leenoos, 2007).

Pada penelitian ini lebih banyak dijumpai penderita usia dewasa yaitu >18 tahun.

Hal ini kemungkinan disebabkan progresivitas kasus OMA umumnya lebih berat pada dewasa dibandingkan pada anak-anak. Karena pada anak-anak umumnya dapat membaik dengan perhatian khusus tanpa perlu diberikan antibiotik tertentu, kecuali adanya indikasi lain (Bylander et al, 2007). Kemungkinan lain yaitu penderita usia balita maupun anak-anak telah berobat ke dokter spesialis anak atau ke rumah sakit lain (Puskesmas).

Persentase jenis kelamin pada penderita OMA adalah laki-laki sebanyak 177 orang (49%), sedangkan perempuan sebanyak 184 orang (51%). Hal ini menunjukkan bahwa perempuan lebih banyak menderita OMA daripada laki-laki.

Penelitian ini tidak sesuai dengan penelitian Siew (2007) yang menemukan insidensi tertinggi OMA terjadi pada laki-laki (55,3%) dibandingkan perempuan (44,7%). Penyebab insidensi OMA lebih banyak pada perempuan tidak diketahui

secara pasti. Kemungkinan jenis kelamin tidak mempengaruhi patensi tuba eustachius mengalami infeksi, dan tidak mempengaruhi risiko seseorang untuk menderita OMA. Kemungkinan lain yaitu risiko laki-laki dan perempuan terkena OMA dapat dipengaruhi seberapa sering individu terpapar oleh asap rokok atau polusi udara lain, baik perokok aktif atau pasif maupun orang-orang yang bekerja atau tinggal di daerah industri. Karena zat-zat toksik yang terkandung dalam rokok dan asap pabrik dapat merusak silia-silia saluran nafas sehingga pembersihan jalan nafas terganggu, maka akan mudah terjadi infeksi. Hal tersebut meningkatkan risiko terjadinya OMA (Sparks et al, 2007).

Keluhan utama yang ditemukan pada penderita OMA adalah telinga berair sebanyak 155 orang (42,9%), telinga sakit sebanyak 99 orang (27,4%), telinga berdengung sebanyak 40 orang (11,1%), telinga gatal sebanyak 11 orang (3%), telinga terasa penuh sebanyak 41 orang (11,4%), dan pendengaran berkurang sebanyak 15 orang (4,2%). Angka tersebut menunjukkan bahwa keluhan utama yang paling banyak ditemukan pada kasus OMA adalah telinga berair. Penelitian ini sama dengan yang ditemukan pada penelitian Siew (2007) bahwa distribusi proporsi tertinggi OMA adalah keluar cairan atau telinga berair (84,7%). Hal ini kemungkinan disebabkan oleh keterlambatan pengobatan atau keterlambatan pemberian antibiotik. Telinga berair pada OMA merupakan stadium perforasi dimana membran timpani yang menonjol atau bulging mengalami nekrosis dan akhirnya terjadi ruptur, sehingga nanah akan keluar dan mengalir dari liang telinga tengah ke liang telinga luar (Djaafar, 2003).

Lama keluhan yang paling banyak ditemukan pada penderita OMA yaitu

<3 minggu sebanyak 285 orang (78,9%), diikuti 3-5 minggu sebanyak 50 orang (13,9%), dan >5 minggu sebanyak 26 orang (7,2%). Belum ada penelitian mengenai lama keluhan penderita OMA. Namun, lama keluhan OMA <3 minggu kemungkinan disebabkan rasa yang tidak nyaman atau rasa nyeri pada telinga yang mengganggu aktifitas sehari-hari, sehingga pasien datang ke dokter untuk berobat. Maka dengan pemberian antibiotik pada OMA akan menghasilkan perbaikan gejala dalam 48-72 jam (Leenoos, 2007). Peneliti mengkategorikan

lama keluhan untuk membedakan OMA (<3 minggu), OMSS (<8 minggu), dan OMSK (>8 minggu) berdasarkan penjelasan yang dikutip dari Djaafar (2003).

Persentase stadium yang ditemukan pada penderita OMA yaitu stadium oklusi sebanyak 18 orang (5%), stadium hiperemis sebanyak 107 orang (29,6%), stadium supurasi sebanyak 37 orang (10,2%), stadium yang paling banyak ditemukan adalah stadium perforasi sebanyak 193 orang (53,5%), dan stadium resolusi sebanyak 6 orang (1,7%) merupakan stadium yang paling sedikit ditemukan. Hal ini sama dengan yang ditemukan pada penelitian Siew (2007), bahwa proporsi tertinggi kasus OMA terjadi pada stadium perforasi (66,3%).

Kemungkinan penyebab stadium perforasi lebih banyak ditemukan pada kasus OMA karena tingginya virulensi kuman dan keterlambatan pemberian antibiotik, yang ditandai dengan rupturnya membran timpani sehingga sekret berupa nanah yang jumlahnya banyak akan mengalir dari telinga tengah ke liang telinga luar (Siew, 2007).

BAB 6

KESIMPULAN DAN SARAN

6.1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasannya, maka dapat diambil kesimpulan mengenai profil penderita OMA di RSUP HAM tahun 2010-2012 bahwa usia penderita OMA paling banyak adalah usia >18 tahun 209 orang (57,9%). OMA lebih banyak ditemukan pada perempuan yaitu 184 orang (51%).

Keluhan utama yang paling sering ditemukan adalah telinga berair sebanyak 155 subjek (42,9%). Lama keluhan OMA yang paling banyak ditemukan yaitu <3 minggu sebanyak 285 subjek (78,9%). Stadium yang paling banyak ditemukan pada kasus OMA adalah stadium perforasi 193 subjek (53,5%).

6.2. Saran

Beberapa hal yang dapat disarankan berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan antara lain :

1. Untuk peneliti selanjutnya agar lebih memperhatikan faktor-faktor lain yang dapat menjadi faktor pemicu terjadinya OMA sehingga hasil penelitian lebih baik lagi.

2. Kepada pembaca agar lebih meningkatkan kewaspadaan terhadap OMA.

Karena dengan pencegahan dini serta segera mendapatkan terapi apabila timbul keluhan merupakan program yang sangat penting untuk mengurangi morbiditas OMA.

3. Perlu rekam medik yang lebih baik dengan data yang lebih lengkap agar didapatkan jumlah subjek penelitian yang lebih banyak dengan informasi yang memadai.

DAFTAR PUSTAKA

American Academy of Pediatric and American Academy of Family Physician, 2004. Diagnosis and Management of Acute Otitis Media. Pediatrics 113 (5) : 1451-65.

B., Samuel,Rudolf, 2008. Hubungan Antara Faktor Usia dan Angka Kejadian Otitis Media di RSUP H. Adam Malik Periode 2009-2010. Karya Tulis Ilmiah Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara.

Bluestone, C.D., Klein, J.O., 1996. Otitis Media, Atelektasis, and Eustachian Tube Dysfunction. In Bluestone, Stool. Kenna eds. Pediatric Otolaryngology. 3rd ed. London : WB Saunders, Philadelphia, 388-582.

Buchman, C.A., Levine, J.D., Balkany, T.J., 2003. Infection of The Ear. In : Lee, K.J., ed. Essential Otolaryngology Head and Neck Surgery. 8th ed. USA : McGraw-Hill Companies, Inc., 462-511.

Bylander, A., Gisselsson-Solen, M., Wilhelmsson, C., Hermansson, A., Melhus, A., 2007. Journal of Clinical Microbiology, 45 (9) : 3003-3005.

Dhingra, P.L., 2006. Disease of Ear, Nose, and Throat, Fourth Edition. In : Elsevier, 3-13;66-83.

Djaafar, Z.A., Helmi, Restuti, R.D., 2003. Kelainan Telinga Tengah. Dalam : Soepardi, E.A., Iskandar, N., Bashiruddin, J., Restuti, R.D., ed. Buku Ajar Ilmu Kesehatan Telinga Hidung Tenggorok Kepala dan Leher Edisi Kelima. Jakarta : Balai Penerbit FKUI, 50-53.

Donaldson, J.D., 2010. Middle Ear, Acute Otitis Media, Medical Treatment : Overview, eMedicine. Diunduh dari : http://emedicine.medscape.com./

article/859316-overview. [Diakses 14 Maret 2011].

Dube, E., et al, 2011. Burden of Acute Otitis Media on Canadian Families.

Canadian Family Physician, 57 : 60, 62-64.

Emonts, M., et al, 2007. Genetic Polymorphisms in Immunoresponse Gene TNFA, IL6, IL10,and TLR4 are Associated with Recurrent Acute Otitis Media.

Pediatrics, 120 (4) : 814-815.

Erlich, Steven, D., 2011. Solution Acupunture, a Private Practice Specializing in Complementary and Alternative Medicine, Phoenix, AZ. Review provided by VeriMed Healthcare Network.

Kaneshiro, N., K.,2010. Ear Infection-Acute. Adam, Inc. Diunduh dari : http://health.yahoo.net/adamcontent/ear-infection-acute#definition.

[Diakses 25 Maret 2011].

Kerschner, J.E., 2007. Otitis Media. In : Kliegman, R.M., ed. Nelson Textbook of Pediatrics. 18th ed. USA : Saunders Elsevier, 2632-2646.

Lanphear, B.P., Byrd, R.S., Auinger, P., Hall, C.B., 1997. Increasing Prevalence of Recurrent Otitis Media Among Children in The United States.

Pediatrics, 99 (33) : 1-3.

Leenoos, Samuel, Linus, 2007. Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Infeksi Saluran Pernapasan Atas Akut Sebagai Salah Satu Faktor Resiko TerjadinyaOtitis Media Akut di Puskesmas Padang Bulan. Karya Tulis Ilmiah Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara.

Ramakrishnan, K., Sparks, R.A., Berryhill, W.E., 2007. Diagnosis and Treatment of Otitis Media. American Family Physician, 76 (11) : 1650-1653.

Rubin, M.A., Gonzales, R., Sande, M.A., 2008. Pharyngitis, Sinusitis, and Other Upper Respiratory Tract Infections. In : Fauci, A.S., ed. Harrysons’s Principle of Internal Medicine. 17th ed. USA :McGraw-Hill Companies, Inc., 205-214.

Seeley, R.R., 2003. Anatomy & Physician, Sixth Edition. New York : McGraw-Hill. 205-279.

Siew, Tan, Hong, 2007. Karakteristik Penderita Otitis Media Akut pada Anak yang Berobat ke Instalasi Rawat Jalan SMFTHT Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan pada Tahun 2009. Karya Tulis Ilmiah Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara.

Snell, Richard, S., ed. 2006. Anatomi Klinik untuk Mahasiswa Kedokteran, Edisi 6. Terjemahan Liliana Sugiharto. Jakarta : EGC, 782-790.

Soetirto, Indro, 2009. Ballenger’s Manual of Otorhinolaryngology Head and Neck Surgery, 16th Edition. Philadelphia : Decker, 24-45.

A., Soni, 2006. Ear Infections (Otitis Media) in Children (0-17) : Use and Expenditure. Rockville, MD : Agency for Healthcare Research and Quality ; Desember, 2008. Statistical Brief #228.

Suheriyanto, R., 2000. Efektifitas Ofloxacin Tetes Telinga pada Otitis Media Purulenta Akuta Perforata di Poliklinik THT RSUD Dr. Saiful Anwar Malang : Uji Klinis, Spektrum, dan Uji Kepekaan Kuman Aerob. Cermin Dunia Kedokteran, 128 : 45-46.

Titisari, H., 2005. Prevalensi dan Sensitivitas Haemophilus Influenzae pada Otitis Media Akut di RSCM dan RSAB Harapan Kita. Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.

Tortora, G.J., Derrickson, B.H., 2009. The Special Senses. Dalam : Roesch, B., et al, ed. Principles of Anatomy and Physiology 12th edition International Student Version Volume 1. Hoboken : John Wiley and Sons, Inc, 620-621.

No . Tahu

2 minggu Perforasi 6. 2010 40.09.00 Misriadi 33

1 minggu Hiperemis 14. 2010 41.72.75 Lamsiang 41

23. 2010 41.77.14 Edy 8 tahun L Telinga sakit 7 hari Oklusi

P Telinga berair 1 minggu Hiperemis 28. 2010 43.46.21 Rendi 21

tahun

L Telinga

berdengung

2 minggu Perforasi 29. 2010 43.49.23 Rianton 20

tahun

L Telinga sakit 2 hari Hiperemis 30. 2010 43.53.20 Lusin 50

tahun

P Telinga berair 1 minggu Perforasi 31. 2010 43.96.06 Dio 4 tahun L Telinga berair 1 minggu Perforasi

P Telinga berair 2 minggu Perforasi 37. 2010 43.27.82 Jeremia 1 tahun L Telinga berair 3 bulan Resolusi

tahun berdengung

2 bulan Perforasi 54. 2010 42.68.68 Niel 2 tahun L Telinga berair 1 bulan Supurasi

1 minggu Perforasi 62. 2010 41.73.28 Ponel 47

tahun

L Telinga terasa penuh

3 bulan Hiperemis 63. 2010 42.71.29 Gilang 7 tahun L Telinga sakit 1 hari Hiperemis 64. 2010 42.85.31 Juliana 33

tahun

P Telinga

berdengung

1 minggu Hiperemis 65. 2010 42.84.19 Hitler 49

P Telinga berair 3 minggu Perforasi 73. 2010 44.27.14 Nurwati 46

P Telinga berair 2 minggu Perforasi 78. 2010 44.28.50 Anjeli 6 tahun P Telinga berair 5 hari Perforasi 79. 2010 44.68.57 Amir 23 L Telinga berair 1 minggu Supurasi

tahun

P Telinga berair 15 tahun Perforasi 83. 2010 44.95.43 Bambang 39

2 minggu Supurasi 94. 2010 45.69.55 Kevin 4 tahun L Telinga sakit 3 hari Supurasi

1 bulan Perforasi 97. 2011 47.01.57 Heldina 15

1 bulan Perforasi 101. 2010 45.27.45 Fari 5 tahun L Telinga berair 3 hari Perforasi

107. 2011 47.32.39 Eframa 3 tahun L Telinga berair 3 hari Perforasi

P Telinga berair 2 minggu Hiperemis 112. 2011 47.04.91 Jeki 52

1 minggu Hiperemis 115. 2011 47.26.94 Fariz 2 tahun L Telinga berair 2 hari Perforasi

P Telinga berair 1 minggu Perforasi 130. 2011 46.93.61 Kezia 1 tahun P Telinga berair 4 hari Perforasi

P Telinga berair 2 minggu Perforasi 133. 2011 47.75.11 Surya 22

tahun

L Telinga berair 1 hari Perforasi 134. 2011 48.11.97 Erikriadi 29

tahun

L Telinga berair 1 minggu Perforasi 135. 2011 48.94.97 Samiaji 3 bulan L Telinga berair 1 hari Perforasi 136. 2011 48.68.97 Shendi 4 tahun L Telinga sakit 1 hari Supurasi 137. 2011 48.41.68 Grace 6 tahun P Telinga sakit 1 hari Supurasi 138. 2011 48.78.51 Tiara 7 tahun P Telinga sakit 1 hari Hiperemis 139. 2011 48.80.65 Rosdiana 47 P Telinga berair 2 hari Oklusi

tahun 140. 2011 48.79.87 Arya 11

tahun

L Telinga

berdengung

1 bulan Hiperemis 141. 2011 48.53.69 Samaria 55

1 bulan Hiperemis 146. 2012 50.01.13 Ekin 13

tahun

L Telinga

berdengung

2 minggu Supurasi 147. 2012 51.04.77 Wasti 58

L Telinga berair 3 minggu Perforasi 153. 2012 50.24.84 Dipa 3 tahun P Telinga berair 1 minggu Perforasi

165. 2012 50.52.04 Kadiran 35

L Telinga berair 1 minggu Perforasi 168. 2012 52.23.53 Siti 58

P Telinga berair 3 minggu Perforasi 181. 2011 49.03.71 Annisa 18

191. 2011 48.48.07 Linda 26

1 minggu Hiperemis 196. 2011 49.21.66 Siti 3 tahun P Telinga berair 3 hari Perforasi

2 minggu Hiperemis 204. 2012 53.13.61 Nike 1 tahun P Telinga berair 2 minggu Perforasi 205. 2012 53.00.72 Bagus 42

tahun

L Telinga

berdengung

2 minggu Hiperemis 206. 2012 53.56.75 Eddy 51

1 minggu Hiperemis 208. 2012 53.55.43 Nanda 17

tahun

P Telinga sakit 3 hari Supurasi 209. 2012 53.59.52 Nurpala 21

tahun

P Telinga berair 1 minggu Perforasi 210. 2012 53.73.32 Hartini 29

tahun

P Telinga terasa penuh

2 minggu Perforasi 211. 2011 49.19.19 Edu 60

tahun

L Telinga

berdengung

1 minggu Perforasi 212. 2011 49.20.13 Tere 19

217. 2011 49.02.00 Wiliam 4 bulan L Telinga berair 2 hari Perforasi 218. 2011 49.71.19 Muthia 9 tahun P Telinga sakit 1 hari Perforasi 219. 2011 49.77.07 Kukuh 4 tahun L Telinga terasa

penuh

1 minggu Hiperemis 220. 2012 49.96.20 Sabar 34

1 minggu Hiperemis 226. 2012 54.11.18 Sahat 32

1 bulan Perforasi 228. 2012 54.11.22 Amser 44

tahun

L Telinga berair 1 minggu Perforasi 229. 2012 54.11.36 Piola 10

P Telinga berair 3 minggu Perforasi 233. 2011 49.16.16 Ulfa 16

L Telinga berair 1 minggu Hiperemis 236. 2012 53.63.37 Billy 23

L Telinga berair 2 minggu Perforasi 240. 2012 54.24.24 Jhon 4 tahun L Telinga berair 3 bulan Perforasi

tahun 245. 2011 46.79.24 Mangasi 43

tahun

L Telinga

berdengung

2 tahun Hiperemis 246. 2010 45.05.22 Benni 25

tahun

L Telinga berair 1 minggu Perforasi 247. 2010 45.15.57 Tiorlan 47

1 minggu Perforasi 251. 2011 47.25.82 Rimenda 38

tahun

P Telinga

berdengung

2 minggu Hiperemis 252. 2011 47.37.90 Nehemia 10

2 minggu Hiperemis 256. 2010 43.29.13 Rusmian 50

tahun

P Telinga

berdengung

1 minggu Perforasi 257. 2010 40.18.58 Martin 16

3 bulan Perforasi 262. 2010 42.46.26 Barri 1 tahun L Telinga berair 1 hari Hiperemis

1 minggu Hiperemis 265. 2010 42.31.42 Sarah 18

1 minggu Perforasi

268. 2010 17.67.86 Friska 10

1 minggu Hiperemis 271. 2012 03.70.62 Pestaria 20

tahun

P Telinga

berdengung

1 minggu Hiperemis 272. 2012 00.90.70 Thomas 67

10 hari Hiperemis 277. 2012 05.68.74 Lembata 54

tahun

L Telinga terasa penuh

1 minggu Supurasi 278. 2012 11.46.78 Sinuraya 58

tahun

L Pendengaran berkurang

1 minggu Hiperemis 279. 2010 34.07.29 Fahri 3 tahun L Telinga sakit 3 hari Hiperemis 280. 2011 34.11.17 Maklik 51

tahun

L Pendengaran berkurang

3 bulan Perforasi 281. 2012 29.47.12 Mikha 4 tahun P Telinga sakit 3 hari Hiperemis

1 bulan Perforasi 292. 2010 44.05.93 Paulus 57

tahun

L Telinga berair 4 hari Perforasi

293. 2011 48.38.50 Tina 71 tahun

P Pendengaran berkurang

1 minggu Perforasi 294. 2011 48.92.12 Dinda 40

P Telinga berair 1 minggu Perforasi 298. 2011 02.79.36 Justin 73

tahun

L Telinga terasa penuh

2 minggu Hiperemis 299. 2010 25.60.10 Seina 23

1 bulan Hiperemis 303. 2011 48.75.02 Chairul 50

tahun

L Telinga terasa penuh

2 minggu Perforasi 304. 2011 48.33.15 Maria 48

tahun

P Pendengaran berkurang

1 minggu Hiperemis 305. 2011 48.31.23 Rio 15

L Telinga berair 3 minggu Perforasi 310. 2012 46.60.14 Japed 55

P Telinga berair 2 minggu Perforasi 313. 2012 53.09.44 Umi 39

P Telinga berair 2 minggu Perforasi

316. 2012 49.94.85 Tri 42

1 minggu Supurasi 322. 2012 53.53.66 Nelli 38

2 minggu Perforasi 324. 2012 52.47.45 Bachta 72

1 bulan Perforasi 332. 2011 47.19.11 Nadya 2 tahun P Telinga berair 1 bulan Perforasi

2 minggu Supurasi 340. 2012 53.46.88 Diah 15

tahun

P Telinga sakit 3 hari Supurasi

341. 2012 53.99.93 Nadya 9 tahun P Telinga sakit 1 bulan Supurasi

1 bulan Perforasi 344. 2012 50.21.33 Yunika 16

tahun

P Telinga sakit 4 hari Perforasi 345. 2012 50.43.95 Amri 43

tahun

L Telinga berair 2 minggu Perforasi 346. 2012 50.67.63 Angkus 69

1 minggu Perforasi 348. 2012 54.16.82 Susanti 30

1 minggu Perforasi 351. 2011 49.68.08 Johanes 64

2 minggu Hiperemis 354. 2011 48.99.82 Nurti 17

1 bulan Perforasi 358. 2010 32.14.70 Olivia 4 tahun P Telinga berair 1 minggu Perforasi 359. 2010 41.31.57 Saiful 48

tahun

L Telinga terasa penuh

1 bulan Hiperemis 360. 2011 40.20.80 Sipon 34

Statistics

tahun umur jk k.utama lamakel stadium umur kelompok

N Valid 361 361 361 361 361 361 361

Missing 0 0 0 0 0 0 0

Mean 1.95 26.4434 1.51 2.25 1.28 3.17 2.35

Std. Error of Mean .044 1.06709 .026 .080 .031 .054 .044

Median 2.00 24.0000 2.00 2.00 1.00 4.00 3.00

Mode 1 1.00a 2 1 1 4 3

Std. Deviation .832 20.27471 .501 1.514 .590 1.035 .833

Variance .692 411.064 .251 2.293 .348 1.070 .694

Range 2 85.85 1 5 2 4 2

Minimum 1 .15 1 1 1 1 1

Maximum 3 86.00 2 6 3 5 3

Sum 704 9546.06 545 812 463 1145 847

a. Multiple modes exist. The smallest value is shown

tahun

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid 2010 134 37.1 37.1 37.1

2011 111 30.7 30.7 67.9

2012 116 32.1 32.1 100.0

Total 361 100.0 100.0

umur

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid .15 1 .3 .3 .3

.25 1 .3 .3 .6

.33 1 .3 .3 .8

.50 1 .3 .3 1.1

.83 1 .3 .3 1.4

1.00 20 5.5 5.5 6.9

2.00 20 5.5 5.5 12.5

3.00 14 3.9 3.9 16.3

4.00 16 4.4 4.4 20.8

5.00 9 2.5 2.5 23.3

6.00 6 1.7 1.7 24.9

7.00 7 1.9 1.9 26.9

8.00 4 1.1 1.1 28.0

9.00 6 1.7 1.7 29.6

10.00 8 2.2 2.2 31.9

11.00 2 .6 .6 32.4

12.00 3 .8 .8 33.2

13.00 4 1.1 1.1 34.3

14.00 5 1.4 1.4 35.7

15.00 8 2.2 2.2 38.0

16.00 5 1.4 1.4 39.3

17.00 5 1.4 1.4 40.7

18.00 5 1.4 1.4 42.1

19.00 8 2.2 2.2 44.3

20.00 5 1.4 1.4 45.7

21.00 6 1.7 1.7 47.4

22.00 3 .8 .8 48.2

23.00 4 1.1 1.1 49.3

24.00 7 1.9 1.9 51.2

25.00 2 .6 .6 51.8

26.00 4 1.1 1.1 52.9

27.00 4 1.1 1.1 54.0

28.00 7 1.9 1.9 56.0

29.00 4 1.1 1.1 57.1

30.00 5 1.4 1.4 58.4

31.00 6 1.7 1.7 60.1

32.00 5 1.4 1.4 61.5

33.00 4 1.1 1.1 62.6

34.00 6 1.7 1.7 64.3

35.00 3 .8 .8 65.1

36.00 1 .3 .3 65.4

37.00 2 .6 .6 65.9

38.00 7 1.9 1.9 67.9

39.00 4 1.1 1.1 69.0

40.00 6 1.7 1.7 70.6

41.00 8 2.2 2.2 72.9

42.00 3 .8 .8 73.7

43.00 5 1.4 1.4 75.1

44.00 3 .8 .8 75.9

45.00 6 1.7 1.7 77.6

46.00 6 1.7 1.7 79.2

47.00 6 1.7 1.7 80.9

48.00 5 1.4 1.4 82.3

49.00 7 1.9 1.9 84.2

50.00 5 1.4 1.4 85.6

51.00 8 2.2 2.2 87.8

52.00 3 .8 .8 88.6

53.00 3 .8 .8 89.5

54.00 2 .6 .6 90.0

55.00 5 1.4 1.4 91.4

56.00 2 .6 .6 92.0

57.00 3 .8 .8 92.8

58.00 4 1.1 1.1 93.9

59.00 3 .8 .8 94.7

60.00 3 .8 .8 95.6

61.00 1 .3 .3 95.8

62.00 1 .3 .3 96.1

63.00 2 .6 .6 96.7

64.00 2 .6 .6 97.2

65.00 1 .3 .3 97.5

66.00 1 .3 .3 97.8

67.00 1 .3 .3 98.1

69.00 1 .3 .3 98.3

71.00 1 .3 .3 98.6

72.00 1 .3 .3 98.9

73.00 1 .3 .3 99.2

74.00 1 .3 .3 99.4

80.00 1 .3 .3 99.7

86.00 1 .3 .3 100.0

Total 361 100.0 100.0

umur kelompok

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid balita 84 23.3 23.3 23.3

anak-anak 68 18.8 18.8 42.1

dewasa 209 57.9 57.9 100.0

Total 361 100.0 100.0

jk

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid laki-laki 177 49.0 49.0 49.0

perempuan 184 51.0 51.0 100.0

Total 361 100.0 100.0

k.utama

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid telinga berair 155 42.9 42.9 42.9

telinga sakit 99 27.4 27.4 70.4

telinga berdengung 40 11.1 11.1 81.4

telinga gatal 11 3.0 3.0 84.5

telinga terasa penuh 41 11.4 11.4 95.8

pendengaran berkurang 15 4.2 4.2 100.0

Total 361 100.0 100.0

lamakel

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid <3 minggu 285 78.9 78.9 78.9

3-5 minggu 50 13.9 13.9 92.8

>5 minggu 26 7.2 7.2 100.0

Total 361 100.0 100.0

stadium

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid oklusi 18 5.0 5.0 5.0

hiperemis 107 29.6 29.6 34.6

supurasi 37 10.2 10.2 44.9

perforasi 193 53.5 53.5 98.3

resolusi 6 1.7 1.7 100.0

Total 361 100.0 100.0

Dokumen terkait