• Tidak ada hasil yang ditemukan

Definisi Operasional

Dalam dokumen Oleh : DWI ERNAWATI A (Halaman 46-172)

BAB III. KERANGKA PEMIKIRAN

3.4 Definisi Operasional

Beberapa definisi operasional yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Sistem Pelaksanaan Penilaian Prestasi Kerja dievaluasi berdasarkan pengetahuan pegawai terhadap :

a. Tujuan dan manfaat penilaian prestasi kerja adalah sasaran yang ingin dicapai oleh Dinas Pertanian dan Peternakan Kabupaten Rembang dengan dilaksanakannya penilaian prestasi kerja bagi pegawainya.

Pengukurannya berdasarkan pengetahuan pegawai terhadap tujuan penilaian prestasi kerja, manfaat penilaian prestasi kerja bagi pegawai dan instansi, penilaian pegawai terhadap kegunaan penilaian prestasi kerja, penilaian pegawai terhadap keberadaan penilaian prestasi kerja, serta penilaian pegawai terhadap pernyataan bahwa adanya penilaian prestasi kerja telah memacu mereka untuk bekerja lebih giat.

b. Waktu pelaksanaan penilaian prestasi kerja adalah waktu yang berkaitan dengan pelaksanaan penilaian prestasi kerja. Pengukurannya berdasarkan pengetahuan pegawai Dinas Pertanian dan Peternakan Kabupaten Rembang terhadap waktu penilaian prestasi kerja.

c. Prosedur penilaian prestasi kerja adalah tata cara yang digunakan dalam penilaian prestasi kerja. Pengukurannya berdasarkan pengetahuan pegawai terhadap prosedur penilaian prestasi kerja.

d. Metode penilaian prestasi kerja adalah teknik yang dipakai Dinas Pertanian dan Peternakan Kabupaten Rembang dalam melaksanakan penilaian prestasi kerja pegawainya. Pengukurannya berdasarkan pengetahuan pegawai terhadap kriteria atau faktor-faktor penilaian prestasi kerja, standar penilaian prestasi kerja, dan penilaian pegawai terhadap kerahasiaan hasil penilaian prestasi kerja.

e. Proses penilaian prestasi kerja adalah langkah-langkah yang dilakukan dan kriteria efektivitas dalam penilaian penilaian prestasi kerja. Langkah-langkah penilaian terdiri dari lima Langkah-langkah, yaitu : (1) Mengidentifikasi tujuan spesifik dari penilaian, (2) Mengetahui pekerjaan yang diharapkan, (3) Menguji kinerja pegawai, (4) Menilai prestasi kerja pegawai, dan (5) Mendiskusikan hasil penilaian dengan pegawai yang bersangkutan.

Pengukurannya berdasarkan pengetahuan pegawai terhadap hasil penilaian prestasi kerja. Sedangkan kriteria efektivitas penilaian prestasi kerja adalah kemampuan untuk mencapai tujuan dari diadakannya penilaian prestasi kerja. Pengukurannya berdasarkan penilaian pegawai terhadap keabsahan penilaian prestasi kerja, hal yang dapat diandalkan, bebas dari bias, dan kepraktisan.

2. Potensi Motivasi Kerja

a. Potensi motivasi kerja untuk bekerja keras. Pengukurannya berdasarkan penilaian pegawai Dinas Pertanian dan Peternakan Kabupaten Rembang terhadap kesediaannya untuk bekerja keras sesuai dengan jam kerja yang telah ditetapkan instansi dan kesediaan pegawai untuk bekerja diluar jam kerja.

b. Potensi motivasi kerja untuk bekerjasama. Pengukurannya berdasarkan penilaian pegawai Dinas Pertanian dan Peternakan Kabupaten Rembang terhadap kesediaannya untuk membantu kesulitan pekerjaan rekan kerja dan bersedia menggantikan tugas rekan kerja apabila rekan kerja tersebut ada keperluan mendesak.

c. Potensi motivasi kerja untuk bertanggung jawab terhadap pekerjaan.

Pengukurannya berdasarkan penilaian pegawai Dinas Pertanian dan Peternakan Kabupaten Rembang terhadap kesediaannya untuk bekerja tidak sembarangan melainkan harus sesuai dengan standar kerja yang ada, dan bersedia menerima sanksi apabila tugas tidak dapat diselesaikan tepat pada waktunya.

3. Jenis kelamin dibagi menjadi dua kelompok, yaitu laki-laki dan perempuan.

4. Usia pegawai diukur menurut usia masing-masing pegawai yang menjadi responden.

5. Tingkat pendidikan adalah tingkat pendidikan formal yang terakhir dienyam pegawai. Tingkat pendidikan dikelompokkan berdasarkan jenjang pendidikan yang ditempuh pegawai yang menjadi responden.

6. Masa kerja adalah lamanya pegawai bekerja di Dinas Pertanian dan Peternakan Kabupaten Rembang.

7. Hubungan atasan dan bawahan adalah interaksi yang terjadi antara atasan dengan bawahannya, baik didalam pekerjaan maupun diluar pekerjaan.

Pengukurannya berdasarkan penilaian pegawai Dinas Pertanian dan Peternakan Kabupaten Rembang terhadap :

a. Kedekatan hubungan atasan dengan bawahan didalam pekerjaan yang dapat diukur dari penilaian pegawai terhadap kedekatan mereka dengan atasan pada saat jam kantor, intensitas atasan dalam menanyakan hasil kerja bawahan, dan intensitas pemberian pujian atau kritik yang membangun oleh atasan agar bawahan lebih meningkatkan lagi prestasi kerjanya.

b. Kedekatan hubungan atasan dengan bawahan diluar pekerjaan yang dapat diukur dari penilaian pegawai terhadap kedekatan diantara atasan dan bawahan diluar jam kerja yaitu pada saat istirahat ataupun sepulang kerja, dan pengetahuan atasan terhadap kondisi keluarga bawahan.

8. Hubungan sesama rekan kerja adalah interaksi yang terjadi antar sesama pegawai Dinas Pertanian dan Peternakan Kabupaten Rembang, baik didalam pekerjaan maupun diluar pekerjaan. Pengukurannya berdasarkan penilaian pegawai Dinas Pertanian dan Peternakan Kabupaten Rembang terhadap :

a. Kedekatan antara sesama rekan kerja didalam pekerjaan yang dapat diukur dari keeratan hubungan pegawai dengan pegawai lainnya dibagian lain, intensitas pemberian bantuan kepada sesama rekan kerja didalam menyelesaikan pekerjaan, dan intensitas pemberian dorongan, semangat dan saran kepada rekan kerja.

b. Kedekatan antara sesama rekan kerja diluar pekerjaan yang dapat diukur dari keeratan hubungan pegawai dengan keluarga sesama rekan kerja.

9. Peraturan dan kebijakan pemerintah adalah ketentuan-ketentuan yang ditetapkan oleh pemerintah yang dibuat dengan maksud membantu kelancaran kerja instansi pemerintah dan wajib ditaati oleh pegawainya. Pengukurannya berdasarkan penilaian pegawai Dinas Pertanian dan Peternakan Kabupaten Rembang terhadap peraturan mengenai jam kerja, peraturan mengenai penggunaan peralatan dan fasilitas kantor diluar jam kerja, kebijakan mengenai cuti kerja, prosedur pengambilan cuti kerja, dan kebijakan pemberian sanksi.

10. Kondisi kerja adalah keadaan di dalam instansi meliputi faktor suasana kerja dan faktor perlengkapan kerja yang mempengaruhi pegawai dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsinya. Pengukurannya berdasarkan penilaian pegawai Dinas Pertanian dan Peternakan Kabupaten Rembang terhadap kenyamanan tempat bekerja, ketenangan dan keamanan dalam bekerja, kelengkapan perlengkapan kerja, sistem pembagian kerja, dan keteraturan pembagian tugas.

11. Kompensasi adalah tindakan balas jasa yang diberikan oleh instansi kepada pegawai atas pekerjaan yang telah dilakukan, mencakup kompensasi langsung berupa gaji, maupun kompensasi tidak langsung untuk meningkatkan kesejahteraan pegawai seperti tunjangan. Pengukurannya berdasarkan penilaian pegawai Dinas Pertanian dan Peternakan Kabupaten Rembang terhadap kepuasan terhadap gaji yang diperoleh, serta kepuasan terhadap tunjangan dan fasilitas.

4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Dinas Pertanian dan Peternakan, yang berlokasi di Jl. Pemuda Nomor 77, Kabupaten Rembang, Jawa Tengah. Penentuan lokasi dilakukan secara sengaja (purposive) dengan pertimbangan bahwa Dinas Pertanian dan Peternakan Kabupaten Rembang merupakan pelaksana teknis Pemerintah Daerah dibidang pertanian dan peternakan Selain itu, adanya ketersediaan data yang dibutuhkan dalam penelitian dan kesediaan pihak kepegawaian untuk menerima peneliti. Pengumpulan data dilaksanakan pada bulan April - Juni 2006.

4.2. Jenis dan Sumber Data

Data yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder, baik yang bersifat kualitatif maupun bersifat kuantitatif. Data primer diperoleh dari pengamatan langsung di lapangan maupun melalui wawancara langsung dengan pihak kepegawaian Dinas Pertanian dan Peternakan Kabupaten Rembang serta pihak yang terkait dengan pelaksanaan penilaian prestasi kerja.

Data sekunder diperoleh dari laporan atau dokumen, studi pustaka yang memuat teori-teori, serta dari literatur lainnya yang terkait dan mendukung penelitian ini. Data tersebut diperoleh dari Dinas Pertanian dan Peternakan Kabupaten Rembang maupun tempat-tempat lainnya seperti Perpustakaan LSI Institut Pertanian Bogor (IPB), Badan Pusat Statistik (BPS), internet dan referensi terkait lainnya.

4.3. Teknik Pengambilan Sampel

Teknik pengambilan sampel pada penelitian ini menggunakan metode judgement sample karena sampel yang diambil ditentukan oleh pihak kepegawaian Dinas Pertanian dan Peternakan Kabupaten Rembang. Pengambilan sampel dalam penelitian ini dilakukan khusus pada pegawai yang sudah bersatus

sebagai Pegawai Negeri Sipil (PNS). Hal ini dilakukan dengan pertimbangan bahwa yang mendapatkan penilaian prestasi kerja adalah PNS dan Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) yang telah bekerja selama enam bulan, sedangkan pada saat dilakukan pengambilan sampel tidak ada pegawai Dinas Pertanian dan Peternakan Kabupaten Rembang yang berstatus sebagai CPNS.

Instrumen pengambilan data yang digunakan berupa kuesioner yang diberikan kepada setiap responden. Pegawai Negeri Sipil pada Dinas Pertanian dan Peternakan Kabupaten Rembang secara keseluruhan berjumlah 115 orang.

Responden yang diambil pada penelitian ini sebanyak 54 orang. Pengambilan jumlah sampel ini didasarkan pada rumus Slovin (Umar, 2005), yaitu :

dimana :

n = Ukuran sampel N = Ukuran populasi

e = Persen kelonggaran ketidaktelitian karena kesalahan pengambilan sampel yang masih dapat ditolerir atau diinginkan (error sampling) sebesar 10%

Perhitungannya adalah sebagai berikut :

4.4. Metode Pengumpulan Data

Metode yang dilakukan dalam mengumpulkan data yang relevan untuk menunjang dan memperkuat penelitian adalah sebagai berikut :

1. Wawancara. Wawancara dilakukan dengan pihak kepegawaian, pimpinan dan staf Dinas Pertanian dan Peternakan Kabupaten Rembang agar dapat memperoleh data penunjang untuk dianalisis lebih lanjut.

2. Observasi Lapang. Mengamati keadaan yang sesungguhnya di lapang tentang pekerjaan pegawai maupun kondisi fisik Dinas Pertanian dan Peternakan Kabupaten Rembang.

3. Kuesioner. Teknik pengumpulan data dengan memberikan daftar pernyataan yang diajukan kepada pihak yang berhubungan dengan masalah yang diteliti

. 2

(responden) untuk diisi. Daftar pernyataan yang diberikan kepada responden terdiri dari dua bagian, yaitu bagian pertama mengenai karakteristik responden, sedangkan bagian kedua mengenai faktor-faktor yang berhubungan dengan motivasi kerja pegawai dan tanggapan terhadap pelaksanaan penilaian prestasi kerja. Pernyataan-pernyataan yang terdapat pada bagian kedua berfungsi untuk menganalisis faktor-faktor eksternal dan penilaian prestasi kerja yang berhubungan dengan potensi motivasi kerja pegawai.

4. Studi Kepustakaan. Diperoleh dan dikumpulkan dengan cara membaca, mempelajari dan mengutip pendapat dari berbagai sumber buku, skripsi, laporan atau dokumen Dinas Pertanian dan Peternakan Kabupaten Rembang dan sumber lainnya yang berkaitan dengan masalah yang diteliti.

4.5. Skala Pengukuran

Skala pengukuran untuk menilai setiap jawaban pada kuesioner dilakukan dengan menggunakan skala Likert yang merupakan suatu skala yang dapat mengukur intensitas pendapat atau sikap dan banyak digunakan untuk mengukur penyesuaian pada keadaan tertentu, prasangka, konservatisme, dan sebagainya (Nasir, 1999). Responden diminta untuk mengisi pernyataan dalam skala ordinal berbentuk verbal dalam lima kategori. Setiap jawaban pada kuesioner diberikan bobot dimana jawaban yang sangat positif bernilai 5 dan jawaban yang sangat negative bernilai 1. Skor penilaiannya dapat dilihat pada Tabel 1.

Tabel 1. Skala Pengukuran Kuesioner dengan Menggunakan Skala Likert

Jawaban Responden Skor

(option) A Sangat erat/ sangat setuju/ sangat puas/ sangat lengkap/ sangat

teratur/ sangat bersedia/ sangat tahu 5 B Erat/ setuju/ puas/ lengkap/ teratur/ bersedia/ tahu 4 C Kurang erat/ kurang setuju/ kurang puas/ kurang lengkap/

kurang teratur/ kurang bersedia/ kurang tahu 3 D Tidak erat/ tidak setuju/ tidak puas/ tidak lengkap/ tidak

teratur/ tidak bersedia/ tidak tahu 2 E

Sangat tidak erat/ sangat tidak setuju/ sangat tidak puas/ sangat tidak lengkap/ sangat tidak teratur/ sangat tidak bersedia/

sangat tidak tahu

1 Sumber : Nasir (1999)

Jawaban-jawaban yang telah diberikan bobot kemudian dijumlahkan untuk setiap responden sehingga didapatkan skor pada tiap-tiap pernyataan dan skor total baik untuk tiap responden maupun secara total untuk seluruh responden guna dijadikan skor penilaian terhadap variabel-variabel yang diteliti.

4.6. Metode Pengolahan dan Analisis Data

Data yang diperoleh kemudian dianalisis secara kualitatif dan kuantitatif.

Analisis kualitatif dilakukan secara deskriptif, sedangkan analisis secara kuantitatif menggunakan uji korelasi rank Spearman dan Chi-Square. Pengolahan data dilakukan dengan menggunakan program komputer SPSS 15.00 for Windows ( Statistical Product and Service Solution).

4.6.1. Analisis Deskriptif

Analisis deskriptif adalah analisis yang berkaitan dengan pengumpulan dan penyajian suatu gugus data sehingga memberikan informasi yang berguna.

Analisis deskriptif dilakukan untuk mengetahui karakteristik responden berdasarkan status kepegawaian, jenis kelamin, umur, tingkat pendidikan dan masa kerja pegawai dengan cara mentabulasi hasil kuesioner secara manual.

Evaluasi sistem pelaksanaan penilaian prestasi kerja pegawai digunakan juga analisis kualitatif deskriptif yaitu analisis mengenai hal-hal penting dalam pelaksanaan penilaian prestasi kerja yang meliputi tujuan dan manfaat penilaian, waktu pelaksanaan, prosedur pelaksanaan, metode penilaian dan proses penilaian.

4.6.2. Uji Korelasi Rank Spearman

Analisis faktor-faktor ekstrinsik yang berhubungan dengan potensi motivasi kerja pegawai dan analisis hubungan sistem pelaksanaan penilaian prestasi kerja terhadap potensi motivasi kerja pegawai dalam penelitian ini menggunakan model uji korelasi rank Spearman. Uji ini dimaksudkan untuk mengetahui kuat tidaknya hubungan antara variabel satu dengan variabel lainnya dan melihat apakah kedua variabel tersebut berhubungan positif atau negatif. Uji korelasi ini digunakan untuk pengukuran korelasi pada statistik non parametrik dengan data ordinal.

Uji ini digunakan untuk melihat seberapa kuat hubungan antara variabel pengaruh (Variabel X) yaitu faktor-faktor ekstrinsik yang berhubungan dengan potensi motivasi kerja pegawai yang terdiri dari hubungan atasan dan bawahan, hubungan sesama rekan kerja, peraturan dan kebijakan pemerintah, kondisi kerja dan kompensasi dengan variabel terpengaruh (Variabel Y) yaitu potensi motivasi kerja pegawai untuk bekerja keras, bekerja sama, dan bertanggung jawab terhadap pekerjaan serta potensi motivasi secara keseluruhan. Selain itu, juga untuk mengetahui seberapa kuat hubungan antara variabel pengaruh (Variabel X) yaitu sistem pelaksanaan penilaian prestasi kerja dengan variabel terpengaruh (Variabel Y) yaitu potensi motivasi kerja pegawai untuk bekerja keras, bekerja sama, dan bertanggung jawab terhadap pekerjaan serta potensi motivasi secara keseluruhan.

Adapun rumus koefisien korelasi Rank Spearman adalah sebagai berikut :

dimana : rs = Koefisien korelasi Rank Spearman di = Selisih antara peringkat X dan Y N = Banyaknya pasangan data

Langkah-langkah untuk mencari koefisien korelasi rank Spearman menurut Nasir (1999) adalah sebagai berikut :

1. Nilai pengamatan dari dua variabel yang akan diukur hubungannya diberi jenjang (rank). Bila ada nilai pengamatan yang sama dihitung jenjang rata-ratanya.

2. Setiap pasang jenjang tersebut dikuadratkan dan dihitung jumlahnya.

3. Perbedaan setiap pasang jenjang tersebut dikuadratkan dan dihitung jumlahnya.

4. Jika proporsi angka yang sama dalam suatu penelitian cukup besar maka digunakan rumus :

5. Faktor koreksi untuk angka-angka yang sama adalah T.

`

Dimana : T = faktor koreksi untuk angka sama

t = banyaknya observasi yang berangka sama pada suatu ranking tertentu

Besarnya nilai rs terletak pada selang -1 sampai 1 (-1< rs <1) , artinya : rs = 1, hubungan X dan Y sempurna positif (mendekati 1, hubungan sangat kuat dan positif)

rs = -1, hubungan X dan Y sempurna negatif (mendekati -1, hubungan sangat kuat dan negatif)

rs = 0, hubungan X dan Y lemah sekali atau sangat tidak ada hubungan

Dalam penelitian ini digunakan tingkat signifikansi (α) sebesar 0.05.

Pengolahan data dilakukan dengan menggunakan program komputer SPSS 15.00 for Windows.

4.6.3. Uji Korelasi Chi Square

Analisis faktor-faktor intrinsik yang berhubungan dengan potensi motivasi kerja pegawai dalam penelitian ini menggunakan model uji korelasi chi square.

Uji korelasi ini digunakan untuk mencari kecocokan ataupun menguji ada tidaknya hubungan antara beberapa variabel.

Uji ini digunakan untuk melihat ada tidak hubungan antara variabel pengaruh (Variabel X) yaitu faktor-faktor intrinsik yang berhubungan dengan potensi motivasi kerja pegawai yang terdiri dari jenis kelamin, usia, tingkat pendidikan dan masa kerja dengan variabel terpengaruh (Variabel Y) yaitu potensi motivasi kerja pegawai untuk bekerja keras, bekerja sama, dan bertanggung jawab terhadap pekerjaan serta potensi motivasi secara keseluruhan.

Menurut Nasir (1999) kriteria uji kuadrat Chi Square, yaitu :

12

Dimana : Qi = frekuensi yang diamati, kategori ke-i Ei = frekuensi yang diharapkan dari kategori ke-i k = jumlah kategori

4.7. Kelemahan Penelitian

Dalam penelitian ini terdapat beberapa kelemahan, baik dalam indikator penelitian maupun pengambilan data. Kelemahan-kelemahan dalam penelitian ini antara lain :

1. Keterbatasan data indikator penilaian prestasi kerja pegawai. Dalam penelitian ini indikator penilaian prestasi kerja pegawai yang tersedia hanya berupa Daftar Penilaian Pelaksanaan Pekerjaan (DP3), sehingga diperlukan data pendukung seperti data kehadiran pegawai dan data kinerja pegawai.

2. Teknik pengambilan sampel pada penelitian ini menggunakan metode judgement sample. Hal ini dapat menimbulkan bias dalam hasil penelitian karena sampel ditentukan oleh pihak kepegawaian Dinas Pertanian dan Peternakan Kabupaten Rembang. Teknik pengambilan sampel sebaiknya menggunakan Sensus, yaitu cara pengumpulan sampel dengan mengambil anggota populasi secara keseluruhan untuk diteliti.

3. Skala pengukuran untuk menilai setiap jawaban pada kuesioner dilakukan dengan menggunakan skala Likert dengan bobot 1-5. Namun kuesioner dalam penelitian ini tidak mencantumkan kuantifikasi untuk masing-masing bobot agar responden lebih mengerti perbedaan kuantifikasi skala Likert 1, kuantifikasi skala Likert 2, kuantifikasi skala Likert 3, kuantifikasi skala Likert 4, dan kuantifikasi skala Likert 5.

Kelemahan-kelemahan dalam penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai masukan dan bahan pertimbangan bagi peneliti yang akan melakukan penelitian serupa, sehingga penelitian lanjutan tersebut menjadi lebih sempurna.

KABUPATEN REMBANG

5.1. Kedudukan Instansi

Dinas Pertanian dan Peternakan Kabupaten Rembang merupakan suatu institusi yang ada di Pemerintah Daerah Kabupaten Rembang. Eksistensi kelembagaannya diatur berdasarkan Peraturan Daerah Nomor 20 Tahun 2003 tentang Organisasi dan Tata Kerja Perangkat Daerah Kabupaten Rembang, yang mengacu pada implementasi Undang-Undang Nomor 25 Tahun 1999 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Daerah.

Dinas Pertanian dan Peternakan Kabupaten Rembang mempunyai arti dan kedudukan sangat strategis sebagai unsur pelaksana teknis Pemerintah Daerah dibidang pertanian dan peternakan yang dipimpin oleh seorang Kepala Dinas yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Bupati melalui Sekretaris Daerah.

5.2. Struktur Organisasi, Tugas Pokok dan Fungsi Instansi

Berdasarkan Peraturan Daerah tersebut di atas, Dinas Pertanian dan Peternakan Kabupaten Rembang mempunyai tugas pokok untuk melaksanakan kewenangan desentralisasi dibidang pertanian dan peternakan. Dalam melaksanakan tugas tersebut, Dinas Pertanian dan Peternakan Kabupaten Rembang menyelenggarakan fungsi antara lain :

1. Perumusan kebijakan teknis dibidang pertanian dan peternakan.

2. Pelaksanaan, pembinaan teknis dibidang pertanian dan peternakan.

3. Pemberian perizinan dan pelaksanaan pelayanan umum dibidang pertanian dan peternakan.

4. Pembinaan terhadap Unit Pelaksana Teknis Dinas Pertanian dan Peternakan.

5. Pelaksana urusan ketatausahaan Dinas Pertanian dan Peternakan.

Unsur organisasi Dinas Pertanian dan Peternakan Kabupaten Rembang terdiri dari satu Kepala Dinas, satu Bagian, empat Bidang, tiga Sub Bagian, sepuluh Seksi dan dibantu oleh Kelompok Jabatan Fungsional. Bagian Tata Usaha yang dipimpin oleh seorang Kepala Bagian terdiri dari Sub Bagian Umum dan

Kepegawaian, Sub Bagian Keuangan serta Sub Bagian Perencanaan dan Evaluasi yang masing-masing dipimpin oleh Kepala Sub Bagian (Kasubbag). Empat Bidang yang dimiliki Dinas Pertanian dan Peternakan Kabupaten Rembang terdiri dari Bidang Produksi Pertanian, Bidang Sarana dan Usaha Pertanian, Bidang Produksi Peternakan dan Bidang Kesehatan Hewan dan Usaha Peternakan.

Masing-masing memiliki seksi yang membidangi bidang-bidang tertentu.

Gambaran mengenai struktur organisasi Dinas Pertanian dan Peternakan Kabupaten Rembang terdapat pada Lampiran 1.

Kepala Sub Bagian Umum dan Kepegawaian memiliki tugas untuk menyelenggarakan pelaksanaan kegiatan pentatausahaan, kelembagaan dan ketatalaksanaan, seperti melaksanakan surat menyurat, administrasi kearsipan dan kepegawaian, pengelolaan perjalanan dinas, pengelolaan barang inventaris kantor, melaksanakan kehumasan di lingkungan dinas, penyusunan rencana kebutuhan pegawai dan pengembangan pegawai. Kepala Sub Bagian Keuangan bertugas untuk menyelenggarakan pengelolaan administrasi keuangan seperti penyusunan anggaran dinas dan menyusun laporan keuangan. Kepala Sub Bagian Perencanaan dan Evaluasi adalah melaksanakan perencanaan, pengembangan dan mengevaluasi kegiatan sektor pertanian.

Tugas pokok dari Kepala Bidang Produksi Pertanian adalah membantu Kepala Dinas dalam melaksanakan pengelolaan produksi pertanian. Dalam melaksanakan kegiatannya, Kepala Bidang Produksi Pertanian dibantu oleh Kepala Produksi Pertanian Tanaman Pangan Dan Hortikultura, Kepala Seksi Perlindungan Tanaman, serta Kepala Seksi Pengelolaan Lahan dan Air Pertanian.

Tugas pokok dari Kepala Bidang Sarana dan Usaha Pertanian adalah membantu Kepala Dinas dalam melaksanakan pengelolaan usaha disektor pertanian, dengan uraian tugas yaitu melaksanakan pengelolaan permodalan, pengelolaan dan pemasaran hasil dan pembinaan kelembagaan usaha pertanian.

Dalam melaksanakan kegiatannya Kepala Bidang Sarana dan Usaha Pertanian dibantu oleh Kepala Seksi Pengembangan Usaha dan Kepala Seksi Pelayanan Usaha.

Tugas pokok dari Kepala Bidang Produksi Peternakan adalah membantu Kepala Dinas dalam melaksanakan pengelolaan produksi peternakan. Dalam

melaksanakan kegiatannya Kepala Bidang Produksi Peternakan dibantu oleh Kepala Seksi Budidaya Peternakan serta Kepala Seksi Penyebaran dan Pengembangan Ternak.

Tugas pokok dari Kepala Bidang Kesehatan Hewan dan Usaha Peternakan adalah membantu Kepala Dinas dalam melaksanakan pengelolaan perlindungan terhadap sub sektor peternakan, dengan uraian tugas yaitu melaksanakan kegiatan pemberantasan dan pengendalian penyakit hewan, serta pengendalian hama terpadu. Dalam melaksanakan kegiatannya Kepala Bidang Kesehatan Hewan dan Usaha Peternakan dibantu oleh Kepala Seksi Kesehatan Hewan, Kepala Seksi Kesehatan Veteriner, dan Kepala Seksi Usaha Peternakan. Adapun mengenai data pegawai Dinas Pertanian dan Peternakan Kabupaten Rembang dapat dilihat pada Tabel 2.

Tabel 2. Jumlah Pegawai Dinas Pertanian dan Peternakan Kabupaten Rembang pada Tahun 2006

Jenis

Kelamin Tingkat Pendidikan No. Gol. Jumlah

Sumber : Dinas Pertanian dan Peternakan Kabupaten Rembang, 2006

Tabel 3 terlihat bahwa jumlah pegawai laki-laki sebanyak 88 orang (76,5 persen) dan jumlah pegawai perempuan sebanyak 27 orang (23,5 persen).

Berdasarkan tingkat pendidikan, jumlah pegawai yang berpendidikan minimal

SLTA sebanyak 103 orang (89,6 persen), sedangkan jumlah pegawai yang berpendidikan dibawah SLTA sebanyak 12 orang (10,4 persen).

5.3. Tata Kerja Instansi

Tata kerja Dinas Pertanian dan Peternakan Kabupaten Rembang secara umum adalah sebagai berikut :

1. Hal-hal yang menjadi tugas pokok dinas merupakan satu kesatuan yang satu sama lain tidak dapat dipisahkan.

2. Pelaksanaan fungsi dinas sebagai pelaksana Pemerintah Daerah dibidang pertanian dan peternakan, kegiatan operasionalnya diselenggarakan oleh Bagian dan Bidang, Sub Bagian dan Seksi, Unit Pelaksana Teknis dan kelompok jabatan fungsional menurut bidang tugasnya masing-masing.

3. Kepala Dinas baik teknis operasionalnya maupun teknis administrative berada dibawah dan bertanggung jawab kepada Bupati dan dalam menyelenggarakan

3. Kepala Dinas baik teknis operasionalnya maupun teknis administrative berada dibawah dan bertanggung jawab kepada Bupati dan dalam menyelenggarakan

Dalam dokumen Oleh : DWI ERNAWATI A (Halaman 46-172)

Dokumen terkait