• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III METODE PENELITIAN

3.4. Definisi Operasional

Merger adalah salah satu bentuk penggabungan dua badan usaha, di mana badan usaha yang satu bubar secara hukum, dan yang lainnya tetap ada. Sedangkan akuisisi adalah pengambilalihan suatu perusahaan oleh perusahaan lainnya. Berbeda dengan merger, pada akuisisi tidak ada perusahaan yang melebur ke perusahaan lainnya. Jadi, setelah terjadi akuisisi kedua perusahaan masih tetap ada, hanya kepemilikannya yang berubah. Bagian ini membahas mengenai beberapa hal atau istilah yang berhubungan dengan abnormal return dan rasio kinerja keuangan, yakni sebagai berikut:

1. Jogiyanto (2000) mengatakan bahwa abnormal return dihitung dengan market adjusted abnormal return yaitu merupakan selisih return saham yang dihitung dari return individual dikurangi return ekspektasi. Rumusnya sebagai berikut: ARit = Rit – E(Rit)

Dimana:

ARit = Abnormal return dari masing–masing saham i pada hari ke-t

Rit = Return Saham i pada hari ke-t

E(Rit) = Return Ekspektasi pada hari ke-t

2. Return saham individual pada periode t (Rit) adalah selisih antara harga saham i

pada periode t dengan periode sebelumnya (t-1), dibagi dengan harga saham pada t-1. Rumusnya sebagai berikut:

Rit =

Pit−Pit−1 Pit−1

Dimana:

Rit = Return saham i pada saat t

Pit = Harga saham i pada saat t

Pit-1 = Harga saham i pada saat t–1

3. Return ekspektasi pada hari ke-t E(Rit) adalah selisih antara IHSG periode t

dengan t-1 dibagi dengan IHSG pada bulan t-1. Rumusnya sebagai berikut: E(Rit) =

Imt−Imt−1 Imt−1

Dimana:

E(Rit) = Return Ekspektasi pada saat t

Imt = IHSG pada saat t

Imt-1 = IHSG pada saat t-1

Rasio likuiditas adalah rasio untuk melihat kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban finansial jangka pendek. Rasio likuiditas yang digunakan dalam penelitian ini yaitu:

1. Current Ratio (CR)

Rasio ini untuk melihat berapa kemampuan perusahaan dalam membayar utang lancar dengan aktiva lancar yang tersedia. Rumusnya sebagai berikut:

Current Ratio (CR) = Aktiva Lancar

Utang Lancar

Rasio profitabilitas adalah rasio untuk menunjukkan kemampuan perusahaan untuk memperoleh laba dalam hubungannya dengan penjualan, total aktiva

maupun modal sendiri. Rasio profitabilitas yang digunakan dalam penelitian ini antara lain:

2. Return on Equity (ROE)

Rasio ini untuk melihat kemampuan perusahaan dalam memperoleh laba yang tersedia bagi pemegang saham perusahaan. Rumusnya sebagai berikut:

Return on Equity (ROE) = Laba setelah Pajak

Modal Sendiri

3. Return on Asset (ROA)

Rasio ini untuk melihat kemampuan perusahaan menghasilkan laba dari aktiva yang digunakan. Rumusnya sebagai berikut:

Return on Asset (ROA) = Laba Bersih

Total Aktiva

Rasio Solvabilitas adalah rasio yang melihat sejauh mana perusahaan dibiayai oleh pihak luar atau dengan kata lain menunjukkan proporsi atas penggunaan utang untuk membiayai investasi perusahaan. Rasio solvabilitas yang digunakan dalam penelitian ini antara lain:

4. Debt Ratio (DR)

Debt Ratio yaitu untuk melihat aktiva perusahaan yang dibiayai dari utang atau modal yang berasal dari pihak luar. Rumusnya sebagai berikut:

Debt Ratio (DR) = Total Utang

Total Aktiva

5. Debt to Equity Ratio (DER)

Rasio ini menjelaskan kemampuan perusahaan menutupi seluruh utangnya dengan modal sendiri. Adapun rumusnya sebagai berikut:

Debt to Equity Ratio (DER) = Total Utang

3.5. Populasi dan Sampel Penelitian

Populasi penelitian ini adalah perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) yang melakukan merger dan akuisisi pada periode 2008-2010. Alasan peneliti mengambil periode tersebut karena berhubungan dengan ketersediaan data yang akan digunakan untuk diteliti, yaitu untuk abnormal return

membandingkan 10 hari perdangangan sebelum dengan 10 hari perdagangan sesudah merger dan akuisisi. Dan untuk kinerja keuangan membandingkan tiga tahun sebelum dan tiga tahun sesudah merger dan akuisisi serta yaitu tahun yang dibutuhkan dari tahun 2005-2013. Jumlah populasi yang didapat adalah 21 perusahaan. Untuk menentukan sampel dalam penelitian ini menggunakan metode penilaian (judgment) atau purposive sampling, yaitu dilakukan dengan cara memilih sampel dari populasi yang didasarkan pada informasi yang tersedia dan sesuai dengan penelitian yang sedang berjalan. Atau dengan kata lain pemilihan sampel berdasarkan pada kriteria-kriteria tertentu. Adapun yang menjadi kriteria-kriteria pada sampel penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) yang melakukan merger dan akuisisi (bidder firm) pada tahun 2008 sampai tahun 2010 serta memiliki tanggal merger dan akuisisi yang jelas.

2. Perusahaan yang melakukan merger dan akuisisi tidak bergerak di sektor keuangan.

3. Perusahaan yang memiliki data return saham harian dan data indeks harga gabungan (IHSG) harian yang lengkap selama 10 hari sebelum dan 10 hari sesudah merger dan akuisisi dilakukan.

4. Perusahaan yang memiliki laporan keuangan yang lengkap selama tiga tahun sebelum dan tiga tahun sesudah merger dan akuisisi dilakukan.

Berdasarkan kriteria-kriteria tersebut didapat 19 perusahaan yang memenuhi syarat-syarat yang ada, yaitu sebagai berikut:

Tabel 3.1 Seleksi Sampel

No. Nama Perusahaan (Kode Saham) Tanggal Merger dan Akuisisi Kriteria Sampel Keempat Kriteria Terpenuhi 1 2 3 4

1. Bank Multicor (MCOR) 8 Januari 2008  x   x 2. PT Telekomunikasi Indonesia Tbk

(TLKM)

26 Februari 2008

    

3. PT Barito Pacific Timber Tbk (BRPT)

27 Juni 2008

    

4. PT Bank CIMB Niaga Tbk (BNGA) 15 Oktober 2008  x   x 5. PT Wijaya Karya Insan Pertiwi

(WIKA)

18 November 2008 6. PT Indofood Sukses Makmur Tbk

(INDF)

5 Desember 2008

    

7. PT Bumi Resources Tbk (BUMI) 6 Januari 2009      8. PT Asia Natural Resources Tbk

(ASIA)

16 Januari 2009 9. PT Indika Energy Tbk (INDY) 26 Februari 2009      10. PT Holcim Indonesia Tbk (SMCB) 18 Maret 2009      11. PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) 07 Juli 2009      12. PT Japfa Comfeed Indonesia Tbk

(JPFA)

05 Agustus 2009 13. PT AKR Corporindo Tbk (AKRA) 10 November 2009      14. PT Bentoel Internasional Investama

Tbk (RMBA)

1 Januari 2010

    

15. PT Indonesian Paradise Property Tbk

02 Juni 2010

16. PT United Tractors Tbk (UNTR) 15 Juli 2010      17. PT Bakrie Sumatera Plantations Tbk

(UNSP)

16 Juli 2010

    

18. PT Chandra Asri Petrochemical Tbk (TPIA)

27 Oktober 2010

    

19. PT Dian Swastatika Sentosa Tbk (DSSA)

25 November 2010 20. PT Astra International Tbk (ASII) 10 Desember 2010      21. PT Unilever Indonesia Tbk

(UNVR)

10 Desember 2010

3.6. Jenis Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang bersifat kuantitatif. Data sekunder merupakan data yang sudah ada sehingga tinggal mencari dan mengumpulkan data tersebut. Cara-cara pengambilan data tersebut dapat dilakukan secara manual, online, dan kombinasi manual dan online. Adapun data-data yang diperlukan dalam penelitian ini yaitu harga saham individual, indeks harga saham gabungan (IHSG), dan rasio keuangan yang terdapat pada laporan keuangan perusahaan yang bersumber dari idx statistic,

yahoo finance dan website masing-masing perusahaan yang diteliti.

3.7. Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data adalah teknik yang dilakukan untuk mengumpulkan data dalam penelitian. Dalam penelitian ini menggunakan metode dokumentasi, yaitu pengumpulan data dengan melakukan pencatatan dari buku atau literatur untuk memperoleh data yang dibutuhkan (Suharsimi dalam Wiriastari, 2010). Data diperoleh dari berbagai sumber informasi yaitu Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU), Bursa Efek Indonesia (BEI), Yahoo Finance, dan Laporan Tahunan yang dipublikasikan di setiap website masing- masing perusahaan. Selain itu untuk melengkapi data yang diperlukan, penelitian ini juga menggunakan sumber informasi lainnya yang diambil dari buku, jurnal, dan melalui media internet.

3.8. Teknik Analisis

Salah satu ciri dalam penelitian yang menggunakan pendekatan kuantitatif adalah adanya analisis statistik melalui pengolahan data yang dilakukan dengan menggunakan aplikasi SPSS 17. Analisis statistik adalah alat untuk membantu peneliti mengetahui hubungan antar variabel baik untuk menghitung besarnya hubungan antar variabel, untuk memprediksi pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat, atau untuk melihat besarnya presentase atau rata-rata besarnya suatu variabel yang kita ukur.

3.8.1. Statisktik Deskriptif

Statistik destrikptif ialah perubahan pada data mentah ke dalam suatu bentuk yang akan membuat pembaca lebih mudah memahami dan menafsirkan maksud dari data atau angka yang ada yang dapat dilihat dari nilai rata-rata (mean) dan standar deviasi.

3.8.2. Uji Normalitas Data

Untuk melihat apakah suatu data berdistribusi normal atau tidak dapat dilakukan dengan melakukan uji normalitas data, yaitu dengan menggunakan

Kolmogorov-Smirnov Test. Adapun pengambilan keputusan dalam uji normalitas

ini dengan taraf signifikansi atau nilai alfa yang ditetapkan α = 5% (0,05) adalah

sebagai berikut :

Nilai sig > 0,05 : Data berdistribusi normal Nilai sig < 0,05 : Data tidak berdistribusi normal

Data yang berdistribusi normal akan menggunakan uji beda statistik parametrik yaitu uji Paired Sample T-Test sedangkan data yang tidak berdistribusi

normal akan menggunakan uji beda statistik non parametrik yaitu uji Wilcoxon Signed Rank Test.

3.8.3. Uji Hipotesis

Dalam melakukan pengujian hipotesis pada penelitian ini menggunakan teknik analisis statistik komparatif. Analisis statistik komparatif yang digunakan dalam penelitian ini adalah Paired Sample T-Test jika data berdistribusi normal dan jika data tidak berdistribusi normal maka digunakan Wilcoxon Signed Rank Test. Dengan menggunakan tingkat signifikansi 0,05 atau 5%. Paired Sample T- Test adalah dua pengukuran pada subjek yang sama terhadap ukuran sebelum dan sesudah yang mengalami perlakuan tertentu. Wilcoxon Signed Rank Test pada hakikatnya sama dengan Paired Sample T-Test. Yaitu digunakan untuk menguji perbedaan nilai variabel berpasangan. Pengambilan keputusan dengan taraf

signifikansi atau nilai alfa yang ditetapkan α = 5% (0,05) adalah sebagai berikut:

Nilai sig > 0,05, maka H0 diterima Nilai sig ≤ 0,05, maka H0 ditolak.

Dokumen terkait