• Tidak ada hasil yang ditemukan

METODE PENELITIAN

4.5 Definisi Operasional

1. Pasta ekstrak jambu biji adalah pasta yang mengandung zat aktif, yang diperoleh secara maserasi dengan menggunakan larutan metanol 40% dan diencerkan dengan akuades steril dan dibuat dalam sediaan pasta.

2. Iodin povidon (povidone-iodine, PVP-I) adalah sebuah polimer larut air yang mengandung sekitar 10% iodin aktif, jauh lebih ditoleransi kulit, tidak Variabel Bebas : gel

ekstrak daunjambu biji dan povidon iodin 10%

Variabel Tergantung : jumlah fibroblas dan serat kolagen

Variabel Kendali : makanan, kandang marmut, umur marmut, jenis kelamin marmut, berat badan marmut, kelembaban, suhu, cahaya

memperlambat penyembuhan luka, dan meninggalkan deposit iodin aktif yang dapat menciptakan efek berkelanjutan. Keuntungan antiseptik berbasis iodin adalah cakupan luas aktivitas antimikroba. Iodin menewaskan semua patogen utama berikut spora-sporanya, yang sulit diatasi oleh desinfektan dan antiseptik lain.

3. Tampon adalah massa silinder yang dibentuk dengan gulungan kapas serta kasa steril yang mampu menyerap darah pasca pencabutan gigi.

4. Luka pencabutan gigi adalah luka pada soket gigi daerah dilakukannya pencabutan gigi. Pencabutan pada gigi incisivus kanan atas dilakukan dengan menggunakan tang hemostat.

5. Jumlah fibroblas dinilai dengan menghitung fibroblas yang aktif (memiliki sitoplasma yang besar, kromatin halus, nukleus ovoid dan tampak nyata), di sekitar daerah perlukaan gingiva labial yang telah dibuat preparat dengan pengecatan Harris Hematoxylin-Eosin, dan dilihat pada lima lapang pandang yang dihitung menggunakan mikroskop binokuler (Olympus Type CX31), dengan pembesaran 400 X (Lab Patologi Anatomi UGM, 2014).

6. Kolagen merupakan protein utama penyusun komponen matrik ekstraseluler dan memegang peranan penting dalam proses penyembuhan di daerah soket gigi pasca pencabutan gigi marmut jantan menggunakan mikroskop binokuler (Olympus Type CX31) pada 5 lapang pandang dengan pembesaran 400x (Lab Patologi Anatomi UGM, 2014).

7. Makanan marmut adalah AD II pellet serta daun kacang tanah dan minumnya RO (Reverse Osmosis), (LPPT IV UGM, 2014).

8. Kandang marmut terbuat dari bahan stainless dengan ukuran panjang 50 cm x lebar 40 cm x tinggi 40 cm, (LPPT IV UGM, 2014).

9. Jenis kelamin marmut : jantan.

10.Berat badan marmut : 250 – 350 gram.

11.Kelembaban udara : 70 – 75 %, (LPPT IV UGM, 2014).

12.Cahaya : 12 jam terang dan 12 jam gelap, (LPPT IV UGM, 2014). 13.Suhu : 25 ⁰C – 27 ⁰C, (LPPT IV UGM, 2014).

Bahan dan Alat Penelitian

1. Bahan penelitian :

1. Gel ekstrak daun jambu biji 2. Iodin povidon 10%

3. Anestesi (xylonor pellets, chlorofom) 4. Akuades steril (kontrol)

5. Cat Harris Hematoxylin –Eosin

6. Cat Mallory 7. Alkohol 70 %

8. Larutan buffer formalin 10 % 2. Alat Penelitian

a. Alat untuk pembuatan ekstrak kulit manggis 1. Almari pengering

3.Timbangan elektrik 4. Corong

5. Homogenizer

6. Tabung Erlenmeyer

7. Vacuum Rotary Evaporator

8. Cawan porselen 9. Water Bath

10. Botol kaca dan tutupnya. b. Alat untuk perlakuan subjek penelitian

1. Nampan plastik 2. Syringe 3. Ekskavator 4. Tang Hemostat 5. Bengkok 6. Kertas saring 7. Toples 8. Gunting bedah 9. Pinset

1. Tabung kaca

2. Automatic tissue processor

3. Cetakan blok parafin 4. Freezer 5. Mikrotom 6. Water bath 7. Hot Plate 8. Staining jar 9. Objek glass 10. Deck glass

d. Alat untuk pengamatan

1. Mikroskop Binokuler (Olympus Type CX31). 4.6 Prosedur Penelitian

4.6.1 Pembuatan ekstrak daun jambu biji (Psidium guajava linn.)

Ekstrak daun jambu biji (Ipomea batatas L.) diproses di Laboratorium Penelitian dan Pengujian Terpadu (LPPT) Unit II Yogyakarta. Ekstrak daun jambu biji didapat dari maserasi dengan menggunakan pelarut metanol 40% karena dapat menghasilkan suatu hasil yang optimal, sebab bahan pengotor yang larut dalam cairan hanya dalam skala kecil. Metanol merupakan pelarut yang dapat menyari senyawa yang dapat bersifat polar, semipolar,

maupun non polar sehingga memungkinkan zat aktif pada daun jambu biji melalui metode maserasi.

Daun jambu biji dikeringkan didalam almari pengering dengan suhu 50⁰C selama 4 hari. Daun jambu biji kering tersebut kemudian diserbuk menggunakan mesin penyerbuk dan disaring. Metanol 40% ditambahkan hasil penyerbukan ubi jalar ungu kering, kemudian diaduk dengan pengaduk listrik selama 30 menit dan didiamkan 24 jam lalu disaring menggunakan corong Buchner. Perlakuan ini diulang sampai 3 kali sehingga didapatkan hasil berupa ampas dan filtrat. Filtrat yang diperoleh diuapkan dengan menggunakan vacuum rotary evaporator sehingga didapatkan ekstrak kental. Ekstrak kental kemudian diuapkan dengan pemanas water bath 70⁰C. Hasilnya kemudian dituangkan ke dalam cawan porselin lalu dipanaskan kembali pada suhu 70⁰C sehingga didapatkan ekstrak daun jambu biji (LPPT Unit II UGM, 2014).

1.7.2 Pembuatan pasta ekstrak daun jambu biji (Psidium guajava linn.)

Pasta ekstrak daun jambu biji adalah ekstrak daun jambu biji sebanyak 10 mg ditambah dengan 1,00 gr Na CMC dan 180,00 mg Methyl paraben dan propil paraben dilarutkan dengan sisa gliserin diaduk hingga homogen, kemudian ditambah air, CaCO3 sedikit demi sedikt diaduk hingga homogen.

4.6.2 Perlakuan pada marmut

Semua hewan marmut yang akan dipakai sebagai hewan coba diadaptasikan selama 3 hari sampai 1 minggu dalam kandang sebelum dilakukan penelitian sesuai dengan prosedur tetap di LPPT Unit IV UGM Yogyakarta. Marmut 33 ekor dibagi menjadi 3 kelompok

(masing-masing 11 ekor) yaitu kelompok I, kelompok II dan kelompok III. Masing-masing kelompok nantinya akan didekapitasi pada hari ke-7. Sebelum dilakukan perlakuan semua marmut dianestesi menggunakan ketamin dengan dosis 0,2 ml/kgBB secara intramaskuler pada paha atas. Gigi incisivus kanan rahang bawah diluksasi dengan menggunakan ekskavator kemudian dicabut menggunakan tang hemostat. Pada kelompok I soket gigi bekas pencabutan diaplikasi iodin povidon 10% secara topikal, kelompok II diaplikasi iodin povidon 10% dan pasta ekstrak daun jambu biji secara topikal dan pada kelompok III diaplikasi pasta ekstrak daun jambu biji secara topikal.

4.6.3 Pembuatan Sediaan Histologis

Marmut dikorbankan pada hari ke-7 pasca cabut gigi. Sebelum dilakukan pengorbanan, marmut-marmut tersebut dianestesi menggunakan dietil eter dengan cara memasukkan marmut ke dalam toples kemudian dimasukkan kapas yang telah diberi dietil eter. Pengorbanan dilakukan dengan cara dekapitasi. Soket pasca cabut gigi beserta tulang disekitarnya dipotong, dibersihkan dengan larutan NaCl fisiologis dan difiksasi menggunakan

beffered formalin 10% selama 24 jam untuk mempertahankan struktur jaringan sehingga menjadi stabil secara fisik dan kimiawi. Jaringan tersebut kemudian didekalsifikasi untuk menghilangkan atau melarutkan ion kalsium dari jaringan dengan menggunakan formic acid HCl selama 4 hari.

Proses selanjutnya yaitu jaringan dimasukkan ke dalam automatic tissue processor. Dalam proses ini, dilakukan fiksasi ulang sekiranya fiksasi yang telah dilakukan sebelumnya kurang sempurna. Tahap selanjutnya adalah dehidrasi jaringan untuk menghilangkan kadar air dalam jaringan dengan menggunakan alkohol mulai konsentrasi rendah sampai konsentrasi tinggi (70%, 80%, 95%, dan 100%) secara bertahap. Pada jaringan yang telah didehidrasi selanjutnya dilakukan clearing menggunakan xylol. Proses ini

berfungsi untuk menarik keluar kadar alkohol yang berada dalam jaringan dan memberikan warna bening pada jaringan serta zat perantara masuknya ke dalam parafin. Tahap selanjutnya adalah infiltrasi parafin cair pada suhu 57⁰C-59⁰C yang berfungsi mengisi rongga-rongga yang ada setelah ditinggalkan oleh cairan sebelumnya.

4.6.4 Perhitungan Jumlah Fibroblas

Indikator yang dipakai untuk mengetahui pengaruh dari aplikasi ekstrak daun jambu biji terhadap kecepatan proses penyembuhan soket gigi pasca cabut gigi adalah jumlah fibroblas. Perhitungan jumlah fibroblas dilakukan pada daerah soket gigi marmut dari apeks kearah servikal. Daerah soket ini cukup luas maka sel fibroblas dilihat dengan mikroskop binokuler (Olympus Type CX31) perbesaran 400x, serta perhitungan dilakukan dengan 5 lapang pandang kemudian hitung berapa jumlah fibroblas tiap lapang pandang sehingga terlihat jelas. Dari lapang pandang 1 sampai lapang pandang 5 dijumlahkan, dan diambil rata-ratanya (Lab Patologi Anatomi UGM,2014).

4.6.5 Penghitungan jumlah serat kolagen

Pengukuran dilakukan dengan menghitung jumlah pembuluh darah pada daerah soket mandibula yang sudah dibuat sediaan histologi dan dibagi menjadi 5 lapang pandang dengan menggunakan mikroskop binokuler (Olympus Type CX31) pembesaran 400x. Dalam penelitian ini dihitung jumlah pembuluh darah tiap lapang pandang lalu dijumlahkan semua kemudian dibagi 5 sehingga dapat mewakili semua lapang pandang (Permatasari dkk., 2012).

Dokumen terkait