METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian
3.6 Definisi Operasional
Defenisi operasional adalah memberikan pengertian terhadap konstruk atau variabel dengan menspesifikasikan kegiatan atau tindakan yang diperlukan peneliti untuk mengukur dan memanipulasinya. Variabel operasional dalam penelitian ini antara lain:
3.6.1 Variabel Independen
Variabel independen adalah variabel yang dapat memperngaruhi perubahan dalam variabel dependen dan mempunyai hubungan yang positif maupun negatif bagi variabel dependen lainnya. Variabel independen dalam penelitian ini adalah:
3.6.1.1 Kualitas Sistem Informasi
Kualitas sistem biasanya berfokus pada karakteristik kinerja sistem.
Kualitas sistem merupakan ciri karakteristik kualitas yang diinginkan dari sistem informasi itu sendiri, dan kualitas informasi yang diinginkan informasi merupakan karakteristik produk. Indikator yang digunakan meliputi
kemudahan untuk digunakan (ease of use), kecepatan akses (response time), keandalan sistem (reliability), fleksibilitas sistem (flexibility), dan keamanan sistem (security). Persepsi responden terhadap indikator-indikator tersebut diukur dengan skala Likert 1-5.
3.6.1.2 Kualitas Informasi
Kualitas informasi merupakan kualitas keluaran (output) yang berupa informasi yang dihasilkan oleh sistem informasi yang digunakan. Persepsi responden terhadap indikator-indikator tersebut diukur dengan skala Likert 1-5. Semakin tinggi skor variabel ini, berarti kualitas informasi yang dihasilkan paket program sistem informasi akuntansi semakin tinggi menurut persepsi pemakai. Semakin rendah skor variabel ini, menunjukkan bahwa kualitas informasi yang dihasilkan software akuntansi semakin rendah menurut persepsi pemakai.
3.6.1.3 Perceived Usefulness
Dalam penelitian ini, variabel perceived usefulness merupakan persepsi pemakai mengenai sejauh mana dampak dari penggunaan software akuntansi yang mungkin akan berpengaruh dalam meningkatkan kinerjamereka nantinya. Instrumen yang digunakan untuk mengukur variabel ini diambil dari penelitian Davis et al., (1988), dengan modifikasi agar relevan terhadap penelitian ini yaitu penggunaan software akuntansi.
Kuesioner ini juga telah dipakai dalam penelitianGoodhue (1995). Variabel ini diukur dengan 6 pertanyaan dalam 5 skala Likert. Semakin tinggi skor variabel ini, berarti dampak penggunaan software akuntansi dalam
meningkatkan kinerja pemakai semakin tinggi menurut persepsi pemakai.
Semakin rendah skor variabel ini, menunjukkan bahwa dampak penggunaan software akuntansi dalam meningkatkan kinerja semakin rendah menurut persepsi pemakai.
3.6.2 Variabel Dependen
Variabel dependen adalah variabel yang utama yang diteliti oleh peneliti dengan tujuan untuk memahami dan mendeskripsikan variabel dependen atau menjelaskan variabilitisnya atau memprediksinya Variabel dependen dalam penelitian ini adalah kepuasan penggunaan sistem informasi akuntansi yang ada di STMIK Triguna Dharma.
Untuk mengukur pengunaan sistem informasi akuntansi, indikator yang digunakan adalah:
1. Kelengkapan isi (Content) 2. Keakuratan (Accuracy) 3. Tampilan (Format) 4. Kemudahan (Ease of Use) 5. Ketepatan (Timeliness)
Tabel 3.2. Defenisi Operational dan Skala Pengukuran Variabel
Variabel Indikator Konstruk Skala
Kualitas Sistem Informasi
1. Mampu meningkatkan kapasitas pemerosesan data secara signifikan
2. Dapat di jalan di komputer lain selain komputer yang digunakan saat ini.
3. Dapat digunakan di lingkungan organisasi lain tanpa harus banyak perubahan lagi.
4. Memiliki sistem security
5. Tersedia fasilitas untuk mengoreksi data.
6. Kesalahan mudah diidentifikasi dan di koreksi
Likert
Kualitas informasi
1. Akurat.
2. Dapat dipercaya 3. Tepat waktu 4. Relevan
5. Mudah dipahami
6. Bersifat detail dan benar
Likert
Perceived Usefulness
1. Menyelesaikan pekerjaan lebih mudah 2. Kinerja Pekerjaan
3. Peningkatan produktivitas 4. Efektivitas
5. Membuat pekerjaan lebih mudah
Likert
1. Kelengkapan isi 2. Keakuratan 3. Tampilan 4. Kemudahan 5. Ketepatan
Likert
Sumber: Diolah Peneliti, 2017 3.7Metode Analisis Data
Penyelesaian penelitian ini dengan menggunakan teknik analisiskuantitatif.
Analisis kuantitatif dilakukan dengan cara menganalisis suatupermasalahan yang diwujudkan dengan kuantitatif. Dalam penelitian ini, karenajenis data yang digunakan adalah data kualitatif, maka analisis kuantitatifdilakukan dengan cara mengkuantitatifkan data-data penelitian ke dalam bentukangka-angka dengan menggunakan skala likert 5 poin (5-point likert scale).
Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini antara lain pengujian asumsi klasik, analisis regresi linier berganda, dan uji hipotesis dengan uji simultan (uji-F) dan uji parsial (uji-t) dengan menggunakan software SPSS (Statistica Product and Service Solutions).
3.7.1 Statistik Deskriptif
Statisitk deskriptif digunakan untuk memberi gambaran dan deskripsi mengenai variabel-variabel dalam penelitian. Alat yang digunakan untuk menggambarkan dan mendeskripsikan adalah rata-rata, median, maksimum, minimum, dan standar deviasi.
3.7.2 Uji Reliabilitas dan Uji Validitas
Untuk menguji apakah konstruk yang telah dirumuskan reliabel dan valid, maka perlu dilakukan pengujian reliabilitas dan validitas.
3.7.2.1 Uji Reliabilitas
Suatu kuesioner dikatakan reliabel atau handal jika jawaban seseorang terhadap pertanyaan adalah konsisten atau stabil dari waktu ke waktu. Menurut Azwar (1997), reliabilitas adalah sejauh mana hasil suatu pengukuran dapat dipercaya dan dapat memberikan hasil yang relatif tidak berbeda apabila dilakukan kembali kepada subyek yang sama.
Pengukuran reliabilitas dalam penelitian ini dilakukan dengan cara one shot. Pengukuran variabel tersebut dilakukan sekali dan kemudian hasilnya dibandingkan dengan pertanyaan lain untuk mengukur korelasi antar jawaban pertanyaan.
3.7.2.2 Uji Validitas
Kesahihan (validity) suatu alat ukut adalah kemampuan alat ukur itu untuk mengukur apa yang sebenarnya harus diukur atau dengan perkataan lain alat ukur dapat mengukur indikator-indikator suatu obyek
pengukuran. Kesahihan itu perlu sebab pemrosesan data yang tidak sahih atau bias akan menghasilkan kesimpulan yang tidak benar.
Untuk melihat apakah instrument tersebut valid, maka dilakukan uji validitas dengan cara mengkorelasikan antara skor masing-masing butir pertanyaan terhadap total skor. Bila korelasi antara masing-masing butir terhadap total skor tersebut signifikan maka data tersebut dinyatakan valid.
3.7.3 Uji Asumsi Klasik
Uji asumsi klasik dilakukan untuk memastikan bahwa dalam penelitian ini tidak terdapat multikolinearitas, dan heteroskedastisitas, serta data yang dihasilkan memiliki distribusi normal. Apabila tidak dijumpai adanya multikolinearitas, dan heteroskedastisitas, maka asumsi klasik telah terpenuhi.
3.7.3.1 Uji Normalitas
Pengujian ini bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel penggangu atau residual memiliki distribusi secara normal. Uji t dan F mengasumsikan bahwa nilai residual mengikuti distribusi normal, kalau asumsi ini dilanggar maka uji statistik menjadi tidak valid.
Salah satu cara untuk mendeteksi apakah residual berdistribusi normal atau tidak yaitu dengan analisis grafik. Analisis grafik dapat dilakukan dengan: (a) melihat grafik histogram yang membandingkan antara data observasi dengan distribusi yang mendekati distribusi normal, dan (b) normal probability plot yang membandingkan distribusi kumulatif dari distribusi normal.
Distribusi normal akan membentuk garis lurus diagonal, dan ploting data residual akan dibandingkan dengan garis diagonal. Jika distribusi data residual normal, maka garis yang menggambarkan data sesungguhnya akan mengikuti garis diagonalnya.
Cara lain adalah dengan uji statistik one-sample smirnov. Dasar pengambilan keputusan dari one-sample kolmogorov-smirnov adalah:
1. Jika hasil one-sample Kolmogorov-Smirnov di atas tingkat signifikansi 0,05 menunjukkan pola distribusi normal, maka model regresi tersebut memenuhi asumsi normalitas
2. Jika hasil one-sample Kolmogorov-Smirnov di bawah tingkat signifikansi 0,05 tidak menunjukkan pola distribusi normal, maka model regresi tersebut tidak memenuhi asumsi normalitas.
3.7.3.2 Uji Multikolinearitas
Pengujian ini bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antara variabel bebas (independen). Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel independen. Jika variabel independen saling berkolerasi, maka variabel-variabel ini tidak ortogonal.
Variabel ortogonal adalah variabel independen yang nilai korelasi antar sesama variabel independen sama dengan nol. Salah satu cara untuk mengetahui ada tidaknya multikolinearitas pad asuatu model regresi adalah dengan melihat nilai tolerance dan VIF (Variance Inflation Factor).
- Jika nilai Tolerance > 0,10 dan VIF < 10, maka dapat diartikan bahwa tidak terdapat multikolinearitas pada penelitian tersebut
- Jika nilai Tolerance < 0,10 dan VIF > 10, maka dapat diartikan bahwa terjadi gangguan multikolinearitas pada penelitian tersebut.
3.7.3.3 Uji Heteroskedastisitas.
Pengujian ini bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan varians dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain tetap, maka disebut homoskedastisitas dan jika berbeda disebut heteroskedastisitas. Untuk mengetahui adanya heteroskedastisitas adalah dengan melihat ada/tidaknya pola tertentu pada grafik Scatter Plot dengan ketentuan:
- Jika terdapat pola tertentu, seperti titik-titik yang ada membentuk pola tertentu yang teratur maka menunjukkan telah terjadi heteroskedastisitas.
- Jika tidak ada pola yang kelas, serta titik-titik menyebar diatas dan dibawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas.
3.7.4 Analisis Regresi Linear Berganda
Metode analisis linear berganda berfungsi untuk mengetahui pengaruh/hubungan variabel independen dengan variabel dependen.
Pengolahan data akan dilakukan dengan alat bantu aplikasi software SPSS for windows. Hipotesis penelitian diuji dengan menggunakan koefisien determinasi dan uji t.
3.7.5 Pengujian Hipotesis
Pengujian hipotesis dalam penelitian ini dilakukan dengan melakukan uji koefisien determinasi, uji parsial (uji t) dan uji simultan (uji f).
3.7.5.1 Koefisien determinasi
Koefisien determinan (R2) pada intinya mengukur seberapa jauh kemampuan model menerangkan variasi variabel dependen. Range nilainya antar 0-1, apabila nilai R2 kecil berarti kemampuan variabel-variabel independen dalam menjelaskan variasi variabel-variabel dependen sangat terbatas, dan sebaliknya apabila R2 besar berarti kemampuan variabel-variabel independen dalam menjelaskan variasi variabel dependen besar.
3.7.5.2 Uji F (Uji Simultan)
Ghozali (2011:98), uji F digunakan untuk menunjukkan apakah semua variabel independen yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel dependen. Dasar penerimaan atau penolakan hipotesis dapat dilihat dengan membandingkan Fhitung dengan Ftabel, jika Fhitung > Ftabel maka Ho ditolak dan Ha diterima.
3.7.5.3 Uji t (Uji Parsial)
Ghozali (2011:98), uji statistik t pada dasarnya menunjukan seberapa jauh pengaruh satu variabel independen secara individual dalam menerangkan variabel dependen. Hipotesis dirumuskan sebgai berikut:
H0 : Xi = 0, artinya tidak ada pengaruh secara signifikan dari variabel independen terhadap variabel dependen.
H0 : Xi = 0, artinya ada pengaruh secara signifikan dari variabel independen terhadap variabel dependen.
Penerimaan atau penolakan hipotesis dilakukan dengan kriteria sebagai berikut :
1. Jika nilai signifikansi t statistik > 0,05 atau thitung < ttabel, maka H0 diterima. Hal ini berarti bahwa suatu variabel independen secara individual tidak mempunyai pengaruh terhadap variabel dependen.
2. Jika nilai signifikansi t statistik > 0,05 atau thitung > ttabel, maka H0 ditolak. Hal ini berarti bahwa suatu variabel independen secara individual mempengaruhi variabel dependen.
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN