• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV METODE PENELITIAN

4.5 Definisi Operasional

Teknik Manual Therapy dilakukan selama 30 menit setiap terapi, 3x minggu selama 4 minggu. Sedangkan Latihan Pendular Codman dilakukan selama 10 menit setiap terapi, 3x minggu selama 4 minggu. Home program Latihan Pendular Codman dilakukan selama 10 menit, 3x satu hari selama 4 minggu.

4.5.1 Manual therapy

Teknik Manual Therapy dalam penelitian ini ada dua teknik: Mobilisasi sendi dan Manual Lymph Drainage.

4.5.1.1 Mobilisasi sendi

Mobilisasi sendi meliputi; traksi dengan Grade II dalam posisi LPP, arah traksi ke lateral- ventro kranial, selama 2 menit. Selanjutnya traksi Grade II ke inferior, selama 4 menit.

Mobilisasi selanjutnya adalah glide-roll-glide ke posterior dan inferior dalam posisi LPP dikombinasi dengan gerakan abduksi 300-600, rotasi eksternal-rotasi internal dilakukan dengan menggunakan Grade II selama 2 menit. Selanjutnya rotasi glide-roll-glide pada akhir gerakan, ditahan 15 detik selama 4 menit. Gliding yang diberikan adalah tekanan yang sedang, nyaman dan tidak menimbulkan nyeri.

Mobilisasi pada sendi scapulothoracalis. Posisi pasien side lying, fleksi 700 sd 900. Satu tangan terapis memegang lengan yang diterapi dan telapak tangan yang lain berada di margo lateralis dan angulus inferior scapula Tangan terapis melakukan glide ke medial scapula berlawanan arah dengan gerakan abduksi sendi glenohumeralis. Pada dua menit pertama lakukan gliding , Grade II. Setelah itu lakukan mobilisasi, glide-roll-glide dengan gerakan abduksi sendi glenohumeralis. Akhir gliding ditahan 15 detik dan gerakan ulangan meregang dilakukan selama 4 menit.

a. Lokasi : sendi glenohumeralis, sendi scapulothoracalis b. Intensitas gliding : Grade II dan tekanan sedang/nyaman

c. Waktu : 20 menit

d. Frekuensi : 3x minggu, selama 4 minggu

Manual lymph drainage permulaan dilakukan daerah leher pada posisi terlentang, dengan effleurage yang ringan dan terarah dari profundus ke terminus selama 2 menit. Kemudian effleurage ringan dan gerakan pompa yang lembut pada daerah bahu belakang, dada depan dan lengan atas selama 3 menit. Dilakukan 5 menit pada waktu permulaan terapi dan ditutup dengan waktu 5 menit.

a. Lokasi : sistem limfe cervical dan regio bahu b. Intensitas : sedang-nyaman

c. Waktu : 10 menit

d. Frekuensi : 3x minggu, selama 4 minggu

4.5.3 Latihan pendular Codman

Latihan Pendular Codman dilaksanakan pada posisi berdiri. Lumbal di flexikan 700, dan gunakan tangan yang sehat sebagai tumpuan pada kursi atau meja. Lengan yang mengalami frozen shoulder menggantung, otot-otot regio scapulothoracalis dan regio sendi glenohumeralis dalam keadaan relaksasi. Gerakan harus lancar dan dilakukan selama 30 detik dalam satu arah. Ulangi selama 30 detik dengan arah sebaliknya. Pada permulaannya gerakan dilakukan dengan membuat lingkaran kecil, dan secara bertahap tingkatkan ke lingkaran yang lebih besar. Beban yang diberikan berkisar 1,5 kg – 2,25 kg. Waktu 10 menit. Latihan ini di lakukan 3x 1 hari sebagai program latihan di rumah. Latihan dilakukan selama 4 minggu (Jurgel et al., 2005; Ellsworth et al., 2006).

4.5.4 Pengukuran lingkup gerak sendi

Sampel diukur lingkup gerak sendi dengan goniometer dalam posisi fleksi, ekstensi, abduksi, rotasi eksternal dan rotasi internal. Sendi yang diukur terbebas

dari pakaian. Berikan penjelasan dan contoh pengukuran yang akan dilakukan. Berikan gerakan pasif lebih dahulu untuk menghasilkan relaksasi struktur jaringan lunak regio sendi glenohumeralis. Sumbu gerak ditentukan dengan cara melakukan palpasi pada tuberculus major sesuai dengan gerakan angulair yang diharapkan. Tungkai goniometer yang statis diletakkan paralel dan sumbu longitudinal segmen tubuh yang bergerak. Pastikan sumbu goniometer tepat pada sumbu gerakan sendi. Baca dan catat hasil pemeriksaan ROM.

1. Fleksi

Gambar 4.2 Pengukuran ROM Fleksi

a. Posisi pasien ; Tidur terlentang serta sendi lutut di fleksikan. Kedua sendi siku ekstensi. Kedua lengan bawah dalam posisi netral dan ibu jari menghadap keatas.

b. Goniometer diletakkan pada tuberculum major di tengah fossa glenoidalis. Tungkai goniometer yang statis diletakkan sejajar linea axillaris media dan tungkai goniometer yang bergerak ujungnya diletakkan pada epicondylus lateralis.

c. Pelaksanaan : Pasien diinstruksikan agar melakukan gerakan fleksi sendi glenohumeralis melewati kepala atau sampai batas gerakan yang dapat dilakukan oleh penderita frozen shoulder.

2. Ekstensi

Gambar 4.3 Pengukuran ROM Ekstensi

a. Posisi pasien : Posisi prone lying (telungkup). Kepala rotasi ke arah kontralateral. Sendi siku sedikit fleksi. Lengan bawah pada posisi antara supinasi dan pronasi dan telapak tangan berhadapan dengan tubuh pasien. b. Goniometer diletakkan pada tuberculus major di tengah fossa glenoidalis

pada acromion lateral caudal. Tungkai goniometer yang statis diletakkan sejajar linea axillaris media dan tungkai goniometer yang bergerak ujungnya pada epicondylus lateralis.

c. Pelaksanaan : Pasien diinstruksikan agar melakukan gerakan ekstensi sendi glenohumeralis sampai batas gerakan yang dapat dilakukan oleh penderita frozen shoulder.

3. Abduksi

a. Posisi pasien : posisi supine lying (terlentang) dan semi fleksikan kedua lutut. Eksorotasi dari sendi glenohumeralis. Ekstensi sendi siku.

b. Goniometer diletakkan di tengah fossa glenoidalis atau pada acromion bagian ventral caudal. Tungkai goniometer bagian proksimal statis diletakkan sejajar dengan tulang sternum. Tungkai goniometer yang dinamis (bagian distal) diletakkan pada garis tengah humerus bagian ventral.

c. Pelaksanaan : Pasien diinstruksikan agar melakukan gerakan abduksi sendi glenohumeralis sampai batas gerakan yang dapat dilakukan oleh penderita frozen shoulder.

4. Eksorotasi

Gambar 4.5 Pengukuran ROM Eksorotasi

a. Posisi pasien : posisi supine lying (terlentang) dan semi fleksikan kedua lutut. Sendi glenohumeralis pada posisi Abduksi 900, sendi humeroradialis/ulnaris pada posisi fleksi 900. Handuk/bantalan diletakkan humerus bagian distal. Lengan bawah pronasi dan telapak tangan menghadap ke arah kaki pasien.

b. Goniometer diletakkan pada tulang olecranon. Tungkai goniometer yang proksimal (statis) tegak lurus pada tempat tidur dan tungkai goniometer

yang distal (bergerak) ujungnya diletakkan pada processus styloideus dari tulang ulna.

c. Pelaksanaan : Pasien diinstruksikan agar melakukan gerakan eksorotasi sendi glenohumeralis sampai batas gerakan yang dapat dilakukan oleh penderita frozen shoulder.

5. Endorotasi

Gambar 4.6 Pengukuran ROM Endorotasi

a. Posisi pasien : posisi supine lying (terlentang) dan semi fleksikan kedua lutut. Sendi glenohumeralis pada posisi Abduksi 900, sendi humeroradialis/ulnaris pada posisi fleksi 900. Handuk/bantalan di letakkan pada os. humerus bagian distal. Lengan bawah pronasi dan telapak tangan menghadap ke arah kaki pasien.

b. Goniometer diletakkan pada tulang olecranon. Tungkai goniometer yang proksimal (statis) tegak lurus pada tempat tidur dan tungkai goniometer yang distal (bergerak) ujungnya diletakkan pada processus styloideus dari tulang ulna.

c. Pelaksanaan : Pasien diinstruksikan agar melakukan gerakan endorotasi sendi glenohumeralis sampai batas gerakan yang dapat dilakukan oleh penderita frozen shoulder.

Dokumen terkait