• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III METODE PENELITIAN

3.4 Definisi Operasional

Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah :

3.4.1 Variabel Independen (X)

Variabel independen dalam penelitian ini adalah perputaran total aktiva dan

leverage.

1. Perputaran Total Aktiva (Total Asset Turnover)(�1)

Rasio ini memperlihatkan seberapa efisien perusahaan menggunakan

aktivanya untuk mengingkatkan penjualannya dan mengindikasi perusahaan

bekerja mendekati kapasitas ( Brealey, 2006:79). Rasio ini dihitung dengan

rumus sebagai berikut:

Total Asset Turnover = ���������

����� ������x 100%

2. Debt to Asset(�2)

Rasio ini menekankan pada peran penting pendanaan hutang bagi

perusahaan dengan menunjukkan persentase aktiva perusahaan yang

didukung oleh pendanaan hutang (Van Horne, 2005:210). Rasio ini dapat

dihitung dengan rumus sebagai berikut:

Debt to Asset Ratio= ���������

3.4.2 Variabel Dependen (Y)

Variabel dependen dalam penelitian ini adalah kinerja keungan perusahaan

yang diproyeksikan melalui Return on Asset (ROA). Return On Asset (ROA)

merupakan pengukuran kemampuan perusahaan secara keseluruhan di dalam

menghasilkan keuntungan dengan jumlah keseluruhan aktiva yang tersedia di

dalam perusahaan, semakin tinggi rasio ini maka semakin baik keadaan

perusahaan. Return On Asset dapat dihitung dengan membandingkan antara

keuntungan setelah pajak (earning after tax) dengan total aktiva.

ROA=����� ���� ℎ������ ℎ�����

��������� X 100 %

3.5 Skala Pengukuran Variabel

Skala pengukuran variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah

rasio. Dengan menggunakan laporan keuangan sebagai instrumen untuk

3.6 Populasi dan Sampel Penelitian

Populasi adalah kelompok elemen yang lengkap, yang biasanya berupa

orang, objek, transaksi, atau kejadian dimana kita tertarik untuk mempelajarinya

atau menjadi objek penelitian (Kuncoro, 2009:103). Populasi dalam penelitian ini

adalah perusahaan barang konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI)

sebanyak 30 perusahaan.

Perusahaan yang menjadi sampel dalam penelitian ini dipilih berdasarkan

kriteria tertentu (purposive sampling) dengan tujuan untuk mendapatkan sampel

yang representative sesuai dengan kriteria yang ditentukan. Sampel yang

digunakan dalam penelitian adalah sampel yang memenuhi kriteria berikut :

1. Perusahaan barang konsumsi di Bursa Efek Indonesia sejak tahun 2008

sampai dengan tahun 2012.

2. Perusahaan barang konsumsi dengan laporan keuangan yang

dipublikasikan dengan lengkap mulai tahun 2008 sampai dengan tahun

2012.

3. Perusahaan barang konsumsi memiliki laba bersih pada tahun 2008

sampai dengan tahun 2012.

Tabel 3.1

Jumlah Sampel Berdasarkan Kriteria Seleksi Sampel

No Kriteria Sampel Jumlah

1 Perusahaan barang konsumsi yang go publ ic di BEI mulai tahun 2008 sampai dengan tahun 2012

30

2 Perusahaan barang konsumsi yang tidak mempublikasikan laporan keuangan mulai tahun 2008 sampai dengan tahun 2012

(5)

3 Perusahaan barang konsumsi yang mengalami rugi mulai

tahun 2008 sampai dengan tahun 2012 (5)

Berdasarkan kriteria yang dikemukakan di atas, maka penarikan sampel

penelitian diperoleh berjumlah 20 perusahaan dan perusahaan tersebut menjadi

sampel penelitian. Data perusahaan dapat dilihat pada tabel 3.2.

Tabel 3.2

Daftar Perusahaan Barang Konsumsi yang Menjadi Sampel

No Kode Nama Perusahaan

1 AISA Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk

2 DLTA Delta Djakarta Tbk

3 INDF Indofood Sukses Makmur Tbk

4 MLBI Multi Bintang Indonesia Tbk

5 MYOR Mayora Indah Tbk

6 PSDN Prasidha Aneka Niaga Tbk

7 SKLT Sekar Laut Tbk

8 STTP Siantar Top Tbk

9 ULTJ Ultrajaya Milk Industry and Trading Company Tbk

10 GGRM Gudang Garam Tbk

11 HMSP Hanjaya Mandala Sampoerna Tbk

12 INAF Indofarma Tbk

13 KAEF Kimia Farma Tbk

14 KLBF Kalbe Farma Tbk

15 MERK Merck Tbk

16 TSPC Tempo Scan Pasific Tbk

17 MRAT Mustika Ratu Tbk

18 TCID Mandom Indonesia Tbk

19 UNVR Unilever Indonesia Tbk

3.7 Jenis Data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder. Data

yang digunakan berupa laporan tahunan dan informasi tambahan yang terdapat

dalam situs resmi Bursa Efek Indonesia.

3.8 Metode Pengumpulan Data

Pengumpulan data dilakukan melalui studi dokumentasi dengan

mengumpulkan data pendukung dari literatur, jurnal, dan buku-buku referensi

untuk mendapatkan gambaran masalah yang diteliti serta mengumpulkan data

sekunder yang relevan dari laporan yang dipublikasikan Bursa Efek Indonesia.

3.9 Teknik Analisis

Penelitian ini menggunakan dua teknik analisis yaitu analisis deskriptif

dan analisis regresi.

3.9.1 Analisis Deskriptif

Teknik analisis deskriptif adalah metode analisis dimana data- data yang

dikumpulkan, diklasifikasikan, dianalisis dan diinterpretasikan secara objektif

sehingga memberikan informasi dan gambaran mengenai topik yang dibahas.

3.9.2 Metode Analisis Statistik

Penelitian ini menggunakan analisis statistik yaitu analisis regresi linear

berganda digunakan untuk mengetahui pengaruh perputaran total aktiva dan

asset(ROA) perusahaan barang konsumsi di Bursa Efek Indonesia pada tahun

2008-2012. Adapun persamaan regresi yang digunakan, yaitu:

Y = a + b1X1 + b2X2 + e Keterangan:

Y = Return on Asset

a = Konstanta

X1 = Perputaran Total Aktiva

X2 = Debt to Asset

b 1 = Koefisien regresi variabel X1

b 2 = Koefisien regresi variabel X2

e = Standard error

3.9.3 Uji Asumsi Klasik

Penelitian ini menggunakan bantuan program software SPSS 17.0 for

Windows (Statistic Product & Service Solution) dalam penelitian ini. Sebelum

melakukan analisis regresi, agar didapat perkiraan yang efisien dan tidak bisa

dilakukan pengujian asumsi klasik. Adapun syarat Asumsi Klasik yang harus

dipenuhi model regresi berganda sebelum data tersebut dianalisis adalah sebagai

berikut:

1. Uji Normalitas

Salah satu uji persyaratan yang harus dipenuhi yaitu uji normalitas

data populasi. Hasil uji normalitas yang baik adalah bentuk distribusi normal

berada pada suatu garis lurus. Sedangkan jika titik-titik tersebut membentuk

seperti huruf S, maka menunjukkan bahwa data menjulur (skew) (Rochaety

et.al, 2009:104). Uji ini juga dilakukan dengan beberapa pendekatan, antara

lain:

a. Pendekatan Kolmogorv-Smirnov

Alat uji ini digunakan untuk memastikan apakah data di sepanjang

garis diagonal berdistribusi normal. Hipotesisnya sebagai berikut:

H0 = data residual berdistribusi normal

Ha = data rasidual tidak berdistribusi normal

Dengan menggunakan tingkat signifikan (�) 5%. Jika nilai Asymp.Sig

(2 tailed) > taraf nyata (α), maka H0 diterima artinya data residual berdistribusi normal. Sebaliknya jika nilai Asymp.Sig (2 tailed)< taraf nyata

(α), maka H0 diterima artinya data residual tidak berdistribusi normal. b. Pendekatan Histogram

Untuk menguji normalitas data dapat dilihat dengan kurva normal.

Kurva normal yaitu kurva yang memiliki ciri-ciri khusus, salah satu

diantaranya adalah mean, modus, dan median pada tempat yang sama.

Ukuran kemiringan puncak kurva ke kiri atau ke kanan dikenal dengan nama

“kemiringan kurva” atau “kemencengan kurva” (skewness). Kemencengan

suatu kurva distribusi data dapat bertanda positif (arah kanan) dan bertanda

negatif (arah kiri).

PP plot akan membentuk plot antara nilai-nilai teoritis (sumbu x)

melawan nilai-nilai yang didapat dari sampel (sumbu y). Apabila plot dari

keduanya berbentuk linier (didekati garis lurus), maka hal ini merupakan

indikasi bahwa residual menyebar normal. Bila pola-pola titik yang terletak

selain di ujung-ujung plot masih berbentuk linier, meskipun ujung-ujung plot

agak menyimpang dari garis lurus, dapat dikatakan bahwa sebaran data

adalah menyebar normal.

2. Uji Heteroskedastisitas

Asumsi heteroskedastisitas adalah asumsi dalam regresi dimana varians

dari residual tidak sama untuk satu pengamatan ke pengamatan lain. Jika

varians dari residual dari suatu pengamatan ke pengamatan lain tetap, maka

disebut homoskedastisitas. Salah satu uji untuk mengetahui

heteroskedastisitas ini adalah dengan melihat penyebaran dari varians residual

pada diagram pencar (scatter plot). Analisis pada gambar scatter plot yang

menyatakan model regresi linear berganda tidak terdapat heteroskedastisitas

(Nugroho, 2005:63) jika:

1. Titik-titik data menyebar di atas dan di bawah atau di sekitar angka 0

2. Titik-titik data tidak mengumpul hanya di atas atau di bawah saja

3. Penyebaran titik-titik data tidak boleh membentuk bola bergelombang

melebar kemudian menyempit dan melebar kembali.

4. Penyebaran titik-titik data sebaiknya tidak berpola.

Uji ini juga dapat dilakukan melalui uji Glejser, yaitu dengan meregres

dari taraf nyata 5%, maka dianggap tidak terjadi masalah heteroskedastisitas,

dan begitu sebaliknya.

3. Uji Autokorelasi

Uji ini digunakan untuk menguji apakah dalam sebuah model regresi

linear berganda ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dan

kesalahan pengganggu pada periode t-1 (periode sebelumnya). Model regresi

yang baik adalah regresi yang bebas dari autokorelasi. Gejala autokorelasi

dideteksi dengan menggunakan Durbin-Watson test. Untuk mendeteksi ada

tidaknya autokorelasi maka dilakukan pengujian Durbin-Watson(DW)

dengan ketentuan sebagai berikut:

Kriteria pengambilan keputusan uji autokorelasi ditunjukkan pada

Tabel 3.3 sebagai berikut:

Tabel 3.3

Kriteria Pengambilan Keputusan Uji Autokorelasi

Hipotesis nol Jika Keputusan

Tidak ada autokorelasi positif 0<DW<dL Ditolak Tidak ada autokorelasi positif DL< DW < dU No decision Tidak ada autokorelasi negatif 4-dL< DW < 4 Ditolak Tidak ada autokorelasi negatif 4-dU< DW <4-dL No decision Tidak ada autokorelasi, positif atau

negatif

dU < DW < 4-dU Tidak ditolak

Sumber: Situmorang dan Lufti (2011) Keterangan:

dL = Batas bawah dU = Batas Atas

Uji ini digunakan untuk menguji apakah dalam sebuah model regresi

ditemukan adanya korelasi antara veriabel independen. Jika terjadi korelasi,

maka dikatakan terdapat masalah multikolinieritas. Model regresi yang baik

seharusnya tidak terjadi korelasi antar variabel independen. Pengujian

terhadap ada tidaknya multikolinieritas dilakukan dengan melihat toleransi

variabel dan Variance Inflation Factor (VIF) dengan membandingkan

sebagai berikut:

1. Bila VIF >5 terdapat masalah multikolinieritas

2. Bila VIF<5 tidak terdapat masalah multikolinieritas

3. Tolerance < 0,1 maka diduga mempunyai persoalan multikolinieritas

4. Tolerance > 0,1 maka tidak terdapat multikolinieritas.

3.9.4 Pengujian Hipotesis

Model regresi yang sudah memenuhi asumsi-asumsi klasik tersebut akan

digunakan untuk menganalisis, yaitu melalui pengujian hipotesis sebagai berikut:

1.Uji Signifikansi Simultan (Uji-F)

Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui apakah semua variabel

bebas secara bersama-sama atau serempak mempunyai pengaruh yang

signifikan terhadap variabel terikat. Bentuk pengujiannya adalah:

H0:b1=�2=0, artinya tidak terdapat pengaruh yang signifikan secara

bersamaan dari perputaran total aktivadan debt to asset

ratio terhadap return on asset (ROA) perusahaan barang

Ha: minimal satu �≠ 0, artinya terdapat pengaruh yang signifikan secara bersamaan dari perputaran total aktivadan debt to asset

ratio terhadap return on asset (ROA) perusahaan barang

konsumsi di Bursa Efek Indonesia

Dengan menggunakan tingkat signifikan (α) 5%, jika nilai sig.F >

0,05 maka H0 diterima, artinya tidak ada pengaruh yang signifikan secara

bersamaan dari variabel bebas terhadap variabel terikat. Sebaliknya, jika

nilai sig. F < 0,05 maka Haditerima, artinya ada pengaruh yang signifikan

secara bersamaan dari variabel bebas terhadap variabel terikat.

Pengambilan keputusan juga dapat dilakukan dengan membandingkan

nilai Fhitung dan nilai Ftabel. Dimana kriterianya, yaitu:

H0 diterima jika Fhitung < Ftabel pada α = 5% Ha diterima jika Fhitung > Ftabel pada α = 5%

2.Uji Signifikansi Parsial (uji-t)

Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui apakah setiap variabel

bebas secara parsial mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap

variabel terikat. Bentuk pengujiannya adalah:

Perputaran Total Aktiva

H0 : b1 = 0, artinya perputaran total aktivatidak berpengaruh yang

signifikan terhadap return on asset (ROA) perusahaan

H0 : b1 ≠ 0, artinya perputaran total aktivaberpengaruh yang signifikan

terhadap return on asset (ROA) perusahaan barang

konsumsi di Bursa Efek Indonesia.

Debt to Asset

H0 : b2 = 0, artinya debt to asset ratio tidak berpengaruh yang signifikan

terhadap return on asset (ROA) perusahaan barang

konsumsidi Bursa Efek Indonesia.

H0 : b2 ≠ 0, artinya debt to asset ratio berpengaruh yang signifikan

terhadap return on asset (ROA) perusahaan barang

konsumsidi Bursa Efek Indonesia.

Dengan menggunakan tingkat signifikan (α) 5%, jika nilai sig. t> 0,05 H0 diterima, artinya tidak ada pengaruh yang signifikan variabel

bebas terhadap variabel terikat. Sebaliknya jika sig. t< 0,05 Ha diterima,

artinya ada pengaruh yang signifikan antara variabel bebas terhadap

variabel terikat. Nilai thitung juga dapat dibandingkan dengan nilai ttabel.

Kriteria pengambilan keputusannya yaitu:

H0 diterima jika- ttabel< thitung < ttabel pada α = 5%

3. Koefisien Determinasi (R2)

Koefisien determinasi adalah koefisien nilai yang menunjukkan

besarnya variasi variabel terikat (dependent variable) yang dipengaruhi

oleh variasi variabel bebas (independent variable). Pengukuran besarnya

persentase kebenaran dari uji regresi tersebut dapat dilihat melalui nilai

koefisien determinasi multiple R2 (koefisien determinan mengukur

proporsi dari variasi yang dapat dijelaskan oleh variabel bebas).

Apabila nilai R2 suatu regresi (mendekati satu), maka semakin baik

regresi tersebut dan semakin mendekati nol, maka variabel independen

Dokumen terkait