• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

III.7. Definisi Operasional Variabel

Definisi operasional dari masing-masing variabel adalah sebagai berikut: III.7.1. Variabel Rasio Keuangan

Laporan keuangan yang diserahkan calon debitur, meliputi neraca, laporan laba rugi, laporan arus kas, laporan ekuitas, catatan dan materi penjelasan yang merupakan bagian yang integral dari laporan keuangan.

Variabel rasio keuangan yang dimaksudkan dalam penelitian ini meliputi: a. Variabel Rasio Lancar (Current Ratio)

Posisi likuiditas perusahaan calon debitur menjadi perhatian bank. Hal ini dikarenakan melalui analisis current ratio akan diketahui kemampuan perusahaan untuk dapat menyelesaikan kewajiban segera jatuh tempo. Dalam hal ini tidak terbatas hanya kewajiban untuk membayar bunga dan pokok kredit, tetapi juga termasuk kemampuan perusahaan untuk membayar kewajiban lainnya kepada para kreditur perusahaan. Kondisi current ratio yang baik akan merupakan kredit point bagi perusahaan dimata para krediturnya. Demikian sebaliknya, bila kondisi current ratio perusahaan buruk akan menimbulkan kesulitan bagi perusahaan untuk berhubungan dengan para krediturnya. Menurut Helfert (1996) bahwa Current Ratio adalah rasio yang paling umum digunakan untuk menaksir risiko hutang yang memperlihatkan klaim pemberi hutang jika terjadi kegagalan. Semakin tinggi nilai rasio lancar, maka akan semakin baik posisi pemberi pinjaman. Sedangkan menurut Walsh (2003) Current Ratio atau rasio lancar merupakan rasio favorit dari institusi-institusi pemberi pinjaman. Current ratio adalah perbandingan antara aktiva lancar dengan kewajiban lancar. Skala pengukuran yang digunakan adalah rasio.

Current Ratio= lancar Hutang lancar Aktiva x 100%

b. Variabel Rasio Cair (Quick Ratio)

Menurut Helfert (1996) bahwa konsep utama dari Quick Ratio adalah untuk menguji kemampuan membayar (kolektibilitas) kewajiban lancar lancar bilamana

terjadi krisis yang nyata sehingga perlu kemampuan untuk membayar dalam keadaan mendesak. Bank melakukan analisa terhadap quick ratio, untuk melihat ketersediaan kas atau asset setara kas guna memenuhi kewajiban yang segera dibayar dengan kas. Kemampuan perusahaan untuk menjaga alat likuid untuk mendukung operasional harian, quick ratio yaitu membandingkan aktiva lancar kecuali persediaan dengan kewajiban lancar. Skala pengukuran yang digunakan adalah rasio.

Quick Ratio = lancar Hutang Persediaan -lancar Aktiva x 100%

c. Variabel Rasio Total Kewajiban atas Total Harta (Debt to Asset Ratio)

Rasio ini merupakan gambaran tentang berapa banyak (%) dana perusahaan yang berasal dari utang jangka panjang dibandingkan dengan harta perusahaan. Angka rasio yang rendah mengidentifikasikan adanya perlindungan lebih sedikit kepada kreditur jangka panjang. Oleh karena semua pinjaman mengandung resiko, semakin besar persentasinya, semakin besar pula resiko yang ditanggung oleh perusahaan. Helfert (1996) menyatakan dari sudut pandang pemberi pinjaman, berbagai rasio yang berhubungan dengan hutang jangka panjang adalah mengukur kemungkinan risiko pemberi pinjaman dalam hubungannya dengan ketersediaan nilai aktiva yang menjadi jaminan. Rasio ini menunjukkan besarnya utang jangka panjang (%) yang berasal dari kreditor dibandingkan dengan harta yang dimiliki oleh perusahaan. Apabila terlalu banyak berutang, perusahaan dapat mengalami masalah dalam pembayaran angsuran. Skala pengukuran yang digunakan adalah rasio.

Debt to Asset Ratio= Harta ng angkaPanja KewajibanJ x100%

d. Variabel Rasio Kewajiban Jangka Panjang atas Modal (Debt to Equity Ratio) Sama halnya dengan rasio hutang jangka panjang atas harta yang dimiliki oleh perusahaan, rasio ini bertujuan untuk melihat berapa besar (%) utang jangka panjang operasi dibandingkan dengan modal perusahaan. Menurut Helfert (1996) rasio hutang terhadap ekuitas adalah suatu upaya untuk memperlihatkan, dalam format lain, proporsi relatif dari klaim pemberi pinjaman terhadap hak kepemilikan, dan digunakan sebagai ukuran peranan hutang. Semakin kecil angka rasio, semakin baik solvabilitas perusahaan. Besarnya utang yang terdapat pada struktur modal sangat penting untuk memahami perimbangan antara risiko dan laba yang diperoleh. Utang membawa risiko karena setiap hutang akan menimbulkan keterikatan yang tetap bagi perusahaan dalam bentuk kewajiban untuk membayar beban bunga dan angsuran pokok (principle) secara periodik. Skala pengukuran yang digunakan adalah rasio.

Debt to Asset Ratio=

Modal

ng angkaPanja KewajibanJ

x100%

e. Variabel Rasio Laba Bersih atas Penjualan (Net Profit Margin)

Rasio ini menunjukkan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba bersih operasi terhadap total penjualan. Semakin besar rasio semakin baik karena semakin besar kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba. Skala pengukuran yang digunakan adalah rasio.

Net Profit Margin=

Penjualan LabaBersih

f. Variabel Rasio Laba Operasi atas Total Investasi (Return on Investment) Rasio ini menunjukkan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba bersih operasi terhadap total investasi. Semakin besar rasio semakin baik karena semakin besar kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba. Return On Investment (ROI) adalah salah satu rasio kunci yang biasa digunakan dalam bisnis. Menurut Walsh (2003). “Jika pengembalian atas investasi ini sama dengan atau lebih besar dari biaya ekuitas, maka perusahaan dapat terus beroperasi. Namun jika tingkat ROI jangka panjangnya ternyata lebih kecil, maka perusahaan tidak memiliki masa depan yang baik”. Skala pengukuran yang digunakan adalah rasio.

Return On Investment=

tasi TotalInves

LabaBersih

x 100%

g. Variabel Rasio Laba atas Modal (Return on Equity)

Rasio laba atas modal sangat berguna bagi para penanam modal atau pemilik perusahaan. Rasio ini membuat manajemen dapat melihat secara fokus besarnya laba bersih yang dapat dihasilkan dari jumlah modal yang ditanam para pemegang saham.

Menurut Walsh (2003), rasio ini dapat dikatakan rasio yang paling penting dalam keuangan perusahaan yang mengukur pengembalian absolut yang akan diberikan perusahaan kepada pemegang saham. Suatu angka ROE yang bagus akan gunakan membawa keberhasilan bagi perusahaan yang mengkibatkan tingginya harga saham dan membuat perusahaan dengan mudah menarik dana baru. Hal itu juga akan memungkinkan perusahaan untuk berkembang, menciptakan kondisi pasar yang sesuai, dan pada gilirannya akan memberikan laba yang besar, semua hal tersebut dapat menciptakan nilai yang tinggi dan pertumbuhan yang berkelanjutan atas kekayaan para pemiliknya.

Rasio ini adalah perbandingan laba bersih dengan modal dari perusahaan sehingga pengukuran yang digunakan adalah rasio.

Return On Equity=

Modal LabaBersih

x 100%

III.7.2. Variabel Kebijakan Moneter

Kebijakan Moneter dalam penelitian ini yang dianalisa sebagai variabel independen adalah tingkat bunga yang dikeluarkan oleh Bank Indonesia yang dikenal dengan BI Rate dan tingkat inflasi yang terjadi di Kota Medan pada bulan persetujuan kredit modal kerja kepada debitur, jadi kedua variabel tersebut dengan skala pengukuran rasio.

III.7.3. Variabel Persetujuan Kredit

Variabel persetujuan kredit merupakan variabel dependen atau variabel terikat yang merupakan fungsi dari variabel independen atau bebas. Pengukuran variabel dependen mempergunakan skala rasio yaitu melalui perbandingan jumlah keputusan kredit yang disetujui dengan jumlah kredit yang dimohon calon debitur kepada PT. Bank Sumut Cabang Utama Medan.

Berdasarkan variabel-variabel di atas dapat dibuat suatu tabel identifikasi dan pengukuran sebagai berikut ini:

Tabel III.1. Definisi Operasional Variabel

Variabel Definisi Operasional Variabel Parameter Current Ratio (X1) lancar Hutang lancar Aktiva Rasio Quick Ratio (X2) lancar Hutang Persediaan -lancar Aktiva Rasio

Debt to Asset Ratio (X3)

Harta

ng angkaPanja

KewajibanJ Rasio

Debt to Equity Ratio (X4)

Modal

ng angkaPanja

KewajibanJ Rasio

Net Profit Margin (X5)

Penjualan LabaBersih Rasio Return on Investment (X6) tasi TotalInves LabaBersih Rasio Return on Equity (X7) Modal LabaBersih Rasio

BI Rate (X8) Tingkat Bunga yang ditetapkan oleh Bank Indonesia

Rasio Tingkat Inflasi (X9) Tingkat Inflasi Kota Medan Rasio Kredit Modal Kerja (Y)

Perbandingan antara jumlah kredit modal kerja yang disetujui bank dengan jumlah yang dimohon calon debitur

Rasio

Dokumen terkait