BAB I PENDAHULUAN
B. Tinjauan Tentang Belajar dan Prestasi Belajar
2. Definisi Prestasi Belajar
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia pengertian prestasi belajar adalah
penugasan pengetahuan atau keterampilan yang dikembangkan oleh mata
pelajaran, ditunjukkan dengan nilai tes atau angka nilai yang diberikan oleh guru,
sedangkan menurut Abu Abadi, dkk (2013: 21) Prestasi belajar siswa dapat dilihat
dari adanya peningkatan menjawab benar pada evaluasi yang dilakukan. Prestasi
belajar dikatakan sempurna apabila memenuhi tiga aspek yaitu kognitif, afektif,
dan psikomotorik. Sebaliknya prestasi belajar dikatakan kurang sempurna bila
seseorang belum mampu memenuhi ketiga aspek tersebut. Prestasi belajar yang
dicapai seseorang merupakan hasil interaksi antara beberapa faktor dengan
lingkungan yang mempengaruhinya, yaitu faktor dari dalam diri (faktor internal)
dan faktor dari luar diri (faktor eksternal).
Berdasarkan taksonomi Bloom (Retno Utari, 2011: 3) ranah kognitif
a. Pengetahuan (knowledge) adalah kemampuan menyebutkan atau menjelaskan kembali.
Pada level atau tingkatan terendah ini dimaksudkan sebagai kemampuan
mengingat kembali materi yang telah dipelajari, misalnya: (a) pengetahuan
tentang istilah; (b) pengetahuan tentang fakta khusus; (c) pengetahuan
tentang konvensi; (d) pengetahuan tentang urutan; (e) pengetahuan
tentangklasifikasi dan kategori; (f) pengetahuan tentang kriteria; dan (g)
pengetahuan tentang metodologi.
b. Pemahaman (comprehension) adalah kemampuan memahami suatu masalah dan menyatakan kembali dengan menggunakan kata-kata sendiri.
Pada level atau tingkatan kedua ini, pemahaman diartikan sebagai
kemampuan memahami materi tertentu, dapat dalam bentuk: (a) translasi
(mengubah dari satu bentuk ke bentuk lain); (b) interpretasi (menjelaskan
atau merangkum materi); (c) ekstrapolasi (memperpanjang/memperluas
arti/memaknai data).
c. Penerapan (apllication) adalah kemampuan menggunakan konsep dalam mempraktekkan sesuatu dengan situasi yang baru dan nyata. Contoh-
contoh kata kerja operasional untuk merumuskan tujuan pembelajaran
pada level ini yaitu menugaskan, mengurutkan, menentukan, menerapkan,
menyesuaikan, mengklasifikasi, menghitung, membangun, membiasakan,
mencegah, menentukan, menggambarkan, menggunakan, menilai, melatih,
d. Analisis (analysis) adalah kemampuan memisahkan konsep kedalam beberapa komponen untuk memperoleh pemahaman yang lebih luas atas
dampak komponen-kompenan terhadap konsep tersebut secara utuh.
Analisis merupakan kemampuan menguraikan suatu materi menjadi
bagian-bagiannya. Kemampuan menganalisis dapat berupa: (a) analisis
elemen (mengidentifikasi bagian-bagian materi), (b) analisis hubungan
(mengidentifikasi hubungan), (c) analisis pengorganisasian prinsip
(mengidentifikasi pengorganisasian atau organisasi).
e. Sintesis (synthesis) adalah kemampuan menyusun kembali komponen komponen dalam rangka menciptakan pemahaman yang baru. Tingkatan
kognitif kelima ini dapat berupa: (a) memproduksi komunikasi yang unik,
(b) memproduksi rencana atau kegiatan utuh, dan (c) menghasilkan
seperangkat hubungan abstrak.
f. Evaluasi (evaluation) adalah kemampuan untuk mengevaluasi dan menilai sesuatu berdasarkan norma, acuan, dan kriteria. Kemampuan melakukan
evaluasi diartikan sebagai kemampuan menilai ‘manfaat’ suatu hal untuk
tujuan tertentu berdasarkan kriteria yang jelas. Paling tidak ada dua bentuk
tingkat evaluasi menurut Bloom, yaitu: (a) penilaian atau evaluasi
berdasarkan bukti internal; dan (2) evaluasi berdasarkan bukti eksternal.
Zainal Arifin (2013: 12) mengemukakan bahwa prestasi belajar
merupakan suatu indikator baik kualitas maupun kuantitas pengetahuan yang
sebagai umpan balik sehingga dapat menentukan apakah perlu melakukan
diagnosis, penempatan, atau bimbingan terhadap peserta didik.
Sugihartono, dkk (2012: 130) berpendapat bahwa prestasi belajar
merupakan hasil pengukuran yang berwujud angka maupun pernyataan yang
mencerminkan tingkatan penguasaan materi pelajaran bagi para siswa. Sebuah
prestasi belajar menjadi bukti adanya keberhasilan dalam pembelajaran.
Berdasar pada beberapa pengertian diatas maka dapat ditarik kesimpulan
bahwa prestasi belajar merupakan suatu indikator yang diperoleh siswa berupa
angka atau pernyataan yang digunakan sebagai tolak ukur penguasaan materi
siswa tersebut.
Prestasi belajar yang dicapai oleh seseorang dipengaruhi oleh berbagai
faktor baik dari dalam diri (faktor internal) maupun dari luar diri (faktor
eksternal). Abu Ahmadi dan Widodo (2013: 139) mengemukakan faktor yang
yang mempengaruhi prestasi belajar diantaranya:
a. Faktor Stimulus Belajar
Stimulus belajar di sini dimaksudkan segala sesuatu yang ada di luar
individu untuk mengadakan reaksi atau perbuatan belajar. Stimulus dalam hal
ini mencakup material, penugasan, serta suasana lingkungan eksternal yang
harus diterima dan dipelajari oleh peserta didik.
b. Faktor Metode Belajar
Metode pembelajaran yang digunakan oleh guru sangat berpengaruh
yang tepat dan menarik pada proses belajar akan membantu siswa untuk
memperoleh prestasi belajar yang baik. Faktor-faktor metode belajar
menyangkut beberapa hal, diantaranya:
1) Kegiatan berlatih atau praktek
Kegiatan berlatih dapat diberikan secara maraton (non-stop) atau secara distribusi (dengan selingan waktu istirahat). Kegiatan berlatih yang
diberikan secara terdistribusi lebih efektif dibanding kegiatan berlatih
yang diberikan secara maraton. Kegiatan berlatih secara maraton dapan
melelahkan dan membosankan siswa.
2) Overlearning dan Drill
Overlearning dan Drill dilakukan untuk kegiatan menghafal dan
mengingat, keduanya berguna untuk memantapkan reaksi dalam belajar.
Overlearning berlaku bagi latihan keterampilan motorik seperti menjahit,
sedangkan Drill berlaku bagi kegiatan abstraksi seperti berhitung. 3) Resitasi selama Belajar
Resitasi sangat bermanfaat untuk meningkatkan kemampuan membaca
maupun untuk menghafal bahan pelajaran.
4) Pengenalan tentang Hasil-Hasil Belajar
Pengenalan seseorang terhadap hasil belajarnya sangatlah penting karena
5) Belajar dengan Keseluruhan dan dengan Bagian-Bagian
Menurut beberapa penelitian, perbedaan efektifitas antara belajar secara
keseluruhan dengan belajar secara bagian-bagian belum ditemukan, tetapi
apabila kedua prosedur ini dilakukan secara simultan, ternyata belajar
secara keseluruhan lebih mengungtungkan dibanding dengan belajar
secara bagian-bagian.
6) Penggunaan Modalitas Indra
Modalitas indra yang digunakan oleh masing-masing individu tidak
semuanya sama. Sehubungan dengan hal tersebut ada tiga hal pengindraan
yang penting dalam belajar, yaitu oral, visual, dan kinestetik.
7) Bimbingan dalam Belajar
Pemberian bimbingan belajar diperlukan untuk memberikan modal
kecakapan agar siswa dapat menyelesaikan tugas-tugas yang dibebankan
menjadi lebih ringan. Pemberian bimbingan belajar ini perlu adanya
batasan-batasan agar siswa tidak menjadi tergantung dengan bantuan
orang lain.
8) Kondisi-Kondisi Intensif
Intensif merupakan alat untuk mencapai tujuan. Intensif-intensif dapat
diklasifikasikan menjadi dua macam, yaitu:
a) Intensif intrinsik, yaitu situasi yang mempunyai hubungan fungsional
b) Intensif ekstrinsik, yaitu objek atau situasi yang tidak mempunyai
hubungan fungsional dengan tugas.
c. Faktor Individual
Faktor individual memiliki peran yang paling penting diantara kedua
faktor diatas. Faktor individual menyangkut beberapa hal diantaranya:
1) Faktor jasmaniah baik yang bersifat bawaan maupun sifat yang diperoleh,
misalnya saja pendengaran, penglihatan dan struktur tubuh.
2) Faktor psikologis bersifat bawaan maupun tidak, misalnya, bakat, minat
dan motivasi.
3) Faktor kematangan fisik dan psikis.
Berdasar pada faktor yang telah dijelaskan diatas, penelitian ini mengacu
pada faktor kedua yaitu metode yang digunakan oleh guru dalam proses belajar
untuk menciptakan suasana pembelajaran yang menyenangkan, sehingga
berdampak pada prestasi belajar siswa.