• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II .................................................................. Error! Bookmark not defined.1

2.1.2 Definisi Rasio Keuangan

Rasio keuangan dapat memberikan gambaran baik atau buruknya posisi keuangan suatu perusahaan, baik buruknya suatu perusahaan dapat diukur dari prestasi perusahaan yang dapat digambarkan di dalam laporan keuangan. Untuk dapat menilai prestasi dapat dilakukan dengan cara membandingkan laporan keuangan di periode sebelumnya dengan periode saat ini. Dapat juga dilakukan dengan cara diketahui kinerja perusahaan apakah baik atau buruk. Rasio keuangan merupakan suatu perhitungan rasio dengan menggunakan laporan keuangn yang berfungsi sebagai alat ukur dalam menilai kondisi keuangan dan kinerja perusahaan. Rasio keuangan adalah angka yang diperoleh dari hasil perbandingan

antara satu pos laporan keuangan dengan pos lainnya yang mempunyai hubungan yang relefan dan signifikan. Perbandingan dapat dilakukan antara satu pos dengan pos lainnya dalam satu laporan keuangan atau antar pos ada diantara laporan keuangan. (Henry,2016:138).

Definisi rasio keuangan menurut Mia Lasmi Wardiah (2017:136) merupakan perhitungan rasio dengan menggunakan laporan keuangan yang dapat berfungsi sebagai rasio dengan menggunakan laporan keuangan yang dapat berfungsi sebagai alat ukur dalam menilai kinerja perusahaan.

Sedangkan pengertian ratio keuangan menurut Irham Fahmi (2012:107) adalah rasio keuangan atau financial ratio ini sangat penting gunanya untuk melakukan analisa terhadap kondisi keuangan perusahaan. Bagi investor jangka pendek dan menengah pada umumnya lebigh banyak tertarik kepada kondisi keuangan jangka pendek dan kemampuan perusahaan untuk membayar dividen yang memadai. Informasi tersebut dapat diketahui dengan cara lebih sederhana yaitu dengan menghitung rasio-rasio keuangan yang sesuai dengan keinginan.

Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa rasio keuangan merupakan suatu perhitungan matematis yang dilakukan dengan cara membadingkan beberapa pos atau komponen tertentu dalam laporan keuangan yang memiliki hubungan untuk kemudian ditujukan untuk menunjukkan perubahan dalam kondisi keuangan sebuah perusahaan.

Pada umumnya rasio keuangan dikelompokkan menjadi lima menurut Hery(2016:142), yaitu :

1. Rasio Likuiditas. Rasio yang menggambarkan kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya yang segera jatuh tempo. Rasio ini diperlukan untuk kepentingan analisis kredit atau analisis risiko keuangan.

Rasio likuiditas terdiri atas : Current Ratio, quick Ratio / Acid Test Rasio dan Cash Ratio.

2. Rasio Solvabilitas (Leverage). Rasio yang menggambarkan 13 kemampuan perusahaan dalam memenuhi suluruh kewajibannya. Rasio ini sama halnya dengan rasio likuiditas, diperlukan untuk kepentingan analisis kredit atau analissi risiko keuangan. Rasio ini terdiri dari : Debt Ratio, Debt to Equity Ratio, Long Term Debt to Equty Ratio, Time Interest Earned Ratio dan Operating Income to Liabilites.

3. Rasio Aktivitas. Rasio ini digunakan untuk mengukur tingkat efisiensi atas pemanfaatan sumber daya yang dimiliki perusahaan atau untuk menilai kemampuan perusahaan dalam menjalankan aktivitasnya sehari-hari. Rasio ini terdiri dari : Accunts Receivable Trun ver, Inventory Trun Over, Working Capital Trun Over, Fixed Assets Trun Over dan Total Assets Trun Over.

4. Rasio Profitabilitas. Rasio yang menggambarkan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba. Rasio ini debedakan atas dua jenis, yaitu Rasio Tingkat Pengembalian atas Investasi yang terdiri atas : Return on Assets dan Return on Equity. Rasio Kinerja Operasi yang terdiri atas : Gross Profit Margin, Operating Profit Margin dan Net Profit Margin.

5. Rasio Penilaian/Rasio Ukur Pasar. Rasio yang digunakan untuk mengestimasi nilai intristik perusahaan (nilai saham). Rasio ini terdiri atas : Earnings Per

Share, Price Earnings Ratio, Dividend Yeald, Dividend Payout Ratio dan Price to Book Value Ratio.

Dari Jenis-Jenis rasio di atas hanya empat rasio yang digunakan di dalam penelitian ini. Rasio-Rasio yang dipilih antar lain rasio likuiditas, rasio solvabilitas(Leverage), rasio aktivitas dan rasio profitabilitas

a. Rasio Likuiditas

Rasio likuiditas merupakan rasio yang menunjukkan kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban atau membayar utang jangka pendeknya. Dengan kata lain, rasio likuiditas adalah rasio yang dapat digunakan untuk mengukur sampai seberapa jauh tingkat kemampuan perusahaan dalam melunasi kewajiban jangka pendeknya yang akan jatuh tempo. (Hery, 2016:149).

Fahmi (2014:69) menjelaskan bahwa likuiditas adalah kemampuan suatu perusahaan memenuhi kewajiban jangka pendeknya secara tepat waktu.

Menurut Wardiyah (2017:123) rasio likuiditas adalah rasio yang menggambarkan kemampuan perubahan dalam memenuhi kewajibannya yang akan jatuh tempo. Ratio yang umum digunakan adalah rasio lancar (Current Ratio) dan rasio cepat (Quick Ratio). Dalam penelitian ini Rasio Likuiditas diproxykan oleh Current Ratio (CR) dengan rumus :

Rasio lancar (Current Ratio) merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya yang segera jatuh tempo dengan menggunakan total aset lancar yang tersedia.

Dengan kata lai, rasio lancar ini menggambarkan seberapa besar jumlah ketersediaan aset lancar yang dimiliki perusahaan dibandingkan dengan total kewajiban lancar. Oleh sebab itu, rasio lancar dihitung sebagai hasil bagi antara total aset lancar dengan total kewajiban lancar. (Hery, 2016:152).

Aset lancar adalah kas dan aset lainnya yang diharapkan akan dapat dikonversi menjadi kas, dijual, atau dikonsumsi dalam waktu satu tahun atu dalam satu siklus operasi normal perusahaan, tergantung mana yang paling lama. Kas (Cash on Hand and Cash in Bank) merupakan aset yang paling likuid (lancar), lalu diikuti dengan investasi jangka pendek (surat-surat berharga), piutang usaha, piutang wesel, piutang lain-lain, persediaan, perlengkapan, biaya dibayar dimuka, dan aset lancar lainnya. Kewajiban lancar adalah kewajiban yang diperkirakan akan dibayar dengan menggunakan aset lancar atau menciptakan kewajiban lancar lainnya dan harus segera dilunasi dalam jangka satu tahun atatu dalam satu siklus operasional perusahaan, tergantung mana yang paing lama. Kewajiban lancar pada umumnya mencakup berbagai pos, yaitu utang usaha, utang wesel jangka pendek, beban yang masih harus dibayar dan bagian utang jangka panjang yang lancar.

b. Rasio Solvabilitas / Leverage

Rasio solvabilitas atau rasio leverage merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur sejauh mana aset perusahaan dibiayai 16 dengan utang. Dengan kata lain, rasio solvabilitas atau rasio leverage merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur seberapa besar beban utang yang harus ditanggung perusahaan dalam rangka pemenuhan aset. (Hery, 2016:162).

Wardiyah (2017:106) menjelaskan bahwa solvabilitas atau rasio leverage merupakan rasio untuk mengukur seberapa besar kemampuan perusahaan memenuhi semua kewajiban finansial jangka pendek.

Berdasarkan pendapat para ahli yang disebutkan di atas, maka penulis dapat menyimpulkan bahwa rasio solvabilitas atau leverage digunakan sebagai alat untuk mengukur sejauh mana kemampuan suatu emiten dalam memenuhi semua kewajiban jangka panjangnya, khususnya jika sewaktu-waktu perusahaan tersebut harus dilikuidasi. Dalam penelitian ini Rasio leverage diproxykan oleh Debt to Equity (DER) dirumuskan dengan :

Rumus Perhitungan :

Total Hutang Debt to Equity Ratio =

Total Ekuitas

Rasio utang terhadap aset merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur perbandingan antara total utang dengan total aset. Dengan kata lain, rasio ini digunakan untuk alat ukur seberapa besar aset perusahaan dibiayai oleh utang atau seberapa besar utang persuahaan berpengaruh terhadap biaya aset. (Hery, 2016:166).

c. Rasio Aktivitas

Rasio aktivitas merupakan rasio yang digunakan untuk mengukut efektivitas perusahaan dalam menggunakan aset yang dimilikinya, termasuk untuk mengukur tingkat efesiensi perusahaan dalam memanfaatkan sumberdaya yang ada. Rasio

ini juga digunakan untuk menilai kemampuan perusahaan dalam melaksanakan aktifitas sehari-hari. (Hery, 2016:178)

Wardiyah (2017:107) menjelaskan tentang rasio aktivitas merupakan rasio untuk mengukur seberapa efektif perusahaan dalam memanfaatkan sumberdaya yang dimilikinya.

Rasio aktivitas adalah rasio aktivitas yang menunjukan bagaiman sumber daya telah dimanfaatkan secara optimal, kemudian dengan cara membandingkan rasio aktivitas, maka dapat diketahui tingkat efisiensi perusahaan dalam industry (Agus Sartono, 2012:118).

Sedangkan menurut Van Horne Wachowicz dalam Dewi Fitriasari dan Deny Arnos Kway (2012:212) : “Rasio aktivitas (activity ratio) adalah rasio yang mengukur seberapa efektif perusahaan menggunakan berbagai aktivitasnya”.

Rasio ini sering digunakan karena mencakup keseluruhan. Tanpa mempersoalkan jenis usaha apapun, Total Asset Turn Over (TATO) menggambarkan seberapa besar dukungan semua aktiva yang dimiliki untuk memperoleh penjualan, semakin besar nilai penjualan maka semakin besar pula laba yang didapatkan.

Dengan demikian, 18 meningkatkan nilai Total Asset Trun Over maka laba perusahaanpun akan meningkat.

Dalam rasio-rasio aktivitas, analisa dapat dilakukan dengan menggunakan rasio sebagai berikut :

1. Perputaran piutang (Receivable Turn Over), posisi piutang dan taksiran waktu pengumpulannya dapat dinilai dengan menghitung tingkat perputaran piutang

(Receivable Turn Over) yaitu, dengan membagi total penjualan kredit neto dengan piutang rata-rata. (Munawir, 2012:75).

2. Perputaran persediaan (Inventory Turn Over), menunjukkan seberapa cepat perputaran persediaan dalam siklus produksi normal. Semakin cepat perputarannya semakin baik, karena dianggap kegiatan penjual berjalan cepat.

(Harahap, 2011:308).

3. Perputaran modal kerja (Working Capital Turn Over), merupakan salah satu rasio untuk mengukur atau menilai keefektifan modal kerja perusahaan selama periode tertentu (Kasmir, 2013:182).

4. Fixed Assets Turn Over, rasio yang digunakan untuk mengukur beberapa kali dana yang ditanamkan dalam aktiva tetap berputar satu periode (Kasmir, 2013:184).

5. Total Assets Turn Over, menunjukkan bagaimana efektifitas perusahaan menggunakan keseluruhan aktiva untuk menciptakan penjualan dan mendapatkan laba (Agus Sartono, 2012:120).

Rumus Perhitungan :

Penjualan Total Asset Turn Over =

Total Aktiva (Total Assets)

Dalam penelititan ini metode yang digunakan untuk mengukur solvabilitas adalah Total Asset Turn Over (TATO). Semakin besar rasio ini semakin baik, yang berarti aktiva dapat lebih cepat berputar dan meraih laba dan menunjukkan

semakin efesien penggunaan keseluruhan aktiva dalam menghasilkan penjualan.

Dengan kata lain, jumlah aset yang lama dapat memperbesar volume penjualan apabila Total Asset Turn Over ditingkatkan atau diperbesar.

1. Pengertian ROI (Return on Investment)

ROI adalah singkatan dari Return on Investment atau bisa diterjemahkan sebagai laba atas investasi. Dalam perhitungan ROI, nilai yang dicari adalah persentase keuntungan dari investasi berdasarkan laba keseluruhan dan biaya yang dikeluarkan. Dengan demikian, bisa diketahui dengan jelas tingkat profitabilitas dari suatu investasi.

Pengertian Return on Investment menurut para ahli :

a. Syamsudin

ROI merupakan sebuah perbandingan antara laba bersih setelah pajak dengan total aktiva.

b. Saud Husnan

ROI yaitu suatu rasio untuk menggambarkan seberapa besar laba bersih yang didapatkan perusahaan dari seluruh kekayaan yang dimilikinya.

c. Agus Sartono

ROI yakni salah satu pengukuran kemampuan perusahaan keseluruhan untuk menghasilkan keuntungan dengan seluruh aktiva yang terdapat di dalam perusahaan.

d. Rahardjo

ROI ialah berbagai rasio yang menunjukkan kemampuan perusahaan dengan semua investasi yang tersedia untuk menghasilkan keuntungan.

e. Sutrisno

ROI adalah beberapa rasio yang menunjukkan kemampuan perusahaan untuk mendapatkan keuntungan yang digunakan untuk menutupi investasi yang dikeluarkan.

Return on Investment (ROI) merupakan salah satu pendekatan yang paling umum digunakan untuk mengevaluasi konsekuensi keuangan dari suatu keputusan dan tindakan investasi bisnis. ROI ini dapat digunakan untuk keputusan keuangan pribadi, membandingkan profitabilitas perusahaan ataupun untuk membandingkan efisiensi investasi. Jika hasil perhitungan Return on Investment (ROI) ini pada suatu rencana investasi adalah positif dan tidak ada lagi peluang untuk memperoleh hasil ROI yang lebih tinggi lagi, makainvestasi tersebut dapat dilakukan.

Pada dasarnya, Return on Investment (ROI) adalah rasio keuangan yang penting untuk :

1. Membuat keputusan pembelian aset (gedung, komputer, kendaraan dan mesin produksi).

2. Membuat keputusan pendanaan untuk proyek dan berbagai jenis program (contohnya program pengrekrutan, program pelatihan dan program pemasaran).

3. Membuat keputusan investasi saham atau investasi pada modal ventura (venture capital).

Rumus ROI : Laba bersih setelah pajak ROI =

Modal

Dokumen terkait