• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Definisi Sepsis

Sepsis adalah kumpulan gejala inflamasi sistemik (SIRS) yang disebabkan oleh infeksi. Menurut konsensus theAmerican College of Chest Physicians (ACCP) dan theSociety of Critical Care Medicine (SCCM), SIRS adalah suatu keadaan inflamasi

umum, tidak spesifik yang dapat terjadi akibat trauma, luka bakar, infeksi dan lain-lain.13,14

Pada tahun 2005 International Pediatric Sepsis Consensus Conference(IPSCC) membuat batasan SIRS, infeksi, sepsis, sepsis berat dan syok septik. Kriteria SIRS disesuaikan dengan perubahan fisiologis menurut kelompok usia (Tabel 2.1) dengan penambahan kriteria suhu tubuh atau jumlah leukosit abnormal. Definisi sepsis adalah SIRS ditambah dengan infeksi atau terbukti infeksi (Tabel 2.2) sedangkan sepsis berat adalah sepsis dengan disfungsi kardiovaskular atau acute respiratory distress syndrome (ARDS) atau sekurang-kurangnya dua disfungsi sistem organ (Tabel 2.3).15

Tabel 2.1 Pembagian kelompok usia untuk batasan sepsis pada anak15

Kelompok Usia Usia

Bayi Baru lahir

Tabel 2.2 Definisi SIRS, infeksi, sepsis, severe sepsis, dan syok sepsis15

• Terdapat sekurang-kurangnya dua dari empat kriteria, dimana salah satu diantaranya harus suhu tubuh abnormal atau jumlah leukosit yang abnormal :

- Temperatur > 38,5 °C atau < 36 °C (rektum, kantung kemih, oral atau kateter sentral.

- Takikardi : Rerata denyut jantung > 2 SD diatas normal sesuai usia tanpa adanya stimulasi eksternal, obat kronis, atau rangsang nyeri

ATAU

- Adanya kenaikan denyut jantung persisten selama 0.5 sampai 4 jam yang tidak bisa diterangkan penyebabnya

ATAU

- Pada anak usia < 1 tahun, adanya bradikardia persisten (rerata denyut jantung < persentil ke 10 untuk usianya tanpa rangsang vagus, obat ß blocker atau penyakit jantung bawaan) selama 0.5 jam

- Rerata laju napas > 2 SD diatas normal untuk usianya atau kebutuhan akut pemasangan ventilasi mekanis yang tidak berhubungan dengan penyakit neuromuskular atau anastesi umum

- Jumlah leukosit yang meningkat atau menurun untuk usianya (bukan keukopenia sekunder karena kemoterapi) atau adanya neutrofil imatur > 10%

• Tersangka atau terbukti infeksi (dari hasil kultur yang positif, pewarnaan jaringan, atau uji polymerase-chain-reaction)

ATAU

• Sindrom klinik yang dihubungankan dengan kemungkinan yang tinggi untuk terjadinya infeksi.

• Pembuktian adanya infeksi dilihat dari pemeriksaan klinik, pencitraan dan laboratorium yang positif ( misalnya: adanya sel leukosit pada cairan tubuh yang seharusnya steril, terdapatnya tanda perforasi, adanya pneumonia, petekie atau purpura).

• SIRS ditambah tersangka atau terbukti infeksi

• Sepsis yang disertai salah satu hal berikut : - Adanya disfungsi organ kardiovaskular

- Adanya Sindrom distress napas akut ( acute respiratory distress syndrome/ARDS).

- Adanya disfungsi dua organ atau lebih (Kriteria disfungsi organ pada tabel 3).

• Sepsis dengan disfungsi organ kardiovaskular

• Adanya gangguan fungsi organ seperti hemostasis yang tidak dapat dipertahankan tanpa resusitasi

Tabel 2.3 Kriteria disfungsi organ pada anak15

Organ Variabel Kriteria

Kardiovaskular Tekanan darah sistolik <40 mmHg (bayi)

<50 mmHg (anak-anak)

Frekuensi jantung <50 x/menit atau >220 x/menit (bayi)

<40 x/menit atau >200 x/menit (anak) Henti jantung

pH darah <7.2 dengan PaCO2 normal

Pengobatan Infus kontinu agen inotropik untuk mempertahankan tekanan darah dan atau curah jantung (cardiac output)

Respiratori Frekuensi nafas >90 x/menit (bayi)

>70 x/menit (anak) Analisa gas darah PaCO2 >65 mmHg

PaO2 <40 mmHg (tidak termasuk pasien dengan kelainan jantung)

Lama pemberian ventilasi mekanik

>24 jam pada pasien pasca operasi Rasio PaO2/FiO2 <200, tidak termasuk pasien dengan

kelainan jantung

Ginjal BUN >100 mg/dL

Kreatinin serum >2 mg/dL (tidak ada penyakit ginjal sebelumnya)

Dialisis

Hematologi Hemoglobin < 5 g/dL

Jumlah Leukosit < 3000/mm3 Jumlah trombosit < 20000/mm3

Neurologi Skala Koma Glasgow < 5 Pupil dilatasi tanpa refleks

Di Indonesia terdapat pedoman nasional pelayanan kedokteran Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) untuk mendiagnosis sepsis sehingga dapat menurunkan angka morbiditas dan mortalitas akibat sepsis.16

Berdasarkan pedoman nasional tersebut diagnosis sepsis dapat ditegakkan berdasarkan dua langkah yaitu:16

Langkah pertama berupa identifikasi bukti atau kecurigaan infeksi meliputi:16

1. Predisposisi infeksi seperti faktor genetik, usia, status nutrisi, status imunisasi, riwayat terapi dan komorbiditas (asplenia, penyakit kronis, penyakit bawaan).

2. Tanda atau bukti infeksi yang sedang berlangsung berdasarkan pemeriksaan klinis dan laboratorium. Secara klinis ditandai oleh demam atau hipotermia, atau adanya fokus infeksi. Secara laboratorium digunakan penanda (biomarker) infeksi yaitu pemeriksaan leukosit, trombosit, rasio neutrofil : limfosit, dan pemeriksaan darah tepi), c-reactive protein dan prokalsitonin.

3. Respon inflamasi terdiri dari :

- Demam (suhu inti >38,50C atau suhu aksila >37,50C atau hipotermia (suhu inti <360C)

- Takikardia : rerata denyut jantung diatas normal sesuai usia tanpa terdapat pada stimulus eksternal, obat kronis, dan nyeri, atau peningkatan denyut yang tidak dapat dijelaskan lebih dari 0.5 sampai 4 jam (Tabel 2.4)

- Bradikardia (pada anak <1 tahun) : rerata denyut jantung kurang dari normal sesuai usia tanpa adanya stimulus vagal eksternal, beta blocker, dan

penyakit jantung bawaan atau penurunan denyut jantung yang tidak dapat dijelakan selama lebih dari 0.5 jam (Tabel2.4).

- Takipneu: rerata frekuensi nafas diatas normal (Tabel2.4).

Tabel 2.4 Denyut jantung dan frekuensi nafas normal sesuai kelompok usia16 Kelompok usia Denyut jantung per menit Ferkuensi nafas per menit

0 - 1 bulan 100 - 190 ≤ 68

>1 bulan - <2 tahun 90 - 180 ≤ 58

2 - 5 tahun ≤ 160 ≤ 44

6 - 12 tahun ≤ 140 ≤ 38

13 - 18 tahun ≤ 130 ≤ 35

Langkah kedua : kecurigaan disfungsi organ/warning sign apabila ditemukan satu dari tiga tanda klinis yaitu penurunan kesadaran (metode Alert, Verbal, Pain, Unrespon (AVPU)), gangguan kardiovaskular (penurunan nadi, perfusi perifer atau rerata tekanan arterial, atau gangguan respirasi (peningkatan atau penurunan usaha nafas/work of breathing ).

Menentukan derajat keparahan penyakit dari pasien dengan penyakit kritis yang dirawat di ruang rawat intensif merupakan hal yang penting.17 Skor Pediatric Logistic Organ Dysfunction (PELOD) merupakan salah satu sistem skoring yang

pertama kali dikenalkan pada tahun 1999 dan telah digunakan untuk mengetahui derajat keparahan dari disfungsi organ pada pasien anak dengan penyakit kritis.

Skor PELOD akan bertambah sejalan dengan peningkatan difungsi dari organ dan keparahan sepsis. Penelitian sebelumnya menunjukan bahwa skor PELOD berhubungan dengan terjadinya disfungsi sistem organ multipel pada pasien sepsis.18 Skor PELOD dikatakan memiliki keterbatasan sehinga diperkenalkan Skor PELOD2 yang merupakan pengembangan dari skor PELOD untuk mengurangi keterbatasan yang ada (Tabel 2.5). Skor PELOD 2 ini menilai lima sistem organ.17

Tabel 2.5 Skoring pediatric logistic organ dysfunction 216

Disfungsi organ dan variable

Poin berdasarkan tingkat keparahan

0 1 2 3 4 5 6

Neurologi Glosgow coma scale

≥11 5-10 3-4

Papillary raction Keduanya reaktif

Ventilasi invasif Tidak Ya

Hematologi Hitung sel darah putih (x 109/L)

>2 ≤ 2

Platelet (x 109/L) ≥ 142 77 - 141 ≤ 76