BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.2. Landasan Teori
2.2.3. Definisi Sistem Informasi
Sistem Informasi merupakan seperangkat komponen yang saling berhubungan yang berfungsi mengumpulkan, memproses, menyimpan dan mendistribusikan informasi untuk mendukung pembuatan keputusan dan pengawasan dalam organisasi ( Laudon & Laudon dalam Pradikto, 2008:7 ), Romney dalam Krismiaji ( 2005:16 ) mendefinisikan sistem informasi sebagai cara-cara yang diorganisasi untuk menyimpan, mengelola, mengendalikan, dan melaporkan informasi sedemikian rupa sehingga sebuah organisasi dapat mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Hall ( 2001:7 ) berpendapat bahwa sistem informasi adalah suatu rangkaian prosedur formal dimana data dikumpulkan, diproses menjadi informasi dan didistribusikan kepada para pengguna.
Perkembangan teknologi informasi direspon oleh organisasi dengan mendesain sistem informasi berbasis teknologi komputer. Sistem informasi berbasis komputer merupakan satu rangkaian perangkat keras dan perangkat lunak yang dirancang untuk mentransformasi data menjadi informasi yang berguna. (Bodnar & Hopwood, 2004:6 ).
Dibutuhkan sistem informasi yang memiliki kualitas sehingga informasi yang dihasilkan bisa relevan, tepat waktu dan akurat, sehingga proses pencapaian tujuan perusahaan dapat berjalan lancer. Bentuk sistem informasi yang ideal adalah suatu lingkungan kerja dimana mesin dan pengolah informasi yang berteknologi tinggi mampu mengerjakan tugas-tugas rutin yang menyediakan data yang dapat diakses untuk menghasilkan informasi yang dibutuhkan sehingga
perusahaan dalam melaksanakan operasionalnya mampu menggali ide-ide kreatif serta menghasilkan keputusan yang tepat.
Krismiaji ( 2005:16-17 ) menjelaskan bahwa sebuah sistem informasi memiliki delapan komponen, yaitu :
1. Tujuan. Setiap sistem informasi dirancang untuk mencapai satu atau lebih tujuan yang memberikan arah bagi sistem tersebut secara keseluruhan.
2. Input. Data harus dikumpulkan dan dimasukkan sebagai input ke dalam
sistem. Sebagian besar input berupa data transaksi, namun perlu diingat, bahwa dalam perkembanganya, sebuah sistem informasi akuntansi tidak hanya mengolah data dan menghasilkan informasi keuangan saja, namun juga mengolah data dan menghasilkan informasi keuangan saja, namun juga mengolah data dan menghasilkan informasi non keuangan. Oleh karena itu, sebagai input adalah berupa data non keuangan.
3. Output. Informasi yang dihasilkan sebuah sistem disebut output. Output
dari sebuah sistem yang dimasukkan kembali ke dalam sebuah sistem sebagai inputdisebut dengan umpan balik ( feedback ). Output sebuah sistem informasi akuntansi biasanya berupa laporan keuangan dan laporan internal seperti daftar umur piutang, anggaran, dan proyeksi arus kas.
4. Penyimpan data. Data sering disimpan untuk dipakai lagi dimasa
mendatang. Data yang tersimpan ini harus diperbarui ( updated ). Untuk menjaga keterkinian data.
5. Pemrosesan. Data harus diproses untuk menghasilkan informasi dengan menggunakan komponen pemroses. Data ini sebagian besar perusahaan
mengolah datanya dengan menggunakan komputer, agar dapat dihasilkan informasi secara cepat dan akurat.
6. Instruksi dan prosedur. Sistem informasi tidak dapat memproses data untuk dapat menghasilkan informasi tanpa instruksi dan prosedur yang rinci. Perangkat yang lunak ( program ) komputer dibuat untuk menginstruksikan komputer melakukan pengolahan data. Istruksi dan prosedur untuk para pemakai komputer biasanya dirangkum dalam sebuah buku yang disebut buku pedoman prosedur.
7. Pemakai. Orang yang berinteraksi dengan sistem dan menggunakan
informasi yang dihasilkan oleh sistem disebut dengan pemakai. Dalam perusahaan pengertian pemakai termasuk dia adalah karyawan yang melaksanakan dan mencatat transaksi dan karyawan yang mengelola dan mengendalikan sistem.
8. Pengumuman dan Pengawasan. Informasi yang dihasilkan oleh sebuah
sistem informasi yang harus akurat, bebas dari berbagai kesalahan, dan terlindung dari akses secara tidak sah. Untuk mencapai kualitas informasi semacam itu, maka sistem pengamanan dan pengawasan harus dibuat dan melekat pada sistem.
2.2.4 Definisi Sistem Informasi Akuntansi ( SIA )
Sistem informasi akuntansi adalah susunan berbagai formulir catatan, peralatan, termasuk komputer dan perlengkapanya serta alat komunikasi, tenaga pelaksananya, dan laporan yang terkoordinasi secara erat yang didesain untuk
mentransformasikan data keuangan menjadi informasi yang dibutuhkan oleh manajemen ( Widjajanto, 2001:4 ).
Sistem informasi akuntansi adalah kumpulan sumber daya, seperti manusia dan peralatan, yang diatur untuk mengubah data menjadi informasi (Sutabri, 2004:6). Hall (2001:10) menambahkan bahwa sistem informasi akuntansi terdiri atas tiga subsistem utama yaitu :
1. Sistem pemrosesan transaksi-SPT (transaction processing system), mendukung operasi bisnis setiap hari dengan sejumlah dokumen dan pesan-pesan untuk para pemakai seluruh organisasi.
2. Sistem pelaporan buku besar/keuangan-SPBB/K (general ledger /
financial reporting system) yang menghasilkan laporan keuangan.
3. Sistem pelaporan manajemen-SPM (Management Reporting System), yang menyediakan manajemen internal dengan laporan keuangan dengan tujuan khusus dan informasi yang diperlukan untuk pengambilan keputusan.
Romney dan Stienbart ( 2005:3 ) berpendapat bahwa sistem informasi akuntansi terdiri dari lima komponen yakni :
1. Orang-orang yang mengoperasikan sistem tersebut dan melaksanakan
berbagai fungsi.
2. Prosedur-prosedur, baik manual maupun yang terotomatisasi, yang
dilibatkan dalam mengumpulkan, memproses, dan menyimpan data tentang aktivitas-aktivitas organisasi.
3. Data tentang proses-proses bisnis organisasi
4. Software yang dipakai untuk memproses data organisasi
5. Infrastruktur teknologi informasi, termasuk computer, peralatan
pendukung (peripheral device), dan perlatan untuk komunikasi jaringan. Kelima komponen tersebut secara bersama-sama memungkinkan suatu sistem informasi akuntansi memenuhi fungsi pentingnya dalam organisasi, yaitu :
a) Tentang aktivitas-aktivitas yang dilaksanakan oleh organisasi,
sumber daya yang dipengaruhi oleh aktivitas-aktivitas tersebut, dan para pelaku yang terlibat dalam berbagai aktivitas tersebut, agar pihak manajemen, para pegawai, dan pihak-pihak luar yang berkepentingan dapat meninjau ulang ( review ) hal-hal yang telah terjadi.
b) Mengubah data menjadi informasi yang berguna bagi pihak
manajemen untuk membuat keputusan dalam aktivitas perencanaan, pelaksanaan, dan pengawasan.
c) Menyediakan pengandalian yang memadai untuk menjaga asset-aset
organisasi, termasuk data organisasi, untuk memastikan bahwa data tersebut tersedia saat dibutuhkan, akurat, dan andal.
Wahyono ( 2004:29 ) mengemukakakn bahwa sistem informasi akuntansi berbasis komputer merupakan sistem yang melakukan fungsi-fungsi untuk memberikan informasi bagi semua tingkat manajemen, baik itu manajemen atas atau top level management ( seperti direktur dan eksekutif ), manajemen
menengah atau middle level management ( seperti kepala cabang atau divisi ), maupun manajemen bawah atau lower level ( seperti mandor, supervisor, tenaga klerikal, dan lain-lain ).
Wahyono ( 2004:30 ) berpendapat bahwa sistem informasi informasi akuntansi berbasis komputer memiliki beberapa keunggulan, yaitu :
1. Proses pengolahan yang cepat
2. Tingkat akurasi informasi yang dihasilkan cukup tinggi 3. Efisiensi sumberdaya manusia