• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III METODE PENELITIAN

3.5. Definisi Variabel Operasional Penelitian

Definisi Variabel Operasional Penelitian ini adalah :

1. Pendapatan adalah pendapatan atau hasil yang diperoleh dari sumber pendapatan yang diterima secara aktual oleh seorang penduduk tenaga yang diukur dengan rupiah (Rp).

2. Tingkat Pendidikan yaitu lamanya bersekolah seorang penduduk melalui pendidikan formal (tahun).

3. Penyerapan Tenaga Kerja adalah jumlah tenaga kerja yang terserap (orang) oleh karena adanya PT. Inalum (jumlah jiwa yang tertampung sebagai tenaga kerja). 4. Pasar Lokal adalah pasar tradisional yang terletak di lokasi penelitian Ibukota

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1. Gambaran Umum Kabupaten Toba Samosir dan Kecamatan Pintupohan

Meranti

Secara geografis Kabupaten Toba Samosir terletak di bagian tengah Propinsi Sumatera Utara pada garis koordinat 2003’- 2040’ Lintang Utara dan 98056’-99040’ Bujur Timur. Berada di jajaran pegunungan Bukit Barisan, Kabupaten Toba Samosir memiliki karakter topografi dan kontur tanah yang beraneka ragam (datar, landai miring dan terjal) pada ketinggian 300 - 2.200 meter di atas permukaan laut.

Sumber: Kecamatan Pintu Pohan Meranti dalam Angka Tahun 2007, Skala 1 : 50.000 Gambar 5. Peta Wilayah Kabupaten Toba Samosir Berdasarkan Batas Wilayah

Dengan luas wilayah 2.021,80 km , Kabupaten Toba Samosir diapit oleh lima Kabupaten, di sebelah utara berbatasan dengan Kabupaten Simalungun, sebelah Timur dengan Kabupaten Labuhan Batu dan Asahan, sebelah selatan dengan Kabupaten Tapanuli Utara dan sebelah barat berbatasan dengan Kabupaten Samosir.

Kabupaten dengan jumlah penduduk 170.015 jiwa pada tahun 2006 ini dengan ibukota Balige, merupakan wilayah tradisional etnik Batak Toba. Sebagian besar penduduk menggantungkan hidup pada sektor pertanian dengan komoditas padi sebagai unggulan. Tahun 2006 luas panen padi mencapai 22.579 ha dengan jumlah produksi sebesar 121.712 ton.

Berdasarkan data statistik tahun 2006, bersama komoditas pertanian lain berupa produksi tanaman jagung, kacang tanah, sayur-sayuran, tanaman buah, serta tanaman perkebunan, usaha ternak, perikanan dan kehutanan, sektor pertanian menjadi kontributor ke-2 (kedua) yang memberi sumbangan sebesar 30,94% terhadap pembentukan nilai PDRB kabupaten setelah kontributor utama sektor industri sebesar 39,62% terhadap pembentukan PDRB.

PT. Indonesia Asahan Aluminium (INALUM) yang memiliki jaringan pembangkit listrik tenaga air (PLTA) Asahan menjadi salah satu dari dua industri ekstra besar yang ada di Kabupaten Toba Samosir bersama dengan PT. Toba Pulp Lestari Tbk, dan 967 unit UKM dengan jumlah tenaga kerja terserap sebanyak 1.570 orang yang bergerak pada bidang produksi tenunan tradisional (ulos), kerajinan dan produk konsumsi, PT. Inalum Divisi PLTA yang terletak di Kecamatan Pintupohan Meranti menjadi kontributor PDRB kabupaten di sektor industri.

4.1.1. Sejarah Terbentuknya Kecamatan Pintupohan Meranti

Menurut cerita bahwa leluhur orang batak berasal dari India Belakang yang datang ke Sumatera melalui Selat Malaka. Setelah berlayar beberapa lama tibalah mereka di Pantai Asahan. Mereka menemukan air tawar di bagian salah satu muara sungai, dan di daerah muara sungai itu terdapat suatu tempat berbentuk tanjung. Di sanalah mereka membangun “Bale-bale” atau sejenis rumah, tempat peristirahatan dan tempat tinggal menetap mereka. Orang-orang yang bertempat tinggal di daerah berbentuk tanjung tersebut beberapa lama kemudian semakin berkembang dan bertambah banyak. Sehingga daerah tersebut menjadi suatu kota yang sekarang disebut kota Tanjung Balai sebuah kota pelabuhan yang terletak di muara sungai Asahan.

Kemudian sebagian dari mereka melanjutkan perjalanan dan tibalah mereka di suatu bukit yang mereka namakan Pintupohan. Nama ini mempunyai arti yaitu Pintu Bahagia karena pemandangannya yang indah. Pemandangan yang indah ini mereka sebut dengan “Tahbah” yang artinya Indah Permai (Kepala Desa Pintupohan, 2007)

Desa-desa yang ada di wilayah kecamatan Pintupohan Meranti dahulunya berada di antara pemerintahan Kecamatan Porsea (Desa Pintupohan, Halado, Ambar Halim dan Pintupohan Dolok) dan Kecamatan Habinsaran (Desa Meranti Utara, Meranti Tengah dan Meranti Timur). Kemudian pada sekitar tahun 1983 diadakan pemekaran Kecamatan Porsea oleh pemerintah Kabupaten Tapanuli Utara, yang mana Desa Pintupohan, Ambar Halim, Halado, Pintupohan Dolok, Sibide Barat,

Sibide dan Meranti Barat menjadi Kecamatan Perwakilan yang ibukotanya Pintupohan atau disebut dengan Kecamatan Perwakilan Pintupohan. Sedangkan Kecamatan Habinsaran dimekarkan menjadi Kecamatan Perwakilan yang terdiri dari desa Meranti Utara, Meranti Timur dan Meranti Tengah yang ibukotanya Meranti atau disebut dengan Kecamatan Perwakilan Meranti.

Kemudian sekitar tahun 1988 Kecamatan Perwakilan Pintupohan digabung dengan Kecamatan Perwakilan Meranti yang diberi nama Kecamatan Pembantu Pintupohan Meranti. Berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Toba Samosir nomor 7 Tahun 2002 tentang Pembentukan Kecamatan Ajibata, Kecamatan Pintupohan Meranti, Kecamatan Uluan, dan Kecamatan Ronggur Nihuta Kabupaten Toba Samosir, Kecamatan Pembantu Pintupohan Meranti didefinitifkan menjadi Kecamatan Pintupohan Meranti yang ibukotanya di Pintupohan Pasar.

Kecamatan Pintupohan Meranti merupakan salah satu kecamatan di Kabupaten Toba Samosir yang terletak pada ketinggian 700-1.500 m di atas permukaaan laut dengan luas wilayah 386,95 km2 dimana sebagian besar wilayah

berada di Desa Meranti Tengah dengan luas 9.885 km2 25,55% dari total keseluruhan

Kecamatan.

Dari seluruh wilayah yang ada, sebagian besar merupakan hutan negara sebesar 18.982 ha (50,94%). Sementara yang paling kecil merupakan lahan sawah sebesar 436 ha (1,13%).

Sumber: Kecamatan Pintupohan Meranti dalam Angka 2007 Gambar 6. Peta Kecamatan Pintupohan Meranti

4.1.2. Kondisi Sosial dan Budaya Masyarakat

Kecamatan Pintupohan Meranti terletak di lingkungan pembangkit listrik tenaga air (PLTA) dan Komplek perumahan PT. Inalum Divisi PLTA beserta fasilitasnya. Luas wilayah kecamatan lebih kurang 45.000 ha yang tersebar di sepuluh desa, dengan jumlah penduduk dominan beragma Kristen Protestan. Tingkat pendidikan penduduk disana umumnya menamatkan Sekolah Tingkat Atas dan mata pencaharian penduduk umumnya bercocok tanam di lahan perkebunan dan persawahan. Hasil pertanian dari perkebunan adalah nilam yang menghasilkan minyak atsiri terbaik dari Sumatera Utara, karet, sawit dan coklat. Hasil pertanian di jual kepada tengkulak atau istilah batak adalah along-along.

Masyarakat yang tinggal di sekitar jaringan transmisi adalah masyarakat yang tinggal di wilayah pegunungan dan perbukitan dan umumnya bekerja di kebun atau sawah. Tinggal di wilayah yang banyak perbukitan membuat karakter mereka menjadi karakter yang keras dan kritis, dengan logat yang kasar merupakan keunikan tersendiri bagi pendatang baru dan suku Batak merupakan suku yang dominan yang bermukim di desa-desa di Kecamatan Pintupohan Meranti. Karakter yang keras dan kritis pada sebagian besar masyarakat tidak dibarengi dengan karakter yang suka “bekerja keras” seperti karakter suku Batak Toba pada umumnya dan menganggap bahwa bangsa Batak adalah keturunan raja-raja. Padahal dengan mata pencaharian mereka yang bercocok tanam menuntut mereka harus bekerja keras untuk menghidupi keluarganya. Sebagian besar masyarakat ingin memperoleh uang banyak namun malas untuk bekerja, sehingga mata pencaharian mereka sehari-hari hanya mengandalkan hasil kebun yang ada.

Budaya masyarakat yang memiliki falsafah “anakkohu do hamoraon di ahu” menyebabkan masyarakat sangat mengutamakan pendidikan bagi anak-anaknya dengan tujuan dapat merubah penghidupan yang lebih baik untuk masa depannya. Masa depan anak adalah cerminan sebuah keberhasilan (harta kekayaan) orang tua bagi masyarakat Batak.

Masyarakat sangat berharap untuk dapat bekerja di PT. Inalum tetapi rata-rata budaya kerja, ketrampilan dan pendidikan yang rendah, dan meski sudah memiliki pendidikan setingkat sekolah menengah atas tetapi kualifikasi ketrampilan (skill) rata- rata masih rendah menyebabkan sedikit sekali jumlah tenaga kerja yang dapat diserap

dari penduduk lokal menjadi karyawan langsung di PT. Inalum meski hanya menjadi karyawan rendahan (operator). Dengan kualifikasi SDM seperti mereka hanya dapat diserap menjadi tenaga kerja buruh/karyawan pada perusahaan lokal yang bermitra dengan PT. Inalum.

4.2. Profil Perusahaan PT. Inalum Divisi PLTA di Kabupaten Toba Samosir Setelah upaya memanfaatkan potensi sungai asahan yang mengalir dari Danau Toba di Provinsi Sumatera Utara untuk menghasilkan tenaga listrik mengalami kegagalan pada masa pemerintahan Hindia Belanda, Pemerintah Republik Indonesia bertekad mewujudkan pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) di sungai tersebut.

Tekad ini semakin kuat ketika tahun 1972 pemerintah menerima dari Nippon Koei, sebuah perusahaan Konsultan Jepang laporan tentang studi kelayakan proyek PLTA dan Aluminium Asahan. Laporan tersebut menyatakan bahwa PLTA layak untuk dibangun dengan sebuah peleburan aluminium sebagai pemakai utama dari listrik yang dihasilkannya.

Pada tanggal 7 Juli 1975 di Tokyo, setelah melalui perundingan-perundingan yang panjang dan dengan bantuan ekonomi dari Pemerintah Jepang untuk proyek ini, pemerintah Republik Indonesia dan 12 (dua belas) Perusahaan Penanam Modal Jepang (konsursium) menandatangani Perjanjian Induk untuk PLTA dan Pabrik Peleburan Aluminium Asahan yang kemudian dikenal dengan sebutan Proyek Asahan.

Selanjutnya, untuk penyertaan modal pada perusahaan yang akan didirikan di Jakarta kedua belas Perusahaan Penanam Modal tersebut bersama pemerintah Jepang membentuk sebuah perusahaan dengan nama Nippon Asahan Aluminium Co., Ltd (NAA) yang berkedudukan di Tokyo pada tanggal 25 Nopember 1975.

Pada tanggal 6 Januari 1976, PT Indonesia Asahan Aluminium (INALUM), sebuah perusahaan patungan antara pemerintah Indonesia dan Nippon Asahan Aluminium Co., Ltd., didirikan di Jakarta. INALUM adalah perusahaan yang membangun dan mengoperasikan proyek Asahan, sesuai dengan Perjanjian Induk. Perbandingan saham antara Pemerintah Indonesia dan Nippon Asahan Aluminium Co., Ltd. Pada waktu perusahaan didirikan adalah 10% dengan 90%. Pada bulan Oktober 1978 perbandingan tersebut berubah menjadi 25% dengan 75% dan sejak bulan Juni 1987 menjadi 41,13% dengan 58,87%

Pada tanggal 19 dan 20 Januari pesta adat diselenggarakan masyarakat menyambut rombongan penanam modal proyek Asahan di Porsea Kabupaten Tapanuli Utara (belum dimekarkan menjadi Kabupaten Toba Samosir) dan Indrapura Kabupaten Asahan (belum dimekarkan menjadi Kabupaten Batubara).

Untuk melaksanakan ketentuan dalam Perjanjian Induk, Pemerintah Indonesia kemudian mengeluarkan SK Presiden No. 5 Tahun 1976 yang melandasi terbentuknya Otorita Pengembangan Proyek Asahan sebagai wakil Pemerintah yang bertanggung jawab atas lancarnya pembangunan dan pengembangan Proyek Asahan, juga dibukanya kantor Inalum pada bulan September di Simangkuk Kabupaten Tapanuli Utara (sekarang Kabupaten Toba Samosir).

Penerimaan karyawan PT. Inalum dimulai pada bulan Mei 1977 dan pembangunan jalan penghubung mulai dikerjakan seiring dengan pembangunan Pembangkit Listrk Tenaga Air (PLTA) dimulai secara resmi dan kantor pembangunan PLTA pindah dari Simangkuk ke Paritohan pada Oktober 1978.

Pembangunan terowongan air untuk PLTA Sigura-gura selesai pada tanggal 26 Juli 1979 dan PLTA Sigura-gura diresmikan oleh Bapak Presiden Republik Indonesia, Bapak Suharto dalam upacara peletakan Batu Sendi Utama di PLTA Sigura-gura, dan pembangunan PLTA Sigura-gura selesai pada Desember 1981 ditandai dengan upacara adat setempat (adat batak).

Pada 7 Juni tahun 1983 bapak Wakil Presiden Republik Indonesia, Umar Wirahadikusuma meresmikan selesainya pembangunan PLTA Asahan secara keseluruhan di Tangga, kemudian 6 Nopember 1984 Presiden Republik Indonesia, Almarhum Bapak Soeharto meresmikan selesainya seluruh pembangunan proyek Asahan dengan menandatangani sebuah prasasti di Kuala Tanjung.

Peringatan 20 tahun INALUM diadakan di Jakarta dan Pembangkit Listrik Tenaga Air serta pabrik Peleburan Aluminium pada 5 Januari 1996, pernah menampung 3000 pengungsi korban banjir di Indrapura dan sekitarnya di gedung olahraga Tanjung Gading pada Desember 2001 serta menyerahkan bantuan kepada korban tsunami di Aceh dan Sumatera pada tahun 2005 yang diserahterimakan melalui Dinas Perindustrian dan Perdagangan Pemerintah Provinsi Sumatera Utara sebesar 1 (satu) milliar rupiah.

INALUM dapat dicatat sebagi pelopor perusahaan pertama di Indonesia yang bergerak dalam bidang Industri peleburan aluminium dengan investasi sebesar 411 milyar Yen, dengan sarana utama (Main Facilties) Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) di Paritohan Kecamatan Pintupohan Meranti dan Pabrik Peleburan di Kuala Tanjung.

Visi dan Misi CSR PT. Inalum Divisi PLTA Sigura-gura Visi PT. Inalum adalah:

(1) To operate Hydroelectric Power Effectively to sustain Aluminium Smelting Plant operation.

(2) To produce high quality Aluminium ingots and to be able to compete in the global market.

(3) To participate in regional development and to strengthen the structure of national industri.

(4) To develop employees patriotism, professionalism and responsible attitude. (5) To Preserve the beauty of Nature and Environment.

Visi CSR PT. Inalum adalah “Adanya ketergantungan antara perusahaan dengan komunitas”.

Sedangkan Misi CSR PT. Inalum adalah: 1. Mengembangkan masyarakat sekitar perusahaan dan 2. Memelihara hubungan baik dengan komunitas sekitar.

4.3. Format dan Konsep Tanggung Jawab Sosial Perusahaan (CSR) PT. Inalum Divisi PLTA

4.3.1. Tanggung Jawab Sosial Perusahaan (CSR) Internal

Tanggung Jawab Sosial Perusahaan (CSR) secara Internal adalah tanggung jawab sosial yang diberikan perusahaan kepada lingkungan internalnya yaitu kepada karyawan (tenaga kerja langsung di perusahaan) dengan menyediakan lokasi perumahan kepada karyawan. Saat ini ada sebanyak 271 orang karyawan dan beserta keluarganya tinggal di lokasi perumahan PT. Inalum yaitu di Desa Pintupohan. Lokasi perumahan menempati 3 (tiga) dusun yakni di Dusun 4 yaitu Residen E, Dusun 5 yaitu Residen C dan D dan Dusun 6 yaitu Old House dan Guest House dari 6 (enam) dusun yang ada di Desa Pintupohan dan telah dibebaskan oleh PT. Inalum menjadi milik perusahaan.

Hal-hal yang menjadi tanggung jawab perusahaan terhadap karyawan atau lingkungan internalnya adalah:

1. Tunjangan Karyawan a. Tunjangan Tetap

Tunjangan tetap adalah kompensasi yang diberikan kepada karyawan berdasarkan kriteria-kriteria dan cara perhitungan yang khusus di luar gaji pokok. Tunjangan tetap dibayarkan secara teratur bersama gaji pokok sebagai gaji bulanan. Adapun tunjangan tetap yang diberikan kepada karyawan adalah sebagai berikut: tunjangan pangkat, tunjangan jabatan, tunjangan keluarga, tunjangan

perumahan, tunjangan pengangkutan, tunjangan lokasi kerja dan area khusus dan bantuan khusus untuk perumahan.

b. Tunjangan Tidak Tetap

Tunjangan tidak tetap adalah tunjangan yang diberikan oleh perusahaan sebagai perangsang bagi karyawan yang melakukan tugas-tugas tertentu, bekerja pada lokasi tertentu ataupun yang mencapai prestasi tertentu. Penetapan tunjangan tidak tetap ditentukan dengan mempertimbangkan tugas, kinerja, beban kerja dan lingkungan kerja. Adapun tunjangan tidak tetap yang diberikan kepada karyawan adalah sebagai berikut: tunjangan kerja gilir, tunjangan pekerjaan khusus, tunjangan siaga, tunjangan panggilan darurat dan penghargaan evaluasi.

Apabila karyawan shift/non shift melakukan pekerjaan di luar jam kerja normal, maka kepada yang bersangkutan dikenakan penghitungan lembur berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku dengan batasan jumlah lembur adalah 66 jam perbulan, terkecuali terdapat instruksi dari seksi terkait dan upah lembur tidak diberikan kepada Manajerial Staff (M/S)

2. Program Kesejahteraan Karyawan

a. Dana Pensiun melalui Lembaga Keuangan resmi

Merupakan program pensiun yang diberikan kepada karyawan untuk menjamin kesejahteraan mereka pasca pensiun.

b. Jaminan Sosial Tenaga Kerja (JAMSOSTEK)

Seluruh karyawan diikutkan dalam 3 program JAMSOSTEK, yaitu Jaminan Hari Tua (JHT), Jaminan Kecelakaan Kerja, dan Jaminan Kematian (JKM), yang

metode pembayarannya diatur berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

c. Pemeliharaan Kesehatan dan Pengobatan

Pemeriksaan kesehatan dilaksanakan secara berkala, yaitu 6 (enam) bulan sekali kepada seluruh karyawan dengan kriteria: karyawan dan keluarga mendapatkan budget perawatan kesehatan dari perusahaan berdasarkan jabatan, bila karyawan/keluarga dirawat dirumah sakit, maka biaya rawat inap ditanggung sepenuhnya oleh perusahaan, untuk pengobatan dan perawatan gigi ditanggung oleh perusahaan berdasarkan peraturan yang berlaku sertap embelian kacamata ditanggung oleh perusahaan dengan batasan yang diatur oleh peraturan perusahaan.

d.Hadiah-hadiah (Condolance & Gift)

Perusahaan memberikan bantuan bagi peristiwa gembira (menikah, anak lahir dan lain-lain) serta peristiwa duka cita (meninggal) bagi karyawan dan keluarga intinya, pemberian didasarkan pada rank jabatan dari karyawan yang bersangkutan, dan diberikan berdasarkan peraturan kesejahteraan karyawan yang berlaku.

e.Bantuan Pemondokan (Boarding Assistance)

Bagi anak karyawan perusahaan yang bersekolah dan bertempat tinggal terpisah dari orang tua (karyawan), maka diberikan bantuan pemondokan, dimana syarat dan ketentuan yang berlaku diatur dalam peraturan perusahaan.

f. Bantuan bagi Anak Karyawan yang Berprestasi.

Bagi anak karyawan yang berprestasi diberikan secara khusus, bantuan sesuai dengan peraturan perusahaan yang berlaku, dan pemberian bantuan dilakukan pada setiap semester pada kelas terakhir (SMA/SMU) dan Universitas/Diploma. 3. Fasilitas-Fasilitas yang disediakan perusahaan bagi karyawan PT. Inalum Divisi

PLTA.

a. Klinik Perusahaan

Klinik ini dibangun oleh perusahaan bagi keperluan karyawan perusahaan dengan fasilitas medis dan infrastruktur yang sangat memadai. Untuk penyakit tertentu yang memerlukan penanganan khusus karyawan akan dirujuk dari rumah sakit yang lebih besar dan memadai. Klinik ini juga terbuka dan memfasilitasi masyarakat sekitar perusahaan atau masyarakat Kecamatan Pintupohan Meranti yang ingin berobat.

b. Fasilitas Olahraga

Fasilitas dan lapangan serta gedung olahraga seperti lapangan golf, bola kaki, badminton dan lain-lain disediakan oleh perusahaan kepada karyawan dengan tidak dibatasi oleh rank dan jabatan tertentu saja, sehingga seluruh karyawan dapat berolahraga bersama tanpa terjadi batasan (gap) tercipta di lingkungan ini. Tetapi masyarakat umum sekitar perusahaan tidak pernah menggunakan fasilitas lapangan ini kecuali pejabat-pejabat pemerintah dari kantor kecamatan dan kabupaten.

c. Transportasi Bus dan Mobil

Transportasi difasilitasi oleh perusahaan untuk keperluan karyawan dengan menyediakan bus besar (executive) sebanyak 6 buah, bus sedang (middle)

sebanyak 10 buah dan bus mikro (L-300) 10 buah serta fasilitas mobil kijang bagi semua staf senior dan manejer (manager). Karyawan yang ingin menggunakan bagi keperluan tertentu atau weekend keluar kota dengan membuat permintaan

(request) kepada perusahaan. Khusus untuk transport jenis bus khusus disiapkan bagi anak karyawan dan masyarakat yang bersekolah ke Sekolah Menengah Atas (SMA) ke ibukota Kecamatan Porsea setiap hari dan bus juga dapat digunakan oleh masyarakat untuk keperluan pesta/adat dari kelompok marga/elemen adat dan lain-lain. Masyarakat juga dapat bergabung dengan karyawan berbelanja setiap hari rabu (hari pekan) ke Kota Porsea, berlibur (week end) atau keperluan belanja keluar kota (Kota Siantar, Tebing Tinggi, Medan dll). Untuk semua kegiatan tersebut semua karyawan atau masyarakat dapat membuat permintaan pada perusahaan untuk keperluan tertentu dengan diketahui kepala desa atau camat.

d. Fasilitas Pulang Kampung (Home Returning Trip/HRT)

Fasilitas pulang kampung hanya diberikan kepada karyawan untuk jabatan tertentu yaitu level Staff Senior dan level Manager.

e. Taman Kanak-kanak dan Play Group

Taman Kanak-Kanak dan Play Group disiapkan bagi anak karyawan di sekitar lokasi lapangan olahraga dan perumahan PT. Inalum tersebut. Setiap anak

karyawan dan masyarakat sekitar lokasi dapat menyekolahkan anaknya di tempat tersebut.

f.. Taman Bermain

Taman bermain bagi anak-anak karyawan disediakan oleh perusahaan bagi anak-anak yang sedang belajar di Taman Kanak-Kanak dan Play Group maupun bagi anak-anak karyawan dan masyarakat sekitar di luar jam belajar dengan fasilitas memadai dan standard kualifikasi Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD).

4.3.2. Tanggung Jawab Sosial Perusahaan (CSR) Eksternal

Tanggung Jawab Sosial Perusahaan (CSR) secara eksternal kepada masyarakat sekitar lokasi perusahaan adalah tanggung jawab sosial perusahaan terhadap masyarakat lokal sekitar perusahaan agar dapat menciptakan hubungan timbal-balik menguntungkan dan masyarakat merasakan ada manfaatnya.

Belajar dari pengalaman yang dialami oleh industri tetangga PT. Inti Indorayon Utama (PT. IIU) di Kecamatan Porsea yang mengalami konflik terus menerus dengan masyarakat sekitar sampai keputusan moratorium oleh pemerintah. Konflik masih terus terjadi pasca Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) PT. IIU yang telah mendeklerasikan paradigma perusahaan sehingga operasi perusahaan harus dihentikan dan akhirnya operasional pabrik mulai berjalan efektif pada awal Maret 2003 dengan perubahan nama perusahaan dari PT. Inti Indo Rayon Utama menjadi PT. Toba Pulp Lestari Tbk (PT.TPL) dengan melakukan perubahan-perubahan melalui paradigma barunya.

Pelaksanaan CSR PT. Inalum mulai dilaksanakan sejak tahun 2001 meski pada awalnya masih bersifat memenuhi permintaan (request) yang masuk dari masyarakat yang membutuhkan dengan alokasi dana anggaran sebesar 634 juta rupiah, dan meningkat menjadi Rp. 1,482 milyar pada tahun 2002. Pada tahun 2002 mulai direncanakan program untuk tahun 2003 dengan anggaran sebesar Rp. 1,602 milyar dan tahun-tahun berikutnya terjadi penurunan jumlah anggaran di sub Divisi Public Relation pada tahun fiskal dan pada tahun 2006 dan 2007 alokasi dana yang diajukan untuk program CSR meningkat mencapai Rp. 1,8 milyar.

Tanggung Jawab Sosial (CSR) Perusahaan yang telah dilaksanakan oleh PT. Inalum adalah sebagai berikut:

1. Bidang Pembangunan Infrastruktur, yaitu:

Pembangunan pembukaan jalan baru ke beberapa desa yaitu pembangunan jalan penghubung Desa Pintupohan ke Desa Halado yang telah dilaksanakan dalam beberapa tahap dan sudah memasuki tahap kelima serta pengaspalan jalan ke Desa Sibide. Pembangunan dan pembuatan parit jalan Desa Halado dan beberapa jembatan gantung yang menghubungkan jalan antar desa dan lain-lain serta perbaikan beberapa buah irigasi di Desa Meranti Utara.

Pembangunan sarana olahraga seperti lapangan volley dan badminton sudah dibangun oleh PT. Inalum serta penyediaan alat bermain di desa Pintu Pohan dan desa Ambarhalim.

Pembangunan pasar dilakukan oleh PT. Inalum di ibukota Kecamatan Pintupohan Meranti.

Pembangunan Mesjid di lokasi perumahan dan lapangan milik PT. Inalum dan Gereja 4 (empat) buah di ibukota kecamatan yaitu Desa Pintupohan (belum Kelurahan) untuk karyawan dan masyarakat Kecamatan Pintupohan Meranti telah dibangun pada tahun 1990-an, tetapi biaya bantuan dalam perawatan fisik bangunan (maintenance) telah mulai diberikan tahun 2001 meski sebatas permintaan (request). Sejak tahun 2002 telah direncanakan biaya bantuan dalam perawatan fisik bangunan (maintenance) pada tahun fiskal untuk anggaran CSR tahun 2003 serta bantuan pembangunan mesjid dan gereja di beberapa desa di Kecamatan Pintupohan Meranti.

Pembangunan 1 (satu) buah Sekolah Dasar dan 1 (satu) buah Sekolah Menengah Pertama (SMP) juga telah dibangun oleh PT. Inalum setelah operasionalisasi perusahaan telah berjalan dan diserahkan kepada Pemerintah Kabupaten. Tetapi bantuan rehabilitasi bangunan sekolah juga mulai diberikan sejak tahun 2001 dan telah dianggarkan kebeberapa sekolah sejak tahun 2002 untuk anggaran CSR 2003 sampai sekarang.

Pembangunan gapura baru yang permanen di gerbang perbatasan Kecamatan

Dokumen terkait