DIAGRAM KEKAKUAN BATA
4.7 Deformasi dari Pushover pada program ETABS
Bentuk perpindahan yang terjadi dapat dilihat pada Gambar 4.18 dan 4.19 untuk portal berdinding dan terbuka. Tanda bulat berwarna memberitahukan bahwa elemen sudah mengalami leleh.
Gambar 4.18 Batas-Batas Deformasi dengan Pushover pada Portal Berdinding.
Dari Gambar 4.18 menunjukkan warna-warna pada batas-batas deformasi pushover, pada gambar 4.18 terlihat untuk deformasi pada portal berdinding ( fully infilled wall frame) masih pada batas warna kuning maksudnya dalam kondisi aman yang berarti belum hancur.
Gambar 4.19 Batas-Batas Deformasi Pushover pada Portal Berdinding dengan Bentang Tengah Terbuka.
Dari Gambar 4.18 dan Gambar 4.19 menunjukkan warna-warna pada batas-batas deformasi pushover, pada gambar 4.18 terlihat untuk deformasi pada portal berdinding masih pada batas warna kuning maksudnya dalam kondisi yang belum hancur, sementara pada gambar 4.19 terlihat gerakan deformasi sudah berada pada batas warna oranye dan merah maksudnya dalam kondisi sudah lemah mengalami leleh.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisa dan pembahasan sesuai dengan permasalahan yang telah dikemukakan terhadap model Portal dinding penuh (fully infilled wall frame), portal terbuka (open frame), maka dapat ditarik beberapa kesimpulan sebagai berikut:
1. Hasil uji laboratorium diperoleh nilai kuat tekan batu bata tipe 1 yaitu 3,07 Mpa, memiliki nilai besar daripada batu bata tipe 2 yaitu 2,13 Mpa dan batu bata tipe 3 yaitu 1,88 Mpa dan nilai modulus elastisitas batu bata tipe 1 yaitu 1556,75 Mpa, memiliki lebih besar daripada batu bata tipe 2 yaitu 1140,97 Mpa dan batu bata tipe 2 lebih besar daripada batu bata 3 yaitu 1024,54 Mpa. Untuk standar modulus elastisitas berdasarkan SNI bahwa batu bata adalah 2237 Mpa maka pada penelitian batu bata dari Lubuk Pakam ini belum memenuhi standar SNI.
2. Hasil studi menunjukkan bahwa kekakuan dinding batu bata.
a. Kekakuan elastis.
Untuk portal berdinding nilai kekakuan elastis terbesar 25794,455 kN/m pada tipe batu bata 1 dan kekakuan elastis terkecil 19493,454 kN/m untuk tipe batu bata 3 tetapi bila dibandingkan dengan bata luar negeri adalah bata Australia 86731,58 kN/m, untuk bata Eropa 49328,48 kN/m dan yang paling terkecil dari bata yang dianalisa adalah bata India yaitu 9133,30 kN/m.
Untuk portal terbuka, nilai kekakuan elastis terbesar 18082,09 kN/m pada
bata 3 tetapi bila dibandingkan dengan bata luar negeri adalah bata Australia 52469,85 kN/m, untuk bata Eropa 32335,67 kN/m dan yang paling terkecil dari bata yang dianalisa adalah bata India yaitu 3907,09 kN/m.
Dari hasil analisis kekakuan elastis maka dapat disimpulkan nilai kekakuan elastis yang lebih besar adalah pada model portal berdinding dibandingkan dengan portal terbuka dan batu bata tipe 1 lebih besar dari tipe 2 dan tipe 3 tetapi terbesar adalah bata Australia.
b. Kekakuan pasca elastis.
Untuk portal berdinding, nilai kekakuan elastis terbesar 19629,30 kN/m pada tipe batu bata 1 dan kekakuan elastis terkecil 14021,05 kN/m untuk tipe batu bata 3 tetapi bila dibandingkan dengan bata luar negeri adalah bata Australia 71814,78 kN/m, untuk bata Eropa 40326,67 kN/m dan yang paling terkecil dari bata yang dianalisa adalah bata India yaitu 4641,19 kN/m Untuk portal terbuka, nilai kekakuan elastis terbesar15317,23 kN/m pada tipe batu bata 1 dan kekakuan elastis terkecil 9001,68 kN/m untuk tipe batu bata 3 tetapi bila dibandingkan dengan bata luar negeri adalah bata Australia 38317,63 kN/m, untuk bata Eropa 23425,58 kN/m dan yang paling terkecil dari bata yang dianalisa adalah bata India yaitu 0 kN/m artinya tidak ada nilai kekakuannya karena mutu bata yang sangat rendah maka langsung hancur dinding batanya.
3. Dari hasil analisis perbandingan pada simpangan target untuk portal berdinding persentase perubahan simpangan target sama besarnya terjadi pada semua model struktur mencapi 4 % lebih besar dan lebih kecil terhadap portal berdinding,
dibandingkan dengan portal terbuka, persentase perubahan simpangan target terbesar terjadi pada dinding bata tipe 1 mencapai 12.5 % lebih kecil terhadap portal berdinding.
4. Dari hasil analisis perbandingan pada gaya geser dasar untuk portal berdinding persentase perubahan gaya geser dasar terbesar terjadi pada portal berdinding bata untuk tipe 1 mencapai 21.92 % lebih kecil terhadap portal terbuka, dibandingkan dengan pada portal terbuka persentase perubahan gaya geser dasar terbesar terjadi pada portal terbuka mencapai 29.39% lebih kecil terhadap portal berdinding.
5. Secara keseluruhan kinerja struktur disetiap pemodelan pada portal berdindig dan portal terbuka strukturnya masih berada dalam kondisi baik atau aman saat terjadi gempa sedang yaitu pada zona gempa 3.
6. Pada portal berdinding pada negara Australia persentase perubahan gaya geser dasar terbesar terjadi pada portal berdinding bata untuk tipe 1 mencapai 40.79 % lebih kecil terhadap portal terbuka pada negara India.
7. Pada batu bata semakin besar nilai modulus elastisitas nya maka semakin tinggi kekakuan dan kekuatan bangunan dan untuk mendapatkan nilai modulus elastisitas yang tinggi dipengaruhi proses pembuatan dan sumber bahan dasar dari pembuatan batu bata.
8. Dinding dapat menambah kekakuan untuk perpindahan arah lateral (horizontal).
Semakin besar kekuatan dinding maka akan membuat struktur bangunan akan mengalami keruntuhan secara langsung sedangkan pada dinding yang yang memiliki kekuatan yang lebih kecil memberikan perpindahan yang besar. Hal ini
banyak digunakan dalam peraturan untuk menjamin keselamatan dari penghuninya.
9. Dari hasil kurva pushover bahwa pushover pada Negara Australia lebih tinggi dibandingkan Negara Eropa dan India dan untuk Indonesia khususnya data batu bata di Lubuk Pakam lebih tinggi nilai pushover dibandingkan dari India.
5.2 Saran
Adapun saran yang perlu disampaikan penulis dari hasil studi ini adalah:
1. Kekuatan dan kekakuan dari dinding pengisi bata harus diperhatikan oleh perencana dalam proses desain bangunan gedung karena dari hasil studi menunjukkan bahwa keberadaan dinding bata dapat mempengaruhi kinerja dari struktur utama.
2. Penggunaan dinding perlu diperhitungkan untuk bangunan yang tingkat pertamanya tidak menggunakan dinding.
3. Perlu dilakukan analisa untuk bangunan yang lebih tinggi dan analisa yang lebih kompleks untuk memberikan hasil yang lebih akurat.
4. Perlu perhatian serius bagi pengusaha pemilik panglong batu bata untuk meningkatkan kualitas produksi batu bata dari mulai sumber bahan baku, proses pengeringan dan pembakaran sehingga batu bata produksi dalam negeri bisa bersaing dengan negara lain di dunia ini sebagai referensi untuk pembangunan yang lebih baik dan berkualitas.