• Tidak ada hasil yang ditemukan

DEKONTAMINASI, DESINFEKSI , STERILISASI

Dalam dokumen Pedoman Pelayanan Kamar Operasi (Halaman 41-52)

A. DEFINISI

Pada dasarnya, ada banyak usaha kita untuk meminimalisir potensi infeksi di RSBL dalam rangka pengendalian infeksi nosokomial.

Dari sekian banyak usaha tersebut tidak ada satupun yang bisa secara mandiri dipergunakan tanpa dibantu usaha lain, tidak ada satu pun cara yang bisa digunakan untuk semua komponen benda hidup dan benda mati. Semua merupakan suatu kesatuan usaha yang bertujuan satu : Menghilangkan sebanyak mungkin mikroorganisme dalam proses interaksi pasien –RS dalam proses pelayanan medis di RS.

Secara umum usaha-usaha tersebut dapat dikelompokkan sebagai berikut : Dekontaminasi

Adalah suatu proses / kegiatan yang berusaha menghilangkan kontaminasi suatu benda oleh benda lain yang potensial menjadi sumber infeksi yang sekaligus juga menghilangkan sebagian mikroorganisme penting.

Desinfeksi

Adalah suatu proses / kegiatan yang berusaha membasmi sebagian besar mikroorganisme pada benda mati. Pengertian yang sama pada makhluk hidup disebut Antisepsis.

Sterilisasi

Adalah suatu proses yang berusaha membasmi semua mikroorganisme pada benda mati.

B. DEKONTAMINASI

Di RSBL Proses dekontaminasi dilakukan paling awal yaitu segera setelah benda terpapar atau potensial terpapar dengan cairan tubuh pasien yang potensial mengandung mikroorganisme yang berbahaya. Dekontaminasi dapat juga dilakukan sebagai tindakan pencegahan .

Pelaksana:

Handschoen dan instrumen : Paramedik/Bidan/Aspar

Linen : Bagian laundry

Perlengkapan :

Pasca operasi / Pasca bersalin : masih memakai APP dan memakai sarung tangan karet / Rumah tangga

Petugas laundry memakai APP sesuai prosedur pengelolaan linen kotor

Tahap 1 : jika benda mati terkontaminasi cairan atau jaringan tubuh pasien dalam bentuk yang lebih padat, atau keras, atau jumlah banyak . Biasanya dilakukan pada linen, sedangkan instrumen dan peralatan jarang terkontaminasi dengan kondisi seperti diatas. Contoh : Linen terkontaminasi stoolcell, atau feces , atau sisa makanan akibat muntah. Sebab dikhawatirkan bahan desinfektan yang selanjutnya akan diberikan bisa berkurang efektifitasnya jika bereaksi dengan bahan2 tsb. Cara :

Dilakukan pencucian pada daerah yang terpapar saja dengan bantuan air mengalir yang kuat / disemprot dan dibantu penyikatan.

Dilaksanakan oleh paramedis sebelum linen ditransfer ke laundry. Dilaksanakan di spoolhoek di OK / VK/ UGD/ HCU / Verbedding.

Tahap 2 : Dengan merendam instrumen / alat / linen dalam larutan chlorine 0,5% selama 10 menit.

Tahap ini dapat membasmi kuman hingga 80% termasuk Virus HIV, HBV dan HCV

Cara membuat larutan chlorine : a. Menggunakan Bayclin

1 bagian bayclin + 9,5 bagian air bersih b. Menggunakan Presept

5 gram Presept setiap liter air c. Menggunakan Kaporit 60%

1 ons / 100 gram kaporit + 12 liter air bersih d. Menggunakan Kaporit 0,5%

14 gram kaporit setiap liter air bersih

Cara merendam :

a. Untuk instrumen dan handschoen Dilaksanakan di spoolhoek di OK / VK/ UGD/ HCU / Verbedding. Untuk Linen dilaksanakan di Ruang Laundry.

b. Untuk Instrumen dan handschoen larutan chlorine disediakan dalam wadah plastik. Beri tanda ketinggian pada wadah tersebut untuk tiap kenaikan 1 liter airnya. Wadah untuk Handschoen dan instrumen terpisah. Untuk Linen , larutan chlorine disediakan dalam bak cuci.

c. Handschoen sebelum dilepaskan dicuci dahulu dalam larutan chlorine, baru dilepaskan sesuai aturan dan direndam dalam keadaan terbalik.

d. Instrumen direndam dalam keadaan terbuka kuncinya, dan sebaiknya direndam sekaligus tidak sedikit2. Sebab sifat korosif chlorine, maka masalah lama perendaman menjadi penting. Bila direndam sedikit-sedikit, maka hitungan 10 menit dimulai sejak instrumen terakhir dimasukkan.

e. Linen langsung direndam dalam bak berisi larutan chlorine, serta diaduk-aduk sebentar agar semua linen terbasahi dengan baik.

f. Rendam selama 10 menit.

g. Instrumen kemudian diangkat, dicuci dan disikat dengan air detergent, dan dibilas dengan air mengalir

h. Handschoen diangkat, dicuci dan dikucek dengan air detergent, dan dibilas bersih dengan air mengalir

i. Linen diangkat, diperas, dan dibilas bersih dengan air mengalir. j. Selanjutnya sesuai prosedur pengelolaan masing-masing.

Catatan :Larutan chlorine 0,5% dapat juga dipakai sebagai usaha desinfeksi dengan membasuh permukaan seperti permukaan lantai, kaca, meja , meja operasi.

C. DESINFEKSI

Desinfeksi di RSBL dilakukan dengan beberapa cara : Menggunakan bahan kimia, dengan perebusan, dan desinfeksi ruangan dengan sinar Ultra violet

Desinfeksi dengan bahan kimia

Syarat bahan desinfektan yang baik :

Potensi desinfeksi / antisepsis baik / kuat, spektrum luas

Mudah didapat, harga ekonomis

No Jenis Karakteristik Penggunaan

1 2 3 4 5 6 7 Sabun Antiseptik Karbol (phenol) Cresol (Lysol) Iodine/Betadine Alkohol 70% Chlorhexidine

H2O2 (Hidrogen Peroksida)

Formalin

Antiseptik lemah Efektif melepaskan kotoran pada tubu atau benda mati

Desinfektan kuat Iritable dan toksik Spektrum luas,

antisepsis/desinfektan sedang

Tidak begitu toksik, tidak iritatif,tidak korosif

Terpengaruh darah Ekonomis

Antisepsis dan desinfektan kuat, spektrum luas

Tidak terlalu toksik, sedikit iritatif, mudah menguap, tidak korosif, mdh terbakar Harga ekonomis

Antiseptik kuat, makin kuat jika dicampur alkohol atau detergent

Tidak toksik Relatif ekonomis

Antiseptik lambat, namun karena melepaskan ion dapar membasmi kuman anaerob

Iritatif pada luka ekonomis

antisepsis dan desinfektan kuat

sangat iritatif dan karsinogenik

Bila dicampur alkohol bisa sporisidal

Cuci tangan biasa

Mengepel Lantai dan dinding keramik Antisepsis area tindakan / operasi Desinfeksi darurat instrumen Antisepsis tubuh Desinfeksi darurat instrumen

Cuci tangan bedah Merendam instrumen Membersihkan linen dari darah Mengawetkan spesimen Desinfeksi handschoen daur ulang

8

9

Glutaraldehyde (Cidex)

Chlorine

ekonomis

antiseptik kuat dan cepat 2 menit -10 menit

Sporisidal 10 jam Tahan 14 hari iritatif

Mahal

Dengan kadar ppm yang tepat dapat bersifat desinfektan kuat hingga sporisidal

Agak toksik Iritatif dan korosif ekonomis Desinfeksi instrumen Merendam instrumen, rubber/ selang Desinfeksi semua alat, instrumen, linen, permukaan

Contoh penggunaan Presept

Desinfeksi Linen 5g untuk 20 L air direndam selama 1 jam Desinfeksi Lantai 5g untuk 20L air sebagai air pel

Desinfeksi Alat makan 5g untuk 20L air direndam 1 menit

Desinfeksi dengan cara merebus

Panaskan air hingga mendidih, masukan instrumen / alat , rendam selama 20 – 30 menit.

Angkat instrumen/alat dan tiriskan

Desinfeksi Ruangan dengan sinar Ultra Violet

Keluarkan semua alat mobile. Setelah ruangan dibersihkan dan didesinfeksi

permukaan, ruangan ditutup dan lampu UV dinyalakan terus menerus selama 24 jam

D. STERILISASI

Ada 4 cara sterilisasi yang dilaksanakan di RSBL

1. Sterilisasi Steam pressure (Uap Bertekanan) dengan Autoclave Alat Auto Clave

a. Katup pengaman b. Indikator tekanan c. Katup pembuka d. Tutup autoclave

e. Baut f. Kunci wing g. Gasket /pelapis h. Container i. Tangki sterilisasi j. Tatakan berlubang k. Tabung pemanas l. Lampu Indikator m. Keran pengeluaran n. Alat pembuka mur

Cara Penggunaan : A. Pengemasan

Kemas / bungkus benda yang akan disterilisasi dengan baik. Susun paket-paket tersebut pada tatakan berlubang dalam tangki sterilisasi, sisakan jarak diantara paket2 tsb agar pemanasan dapat tersebar dengan baik.

B. Penambahan air

Tambahkan 4 liter air bersih kedalam tanki utama. Selama proses sterilisasi, air akan menguap secara bertahap dan level air akan menurun. Jadi air yang dimasukkan harus cukup sedemikian sehingga menegah tabung pemanas terbakar karena air dibawah level tabung pemanas.

C. Penyegelan

Masukkan tangki sterilisasi kedalam tanki utama. Sisipkan pipa lunak yang terdapat pada tutup ke celah setengah lingkaran disisi tangki nsterilisasi. Kemudian tutup. Paskan posisi antara cekungan pada tutup dengan yang pada tangki utama. Dan kuatkan penutupan dengan kunci wing searah jarum jam sedemikian sehingga kedap udara.

D. Pemanasan

Colokkan kabel listrik ke stekker PLN, maka tabung pemanas akan menjadi makin panas. Selama pemanasan, katup pengeluaran dalam posisi terbuka, sampai tampak adanya uap menyemprot keluar, maka katup pengeluaran ditutup. Indikator tekanan akan segera bergerak searah jarum jam petanda tekanan di dalam tangki makin naik.

E. Sterilisasi

Ketika tekanan mencapai batas yang diharapkan, mulailah hitung waktu yang dibutuhkan untuk sterilisasi. Lihatlah tabel dibawah ini. Ingat, tekanan dalam tanki tidak boleh dibawah 0,14Mpa, dan bila kita tidak mengontrol tekanan dengan menyesuaikan voltase listrik, katup pengaman akan membuka sendiri bila tekanan melebihi 0,165Mpa.

Jenis benda Waktu tekanan Suhu Benda Karet 15 0,1-0,11 121 Linen 30-45 0,1-0,15 121-126 Instrumen 15 0,1-0,15 121-126 Cairan dlm botol 20-40 0,1-0,15 121-126 F. Pengeringan

Benda-benda seperti instrumen, linen, dsb akan seger kering dengan cepat. Setelah sterilisasi selesai, bukalah katup pemuangan. Ketika jarum indikator menunjukkan angka 0, tunggu 1 – 2 menit lalu buka penutupnya dan teruskan pemanasan hingga 10 – 15 menit untuk menguapkan sisa air. Kemudian matikan pemanas dengan menekan saklar ke posisi OFF.

G. Pendinginan

Jika yang disterilisasi adalah cairan, maka tidak akan cepat kering. Karenanya jangan segera membuka katup pembuangan ketika waktu sterilisasi selesai, untuk menghindari cairan yang mendidih itu tumpah atau meledakkan wadahnya. Karena itu ketika sterilisasi selesai, matikan listriknya, dan biarkan tangki mendingin, sampai jarum indikator tekanan menunjukkan angka 0. Tunggu beberapa menit, kemudian buka katup pembuangan , lalu buka penutup.

H. Pemeliharaan

Sebelum dioperasikan, periksalah apakah airnya cukup (4liter lebih) dan level air diatas tabung pemanas

Ketika memulai pemanasan, buka dulu katup pembuangan untuk mengeluarkan udara dingin dalam tanki, kalau tidak, udara akan menghambat panas dan efek sterilisasi akan terganggu.

Jika ingin mensterilkan cairan, tempatkan cairan kedalam botol kaca tahan panas hingga 3/4nya saja. Tutup botol dengan kain dan kasa dan ikat dengan tali. Jangan menggunakan sumbat karet atau kayu, karena botolnya bisa pecah. Letakkan botol diatas wadah metal yang lebih besar, sehingga bila botol pecah pecahan tidak berhamburan.INGAT ! jngan langsung membuka katup

pembuangan ketika waktu sterilisasinya selesai.

Jangan mecampur bahan yang akan disterilisasi yang berbeda waktu sterilisasinya. Atau berbeda jnis seperti cairan dengan linen, misalnya.

Setelah sterilisasi selesai dan jarum indikator tekanan menunjuk ke angka 0, kalau tidak bisa membuka penutupnya, bukalah katup pembuangan untuk membiarkan udara luar masuk ke dalam tanki.

Periksa secra berkala kondisi autoclave

Lebih bagus lagi jika air yang digunakan adalah air ion atau air suling. Ganti gasket / pelapis secara periodik

Buanglah air jika autoclave tidak digunakan lagi.

2. Sterilisasi kering dengan Sterilisator Kombinasi UV-Heat Sterilisator Kering UV-Heat :

a. Pintu penutup b. Jendela c. Pengatur Suhu d. Timer

e. Lampu Indikator panas f. Lampu Indikator UV g. Tombol start UV h. Selektor UV / Heat i. Fuse/sikring Cara penggunaan : A. Pengemasan

Kemas / bungkus benda yang akan disterilisasi dengan baik. Susun paket-paket tersebut pada Rak , sisakan jarak diantara paket2 tsb agar pemanasan dapat tersebar dengan baik. Tutup pintu.

B. Sterilisasi

Aturlah panas yang ingin kita capai, Nyalakan lampu UV dengan menekan tombol GL start. Aturlah waktu yang ingin kita pakai sesuai standar sterilisasi pada tabel. Jika suhu yang kita inginkan tercapai, maka lampu indikator akan menyala. Hitunglah waktunya.

Jenis benda Waktu Suhu

Benda Karet 15-20 120

Linen 30-45 120

Instrumen 15-20 120

C. Pemeliharaan

Bersihkan dan keringkan bagian dalam sterilisator setelah selesai pemakaian. Pintu harus selalu tertutup

Periksa kondisi sterilisator secara berkala

3. Sterilisasi dengan bahan Kimia.

Bahan Kimia yang digunakan adalah Glutaraldehyde (Cidex) Cara :

Cara ini digunakan untuk instrumen dan rubber yang berlumen seperti selang yang perlu disimpan dlam keadaan selalu siap pakai.

Cidex membasmi bakteri vegetatif dalam 2 menit Cidex membasmi kuman TBC dalam 10 menit Cidex membasmi spora dalam 10 jam

Efektifitas bertahan selama 14 hari

Iritatif thd kulit sehingga pemakaian instrumen harus memakai handschoen dan harus dibilas dengan air steril sebelum digunakan.

4. Pelaksanaan Sterilisasi

a. Sterilisasi Instrumen dalam wadah tray berpenutup Menggunakan Sterilisator kering.

Susun instrumen yang akan disteril pada rak atas, wadah tray dan tutup pada rak bawah.

Setelah selesai sterilisasi, wadah dikeluarkan, masukkan instrumen ke dalam tray menggunakan korentang yang juga disteril bersama.

Ambil tutup tray dan tutup wadah.

Beri label tanggal pelaksanaan sterilisasi. b. Sterilisasi Instrumen dalam packing duk

Menggunakan Sterilisator kering

Instrumen yang disimpan dalam packing /paket disusun dalam duk kemudian ditutup dengan cara menggulung duk pada kumpulan instrumen tsb.

Packing diperkuat dengan selotip / label dengan tulisan tanggal pelaksanaan steril.

Masukkan ke dalam sterilisator diatas rak.

Setelah selaesai, paket disimpan kembali dalam lemari / wadah tertutup. c. Sterilisasi Handschoen

Menggunakan sterilisator kering

Setelah handschoen ditiriskan, dan kering, handschoen kemudian diberi sedikit talcum powder, dan dilipat sebagaimana kondisi saat masih baru.

Letakkan duk sebagai alas tromol/pembungkus handschoen Susun handschoen dalam tromol , pisahkan kiri dan kanan Buka kisi-kisi tromol.

Tutup tromol dan kunci

Setelah selesai sterilisasi, kisi-kisi ditutup, tromol diberi label tanggal pelaksanaan sterilisasi.

d. Sterilisasi Linen

Menggunakan autoclave

Jika linen akan didistribusikan ke ruangan2, duk disimpan dalam tromol.

Linen disusun sebaiknya dalam bentuk gulungan2.sehingga ada ruang diantara tiap linen. Jika disusun dalam bentuk lipatan, maka disusun dengan berjajar, bukan menumpuk.

Buka Kisi-kisi tromol , lalu lakukan sterilisasi sesuai petunjuk autoclave. Setelah selesai tromol diangkat dan kisi-kisi ditutup.

Tromol diberi label tanggal pelaksanaan steril.

Jika linen hendak langsung dipakai, linen dapat langsung disimpan dalam tanki sterilisasi dan baru dimasukkan ke dalam autoclave.

e. Sterilisasi Kasa / verband

Menggunakan sterilisator kering atau autoclave

Susun kasa dalam tromol dengan posisi berjajar bukan menumpuk Buka kisi-kisi , tutup tromol, lakkukan sterilisasi.

Setelah selesai, tutp kisi-kisi , tromol diberi label tanggal pelaksanaan sterilisasi. f. Sterilisasi Rubber

Menggunakan autoclave, dryheat atau cidex Tidak menggunakan wadah

g. Sterilisasi air

Air disimpan didalam botol kaca, berpenutup sumbat kain atau kasa Botol ditaruh diatas wadah logam

Lakukan sterilisasi sesuai petunjuk autoclave.

Setelah selesai, botol diangkat, sumbat di perkuat dengan plester/hypafix.

Administrasi

Beberapa catatan administratif yang harus dilengkapi : 1. Formulir Persetujuan Tindakan Medik

2. Formulir Informed Consent

3. Formulir Berita Acara serah terima pasien Operasi 4. Formulir hasil pemeriksaan laboratorium

5. Formulir Laporan Operasi

6. Formulir Perincian Kamar Operasi 7. Buku Register Kamar Operasi

Dalam dokumen Pedoman Pelayanan Kamar Operasi (Halaman 41-52)

Dokumen terkait