• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pedoman Pelayanan Kamar Operasi

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Pedoman Pelayanan Kamar Operasi"

Copied!
52
0
0

Teks penuh

(1)

SURAT KEPUTUSAN

DIREKTUR RUMAH SAKIT UMUM BUDI LUHUR Nomor : 001/III/ Dir/RSBL/SK/2009

[

]

(2)

Perihal : Falsafah dan Tujuan Kamar Operasi RSBL Lampiran :

Direktur Rumah Sakit Budi Luhur

Menimbang : Perlunya penertiban dan konsolidasi internal seluruh aspek pelayanan dan pengelolaan Rumah sakit secara keseluruhan Mengingat : 1. SK menkes No.67781/RS/63 tahun 1963 tentang syarat-syarat

pokok Rumah sakit swasta

2. Daftar Tata cara dan syarat pendirian / Pembangunan dan penyelenggaraan Rumah sakit swasta

3. SK Badan Pendiri Yayasan Kesehatan Budi Luhur

No.446/01/YKBL/SK/Sek/07 tentang pengangkatan Direktur Rumah Sakit Budi Luhur

Memutuskan Menetapkan :

Falsafah Kamar Operasi RSU. Budi Luhur :

Memberikan pelayanan Kamar Operasi kepada pasien, keluarga pasien dan masyarakat secara profesional dan holistik, dengan mengedepankan nilai nilai kemanusiaan dan solusi tanpa membeda bedakan bangsa, suku, agama, dan dilaksanakan oleh seluruh perawat RSU. Budi Luhur secara cepat, ramah, dan ilmiah

Tujuan Pelayanan Kamar Operasi RSU. Budi Luhur :

Memberikan Pelayanan kamar Operasi yang bermutu tinggi, efektif dan efisien kepada pasien, keluarga pasien dan masyarakat di RSU Budi Luhur Cirebon

Ditetapkan di Cirebon Pada tanggal 04/03/2009

Direktur Rumah Sakit BudiLuhur

(3)

TATA RUANG DAN BANGUNAN

KAMAR OPERASI DAN KAMAR

BERSALIN

LOKASI

o Lokasi OK dan VK harus mudah di capai dari bagian lain dan satu sama lain

BENTUK

o Sudut-sudutnya todak bolehtajam, baik sudut lantai, dinding maupun langit – langit

o Dinding, lantai dan langit-langit terbuat dari bahan yang keras, tidak berpori, tahan api, kedap air tidak mudah kotor, tidak licin, tidak mempunyai sambungan, warna terang.\, mudah dibersihkan dan tidak ada tempat menampung debu

UKURAN

o Ukuran minimal 30 – 40 m2, maksimal 55 – 60 m2 tinggi plafon minimal 2,5 m, maksimal 3,65 m

PINTU

o Sebaiknya bentuk pintu sliding, namun bila pintu swing, maka pintu harus selalu tertutup dengan menggunakan penutup otomatis

o Ukuran pintu minimal 1,2 X 2,10 m

o Pintu harus selalu terawat, dan tidak boleh mengeluarkan suara

JENDELA

o Harus ada kaca tembus pandang agar orang dari luar dapat melihat keadaan di dalam kamar bedah tanpa harus masuk

VENTILASI

o Memakai AC dilengkapi filter dan sistem ultraclean luminay airflow o Suhu diatur antara 19 – 22 oC dan kelembaban udara 50 – 60 %

SISTEM PENERANGAN

o Lampu ruangan memakai lampu pijar putih tertanam di dalam langit-langit sehingga tidak menampung debu dan mudah dibersihkan

o Pencahayan ruangan sesuai peraturan pencahayaan pada buku ini

o Lampu operasi merupakan lampu khusus yang terdiri dari beberapa lampu yang fokusnya dapat diatur, tidak panas, terang, tidak menyilaukan dan tidak menimbulkan bayangan

(4)

SISTEM GAS

o Sistem gas sebaiknya dibuat sentral memakai sistem pipa o Sistem pipa melalui bawah lantai atau diatas langit-langit o Dibedakan sistem pipa O2 dan Nitrogen Oksida

SISTEM LISTRIK

o Harus ada sistem penerangan darurat dan sistem listrik cadangan

o Bila dalam kamar bedah ada beberapa titik penyambungan aliran listrik, maka sebaiknya dibedakan sirkuitnya sehingga bila terjadi gangguan listrik pada satu titik, maka bisa dipindahkan ke titik lainnya

SISTEM KOMUNIKASI

o Harus ada sistem komunikasi dengan ruangan lain di dalam RS dan ke luar RS

INTRUMENTASI

o Semua peralatan harus mobile, mempunyai roda atau diletakkan diatas trolley beroda

o Semua alat sebaiknya terbuat dari stainless steel dan mudah dibersihkan

(5)

ZONA 1 : Zona Bebas terbatas ditandai dengan warna hijau  ZONA 2 : Zona Bersih (Clean Zone) ditandai dengan warna kuning  ZONA 3 : Zona Semi Steril ditandai dengan warna oragne  ZONA 4 : Zona Steril ditandai dengan warna merah

No Variabel Zona 1 Zona 2 Zona 3 Zona 4 KET

1 Pakaian -Pakaian luar

OK masih

boleh dipakai -Pakaian khusus OK tidak boleh lebih luar dari zona ini

-Pakaian luar OK masih boleh dipakai. Tidak

boleh lebih

dalam dari zona ini. Pergantian pakaian OK – Pakaian Luar OK disini Petugas OK wajib memakai pakaian khusus OK lengkap dengan masker dan head cover -Tim Operasi memakai jas operasi -Petugas OK memakai Handschoen 2 Alas Kaki

-Alas Kaki luar OK masih bisa di pakai. Tidak boleh lebih dalam dari zona ini, pergantian alas kaki

luar-Alas kaki OK harus mulai dipakai Alas Kaki Khusus OK saja Alas Kaki khusus OK saja

(6)

OK disini -Alas Kaki OK tidak boleh lebih luar dari zona ini

3 Bed

Pasien

Boleh masuk Hanya sampai

Recovery Room boleh masuk Tidak boleh masuk Tidak boleh masuk 4 Brankar OK Boleh masuk. Tidak boleh lebih luar dari zona ini

Boleh masuk Boleh masuk Boleh masuk

untuk keluar lagi

5 Petugas

luar OK

Boleh masuk Boleh masuk Boleh Masuk

dengan memakai pakaian pelindung, masker dan head cover Tidak boleh masuk

6 Lain2 -Berbatas Pintu

dari luar kompleks OK -Berbatas Pintu dari Zona / ruangan lain Berbatas pintu dengam zona / ruangan lain Syarat tata Ruangan sesuai standard

(7)

B. ORGANISASI KAMAR OPERASI

Kepala Unit Kamar

Operasi UNIT DIKLAT RSBL

FARMASI/PENGADAAN ADMINISTRASI LINEN PERALATAN DAN INSTRUMENTASI KOMITE MEDIK LINEN PENGENDALIAN INFEKSI NOSOKOMIAL ANESTESI

(8)

Personnel

 Spesialis Bedah

 Dr. H. Soebarno Kartawinata, SpB  Dr. H. Eddy Suhardi Sarim, SpB, Finacs  Dr. Hj. Tresnawaty, SpB, Mkes

 Spesialis Kebidanan dan Kandungan  Dr. H. Doddy Sismayadi, SpOG  Dr. Samsudin, SpOG

 Spesialis Ortopedi dan Trauma

 Dr. Aryono Adiputranto, SpBO, Finacs  Dr. H. Iwan Hermawan, SpOT, Finacs  Spesialis Urologi

 Dr. H. M. Tauchid, SpU  Dr. Galuh A, SpU  Spesialis Bedah mulut

 Drg. Bambang wijanarko, SpBM  Spesialis THT  Dr. Sunaryo Sumitro, SpTHT  Spesialis Mata  Dr. Hj. Fayca Aryono, SpM  Spesialis Anestesi

 Dr. H. Eman Kuswandi, SpAn  Dr. Hj. Iranima Hermawan, SpAn  Dokter Umum  Dr. H. Hakiki Akbari  Dr. Finalia Nurhidayati  Paramedik  Zr. Onih Fathonih  Bd. Ratih Am Keb  Zr. Yulia  Zr. Dewi  Zr. Enok  Bd. Sherly  Bd. Fitri

(9)

 Zr. Eka

C. TATA KERJA KAMAR OPERASI

PERSIAPAN TINDAKAN OPERASI

1. Persiapan Pasien Operasi

A. Serah terima pasien

(10)

Budi Luhur 29/KEP/SOP No Revisi

PROSEDUR TETAP Tanggal terbit Ditetapkan

Direktur

Pengertian : Tata cara serah terima pasien yang akan dioperasi antara perawat ruangan dan staf kamar operasi.

Tujuan :

- Diketahui program pengobatan dan pelaksanaan operasi oleh petugas ruangan dan kamar operasi agar pelaksanaan

operasi bisa berhasil dengan baik dan mengutamakan keselamatan pasien.

- Menyiapkan obat-obatan, alat-alat, darah dan persiapan khusus lainnya yang dibutuhkan untuk menunjang pelaksanaan operasi tersebut.

Kebijakan : Petugas ruangan dan petugas kamar operasi bertanggung jawab atas persiapan pasien calon operasi ini.

Prosedur :

1. Petugas ruangan mengetahui jadwal operasi

2. Petugas ruangan mempersiapkan area operasi sesuai prosedur yang berlaku. 3. Petugas ruangan mengisi berita acara.

4. Petugas ruangan mempersiapkan semua catatan medik pasien termasuk surat izin operasi untuk dibawa bersama pasien ke ruang operasi.

5. Petugas ruangan menyertakan perlengkapan penunjang operasi misalnya : persediaan obat-obatan atau persediaan darah yang diperlukan saat operasi dilakukan yang akan dibawa bersama pasien ke kamar operasi.

6. Setengah jam sebelum jadwal operasi atau setelah ada panggilan dari petugas kamar operasi, pasien dibawa ke kamar operasi dengan memakai tempat tidur yang dipakai di ruangan.

7. Serah terima pasien pra operasi dilakukan di ruang transfer.

8. Petugas ruangan menyerahkan pasien disertai berita acara serah terima yang ditanda tangani oleh petugas ruangan dan petugas kamar operasi dan ditulis dalam buku register kamar operasi.

9. Petugas kamar operasi memeriksa kelengkapan berita acara, kelengkapan identitas, catatan medik pasien, keadaan umum pasien, surat izin tindakan dan kelengkapan penunjang lainnya seperti obat-obatan dan persediaan darah.

10.Kejadian khusus dan pengobatan selama operasi berlangsung dicatat dalam berita acara oleh asisten operasi / omloop.

(11)

11.Setelah operasi selesai, asisten menyiapkan berita acara, catatan medik pasien.

12.Pasien dipersiapkan untuk serah terima dengan petugas ruangan. 13.Serah terima dilakukan di ruang transfer, petugas kamar operasi

menyerahkan pasien beserta semua kelengkapannya yang ditandai dengan penandatanganan berita acara serah terima pasien pasca operasi.

B. Persiapan fisik

Pasien harus dalam kondisi aman untuk dilakukan operasi yang ditandai oleh

o Dilakukan pemeriksaan fisik secara menyeluruh dengan hasil pemeriksaan fisik oleh dokter ruangan dan atau dokter konsulen RSBL menunjukkan kondisi dalam batas toleransi

o Dilakukan pemeriksaan penunjang yang lengkap, meliputi pemeriksaan laboratorium hematologi, kimia klinik, dan lainnya, pemeriksaan radiologi, pemeriksaan EKG, dan pemeriksaan lain yang diperlukan dengan hasil pemeriksaan penunjang dalam batas normal atau dalam batas toleransi / aman

o Dokter Ruangan dan atau dokter konsulen penyakit dalam dan atau dokter konsulen anestesi dan atau dokter konsulen lainnya menyatakan pasien dapat dioperasi

o Bila diperlukan dilakukan persiapan terhadap pasien untuk menunjang kelancaran operasi, seperti pemasangan infus, lavement, puasa, istirahat total, pemasangan Supportif seperti O2, Foley catheter, NGT , dll.

o Pasien dalam keadaan bersih, bila perlu sudah mandi, pakaian dari RS, bersih.

o Diberikan antibiotik perioperatif sesuai petunjuk dokter

C. Persiapan mental

o Pasien harus memahami maksud dan tujuan operasi serta resiko yang harus dihadapi dalam menjalani operasi ini. Lakukan Informed Consent sesuai prosedur.

o Pasien di tenangkan dan diberi penyuluhan yang baik agar tegar menghadapi tindakan operasi yang akna dijalaninya. Pasien diminta untuk berdoa menurut keyakinannya masing-masing.

o Keluarga pasien diminta selalu mendampingi dan mendukung secara moril.

D. Persiapan area operasi

Pengertian : Tata cara mempersiapkan area pada tubuh pasien yang akan dilakukan operasi.

(12)

Tujuan : Menyiapkan area operasi untuk menghindari dari infeksi nosokomial. Kebijakan :

- Adanya rencana operasi yang ditentukan oleh dokter operator yang diketahui oleh dokter ruangan, petugas ruangan dan bagian

keuangan.

- Petugas ruangan yang bertanggung jawab atas persiapan pasien calon operasi ini.

Prosedur :

1. Petugas ruangan mengetahui rencana operasi dari pasien tersebut.

2. Petugas ruangan mengetahui jenis operasi yang akan dilakukan sehingga bisa mengetahui area mana yang perlu dipersiapkan.

3. 2 jam sebelum jadwal operasi ditentukan, petugas ruangan mempersiapkan area operasi.

4. Selain itu diperhatikan higiene pasien : mulut, kuku, rambut dan kulit.

5. Persiapkan area operasi dengan dilakukan pencukuran di area operasi yang cukup luas dengan mempertimbangkan keperluan untuk perluasan luka operasi.

6. Pencukuran menggunakan pisau cukur searah dengan rambut kemudian dicuci dengan sabun sampai bersih.

7. Setelah dilakukan pencukuran, pasien dimandikan dan dikenakan pakaian khusus dan memakai tutup kepala.

8. Perhiasan, gigi palsu, kontak lens dan lain-lain harus sudah ditanggalkan dan diserahkan pada keluaga.

Persiapan Kamar Operasi Pembersihan Rutin

Pembersihan Harian

 Setiap hari seluruh permukaan lantai kompleks OK – VK di bersihkan dan di desinfeksi

 Setiap hari dilakukan pemeriksaan prasarana seperti penyediaan air bersih, kelistrikan, pencahayaan, ventilasi, dsb

 Setelah dibersihkan dilakukan sterilisasi ruangan dengan lampu ultraviolet secara terus menerus hingga saat dibersihkan keesokan harinya.

 Pelaksana adalah tim pemeliharaan, dan penanggung jawab adalah Kepala OK dan Kepala VK

(13)

 Seluruh permukaan dinding Kamar Operasi dibersihkan dengan air mengalir dan didesinfeksi

 Lantai dibersihkan dengan air mengalir / disemprot , dicuci dengan detergent, di keringkan dan didesinfeksi

 Seluruh permukaan lain seperti permukaan lampu operasi, trolley anestesi, Kabel-kabel dan selang , cuff, Tabung O2, Tabung N2O, meja obat, kursi, AC dll dibersihkan dan didesinfeksi

 Kamar mandi dibersihkan

 Semua peralatan sterilisasi dibersihkan

 Dilakukan rutin dan teratur seminggu sekali .

 Pelaksana adalah tim pemeliharaan dan penanggung jawab adalah kepala OK dan Kepala VK

Pembersihan Bulanan

 Dilakukan Pemeriksaan dan penilaian kondisi dan fungsi serta inventarisasi dan kondisi sarana fisik bangunan, prasarana dan peralatan serta obat-obatan di kompleks OK – VK

 Semua bahan medis yang disterilisasi kering diperiksa kapasitas formalinnya

 Semua hasil pemeriksaan dilaporkan di rapat bulanan

Pembersihan pra dan pasca operasi

Pembersihan Pra Operasi

 Bila jadwal operasi dilaksanakan setelah dilakukan pembersihan rutin maka ruangan bedah tidak perlu dibersihkan lagi

 Bila jadwal operasi sebelum dilaksanakan pembersihan rutin, maka segera dilakukan pembersihan ruangan Operasi dan sekitarnya.

Pembersihan Pasca Operasi

 Cipratan pada dinding dibersihkan dan didesinfeksi  Lantai dibersihkan dan di desinfeksi

 Meja Operasi dibersihkan dan didesinfeksi. Bebaskan pengunci roda, lantai dibawah meja operasi dibersihkan dan didesinfeksi. Roda meja operasi digelindingkan ke atas cairan desinfektan bolak balik. Setelah selesai semua,

(14)

kembalikan meja operasi ke posisi semula dan kunci rodanya.

 Semua kabel dan selang alat yang beada di dalam ruangan bedah dibersihkan

 Alat-alat penunjang seperti suction, cauter meja instrumen bila terkontaminasi cairan tubuh pasien dibersihkan dan dibawa keluar OK. Hati hati kontaminasi roda. Bila perlu roda dibersihkan sebelumnya.

 Setelah selesai, ruangan operasi ditutup dan lampu UV dinyalakan

 Bersihkan koridor dan ruangan lainnya

 Penanggung Jawab adalah paramedik yang bertugas di OK Persiapan lain pra operasi

 Nyalakan AC suhu dibawah 27o C

 Nyalakan lampu penerangan  Siapkan lampu operasi

Persiapan instrumen, Linen dan peralatan lain

(15)

 Persiapan instrumen dilakukan oleh instrumenter dibantu oleh Omloop dan Asisten dua. Bila Operasi cito, maka persiapan dapat dilakukan oleh paramedik jaga rawat inap

 Instrumenter mengetahui rencana tindakan operasi.

 Bila diperlukan instrumenter bisa melihat langsung pasien sehingga mendapatkan gambaran tentang segala kebutuhan di ruang operasi  Instrumen , dan omloop berbagi tugas mempersiapkan instrumen, alat

dan ruangan

 Instrumen yang akan dipakai dikeluarkan dan disusun pada trolley.  Jenis instrumen dan jumlah disesuaikan standar .

 Instrumen diperiksa kelayakan pakainya. Pastikan kebersihannya.  Instrumen dikelompokkan per jenis instrumen.

 Pastikan semua kunci instrumen terbuka.  Lakukan sterilisasi

 Sterilisasi dapat dilakukan dengan steam pressure (autoclave) atau dry heat ( UV+panas) sesuai prosedur.

 Siapkan nampan yang sudah dialasi duk steril, Siapkan Trolley yang sudah dialasi Duk steril berlapis

 Keluarkan instrumen, letakkan pada nampan kemudian pindahkan pada trolley. Teknik dapat dimodifikasi sedemikian rupa sehingga jarak antara bahan medik atau instrumen yang keluar dari sterilisator

dengan trolley sependek mungkin dan setertutup mungkin dari kemungkinan kontaminasi pasca sterilisasi

 Susun sedemikian rupa sehingga instrumen mudah disediakan secara berurutan sesuai urutan tindakan.

 Tutup trolley denganduk sehingga instrumen diatas trolley tertutup seluruhnya.

Persiapan Linen

 Instrumenter dibantu omloop menyiapkan sejumlah linen sesuai kebutuhan jenis tindakan operasi

 Jenis linen disesuaikan dengan standar

 Lakukan sterilisasi. Sterilisasi linen harus sudah selesai sebelum instrumen

 Nampan dan Trolley diberi alas linen steril. Bila perlu berlapis 2.  Letakkan linen pada trolley

 Tutup trolley dengan linen steril

(16)

Skema pengelolaan Linen

SKEMA ALUR PENGELOLAAN LINEN KOTOR TINDAKAN

Instrumen pasca tindakan

DEKONTAMINA SI

PROSES PENCUCIAN BIASA

PENGERINGAN Non packing Packing / set STERILISASI DI PUSAT STERILISASI D I S T R I B U S I P E N Y I M P A N A N LINEN KOTOR Linen Non Infeksius Linen Potential Infeksius

(17)

Persiapan Personil Kamar Operasi

1. Dokter operator menentukan pasien untuk dioperasi, memberitahukan paramedik tentang waktu operasi.

2. Paramedik melaporkan kepada dokter anestesi untuk meminta persetujuan waktu operasi.

3. Paramedik mengatur / mengusahakan kesepakatan waktu antara dokter operator dan dokter anestesi.

4. Jika waktu operasi sudah disepakati, paramedik memberitahukan staf kamar operasi lainnya.

5. Paramedik mengusahakan staf kamar operasi selengkap mungkin. 6. Staf kamar operasi segera mempersiapkan operasi.

DEKONTAMINASI

D E S I N F E K S I

PROSES PENCUCIAN BIASA

PENGERINGAN , PERBAIKAN, PENYETRIKAAN, PACKING

Linen Non Tindakan Linen Tindakan

STERILISASI DI PUSAT STERILISASI

D I S T R I B U S I

(18)

Penunjukkan personil kamar operasi

1. Paramedik jaga menentukan paramedik yang akan ditugaskan di kamar operasi

2. Diusahakan paramedik yang ditunjuk adalah paramedik yang sudah berpengalaman di kamar operasi

3. Diusahakan Paramedik yang ditunjuk adalah paramedik yang sedang tidak tugas jaga rawat inap /UGD

4. Diusahakan paramedik yang ditunjuk adalah paramedik yang sedang tidak libur

5. Paramedik yang ditugaskan di OK datang paling lambat 30 menit sebelum jadwal operasi.

6. Jika diperlukan paramedik jaga ruang rawat inap/UGD membantu menyiapkan instrumentasi dan ruangan OK 7. Selalu konfirmasi dan pastikan semua siap hadir tepat pada

waktunya

Pembagian tugas personil OK

1. Scrub Nurse ( Instrumenter)

Pengertian : Petugas Kamar operasi yang secara steril mengelola semua kebutuhan instrumentasi sebelum, selama dan setelah operasi

Tanggung jawab : menjaga keutuhan dan efisisensi derah steril dengan menyediakan instrumen dan supply steril yang diperlukan

Syarat :

- Paramedik/bidan terlatih secara intern RS

(19)

- Mengenal dengan baik teknik operasi yang dilakukan dan kemungkinan kegawatan

- Mengenal dengan baik instrumentasi yang diperlukan - Mengenal karakteristik operator

Tugas :

Sebelum Operasi

- Bersama omloop menyiapkan instrumen dan alat-alat termasuk benang jahit, jarum, juga ketersediaan obat2an anestesi, dan cairan

- Memeriksa ulang kesiapan instrumentasi , pastkan susunan berdasarkan urutan tindakan operasi.

- Melakukan cuci tangan bedah,memakai jas operasi dan sarung tangan steril dengan teknik yang benar

- Bila tersedia meja mayo, maka siapkan meja mayo - Membantu dokter atau asisten satu dalam tindakan

antiseptik kulit. Berdiri pada disisi operator / asisten satu saat melakukan antiseptik kulit.

- Membantu menutup pasien dengan duk steril - Menyiapkan dan memberikan instrument Selama Operasi

- Memperhatikan jalannya operasi dan mencoba membaca keperluan operator satu langkah lebih dahulu. - Selalu tersedia kasa di daerah operasi. Sediakan

pada wadah tertentu seperti nerbekken.

- Ingat! Kelompokkan kasa dalam satu ikatan dengan jumlah yang tertentu. Buka lah bundel satu persatu bila diperlukan agar tidak tercampur satu sama lain. Hitung selalu kasa yang tersedia di area operasi dan kasa yang sudah terpakai. Buang Kasa yang sudah

terpakai pada tempat sampah infeksius

- Menjaga agar daerah operasi selalu rapi dan kering

- Instrumen tidak boleh menumpuk tapi harus tersusun.

- Jangan biarkan darah mengering pada instrumen

- Meminta supply alat tambahan kepada omloop - Bila sarung tangan bolong atau robek atau

(20)

- Posisi tubuh harus tegak, tidak bolah bersandar pada meja instrumen.

- Sebelum menutup luka, hitung kembali kasa , instrumen, jarum.

Pasca Operasi

- Membersihkan luka operasi dengan Na Cl 0,9% steril , keringkan dengan kasa kering

- Luka operasi ditutup dengan kompres betadine dan kasa steril dan difixir dengan plester / Hypafix

- Lepaskan duk, periksa duk klem jangan sampai tertinggal - Rendam instrumen dalam waskom plastik berisi larutan

chlorine 0,5%, biarkan selama10 menit. Rendam secara sekaligus jangan menambah sedikit-sedikit instrumen yang direndam.

- Bisturi di buang di tempat sampah benda tajam

- Sebelum dicabut, kanul dan selang harus selalu di spooling / bilas dengan air chlorine 0,5% dan air bersih

- Cuci handschoen dengan chlorine 0,5% sebelum dilepaskan. Jangan lepas handschoen sebelum semua pekerjaan selesai. Pengelolaan handschoen sesuai prosedur buku ini.

- Bila ada spesimen yang sudah disiapkan Omloop, dicek kembali .

2. Asisten utama (asisten satu)

Pengertian : Petugas yang mebantu operator melaksanakan operasi

Tanggung jawab : terlaksananya operasi dengan baik dan aman.

Syarat :

- Dokter/Paramedik/bidan terlatih secara intern RS

(21)

- Menguasai betul / fasih teknik aseptik antiseptik

- Mengenal dengan baik teknik operasi yang dilakukan dan kemungkinan kegawatan

- Mampu mengelola pasien gawat

- Mengenal dengan baik instrumentasi yang diperlukan

- Mengenal karakteristik operator - Teliti dan cekatan

- Diutamakan berpengalaman

Tugas :

Sebelum operasi

- Berkomunikasi dengan operator mengenai rencana tindakan operasi dan kemungkinan komplikasi

- Memastikan identitas pasien dan kelengkapan administrasi

- Memeriksa pasien yang akan di operasi

- Memastikan kelengkapan instrumen dan peralatan - Memastikan kesiapan kegawatan

- Memastikan kesiapan anestesi

- Memastikan kesiapan fasilitas ruangan operasi - Membantu memposisikan pasien

- Membantu operator melakukan antiseptik

- Membantu operator menutupi pasien dengan duk steril - Berkomunikasi dengan anestesi tentang kesiapan

tindakan operasi dan kondisi pasien

- Cuci tangan bedah dan mengenakan jas operasi

Selama Operasi

- Membantu operator dalam setiap tindakan yang dilakukan - Memberikan lapang pandang yang baik pada area operasi

dan bersih sepanjang operasi

- Memantau dan meminimalisir perdarahan

- Mengawasi kondisi pasien dan berkomunikasi dengan anestesi

(22)

- Mengantisipasi kebutuhan operator baik kebutuhan personal maupun kebutuhan tindakan operasi selangkah di depan operator

- Bertindak sebagai manajer dari tim pendukung operasi Sesudah operasi

- Membantu menutup luka, membersihkan pasien - Membantu anestesi mengamankan pasien

- Membantu transport pasien

- Memberikan penjelasan kepada keluarga pasien

- Berkomunikasi dengan operator tentang follow up pasien 3. Asisten madya (asisten dua)

Pengertian : Petugas Kamar operasi yang secara steril membantu operator dan asisten utama selama operasi Syarat :

- Paramedik/bidan terlatih secara intern RS - Menguasai betul / fasih teknik aseptik

antiseptik Tugas :

Sebelum Operasi

- Bersama omloop menyiapkan instrumen dan alat-alat termasuk benang jahit, jarum, juga ketersediaan obat2an anestesi, dan cairan

- Melakukan cuci tangan bedah,memakai jas operasi dan sarung tangan steril dengan teknik yang benar

- Bila tersedia meja mayo, maka siapkan meja mayo

- Membantu dokter atau asisten satu dalam tindakan antiseptik kulit. Berdiri pada disisi operator / asisten satu saat melakukan antiseptik kulit.

- Membantu menutup pasien dengan duk steril Selama Operasi

- Memperhatikan jalannya operasi dan mencoba membaca keperluan operator satu langkah lebih dahulu.

- menghitung selalu kasa yang tersedia di area operasi dan kasa yang sudah terpakai. Buang Kasa yang sudah terpakai pada tempat sampah infeksius

(23)

- Membantu sehingga Instrumen tidak boleh menumpuk tapi harus tersusun.

- Sebelum menutup luka, hitung kembali kasa , instrumen, jarum.

Pasca Operasi

- Membersihkan luka operasi dengan Na Cl 0,9% steril , keringkan dengan kasa kering

- Luka operasi ditutup dengan kompres betadine dan kasa steril dan difixir dengan plester / Hypafix

- Lepaskan duk, periksa duk klem jangan sampai tertinggal - Rendam instrumen dalam waskom plastik berisi larutan

chlorine 0,5%, biarkan selama10 menit. Rendam secara sekaligus jangan menambah sedikit-sedikit instrumen yang direndam.

- Bisturi di buang di tempat sampah benda tajam

- Membantu malakukan spooling / bilas kanul dan selang dengan air chlorine 0,5% dan air bersih

- Cuci handschoen dengan chlorine 0,5% sebelum dilepaskan. Jangan lepas handschoen sebelum semua pekerjaan selesai. Pengelolaan handschoen sesuai prosedur buku ini.

- Membantu kegiatan omloop dan instrumenter 4. Circuler (Omloop)

Nama jabatan : Sirkuler / Omloop

Pengertian : Petugas kamar operasi yang tidak steril ( tidak memakai jas operasi tidak memakai handschoen steril)

Tanggung jawab: membantu memenuhi seluruh kebutuhan kamar operasi, operator, anestesi, instrumenter dan pasien sebelum, selama dan sesudah operasi. Membantu team yang steril dengan supply yang steril

Syarat :

- Paramedik/bidan terlatih secara intern RS

- Menguasai betul / fasih teknik aseptik antiseptik

(24)

- Mengenal dengan baik teknik operasi yang dilakukan dan kemungkinan kegawatan

- Mengenal dengan baik instrumentasi yang diperlukan dan letak penyimpanan instrumen dan bahan medik lain dalam kompleks OK

- Cekatan dan inisisatif Tugas :

Sebelum Operasi

- Cuci tangan bedah tapi tidak memakai jas dan handschoen steril. Handschoen dapat yang steril tapi tidak dijaga

sterilitasnya.

- Memeriksa kebersihan ruangan , membersihkan ruangan jika belum dibersihkan

- Membantu mempersiapkan instrumen bersama instrumenter - Identifikasi pasien dan serah terima pasien, memastikn

kelengkapan administrasi

- Membantu transport pasien senyaman mungkin - Mengganti pakaian pasien

- Membantu memposisikan pasien di meja operasi

- Menyambungkan alat 2 ke supply listrik, menyambungkan selang dan kabel steril dengan alat yang non steril spt suction atau diatermi

- Membantu team steril mengenakan apron, jas operasi, sepatu goggle

- Mengisi buku catatan operasi, catatan pasien, formulir pemeriksaan, dsb

Selama Operasi

- Melihat jalannya operasi dan selalu memenuhi alat , supply atau instrumen yang dibutuhkan team

- Menghitung kasa yang dipakai

- Memperhatikan kebutuhan pasien semisal pasien kedinginan, infus habis , posisi dsb

- Selalu berkomunikasi dengan seluruh tim . Bila keluar ruangan agar memberitahukan instrumenter

- Menerima spesimen dengan baik dan mengelolanya dengan benar

- Membantu kebutuhan personal tim steril seperti menghapus keringat, menghapus cipratan darah, membenahi pakaian , menyediakan alas kain pada lantai dsb

(25)

- Menjaga agar ruang operasi selalu bersih , rapi, dan nyaman Setelah Operasi

- Menyediakan waskom chlorine 0,5% untuk cuci handschoen operator, melepaskan jas operasi

- Memasangkan plester pada kasa/dressing

- Membersihkan pasien dari darah dan kotoran lainnya dari tubuh.

- Memakaikan pakaian pasien dengan baik

- Transport pasien ke ruang pemulihan bersama penata anestesi atau serah terima pasien dengan petugas rawat inap.

- Menyiapkan laporan operasi, formulir pemeriksaan, atau resep , serta konsumsi untuk operator

- Membantu instrumenter membersihkan alat dan instrumen - Membersihkan ruangan operasi dan menyiapkan ruangan

operasi

E. Transport Pasien

 Pasien diantarkan ke Ruang operasi oleh paramedik ruangan rawat inap

 Tergantung kondisi pasien, pasien dapat diantar dengan membawa bed atau dengan kursi roda

 Dilakukan serah terima berita acara tindakan operasi antara paramedik ruangan dengan petugas OK, besaerta status pasien dan obat-obatan yang diperlukan

 Petugas OK memeriksa kembali kelengkapan administrasi dan identitas pasien

 Setelah dinilai lengkap, pasien dibawa ke koridor transport pasien untuk kemudian dipindahkan ke brankar OK

 Lakukan pemindahan senyaman mungkin

 Setelah pasien diatas brankar, possikan senyaman mungkin, bed pasien dikeluarkan. Pasien dibawa ke koridor ruang recovery

 Ganti semua pakaian dengan duk bersih, lepaskan semua perhiasan, beri penutup kepala, lakukan senyaman mungkin sesuai tata krama. Tenangkan pasien.

 Setelah selesai, pasien ditransport ke ruang operasi, pindahkan pasien ke meja operasi senyaman mungkin. Posisikan senyaman mungkin.

(26)

 Semua suportif diperiksa kelancarannya : IV line, urine catheter, O2, Pasang manset Tekanan darah, pasang pulse oxymetri, nyalakan pulse oksimeter/ECG Monitor

PELAKSANAAN TINDAKAN OPERASI

Surgical Scrub

Pengertian :

(27)

Tujuan :

Mencegah terjadinya infeksi dari tangan kepada pasien selama operasi

Kebijakan :

- Cuci tangan dilakukan ditempat cuci tangan khusus

- Air yang digunakan adalah air tanah yang mengalir dan sudah teruji secara biologis

- Antiseptik yang digunakan adalah Chlorhexidine tanpa diencerkan

Prosedur :

1. Lepaskan perhiasan di tangan dan pergelangan

2. Pastikan bagian lengan pakaian OK tidak terlalu dekat ke siku 3. Buka keran, biarkan air mengalir sejenak

4. Dengan posisi tangan lebih tinggi dari siku, alirkan air sedemikian rupa sehingga seluruh permukaan jari-jari, telapak tangan, punggung tangan, pergelangan dan lengan bawah terbasuh dan air mengalir ke arah siku

5. Lakukan pada lengan yang satunya.

6. Keluarkan Chlorhexidine secukupnya dengan tangan satu dan menampungnya dengan tangan lainnya

7. Lakukan tujuh langkah pencucian tangan : - Gosok-gosokkan kedua telapak tangan

- Gosok-gosokkan kedua telapak tangan dengan jari saling terkait diantara jari sedemikian rupa sehingga sela jari terkena

- Gosok-gosok punggung tangan yang satu dengan telapak tangan yang lain , kaitkan jari diantara jari tangan yang lain sehingga sela jari terkena, lakukan secara bergantian - Letakkan punggung jari-jari tangan yang satu dengan

telapak tangan yang lain dengan jari saling mengunci lalu gosok-gosok sedemikian rupa sehingga ujung jari-jari tangan yang satu membersihkan buku-buku jari tangan yang lain

- Gosok-gosok ibu jari tangan yang satu dengan telapak tangan yang lain secara berputar, lakukan bergantian - Kuncupkan tangan yang satu sehingga semua ujung jari

(28)

satunya, secara berputar ke kiri dan ke kanan, lakukan bergantian

- Gosok-gosok seluruh permukaan pergelangan tangan hingga sepertiga tengah lengan bawah oleh telapak tangan yang lain, lakukan bergantian

8. Seluruh proses 7 langkah tadi dilakukan selama 1 menit, bisa dibagi2 per langkah atau lagkah tadi dilakukan berulang2 9. Biarkan keran air terbuka dan air mengalir sepanjang proses

cuci tangan tadi

10. Dengan posisi tangan lebih tinggi dari siku, bilaslah seluruh tangan dan lengan dengan air mengalir sedemikian rupa sehingga seluruh permukaan terbasuh dan buih dari antiseptik terbasuh

11. Lakukan 7 langkah cuci tangan seperti diatas dengan antiseptik chlorheksidin sekali lagi.

12. Tutup keran dengan menggunakan siku

13. Pertahankan posisi tangan lebih tinggi dari siku, bila perlu jabatkan kedua tangan. Posisi tangan jangan terlalu tinggi jangan terlalu dekat dengan wajah.

14. Kenakan jas operasi dan Handschoen dengan lengan dan tangan masih terbalur antiseptik

Surgical gown

1. Pakaian OK dan APP tim operasi sesuai prosedur

2. Jas wajib dipakai pada setiap operasi sedang hingga besar/ luar biasa

3. Setelah cuci tangan selesai, dan petugas sudah di dalam ruang operasi, buka Ikatan jas operasi

4. Kenakann jas dengan memasukkan tangan dan lengan kedalam lengan jas yang sesuai. Genggam ujung lengan jas dengan tangan.

5. Biarkan omloop mengikatkan tali di bagian belakang jas

6. Ikatlah tali pada lengan jas sehingga ujung lengan jas melekat pada pergelangan

7. Kenakan Handschoen dan posisikan tangan selalu diatas pusar

8. Ingat, walaupun sudah memakai jas, bagian pusar ke bawah tetap dianggap non steril.

(29)

Handgloving

1. Kenakan Handschoen secara hand to hand Glove to glove 2. Handschoen selalu dalam keadaan bagian lengan terlipat

keluar.

3. Ambil handshoen kanan dengan tangan kiri dengan memegang bagian lipatan handschoen kanan yang merupakan sisi yang melekat ke kulit

4. Masukkan tangan kanan hingga semua jari masuk ke tempatnya masing masing. Lepaskan tangan kiri dan biarkan handschoen masih dalam keadaan terlipat ditangan kanan 5. Ambil handschoen kiri dengan menggunakan tangan kanan

yang sudah memakai handschoen dengan mengaitkan jari tangan kanan ke dalam lipatan, yaitu sisi yang kelak akan menghadap ke luar, tidak melekat ke kulit

6. Masukkan tangan kiri hingga jari-jari masuk ketempatnya masing masing. Dengan jari tangan kanan yang masih mengait ke lipatan handschoen kiri, lipatan kemudian di buka sedemikian rupa sehingga bagian lengan handschoen menutupi sepertiga distal lengan bawah tangan kiri.

7. Jari tangan kiri mengait ke lipatan handschoen kanan pada sisi yang kelak menghadap keluar, kemudian membuka lipatan sedemikian rupa sehingga sepertiga distal lengan bawah kana tertutup handschoen

8. Posisikan tangan diatas pusar Posisikan tubuh pasien

 Posisi Anestesi

o Anestesi Umum

Bila dilakukan anestesi umum, maka sebelum anestesi umum pasien sudah diposisikan terlentang. Posisikan senyaman mungkin. Ikat tungkai pada bagian atas lutut. Posisi lengan terlentang dan terikat pada penyanggah.

o Anestesi spinal

Bila dilakukan anestesi spinal, maka posisi anestesi spinal adalah duduk dengan tungkai lurus ke depan atau uncang-uncang pada kedua sisi bed operasi, tangan diletakkan pada bed atau tungkai dengan posisi palmar diatas, lemas, kepala tertunduk.

o Posisikan pasien sesuai kebutuhan operasi setelah anestesi selesai.

(30)

 Posisi Terlentang

o Setelah proses anestesi selesai, maka posisi lengan disesuaikan kebutuhan apakah akan terlentang dan terikat pada penyanggah, atau terlipat dibawah kepala, atau lurus disamping tubuh pasien, Tungkai biasanya lurus dan terikat pada bagian atas lutut, tambahan-tambahan lain semisal penyanggah bahu, penyanggah panggul dsb disesuaikan kebutuhan

 Posisi Litothomi

o Posisi bokong pasien pada batas bagian badan dan tungkai bed operasi. Siapkan penyanggah tungkai di sisi kiri dan kanan batas tersebut.

o Letakkan pelindung / pad pada penyanggah tungkai, lalu letakkan bagian belakang lutut pada penyanggah, sedemikian rupa sehingga bagian perineum terekspos dengan baik dan tungkai terposisikan dengan nyaman.

o Posisikan lengan terlentang dan terikat pada penyanggah

o Tutup pasien dengan baik  Posisi miring

o Posisi pasien miring kiri atau kanan sedemikian rupa sehingga area operasi terekspos dengan baik, jalan nafas dan anestesi tidak terganggu, dan posisi pasien stabil tidak dapat jatuh ke posisi depan atau belakang.

 Posisi tengkurap

o Idem posisi miring.

Antiseptik area operasi

 Dengan bantuan sponge clamp / klem kassa / penser klem, balurkan Betadine ke area operasi menggunakan kassa steril  Bila area operasi dinilai kotor , terkontaminasi, misal pada

fraktu daerah ekstremitas, terutama tungkai, apalagi fraktur terbuka, area operasi dapat dicuci dulu dengan NaCl 0,9% steril dengan atau tanpa larutan savlon sebelum dibalur betadine. Pencucian dilakukan oleh omloop menggunakan handschoen non steril.

(31)

 Balurkan mulai titik tengah area operasi berputar kekiri atau ke kanan terus makin luas sedemikian rupa sehingga area yang terbalur betadine cukup luas dan jauh dari area operasi.  Bila terpaksa membalur dengan arah lurus, maka balurkan

menjauh area operasi.

 Betadine yang dibalurkan harus cukup banyak, tidak tipis-tipis. Pada area operasi pembaluran dapat dilakukan berkali-kali disertai sedikit tekanan agar kasa seberkali-kaligus berfungsi membersihkan kulit juga.

 Buanglah kasa ke tempat sampah bila betadine yang terdapat pada kasa tinggal sedikit. Ganti kasa dengan yang baru sebelum memulai membalur lagi.

 Daerah sela-sela selangkangan dbalur terakhir. Klem kasa yang sudah dipakai membalur daerah selangkangan tidak boleh dipakai lagi sebelum disteril ulang,

 Setelah selesai antisepsis, klem kasa dipisahkan dengan alat lain dan dianggap non steril.

 Bila sudah ditutup dengan duk, betadine pada area operasi dibersihkan dengan alkohol 70%

Menutup area operasi

 Setelah Proses antisepsis selesai, batasi area operasi dengan duk steril.

 Pertama tutup bagian tungkai hingga batas bawah area operasi. Pada posisi lithotomi tutup bagian alas bokong dan bagian bawah bed.

 Bila menggunakan duk bolong, maka langkah selanjutnya hanya memakai duk bolong ini.

 Bila menggunakan duk biasa, maka setelah bagian tungkai, maka tutup bagian atas pasien hingga batas atas area operasi. Hati-hati duk menutupi wajah pasien

 Setelah itu tutup bagian samping tubuh pasien hingga batas lateral area operasi kiri dan kana. Fiksasi duk dengan doek klem. Posisikan doek klem supaya tidak menonjol / mengganggu pelaksanaan operasi.

 Lapisi bagian bawah dengan duk satu lagi sehingga bila bagian bawah dipakai menyimpan instrumen tidak mudah melorot atau basah dan terkena bed operasi.

(32)

Beberapa petunjuk selama operasi  Menggunakan hak

o Agar tercipta lapang pandang yang baik sisi luka perlu ditarik ke arah luar atau atas.

o Gunakan hak yang sesuai dengan ukuran luka operasi dan kedalaman lapang pandang yang dibutuhkan. Contoh untuk ekstirpasi FAM mungkin hanya dibutuhkan hak Gigi atau langenbeck kecil saja. Untuk Hernia mungkin perlu hak Roche dan langenbeck saja, Untuk hysterctomy pada yang kurus bisa hanya blaas hak saja atau hak cangku / langenbeck besar pada orang gemuk dsb.

o Selalu lepaskan hak dari area operasi bila tangan operator masuk, karena selain bisa menghalangi tangan juga menyebabkan sakit pada tangan operator

o Perhatikan arah operator , gerakkan / pindahkan hak untuk memberi lapang pandang yang lebih baik bila diperlukan

 Membersihkan darah

o Untuk darah yang menggenang, gunakan suction dengan canul.

o Untuk perdarahan yang banyak dan cepat dapat menggunakan suction tanpa kanul. Hindari tangan terlalu dekat dengan area operasi / menghalangi pandangan.

o Untuk perdarahan yang merembes pada daerah yang sempit / dangkal, gunakan kasa depper kecil / terlipat pada klem kasa

o Untuk perdarahan yang merembes pada daerah yang dalam / luas, gunakan kasa depper besar / tak terlipat / bendera pada klem kasa. Gunakan hanya 1 kasa saja untuk mencegah ketinggalan.

o Menggunakan kasa depper adalah dengan di tekan-tekankan, bukan di usap / gosokan pada luka karena gesekan bisa menimbulkan kembali perdarahan, terutama pada daerah yang rapuh

o Ingat usahakan selalu area operasi dalam keadaan yang kering dan bersih.

o Gunakan kasa untuk membersihkan area operasi dan instrumen dari bekuan darah.

(33)

o Harus pro aktif dalam menghentikan perdarahan. Bedakan perdarahan yang merembes dari jaringan, mengalir dari pembuluh vena dan menyemprot dari pembuluh arteri

o Perdarahan yang merembes dari jaringan yang robek / di sayat, berasal dari pembuluh darah kecil. Coba lakukan pembersihan dengan kasa. Biasanya lama-kelamaan berhenti sendiri.bila masih, coba lakukan penekanan dengan kasa selema beberapa detik.

o Bila tampak perdarahan mengalir, atau tidak berhenti dengan tekanan, mungkin berasal dari pembuluh vena yang ukurannya kecil sampai besar. Darah yang mengalir biasanya lebih gelap dan tidak ada pullsasi. Gunakan klem untuk menjepit pembuluh darah. Biarkan beberapa saat. Bila perdarahan berhenti, maka tidak perlu dijahit/ cauter. Tapi bila masih ada perdarahan, maka jepit ulang dengan klem untuk selanjutnya dijahit / diikat/ atau dibakar dengan cauter.

o Pengikatan / penjahitan perdarahan pada bagian tubuh yang menetap dalam tubuh menggunakan plain gut atau chromic gut. Untuk bagian tubuh yang akan dibuang, menggunakan silk/seide.

o Cauterisasi dengan menempelkan ujung pen pada klem. Tekan tombol coagulate untuk membakar pembuluh darah selama beberapa detik hingga tampak bagian yang dijepit menghitam. Hindari klem atau cauter menempel pada jaringan epidermis kulit. Lepskan klem, perhatikan apakah perdarahan berhenti.  Tentang Jarum

o Selalu memegang benda tajam seperti bisturi atau jarum dengan alat, baik pinset,klem atau naldfulder.

o Jarum dapat dipakai kembali sedangkan bisturi harus dibuang ditempat sampah benda tajam.

jenis jarum menurut mata jarumnya

o Jarum taper bermata jaru bulat, bila ditusukkan tidak merobek jaringan yang ditembusnya. Digunakan untuk menjahit jaringan lunak dibawah jaringan kutis. Kecuali pada jaringan yang keras seperti cervix uteri, kelenjar payudara yang displastik, bisa dipakai jarum cutting dengan pengawasan perdarahan.

o Jarum Cutting bermata jaru segi tiga, bila ditusukkan akan merobek jaringan yang ditembusnya sehingga bisa menimbulkan perdarahan. Digunakan untuk menjahit kulit atau jaringan yang keras.

(34)

o Jarum non traumatik, yaitu jarum yang langsung terhubung dengan benang diujung belakang /pangkalnya. Tidak memiliki lubang jarum sehingga dapat menembus jaringan dengan mulus. Misal jarum pada benang dalam kemasan sachet.

o Ekor benang pada lubang jarum jangan terlalu pendek sehingga mudah lepas atau terlalu panjang sehingga mengganggu penjahitan. Standar panjang ekor benang adalah 4 – 5 cm.

 Tentang benang

o Mengambil benang dalam kaset harus menggunakan naldfulder atau klem . tarik sebanyak 2 kali panjang naldfulder atau kira-kira 40cm. Atau sesuaikan dengan kebutuhan / karakter operator.

o Mengambil benang dari sachet juga menggunakan naldfulder. Buka lipatan dan ambil jarum dengan nalfulder, dan tarik hingga benang keluar seluruhnya.

o Secara umum benang operasi dibagi menjadi 2 golongan besar yaitu benang absorbable ( dapat diabsorpsi) dan non absorbable ( tidak diabsorpsi)

o Benang yang dapat diabsorpsi dapat dicerna tubuh untuk kemudian hancur oleh proses radang / inflamasi / reaksi tubuh sendiri sehingga hubungan antar 2 sisi bisa saja lepas . Jangka waktu penghancuran ini berbeda beda berkisar antara 3 hari hingga 3 bulan.

o Benang yang non absorpsi tidak dapat dicerna tubuh. Bisa bertahan di dalam tubuh selama bertahun-tahun karena bersifat Inert ( tidak menimbulkan / merangsang reaksi tubuh) digunakan untuk kulit atau jaringan dibawah kulit yang sukar sembuh.

o Contoh benang absorpsi adalah plain gut, chromic gut , Polyglycolic acid (dexxon / Atramat / polysorb) poligaktin ( Safil, safi quick)

o Contoh benang non absorpsi adalah silk / seide, nilon (monosof , Dermalon ), Polypropylen ( Prolene , mersilene)

o Ukuran benang bermacam-macam, pemakaiannya tergantung kebutuhan / jenis operasinya.

 Tentang gunting

o Semua instrumen yang memiliki bagian yang diperuntukkan jari seperti gunting, klem, dsb di pegang dengan memasukkan ibu jari pada lubang yang satu dan jari manis pada lubang yang lain. Jari telunjuk dan tengah menopang instrumen dan membantu mengarahkan instrumen

(35)

o Dalam hal gunting, untuk menjaga agar tangan tidak goyah yang bisa berakibat fatal, maka jari pada tangan kiri ikut membantu menopang gunting saat pengguntingan dilakukan

PASCA OPERASI

Pengelolaan Pasien

Perawatan luka operasi

 Segera setelah selesai tindakan operasi, area operasi dicuci bersih dengan NaCL 0,9% steril. Pembersihan dilakukan mulai dari luka sayatan meluas kesekitarnya.

 Luka operasi ditutup dengan kasa kompres betadine , lalu kasa steril polos. Fixasi kasa dengan Hypafix atau plester

 Setelah masuk rawat inap perawatan luka sebagaimana standar asuhan keperawatan

Membersihkan Pasien dan memberikan pakaian

 Setelah area operasi dan sekitarnya dibersihkan pasien dipindahkan ke brankar dengan hati-hati.

 Bersihkan bagian tubuh pasien yang menempel pada bed operasi dengan air bersih dan washlap. Miring-mairingkan pasien untukmencapai bagian itu.

 Sambil dibersihkan, pakaian pasien diiapkan. Kenakan pakaian pada pasien, beri sarung atau kain bersih, serta selimuti ia.

 Pasien pindah ke bed pasien dalam keadaan sadar / tidak, pakaian dan tempat tidur rapi.

(36)

Recovery Room (RR) dan Pengawasan di ruang rawat inap  Tempatkan pasien dalam RR sampai pasien sadar betul.

 Petugas OK melaksanakan tugas pasca operasi sambil mengawasi pasien. Setelah selesai atau setelah pasien stabil dan sadar betul , pasien ditranfer ke rawat inap.

 Kemungkinan lain adalah setelah selesai operasi pasien langsung ditransfer ke rawat inap dan ditempatkan di HCU untuk beberapa jam sampai pasien sadar betul dan diawasi petugas rawat inap. Bila sudah sadar betul / stabil, dapat dipindahkan ke ruangan inapnya.

Pengelolaan Linen

 Segera dekatkan waskom berisi Chlorine 0,5%, untuk cuci handschoen operator. Mintalah operator melepaskan handschoen untuk direndam pada waskom tsb.

 Segera buka jas operasi operator. Letakkan didalam ember linen kotor berpenutup.

 Semua duk dimasukkan ke ember linen kotor. Jangan biasakan menjatuhkan duk di lantai.

 Jika ada kain alas kaki dilantai juga dimasukkan ke dalam ember tsb.  Jika apron terbuat dari plastik saja dan tidak ada bagian yang

menyerap cairan tubuh pasien cukup dibersihkan dengan cairan chlorine saja. Tapi bila terbuat dariparasit dan atau ada bagian yang menyerap cairan tubuh pasien, harus diperlakukan sebagaimana linen.  Pakaian OK setelah berganti pakaian diletakkan didalam ember. Jangan

dibiasakan berserakan dilantai

 Penutup kepala dan masker dibuang kedalam tempat sampah infeksius. Selanjutnya Transport Linen kotor dalam ember tertutup menggunakan trolley khusus dengan jalur yang sudah ditentukan, langsung ke ruang laundry. Jangan berhenti atau mampir ke mana-mana.

 Linen diolah di ruang laundry sesuai prosedur. Pengelolaan Instrumen

 Segera rendam instrumen kedalam larutan chlorine 0,5% yang terdapat dalam wadah / ember plastik.

 Sebaiknya instrumen direndam sekaligus, jangan sedikit-sedikit.

 Rendam selama 10 menit. Bila instrumen direndam sedikit-sedikit, maka hitungan 10 menit sejak instrumen terakhir dimasukkan.

(37)

 Rendam sampai seluruh instrumen terendam seluruhnya, jangan lupa membuka pengunci instrumen

 Untuk selang dan atau kanul, maka sebelum direndam dilakukan spooling dulu dengan larutan chlorine 0,5% untuk kemudian direndam selama 10 menit.

 Setelah 10 menit lakukan pencucian dengan detergent dan pembilasan dengan air bersih mengalir dan penyikatan jika diperlukan. Untuk kanul dispooling dengan air detergent dan dispooling dengan airbersih dan dibilas.

 Keringkan dengan menggunakan handuk bersih atau dianginkan menggunakan hairdryer

 Bila instrumen termasuk dalam packing, maka setelah kering dilakukan packing kembali dan dilakukan sterilisasi segera. Bila instrumen tidak termasuk yang di packing maka instrumen disimpan dalam lemari kaca yang dilengkapi kantung karbon hidrophilik dan penerangan sekaliguss pemanasan dengan lampu pijar 10 Watt.

Pengelolaan Peralatan dan Fasilitas  Bed Operasi

o Seluruh permukaan bed operasi dibersihkan dengan chlorine 0,5%

o Buka kunci roda, dan pindahkan bed agar lantai dibawah bed bisa dibersihkan. Gulirkan roda diatas genangan larutan chlorine bolak balik, keringkan lantai, kemudian kembalikan bed ke

tempat semula dan di kunci roda  Trolley

o Perlakuan sama dengan bed operasi.

o Trolley diletakkan di ruang peralatan  Brankar dan standar

o Perlakuan sama dengan bed operasi.

o Standar diletakkan di ruang peralatan, brankar di koridor transport / RR

(38)

 Lampu Operasi

o Seluruh permukaan lampu operasi dibersihkan dengan chlorine 0,5%

o Periksa adakah bola lampu yang rusak. Segera laporkan kepada bagian pemeliharaan untuk segera diganti.

 Alat anestesi

o Permukaan trolley di bersihkan dengan chlorine 0,5%

o Vaporizer ditutup, O2 dan N2O ditutup.

o Facemask di bersihkan denganchlorine 0,5%

o Selang, canule, ETT, mayo diperlakukan sebagaimana instrumen.  Monitor EKG

o Matikan monitor ECG, cabut kabel dari stekker

o Gulung dengan bai semua kabel dan letakkan pada gantungannya.

 AC

o Matikan AC

Pengelolaan Ruangan

 Lantai dibersihkan dengan chlorine 0,5%  Dinding dibersihkan dengan chlorine 0,5%  Tempat cuci tangan diperiksa kebersihannya  Spoolhoek diperiksa kebersihannya

 Ruang ganti pakaian dan Ruang dokter diperiksa kebersihannya  Kamar mandi diperiksa

 Ruang instrumen diperiksa  Ruang RR diperiksa

 Ruang sterilisasi diperiksa. Pengelolaan spesimen

Hal-hal yang harus diperhatikan pada penanganan specimen adalah label yang benar, pengawetan (preserverasi) dan pengiriman yang benar, sebab bila pemberian label yang salah atau specimen tertukar

(39)

dapat berari menentukan diagnose yang salah untuk dua orang pasien. Hilangnya specimen dapat berarti tidak dapat menentukan diagnose atau harus dilakukan pengambilan specimen baru dengan kemungkinan tidak mendapatkan specimen yang sama jenisnya dengan yang hilang.

Oleh karena itu semua specimen harus diamankan kecuali dokter memintanya untuk membuang.

a. Prosedur penanganan specimen

1. Tangani specimen dengan hati-hati

2. Instrumenter mengkonfirmasikan lagi dengan dokter mengenai sifat specimen dan jenis pemeriksaan yang akan dilakukan, kemudian periksa ulang dengan om loop sebelum menyerahkan kepada on loop.

3. Om loop menyimpannya ke dalam tempat yang tepat, seperti kantong plastik, stoples dan sebagainya yang steril.

4. Berikan label yang memuat : a. Nama pasien

b. Nomor C.M. ( Catatan Medik ) c. Tanggal Operasi

d. Nama specimen

5. Apabila diambil lebih dari satu specimen, specimen-specimen itu harus diberi nomor label sesuai dengan urutan diangkatnya dan tempatkan dalam tempat yang terpisah kecuali dokter meminta untuk menyimpan dalam satu wadah.

6. Organ-organ yang solid seperti : hati, limpa, uterus, dan lain-lain biasanya dipotong dahulu oleh Dokter sebelum disimpan pada tempat yang sudah berisi pengawet.

7. Organ yang berbentuk pipa seperti : jaster, Colon, Vesica Winara harus dibuka dulu agar bahan pengawet mengenai sisi luar dan dalamnya.

8. Jangan membuat trauma pada jaringan specimen seperti biopsi nosofaringeal.

9. Tidak boleh memasukkan dengan paksa ke dalam tempat yang sempit.

10. Jangan membuang specimen kecuali Dokter memintanya untuk dibuang.

b. Prosedur khusus Penanganan

Specimen untuk Pemeriksaan Histologi

1. Rendam specimen dalam formalir 10% (0 cc larutan formalir kadar 40% dalam 90 cc air )

(40)

2. Tutup rapat-rapat tempat specimen tadi untuk mencegah penguapan bahan pengawet.

c. Prosedur Khusus penanganan

Specimen Untuk Kultur.

1. Simpan dalam stoples atau tabung pemeriksaan / test tube yang steril oleh instrumenter.

2. Tidak boleh diberi bahan pengawet, karena jaringan harus dalam keadaan segar dan seperti asalnya.

3. Idealnya specimen untuk kultur dikirim segera kalau tidak specimen tersebut harus disimpan oleh kotak yang bersuhu ruangan, untuk mempertahankan agar jumlah bakteri tetap sampai kultur dilakukan.

d. Prosedur Khusus Penanganan

Specimen untuk Frozen Section

1. Pastikan bahwa bagian ahli, Patologi sudah diberitahu

sebelumnya, biasanya sehari sebelumnya diberitahu oleh dokter ahli bedah yang akan mengoperasi pasien.

2. Perintahlah seseorang untuk bersiap-siap pergi mengantarkan specimen ke bagian Patologi Anatomi.

3. Ingatkan dokter untuk mengisi formulir Histologi dengan tepat, misalnya riwayat klinis dan penemuan operasi.

4. Simpan specimen dalam wadah yang sudah diberi label. Untuk pemeriksaan ini tidak perlu bahan pengawet.

5. Tuliskan nomor telepon yang harus dihubungi oleh ahli oleh patologi pada sebelah kanan atas formulir sehingga hasil dapat diperoleh dengan cepat.

6. Specimen dikirimkan ke Laboratorium P.A.

7. Catatkan hasil pemeriksaan dengan nama pasien nomor catatan medik, bila cocok laporkan segera ke dokter.

8. Jika specimen dikembalikan ke kamar bedah, rendam specimen itu dalam formulir tandai pada tempat specimen itu “Frosen section sudah dilakukan”.

e. Prosedur Khusus Penanganan

Specimen Untuk Difoto.

1. Tempatkan specimen pada sebuah tempat yang datar, kalau perlu yang dilapisi duk.

2. Sebelum dilakukan pemeriksaan specimen tidak boleh diberi bahan pengawet.

f. Prosedur khusus Penanganan Benda

(41)

1. Simpan dalam kotak kontainer seperti stoples, kemudian

kembalikan pada pasien, benda asing ini dapat berupa : tulang ikas, gigi palsu, dan sebagainya.

2. Benda asing jika perlu dibungkus dengan kertas kasa, kemudian masukkan ke dalam wadah/stoples, catat dalam buku catatan benda asing, kemudian serahkan kepada polisi sebagai tanda polisi mengambilnya ia harus menandatangani catatan tadi. 3. Data yang dibentuk dalam tubuh dimasukkan ke dalam kantong

plastik tanpa bahan pengawet dan diberi label. Tanyakan pada dokter apakah data tersebut diperlukan oleh analisa atau diserahkan ke keluarganya.

Catatan :

 Semua specimen harus dikirimkan dengan formulir yang tepat dan sudah ditandatangani.

 Specimen pada bagian yang menular misalnya : Hepatitis B harus ditangani lebih hati-hati.

 Simpan specimen ini pada stoples yang berlabel khusus, sehingga orang-orang yang menanganinya akan lebih hati-hati.

DEKONTAMINASI, DESINFEKSI , STERILISASI

A. DEFINISI

Pada dasarnya, ada banyak usaha kita untuk meminimalisir potensi infeksi di RSBL dalam rangka pengendalian infeksi nosokomial.

(42)

Dari sekian banyak usaha tersebut tidak ada satupun yang bisa secara mandiri dipergunakan tanpa dibantu usaha lain, tidak ada satu pun cara yang bisa digunakan untuk semua komponen benda hidup dan benda mati. Semua merupakan suatu kesatuan usaha yang bertujuan satu : Menghilangkan sebanyak mungkin mikroorganisme dalam proses interaksi pasien –RS dalam proses pelayanan medis di RS.

Secara umum usaha-usaha tersebut dapat dikelompokkan sebagai berikut :

Dekontaminasi

Adalah suatu proses / kegiatan yang berusaha menghilangkan kontaminasi suatu benda oleh benda lain yang potensial menjadi sumber infeksi yang sekaligus juga menghilangkan sebagian mikroorganisme penting.

Desinfeksi

Adalah suatu proses / kegiatan yang berusaha membasmi sebagian besar mikroorganisme pada benda mati. Pengertian yang sama pada makhluk hidup disebut Antisepsis.

Sterilisasi

Adalah suatu proses yang berusaha membasmi semua mikroorganisme pada benda mati.

B. DEKONTAMINASI

Di RSBL Proses dekontaminasi dilakukan paling awal yaitu segera setelah benda terpapar atau potensial terpapar dengan cairan tubuh pasien yang potensial mengandung mikroorganisme yang berbahaya. Dekontaminasi dapat juga dilakukan sebagai tindakan pencegahan .

Pelaksana:

Handschoen dan instrumen : Paramedik/Bidan/Aspar

Linen : Bagian laundry

Perlengkapan :

Pasca operasi / Pasca bersalin : masih memakai APP dan memakai sarung tangan karet / Rumah tangga

Petugas laundry memakai APP sesuai prosedur pengelolaan linen kotor

(43)

Tahap 1 : jika benda mati terkontaminasi cairan atau jaringan tubuh pasien dalam bentuk yang lebih padat, atau keras, atau jumlah banyak . Biasanya dilakukan pada linen, sedangkan instrumen dan peralatan jarang terkontaminasi dengan kondisi seperti diatas. Contoh : Linen terkontaminasi stoolcell, atau feces , atau sisa makanan akibat muntah. Sebab dikhawatirkan bahan desinfektan yang selanjutnya akan diberikan bisa berkurang efektifitasnya jika bereaksi dengan bahan2 tsb. Cara :

Dilakukan pencucian pada daerah yang terpapar saja dengan bantuan air mengalir yang kuat / disemprot dan dibantu penyikatan.

Dilaksanakan oleh paramedis sebelum linen ditransfer ke laundry. Dilaksanakan di spoolhoek di OK / VK/ UGD/ HCU / Verbedding.

Tahap 2 : Dengan merendam instrumen / alat / linen dalam larutan chlorine 0,5% selama 10 menit.

Tahap ini dapat membasmi kuman hingga 80% termasuk Virus HIV, HBV dan HCV

Cara membuat larutan chlorine : a. Menggunakan Bayclin

1 bagian bayclin + 9,5 bagian air bersih b. Menggunakan Presept

5 gram Presept setiap liter air c. Menggunakan Kaporit 60%

1 ons / 100 gram kaporit + 12 liter air bersih d. Menggunakan Kaporit 0,5%

14 gram kaporit setiap liter air bersih

Cara merendam :

a. Untuk instrumen dan handschoen Dilaksanakan di spoolhoek di OK / VK/ UGD/ HCU / Verbedding. Untuk Linen dilaksanakan di Ruang Laundry.

b. Untuk Instrumen dan handschoen larutan chlorine disediakan dalam wadah plastik. Beri tanda ketinggian pada wadah tersebut untuk tiap kenaikan 1 liter airnya. Wadah untuk Handschoen dan instrumen terpisah. Untuk Linen , larutan chlorine disediakan dalam bak cuci.

(44)

c. Handschoen sebelum dilepaskan dicuci dahulu dalam larutan chlorine, baru dilepaskan sesuai aturan dan direndam dalam keadaan terbalik.

d. Instrumen direndam dalam keadaan terbuka kuncinya, dan sebaiknya direndam sekaligus tidak sedikit2. Sebab sifat korosif chlorine, maka masalah lama perendaman menjadi penting. Bila direndam sedikit-sedikit, maka hitungan 10 menit dimulai sejak instrumen terakhir dimasukkan.

e. Linen langsung direndam dalam bak berisi larutan chlorine, serta diaduk-aduk sebentar agar semua linen terbasahi dengan baik.

f. Rendam selama 10 menit.

g. Instrumen kemudian diangkat, dicuci dan disikat dengan air detergent, dan dibilas dengan air mengalir

h. Handschoen diangkat, dicuci dan dikucek dengan air detergent, dan dibilas bersih dengan air mengalir

i. Linen diangkat, diperas, dan dibilas bersih dengan air mengalir. j. Selanjutnya sesuai prosedur pengelolaan masing-masing.

Catatan :Larutan chlorine 0,5% dapat juga dipakai sebagai usaha desinfeksi dengan membasuh permukaan seperti permukaan lantai, kaca, meja , meja operasi.

C. DESINFEKSI

Desinfeksi di RSBL dilakukan dengan beberapa cara : Menggunakan bahan kimia, dengan perebusan, dan desinfeksi ruangan dengan sinar Ultra violet

Desinfeksi dengan bahan kimia

Syarat bahan desinfektan yang baik :

Potensi desinfeksi / antisepsis baik / kuat, spektrum luas

(45)

Mudah didapat, harga ekonomis

No Jenis Karakteristik Penggunaan

1 2 3 4 5 6 7 Sabun Antiseptik Karbol (phenol) Cresol (Lysol) Iodine/Betadine Alkohol 70% Chlorhexidine

H2O2 (Hidrogen Peroksida)

Formalin

Antiseptik lemah Efektif melepaskan kotoran pada tubu atau benda mati

Desinfektan kuat Iritable dan toksik Spektrum luas,

antisepsis/desinfektan sedang

Tidak begitu toksik, tidak iritatif,tidak korosif

Terpengaruh darah Ekonomis

Antisepsis dan desinfektan kuat, spektrum luas

Tidak terlalu toksik, sedikit iritatif, mudah menguap, tidak korosif, mdh terbakar Harga ekonomis

Antiseptik kuat, makin kuat jika dicampur alkohol atau detergent

Tidak toksik Relatif ekonomis

Antiseptik lambat, namun karena melepaskan ion dapar membasmi kuman anaerob

Iritatif pada luka ekonomis

antisepsis dan desinfektan kuat

sangat iritatif dan karsinogenik

Bila dicampur alkohol bisa sporisidal

Cuci tangan biasa

Mengepel Lantai dan dinding keramik Antisepsis area tindakan / operasi Desinfeksi darurat instrumen Antisepsis tubuh Desinfeksi darurat instrumen

Cuci tangan bedah Merendam instrumen Membersihkan linen dari darah Mengawetkan spesimen Desinfeksi handschoen daur ulang

(46)

8

9

Glutaraldehyde (Cidex)

Chlorine

ekonomis

antiseptik kuat dan cepat 2 menit -10 menit

Sporisidal 10 jam Tahan 14 hari iritatif

Mahal

Dengan kadar ppm yang tepat dapat bersifat desinfektan kuat hingga sporisidal

Agak toksik Iritatif dan korosif ekonomis Desinfeksi instrumen Merendam instrumen, rubber/ selang Desinfeksi semua alat, instrumen, linen, permukaan

Contoh penggunaan Presept

Desinfeksi Linen 5g untuk 20 L air direndam selama 1 jam Desinfeksi Lantai 5g untuk 20L air sebagai air pel

Desinfeksi Alat makan 5g untuk 20L air direndam 1 menit

Desinfeksi dengan cara merebus

Panaskan air hingga mendidih, masukan instrumen / alat , rendam selama 20 – 30 menit.

Angkat instrumen/alat dan tiriskan

Desinfeksi Ruangan dengan sinar Ultra Violet

Keluarkan semua alat mobile. Setelah ruangan dibersihkan dan didesinfeksi

permukaan, ruangan ditutup dan lampu UV dinyalakan terus menerus selama 24 jam

D. STERILISASI

Ada 4 cara sterilisasi yang dilaksanakan di RSBL

1. Sterilisasi Steam pressure (Uap Bertekanan) dengan Autoclave

Alat Auto Clave a. Katup pengaman b. Indikator tekanan c. Katup pembuka d. Tutup autoclave

(47)

e. Baut f. Kunci wing g. Gasket /pelapis h. Container i. Tangki sterilisasi j. Tatakan berlubang k. Tabung pemanas l. Lampu Indikator m. Keran pengeluaran n. Alat pembuka mur

Cara Penggunaan : A. Pengemasan

Kemas / bungkus benda yang akan disterilisasi dengan baik. Susun paket-paket tersebut pada tatakan berlubang dalam tangki sterilisasi, sisakan jarak diantara paket2 tsb agar pemanasan dapat tersebar dengan baik.

B. Penambahan air

Tambahkan 4 liter air bersih kedalam tanki utama. Selama proses sterilisasi, air akan menguap secara bertahap dan level air akan menurun. Jadi air yang dimasukkan harus cukup sedemikian sehingga menegah tabung pemanas terbakar karena air dibawah level tabung pemanas.

C. Penyegelan

Masukkan tangki sterilisasi kedalam tanki utama. Sisipkan pipa lunak yang terdapat pada tutup ke celah setengah lingkaran disisi tangki nsterilisasi. Kemudian tutup. Paskan posisi antara cekungan pada tutup dengan yang pada tangki utama. Dan kuatkan penutupan dengan kunci wing searah jarum jam sedemikian sehingga kedap udara.

D. Pemanasan

Colokkan kabel listrik ke stekker PLN, maka tabung pemanas akan menjadi makin panas. Selama pemanasan, katup pengeluaran dalam posisi terbuka, sampai tampak adanya uap menyemprot keluar, maka katup pengeluaran ditutup. Indikator tekanan akan segera bergerak searah jarum jam petanda tekanan di dalam tangki makin naik.

E. Sterilisasi

Ketika tekanan mencapai batas yang diharapkan, mulailah hitung waktu yang dibutuhkan untuk sterilisasi. Lihatlah tabel dibawah ini. Ingat, tekanan dalam tanki tidak boleh dibawah 0,14Mpa, dan bila kita tidak mengontrol tekanan dengan menyesuaikan voltase listrik, katup pengaman akan membuka sendiri bila tekanan melebihi 0,165Mpa.

(48)

Jenis benda Waktu tekanan Suhu Benda Karet 15 0,1-0,11 121 Linen 30-45 0,1-0,15 121-126 Instrumen 15 0,1-0,15 121-126 Cairan dlm botol 20-40 0,1-0,15 121-126 F. Pengeringan

Benda-benda seperti instrumen, linen, dsb akan seger kering dengan cepat. Setelah sterilisasi selesai, bukalah katup pemuangan. Ketika jarum indikator menunjukkan angka 0, tunggu 1 – 2 menit lalu buka penutupnya dan teruskan pemanasan hingga 10 – 15 menit untuk menguapkan sisa air. Kemudian matikan pemanas dengan menekan saklar ke posisi OFF.

G. Pendinginan

Jika yang disterilisasi adalah cairan, maka tidak akan cepat kering. Karenanya jangan segera membuka katup pembuangan ketika waktu sterilisasi selesai, untuk menghindari cairan yang mendidih itu tumpah atau meledakkan wadahnya. Karena itu ketika sterilisasi selesai, matikan listriknya, dan biarkan tangki mendingin, sampai jarum indikator tekanan menunjukkan angka 0. Tunggu beberapa menit, kemudian buka katup pembuangan , lalu buka penutup.

H. Pemeliharaan

 Sebelum dioperasikan, periksalah apakah airnya cukup (4liter lebih) dan level air diatas tabung pemanas

 Ketika memulai pemanasan, buka dulu katup pembuangan untuk mengeluarkan udara dingin dalam tanki, kalau tidak, udara akan menghambat panas dan efek sterilisasi akan terganggu.

 Jika ingin mensterilkan cairan, tempatkan cairan kedalam botol kaca tahan panas hingga 3/4nya saja. Tutup botol dengan kain dan kasa dan ikat dengan tali. Jangan menggunakan sumbat karet atau kayu, karena botolnya bisa pecah. Letakkan botol diatas wadah metal yang lebih besar, sehingga bila botol pecah pecahan tidak berhamburan.INGAT ! jngan langsung membuka katup

pembuangan ketika waktu sterilisasinya selesai.

 Jangan mecampur bahan yang akan disterilisasi yang berbeda waktu sterilisasinya. Atau berbeda jnis seperti cairan dengan linen, misalnya.

 Setelah sterilisasi selesai dan jarum indikator tekanan menunjuk ke angka 0, kalau tidak bisa membuka penutupnya, bukalah katup pembuangan untuk membiarkan udara luar masuk ke dalam tanki.

 Periksa secra berkala kondisi autoclave

 Lebih bagus lagi jika air yang digunakan adalah air ion atau air suling.  Ganti gasket / pelapis secara periodik

 Buanglah air jika autoclave tidak digunakan lagi.

(49)

2. Sterilisasi kering dengan Sterilisator Kombinasi UV-Heat

Sterilisator Kering UV-Heat : a. Pintu penutup

b. Jendela c. Pengatur Suhu d. Timer

e. Lampu Indikator panas f. Lampu Indikator UV g. Tombol start UV h. Selektor UV / Heat i. Fuse/sikring Cara penggunaan : A. Pengemasan

(50)

Kemas / bungkus benda yang akan disterilisasi dengan baik. Susun paket-paket tersebut pada Rak , sisakan jarak diantara paket2 tsb agar pemanasan dapat tersebar dengan baik. Tutup pintu.

B. Sterilisasi

Aturlah panas yang ingin kita capai, Nyalakan lampu UV dengan menekan tombol GL start. Aturlah waktu yang ingin kita pakai sesuai standar sterilisasi pada tabel. Jika suhu yang kita inginkan tercapai, maka lampu indikator akan menyala. Hitunglah waktunya.

Jenis benda Waktu Suhu

Benda Karet 15-20 120

Linen 30-45 120

Instrumen 15-20 120

C. Pemeliharaan

 Bersihkan dan keringkan bagian dalam sterilisator setelah selesai pemakaian.  Pintu harus selalu tertutup

 Periksa kondisi sterilisator secara berkala

3. Sterilisasi dengan bahan Kimia.

Bahan Kimia yang digunakan adalah Glutaraldehyde (Cidex) Cara :

 Cara ini digunakan untuk instrumen dan rubber yang berlumen seperti selang yang perlu disimpan dlam keadaan selalu siap pakai.

 Cidex membasmi bakteri vegetatif dalam 2 menit  Cidex membasmi kuman TBC dalam 10 menit  Cidex membasmi spora dalam 10 jam

 Efektifitas bertahan selama 14 hari

 Iritatif thd kulit sehingga pemakaian instrumen harus memakai handschoen dan harus dibilas dengan air steril sebelum digunakan.

4. Pelaksanaan Sterilisasi

a. Sterilisasi Instrumen dalam wadah tray berpenutup  Menggunakan Sterilisator kering.

Referensi

Dokumen terkait

Permasalahan yang dikaji dalam penelitian ini adalah hasil belajar manakah yang lebih baik antara siswa yang diberi tes tertulis dengan siswa yang diberi tes lisan pada pokok

pembinaan mental, pembinaan moral dan pembinaan fisik bagi tenaga kependidikan. 2) Kepala sekolah sebagai Manajer, yang pada hakekatnya merupakan suatu proses

Terdapat pemahaman yang keliru pada sebagian besar policy makers program JKJ terhadap konsep kebutuhan dasar kesehatan dan konsep keadilan egaliter dalam bidang kesehatan

Proses persetujuan penjualan kredit, sales membawa nota sales order yang kemudian diserahkan ke staf administrasi piutang apabila dari staf administrasi piutang

JURNAL UMUM - METODE PERPETUAL (dalam ribuan rupiah).. JU

Masih banyak anak sekolah yang tidak mendapatkan vaksin TT dan TD pada saat kunjungan BIAS. Pada saat BIAS da siswa yang di alfa, izin, sakit sehingga masih banyak yang

[r]

Untuk melakukan pelatihan menggunakan One Class SVM sebaiknya digunakan nilai parameter nu yang sama dengan jumlah data intrusi pada data pelatihan. Akan tetapi, jika jumlah