Pengelolaan Pasien
Perawatan luka operasi
Segera setelah selesai tindakan operasi, area operasi dicuci bersih dengan NaCL 0,9% steril. Pembersihan dilakukan mulai dari luka sayatan meluas kesekitarnya.
Luka operasi ditutup dengan kasa kompres betadine , lalu kasa steril polos. Fixasi kasa dengan Hypafix atau plester
Setelah masuk rawat inap perawatan luka sebagaimana standar asuhan keperawatan
Membersihkan Pasien dan memberikan pakaian
Setelah area operasi dan sekitarnya dibersihkan pasien dipindahkan ke brankar dengan hati-hati.
Bersihkan bagian tubuh pasien yang menempel pada bed operasi dengan air bersih dan washlap. Miring-mairingkan pasien untukmencapai bagian itu.
Sambil dibersihkan, pakaian pasien diiapkan. Kenakan pakaian pada pasien, beri sarung atau kain bersih, serta selimuti ia.
Pasien pindah ke bed pasien dalam keadaan sadar / tidak, pakaian dan tempat tidur rapi.
Recovery Room (RR) dan Pengawasan di ruang rawat inap
Tempatkan pasien dalam RR sampai pasien sadar betul.
Petugas OK melaksanakan tugas pasca operasi sambil mengawasi pasien. Setelah selesai atau setelah pasien stabil dan sadar betul , pasien ditranfer ke rawat inap.
Kemungkinan lain adalah setelah selesai operasi pasien langsung ditransfer ke rawat inap dan ditempatkan di HCU untuk beberapa jam sampai pasien sadar betul dan diawasi petugas rawat inap. Bila sudah sadar betul / stabil, dapat dipindahkan ke ruangan inapnya.
Pengelolaan Linen
Segera dekatkan waskom berisi Chlorine 0,5%, untuk cuci handschoen operator. Mintalah operator melepaskan handschoen untuk direndam pada waskom tsb.
Segera buka jas operasi operator. Letakkan didalam ember linen kotor berpenutup.
Semua duk dimasukkan ke ember linen kotor. Jangan biasakan menjatuhkan duk di lantai.
Jika ada kain alas kaki dilantai juga dimasukkan ke dalam ember tsb. Jika apron terbuat dari plastik saja dan tidak ada bagian yang
menyerap cairan tubuh pasien cukup dibersihkan dengan cairan chlorine saja. Tapi bila terbuat dariparasit dan atau ada bagian yang menyerap cairan tubuh pasien, harus diperlakukan sebagaimana linen. Pakaian OK setelah berganti pakaian diletakkan didalam ember. Jangan
dibiasakan berserakan dilantai
Penutup kepala dan masker dibuang kedalam tempat sampah infeksius. Selanjutnya Transport Linen kotor dalam ember tertutup menggunakan trolley khusus dengan jalur yang sudah ditentukan, langsung ke ruang laundry. Jangan berhenti atau mampir ke mana-mana.
Linen diolah di ruang laundry sesuai prosedur.
Pengelolaan Instrumen
Segera rendam instrumen kedalam larutan chlorine 0,5% yang terdapat dalam wadah / ember plastik.
Sebaiknya instrumen direndam sekaligus, jangan sedikit-sedikit.
Rendam selama 10 menit. Bila instrumen direndam sedikit-sedikit, maka hitungan 10 menit sejak instrumen terakhir dimasukkan.
Rendam sampai seluruh instrumen terendam seluruhnya, jangan lupa membuka pengunci instrumen
Untuk selang dan atau kanul, maka sebelum direndam dilakukan spooling dulu dengan larutan chlorine 0,5% untuk kemudian direndam selama 10 menit.
Setelah 10 menit lakukan pencucian dengan detergent dan pembilasan dengan air bersih mengalir dan penyikatan jika diperlukan. Untuk kanul dispooling dengan air detergent dan dispooling dengan airbersih dan dibilas.
Keringkan dengan menggunakan handuk bersih atau dianginkan menggunakan hairdryer
Bila instrumen termasuk dalam packing, maka setelah kering dilakukan packing kembali dan dilakukan sterilisasi segera. Bila instrumen tidak termasuk yang di packing maka instrumen disimpan dalam lemari kaca yang dilengkapi kantung karbon hidrophilik dan penerangan sekaliguss pemanasan dengan lampu pijar 10 Watt.
Pengelolaan Peralatan dan Fasilitas
Bed Operasi
o Seluruh permukaan bed operasi dibersihkan dengan chlorine 0,5%
o Buka kunci roda, dan pindahkan bed agar lantai dibawah bed bisa dibersihkan. Gulirkan roda diatas genangan larutan chlorine bolak balik, keringkan lantai, kemudian kembalikan bed ke
tempat semula dan di kunci roda Trolley
o Perlakuan sama dengan bed operasi. o Trolley diletakkan di ruang peralatan Brankar dan standar
o Perlakuan sama dengan bed operasi.
o Standar diletakkan di ruang peralatan, brankar di koridor transport / RR
Lampu Operasi
o Seluruh permukaan lampu operasi dibersihkan dengan chlorine 0,5%
o Periksa adakah bola lampu yang rusak. Segera laporkan kepada bagian pemeliharaan untuk segera diganti.
Alat anestesi
o Permukaan trolley di bersihkan dengan chlorine 0,5% o Vaporizer ditutup, O2 dan N2O ditutup.
o Facemask di bersihkan denganchlorine 0,5%
o Selang, canule, ETT, mayo diperlakukan sebagaimana instrumen. Monitor EKG
o Matikan monitor ECG, cabut kabel dari stekker o Gulung dengan bai semua kabel dan letakkan pada
gantungannya.
AC
o Matikan AC
Pengelolaan Ruangan
Lantai dibersihkan dengan chlorine 0,5% Dinding dibersihkan dengan chlorine 0,5% Tempat cuci tangan diperiksa kebersihannya Spoolhoek diperiksa kebersihannya
Ruang ganti pakaian dan Ruang dokter diperiksa kebersihannya Kamar mandi diperiksa
Ruang instrumen diperiksa Ruang RR diperiksa
Ruang sterilisasi diperiksa.
Pengelolaan spesimen
Hal-hal yang harus diperhatikan pada penanganan specimen adalah label yang benar, pengawetan (preserverasi) dan pengiriman yang benar, sebab bila pemberian label yang salah atau specimen tertukar
dapat berari menentukan diagnose yang salah untuk dua orang pasien. Hilangnya specimen dapat berarti tidak dapat menentukan diagnose atau harus dilakukan pengambilan specimen baru dengan kemungkinan tidak mendapatkan specimen yang sama jenisnya dengan yang hilang.
Oleh karena itu semua specimen harus diamankan kecuali dokter memintanya untuk membuang.
a. Prosedur penanganan specimen
1. Tangani specimen dengan hati-hati
2. Instrumenter mengkonfirmasikan lagi dengan dokter mengenai sifat specimen dan jenis pemeriksaan yang akan dilakukan, kemudian periksa ulang dengan om loop sebelum menyerahkan kepada on loop.
3. Om loop menyimpannya ke dalam tempat yang tepat, seperti kantong plastik, stoples dan sebagainya yang steril.
4. Berikan label yang memuat : a. Nama pasien
b. Nomor C.M. ( Catatan Medik ) c. Tanggal Operasi
d. Nama specimen
5. Apabila diambil lebih dari satu specimen, specimen-specimen itu harus diberi nomor label sesuai dengan urutan diangkatnya dan tempatkan dalam tempat yang terpisah kecuali dokter meminta untuk menyimpan dalam satu wadah.
6. Organ-organ yang solid seperti : hati, limpa, uterus, dan lain-lain biasanya dipotong dahulu oleh Dokter sebelum disimpan pada tempat yang sudah berisi pengawet.
7. Organ yang berbentuk pipa seperti : jaster, Colon, Vesica Winara harus dibuka dulu agar bahan pengawet mengenai sisi luar dan dalamnya.
8. Jangan membuat trauma pada jaringan specimen seperti biopsi nosofaringeal.
9. Tidak boleh memasukkan dengan paksa ke dalam tempat yang sempit.
10. Jangan membuang specimen kecuali Dokter memintanya untuk dibuang.
b. Prosedur khusus Penanganan
Specimen untuk Pemeriksaan Histologi
1. Rendam specimen dalam formalir 10% (0 cc larutan formalir kadar 40% dalam 90 cc air )
2. Tutup rapat-rapat tempat specimen tadi untuk mencegah penguapan bahan pengawet.
c. Prosedur Khusus penanganan
Specimen Untuk Kultur.
1. Simpan dalam stoples atau tabung pemeriksaan / test tube yang steril oleh instrumenter.
2. Tidak boleh diberi bahan pengawet, karena jaringan harus dalam keadaan segar dan seperti asalnya.
3. Idealnya specimen untuk kultur dikirim segera kalau tidak specimen tersebut harus disimpan oleh kotak yang bersuhu ruangan, untuk mempertahankan agar jumlah bakteri tetap sampai kultur dilakukan.
d. Prosedur Khusus Penanganan
Specimen untuk Frozen Section
1. Pastikan bahwa bagian ahli, Patologi sudah diberitahu
sebelumnya, biasanya sehari sebelumnya diberitahu oleh dokter ahli bedah yang akan mengoperasi pasien.
2. Perintahlah seseorang untuk bersiap-siap pergi mengantarkan specimen ke bagian Patologi Anatomi.
3. Ingatkan dokter untuk mengisi formulir Histologi dengan tepat, misalnya riwayat klinis dan penemuan operasi.
4. Simpan specimen dalam wadah yang sudah diberi label. Untuk pemeriksaan ini tidak perlu bahan pengawet.
5. Tuliskan nomor telepon yang harus dihubungi oleh ahli oleh patologi pada sebelah kanan atas formulir sehingga hasil dapat diperoleh dengan cepat.
6. Specimen dikirimkan ke Laboratorium P.A.
7. Catatkan hasil pemeriksaan dengan nama pasien nomor catatan medik, bila cocok laporkan segera ke dokter.
8. Jika specimen dikembalikan ke kamar bedah, rendam specimen itu dalam formulir tandai pada tempat specimen itu “Frosen section sudah dilakukan”.
e. Prosedur Khusus Penanganan
Specimen Untuk Difoto.
1. Tempatkan specimen pada sebuah tempat yang datar, kalau perlu yang dilapisi duk.
2. Sebelum dilakukan pemeriksaan specimen tidak boleh diberi bahan pengawet.
f. Prosedur khusus Penanganan Benda
1. Simpan dalam kotak kontainer seperti stoples, kemudian
kembalikan pada pasien, benda asing ini dapat berupa : tulang ikas, gigi palsu, dan sebagainya.
2. Benda asing jika perlu dibungkus dengan kertas kasa, kemudian masukkan ke dalam wadah/stoples, catat dalam buku catatan benda asing, kemudian serahkan kepada polisi sebagai tanda polisi mengambilnya ia harus menandatangani catatan tadi. 3. Data yang dibentuk dalam tubuh dimasukkan ke dalam kantong
plastik tanpa bahan pengawet dan diberi label. Tanyakan pada dokter apakah data tersebut diperlukan oleh analisa atau diserahkan ke keluarganya.
Catatan :
Semua specimen harus dikirimkan dengan formulir yang tepat dan sudah ditandatangani.
Specimen pada bagian yang menular misalnya : Hepatitis B harus ditangani lebih hati-hati.
Simpan specimen ini pada stoples yang berlabel khusus, sehingga orang-orang yang menanganinya akan lebih hati-hati.