DELIK TERTENTU DALAM KUHP A. DELIK TERKAIT HARTA BENDA
Kejahatan terhadap harta benda merupakan kejahatan yang paling banyak terjadi di dalam masyarakat. Jenis-jenis kejahatan terhadap harta benda diatur dalam Buku II KUHP, antara lain adalah pencurian, pemerasan, penggelapan, penipuan dan penadahan,
Unsur-unsur khas dari masing-masing tindak pidana terhadap harta benda ialah:
1. dari pencurian (diefstal) : mengambil barang orang lain untuk memilikinya;
2. dari pemerasan : (afpersing) : memaksa orang lain dengan kekerasan untuk memberikan sesuatu;
3. dari penipuan (oplichting) : membujuk orang lain dengan tipu muslihat untuk memberi sesuatu;
4. dari penggelapan (verduistering) : memiliki barang yang sudah ada ditangannya (zich to eigenen);
5. dari penadahan : menerima atau memperlakukan barang yang diperoleh orang lain.
Berikut ini akan dijelaskan unsur delik tersebut diatas sebagaimana diatur dalam KUHP.
Pencurian Pasal 362 KUHP
“Barangsiapa mengambil sesuatu barang, yang seluruhnya atau sebagian kepunyaan orang lain, dengan maksud untuk dimiliki secara melawan hukum, diancam karena pencurian, dengan pidana penjara paling lama lima tahun, atau
pidana denda paling banyak sembilan ratus rupiah.”
Bagian inti delik (delict bestanddelen) : 1. barangsiapa;
Modul Delik Tertentu dalam KUHP 7
Kata mengambil (wegnemen) dalam arti sempit terbatas pada menggerakkan tangan dan jari-jari, memegang barangnya, dan mengalihkannya ke lain tempat.1 Perbuatan mengambil juga diartikan perbuatan yang mengakibatkan barang dibawah kekuasaan yang melakukan atau yang mengakibatkan barang berada di luar kekuasaan pemiliknya.Menurut HR tanggal 12 Nopember 1894 pengambilan telah selesai jika barang berada pada pelaku, sekalipun ia kemudian melepaskan karena diketahui.
3. sesuatu barang;
dalam pengertian sesuatu barang, tidak hanya yang mempunyai nilai ekonomis akan tetapi termasuk juga yang mempunyai nilai non ekononomis seperti karcis kereta api yang telah terpakai (HR 28 April 1930) dan sebuah kunci sehingga pelaku dapat memasuki rumah orang lain (HR 25 Juli 1933).
4. barang itu seluruhnya atau sebagian kepunyaan orang lain;
Barang yang diambil oleh pelaku tidak perlu kepunyaan orang lain pada keseluruhannya, barang itu bisa saja merupkan milik atau kepunyaan bersama antara korban dan pelaku.
5. dengan maksud untuk dimiliki secara melawan hukum.
Perbuatan mengambil barang orang lain itu dilakukan oleh pelaku untuk memilikinya yang dikendaki tanpa hak atau kekuasaan pelaku. Dalam hal ini pelaku harus menyadari bahwa barang yang diambilnya ialah milik orang lain.
Pencurian dengan Pemberatan Pasal 363 KUHP
(1) Diancam dengan pidana penjara paling lama tujuh tahun: 1. Pencurian ternak
2. Pencurian pada waktu ada kebakaran, letusan, banjir, gempa bumi atau gempa laut, gunung meletus, kapal karam, kapal terdampar, kecelakaan kereta api, huru hara, pemberontakan atau bahaya perang;
3. Pencurian diwaktu malam dalam sebuah rumah atau pekarangan tertutup yang ada rumahnya, yang dilakukan oleh orang yang ada disitu tidak diketahui atau tidak dikehendaki oleh yang berhak;
Modul Delik Tertentu dalam KUHP 8
4. Pencurian yang dilakukan oleh dua orang atau lebih dengan bersekutu; 5. Pencurian yang untuk masuk ke tempat melakukan kejahatan atau untuk
sampai pada barang yang diambil, dilakukan dengan merusak, memotong
atau memanjat, atau dengan memakai anak kunci palsu,2 perintah palsu atau
pakaian jabatan palsu
(2) Jika pencurian yang diterangkan dalam butir 3 disertai dengan salah satu hal dalam butir 4 dan 5, maka diancam dengan pidana penjara paling lama sembilan tahun.
Pencurian yang dirumuskan dalam Pasal 363 KUHP disebut dengan Pencurian Berat yaitu pencurian dalam bentuk pokok sebagaimana dirumuskan dalam Pasal 362 KUHP ditambah dengan unsur-unsur lain yang memberatkan sebagaimana dirumuskan dalam Pasal 363 Ayat (1) KUHP dengan penjelasan sebagai berikut: 1. Pencurian ternak;
Obyek dari pencurian disini ialah berupa hewan ternak.
2. Pencurian pada waktu ada kebakaran, letusan, banjir, gempa bumi atau gempa laut, gunung meletus, kapal karam, kapal terdampar, kecelakaan kereta api, huru hara, pemberontakan atau bahaya perang;
Keadaaan-keadaan tersebut diatas merupakan keadaan bencana dan dapat dipastikan pada saat itu orang-orang dalam kondisi panik dan cemas hingga mereka kurang memperhatikan barang-barang kepunyaannya. Oleh karena itu dalam keadaan seperti itu akan mempermudah tindakan pencurian.
3. Pencurian diwaktu malam dalam sebuah rumah atau pekarangan tertutup yang ada rumahnya, yang dilakukan oleh orang yang ada disitu tidak diketahui atau tidak dikehendaki oleh yang berhak;
Rumah merupakan tempat kediaman atau tempat tinggal. Disamping rumah, gerbong kereta api, perahu atau setiap bangunan yang dibuat sedemikian rupa untuk tempat kediaman termasuk juga dalam pengertian rumah.
Pekarangan tertutup ialah sebidang tanah yang mempunyai tanda-tanda batas yang nyata yang menunjukkan bahwa tanah dapat dibedakan dari bidang-bidang tanah sekelilingnya. Tanda-tanda batas itu dapat juga berupa saluran air, tumpukan batu-batu, pagar bambu, dsb.14)
Modul Delik Tertentu dalam KUHP 9
4. Pencurian yang dilakukan oleh dua orang atau lebih dengan bersekutu;
Dalam hal ini pencurian itu harus dilakukan oleh dua orang atau lebih dengan bekerja sama baik fisik maupun psikis, artinya tindakan pencurian yang mereka lakukan haruslah didasarkan pada kehendak bersama.
5. Pencurian yang untuk masuk ke tempat melakukan kejahatan atau untuk sampai pada barang yang diambil, dilakukan dengan merusak, memotong atau memanjat, atau dengan memakai anak kunci palsu,3 perintah palsu atau pakaian jabatan palsu.
Perintah palsu ialah perintah yang seakan-akan asli dan seakan-akan dikeluarkan oleh orang yang berwenang membuatnya berdasarkan UU atau peraturan lain, sedangkan pakaian jabatan palsu ialah pakaian yang dipakai oleh seseorang yang seakan-akan orang itu berhak memakainya.
Pasal 365 KUHP
(1) Diancam dengan pidana penjara paling lama sembilan tahun pencurian yang didahului, disertai atau diikuti dengan kekerasan atau ancaman kekerasan terhadap orang dengan maksud untuk mempersiapkan atau mempermudah pencurian, atau dalam hal tertangkap tangan, untuk memungkinkan melarikan diri sendiri atau peserta yang lain, atau untuk tetap menguasai barang yang dicuri. (2) Diancam dengan pidana paling lama dua belas tahun :Jika perbuatan dilakukan
pada waktu malam dalam sebuah rumah atau pekarangan tertutup yang ada rumahnya, di jalan umum, atau dalam kerta api, atau trem yang sedang berjalan.
1. Jika perbuatan dilakukan oleh dua orang atau lebih dengan bersekutu.
2. Jika masuk ke tempat melakukan kejahatan dengan merusak atau memanjat atau dengan memakai anak kunci palsu, perintah palsu atau jabatan palsu. 3. Jika perbuatan mengakibatkan luka-luka berat.
(3) Diancam dengan pidana mati atau pidana penjara seumur hidup atau selama waktu tertentu paling lama dua puluh tahun, jika perbuatan mengakibatkan luka berat atau kematian dan dilakukan oleh dua orang atau lebih dengan bersekutu, disertai pula oleh salah satu hal yang diterangkan dalam nomor 1 dan 3.
Modul Delik Tertentu dalam KUHP 10
Bagian inti delik (delict bestanddelen) pasal ini sama dengan delik pencurian biasa (Pasal 362 KUHP). Ketentuan dalam Pasal 365 KUHP tidak berarti gabungan antara pencurian dengan delik kekerasan yang lain meskipun dilakukan dengan kekerasan atau ancaman kekerasan. Kekerasan dan ancaman kekerasan merupakan keadaan yang berkualifikasi. Maksudnya suatu keadaan yang mengubah kualifikasi pencurian (biasa) menjadi pencurian dengan kekerasan (sehari-hari disebut perampokan).
Pemerasan Pasal 368 KUHP
(1) Barangsiapa dengan maksud untuk menguntungkan diri sendiri atau orang lain secara melawan hukum, memaksa seseorang dengan kekerasan atau ancaman kekerasan untuk memberikan barang sesuatu, yang seluruhnya atau sebagian adalah kepunyaan orang itu atau orang lain, atau supaya membuat utang atau menghapuskan piutang, diancam karena pemerasan, dengan pidana penjara paling lama sembilan tahun.
(2) Ketentuan Pasal 365 ayat (2), (3) dan (4) berlaku bagi kejahatan ini.
Bagian inti delik (delict bestanddelen) ialah :
1. Dengan maksud untuk menguntungkan diri sendiri atau orang lain;
Hal ini merupakan tujuan terdekat dengan memakai paksaan dengan kekerasan atau ancaman kekerasan. Dengan adanya bagian inti untuk menguntungkan diri sendiri atau orang lain, maka delik ini ada persamaannya dengan delik penipuan yang dimaksud Pasal 378 KUHP, yaitu ada penyerahan sesuatu dari korban kepada pembuat. Akan tetapi terdapat perbedaan yang mendasar, yaitu pada delik pemerasan ini ada paksaan dengan kekerasan atau ancaman kekerasan sehingga orang itu menyerahkan sesuatu atau mengadakan utang atau menghapus piutang sedangkan pada delik penipuan, korban tergerak untuk menyerahkan sesuatu dan seterusnya karena rayuan memakai nama palsu, martabat palsu, tipu muslihat, rangkaian kata-kata bohong.
Pada delik pemerasan ini ancaman pidananya jauh lebih berat, lebih dua kali lipat.
Modul Delik Tertentu dalam KUHP 11
Dalam delik ini si pembuat mengetahui bahwa perbuatannya untuk menguntungkan diri sendiri itu melawan hukum.
3. Memaksa seseorang dengan kekerasan atau ancaman kekerasan.
Merupakan pemerasan jika seorang memaksa penyerahan barang yang dengan penyerahan itu dapat mendapatkan piutangnya, juga jika memaksa orang untuk menjual barangnya walaupun dia bayar harganya dengan penuh atau bahkan melebihi harganya (Hoge Raad, 23 Maret 1936, N. J 563 dan 814).
Menurut JM. Van Bemmelen – WFC Van Hattum, delik pemerasan berdasarkan Pasal 368 KUHP ini erat hubungannnya dengan delik pencurian dengan kekerasan atau perampokan (Pasal 365 KUHP), karena keduanya mengenai kekerasan atau ancaman kekerasan dan keduanya mengenai pengambilan barang orang lain. Perbedaannya ialah pada delik pemerasan ini ada semacam ”kerjasama” dengan korban, karena korban sendiri yang menyerahkan barang itu (dengan paksaan berupa kekerasan atau ancaman kekerasan) sedangkan delik pencurian dengan kekerasan tidaklah demikian, pencuri itu mengambilnya sendiri.
Pasal 369 KUHP
(1) Barangsiapa dengan maksud untuk menguntungkan diri sendiri atau orang lain secara melawan hukum, dengan ancaman akan membuka rahasia, memaksa orang supaya memberikan barang sesuatu yang seluruhnya atau sebagian kepunyaan orang itu atau orang lain, atau supaya membuat utang atau menghapuskan piutang, diancam dengan pidana penjara paling lama empat tahun.
(2) Kejahatan ini tidak dituntut kecuali atas pengaduan orang yang terkena kejahatan.
Bagian inti delik dari pasal ini sama dengan delik pemerasan (Pasal 368 KUHP), ditambah satu bagian inti lagi yaitu ”dengan ancaman akan membuka rahasia”. Jadi paksaannya itu berupa akan membuka rahasia korban jika tidak diberi sesuatu atau seterusnya itu. Dalam bahasa Belanda delik ini dikenal dengan Chantage.
Modul Delik Tertentu dalam KUHP 12 Penggelapan
Pasal 372 KUHP
”Barangsiapa dengan sengaja dan melawan hukum memiliki barang sesuatu yang seluruhnya atau sebagian adalah kepunyaan orang lain, tetapi yang ada dalam kekuasaannya bukan karena kejahatan diancam karena penggelapan, dengan pidana penjara paling lama empat tahun atau pidana denda paling banyak sembilan
ratus rupiah.”
Penggelapan adalah kejahatan yang hampir sama dengan pencurian dalam Pasal 362 KUHP, bedanya dalam pencurian, barang yang diambil untuk dimiliki itu belum berada di tangan si pelaku, sedangkan dalam kejahatan penggelapan, barang yang diambil untuk dimiliki itu sudah berada ditangan si pelaku tidak dengan jalan kejahatan atau sudah dipercayakan kepadanya.
Menurut putusan Mahkamah Agung tanggal 24 Juni 1901 perbedaan antara pencurian dan penggelapan terletak pada siapa yang secara nyata menguasai barangnya. Pencurian tidaklah mungkin terhadap suatu barang yang sudah berada dalam kekuasaan hukum dan kekuasaan nyata pelaku. Pengambilan barang secara melawan hukum dengan persetujuan si pemegang ialah pencurian.
Pasal 374 KUHP
”Penggelapan yang dilakukan oleh orang yang penguasaannya terhadap barang disebabkan karena ada hubungan kerja atau karena pencaharian atau karena
mendapat upah untuk itu, diancam dengan pidana penjara paling lama lima tahun.”
Menurut putusan Mahkamah Agung Nomor 35 K/Kr/1975 tanggal 25 September 1975 Pasal 374 KUHP ini hanyalah pemberatan dari Pasal 372 KUHP, yaitu apabila dilakukan dalam hubungan jabatan atau hubungan kerja, sehingga jika Pasal 374 KUHP dapat dibuktikan maka Pasal 372 KUHP dengan sendirinya dapat dibuktikan juga.
Yang diartikan dengan kata ”memiliki” (toe eigenen) sebagai dimaksud Pasal 374 KUHP ialah menguasai barang bertentangan dengan hak yang dipunyai
Modul Delik Tertentu dalam KUHP 13
seseorang atas barang tersebut (toe eigenen is een ”beschikken” over het goed in strijd met de aard van het richt, dat men over dat goed uitoefend), maka penggunaan uang oleh seorang pegawai negeri untuk keperluan lain (meskipun untuk itu dibuatkan bon) dari pada yang telah ditentukan merupakan kejahatan termaksud dalam Pasal 374 KUHP (MA No. 83 K/Kr/1956 tanggal 8 Mei 1957).
Penipuan Pasal 378 KUHP
”Barangsiapa dengan maksud untuk menguntungkan diri sendiri atau orang lain secara melawan hukum, dengan memakai nama palsu atau martabat palsu, dengan tipu muslihat ataupun dengan rangkaian kebohongan, menggerakkan orang lain untuk menyerahkan barang sesuatu kepadanya, atau supaya memberi utang maupun menghapuskan piutang, diancam karena penipuan dengan pidana penjara
paling lama empat tahun”.
Menurut HR tanggal 29 Maret 1949 unsur-unsur penipuan ialah:
1. dengan maksud untuk menguntungkan diri dengan melawan hukum ;
Menguntungkan diri dengan melawan hukum berarti menguntungkan diri sendiri dengan tiada hak.
Menurut HR tanggal 27 Mei 1935 pelaku harus mempunyai maksud untuk menguntungkan diri secara melawan hukum, dan adalah tidak perlu adanya pihak lain yang dirugikan. Hakim tidak perlu menerapkan terhadap siapa kerugian itu dibebankan.
2. menggerakkan orang untuk menyerahkan barang sesuatu ;
Untuk adanya „penyerahan‟ adalah perlu bahwa barang itu berpindah dari kekuasaan seseorang, akan tetapi tidak perlu bahwa barang itu juga jatuh dalam kekuasaan orang lain.
3. dengan menggunakan salah satu upaya penipuan.
Tipu muslihat merupakan perbuatan-perbuatan yang menyesatkan, yang dapat menimbulkan dalih-dalih yang palsu dan gambaran-gambaran yang keliru dan memaksa orang untuk menerimanya.
Terdapat suatu rangkaian kebohongan, jika antara pelbagai kebohongan itu terdapat suatu hubungan yang demikian rupa dan kebohongan yang satu
Modul Delik Tertentu dalam KUHP 14
melengkapi kebohongan yang lain, sehingga mereka secara timbal balik menimbulkan suatu gambaran palsu seolah-olah merupakan suatu kebenaran.
Nama palsu ialah nama yang bukan nama sebenarnya.
martabat palsu misalnya seseorang yang tidak mempunyai sesuatu jabatan mengaku dan bertindak sebagai pegawai polisi, notaris, pastor, dsb.
Putusan Mahkamah Agung Nomor 133 K/Kr/1973 tanggal 15 Nopember 1975 mengatakan bahwa seorang yang menyerahkan cek, padahal ia mengetahui bahwa cek itu tidak ada dananya, perbuatannya merupakan tipu muslihat sebagaimana termaksud dalam Pasal 378 KUHP.
Penadahan Pasal 480 KUHP
“Diancam dengan pidana penjara paling lama empat tahun atau pidana denda paling banyak sembilan ratus rupiah :
1. barang siapa membeli, menyewa, menukar, menerima gadai, menerima hadiah atau untuk menarik keuntungan, menjual, menyewakan, menukarkan, menggadai, mengangkut, menyimpan atau menyembunyikan sesuatu benda yang diketahui atau sepatutnya harus diduga bahwa diperoleh dari kejahatan penadahan;
2. barangsiapa menarik keuntungan dari hasil sesuatu benda yang diketahuinya, atau sepatutnya harus diduga bahwa diperoleh dari kejahatan.”
Delik penadahan sebagaimana dirumuskan Pasal 480 KUHP pada umumnya bersifat formil, sehingga ada tidaknya pihak lain yang dirugikan bukanlah unsur yang menentukan.
Tidak ada peraturan yang mengharuskan untuk lebih dahulu menuntut dan menghukum orang yang mencuri sebelum menuntut dan menghukum orang yang menadah. Menurut putusan Mahkamah Agung Nomor 79 K/Kr/1958 tanggal 9 Juli 1958, adanya orang yang kecurian dan adanya barang-barang yang berasal dari pencurian itu terdapat pula penadahnya, sudahlah cukup untuk menuntut yang bersangkutan karena penadahan.
Modul Delik Tertentu dalam KUHP 15 Pasal 481 KUHP
(1) Barangsiapa menjadikan sebagai kebiasaan untuk sengaja membeli, menukar, menerima gadai, menyimpan, atau menyembunyikan barang yang diperoleh dari kejahatan, diancam dengan pidana penjara paling lama tujuh tahun.
(2) Yang bersalah dapat dicabut haknya berdasarkan Pasal 35 nomor 1-4 dan haknya untuk melakukan pencaharian dalam mana kejahatan dilakukan.
Menurut HR tanggal 27 Juli 1895 untuk adanya sebagai kebiasaan adalah perlu adanya pengulangan perbuatan yang menunjuk pada adanya kebiasaan. Tidak perlu dibuktikan bahwa pelaku mempunyai kecendrungan untuk melakukan delik yang sama.
Perjudian Pasal 303 KUHP
(1) Dipidana dengan pidana penjara selama-lamanya sepuluh tahun atau denda sebanyak-banyaknya dua puluh lima juta rupiah, barangsiapa dengan tidak berhak :
Ke-1. dengan sengaja mengadakan atau memberi kesempatan berjudi sebagai mata pencahariannya, atau dengan sengaja turut campur dalam perusahaan main judi;
ke-2. dengan sengaja mengadakan atau memberi kesempatan berjudi kepada umum atau dengan sengaja turut campur dalam perusahaan perjudian itu, biarpun diadakan atau tidak diadakan suatu syarat atau cara dalam hal memakai kesempatan itu;
ke-3. turut main judi sebagai mata pencaharian.
(2) Jika yang bersalah melakukan kejahatan itu dalam pekerjaannya, maka dapat dicabut haknya melakukan pekerjaan itu.
(3) Main judi berarti tiap-tiap permainan, yang kemungkinan akan menang pada umumnya tergantung pada untung-untungan saja, juga kalau kemungkinan itu bertambah besar karena pemain lebih pandai atau lebih cakap. Main judi mengandung juga segala pertaruhan tentang keputusan perlombaan atau permainan lain, yang tidak diadakan oleh mereka yang turut berlomba atau main itu, demikian juga segala pertaruhan lain.
Modul Delik Tertentu dalam KUHP 16
Yang diancam hukuman dalam pasal ini ialah :
1. orang yang dengan sengaja mengadakan atau memberi kesempatan berjudi sebagai mata pencaharian. Misalnya seorang bandar atau orang lain yang membuka perusahaan tanpa izin dari yang berwajib;
2. orang yang dengan sengaja mengadakan atau memberi kesempatan berjudi kepada umum atau dengan sengaja turut campur dalam perusahaan judi itu, dengan atau tanpa syarat atau cara dalam hal memakai kesempatan itu, tanpa izin;
3. orang yang turut main judi sebagai mata pencaharian
Permainan dengan kartu yang tidak dapat digolongkan dalam judi ialah : bridge, domino, dsb yang tidak ada taruhan uangnya, sedangkan yang dapat digolongkan kedalam judi ialah dadu, tombola, totalisator pada pacuan kuda, pertandingan sepak bola, togel, dsb.
Pasal 303 (bis)
(1) Dipidana dengan pidana penjara selama-lamanya empat tahun atau denda setinggi-tingginya sepuluh juta rupiah :
ke-1. barangsiapa menggunakan kesempatan untuk main judi, yang diadakan dengan melanggar ketentuan-ketentuan tersebut pada Pasal 303;
ke-2. barangsiapa ikut serta permainan judi yang diadakan di jalan umum atau dipinggirnya maupun di tempat yang dimasuki oleh khalayak umum, kecuali jika untuk mengadakan itu ada izin dari pengawas yang berwenang.
(2) Jika ketika melakukan pelanggaran belum lewat dua tahun sejak adanya pemidanaan yang menjadi tetap karena salah satu dari pelanggaran-pelanggaran ini, dapat dikenakan pidana penjara selama-lamanya enam tahun atau denda setinggi-tingginya lima belas juta rupiah.
Modul Delik Tertentu dalam KUHP 17
- orang yang dengan sengaja mengadakan atau memberi kesempatan berjudi sebagai mata pencaharian. Misalnya seorang bandar atau orang lain yang membuka perusahaan tanpa izin dari yang berwajib;
- orang yang dengan sengaja mengadakan atau memberi kesempatan berjudi kepada umum atau dengan sengaja turut campur dalam perusahaan judi itu, dengan atau tanpa syarat atau cara dalam hal memakai kesempatan itu, tanpa izin;
- orang yang turut main judi sebagai mata pencaharian
Permainan dengan kartu yang tidak dapat digolongkan dalam judi ialah : bridge, domino, dsb yang tidak ada taruhan uangnya, sedangkan yang dapat digolongkan kedalam judi ialah dadu, tombola, totalisator pada pacuan kuda, pertandingan sepak bola, togel, dsb.
Perusakan Barang Pasal 406 KUHP
(1) “Barangsiapa dengan sengaja dan melawan hukum menghancurkan, merusakkan, membuat hingga tidak dapat dipakai lagi atau menghilangkan sesuatu benda yang seluruhnya atau sebagian kepunyaan orang lain, dihukum dengan hukuman penjara selama-lamanya dua tahun dan delapan bulan atau dengan hukuman denda setinggi-tingginya empat ribu lima ratus rupiah.
(2) Hukuman yang sama dijatuhkan kepada mereka yang dengan sengaja dan secara melawan hukum, membunuh, merusakkan, membuat tidak dapat dipakai lagiatau menghilangkan seekor hewan yang seluruhnya atau sebagian kepunyaan orang lain.
Modul Delik Tertentu dalam KUHP 18 B. DELIK TERKAIT ORANG
Jenis tindak pidana yang dimaksudkan menyangkut harga diri dan kehormatan orang, kesehatan orang, kemerdekaan orang maupun nyawa orang yang banyak ditemui dan terjadi dalam masyarakat. Tindak pidana tersebut berupa penghinaan, penganiayaan, perkosaan, pencabulan, kelalaian yang menyebabkan orang luka atau meninggal, perzinahan, dan pembunuhan.
Berikut akan diuraikan bunyi pasal dan penjelasannya.
Penghinaan Pasal 310 KUHP
(1) “Barangsiapa sengaja menyerang kehormatan atau nama baik seseorang dengan menuduh sesuatu hal, yang dimaksudnya terang supaya hal itu diketahui umum, diancam pidana karena pencemaran dengan pidana penjara paling lama sembilan bulan atau pidana denda paling banyak empat ribu lima ratus rupiah.” (2) “Jika hal itu dilakukan dengan tulisan atau gambaran yang disiarkan,
dipertunjukkan, atau ditempel dimuka umum, maka diancam dengan pencemaran tertulis dengan pidana penjara paling lama satu tahun empat bulan atau pidana denda paling banyak empat ribu lima ratus rupiah.”
(3) “Tidak merupakan pencemaran atau pencemaran tertulis, jika perbuatan jelas dilakukan demi kepentingan umum atau terpaksa untuk membela diri.”
Menurut putusan MA No. 109 K/Kr/1970 tanggal 10-1- 1973 perbuatan-perbuatan yang dilakukan oleh pembela untuk mempertahankan kepentingan yang dibelanya, dianggap dilakukannya karena terpaksa (noodzakelijke verdediging) asalkan saja perbuatan-perbuatan pembelaan itu dilakukannya dengan baik dan dengan cara yang tidak berlebihan.
Dalam tindak pidana menista dengan surat (smaadschrift) dan pada umumnya dalam tindak pidana penghinaan yang dimuat dalam buku II Bab XVI KUHP, tidak