Tanggal Terbit : 02 / 11 / 2015 No. Dokumen : Revisi :- Halaman : 006 Dibuat oleh :
Sarwanti, Amd. Kep. Diperiksa oleh : Suyanto, Amd. Kep. Disetujui oleh : Dr. Agung Wahyu Hidayat
Paraf : Paraf : Paraf :
1. Tujuan.
Sebagai pedoman dalam penatalaksanaan Deman Berdarah Dengue dan mencegah terjadinya komplikasi.
2. Ruang Lingkup.
Semua pasien poli umum di Puskesmas Kecamatan SINE yang menderita Demam Berdarah Dengue.
3. Uraian Umum
DBD disebabkan oleh virus denque yang ditularkan melalui nyamuk Aedes aegypti. Gambaran klinisnya sangat beragam dan kadang kala muncul dengan gejala yang tidak biasa. Masa tunas berkisar antara 3 sampai 15 hari. Penderita mendadak demam tinggi berlangsung terus selama 2 – 7 hari. Tampak tanda perdarahan, uji torniqet positif disertai petekie, purpura, ekimosis, epistaksis, perdarahan gusi, hematemesis, melena atau hematuria.,hati membesar dan ditemukan nyeri tekan epigastrium. Mungkin terdapat tanda syok, ( ekstremitas dingin, nadi dan cepat, tekanan sistolik < 90 mm Hg, tekanan nadi menurun. Pemeriksaan darah memperlihatkan trombositopenia da hemokonsentrasi
4. Prosedur.
Perawat melakukan pengukuran tekanan darah pasien dan menanyakan umur pasien serta mencatatnya dalam status.
Dokter menganamnesa pasien : ( criteria klinis menurut WHO, ) demam tinggi mendadak, tanpa sebab jelas, berlangsung terus menerus selama 2 – 7 menit.
Dokter melakukan pemeriksaan fisik.
Terdapat manifestasi perdarahan, termasuk uji torniquet positif, petekie, ekimosis, epistaksis, perdarahan gusi, hematemesis dan atau melena
4.4 Pemeriksaan penunjang.: Trobositopenia (< 100.000 ) dan Hemokonsentrasi ( HT > 20 % )
4.5 Dokter melakukan Pengobatan :
4.5.1 Penyuluhan pemberantasan sarang nyamuk. Anjuran istirahat dan banyak minum sangat penting.Pengobatan simtomatis dapat diberikan untuk menghilangkan gejala.
4.5.2 Infus diberikan bila penderita terus menerus muntah sehingga asupan peroral tidak mungkin dan penderita terancam hipovolemia intravaskular yang dapat ditentukan dengan pemeriksaan hematoktrit.
4.5.3 Larutan yang digunakan adalah ringer laktat.
5. Catatan mutu
5.1 Status pasien dalam rekam medik
SOP Puskesmas SINE
PUSKESMAS SINE DINAS KESEHATAN KABUPATEN NGAWI
DIARE
Tanggal Terbit : 02 / 11 / 2015 No. Dokumen : Revisi :- Halaman : 007 Dibuat oleh :
Sarwanti, Amd. Kep. Diperiksa oleh : Suyanto, Amd. Kep. Disetujui oleh : Dr. Agung Wahyu Hidayat
Paraf : Paraf : Paraf :
1. Tujuan
Sebagai pedoman dalam penatalaksanaan Diare dan mencegah terjadinya komplikasi
2. Ruang lingkup
Semua pasien Poli Umum di Puskesmas Kecamatan SINE yang menderita Diare
3. Uraian umum
Diare dapat diartikan sebagai buang air besar ( defekasi ) dengan tinja berbentuk cairan atau setengah cair. Sebagian besar diare di Indonesia disebabkan oleh bakteri dan parasit.
3.1 Bakteri penyebab diare antara lain : 3.1.1 Shigela Dysentriae, 3.1.2 Shigella flexneri. 3.1.3 Salmonella typhii. 3.1.4 Salmonella paratyphii A, B, C, 3.1.5 Vibrio cholerae 3.1.6 Vibrio eltor 3.1.7 Vibrio Parahemolitikus 3.1.8 Eschericia coli. 3.1.9 Campilobacter 3.1.10 Yersinia intestinalis
3.2 Diare akut oleh parasit antara lain : 3.2.1 Entamuba Histolityca.
3.2.2 Giardia lamblia.
3.2.3 Trichomonas intestinalis 3.2.4 Trichomonas Hominis.
3.3 Sedangkan akibat keracunan makanan : 3.3.1 Stafilokokus
3.3.2 Clostridium perfringens.
4. Prosedur
4.1 Dokter melakukan pengukuran tekanan darah pasien dan menanyakan umur pasien serta mencatatnya dalam status.
4.2 Dokter anamnesa perjalanan penyakit 4.2.1 Frekuensi diare.
4.2.2 Lamanya diare. 4.2.3 Perjalanan penyakit.
4.2.4 Informasi tentang tinja, yaitu volume, warna, bau, sisa makanan, lender,darah abdomen.
4.2.5 Juga perlu ditanyakan hubungan dengan makanan atau minuman terdahulu, hubungan dengan kejiwaan ( psikis )
4.3 Dokter melakukan pemeriksaan.
4.3.1 Pemeriksaan fisik harus seksama. 4.3.2 Hanya hanya abdomen.
4.3.3 Banyak pasien diare justru dapat didiagnosa sesudah mendapatkan kelainan di tempat lainnya ;
4.3.3.1 Kandiditias intestinal dapat didiagnosa dengan mendapatkan kelainan pada mulut atau sekitar anus. 4.4 Pengobatan.
Pengobatan terdiri dari 3 bagian yaitu :
4.4.1 Penyuluhan, kebersihan harus ditekankan pada penderita mengingat banyaknya factor predisposisi yang dapat menggagalkan pengobatan dan menyebabkan timbulnya diare kronis.
4.4.2 Diit, dianjurkan untuk mengkonsumsi makanan lunak dan menghindari makanan yang dapat merangsang lambung seperti makanan yang pedas dan asam. Jangan lupa mengganti cairan yang keluar dengan air dan elektrolit serta nutrisi. 4.4.3 Sintomatik seperti antidiare, analgetik, antipiretik, antiemetik, dll.
4.4.4 Antibiotik / anti parasit bila diperlukan.
5.Catatan mutu
5.3 Status pasien dalam rekam medik
SOP Puskesmas SINE
DIARE 007
PUSKESMAS SINE DINAS KESEHATAN KABUPATEN NGAWI
HIPERTENSI
Tanggal Terbit : 02 / 11 / 2015 No. Dokumen : Revisi :- Halaman : 008 Dibuat oleh :
Sarwanti, Amd. Kep.
Diperiksa oleh : Suyanto, Amd. Kep.
Disetujui oleh :
Dr. Agung Wahyu Hidayat
Paraf : Paraf : Paraf :
1.
TUJUANSebagai pedoman dalam penatalaksanaan Hipertensi dan mencegah terjadinya komplikasi.
2.
Ruang lingkupSemua pasien di poli umum di Puskesmas Kecamatan SINE yang mengalami Hipertensi.
3.
Uraian UmumHipertensi adalah tekanan darah yang sama atau melebihi 140 mmhg sistolik
Klasifikasi tekanan darah
Sistolik Diastolik Optimal <120 <80 Normal <130 <85 Normal tinggi 130-139 85-89 Derajat 1 140-159 90-99 Derajat 2 160-179 90-94 Derajat 3 > 180 >110
4.
Prosedur4.1 Perawat melakukan pengukuran tekanan darah pasien dan menanyakan umur pasien serta mencatatnya dalam status.
a. Dokter menganamnesa pasien : Gejala – gejala pusing, pegel –pegel, kesemutan, 4.3 Dokter melakukan pemeriksaan fisik antara lain :
4.3.1 mencari factor resiko hipertensi : merokok, DM, obesitas, jantung 4.3.2 Mengukur suhu badan pasien
4.3.3 menganjurkan untuk pemeriksaan laboratorium : kolesterol HDL, LDL asam urat
SOP Puskesmas SINE
4.4 Dokter melakukan terapi :
4.4.1 Anjuran istirahat dan banyak minum sangat penting, juga anjuran untuk menghentikan kebiasaan merokok.
4.4.2 Sedapat mungkin menghilangkan atau setidaknya menghindari faktor pencetus serangan seperti misalnya stress, asap rokok, hindari makan berlemak dan tinggi garam
4.4.3 Pemberian obat anti hipertensi
- Mulai dosis rendah yang tersedia , naikan bila respons belum optimal
- Kombinasi dua obat , dosis rendah lebih baik daripada satu obat
dosis tinggi
- Bila tidak ada respons satu obat, respons minim, atau ada efek
Samping ( batuk )pada pengguna captopril, ganti obat hipertensi yang lain
4.4.4 bila sistole >200mmhg rujuk ke RS setemp
5.Catatan mutu
5.4 Status pasien dalam rekam medik
SOP Puskesmas SINE
PUSKESMAS SINE DINAS KESEHATAN KABUPATEN NGAWI